Anda di halaman 1dari 5

ANATOMY

Gastrointestinal System
Khalisaht –
FKUP’20
Peritoneum and Peritoneal Cavity
Peritoneum adalah membrane serosa yang melapisi  Mesentery  double layer peritoneum
rongga abdominopelvic. Terdiri dari dua lapisan
kontinu yang terbentuk oleh mesothelium:

(1) Parietal peritoneum.


 Melapisi permukaan internal dinding
abdominopelvic.
 Sensitif terhadap tekanan, nyeri, panas, dan
dingin (dekat dengan kulit).
 Nyerinya terlokalisasi.
(2) Visceral peritoneum.
 Langsung berikatan dengan organ.
 Tidak sensitif.
 Nyeri yang dihasilkan tidak terlokalisasi 
misal nyeri di usus dapat dirasakan di

yang terjadi akibat adanya invaginasi dari


suatu organ dan merupakan lanjutan dari
visceral dan parietal peritoneum 
menyediakan komunikasi neurovascular
antara organ dan dinding tubuh 
contohnya: mesentery of small intestine.
 Omentum  double-layered extension dari
peritoneum yang melapisi lambung dan
bagian proksimal duodenum ke organ-
organ yang berdekatan. Ada dua jenis:
- Greater omentum: four-layered
daerah epigastrik. peritoneal fold yang tergantung
kebawah dari greater curvature of
Peritoneal Cavity
Berada di dalam abdominal cavity dan mengandung
peritoneal fluid yang berfungsi sebagai:

 Lubrikasi permukaan peritoneal.


 Memungkinkan organ untuk bergerak satu
sama lain tanpa gesekan.
 Memungkinkan pergerakan pencernaan.

Hubungan organ-organ dengan peritoneum:

(1) Intraperitoneal organs: organ yang hampir


seluruhnya tertutupi oleh visceral peritoneum.
(2) Extraperitoneal, retroperitoneal, dan
subperitoneal organ: hanya bagian anteriornya
saja yang tertutupi oleh peritoneum.

Beberapa terminology yang digunakan untuk


mendeskripsikan bagian-bagian dari peritoneum
yang berhubungan dengan organ-organ.
stmach sampai proximal part of the
duodenum.
- Lesser omentum: lebih kecil, double-
layered peritoneal fold yang
menghubungkan lesser curvature of
stomach dan proxaml part duodenum
ke liver.

Peritoneal Ligament mengandung double layer


peritoneum yang menghubungkan organ dengan
organ lain atau ke dinding abdomen.

Liver terhubung ke:

 Anterior abdominal wall oleh falciform


ligament.
 Stomach oleh hepatogastric ligament.
 Duodenum oleh hepatoduodenal ligament.

Stomach terhubung ke:

 Permukaan inferior diafragma oleh


gastrophrenic ligament.
 Spleen oleh gastrosplenic ligament.
 Transverse colon oleh gastrocolic ligament.
Clinical Indications
(1) Peritonitis dan Ascites:
Dapat terjadi akibat  kontaminasi bakteri
ketika laparotomy, ketika organ pencernaan
mengalami trauma (luka tembus), atau
infeksi pecah (appendicitis), memungkinkan
gas, kotorna, dan bakteri masuk ke
peritoneal cavity.

(2) Abscess formation


Perforasi ulkus duodenum, rupture
gallbladder, atau perforasi apendiks dapat
menyebabkan pembentukan abses
(pengumpulan eksudat purulent  nanah) di

Transverse mesocolon (mesentery of large


intestine) membagi abdominal cavity menjadi:

 Supracolic compartment  stomach, liver,


dan spleen.
 Infracolic compartment  small intestine,
ascending, dan descending colon.
- Berada di bagian posterior dari greater
omentum dan terbagi menjadi: Right &
left infracolic spaces.
 Digunakan untuk makan, minum, menjaga
makanan keluar dari mulut ketika mengunyah,
berbicara, dan oskulasi (berciuman).
 Transitional zone: perbatasan bibir dengan kulit.
 Labial Frenula: lipatan mucous membrane di
midline, memanjang dari vestibular gingiva 
mucosa upper & lower lips.
 Vaskulariasi: Superior dan inferior labial
arteries.
- Upper lips: superior labial arteries  facial
dan infra-orbital arteries.
- Lower lips: inferior labial arteries  facial
dan mental arteries.
Oral Cavity  Inervasi:
- Upper lips: Superior labial branches of the
Oral region terdiri dari oral cavity, teeth, gingivae, infra-orbital nerves (CN V2)
tongue, palate, dan region dari palatine tonsils. - Lower lips: inferior labial branches of the
mental nerves (CN V3).
Oral Cavity
 Lymphatic supplies:
Memiliki dua bagian: - Upper & lateral parts of the lower lips:
submandibular lymph nodes.
(1) Oral vestibule: ruang antara gigi, gingivae - Lower lips: submental lymph nodes.
(gusi), bibir, dan pipi  komunikasi dengan
daerah luar melalui oral fissure (bukaan mulut)
 ukuran dari oral fissure dikontrol oleh peri-
oral muscles (orbicularis oris, buccinator,
risorius, depressor dan elevator dari bibir).
(2) Oral cavity proper: ruang antara upper dan
lower dental arches or arcades. Roof of the oral
cavity terbentuk oleh palate dan bagian
posteriornya terhubung dengan orofaring.

Lips, Cheeks, and Gingivae


Lips and Cheeks
Lips:

 Lipatan otot yang mengelilingi mulut dan dapat


bergerak.
 Ditutupi secara eksternal oleh kulit dan internal Gingivae
oleh mucous membrane.
 Terdiri dari jaringan fibrosa yang dilapisi
 Berfungsi sebagai katup dari oral fissure yang
selaput lender.
mengontrol masuk dan keluarnya “sesuatu” dari
 Attached gingiva: melekat pada alveolar
mulut, GI tract, dan Respiratory tract.
processes of the mandible & maxilla dan neck
of teeth.
 Gingiva proper: berbatasan langsung dengan
lidah, berwarna merah muda, berbintik-bintik,
dan terkeratinisasi.
- Superior labial gingiva.
- Inferior labial gingiva.
 Buccal gingiva: berdekatan dengan bibir dan
pipi.
 Alveolar mucosa: berwarna merah dan tidak

Struktur gigi:

 Crown  muncul dari gingiva.


 Neck  diantara crown dan root.
 Root  tertanam di tooth socket oleh
periodontium (jaringan ikat yang
mengelilingi akar).
 Terdiri dari dentin, yang ditutupi oleh
enamel diatas crown, dan cement diatas
root.
 Pulp cavity mengandung connective tissue,
blood vessel, dan nerves.
 Root canal  transmits nerves and vessels
terkeratinisasi.
melalui apical foramen.
Teeth  Tooth socket  berada di alveolar
processes of maxilla dan manndibula.
Fungsi utama:  Adjacent socker separates by interalveolar
septa.
 Memotong dan mencampur makanan
dengan saliva.
 Menopang diri sendiri di dalam tooth
socket.
 Berpartisipasi dalam artikulasi.

Anak-anak memiliki 20 deciduous teeth (primary);


orang dewasa memiliki 32 permanent teeth
(secondary).

Jenis-jenis gigi:

 Incisors: thin cutting edges.


 Canines: single prominent cones.
 Premolars: two cusps.
 Molars: three or more cusps.

Vascularisasi:

 Arteri: superior dan inferior alveolar


arteries.
 Vena: alveolar veins.
 Lymphatic vessels: submandibular
lymph nodes.
 Inervasi: Superiro (CN V2) dan
inferior (CN V3) alveolar nerves 
dental plexuses.

Tongue
Organ muscular yang dapat bergerak dan dilapisi  Inervasi:
oleh mucus membrane. Fungsi utamanya untuk
artikulasi dan menekan makanan masuk ke orofaring
ketika menelan.

Bagian lidah:

 Root  menempel pada bagian posterior


dari mandibula dan hyoid.
 Body  2/3 dari lidah.
 Apex  berada di bagian belakang incisor
teeth.

Struktur:

 Dorsum of the tongue: permukaan atas.


 Inferior surface: permukaan bawah.
 Terminal sulcus: membagi lidah menjadi
presulcal anterior part di oral cavity proper
dan postsulcal posterior part di orofaring.
 Midline groove: membagi anterior part
lidah menjadi bagian kanan dan kiri.
 Mukosanya kasar karena memiliki lingual
papillae:
- Vallate papillae: besar, terletak depan
terminal sulcus dan tersusun dalam
barisan berbentuk V. dipenuhi oleh
taste buds dan terdapat ductus dari
kelenjar serosa.
- Foliate papillae: lipatan kecil di bagian
lateral lidah. Poorly developed in
humans.
- Filiform papillae: long and numerous,
memiliki afferent nerve endings yang
sensitive terhadap sentuhan. Parallel
terhadap terminal sulcus
- Fungiform papillae: mushroom shaped
pink or red spots. Banyak dibagian
apex dan margin lidah.

Anda mungkin juga menyukai