BAB I...........................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN........................................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang Pelatihan Dasar....................................................................................................3
1.2 Tujuan Pelatihan Dasar.................................................................................................................3
1.3 Nilai-nilai Kedudukan dan Peran ASN dalam NKRI yang perlu Diaktualisasikan.......................4
a. SMART ASN...............................................................................................................................4
b. Manajemen ASN..........................................................................................................................6
1.4 Nilai-Nilai Dasar ASN yang Perlu Diaktulisasikan......................................................................7
a. Berorientasi Pelayanan.................................................................................................................7
b. Akuntabel.....................................................................................................................................8
c. Kompeten.....................................................................................................................................8
d. Harmonis......................................................................................................................................9
e. Loyal..........................................................................................................................................10
f. Adaptif........................................................................................................................................10
g. Kolaboratif.................................................................................................................................11
BAB II........................................................................................................................................................12
PROFIL ORGANISASI.............................................................................................................................12
2.1 Struktur Organisasi Unit Kerja.........................................................................................................12
2.2 Tugas dan Fungsi Organisasi Unit Kerja..........................................................................................13
2.3 Visi, Misi, dan Nilai-Nilai Organisasi..............................................................................................14
a. Visi.................................................................................................................................................14
b. Misi............................................................................................................................................14
c. Nilai-Nilai Organisasi.................................................................................................................14
BAB III......................................................................................................................................................16
RANCANGAN AKTUALISASI...............................................................................................................16
3.1 Identifikasi dan Pemilihan Isu....................................................................................................16
1. Identifikasi Isu............................................................................................................................16
2. Pemilihan Isu..............................................................................................................................16
3.2 Gagasan Pemecahan Isu.............................................................................................................18
1. Analisis Penyebab Isu.................................................................................................................18
2. Gagasan Pemecahan Isu.............................................................................................................18
3.3 Rancangan Kegiatan Aktualisasi Nilai-Nilai..............................................................................18
1. Milestone Kegiatan untuk Pemecahan Isu..................................................................................18
2. Uraian Kegiatan dan Aktualisasi Nilai-Nilai.................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam rangka mewujudkan tujuan nasional yang tercantum di dalam Pembukaan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945), yaitu memiliki ASN yang
profesional, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme,
mampu menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat dan mampu menjalankan peran
sebagai perekat persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945.
Seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) harus mengutamakan kepentingan nasional di atas
kepentingan lainnya, kepentingan nasional adalah bagaimana mencapai tujuan nasional yaitu
melindungi segenap bangsa Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang didasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Agar kepentingan bangsa ditempatkan di atas kepentingan
lain maka seorang Aparatur Sipil Negara harus memantapkan wawasan kebangsaan sebagai bekal
dalam mengawali pengabdian kepada Negara dan bangsa, menumbuhkan kesadaran bela Negara
dengan cara mengaktulisasikan nilai bela Negara dalam kehidupan sehari-hari, serta
mengimplementasikan ke dalam kerangka Sistem Administrasi NKRI.
Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (Latsar CPNS) adalah salah satu syarat mutlak
bagi CPNS untuk dapat diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS). Menurut Kep.LAN
No.94/2021 yang sejalan dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara (ASN) Pelatihan Dasar CPNS merupakan pendidikan dan pelatihan dalam masa
percobaan yang dilakukan secara terintegritas untuk membangun integritas moral, kejujuran,
semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan
bertanggung jawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang.
Pelatihan Dasar CPNS dilaksanakan dalam bentuk pelatihan klasikal dan/atau blended
learning, yang terdiri dari pelatihan mandiri, distance learning (e-learning dan aktualisasi),
pembelajaran klasikal di tempat penyelenggaraan Pelatihan Dasar CPNS.
1.3 Nilai-nilai Kedudukan dan Peran ASN dalam NKRI yang perlu Diaktualisasikan
a. SMART ASN
Didalam menghadapi tuntutan pekerjaan masa kini dan kedepan, sekurangnya terdapat 8
(delapan) karakteristik yang dianggap relevan bagi seorang Aparatur Sipil Negera (ASN)
yang disebut SMART ASN yaitu:
1. Integritas
Integritas merupakan salah satu atribut terpenting atau kunci yang harus dimiliki
oleh seorang pemimpin. Integritas adalah suatu konsep berkaitan dengan konsistensi
dalam tindakan-tindakan, nilai-nilai, metode-metode, ukuran-ukuran, prinsip-prinsip,
ekspektasi-ekspektasi dan berbagai hal yang dihasilkan. Seseorang yang memiliki
integritas berarti memiliki pribadi yang jujur dan memiliki karakter kuat. Integritas
bukan hanya sekedar perkataan, tetapi juga sebuah tindakan. Integritas adalah
konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai
luhur dan keyakinan. Dalam etika, integritas diartikan sebagai kejujuran dan
kebenaran atau ketepatan dari tindakan seseorang.
2. Nasionalisme
Makna nasionalisme secara politis merupakan manifestasi kesadaran nasional
yang mengandung cita-cita dan pendorong bagi suatu bangsa, baik untuk merebut
kemerdekaan atau mengenyahkan penjajahan maupun sebagai pendorong untuk
membangun dirinya maupun lingkungan masyarakat, bangsa dan negaranya.
Nasionalisme merupakan sesuatu yang harus terus dibangun dalam suatu bangsa.
Nasionalisme adalah paham atau ajaran untuk mencintai bangsa dan negara.
Nasionalisme Indonesia tidak berdiri sendiri, melainkan disadari sebagai suatu unsure
penting di dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Perspektif sejarah Negara
Indonesia mengantarkan pada pemahaman betapa pentingnya persatuan dan kesatuan
bangsa yang didasarkan pada prinsip-prinsip persatuan dan kesatuan bangsa serta rasa
nasionalisme
3. Profesionalisme
Didalam KBBI, profesional diartikan sebagai sesuatu yang memerlukan
kepandaian khusus untuk menjalankannya. Profesional yaitu serangkaian keahlian
yang dipersyaratkan untuk melakukan suatu pekerjaan yang dilakukan secara efesien
dan efektif dengan tingkat keahlian yang tinggi dalam rangka untuk mencapai tujuan
pekerjaan yang maksimal. Seseorang yang profesional merupakan orang yang
mempunyai komitmen pribadi yang mendalam atas pekerjaan, melibatkan seluruh
dirinya dengan giat, tekun, dan serius menjalankan pekerjaannya. Sikap profesional
juga tercermin pada pelaksanaan kualitas yang merupaka karakteristik atau tanda
suatu profesi atau seseorang yang profesional.
Profesionalisme adalah suatu tingkah laku, suatu tujuan atau rangkaian kualitas
yang menandai atau melukiskan coraknya. Profesional terdiri dari tiga unsur, yaitu
knowledge, skill, integrity.
4. Wawasan Global
Diera disrupsi yang dalam prosesnya terus bergerak begitu cepat dan massif,
seseorang harus berwawasan global (global citizen). Wawasan global adalah suatu
proses yang dirancang untuk mempersiapkan kemampuan dasar intelektual guna
memasuki kehidupan yang bersifat kompetitif sehingga mampu dipergunakan dengan
baik. Berwawasan global akan membawa kita untuk mengenali bahwa dunia itu tidak
memiliki batasan, kita pun akan tahu bagaimana cara menghargai perbedaan seperti
ras, warna kulit, ideologi dan nasionalisme.
5. Ilmu Teknologi dan Bahasa Asing
Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh penguasaan ilmu pengetahuan dan
teknologi, yang tidaklah instan melainkan diperlukan usaha yang konsisten dan terus
menerus. Perkembangan ilmu teknologi yang semakin pesat membawa banyak
perubahan di sektor kehidupan manusia. Karenanya penguasaan ilmu pengetahuan
dan teknologi merupakan suatu kewajiban bagi bangsa Indonesia dalam mewujudkan
sumber daya manusia yang berkualitas.
Seiring dengan perkembangan jaman, bahasa asing akan member jalan bagi
bangsa Indonesia untuk menyerap ilmu pengetahuan, atau menyebarkan ilmu yang
berkembang di Indonesia. Saat ini, masyarakat modern telah menjadi masyarakat
dunia yang tak lagi tersekat oleh jarak atau waktu berkat adanya kemajuan di bidang
teknologi informasi dan transportasi. Penggunaan bahasa asing juga menjadi pintu
agar bangsa Indonesia bisa berinteraksi dalam masyarakat global.
6. Hospitality
Hospitality adalah hubungan antar manusia yang didasari oleh kasih dan keinginan
untuk menolong manusia lain. Hal ini merujuk pada hubungan antara tamu dan
pelayanan dan juga pada aktivitas atau kegiatan keramah-tamahan. Dengan seiring
perkembangannya teknologi, interaksi nyata antar manusia juga semakin berkurang.
Tata karma serta sopan santun yang dimiliki semakin luntur dan sulit ditemukan.
Dengan demikian seorang ASN harus memiliki sifat hospitality, dimana ia mampu
mempunyai sikap ramah tamah kepada siapapun terutama kepada penerima pelayanan
publik atau masyarakat.
7. Networking
Networking merupakan poin penting dalam menjalani dunia kerja khususnya
dalam mengembangkan karier. Networking adalah jaringan yang terbentuk dari
pertukaran informasi atau ide di antara rekan seprofesi atau minat khusus. Networking
biasanya dipakai oleh kalangan profesional untuk memperluas jaringan relasi, yang
tujuannya digunakannya adalah untuk mencari peluang kerja, atau berbagi informasi
dan tren di bidang yang disukai.
8. Entrepreneurship
Entrepreneurship diartikan sebagai upaya untuk mengejar peluang tanpa
mempedulikan sumber daya yang dimiliki, sedangkan menurut pendapat lain
entrepreneurship diartikan sebagai proses memanfaatkan peluang untuk menciptakan
produk atau jasa yang baru dengan mengedepankan kreativitas dan keberanian. Sikap
yang dimiliki seorang entrepreneur yaitu, selalu berpikir positif dalam menghadapi
segala hal, respon yang positif dari individu terhadap informasi, kejadian, dan
kritikan, berorientasi jauh ke depan, selalu ingin tahu dan ingin mencari jalan keluar,
ingin selalu memberikan yang terbaik untuk orang lain, sikap yang penuh dengan
semangat dan berjuang keras, serta memiliki komitmen yang kuat, integritas yang
tinggi dan semangat untuk meraih mimpi.
b. Manajemen ASN
Sesuai dengan peraturan perundang-undangan No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara (ASN) disebutkan bahwa Manajemen ASN merupakan pengelolaan ASN
untuk menghasilkan pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi,
bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga
diharapkan agar selalu tersedia sumber daya manusia yang unggul selaras dengan
perkembangan jaman.
Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan kebijakan
yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan
intervensi semua golongan dan partai politik. Seorang pegawai ASN berfungsi sebagai
berikut:
1) Pelaksana kebijakan publik;
2) Pelayan publik; dan
3) Perekat dan pemersatu bangsa
Selanjutnya memiliki tugas yaitu :
1) Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
2) Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas, dan
3) Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Seorang ASN juga memiliki peran yaitu, perencana, pelaksana, dan pengawas
penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional melalui
pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang professional, bebas dari intervensi
politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
a. Berorientasi Pelayanan
Definisi pelayanan publik yang tercantum di dalam Undang-Undang Pelayanan
Publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan
pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan
penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh
penyelenggara pelayanan publik. Penyelenggara pelayanan publik dimaksud adalah
Aparatur Sipil Negara (ASN).
b. Akuntabel
Akuntabilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab kepada
seorang/organisasi yang memberikan amanat. Akuntabilitas berarti kewajiban untuk
mempertanggungjawabkan segala tindak dan tanduknya sebagai pelayan publik kepada
atasan, lembaga pembina, dan lebih luasnya kepada publik (Matsiliza dan Zonke, 2017).
Kode etik dalam konteks akuntabilitas yaitu ;
a. Kemampuan melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin
dan berintegritas tinggi,
b. Kemampuan menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung
jawab, efektif, dan efisien, dan
c. Kemampuan menggunakan kewenangan jabatannya dengan berintegritas tinggi
Akuntabilitas memiliki lima tingkatan, yaitu; akuntabilitas personal yang mengacu
pada nilai-nilai yang ada pada diri seseorang seperti kejujuran, moral, dan etika;
akuntabilitas individu mengacu pada hubungan individu dengan lingkungan kerjanya;
akuntabilitas kelompok mengacu pada kinerja sebuah institusi yang dilakukan atas
kerjasama kelompok; akuntabilitas organisasi mengacu pada hasil pelaporan kinerja yang
dicapai berupa pelaporan individu terhadap organisasi maupun kinerja organisasi kepada
stakeholders; akuntabilitas stakeholders mengacu pada pertanggungjawaban organisasi
pemerintah untuk mewujudkan pelayanan dan kinerja yang adil, reponsif, dan
bermartabat.
c. Kompeten
Kompetensi merupakan perpaduan aspek pengetahuan (knowledge), keterampilan
(skill), sikap (attitude) dalam kemampuan dan perilaku seseorang sesuai tuntutan kerja.
Kode etik kompenten:
a. Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah,
b. Membantu orang lain belajar, dan
c. Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.
Kompentensi terdiri dari tiga, yaitu ;
1. Kompetensi teknis : pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang diamati,
diukur, dan dikembangkan terkait bidang teknis jabatan.
2. Kompetensi Manajerial : pengetahuan, keterampilan, sikap/perilaku untuk memimpin
atau mengelola unit organisasi.
3. Kompetensi Sosial Kultural : pengetahuan, keterampilan, sikap/perilaku terkait
dengan pengalaman berinteraksi dengan masyarakat majemuk.
d. Harmonis
Berdasarkan pandangan dan pengetahuan mengenai keanekaragaman bangsa dan
budaya di Indonesia, sejarah pergerakan bangsa dan negara, konsep dan teori
nasionalisme berbangsa, serta potensi dan tantangannya maka sebagai ASN harus
memiliki sikap dalam menjalankan peran dan fungsi pelayanan masyarakat. Dalam
menjalankan tugas pelayanan kepada masyarakat ASN dituntut dapat mengatasi
permasalahan keberagaman, bahkan menjadi unsure perekat bangsa dalam menjaga
keutuhan NKRI, oleh sebab itu mengapa peran dan upaya selalu mewujudkan situasi dan
kondisi yang harmonis dalam lingkungan bekerja ASN dan kehidupan bermasyarakat
sangat diperlukan. Harmonis merupakan kerjasama antara berbagai faktor dengan
sedemikian rupa hingga faktor-faktor dapat menghasilkan satu kesatuan yang luhur.
Pedoman perilaku harmonis adalah sebagai berikut:
a. Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya,
b. Suka menolong orang lain, dan
c. Membangun lingkungan kerja yang kondusif.
Peran ASN Harmonis yaitu;
1. Bersikap netral dan adil, tidak boleh diskriminatif, harus obyektif, jujur, dan
transparan,
2. Bisa mengayomi kepentingan kelompok minor,
3. Memiliki sikap toleran atas perbedaan,
4. Suka menolong, dan
5. Menjadi figur dan teladan dilingkungan masyarakat.
e. Loyal
Dalam rangka mencapai tujuan nasional sebagaimana tercantum pada alinea ke-4
Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, salah satu sifat yang harus
dimiliki oleh seorang ASN ideal yang sejalan dengan tujuan nasional adalah sifat loyal
atau setia kepada bangsa dan negara. Loyal berarti kesetiaan paling tidak terhadap cita-
cita organisasi, lebih-lebih kepada NKRI. Sifat dan sikap loyal terhadap bangsa dan
negara dapat diwujudkan dengan sifat dan sikap loyal ASN kepada pemerintahan yang
sah sejauh pemerintahan tersebut bekerja sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku, karena ASN merupakan bagian atau komponen dari pemerintahan itu
sendiri. Terdapat beberapa karakteristik yang dapat digunakan oleh organisasi untuk
mengukur loyalitas pegawainya, antara lain:
a. Taat pada peraturan,
b. Bekerja dengan integritas,
c. Tanggung jawab pada organisasi,
d. Kemauan untuk bekerja sama,
e. Rasa memiliki yang tinggi,
f. Hubungan antar pribadi,
g. Kesukaan terhadap pekerjaan,
h. Keberanian mengutarakan ketidaksetujuan, dan
i. Menjadi teladan bagi pegawai lain.
Loyal dimaknai bahwa setiap ASN harus berdedikasi dan mengutamakan kepentingan
bangsa dan negara, dengan panduan perilaku sebagai berikut:
a. Memegang teguh ideologi Pancasila, UUD NKRI 1945, setia kepada NKRI serta
pemerintahan yang sah,
b. Menjaga nama baik sesame ASN, pimpinan instansi dan negara, dan
c. Menjaga rahasia jabatan dan negara.
f. Adaptif
Adaptif merupakan suatu proses yang menempatkan manusia yang berupaya
mencapai tujuan-tujuan atau kebutuhan untuk menghadapi lingkungan dan kondisi sosial
yang berubah-ubah agar tetap bertahan.
Panduan perilaku adaptif adalah sebagai berikut:
a. Cepat menyesuaikan diri terhadap perubahan,
b. Terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas, dan
c. Bertindak proaktif.
g. Kolaboratif
Kolaboratif merupakan serangkaian aktifitas bersama menghasilkan tujuan dan
strategi dan berbagai tanggung jawab serta sumber daya
Panduan perilaku :
a. Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi,
b. Terbuka dalam bekerjasama untuk menghasilkan nilai tambah, dan
c. Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan bersama.
BAB II
PROFIL ORGANISASI
a. Visi
Visi Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan adalah menjadi auditor internal
pemerintah berkelas dunia dan trusted advisor pemerintah untuk meningkatkan Good
Governance sektor publik dalam rangka mewujudkan visi misi Presiden dan Wakil Presiden
Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berlandaskan gotong royong.
b. Misi
Misi Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan anatara lain sebagai berikut :
1. Melaksanakan Pengawasan Intern terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan
Pembangunan Nasional; dan
2. Membangun Sumber Daya Pengawasan yang Berkualitas.
Misi organisasi tempat magang
c. Nilai-Nilai Organisasi
Dalam menjalankan tugasnya, Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Selatan bertumpu
pada nilai-nilai luhur yang mengilhami seluruh staf BPKP yaitu PIONIR yang berarti
pemrakarsa. PIONIR merupakan bentuk dari enam nilai yaitu :
1. Profesional
Suatu standar kualitas kerja keahlian yang menjamin kepercayaan masyarakat pada
umumnya dan pengguna jasa pada khususnya, karena dilandasi oleh pola kerja, pola
pikir, dan pola sikap menurut standar keahlian minimal yang ditetapkan oleh
organisasi profesi dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku
2. Integritas
Integritas adalah nilai yang mengandung makna gabungan dari kejujuran, objektivitas,
keberanian, konsistensi, dan konsekuensi. Nilai pengawasan, selain bergantung pada
kompetensi pengawas, juga sangat dipengaruhi oleh integritas
3. Orientasi pada Pengguna
Orientasi pada Pengguna adalah keinginan untuk membantu atau melayani pihak lain
untuk memenuhi kebutuhan mereka, dengan cara mengetahui dan memenuhi
kebutuhan pengguna meliputi pengguna internal dan eksternal
4. Nurani dan Akal Sehat
Nurani dan akal sehat adalah nilai untuk bertindak proporsional, menghindari diri dari
praktik pengawasan yang berlebihan. Dengan mempertimbangkan nurani dan akal
sehat, auditor ditantang untuk menerapkan etika pengawasan yang tertinggi. Nurani
merupakan sumber pertimbangan kebaikan etika dalam tahapnya yang tertinggi
5. Independen
Independensi mencakup dua hal yaitu independensi dalam sikap dan dalam
penampilan. Independensi tetap diperlukan bagi aparat pengawas intern tidak
terkecuali BPKP. Selain memberikan laporannya langsung kepada para pimpinan
lembaga eksekutif, BPKP juga memaparkan hasil pengawasannya kepada DPR
manakala diminta, tentunya dengan memperhatikan kaitannya dengan aspek kode etik
profesi.
6. Responsibel
Responsibel adalah sikap seorang yang mengakui adanya tanggung jawab yang
bermula pada dirinya (obligation to act). Ini adalah salah satu sikap yang dipercaya
merupakan komponen dari proses good governance.
RANCANGAN AKTUALISASI
1. Identifikasi Isu
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan di unit kerja perwakilan, serta
didukung oleh hasil diskusi bersama rekan kerja, senior, mentor, serta atasan. Identifikasi
isu yang terdapat pada Bidang Pengawas (Bidwas) Investigasi di BPKP Perwakilan
Sumatera Selatan adalah sebagai berikut :
a. Belum adanya petunjuk teknis tentang audit penyetaraan penyesuaian harga di Bidwas
Investigasi.
b. Belum adanya database untuk melakukan pemantauan dan analisis pada Laporan
Bulanan Bidwas Investigasi Perwakilan.
c. Belum adanya database yang menyimpan data-data dari mitra kerja Bidwas
Investigasi Perwakilan. (sebaiknya diganti karena memiliki penyebab yang sama
dengan poin b dan dicari alternatif lain dengan penyebab berbeda seperti buku saku
dll)
2. Pemilihan Isu
Dari berbagai isu di atas, selanjutnya isu-isu tersebut dianalisis dengan menggunakan
metode U-S-G (Urgency, Seriousness, Growth) untuk menentukan isu apa yang akan
menjadi prioritas untuk dilakukan penyelesaian. Penjelasan atas metode U-S-G adalah
sebagai berikut :
a. Urgency artinya seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis dan
ditindaklanjuti.
b. Seriousness artinya seberapa serius suatu isu harus dibahas dikaitkan dengan akibat
yang akan ditimbulkan.
c. Growth artinya seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak
ditangani segera.
Analisis dilakukan dengan memberikan skala nilai dengan rentang 1 – 5 untuk
menetukan isu yang akan menjadi prioritas. Semakin tinggi skala nilai yang diberikan
maka akan semakin prioritas isu tersebut dibahas. Hasil dari analisis pemilihan isu
berdasarkan metode U-S-G disajikan dalam table sebagai berikut :
Keterangan:
S : Seriuosness 4 : U-S-G
2 : Kurang U-S-G
1 : Tidak U-S-G
Berdasarkan analisis yang dilakukan, dapat diketahui bahwa yang menjadi
prioritas I diantara isu-isu tersebut adalah “Belum adanya database untuk melakukan
pemantauan dan analisis pada Laporan Bulanan Bidwas Investigasi Perwakilan”. Isu
tersebut dinilai mendesak untuk dibahas, dianalisis, dan ditindaklanjuti, serius jika
dikaitkan dengan akibatnya, dan kemungkinan memburuk jika tidak ditangani dengan
segera.
Belum adanya database untuk melakukan pemantauan dan analisis pada Laporan
Bulanan Bidwas Investigasi Perwakilan menyebabkan kurangnya efektifnya pemantauan
dan analisis Bidwas Investigasi karena belum adanya informasi yang terdigitalisasi yang
dapat membuat penggunanya menjadi lebih mudah dalam melakukan pemantauan serta
analisis pengambilan keputusan terbaik untuk meningkatkan kinerja Bidwas Investigasi
secara tepat dan cepat. Kurangnya keefektifan efektifitas atas informasi yang belum
terdigitalisasi merupakan permasalahan pada SMART ASN. Selanjutnya kurangnya
akuntabilitas dalam pemantauan dan analisis laporan menunjukkan perlunya peningkatan
pada Manajemen ASN. Apabila isu ini tidak segera ditindaklanjuti, akan berpengaruh
pada sifat dan karakteristik SMART ASN yang kurang optimal terutama dalam
memecahkan permasalahan yang terjadi secara tepat dan cepat.
Surrounding
Safety Tidak
optimalnya
penggunaan
teknologi pada
Bidwas
System Investigasi
Perwakilan
Pada fishbone diagram pemecahan isu ditekankan pada hubungan sebab dan
akibat. Berdasarkan diagram di atas, faktor utama penyebab isu tersebut yaitu:
a. Surrounding, dari faktor lingkungan dalam hal ini yaitu kebiasaan pegawai Bidwas
Investigasi Perwakilan yang masih menggunakan metode tradisional/manual dalam
melakukan pelaporan, pemantauan dan analisis data bulanan Bidwas Investigasi.
(maksud lingkungan dalam itu seperti apa?)
b. System, dari faktor sistem belum adanya sistem yang terintegrasi dalam pemusatan
data Laporan Bulanan pada Bidwas Investigasi Perwakilan.
c. Safety, dari faktor keamanan dalam hal ini belum adanya sistem keamanan yang
mengatur data-data Laporan Bulanan pada Bidwas Investigasi Perwakilan.
Berdasarkan hasil analisis penyebab isu yang telah dilakukan di atas, gagasan
pemecahan isu yang dibuat adalah pembuatan Database Laporan Bulanan Bidwas
Investigasi Perwakilan yang berfungsi sebagai alat dalam melakukan pemantauan dan
analisis terkait Laporan Bulanan Bidwas Investigasi Perwakilan. Database yang
dirancang akan memanfaatkan google spreadsheet dengan link yang disematkan dalam
grup WAG Bidwas Investigasi dengan kode keamanan untuk memudahkan akses pegawai
dan akuntabilitas pelaporan. Manfaat dari adanya database Laporan Bulanan Bidwas
Investigasi Perwakilan adalah sebagai berikut:
a. Penghematan terhadap penggunaan kertas yang terlalu banyak. (sebaiknya tidak
dimasukkan)
b. Memudahkan penyusun Laporan Bulanan Bidwas Investigasi Perwakilan dalam
pemantauan serta menganalisis data karena telah terintegrasi, terdigitalisasi dan
disertai dengan akses yang aman dan mudah. (pemantauan sudah ada di poin c)
c. Alat yang digunakan oleh koordinator dalam melakukan alat reviu Laporan Bulanan
Bidwas Investigasi Perwakilan yang telah sebelum dikirim setiap bulannya.
d. Sebagai alat pemantau realisasi kinerja Bidwas Investigasi Perwakilan bagi pimpinan
organisasi.