Anda di halaman 1dari 1

assalamualaikum izin menanggapi topik pada sesi 7 kali ini mengenai deposisi asam

sebelum membahas lebih lanjut mengenai apa saja upaya upaya pengendalian deposisi asam,
sebaiknya kita mengetahui dulu apa itu deposisi asam.

Deposisi asam atau biasa disebut juga sebagai hujan asam adalah segala macam hujan dengan pH
dibawah 5,6 dimana standar hujan bersifat asam dengan pH paling sedikit dibawah 6 sebab
karbondioksida di udara yang larut dengan air hujan memiliki bentuk sebagai asam lemah. Jenis
asam dalam hujan tersebut sangat bermanfaat karena membantu melarutkan mineral dalam tanah
yang dibutuhkan oleh hewan dan tumbuhan.

Terjadinya hujan asam dapat menganggu keseimbangan ekosistem, lingkungan biotik maupun
abiotik. Salah satunya jenis plankton dan invertebrata yang paling cepat mati karena pengaruh kadar
zat asam yang tinggi. Penurunan ph tanah akibat deposisi asam juga menyebabkan terlepasnya
aluminium dari tanah dan menimbulkan keracunan. Akar yang halus akan mengalami nikrosis
sehingga penyerapan hara dan air terhambat, hal ini menyebabkan pohon kekurangan air dan hara
sehingga akhirnya akan mati.

Berikut upaya-upaya pengendalian deposisi asam :


 Bahan bakar dengan kandungan belerang rendah
Penggunaan gas alam akan mengurangi emisi zat pembentuk asam, akan tetapi kebocoran gas
ini dapat menambah emisi metan. Usaha lain yaitu dengan menggunakan bahan bakar non-belerang
atau bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan, misalnya metanol, etanol dan hidrogen. Dalam
penggunaannya juga harus berhati hati agar tidak menimbulkan masalah yang lain.
 Mengurangi kandungan belerang sebelum pembakaran
Pengurangan kadar belerang dalam bahan bakar bisa dengan menggunakan teknologi tertentu.
Misalnya batubara yang dicuci untuk membersihkan kotoran dan mengurangi kadar belerang yang
berupa pint (belerang dalam bentuk besi sulfida sampai 50-90%)
 Pengendalian pencemaran selama pembakaran
Beberapa teknologi untuk mengurangi emisi SO2 dan Nox pada waktu pembakaran telah
dikembangkan. Salah satu teknologi ialah lime injection in multiple burners (LIMB), dengan teknologi
ini emisi SO2 dpt dikurangi sampai 80% dan NOx 50%.
 Pengendalian setelah pembakaran
Dalam mengurangi zat pencemar dapat menggunakan gas ilmiah hasil pembakaran.
Teknologinya menggunakan FGD dimana menggunakan prinsip scrubbing (mengikat S02 di dalam
gas limbah dicerobong asap dengan absorben), dengan cara ini daoat mengikat 70 – 95%. Namun
terdapat kerugian yang dihasilkan yaitu terbentuknya limbah, akan tetapi limbah tersebut dapat
diubah menjadi gypsum yang digunakan dalam kegiatan industri.
 Mengaplikasikan prinsip 3R (Reuse, Recycle, Reduce)
Prinsip ini hendaknya bisa dijadikan landasan saat memproduksi suatu barang dimana produk
dapat digunakan kembali dan dapat didaur ulang sehingga jumlah sampah atau limbah yang
dihasilkan dapat dikurangi.

Sumber referensi :
BMP MKDU4112 MODUL 9 Hal 9.3 – 9.10

Anda mungkin juga menyukai