Anda di halaman 1dari 18

Volume 11 Nomor 2, Agustus 2022

KEJAHATAN MEMPERKAYA DIRI SENDIRI SECARA MELAWAN HUKUM


(ILLICIT ENRICHMENT) DAN APARATUR SIPIL NEGARA:
SEBUAH KAJIAN KRITIS
(The Crime Of Increase Personal Wealth Against The Law (Illicit Enrichment) And The State Civil
Services: A Critical Study)

Herlambang
Guru Besar Hukum Pidana Fakultas Hukum Universitas Bengkulu
Jl. Wr. Supratman, Kadang Limun, Muara Bangkahulu, Kota Bengkulu
e-mail: herlambang@unib.ac.id
Zico Junius Fernando
Fakultas Hukum Universitas Bengkulu, Mahasiswa Doktoral Universitas Diponegoro
Jl. Wr. Supratman, Kadang Limun, Muara Bangkahulu, Kota Bengkulu
e-mail: zjfernando@unib.ac.id
Helda Rahmasari
Fakultas Hukum Universitas Bengkulu
Jl. Wr. Supratman, Kadang Limun, Muara Bangkahulu, Kota Bengkulu
e-mail: heldarahmasari@unib.ac.id
Naskah diterima : 27 Juni 2022; revisi : 29 agustus 2022; disetujui: 30 Agustus 2022
Abstrak
Tindak pidana korupsi (TIPIKOR) di Negara Indonesia dilihat dari tren pelaku sampai tahun 2022, banyak berlatar belakang
dari Aparatur Sipil Negara (ASN) walaupun ada juga dari non ASN seperti pihak swasta. ASN sebenarnya dalam pencegahan
dan pemberantasan korupsi dibekali dengan nilai-nilai ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu,
Anti Korupsi) dan BerAKHLAK (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif),
namun masih banyak terjadi korupsi yang dilakukan oleh ASN terutama ketika menjabat sebagai pejabat publik dengan
memperkaya diri sendiri secara melawan hukum (illicit enrichment) dan tidak mau melaporkan kekayaan yang dipunyai,
padahal meningkat secara tajam. Kendalanya karena Illicit enrichment tidak bisa dikriminalisasi disebabkan belum diatur
didalam aturan mengenai anti korupsi yang ada di Indonesia. Metode penelitian dipakai adalah metode pendekatan
hukum doktrinal (normative) yang memakai bahan hukum, baik bahan primer, bahan sekunder maupun bahan hukum
tersier. Pendekatan yang dipakai adalah statute approach, comparative approach, conceptual approach. Hasil dalam
penelitian ini bahwa illicit enrichment adalah suatu perbuatan memperkaya secara melawan hukum, dilakukan dengan
sengaja, yang menyebabkan kekayaan pejabat publik (ASN maupun non ASN) meningkat secara signifikan, di mana pelaku
tidak dapat menjelaskan secara rasional terkait dengan pendapatan sahnya dan untuk itu diperlukan upaya mencegah
illicit enrichment dengan melakukan kebijakan formulasi terhadap illicit enrichment di Indonesia (dikriminalisasi) yang juga
sejak awal diamanahkan oleh Konvensi UNCAC 2003 dan sesuai dengan Pancasila dan UUD NRI 1945.
Kata Kunci: illicit enrichment, korupsi, pejabat publik, asn, indonesia

Abstract
Corruption crime (TIPIKOR) in Indonesia is seen from the trend of perpetrators until 2022, many of which have backgrounds
from the State Civil Apparatus (ASN). However, there are also non-ASN, such as private parties. ASN is actually in the
prevention and eradication of criminal acts of corruption equipped with ANEKA values ​​(Accountability, Nationalism, Public
Ethics, Quality Commitment, Anti-Corruption) and BerAKHLAK (Service Oriented, Accountable, Competent, Harmonious,
Loyal, Adaptive, and Collaborative). However, there is still much corruption committed by ASN, mainly when serving as
public officials illegally enriching themselves and not wanting to report their wealth, even though it is increasing sharply.
The problem is that illicit enrichment cannot be criminalized because it has not been regulated in the existing anti-
corruption regulations in Indonesia. The research method used is a doctrinal legal approach method (normative) that uses
legal materials, both primary materials, secondary materials, and tertiary legal materials. The approaches used are the
statute, comparative, and conceptual approaches. The results of this study show that illicit enrichment is an act of enriching
illegally, carried out intentionally, which causes the wealth of public officials (ASN and non-ASN) to increase significantly,
where the perpetrator cannot explain rationally related to his legal income, and for that it is necessary efforts to prevent
illicit enrichment by implementing a formulation policy against illicit enrichment in Indonesia (criminalization) which has
also been mandated from the beginning by the 2003 UNCAC Convention and by Pancasila and the 1945 Constitution of the
Republic of Indonesia.
Keywords: illicit enrichment, corruption, public officials, asn, indonesia

Kejahatan Memperkaya Diri Sendiri Secara Melawan ... (Herlambang, Zico Junius Fernando, & Helda Rahmasari) 247
Volume 11 Nomor 2, Agustus 2022

A. Pendahuluan 50, dengan skor rata-rata global 43. Menurut


CPI, 86 persen negara telah membuat sedikit
Banyak yang pendapat menganalogikan
atau tidak ada kemajuan dalam sepuluh
korupsi ibaratnya penyakit.1 Munculnya pun
tahun terakhir.3 Evaluasi ini didasarkan pada
dapat bersumber dari faktor internal dan
skala 0 sampai 100, dengan 0 sangat korup
faktor eksternal. Faktor Internal berupa moral,
dan 100 sangat bersih. CPI Negara Indonesia
Pendidikan dan adanya desakan kebutuhan,
tahun 2021 ini berdasarkan Transparency
faktor eksternal yakni adanya kesempatan
International Indonesia (TII), meningkat ke
yang berasal dari kelemahan sebuah sistem,
skor 38 dengan peringkat 96, naik dari skor 37
ini dapat terjadi sebagai akibat system politik,
dengan peringkat 102 tahun lalu.4Beberapa
ekonomi dan sosial budaya.2 Sejak dimulainya
jenis korupsi yang sering terjadi di Indonesia
Corruption Perception Index (CPI) pada tahun
seperti suap, penggelapan dalam jabatan,
1995, Indonesia telah menjadi negara yang
pemerasan, gratifikasi, benturan kepentingan,
terus-menerus diawasi. Menurut hasil survei
perbuatan curang dan korupsi keuangan
Transparency International, CPI di lebih dari
negara.
2/3 negara yang disurvei berada di bawah

Gambar 1: Bentuk Tindak Pidana Korupsi di Indonesia


1
Agus Wibowo dkk. Pengetahuan Dasar Antikorupsi Dan Integrasi. (Bandung: Media Sains Indonesia. 2022). hlm.
1.
2
Edita Elda. Korupsi Dalam Keadaan Tertentu. (Depok: PT. RajaGrafindo Persada. 2021). hlm. 16.
3
Transparency International Indonesia. ”Indeks Persepsi Korupsi 2021: Korupsi, Hak Asasi Manusia Dan
Demokrasi”. 2022. https://ti.or.id/indeks-persepsi-korupsi-2021-korupsi-hak-asasi-manusia-dan-demokrasi/.
(diakses 16 Maret 2022).
4
Sasmito Madrim. ”Indeks Persepsi Korupsi Indonesia 2021 Naik Tipis”. 2022. https://www.voaindonesia.com/a/
indeks-persepsi-korupsi-indonesia-2021-naik-tipis/6413387.html. (diakses 16 Maret 2022).

248 Jurnal RechtsVinding, Vol. 11 No. 2, Agustus 2022 hlm. 247–264


Volume 11 Nomor 2, Agustus 2022

Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) layanan publik, Indonesia 30% lebih rendah
pemberantasan korupsi yakni Indonesia dari India sebesar 39% dan Kamboja sebesar
Corruption Watch (ICW), merilis laporan tren 37%.6 Berdasarkan perkara tindak pidana
kasus korupsi dari semester 1 tahun 2018 korupsi yang ditangani KPK, korupsi terbanyak
hingga semester 1 tahun 2021. Menurut adalah penyuapan.7 Kasus suap di Indonesia
data yang dihimpun ICW, jumlah penindakan Ini banyak menyasar aparatur sipil negara
terhadap kasus korupsi mencapai 209 kasus (ASN) sebagai pelaku apalagi yang menjabat
dalam enam bulan pertama tahun 2021. Jumlah sebagai pejabat publik di lembaga/instansi/
tersebut meningkat 169 kasus dibandingkan badan baik tingkat pusat maupun daerah.
periode yang sama tahun sebelumnya.5 ICW mencatat untuk tahun 2021 hingga bulan
Menurut survei Global Corruption Barometer 5 tahun 2022, aparatur sipil negara (ASN)
(GCB) 2020 oleh Transparency International masih mendominasi sebagai pelaku korupsi
Indonesia (TII), Indonesia menempati urutan di Indonesia selain pihak swasta dan kepala
ketiga dari 17 negara Asia dalam hal tingkat desa (KADES).8
suap dalam pelayanan publik. Dalam hal suap

Gambar 2: Sumber Indonesian Corruption Watch (ICW)


5
afisal Javier. ”ICW: Angka Penindakan Kasus Korupsi Semester 1 2021 Naik Jika Dibandingkan Tahun Sebelumnya,”
Tempo, accessed February 26, 2022, https://data.tempo.co/data/1208/icw-angka-penindakan-kasus-korupsi-
semester-1-2021-naik-jika-dibandingkan-tahun-sebelumnya (diakses 11 Juni 2022).
6
Jawa Pos. ”Tingkat Suap Di Indonesia Tertinggi Ketiga Diantara 17 Negara Asia”. 2020. https://www.jawapos.
com/nasional/03/12/2020/tingkat-suap-di-indonesia-tertinggi-ketiga-diantara-17-negara-asia/. (diakses 9
April 2022).
7
Farid Kusuma. ”Per Juni 2021, KPK Sudah Menekel 1.291 Kasus Korupsi,” suarasurabaya.net, 2021, https://www.
suarasurabaya.net/kelanakota/2021/per-juni-2021-kpk-sudah-menekel-1-291-kasus-KORUPSI/. (DIAKSES 11
JUNI 2022).
8
Adhyaksadigital. ”ICW Prihatin ASN Dominasi Pelaku Korupsi”. 2022. https://www.adhyaksadigital.
com/2022/04/19/icw-prihatin-asn-dominasi-pelaku-korupsi/. (diakses 12 Juni 2022)

Kejahatan Memperkaya Diri Sendiri Secara Melawan ... (Herlambang, Zico Junius Fernando, & Helda Rahmasari) 249
Volume 11 Nomor 2, Agustus 2022

Pada hari senin tanggal 20 Maret 2006, sulit untuk diberantas terutama terkait dengan
Negara Indonesia meratifikasi perjanjian pejabat publik yang mempunyai background
antikorupsi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ASN ataupun non ASN.
yaitu United Nations Convention Against Memang yang paling banyak disoroti
Corruption selanjutnya disebut UNCAC adalah banyaknya dari background ASN
2003, dengan mengesahkan Undang-Undang yang secara diam-diam atau terang-terangan
Nomor 7 Tahun 2006 tentang Pengesahan meningkat jumlah kekayaannya tanpa bisa
UNCAC 2003. Sebagai Negara yang mengikuti menjelaskan secara baik darimana hal
UNCAC, Negara Indonesia telah meratifikasi tersebut berasal, padahal terlihat dari segi
UNCAC melalui Undang-Undang Nomor 7 pendapatan, gaya hidup yang ditampilkan
Tahun 2006 tentang Pengesahan UNCAC, cenderung tidak sesuai, patut dicurigai bahwa
namun ketentuan mengenai memperkaya hal ini berasal dari hal-hal yang illegal seperti
diri sendiri secara melawan hukum atau halnya korupsi, karena tidak sinkron dengan
dikenal juga dengan istilah illicit enrichment pendapatan sebagai ASN yang mestinya dapat
belum dikriminalisasi menjadi tindak pidana ditakar oleh masyarakat luas.
dalam Undang-Undang Nomor 31 Tahun UNCAC 2003 menghimbau negara-negara
1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana anggotanya untuk meratifikasi karena melihat
Korupsi.9 kondisi perkembangan kejahatan khususnya
Hal tersebut memang mestinya dapat tindak pidana korupsi saat ini aturan
dikatakan tidaklah salah sepenuhnya, memperkaya diri sendiri secara melawan
mengingat dari hal-hal yang dikriminalisasi hukum (Illicit enrichment) dapat segera
dalam UNCAC 2003, ada yang bersifat diatur. Urgensi tentang pengaturan tentang
mandatory offences dan non-mandatory kejahatan memperkaya diri sendiri secara
offences, dalam hal ini, Negara Indonesia melawan hukum (illicit enrichment) sudah
memang memiliki hak untuk tidak mengikuti menjadi keharusan ketika melihat kasus-kasus
sepenuhnya aturan yang ada di UNCAC tahun yang ada, dengan cara memakai suatu tahap
2003.10 di dalam kebijakan hukum pidana dari aspek
Dengan tidak dikriminalisasi kejahatan formulasi yang merupakan tahap yang sangat
memperkaya diri sendiri secara melawan strategis.11
hukum (Illicit enrichment) ke dalam Undang- Dalam tulisan ini, penulis akan melihat
Undang Nomor 31 Tahun 1999 jo Undang- bagaimana kejahatan memperkaya diri
Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang sendiri secara melawan hukum (Illicit
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi maka Enrichment) secara umum seperti pengertian
kejahatan memperkaya diri sendiri secara dan pengaturanya di dunia, selanjutnya
melawan hukum atau illicit enrichment sangat melihat bagaimana Aparatur Sipil Negara


9
M. Lutfi Chakim. ”Illicit Enrichment”. 2015. http://www.lutfichakim.com/2016/01/illicit-enrichment.html.
(diakses 16 Maret 2022).
10
Andreas Nathaniel Marbun. ”Suap Disektor Privat Dapat Dijerat”. Jurnal Integritas 3. No 1. (Maret 2017). hlm. 54.
Doi. https://jurnal.kpk.go.id/index.php/integritas.
11
Barda Nawawi Arief. Masalah Penegakan Hukum dan Kebijakan Hukum Pidana Dalam Penanggulangan Kejahatan.
(Jakarta: Kencana Prenadamedia Group. 2007). hlm. 25.

250 Jurnal RechtsVinding, Vol. 11 No. 2, Agustus 2022 hlm. 247–264


Volume 11 Nomor 2, Agustus 2022

(ASN) dan Tindak Pidana Korupsi di Indonesia tahun 2003 yang telah diratifikasi oleh negara
dan bagaimana upaya kebijakan formulasi yang mengikut UNCAC termasuk Negara
kejahatan memperkaya diri sendiri secara Indonesia melalui Undang-Undang Nomor 7
melawan hukum (Illicit Enrichment) di tahun 2006 yang dilaksanakan pada tanggal
Indonesia untuk pemberantasan korupsi hari 20 Maret 2006, menegaskan bahwa illicit
ini, esok dan dimasa yang akan datang, demi enrichment diatur di dalam Pasal 20 UNCAC
terciptanya masyarakat yang sejahtera, adil yang berbunyi sebagai berikut:
dan Makmur sesuai dengan cita-cita bangsa Subject to its constitution and the
Indonesia. fundamental principles of its legal system,
each State Party shall consider adopting
such legislative and other measures as
B. Metode Penelitian may be necessary to establish as a criminal
offence, when committed intentionally,
Penelitian hukum yang dilakukan dalam illicit enrichment, that is, a significant
mengkaji penelitian ini dengan cara menelaah increase in the assets of a public official
bahan pustaka atau data sekunder yang that he or she cannot reasonably explain
in relation to his or her lawful income”.
dikenal dengan penelitian hukum normatif
(Dengan mendasarkan pada konstitusi
atau penelitian hukum kepustakaan (library dan asas-asas fundamental sistem hukum
research).12 Penelitian ini dilakukan dengan masing-masing negara anggota, seharusnya
mengumpulkan bahan hukum baik primer, mempertimbangkan untuk mengadopsi
di dalam kebijakan legislatifnya atau
sekunder dan atau tersier.13 sarana lain sebagaimana diperlukan untuk
Dalam rangka mendapatkan jawaban atau menetapkan sebagai tindak pidana, suatu
penyelesaian atas masalah-masalah dalam perbuatan memperkaya secara melawan
hukum, dilakukan dengan sengaja, yang
penelitian ini, pendekatan yang digunakan
menyebabkan kekayaan pejabat pubik
adalah pendekatan peraturan perundang- meningkat secara signifikan, di mana pelaku
undangan (statute approach), pendekatan tidak dapat menjelaskan secara rasional
komparatif (comparative approach), pen­ terkait dengan pendapatan sahnya).16

dekatan konseptual (conceptual approach).14 Pasal 20 UNCAC tersebut dapat disimpulkan


Sifat penelitian adalah deskriptif-preskriptif bahwa yang dimaksud peningkatan kekayaan
dengan konten analisis.15 yang signifikan tersebut meliputi gaji atau
bukan gaji yang sudah dilaporkan harta
C. Pembahasan kekayaanya kepada negara. Sehingga, ketika
1. Kejahatan Memperkaya Diri Sendiri pejabat publik sebelum menjabat dalam
Secara Melawan Hukum (Illicit jabatannya diwajibkan melaporkan harta
Enrichment) kekayaan tersebut kepada negara. Hal ini
Kesepakatan Perserikatan Bangsa-Bangsa berguna untuk menghitung peningkatan
(PBB) tentang anti korupsi melalui UNCAC kekayaan yang sudah dilaporkan tersebut

12
Soerjono Soekanto & Sri Mamudji. Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat. (Jakarta: Raja Grafindo
Persada. 2001). hlm. 13-14.
13
Ibid.
14
Peter Mahmud Marzuki. Penelitian Hukum. (Jakarta: Kencana Prenada Media. 2005). hlm. 102.
15
Soerjono Soekanto. Pengantar Penelitian Hukum. Cet ke-3. (Jakarta: Universitas Indonesia Press. 1984). hlm. 1.
16
Pasal 20 United Nations Convention Against Corruption (UNCAC).

Kejahatan Memperkaya Diri Sendiri Secara Melawan ... (Herlambang, Zico Junius Fernando, & Helda Rahmasari) 251
Volume 11 Nomor 2, Agustus 2022

dengan peningkatan selama maupun setelah semua hal terkait dengan pencegahan dan
pejabat tersebut menjabat.17 pemberantasan korupsi di dunia dengan
Konvensi PBB Melawan Korupsi UNCAC mendorong kerjasama semua negara yang
mewajibkan negara-negara peserta untuk ada didalam konvensi untuk sama-sama
melaksanakan program-program antikorupsi memikirkan dan menyelesaikan kejahatan
dengan menyelaraskan hukum dan peraturan korupsi dan perkembangan kejahatannya.
nasional sesuai dengan konvensi ini. Program Kejahatan memperkaya diri sendiri
UNCAC dilakukan dalam rangka mencapai secara melawan hukum (Illicit enrichment)
tujuan yang telah ditetapkan oleh UNCAC selain dalam UNCAC 2003, juga diatur dalam
seperti yang ada dalam BAB 1 Ketentuan International American Convention Against
Umum Pasal 1 UNCAC: Corruption (IACAC) yang mendefinisikan
a. ”To promote and strengthen measures kejahatan memperkaya diri sendiri secara
to prevent and combat corruption more melawan hukum (illicit enrichment) di Article
efficiently and effectively”. (Untuk 9 yang berbunyi sebagai berikut:
mempromosikan dan memperkuat An offense a significant increase in the assets
langkah-langkah yang lebih efisien dan of a government official that he cannot
reasonably explain in relation to his lawful
efektif untuk mencegah dan memerangi earnings during the performance of his
korupsi); function”. (Tindak pidana memperbanyak
b. ”To promote, facilitate and support kekayaan secara signifikan oleh seorang
pejabat pemerintahan di mana pelaku
international cooperation and technical
tidak dapat menjelaskan secara rasional
assistance in the prevention of and fight terkait dengan pendapatan sahnya selama
against corruption, including in asset menjalankan jabatannya).19
recovery”. (Mendorong, memfasilitasi, Memperkaya diri sendiri secara melawan
dan mendukung kerjasama internasional hukum (Illicit enrichment) juga dapat dilihat
dan bantuan teknis dalam pencegahan didalam pengaturan pada African Union on
dan pemberantasan korupsi, termasuk the Prevention and Combating Corruption
pemulihan aset); (AUCPCC) di Article 8 yang mendefinisikan
c. ”To promote integrity, accountability and memperkaya diri sendiri secara melawan
proper management of public affairs and hukum (Illicit enrichment) sebagai berikut:
public property”. (Mendorong integritas, ”The significant increase in the assets of a
akuntabilitas, dan pengelolaan yang baik public official or any other person which he
atas urusan publik dan milik publik). 18 or she cannot reasonably explain in relation
to his or her income”. (Memperbanyak
kekayaan secara signifikan dalam aset
Tujuan dari UNCAC 2003 ini secara pejabat publik atau orang lain yang tidak
umum terlihat sebagai wadah bagi semua dapat dia jelaskan secara wajar tentang
negara untuk promosi dan memperkuat pendapatannya).20

17
Hanif Muzaki. Illicit Enrichment dalam Tindak Pidana Korupsi. Jurist-Diction 4. No 4. (2021). hlm. 1448. Doi.
10.20473/jd.v4i4.28455.
18
Diky Anandya Kharystya Putra & Vidya Prahassacitta. Op. Cit., hlm. 45.
19
Ibid., hlm. 1435.
20
Ibid.

252 Jurnal RechtsVinding, Vol. 11 No. 2, Agustus 2022 hlm. 247–264


Volume 11 Nomor 2, Agustus 2022

Berdasarkan definisi yang ditemukan telah dilaporkan ke kantor pajak selama


dalam Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa dirinya menjabat jabatannya;
(PBB) UNCAC, Konvensi AUCPCC, dan Konvensi c. Pengaturannya ditujukan kepada pejabat
IACAC, delik illicit enrichment memiliki lima publik termasuk pegawai publik dan setiap
elemen kunci: orang yang berkepentingan, orang guna menjelaskan peningkatan
periode kepentingan, perilaku memperkaya yang signifikan seluruh asetnya dari
diri sendiri secara melawan hukum (Illicit Pendapatannya (sebelum melaporkan
enrichment) yaitu, peningkatan signifikan kepada Negara).22
dalam aset, niat (termasuk kesadaran
atau pengetahuan), dan tidak adanya Namun dalam tulisan ini tidak lebih lanjut
pembenaran.21 melakukan pencarian perbedaan dari ketiga
Pengaturan memperkaya diri sendiri konvensi tersebut (UNCAC, AUCPCC, dan
secara melawan hukum (Illicit enrichment) IACAC), semangat yang diinginkan bagaimana
dalam ketiga konvensi regional ini (UNCAC, pengaturan mengenai memperkaya diri sendiri
AUCPCC, dan IACAC) apabila dilihat sekilas secara melawan hukum (Illicit enrichment)
tidak akan terlihat perbedaan yang mendasar. telah dikriminalisasi dihampir semua negara
Akan tetapi dikaji lebih lanjut ternyata sebagai upaya dan komitmen yang kuat dalam
ada perbedaan yang sangat mendasar dan pencegahan dan pemberantasan tindak
memiliki makna yang sangat berbeda: pidana korupsi yang terjadi. Diambilnya contoh
a. UNCAC mengatur sangat terperinci dan pengaturan memperkaya diri sendiri secara
lebih luas tentang memperkaya diri melawan hukum (Illicit enrichment) dalam
sendiri secara melawan hukum (Illicit UNCAC 2003 sebagai konvensi internasional
enrichment). Pengertian memperkaya yang paling banyak diikuti dibandingkan
diri sendiri secara melawan hukum (Illicit AUCPCC dan IACAC.
enrichment) dalam Konvensi ini tidak saja Terdapat beberapa unsur memperkaya
ditujukan kepada pejabat publik secara diri sendiri secara melawan hukum (Illicit
konvensional melainkan secara luas yang enrichment) dalam instrument UNCAC tahun
melungkupi setiap pegawai publik secara 2003, antara lain ialah23:
luas guna menjelaskan peningkatan aset a. Pejabat Publik;
yang siginikan dari seluruh pendapatan b. Pada saat yang sama, menjabat sebagai
(baik berupa gaji atau bukan) yang telah pejabat publik;
dilaporkan kekayaannya kepada Negara; c. Memperkaya diri sendiri (termasuk
b. IACAC lebih khusus mengatur kepada setiap memperkaya korporasi yang dimilikinya
pejabat pemerintahan, tidak termasuk atau milik keluarganya atau memperkaya
pegawai lainnya guna menjelaskan keluarganya dengan darah atau perkawinan
peningkatan aset dari gaji semata yang sampai derajat ketiga);

21
Lindy Muzila. Defining Illicit Enrichment. E-Library World Bank Group. (2012). hlm. 11-26. Doi. https://doi.
org/10.1596/9780821394540_ch02
22
Indonesia Corruption Watch. Implementasi dan Pengaturan Illicit Enrichment (Peningkatan Kekayaan Secara
Tidak Sah) di Indonesia. (Jakarta: Indonesia Corruption Watch. 2014). hlm. 24.
23
Ibid., hlm. 81.

Kejahatan Memperkaya Diri Sendiri Secara Melawan ... (Herlambang, Zico Junius Fernando, & Helda Rahmasari) 253
Volume 11 Nomor 2, Agustus 2022

d. Tidak dapat menjelaskan hubungan Terdakwa selama dapat dibuktikan adanya


yang rasional antara penghasilan yang peralihan aset tersebut;
sah (gaji atau non-gaji) dan peningkatan f. Dengan konsep memperkaya diri sendiri
kekayaannya yang tidak seimbang dengan secara melawan hukum (Illicit enrichment)
penghasilan sah/legal (gaji atau non-gaji) dapat mendorong subjek hukum untuk
e. Dilakukan dengan sengaja. taat membayar pajak karena apabila
memilki kekayaan secara sah namun tidak
Adapun tujuan dari pengaturan dari membayar pajak maka akan berpotensi
memperkaya diri sendiri secara melawan disangka melakukan memperkaya diri
hukum (Illicit enrichment) tersebut adalah: sendiri secara melawan hukum (Illicit
a. Pengaturan memperkaya diri sendiri enrichment).24
secara melawan hukum (Illicit enrichment)
akan memperkuat posisi Undang-Undang Jika pejabat publik atau penyelenggara
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan negara tidak dapat membantah atau
Undang-Undang Tindak Pidana Pencucian membuktikan asal usul harta kekayaan
Uang (TPPU); yang diperoleh secara wajar dan menurut
b. Dapat mengembalikan kerugian negara peraturan yang berlaku di sebuah Negara
yang timbul akibat dari tindak pidana yang mengkriminalisasi memperkaya diri
korupsi yang dilakukan pejabat publik atau sendiri secara melawan hukum (Illicit
penyelenggara negara; enrichment), Pengadilan dalam hal ini
c. Memberikan sebuah penguatan terhadap dapat memutuskan pejabat publik tersebut
fungsi Laporan Harta Kekayaan Pejabat dengan hukuman pidana. Selain itu adanya
Negara (LHKPN) sehingga tidak hanya penyitaan aset dalam memperkaya diri
bersifat formalitas dan tanpa sanksi pada sendiri secara melawan hukum (Illicit
pejabat yang berbohong dalam pelaporan enrichment) menunjukkan dukungan yang
harta miliknya; baik dalam upaya pemberantasan korupsi
d. Konsep memperkaya diri sendiri secara dan tindak pidana pencucian uang (TPPU),
melawan hukum (Illicit enrichment) karena adannya beban pembuktian terbalik
digunakan secara maksimal untuk kepada Terdakwa (terduga pelaku kejahatan)
bertujuan memiskinkan koruptor karena memperkaya diri sendiri secara melawan
menggunakan beban pembuktian hukum (Illicit enrichment). Jika pejabat publik
terbalik dimana Terdakwa harus dapat tidak dapat membuktikan asal usul harta yang
membuktikan asal usul kekayaan yang diperoleh, maka harta tersebut akan disita
dimilikinya; negara (confiscated by the state).25
e. Mengenai harta atau aset yang dimiliki Seperti diketahui selain memperkaya
Terdakwa yang didaftarkan atas nama diri sendiri secara melawan hukum (Illicit
pihak ketiga tetap dianggap sebagai milik enrichment) ada beberapa hal yang diatur
24
A.A. Mirah Endraswari. Penerapan Beban Pembuktian Terbalik Dalam Perampasan Illicit Enrichment Kaitannya
Dengan Hak Asasi Manusia. Udayana Master Law Journal 5, No 2. (2016). hlm. 400. Doi. http://ojs.unud.ac.id/
index.php/jmhu.
25
A.A. Mirah Endraswari. Op. Cit., hlm. 400.

254 Jurnal RechtsVinding, Vol. 11 No. 2, Agustus 2022 hlm. 247–264


Volume 11 Nomor 2, Agustus 2022

di UNCAC seperti ketentuan mengenai trade Seharusnya juga ketentuan UNCAC tersebut
in influence, abuse of function, dan bribery harus diterapkan dalam hukum nasional
in private sector yang juga belum diatur di suatu negara, dan akan mendapatkan suatu
dalam Undang-Undang Nomor 31 Tahun sanksi khusus ketika ketentuan UNCAC tidak
1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana diterapkan oleh negara peserta konvensi. Ini
Korupsi, sebagaimana telah diubah dengan sebagai bentuk komitmen pemberantasan
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001.26 korupsi, sehingga wajib memasukan hal-hal
Ini merupakan sebuah kemunduran melihat yang sudah disepakati ke dalam aturan negara
kejahatan yang selalu berkembang dan peserta konvensi masing-masing.29
efeknya sangat besar karena dilakukan secara
sistematik, terstruktur terutama berbicara 2. Aparatur Sipil Negara (ASN) dan
mengenai korupsi. Tindak Pidana Korupsi (TIPIKOR)
Memperkaya diri sendiri secara melawan Pada tanggal 27 Juli 2021 yang lalu Presiden
hukum (Illicit enrichment) memang hadir Joko Widodo resmi memperkenalkan core
secara khusus menargetkan pejabat publik value untuk aparatur sipil negara (ASN)
baik yang berasal dari ASN maupun non ASN. yaitu BerAKHLAK selain nilai-nilai ANEKA
Karena kebanyakan korupsi yang terjadi di (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
Indonesia datang dari lingkungan ini. Alasanya Publik, Komitmen Mutu, Anti Korupsi).
pertama, kategori pejabat publik yang Peluncuran  core value ini bertujuan untuk
termasuk sebagai orang yang berkepentingan menyeragamkan nilai-nilai dasar bagi
dan kedua, sangat besar sekali peluang pejabat seluruh ASN di negara Indonesia sehingga
publik untuk menyalahgunakan kekuasaanya dapat menjadi fondasi budaya kerja (work
(abuse of power).27 culture) ASN yang seharusnya. BerAKHLAK
Memperkaya diri sendiri secara melawan merupakan singkatan dari Berorientasi
hukum (Illicit enrichment) perlu dimaknai Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis,
atau dilihat sebagai sebuah pendekatan yang Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif. Adanya  core
baru didalam konteks pemberantasan korupsi value ASN yang baru ini diharapkan setiap
di Indonesia karena ketentuan memperkaya ASN baik di tingkat pusat maupun di tingkatan
diri sendiri secara melawan hukum (Illicit daerah memiliki semboyan dan semangat yang
enrichment) lebih menekankan dan memakai sama dalam memberikan pelayanan kepada
pendekatan follow the money ketimbang masyarakat. ASN jangan lagi minta untuk
dengan pendekatan follow the person.28

26
Junior Willem John Latumeten. Kekayaan Yang Tidak Dapat Dipertanggungjawabkan (Illicit Enrichment) Sebagai
Salah Satu Cara Dalam Memberantas Korupsi. Jurnal Lex Privatum 5. No 2. (2017). hlm. 105-106. Doi. http://
dx.doi.org/10.20473/jd.v4i4.28455.
27
Lindy Muzila dkk. On the Take Criminalizing Illicit Enrichment to Fight Corruption. (Washington DC: International
Bank for Reconstruction and Development The World Bank. 2012). hlm. 13.
28
Ibid., hlm. 52.
29
Milda Istiqomah. Kebijakan Formulasi Pengaturan ”Illicit Enrichment” Sebagai Upaya Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi. Jurnal Media Hukum 23. No 1. (2016). hlm. 15. Doi. https://doi.org/10.18196/jmh.2015.0069.76-
86.

Kejahatan Memperkaya Diri Sendiri Secara Melawan ... (Herlambang, Zico Junius Fernando, & Helda Rahmasari) 255
Volume 11 Nomor 2, Agustus 2022

dilayani melainkan memberikan pelayanan korporasi mengandung perbedaan yang tidak


yang prima dalam membantu masyarakat.30 terlalu prinsip seperti misalnya:
Namun seharusnya tidak cukup sampai a. Putusan Mahkamah Agung RI. Nomor 275
disitu komitmen antikorupsi juga harus K/Pid/1983 tanggaal 15 Desember 1983
diletakan pada komitmen pembuatan aturan didasarkan kepada bukti bahwa secara
yang menyeluruh untuk setiap tindakan pasti terdakwa atau orang lain atau suatu
yang koruptif seperti mengkriminalisasi korporasi memperoleh sejumlah uang atau
tindakan memperkaya diri sendiri secara harta benda dengan melawan hukum;
melawan hukum (illicit enrichment) yang b. Perbuatan melawan hukum dalam
banyak dilakukan oleh pejabat publik yang Putusan Mahkamah Agung RI Nomor 380
kebanyakan juga dari aparatur sipil negara K/Pid/2001 tanggal 10 Maret 2004 bahwa,
(ASN). perbuatan terdakwa tetap melakukan
Pembahasan mengenai memperkaya proses pencairan claim/tagihan Bank Bali
diri sendiri secara melawan hukum (illicit meskipun terdakwa mengetahui claim
enrichment) tidak bisa dipersamakan dengan tersebut ditolak oleh Bank Indonesia karena
kriteria/pengertian memperkaya diri, yang tidak sesuai dengan dan bertentangan
terdapat pada Pasal 2 Undang-Undang Nomor dengan Keppres Nomor 26 Tahun 1998
31 tahun 1999 jo. Undang-Undang Nomor 20 jo SKB Menteri Keuangan dengan Bank
tahun 2001. Indonesia dan BPPN Nomor 30/270/ KEP/
Terminologi ”Memperkaya Diri” didalam DIR dan 01 BPPN serta Nomor 32/46/
perumusan unsur tindak Pidana Korupsi KEP/DIR dan Nomor 181/BPPN/1998,
sebelumnya telah diatur melalui ketentuan: perbuatan terdakwa mencairkan claim
a. Pasal 12 ayat (2) Peraturan Punguasa Bank Bali dari Bank Indonesia tampa
Perang Pusat Kepala Staf Angkatan Darat menghiraukan peraturan tersebut telah
PRT/PEPERPU/013/1958 tanggal 16 April memperkaya Bank Bali.32
1958 jo Peraturan penguasa Perang
Angkatan Laut Nomor PRT/Z.1.1/7 tanggal Perumusan memperkaya diri, orang lain,
17 April 1958; atau korupsi di dalam Undang-Undang Nomor
b. Pasal 1 huruf b Undang-Undang Nomor 24 31 Tahun 1999 jo Undang-Undang Nomor
PRP Tahun 1960; 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan
c. Pasal 1 ayat (1) huruf a Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi tidak menjangkau
Nomor 3 Tahun 1971; dan pejabat pemerintah/ negara yang meningkat
d. Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Nomor 31 kekayaannya secara signifikan tetapi tidak
Tahun 1999.31 dapat menjelaskan asal usul hartanya terkait
dengan pendapatan selama menjalankan
Perumusan unsur perbuatan memperkaya jabatannya, karena unsur-unsur tindak
diri sendiri atau orang lain atau suatu pidana illicit enrichment berbeda dengan
30
Ibid.
31
I Gusti Ngurah Parwata. Bahan Ajar: Tindak Pidana Korupsi Indonesia Dikaji Dari Perspektif Normatif Teoritis dan
Praktik Peradilan Pekara Pidana. (Bali: Fakultas Hukum Universitas Udayana. 2017). hlm. 7..
32
Ibid., hlm. 8-9.

256 Jurnal RechtsVinding, Vol. 11 No. 2, Agustus 2022 hlm. 247–264


Volume 11 Nomor 2, Agustus 2022

memperkaya diri sebagaimana dirumuskan pendapatannya dari hasil yang tidak sah.
di dalam Pasal 2 Undang Nomor 31 Tahun Untuk itu sangat diperlukan sekali pelaporan
1999 jo Undang-Undang Nomor 20 Tahun kekayaan dari pejabat publik sebagai
2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana penyelenggara negara.35
Korupsi. Aparatur sipil negara (ASN) seperti Komitmen ASN sangat penting untuk
yang kita ketahu bersama merupakan memastikan bahwa kebijakan Pemerintah
salah satu unsur terpenting dalam upaya dilaksanakan dengan baik. Pemerintah telah
pencegahan dan pemberantasan korupsi dan memperkenalkan banyak reformasi dalam
memasyarakatkan sikap anti korupsi.  Hal ini administrasi publik untuk meningkatkan
disebabkan posisi ASN yang sangat strategis efisiensi dan efektivitas ASN dimulai dengan
sebagai pemegang kekuasaan dan punya inisiatif budaya kerja yang sangat baik Meskipun
wewenang mengatur keuangan negara.  ada keberhasilan telah dicapai, masih banyak
Maka diharapkan pemberantasan korupsi lagi yang harus dilakukan. Integritas dan nilai
dan anti korupsi dimulai dari diri ASN sendiri.  ANEKA dan BerAKHLAK wajib diterapkan.
Kemudian baru menularkannya pada unsur Contohnya Integritas, integritas mengacu
lainnya.33 pada kualitas keunggulan yang diwujudkan
Berbeda dengan memperkaya diri di secara holistik dan integral dalam individu
dalam Pasal 2 Undang-Undang Nomor 31 dan organisasi. Dalam arti khusus, integritas
Tahun 1999 jo Undang-Undang Nomor 20 dalam ASN berarti ketaatan terhadap nilai-
Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak nilai kompetensi, komitmen untuk mengatasi
Pidana Korupsi, memperkaya diri sendiri dan memberantas korupsi, meningkatkan
secara melawan hukum (illicit enrichment) efisiensi dan efektivitas organisasi baik
mempertimbangkan strategi follow the publik maupun swasta serta unit keluarga
money. Konsekuensinya adalah memberikan dan terakhir, meningkatkan kesejahteraan
beban pembuktian pada saat seseorang sosial dan kualitas hidup. Ini juga mencakup
diduga mempunyai kekayaan yang tidak akuntabilitas, transparansi, dan tanggung
wajar dan sah.34 Pengaturan memperkaya jawab. Mendapatkan kepercayaan pada ASN
diri sendiri secara melawan hukum (Illicit tidak dapat dihindarkan merupakan bagian
enrichment) sangat berkaitan erat dengan integral dari nilai ANEKA dan BerAKHLAK.
laporan harta kekayaan. Laporan kekayaannya Memang ada perbedaan besar nilai-
menjadi pintu masuk mengukur kekayaan dan nilai yang diasosiasikan masyarakat dengan
pendapatannya didapat dari sumber yang sektor publik seperti legitimasi, legalitas,
sah. Seorang pejabat publik apabila diduga akuntabilitas, dan imparsialitas dengan nilai-
memiliki kekayaan melebihi dari sumber nilai yang dikaitkan dengan sektor swasta
pendapatannya harus dapat membuktikan seperti profitabilitas, daya saing, dan orientasi
dirinya tidak mendapatkan kekayaan dan pelanggan. Terlepas dari pemahaman yang

33
Alfian Jamrah. ”Percepatan Anti Korupsi bagi Aparatur Sipil Negara”. 2016. https://sumbarprov.go.id/home/
news/7167-percepatan-anti-korupsi-bagi-aparatur-sipil-negara. (diakses 12 Juni 2022).
34
Indonesia Corruption Watch. Implementasi dan Pengaturan Illicit Enrichment (Peningkatan Kekayaan Secara
Tidak Sah) di Indonesia. Op. Cit., hlm. 34.
35
Ibid., hlm. 43.

Kejahatan Memperkaya Diri Sendiri Secara Melawan ... (Herlambang, Zico Junius Fernando, & Helda Rahmasari) 257
Volume 11 Nomor 2, Agustus 2022

berbeda tentang nilai-nilaintersebut, itu Undang-Undang, dimana perbuatan itu


semua tentang kepatuhan terhadap nilai-nilai diancam dengan suatu sanksi berupa
kompetensi, komitmen untuk mengatasi dan pidana.36 Mengutip dari buku Mokhammad
memberantas korupsi, untuk meningkatkan Najih, bahwa kriminalisasi itu suatu kebijakan
efisiensi dan efektivitas organisasi baik publik (criminalization policy), yang fokusnya pada
maupun swasta. usaha memformulasikan perbuatan jahat
Indonesia terkenal dengan budaya sebagai tindak pidana yang diperbaharui
korupnya. Banyak perusahaan asing atau bentuk perumusan yang baru dalam
menganggap menyuap pejabat publik perancangan Undang-Undang, seperti
sebagai biaya yang tidak dapat dihindari pembuatan Rancangan Undang-Undang KUHP
untuk melakukan bisnis di Indonesia. Sistem atau tindak pidana tertentu.37
desentralisasi saat ini telah membuat korupsi Setidaknya dari data terakhir ada 44 negara
semakin mengakar dari sebelumnya. Korupsi peserta UNCAC 2003 yang mengkriminalisasi
lebih tersentralisasi selama rezim Orde Baru memperkaya diri sendiri secara melawan
dan lebih mudah bagi perusahaan asing untuk hukum (Illicit enrichment). Sebanyak 39 dari 44
memprediksi kapan dan di mana mereka negara, termasuk Bangladesh, Republik Rakyat
akan diminta untuk membayar suap. Dalam China, Malaysia, India, Brunei Darussalam,
pemberantasan korupsi, hal-hal kecil pun Mesir, dan Makau, mengenakan kurungan atau
penting. Di antara bidang terpenting yang penjara untuk pelaku memperkaya diri sendiri
harus ditangani adalah mengubah perilaku. secara melawan hukum (Illicit enrichment).
Upaya tersebut dimulai dari mengubah Hukumannya mestinya dapat berkisar dari
perilaku pejabat publik itu sendiri. 14 hari hingga 20 tahun penjara. Hukuman
rata-rata adalah 2 sampai 5 tahun, dengan
3.
Upaya Kebijakan Formulasi minimal saksi yang diperlukan. 26 negara dari
Kejahatan Memperkaya Diri Sendiri 39 negara memberlakukan denda bagi pelaku
Secara Melawan Hukum (Illicit memperkaya diri sendiri secara melawan
Enrichment) Di Indonesia
hukum (Illicit enrichment), seperti 50-100
Melihat urgensinya memang sudah persen atau 2 (dua) kali nilai memperkaya
seharusnya memperkaya diri sendiri diri sendiri secara melawan hukum (Illicit
secara melawan hukum (Illicit enrichment) enrichment). 9 negara memberlakukan sanksi
dikriminalisasi di negara Indonesia sebagai administratif untuk pelaku memperkaya
bentuk semangat dalam pencegahan dan diri sendiri secara melawan hukum (Illicit
pemberantasan korupsi. Kriminalisasi, enrichment), termasuk Chili, Kolombia,
menurut Sudarto, dapat diartikan sebagai Argentina, Uganda, Filipina, dan El Salvador.38
proses penetapan suatu perbuatan orang Ambil contoh dalam KUHP negara
sebagai perbuatan yang dapat dipidana. Argentina memungkinkan untuk penuntutan
Proses itu diakhiri dengan terbentuknya memperkaya diri sendiri secara melawan
36
Teguh Prasetyo. Kriminalisasi Dalam Hukum Pidana. (Bandung. Penerbit Nusa Media. 2010). hlm. 2.
37
Mokhammad Najih. Politik Hukum Pidana. (Malang: Setara Press. 2014). hlm. 22.
38
Indonesia Corruption Watch. Implementasi Dan Pengaturan Illicit Enrichment (Peningkatan Kekayaan Secara
Tidak Sah) Di Indonesia. (Jakarta: Indonesia Corruption Watch. 2014). hlm. 22.

258 Jurnal RechtsVinding, Vol. 11 No. 2, Agustus 2022 hlm. 247–264


Volume 11 Nomor 2, Agustus 2022

hukum (Illicit enrichment) oleh pejabat publik a. Pengembangan regulasi dalam kasus suap
(sebagai serta setiap individu). Di Negara asing;
Jerman, KUHP negara ini memungkinkan b. Penguatan pengaturan tentang Tindak
untuk penyitaan aset ketika diyakini bahwa Pidana Pencucian Uang (TPPU);
mereka telah diperoleh secara tidak sah. c. Pertanggungjawaban perorangan dalam
Negara Belanda memodifikasi KUHP (Pasal penuntutan kasus Tindak Pidana Korupsi;
36e) pada tahun 1993 untuk memungkinkan d. Pengembangan konsep unexplained
pembuktian terbalik dari beban pembuktian wealth;
di kasus yang berkaitan dengan hasil dari e. Pengenaan sanksi berat terhadap pejabat
melakukan serangkaian kejahatan tertentu. publik atau penyelenggara negara yang
Negara Italia, penyertaan semua barang milik terlibat kasus korupsi.42
seseorang dimungkinkan jika penuntutan
dapat menunjukkan dengan sukses bahwa ada Di Negara Kenya pengaturan memperkaya
kemungkinan ini adalah hasil yang diperoleh diri sendiri secara melawan hukum (Illicit
dari hasil kejahatan.39 Di Hongkong, misalnya, enrichment) terlihat salah satunya pada kasus
sudah ada kasus sukses yang mengarah yang berhasil diajukan oleh Komisi Etik dan
pada pemulihan aset (asset recovery) terkait Antikorupsi Kenya terhadap Stanley Mombo
tindak pidana korupsi (TIPIKOR). Di Tanzania, Amuti, mantan pejabat publik berpangkat
Pengadilan disana baru saja mulai mengadili rendah yang tidak dapat menjelaskan
tuntutan berkaitan dengan memperkaya bagaimana dia membeli properti senilai sekitar
diri sendiri secara melawan hukum (Illicit USD 400.000 dalam waktu 10 bulan. Di Negara
enrichment).40 Aturan mengenai memperkaya Uganda juga mengalami keberhasilan baru-
diri sendiri secara melawan hukum (Illicit baru ini dalam kasus memperkaya diri sendiri
enrichment) semakin diakui secara global secara melawan hukum (Illicit enrichment)
sebagai alat yang ampuh untuk menargetkan senilai USD 1,25 juta yang melibatkan
tindak pidana korupsi dan memulihkan aset seorang akuntan di Kantor Perdana Menteri.
yang dicuri (asset recovery).41 Selanjutnya ada mantan Presiden El Salvador
Negara Australia juga sukses dalam baru-baru ini dihukum karena memperkaya
melaksanakan rekomendasi UNCAC 2003 di diri sendiri secara melawan hukum (Illicit
bidang kriminalisasi dan penegakan hukum enrichment) yang terjadi saat dia berkuasa.43
(law enforcement). diantaranya adalah Melihat itu semua Ganjar Laksmana
sebagai berikut ini: Bonaprapta menarik kesimpulan bahwa

39
Craig Fagan. Anti Corruption Helpdesk. (United Kingdom: Transparency International. 2012). hlm. 6-8.
40
Andrew Dornbierer. ”Andrew Dornbierer’s quick guide to illicit enrichment (updated)”. 2021. https://
baselgovernance.org/blog/andrew-dornbierers-quick-guide-illicit-enrichment-updated. (diakses 20 Maret
2022).
41
Andrew Dornbierer. ”Illicit Enrichment Laws: Asia’s Ignored Anti-Corruption Weapon”. 2021. https://
thediplomat.com/2021/07/illegal-enrichment-laws-asias-ignored-anti-corruption-weapon/. (diakses 11 Juni
2022)
Andrew Dornbierer. ”Illicit Enrichment Laws: Asia’s Ignored Anti-Corruption Weapon”. 2021.
42
Diky Anandya Kharystya Putra & Vidya Prahassacitta. Op. Cit., hlm. 46.
43
Andrew Dornbierer. Op. Cit.

Kejahatan Memperkaya Diri Sendiri Secara Melawan ... (Herlambang, Zico Junius Fernando, & Helda Rahmasari) 259
Volume 11 Nomor 2, Agustus 2022

terdapat beberapa unsur dalam konsep dari sedini dan selengkap mungkin, diharapkan
memperkaya diri sendiri secara melawan roda perekonomian dan pembangunan
hukum (Illicit enrichment) yang mestin diatur dapat berputar dengan baik, meningkatkan
yaitu: pembangunan dan kesejahteraan masyarakat
a. Subjek memperkaya diri sendiri secara secara umum, cepat atau lambat.46 Keadaan
melawan hukum (Illicit enrichment) demikian menjadi pendorong bagi penataan
adalah pejabat atau pegawai negeri atau (rekonstruksi) sistem hukum pidana nasional
penyelenggara negara; (substantif) dalam bentuk kodifikasi dan
b. Dengan cara memperkaya diri sendiri unifikasi nasional yang terpadu, khususnya
secara signifikan; dalam pemberantasan tindak pidana korupsi.47
c. Tidak dapat menjelaskan mengenai asal Kriminalisasi terhadap memperkaya
peningkatan kekayaan tersebut; diri sendiri secara melawan hukum (Illicit
d. Peningkatan kekayaan tersebut terjadi enrichment) semakin penting untuk dilakukan
akibat dari jabatanya; dengan upaya penal policy. Perlu diketahui
e. Perbuatannya dilakukan dengan cara bahwa penal policy merupakan komponen
sengaja.44 esensial dari modern criminal science.48 Patut
diketahui juga diformulasikanya tujuan dan
Wakil Menteri Kementerian Hukum dan pedoman pemidanaan untuk tujuan sebagai
HAM Republik Indonesia yang juga merupakan berikut:
Guru Besar Hukum Pidana Universitas Gadjah a. Merupakan integral dari sistem
Mada, Eddy O.S. Hiariej melihat bahwa unsur pemidanaan;
memperkaya diri sendiri secara melawan b. Merupakan sebuah pedoman (guidance of
hukum (Illicit enrichment) yang wajib sentencing);
dibuktikan: c. Sebagai landasan filosofis (philosophical
a. Pejabat Publik; basis) & justifikasi pemidanaan
b. Dilakukan dengan cara sengaja; (justification of punishment);
c. Dengan cara memperkaya diri dengan d. Secara pragmatis agar tidak hilang atau
jalan secara tidak sah.45 tidak dilupakan dalam tataran empiris
Dengan menangani memperkaya diri sendi­ (law in action).49
ri secara melawan hukum (Illicit enrichment)

44
Alvon Kurnia Palma. Implementasi Dan Pengaturan Illicit Enrichment (Peningkatan Kekayaan Secara Tidak Sah)
Di Indonesia. (Jakarta: Indonesia Corruption Watch. 2014). hlm. 12.
45
Eddy O.S. Hiariej. United Nations Convention Against Corruption Dalam Sistem Hukum Indonesia. Jurnal Mimbar
Hukum 31. No 1. (2019). hlm. 121. Doi: https://doi.org/10.22146/jmh.43968.
46
Lilik Mulyadi. Tindak Pidana Korupsi di Indonesia (Normatif, Teoritis, Praktik dan Masalahnya). (Bandung: PT.
Alumni. 2007). hlm. 2.
Andrew Dornbierer. ”Illicit Enrichment Laws: Asia’s Ignored Anti-Corruption Weapon”. 2021.
47
Barda Nawawi Arief. Reformasi Sistem Peradilan (Sistem Penegakan Hukum di Indonesia). (Semarang: Universitas
Diponegoro. 2019). hlm. 14-15.
48
Barda Nawawi Arief. Beberapa Aspek Pengembangan Ilmu Hukum Pidana Menyonsong Generasi Baru Hukum
Pidana Indonesia. (Semarang: Universitas Diponegoro. 2021). hlm. 8.
49
Barda Nawawi Arief. Perkembangan Asas-Asas Hukum Pidana Indonesia Perspektif Perbandingan Hukum Pidana.
Cetakan ke-8. (Semarang: Universitas Diponegoro. 2020). hlm. 50.

260 Jurnal RechtsVinding, Vol. 11 No. 2, Agustus 2022 hlm. 247–264


Volume 11 Nomor 2, Agustus 2022

Kebijakan hukum pidana merupakan disesuaikan dengan Pancasila dan Konstitusi,


rangkaian proses terdiri dari beberapa untuk pengaturan hukum tindak pidana
kebijakan, yaitu:50 korupsi (TIPIKOR) di masa yang akan datang
a. Tahap kebijakan formulatif atau (ius constituendum):54
tahap kebijakan legislatif yaitu tahap 1. Sebelum, selama, dan setelah menjabat
penyusunan/ perumusan hukum pidana; sebagai pejabat publik/ penyelenggara
b. Tahap kebijakan yudikatif/ aplikatif yaitu negara dalam jabatannya. Pejabat publik/
tahap aplikasi hukum pidana; penyelenggara negara wajib memberikan
c. Tahap kebijakan eksekutif/ administrasi surat keterangan tentang seluruh harta
yaitu tahap pelaksanaan/ eksekusi hukum kekayaannya atau Laporan Harta Kekayaan
pidana. Penyelenggara Negara (LHKPN) kepada
Komisi Pemberantasan Korupsi Republik
Tahapan kebijakan legislasi/ formulasi Indonesia (KPK RI);
merupakan tahapan yang paling strategis dalam 2. Harta kekayaan tersebut datang dari baik
merencanakan kebijakan penanggulangan gaji maupun bukan gaji;
kejahatan dengan hukum pidana (penal 3. Harta kekayaan yang dianggap didapat
policy). Kesalahan atau kelemahan kebijakan dari illicit enrichment dihitung setelah
legislatif merupakan kesalahan strategis yang penyampaian Laporan Harta Kekayaan
dapat menghambat upaya pencegahan dan Penyelenggara Negara (LHKPN) kepada
pengendalian kejahatan pada tahap penerapan Komisi Pemberantasan Korupsi Republik
dan pelaksanaan.51 Membangun atau Indonesia (KPK RI);
melakukan pembaharuan hukum hakikatnya 4. Sebelum menjabat, kekayaannya dihitung
membangun atau memperbaharui ide dasar/ dan juga pejabat publik/ penyelenggara
konsep/ pokok pemikiran bukan sekedar negara melaporkan kekayaannya melalui
memperbaharui/ mengganti rumusan Pasal Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara
secara tekstual.52 Reformasi/ pembangunan Negara (LHKPN) setelah masa jabatannya
hukum terkait erat dengan pengembangan/ berakhir.
pembangunan masyarakat jangka panjang
dan upaya ilmiah dan filosofis.53 Dengan adanya kriminalisasi terhadap
Rancangan formulasi aturan memperkaya memperkaya diri sendiri secara melawan
diri sendiri secara melawan hukum (Illicit hukum (Illicit enrichment) diharapkan
enrichment) dengan melihat perbandingan pencegahan dan pemberantasan korupsi
hukum yang ada dibeberapa negara dan dapat menjadi lebih baik apalagi terkait

50
Barda Nawawi Arief. Kebijakan Formulasi Ketentuan Pidana Dalam Peraturan PerUndang-Undangan. (Semarang:
Pustaka Magister. 2015). hlm. 9.
51
Barda Nawawi Arief. Pornografi, Pornoaksi, Cybersex Dan Cyberporn. (Semarang: Pustaka Magister. 2011). hlm.
44.
52
Barda Nawawi Arief. RUU KUHP Baru, Sebuah Restrukturisasi/ Rekonstruksi Sistem Hukum Pidana Di Indonesia.
(Semarang: Universitas Diponegoro. 2020). hlm. 50.
53
Barda Nawawi Arief. Pembangunan Sistem Hukum Nasional (Indonesia). (Semarang: Pustaka Magister. 2021).
hlm. 2-3.
54
Milda Istiqomah. Op. Cit., hlm. 85.

Kejahatan Memperkaya Diri Sendiri Secara Melawan ... (Herlambang, Zico Junius Fernando, & Helda Rahmasari) 261
Volume 11 Nomor 2, Agustus 2022

dengan pejabat publik. Kedepan untuk diharapkan dapat segera diterapkan di Negara
memulai mencegah dan meminimalisir Indonesia. Seperti diketahui bahwa sektor
terjadinya korupsi rekrutmen ASN hingga aparat sipil negara (ASN) sangat rentan dan
menjadi pejabat publik misalnya harus banyak melakukan tindak pidana korupsi.
dimulai salah satunya dengan kepemimpinan, Kebanyakan pejabat publik banyak sekali
karena merupakan faktor penentu dalam meningkat harta kekayaannya yang diduga
pembentukan perilaku organisasi. Sikap berasal dari kegiatan-kegiatan koruptif,
percaya bahwa pemimpin dengan visi yang tetapi tidak bisa dilakukan penegakan
kuat akan mampu membangun perspektif yang hukum (law enforcemet) dikarenakan
dapat diproyeksikan kepada rekan kerja untuk belum dikriminalisasikanya tindak pidana
membentuk persepsi mereka tentang realitas atau kejahatan tersebut. Sehingga Undang-
di dalam dan di luar organisasi. Rekrutmen Undang Nomor 31 Tahun 1999 Jo Undang-
harus transparansi dan akuntabilitas tidak Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang
dengan cara-cara koruptif seperti suap, Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yang
jangan sampai menciptakan kesan bahwa berlaku saat ini tidak memberikan kerangka
rekrutmen ASN atau pejabat publik adalah hukum yang kuat untuk pemberantasan
tentang uang daripada kompetensi karena korupsi hingga penyitaan aset pejabat publik.
tindakan semacam itu membentuk pola Memperkaya diri sendiri secara melawan
piker dan mengajari mereka bahwa tindakan hukum (Illicit enrichment) perlu dimaknai
melanggar hukum diperbolehkan menurut atau dilihat sebagai sebuah pendekatan
aturan dan budaya organisasi mereka. Dalam yang baru didalam konteks pencegahan
jangka panjang, ini dapat berkontribusi pada dan pemberantasan tindak pidana korupsi
pengembangan rasionalisasi untuk perilaku di Negara Indonesia karena ketentuan
yang tidak etis atau bahkan melanggar hukum. memperkaya diri sendiri secara melawan
Ketika pola pikir seperti itu tertanam dalam hukum (Illicit enrichment) lebih menekankan
kesadaran kolektif, itu akan menjadi lahan dan memakai pendekatan berupa pendekatan
subur bagi benih-benih korupsi untuk tumbuh follow the money ketimbang dengan
dan berkembang dan akan mempengaruhi pendekatan follow the person karena terkait
seluruh sistem. pemulihan keuangan negara. Prinsipnya jika
pejabat publik tidak dapat membuktikan asal
4. Penutup usul harta yang diperoleh secara sah atau
Perumusan kejahatan memperkaya legal, maka harta tersebut akan disita negara
diri sendiri secara melawan hukum (illicit (confiscated by the state).
enrichment) yang tertuang dan telihat dalam Dengan menangani kejahatan memperkaya
beberapa konvensi-konvensi internasional, diri sendiri secara melawan hukum (Illicit
seperti United Nations Convention Against enrichment) sedini dan selengkap mungkin
Corruption (UNCAC) tahun 2003, International khususnya di lingkungan ASN dimana
American Convention Against Corruption korupsi banyak menggurita, diharapkan
(IACAC), dan African Union on the Prevention roda perekonomian dan pembangunan
and Combating Corruption (AUCPCC), dapat berputar dengan baik, meningkatkan

262 Jurnal RechtsVinding, Vol. 11 No. 2, Agustus 2022 hlm. 247–264


Volume 11 Nomor 2, Agustus 2022

pembangunan dan kesejahteraan masyarakat Barda Nawawi Arief. RUU KUHP Baru, Sebuah
secara umum, cepat atau lambat karena Restrukturisasi/ Rekonstruksi Sistem Hukum
Pidana Di Indonesia. (Semarang: Universitas
pelayanan publik yang dilakukan oleh ASN sudah Diponegoro. 2020).
mencerminkan nilai ANEKA (Akuntabilitas, Craig Fagan. Anti Corruption Helpdesk. (United
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, Kingdom: Transparency International. 2012).
Edita Elda. Korupsi Dalam Keadaan Tertentu.
Anti Korupsi) dan BerAKHLAK (Berorientasi
(Depok: PT. RajaGrafindo Persada. 2021).
Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, I Gusti Ngurah Parwata. Bahan Ajar: Tindak
Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif) untuk menuju Pidana Korupsi Indonesia Dikaji Dari Perspektif
masyarakat adil dan Makmur serta sejahtera Normatif Teoritis dan Praktik Peradilan Pekara
Pidana. (Bali: Fakultas Hukum Universitas
sebagaimana diamanahkan dalam Pancasila Udayana. 2017).
dan UUD NRI 1945. Indonesia Corruption Watch. Implementasi dan
Pengaturan Illicit Enrichment (Peningkatan
Kekayaan Secara Tidak Sah) di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
(Jakarta: Indonesia Corruption Watch. 2014).
Buku Indonesia Corruption Watch. Implementasi Dan
Pengaturan Illicit Enrichment (Peningkatan
Agus Wibowo dkk. Pengetahuan Dasar Antikorupsi
Kekayaan Secara Tidak Sah) Di Indonesia.
Dan Integrasi. (Bandung: Media Sains
(Jakarta: Indonesia Corruption Watch. 2014).
Indonesia. 2022).
Lilik Mulyadi. Tindak Pidana Korupsi di Indonesia
Alvon Kurnia Palma. Implementasi Dan Pengaturan
(Normatif, Teoritis, Praktik dan Masalahnya).
Illicit Enrichment (Peningkatan Kekayaan
(Bandung: PT. Alumni. 2007).
Secara Tidak Sah) Di Indonesia. (Jakarta:
Lindy Muzila dkk. On the Take Criminalizing Illicit
Indonesia Corruption Watch. 2014).
Enrichment to Fight Corruption. (Washington
Barda Nawawi Arief. Beberapa Aspek
DC: International Bank for Reconstruction and
Pengembangan Ilmu Hukum Pidana
Development The World Bank. 2012).
Menyonsong Generasi Baru Hukum Pidana
Mokhammad Najih. Politik Hukum Pidana.
Indonesia. (Semarang: Universitas Diponegoro.
(Malang: Setara Press. 2014).
2021).
Peter Mahmud Marzuki. Penelitian Hukum.
Barda Nawawi Arief. Kebijakan Formulasi
(Jakarta: Kencana Prenada Media. 2005).
Ketentuan Pidana Dalam Peraturan
Soerjono Soekanto & Sri Mamudji. Penelitian
PerUndang-Undangan. (Semarang: Pustaka
Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat.
Magister. 2015).
(Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2001).
Barda Nawawi Arief. Masalah Penegakan
Soerjono Soekanto. Pengantar Penelitian Hukum.
Hukum dan Kebijakan Hukum Pidana Dalam
Cet ke-3. (Jakarta: Universitas Indonesia Press.
Penanggulangan Kejahatan. (Jakarta: Kencana
1984).
Prenadamedia Group. 2007).
Teguh Prasetyo. Kriminalisasi Dalam Hukum
Barda Nawawi Arief. Pembangunan Sistem Hukum
Pidana. (Bandung. Penerbit Nusa Media.
Nasional (Indonesia). (Semarang: Pustaka
2010).
Magister.
Barda Nawawi Arief. Perkembangan Asas-
Asas Hukum Pidana Indonesia Perspektif Jurnal
Perbandingan Hukum Pidana. Cetakan ke-8. A.A. Mirah Endraswari. Penerapan Beban
(Semarang: Universitas Diponegoro. 2020). Pembuktian Terbalik Dalam Perampasan
Barda Nawawi Arief. Pornografi, Pornoaksi, Illicit Enrichment Kaitannya Dengan Hak Asasi
Cybersex Dan Cyberporn. (Semarang: Pustaka Manusia. Udayana Master Law Journal 5, No
Magister. 2011). 2. (2016). hlm. 400. Doi. http://ojs.unud.ac.id/
Barda Nawawi Arief. Reformasi Sistem Peradilan index.php/jmhu.
(Sistem Penegakan Hukum di Indonesia). Andreas Nathaniel Marbun. ”Suap Disektor Privat
(Semarang: Universitas Diponegoro. 2019). Dapat Dijerat”. Jurnal Integritas 3. No 1.

Kejahatan Memperkaya Diri Sendiri Secara Melawan ... (Herlambang, Zico Junius Fernando, & Helda Rahmasari) 263
Volume 11 Nomor 2, Agustus 2022

(Maret 2017). hlm. 54. Doi. https://jurnal.kpk. Internet


go.id/index.php/integritas.
Adhyaksadigital. ”ICW Prihatin ASN Dominasi
Eddy O.S. Hiariej. United Nations Convention
Pelaku Korupsi”. 2022. https://www.
Against Corruption Dalam Sistem Hukum
a d hy a k s a d i g i t a l . c o m / 2 0 2 2 / 0 4 / 1 9 / i c w-
Indonesia. Jurnal Mimbar Hukum 31.
prihatin-asn-dominasi-pelaku-korupsi/.
No 1. (2019). hlm. 121. Doi: https://doi.
Alfian Jamrah. ”Percepatan Anti Korupsi bagi
org/10.22146/jmh.43968.
Aparatur Sipil Negara”. 2016. https://
Hanif Muzaki. Illicit Enrichment dalam Tindak
s u m b a r p r o v. g o . i d / h o m e / n e w s / 7 1 6 7 -
Pidana Korupsi. Jurist-Diction 4. No 4. (2021).
percepatan-anti-korupsi-bagi-aparatur-sipil-
hlm. 1448.
negara.
Junior Willem John Latumeten. Kekayaan Yang
Andrew Dornbierer. ”Andrew Dornbierer’s quick
Tidak Dapat Dipertanggungjawabkan (Illicit
guide to illicit enrichment (updated)”. 2021.
Enrichment) Sebagai Salah Satu Cara Dalam
https://baselgovernance.org/blog/andrew-
Memberantas Korupsi. Jurnal Lex Privatum 5.
dornbierers-quick-guide-illicit-enrichment-
No 2. (2017). hlm. 105-106. Doi. http://dx.doi.
updated.
org/10.20473/jd.v4i4.28455.
Andrew Dornbierer. ”Illicit Enrichment Laws:
Lindy Muzila. Defining Illicit Enrichment. E-Library
Asia’s Ignored Anti-Corruption Weapon”.
World Bank Group. (2012). hlm. 11-26. Doi.
2021. https://thediplomat.com/2021/07/
https://doi.org/10.1596/9780821394540_
illegal-enrichment-laws-asias-ignored-anti-
ch02
corruption-weapon.
Milda Istiqomah. Kebijakan Formulasi Pengaturan
Faisal Javier. ”ICW: Angka Penindakan Kasus
”Illicit Enrichment” Sebagai Upaya
Korupsi Semester 1 2021 Naik Jika
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Dibandingkan Tahun Sebelumnya,” Tempo,
Jurnal Media Hukum 23. No 1. (2016).
accessed February 26, 2022, https://data.
hlm. 15. Doi. https://doi.org/10.18196/
tempo.co/data/1208/icw-angka-penindakan-
jmh.2015.0069.76-86
kasus-korupsi-semester-1-2021-naik-jika-
dibandingkan-tahun-sebelumnya.
Peraturan PerUndang-Undangan Farid Kusuma. ”Per Juni 2021, KPK Sudah Menekel
African Union on the Prevention and Combating 1.291 Kasus Korupsi,” suarasurabaya.net,
Corruption (AUCPCC) 2021, https://www.suarasurabaya.net/
International American Convention Against kelanakota/2021/per-juni-2021-kpk-sudah-
Corruption (IACAC) menekel-1-291-kasus-korupsi.
Naskah akademik Rancangan Undang-Undang Jawa Pos. ”Tingkat Suap Di Indonesia Tertinggi
Tentang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Ketiga Diantara 17 Negara Asia”. 2020. https://
Rancangan Undang-Undang Kitab Undang- www.jawapos.com/nasional/03/12/2020/
Undang Hukum Pidana tingkat-suap-di-indonesia-tertinggi-ketiga-
Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik diantara-17-negara-asia/.
Indonesia Tahun 1945 Sasmito Madrim. ”Indeks Persepsi Korupsi
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 Jo Undang- Indonesia 2021 Naik Tipis”. 2022. https://
Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang www.voaindonesia.com/a/indeks-persepsi-
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi korupsi-indonesia-2021-naik-tipis/6413387.
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang html.
Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Transparency International Indonesia. ”Indeks
Pidana Pencucian Uang Persepsi Korupsi 2021: Korupsi, Hak Asasi
United Nations Convention Against Corruption Manusia Dan Demokrasi”. 2022. https://ti.or.
(UNCAC) tahun 2003 id/indeks-persepsi-korupsi-2021-korupsi-hak-
asasi-manusia-dan-demokrasi/.

264 Jurnal RechtsVinding, Vol. 11 No. 2, Agustus 2022 hlm. 247–264

Anda mungkin juga menyukai