Anda di halaman 1dari 4

Laporan Praktikum Pengukuran dan Instrumentasi

Modul IV – Sensor Tempratur


Muhammad Nauval Firdaus/20524045
Asisten: Anjasna Amatrullah
Tanggal praktikum: 14 Juni 2022
20524045@students.uii.ac.id
Teknik Elektro – Fakultas Teknologi Industri
Universitas Islam Indonesia

Abstrak—Telah dilakukan praktikum Pengukuran dan


Instrumentasi mengenai Sensor Tempratur. Sensor tempratur
yang digunakan untuk melakukan percobaan adalah sensor
termokopel. Termokopel memiliki beberapa tipe, seperti tipe E, J,
K, N, R, S, dan B. Namun, pada praktikum ini hanya dilakukan
percobaan menggunakan tipe J dan K. percobaan ini akan
mengamati tegangan keluaran yang dihasilkan oleh perubahan
suhu pada objek penelitian. Pada setiap percobaaan tipe
termokopel, dilakukan pengambilan sampel sebanyak tiga kali
percobaan. Praktikum ini dilaksanakan di lab dengan dampingan
asisten praktikum.

Kata kumci—sensor, termokopel, tipe J, tipe K.

I. PENDAHULUAN
dalam dunia kelistrikan, khususnya pada jenis sensor
tempratur, termokopel memiliki prisip yang sering digunakan
untuk mengubah suhu dalam suatu objek menjadi tegangan.
Pada aplikasinya termokopel banyak digunakan pada alat
pemanas, seperti boiler, heater, dan lainnya. Termokopel terdiri
atas sambungan (junction) dua jenis logam yang digabungkan
Gambar 1. Jangkauan tipe-tipe termokopel
ujungnya, yang salah satu dari ujung sambungan diberi
perlakukan berbeda dengan ujung lainnya. Sambungan pada
Tabel 1. Sensitivitas dan bahan penyusun termokopel
termokopel teridi dari dua jenis, yaitu sambungan acuan (cold
junction) yang digunakan untuk membaca tegangan dan
sambungan panas (hot junction) yang digunakan untuk
mengukur suhu.
Termokopel memiliki beberapa tipe, namun pada praktikum
ini hanya akan membahas mengenai termokopel tipe J dan K.
Tujuan praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat merancang
sistem instrumentasi tempratur serta mahasiswa dapat
memahami dan dapat membedakan karakteristik pada
termokopel tipe J dan K setelah dilakukan percobaan.

II. TINJAUAN PUSTAKA


A. Karakteristik Temokopel
Termokopel memiliki beberapa tipe. Tipe-tipe ini dibedakan Tipe termokopel yang digunakan untuk melakukan percobaan
dari dari jenis logam penyusunnya. Jenis logam dapat adalah tipe J dan K.
mempengaruhi jangkauan dan sensitivitas pengukuran yang
dapat dilakukan. Adapun karakteristik dari setiap tipe pada
termokopel dapat dilihat pada gambar dan tabel berikut.
III. METODE PRAKTIKUM
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini antara
lain, yaitu project board, Termokopel tipe J dan K, LM741,
Kabel penghubung, Multimeter, Resistor, Termometer, dan
Gelas pemanas. Praktikum ini dilaksanakan di lab secara
individu dengan dampingan asisten praktikum. Terdapat dua
percobaan tipe termokopel, yaitu tipe J dan tipe K.
A. Percobaan Termokopel tipe J
Percobaan ini diawali dengan membuat rangkaian penguat
non—inverting unutk menguatakan tegangan. Setelah itu,
mengisikan air pada gelas pemanas sebagai objek pengukuran.
Lalu hubungkan kaki termokopel pada input peguat dan
Gambar 2. Termokopel tipe J menghubungkan output penguat pada multimeter. Kemudian
memasukkan ujung termokopel (non warna) dan memasukkan
termometer pada air yang dipanaskan. Setelah itu, lakukan
pengamatan pada suhu yang terbaca pada termometer dan
tegangan yang terbaca pada multimeter selagi air dipanaskan.
Kemudian mencatat hasil pengukuran pada lembar kerja.
Selanjutnya lakukan Langkah-langkah tersebut sebanyak tiga
kali dengan menggunakan air yang baru.
B. Percobaan Termokopel tipe K
Pada percobaan termokopel tipe K, Langkah-langkah
pengerjaannya sama seperti pada percobaan termokopel tipe J,
yaitu gunakan penguat sebagai penguat tegangan, lalu
hubungkan penguat dengan termokopel dan multimeter.
Kemudian menaruh termokopel (non warna) dan thermometer
pada air yang dipanaskan. Lalu lakukan pengamtan sebanyak
tifa kali dengan menggunakan air baru pada setiap percobaan.
Setelah itu, mencatat hasil pengamatan pada lembar kerja.
Gambar 3. Termokopel tipe K

IV. HASIL DAN ANALISIS


B. Persamaan Regresi Linier
A. Percobaan Termokopel Tipe J
Persamaan regresi linier dapat digunakan untuk mencari
hubungan linier antara dua variable pengukuran yaitu, suhu dan Tabel 2. Percobaan 1
teganan. Persamaan regresi linier sebagai berikut. Tempratur Tegangan Keluaran dari percobaan ke-
Pada 1 2 3 4 5
Termometer (mV) (mV) (mV)
(0C)
y = A + Bx (1)
10
15
Dimana y merupakan variable yang mewakilkan tempratur dan 20
x merupakan variable tegangan keluaran. 25
30 0,4 0,3 0,3
Variable y dan x dapat dicari dengan menggunakan persamaan 35 0,7 0,5 0,7
40 0,9 0,8 0,9
berikut. 45 1 1,2 1,3
(2) 50 1,3 1,4 1,4
55 1,6 1,7 1,6
60 1,8 2 2
65 2,2 2,2 2,1
70 2,4 2,5 2,5
75 2,7 2,7 2,7
80 2,9 3 3
85 3,1 3,3 3,2
90 3,4 3,5 3,4
95 3,7 3,7 3,8
100 4,1 3,9 4,1
Analisis:
Percobaaan pengukuran tegangan pada termokopel dengan dari hasil pengukuran. Misal kita menggunakan suhu 100
memanfaatkan suhu air yang dipanaskan dimulai dari suhu 30 derajat. Maka didapat tegangan keluarannya adalah 𝑦 =
derajat dan berakhir pada suhu 100 derajat. Pengukuran ini 7
(100) = 5,8 mV. Sedangkan dari pengukuran suhu 100
120
dilakukan sebanyak tiga kali percobaan. Pada masing-masing
derajat, tegangan keluarannya adalah 4,1 mV.
dari ketiga percobaan tersebut menghasilkan hasil pengukuran
yang tidak jauh berbeda satu sama lainnya. Hal ini juga dapat
Dari hasil perhitungan dan pengukuran di atas dapat dicari nilai
dilihat dari persamaan regresi masing-masing dari ketiga
error pengukurannya, yaitu sebagai berikut
percobaan sebagai berikut. 4,1−5,8
Error = | 5,8 | × 100% = 29,3%
Dengan menggunakan rumus pada persamaan 1 dan 2 maka
didapat nilai A dan B sebagai berikut.
 Percobaan 1 B. Percobann Termokopel Tipe K
A = 19,258
B = 23,659 Tabel 3. Percobaan 2
y = 19,258x + 23,659 Tempratur Tegangan Keluaran dari percobaan ke-
Pada 1 2 3 4 5
 Percobaan 2 Termometer (mV) (mV) (mV)
A = 18,965 (0C)
B = 23,656 10
y = 18,965x + 23,656 15
20
 Percobaan 3 25
A = 19,158 30 0,1 0,1 0,2
B = 22,853 35 0,3 0,4 0,6
y = 19,158x + 22,853 40 0,5 0,6 0,7
45 0,8 0,8 0,9
50 1 1 1,1
keterangan : 55 1,5 1,2 1,2
x = tegangan keluaran (mV) 60 1,7 1,5 1,5
y = suhu (0C) 65 2 1,7 1,7
70 2,1 1,9 1,9
Berikut merupakan kurva dari ketiga persamaan regresi di atas. 75 2,3 2,1 2,1
80 2,5 2,4 2,3
85 2,6 2,6 2,5
Grafik Persamaan Regresi 90 2,8 2,7 2,7
Termokopel Tipe J 95 3 2,9 2,9
100 3,1 3,2 3,2
120 Analisis:
percobaan ke- Pada percobaan termkopel tipe K langkah pengerjaannya sama
100
1 seperti termokopel tipe J, yaitu menggunakan suhu air dari 30
80 y = 19.258x + 23.659 sampa 100 derajat dan dilakukan sebanyak tiga kali. Hasil
pengukuran dari ketiga percobaan tersebut tidak jauh berbeda
60 percobaan ke-
2 satu sama lainnya. Hal ini juga dapat dilihat dari persamaan
y = 18.965x + 23.656 regresi masing-masing dari ketiga percobaan sebagai berikut.
40
percobaan ke-
20 Dengan menggunakan rumus pada persamaan 1 dan 2 maka
3
y = 19.158x + 22.853 didapat nilai A dan B sebagai berikut.
0  Percobaan 1
0 2 4 6 A = 22,007
B = 26,414
kemudian jika diamati hasil percobaan pada tabel pengamatan, y = 22,007x + 26,414
dapat dilihat bahwa semakin besar suhu yang diukur maka  Percobaan 2
tegangan akan semakin besar. Hal ini sudah mendekati dengan A = 22,979
karakteristik pada pengukuran termokopel tipe J pada gambar 1 B = 26,548
dan tabel 1. Hal ini bisa dibuktikan dengan menggunakan y = 22,979x + 26,548
persamaan linier dari karakteristik jangkauan termokopel tipe J.  Percobaan 3
penjabarannya sebagai berikut. A = 24,485
Diketahui dua titik pada jangkauan tipe J adalah (0,0) dan B = 23,376
(1200, 7). Kemudian cari persamaan liniernya, dan didapat y = 24,485x + 23,376
7
persamaan liniernya adalah 𝑦 = 120 𝑥. Kemudian dari
keterangan :
persamaan linier tersebut, kita bandingkan dari jangkauan dan x = tegangan keluaran (mV)
y = suhu (0C) DAFTAR PUSTAKA

berikut merupakan kurva dari ketiga persamaan regresi di atas. [1] Modul Praktikum Pengukuran dan Instrumentasi.
Teknik Elektro. Universitas Islam Indoneisa.
Grafik Persamaan Regresi
Termokopel Tipe K [2] Teknik Elektronika,”Pengerian Termokopel dan Prinsip
Kerjanya, [online]. Avalilable:
120 https://teknikelektronika.com/pengertian-termokopel-
percobaan thermocouple-dan-prinsip-kerjanya/. Diakses :
100 ke-1
6/16/2022.
80 y = 22.007x + 26.414
percobaan
60
ke-2
LAMPIRAN
40 y = 22.979x + 26.548
20 percobaan
ke-3
0 y = 24.485x + 23.376
0 1 2 3 4

Sama halnya dengan hasil pengukuran tipe J, pada pengukuran


Tipe K kita juga dapat membandingkan hasil pengukurannya
dengan karakteristik jangkauannya menggunakan persamaan
linier dari jangkauan tipe K.

Diketahui dua titik (0,0) dan (1400, 55). Kemudian cari


persamaan liniernya, dan didapat persamaan liniernya adalah
55
𝑦 = 1400 𝑥. Kemudian dari persamaan linier tersebut, kita
bandingkan dari jangkauan dan dari hasil pengukuran. Misal
kita menggunakan suhu 100 derajat. Maka didapat tegangan
55
keluarannya adalah 𝑦 = 1400 (100) = 3,9 mV. Sedangkan dari
pengukuran suhu 100 derajat, tegangan keluarannya adalah 3,2
mV.

Dari hasil perhitungan dan pengukuran di atas dapat dicari nilai


error pengukurannya, yaitu sebagai berikut
3,2−3,9
Error = | 3,9 | × 100% = 17,9%.

V. KESIMPULAN
Setelah dilakukan percobaan pada termokopel tipe J dan
tipe K, maka dapat diambil kesimpulan, yaitu jika dibandingkan
antara kedua tipe termokopel ini maka termokopel tipe J
memiliki jangkauan dan sensitivitas pengukuran tegangan yang
lebih tinggi dibandingkan dengan tipe K. Hal ini dapat
dibuktikan dari karakteristik jangkauan termokopel pada
gambar 1 dan tabel 1 serta dari hasil pengukuran yang telah
dilakukan, yaitu dengan menggunakan jangkauan suhu yang
sama dari 30 sampai 100 derajat, termokopel tipe J dapat
membaca tegangan keluaran hingga 4,1 mV sedangkan
temokopel tipe K hanya dapat membaca tegangan keluaran
hingga 3,2 mV pada suhu maksimal pengukuran yaitu 100
derajat.

Anda mungkin juga menyukai