i
6) Penatalaksanaan.......................................................................................17
II. Terapi Farmakologi.....................................................................................17
BAB III..................................................................................................................19
ASUHAN KEPERAWATAN................................................................................19
1. Pengkajian...................................................................................................19
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN................................................................22
Gejala & tanda minor......................................................................................24
3. INTERVENSI.............................................................................................25
BAB III..................................................................................................................30
PENUTUP..............................................................................................................30
A. Kesimpulan.................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................31
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tekanan darah tinggi/hipertensi adalah kondisi medis di mana terjadi
peningkatan tekanan darah secara kronis (jangka waktu lama). Penyakit ini adalah
salah stu jenis penyakit yang sangat berbahaya. Penderita hipertensi di dunia saat
ini diperkirakan mencapai lebih dari 800 juta orang. Sebanyak 10-30 % dari
jumlah penduduk dewasa hampir di setiap Negara.Berdasarkan data Lancet
(dalam McMarthy, 2010), jumlah penderita hipertensi di seluruh dunia terus
meningkat. Di India, penderita hipertensi mencapai 60,4 juta orang pada tahun
2002 dan diperkirakan 107,3 juta orang pada tahun 2025. Di China, 98, 5 juta
orang dan bakal jadi 151, 7 juta orang pada tahun 2025. Di bagian lain di Asia,
tercatat 38, 4 juta penderita hipertensi pada tahun 2000 dan diperkirakan menjadi
67, 4 juta orang tahun 2025.
Di Indonesia, mencapai 17-21% dari populasi penduduk dan kebanyakan
tidak terdeteksi. Di Indonesia banyaknya penderita Hipertensi diperkirakan 15 juta
orang tetapi hanya 4% yang merupakan hipertensi terkontrol. Prevalensi 6-15%
pada orang dewasa, 50% diantaranya tidak menyadari sebagai penderita hipertensi
sehingga mereka cenderung untuk menjadi hipertensi berat karena tidak
menghindari dan tidak mengetahui factor risikonya, dan 90% merupakan
hipertensi esensial.
1
9. Bagaimana asuhan keperawatan dari hipertensi?
10. Sebutkan dan jelaskan anfis jantung
1.3. Tujuan
1) Untuk mengetahui definisi dari hipertensi.
2) Untuk mengetahui klasifikasi dari hipertensi.
3) Untuk mengetahui etiologi dari hipertensi.
4) Untuk mengetahui manifestasi klinis dari hipertensi.
5) Untuk mengetahui patofisiologi hipertensi.
6) Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang pada hipertensi.
7) Untuk mengetahui penatalaksanaan dari hipertensi.
8) Untuk mengetahui asuhan keperawatan dari hipertensi.
9) Untuk mengetahui anfis jantung
BAB II
TINJAUAN TEORI
1) Klasifikasi
Hipertensi dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Normal: Sistolik kurang dari 120 mmHg diastolic kurang dari 80
mmHg.
Prahipertensi: Sistolik 120 sampai 139 mmHg diastolic 80 sampai
89 mmHg.
Stadium 1: Sistolik 140 sampai 159 mmHg diastolic 90 sampai 99
mmHg.
Stadium 2: Sistolik >169 mmHg diastolic > mmHg.
Berdasarkan etiologinya, hipertensi diklasifikasikan menjadi:
a) Hipertensi primer/esensial (insiden 80-95%): hipertensi yang tidak
diketahui penyebabnya.
b) Hipertensi sekunder: akibat suatu penyakit atau kelainan mendasari,
seperti stenosis arteri renalis, penyakit parenkim ginjal,
feokromositoma, hiperaldosteronisme, dan sebagainya. Secara klinis
derajat hipertensi dapat dikelompokkan yaitu:
No. Kategori Sistolik (mmHg) Diastolic
(mmHg)
1. Optimal <120 <80
Normal 120-129 80-84
High normal 130-139 85-89
Hipertensi
Grade 1 ( ringan ) 140-159 90-99
Grade 2 ( sedang ) 160-179 100-109
Grade 3 ( berat ) 180-209 100-119
Grade 4 ( sangat berat ) >210 >120
2) Etiologi
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan :
a) Hipertensi Primer ( esensial )
Disebut juga hipertensi idiopatik karena tidak diketahui penyebabnya.
Faktor yang mempengaruhinnya yaitu: genetic, lingkungan, hiperaktifitas
saraf simpatis system renin. Angiotensin dan peningkatan Na + Ca
intraseluler. Faktor faktor yang meningkatkan resiko: obesitas, merokok,
alcohol dan polisitemia.
b) Hipertensi sekunder
Penyebabnya yaitu: penggunaan estrogen, penyakit ginjal, sindrom
cushing dan hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan. Hipertensi
pada usia lanjut dibedakan atas:
Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140
mmHg dan atau tekanan diastolic sama atau lebih besar dari 90
mmHg.
Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar
dari 160 mmHg dan teperkanan diastolic lebih rendah dari 90
mmHg.
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya
perubahan perubahan pada:
a. Elastisitas dinding aorta menurun
b. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
c. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun
sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah
menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumennya.
d. Kehilangan elastisitas pembuluh darah. Hal ini terjadi karena
kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi.
e. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer
3) Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak di pusat vasomotor, pada medulla di otak. Dari pusat vasomotor ini
bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan
keluar darikolumna medulla spinalis ke ganglia simpatis di torak dan
abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls
yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis.
Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang merangsang
serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan
dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah.
Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi
respon pembuluh darah terhadap rangsangan vasokonstriktor. Individu
dengan hipertensi sangat sensitive terhadap norepinefrin, meskipun tidak
diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bias terjadi. Pada saat
bersamaan dimana system simpatis merangsang pembuluh darah sebagai
respon rangsang emosi. Kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan
tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin,
yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan
steroidlainnya, yang dapat memperkuat respon vasokonstriktor pembuluh
darah.Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran darah ke ginjal,
mengakibatnkan pelepasan rennin. Renin merangsang pembentukan
angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, saat
vasokonstriktor kuat, yang padagilirannya merangsang sekresi aldosteron
oleh korteks adrenal. Hormone ini menyebabkan retensi natrium dan air
oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatanvolume intravaskuler. Semua
faktor tersebut cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.
4)
4) Pathway
osisi: usia, jenis kelamin, merokok, stress, kurang olahraga, genetic, alcohol, konsentrasi gram, obesitas
Aliran darah makin cepat keseluruh tubuh
Beban kerja jantung ↑
sedangkan nutrisi
dalam sel sudah mencukupi kebutuhan
Kerusakan vaskuler pembuluh darah HIPERTENSI Tekanan sistemik
darah ↑
Resistensi pembuluh
Vasokontriksi darah otak ↑ Nyeri kepala
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses dimana kegiatan yang
dilakukan yaitu mengumpulkan data, mengelompokkan data, dan
menganalisa data. Data fokus yang berhubungan dengan hipertensi
meliputi:
a. Identitas pasien
Umur : kejadian hipertensi cenderung meningkat seiring dengan
pertambahan usia. Namun penyakit hipertensi tidak selalu hadir
seiring dengan proses penuaan.
Jenis kelamin: laki – laki atau perempuan memiliki
kemungkinan yang sama untuk mengalami penyakit hipertensi,
namun laki – laki lebih beresiko mengalami hipertensi
dibandingkan dengan perempuan saat berusia sebelum 45 tahun.
Sebaliknya saat usia 45 tahun ke atas, perempuan lebih beresiko
mengalami hipertensi dibandingkan laki – laki karena
dipengaruhi oleh hormon.
b. Biodata penanggung jawab: Nama, usia, jenis kelamin, pekerjaan,
agama, status, alamat.
c. Keluhan utama
Biasanya pasien mengeluhkan sakit kepala, pusing, tidak bisa tidur,
lemah.
d. Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan sekarang
Biasanya pasien dengan hipertensi didapatkan tekanan darah
yang meningkat dengan sistol > 140 mmHg diastole > 90
mmHg.
Riwayat kesehatan dahulu
Apakah sebelumnya pasien pernah menderita hipertensi.
Riwayat kesehatan keluarga
Apakah dalam keluarga pasien ada riwayat hipertensi.
e. Pola Fungsi Kesehatan
a) Aktivitas/ istirahat
Pada penderita hipertensi biasanya terjadi kelemahan, letih,
nafas pendek, dan gaya hidup monoton. Ditandai dengan frekuensi
jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea.
b) Integritas ego
Pada penderita hipertensi biasanya terjadi karena riwayat
perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria, atau marah
kronik (dapat mengindikasikan kerusakan serebral). Faktor- faktor
stress multiple (hubungan keuangan yang berkaitan dengan
pekerjaan).
Tanda: Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan kontinu
perhatian tangisan yang meledak, gerak tangan empati, otot muka
tegang (khususnya sektor mata), gerakan fisik cepat, pernafasan
menghela, peningkatan pola bicara.
c) Eliminasi
Pada penderita hipertensi biasanya terjadi gangguan ginjal saat ini
atau yang lalu (seperti infeksi/obstruksi atau riwayat penyakit
ginjal masa yang lalu).
d) Makanan/Cairan
Pada pasien hipertensi biasanya makanan yang disukainya
mencakup makanan tinggi garam, tinggi lemak, tinggi kolesterol
(seperti makanan yang digoreng, keju,telur), gula – gula yang
berwarna hitam, kandungan tinggi kalori. Terjadinya perubahan
berat badan akhir – akhir ini (meningkat/menurun), dan riwayat
penggunaan diuretik (adanya oedema)
e) Neurosensori
Pada pasien hipertensi biasanya pasien mengeluh pening/pusing,
berdenyut, sakit kepala suboksipital (terjadi saat bangun dan
menghilang secara spontan setelah beberapa jam), kebas atau
kelemahan pada satu sisi tubuh, gangguan penglihatan (diplopia,
penglihatan kabur) dan epistaksis.
f. Pemeriksaan Head to Toe
a. Keadaan umum : pasien tampak lemah
b. GCS : E 4, V 5, M 6
c. Kesadaran : composmentis
d. TTV : tidak terdapat peningkatan suhu/ dalam rentang normal
(36,5 – 37, 2 º C), RR >20 x/menit, nadi cepat dan kuat
(>100x/menit), tekanan darah sistol >140 mmHg diastole > 90
mmHg.
e. Kulit
Inspeksi : tampak pucat
Palpasi : biasanya turgor jelek, lembab, edema.
f. Kepala
Inspeksi : pada pemeriksaan kepala lihat bentuk kepala, lesi,
distribusi rambut, dan warna rambut.
Palpasi : ada nyeri atau tidak
g. Mata
Inspeksi : konjungtiva anemis, seclera tidak icterus.
h. Telinga
Inspeksi : simetris kanan kiri, terlihat serumen atau tidak,
adanya lesi atau tidak.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
i. Hidung
Inspeksi : tidak ada polip, tidak ada lesi
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
j. Mulut
Inspeksi : kebersihan mulut cukup, tidak ada lesi
k. Leher
Inspeksi dan palpasi : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan
vena jugularis
l. Dada
- Paru-paru
Inspeksi : bentuk dada normal, pergerakan dada simetris
kanan kiri
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Auskultasi : tidak ada bunyi tambahan
Jantung
Auskultasi : bunyi S3, S4
Perkusi : bunyi redup
m. Abdomen
Inspeksi : tidak ada lesi
Palpasi : ada nyeri tekan
Perkusi : bunyi timpani
Auskultasi : terdengar bising usus
n. Ekstermitas
Inspeksi : lemah, penurunan aktivitas
Palapsi : edema tungkai kaki
o. Genetalia
Tidak terkaji
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Subjektif
(tidak tersedia)
Objektif
1. Tampak meringis
2. Bersikap protektif (mis. waspada, posisi menghindari nyeri)
3. Gelisah
4. Frekuensi nadi meningkat
5. Sulit tidur
Subjektif
(tidak tersedia)
Objektif
Subjektif :
Perubahan irama jantung: Palpitasi.
2. Perubahan preload : lelah.
3. Perubahan afterload : Dispnea.
4. Perubahan kontraktilitas : Paroxysmal nocturnal dyspnea (PND);
Ortopnea; Batuk.
Objektif :
1. Perubahan irama jantung : Bradikardia/Takikardia, Gambaran EKG
aritmia atau gangguan konduksi
2. Perubahan Preload : Edema, Distensi vena jugulari,Central venous
pressure (CVP) meningkat/menuru, Hepatomegaly
1. Subjektif
o Perubahan irama jantung : tidak tersedia
o Perubahan Preload : tidak tersedia
o Perubahan afterload : tidak tersedia
o Perubahan kontraktilitas : tidak tersedia
2. Objektif
o Perubahan Preload : Murmur jantun, Berat badan bertambah,
Pulmonary artery wedge pressure (PAWP) menurun
o Perubahan afterload : Pulmonary vascular resistance (PVR)
meningkat/menurun, Systemic vascular resistance (SVR)
meningkat/menurun.
3. INTERVENSI
B. PEMBERIAN ANALGETIK
(I.08243)
1. Observasi
Identifikasi karakteristik nyeri
(mis. Pencetus, pereda, kualitas,
lokasi, intensitas, frekuensi,
durasi)
Identifikasi riwayat alergi obat
Identifikasi kesesuaian jenis
analgesik (mis. Narkotika, non-
narkotika, atau NSAID) dengan
tingkat keparahan nyeri
Monitor tanda-tanda vital
sebelum dan sesudah pemberian
analgesik
Monitor efektifitas analgesik
2. Terapeutik
Diskusikan jenis analgesik yang
disukai untuk mencapai
analgesia optimal, jika perlu
Pertimbangkan penggunaan
infus kontinu, atau bolus opioid
untuk mempertahankan kadar
dalam serum
Tetapkan target efektifitas
analgesic untuk
mengoptimalkan respon pasien
Dokumentasikan respon
terhadap efek analgesic dan efek
yang tidak diinginkan
3. Edukasi
Jelaskan efek terapi dan efek
samping obat
4. Kolaborasi
Kolaborasi pemberian dosis dan
jenis analgesik, sesuai indikasi
Terapeutik:
Edukasi
Kolaborasi
PENUTUP
A. Kesimpulan
Seseorang dikatakan terkena hipertensi apabila mempunyai tekanan darah
sistolik ≥140mmHg dan tekanan darah diastoltik ≥90mmHg. Penyakit ini adalah
penyakit yang berbahaya karena merupakan salah satu faktor resiko terjadinya
stroke. Hipertensi berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi 2, yaitu hipertensi
primer merupakan hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya dan hipertensi
sekunder yaitu hipertensi yang disebabkan oleh suatu penyakit atau kelainan
mendasari, seperti stenosis arteri renalis, penyakit parenkim ginjal,
feokromositoma, hiperaldosteronisme, dan sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2016), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
(SIKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2016), Standar Luaran Keperawatan Indonesia
(SLKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia