Makalah Pemeriksaan g6pd Feritin Dan Tibc
Makalah Pemeriksaan g6pd Feritin Dan Tibc
OLEH :
B. Pemeriksaan Feritin
Feritin adalah protein penyimpan zat besi utama yang ditemukan pada
jaringan tubuh manusia. Feritin terdiri dari 24 subunit dengan 2 tipe yaitu di
hati (L) dan jantung (H), dengan berat molekul 19 dan 21. Subunit H memiliki
peranan yang penting dalam mendetoksifikasi besi secara cepat oleh karena
aktivitas feroksidasenya, dimana oksidasi besi menjadi bentuk Fe+3. Subunit
L memfasilitasi nukleasi besi, mineralisasi dan cadangan besi jangka panjang.
(Teresita, dkk. 2016)
Fungsi feritin ialah sebagai penyimpanan zat besi terutama di dalam hati,
limpa dan sumsum tulang. Zat besi yang berlebihan akan disimpan dan bila
diperlukan dapat dimobilisasi kembali. (Teresita, dkk. 2016)
Feritin serum menyatakan cadangan protein penyimpan zat besi dalam
tubuh dan juga merupakan protein fase akut yang nilainya akan meningkat
pada keadaan inflamasi akut maupun kronis. (Teresita, dkk. 2016)
Kehilangan besi normal 1-2 mg/hari tetapi dapat meningkat
akibatperdarahan dan deskuamasi (pelepasan elemen epitel), dandapat
beberapa kali lipat lebih tinggi pada penyakit ginjal kronik (PGK) terutama
setelah dialisis. (Teresita, dkk. 2016)
Keseimbangan besi yang terganggu pada PGK menyebabkan transferin
menjadi setengah atau sepertiga dari kadar normal, dan menghilangkan
kapasitas sistem transpor besi. Situasi ini yang kemudian mengganggu
kemampuan untuk mengeluarkan cadangan besi dari makrofag dan hepatosit
pada PGK sehingga menyebabkan kadar feritin tinggi. (Teresita, dkk. 2016)
Hal ini disebabkan karena dalam kondisi peradangan tanpa kekurangan
zat besi, besi dipertahankan dalam sel (terutama sel retikuloendotelial dan
hepatosit), yang menyebabkan serum feritin tinggi. Dalam kondisi kombinasi
antara peradangan dan kekurangan zat besi, zat besi tidak ditahan dalam sel,
yang menyebabkan feritin serum rendah. (Teresita, dkk. 2016)
Penurunan kadar feritin menjadi penanda defisiensi zat besi dan
gangguan inflamasi usus. Peningkatan kadar feritin menjadi penanda
karsinoma metastatik, leukemia, limfoma, penyakit hati (sirosis, hepatitis,
kanker hati), zat besi berlebih (hemokromatosis), hemosiderosis, anemia
(hemolitik, pernisiosa, talasemia), infeksi, inflamasi kronis dan akut (penyakit
ginjal, neuroblastoma), dan kerusakan jaringan. Kadar feritin serum tinggi
yang ekstrim>2000 ng/mLbiasanya menandakan adanya kelebihan besi
(hemosiderosis). (Teresita, dkk. 2016)
Kadar ferritin dapat mengalami peningkatan atau penurunan.
Peningkatan kadar ferritin darah dapat terjadi akibat hemokromatosis.
Hemakromatosis adalah penumpukan zat besi berlebihan yang terdapat dalam
bentuk keturunan (bawaan) atau didapat (sekunder). Hemakromatosis
herediter adalah kelainan bawaan di mana terjadi penumpukan zat besi akibat
peningkatan penyerapan zat besi dari usus. Hemakromatosis sekunder
disebabkan keadaan tertentu, seperti penyakit hati kronik, anemia hemolitik,
hepatitis C, pengerasan hati, penyakit hati alkoholik, dan transfusi darah
berulang. Hemokromatosis dapat tidak bergejala atau menimbulkan gejala
berat seperti disfungsi seksual, gagal jantung, nyeri sendi, pengerasan hati,
diabetes, kelelahan, dan perubahan warna kulit mejadi gelap. (Teresita, dkk.
2016)
Kadar feritin yang rendah ditemui pada penderita defisiensi zat besi.
Tanpa zat besi yang cukup, tubuh tidak dapat menghasilkan hemoglobin
(komponen sel darah merah yang membawa oksigen) sehingga terjadi anemia.
Anemia defisiensi besi yang ringan tidak bergejala, namun anemia berat
menimbulkan gejala seperti sesak napas, kelelahan, pusing, kulit pucat, dan
detak jantung yang cepat. Selain itu, kadar ferritin yang rendah ditemui pada
orang dengan perdarahan menstruasi hebat, perdarahan saluran cerna jangka
panjang, dan gangguan usus yang menyebabkan penurunan penyerapan zat
besi. (Teresita, dkk. 2016)
Saturasi transferin menggambarkan perbandingan antara besi serum yang
ada dengan TIBC dalam bentuk persentase. Saturasi transferin ini memiliki
pola diurnal, tinggi pada pagi hari dan rendah pada siang dan sore hari.
Persentase saturasi rendah pada defisiensi besidan penyakit kronis dan tinggi
pada anemia sideroblastik, keracunan besi, serta hemolisis intravascular dan
hemokromatosis (Ronald A. Sacher, Richard A McPherson, 2004).
Pemeriksaan sumsum tulang untuk melihat kadar cadangan besi untuk proses
eritropoesis. (Teresita, dkk. 2016)
Adapun metode dan prinsip yang digunakan pada pemeriksaan feritin,
yaitu:
1. Metode : IRMA (Immunoradiometric Asay)
Prinsip : Antibody yang dilabel dengan radioaktif yang berlebih
direaksikan dengan ferritin. Ferritin yang tidak berikatan
dengan antibody akan dihilangkan dengan
Immunoadsorbent.
2. Metode : ELISA metode double sandwich
Prinsip : Antibodi dengan high affinity terhadap ferritin (antiferitin
Ig G akan berikatan dengan ferritin serum dan selanjutnya
dilabel dengan enzim horseradish peroxidase dan dibaca
OD-nya pada panjang gelombang 492 nm.
C. Pemeriksaan Total Iron Binding Capacity (TIBC)
TIBC atau kapasitas mengikat besi total merupakan suatu pengukuran
untuk mengukur kapasitas transferin serum mengikat besi. Pengambilan darah
unutk pemeriksaan ini sebaiknya pada pagi hari setelah puasa 12 jam dan
eksklusi suplemen besi selama 12-24 jam. Kemampuan total transferin
mengikat besi diukur dari mengukur besi total yang terikat dan pemeriksaan
TIBC ini tidak mengukur kadar transferin. Rentang normal untuk TIBC pada
orang dewasa adalah 240-360 µg/dl, dan cenderung akan berkurang seiring
bertambahnya usia sampai 250 µg/dl pada orang dengan usia di atas 70 tahun.
TIBC meningkat pada defisiensi besi dan kehamilan, tetapi mungkin normal
atau rendah pada penyakit kronis dan malnutrisi. (Teresita, dkk. 2016)
Estimasi total kapasitas pengikatan besi (TIBC) dilakukan dengan
menggunakan manual metode (IRON-FERROZINE) dengan prinsip berikut:
Kelebihan 𝐹𝑒 +3 ditambahkan ke sampel menjadi jenuh e transferin serum.
Tidak bingung 𝐹𝑒 +3 diendapkan dengan magnesium hidro xide karbonat dan
besi terikat protein dalam supernatan kemudian spektrofot diukur
secaraometrik. (Rufaida, dkk. 2017)
Prosedurnya singkat seperti follows: 1,0 ml dari reagent A ditempatkan
dalam tabung reaksi kering yang bersih. 0 0,5 ml dari sampel telah
ditambahkan. Tabung reaksi dicampur secara menyeluruh dan diamkan f atau
5-30 menit pada suhu kamar. Satu sendok reagen B ditambahkan. Tabung
reaksi dicampur ed teliti dan diamkan selama 30-60 menit di tempera kamar
mendatang. Tabung reaksi itu disentrifugasi pada putaran minimum 3000 per
menit atau 10 menit. Supernatan itu dikumpulkan dengan hati-hati.
Konsentrasi besi serum entrasi dalam supernatan diukur menggunakan kit besi
dari Biosystems Company. (Rufaida, dkk. 2017)
Adapun metode dan prinsip yang digunakan pada pemeriksaan TIBC,
yaitu
1. Metode : ICSH
Prinsip : Serum ditambahkan kelebihan besi (Ferri klorid). Besi yang
tidak transferrin diabsorbsi dan elh magnesium carbonate,
jemudian kadar serum diukur.
2. Metode : Saturasi
Prinsip : TIBC dievaluasi stelah transferin sampai jenuh oleh larutan
besi dan kelebihan besi akan diabsorbsi oleh magnesium
hydroxide carbonate. Setelah disentrifus, konsentrasi besi
dalam supernatant diukur.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
2. Dibawah ini yang bukan termasuk metode yang digunakan pada pemeriksaan
Feritin ?
a. ELISA
b. IRMA
c. Saturasi
4. Gejala yang dapat muncul pada penderita kekurangan enzim G6PD pada saat
terjadi paparan zat oksidan, yaitu:
a. Denyut jantung bertambah cepat
b. Kanker payudara
c. Ginjal
d. HIV