Anda di halaman 1dari 2

Integrasi Al Qur’an dengan Matematika

Al quran adalah kitab suci bagi umat islam. Al quran merupakan petunjuk bagi umat islam
di dunia. Tidak hanya sebagai petunjuk, Al quran juga merupakan sebagai sumber dari segala ilmu
salah satunya adalah ilmu sains. Unsur-unsur terpenting dalam pengembangan sains adalah
observasi , pengukuran (measurement), eksplanasi dan verifikasi. Banyak sekali ayat-ayat Al-
Qur‟an yang menyeru, mendorong, dan menganjurkan penggalian ilmu pengetahuan dan kegunaan
alam sebagai media observasi bagi manusia.

Di dalam Al Quran juga di jelaskan perintah untuk memikirkan atau mengobservasi tentang
penciptaan langit dan bumi dan juga pergantian siang dan malam. Hal itu dijelaskan pada surat Ali
Imran ayat 190-191. Dalam ayat ini dijelaskan agar kita bisa berfikir kritis dan juga bisa
mengobservasi karena sifat tersebutlah yang dibutuhkan dalam ilmu sains. Oleh karena itu, integrasi
matematika dan sains sangat lah erat tidak terkecuali ilmu matematika. Integrasi sains (matematika)
dan agama (islam) bertujuan untuk menyeimbangkan sisi intelektual dan spiritual. Contoh integrasi
matematika dengan al quran adalah rahasia transformasi gerakan shalat. Putaran atau sudut yang
dibuat saat melakukan shalat. Bukti ini dikenal dengan bentuk transformasi shalat. Salah satunya,
salat gerhana berhubungan dengan terjadinya gerhana baik matahari maupun bulan. Dalam shalat
gerhana ada dua kali rukuk, setiap ruku’ dianggap bersudut 90 derajat. Jika dijumlah maka sudutnya
menjadi 180 derajat. Dalam matematika ini membentuk garis lurus. Ternyata, ratusan tahun
kemudian para ahli baru menemukan bahwa gerhana pun terjadi akibat posisi bulan, bumi dan
matahari yang berada pada satu garis lurus. Ini merupakan sebagian kecil dari ilmu kebenaran Al-
Quran yang telah diteliti maknanya, setelah beberapa tahun lalu oleh ilmuwan barat telah dibuktikan
pula manfaat shalat dan puasa untuk kesehatan. Logikanya, jika dalam tiap kali kita melakukan ruku
itu membentuk 90 derajat, maka dalam tiap satu raka’at itu kita membentuk 360 derajat,
sebagaimana bumi berputar yang menandakan sebagai sebuah proses kehidupan. Hal ini bisa kita
simpulkan bahwa orang hidup perlu salat yang berputar 360 derajat. Ini tentu saja berbeda dengan
orang mati yang tidak lagi perlu salat, tidak lagi hidup, karena itu, salat mayit pun tidak disertai
dengan gerakan-gerakan sujud dan ruku, karena memang tidak lagi bergerak atau mati. Rahasia
sholat lainnya yaitu bacaan takbir yang diucapkan pada 29 kali shalat tarawih dan witir ditambah
sholat Ied maka akan ditemukan bilangan 1786 yang jika dibagi 19 adalah 94. Menariknya, angka
94 itu adalah jumlah kalimat takbir dalam lima kali sholat dalam sehari. Bagi Fahmi, riset yang
mendalam terhadap fenomena-fenomena menarik ini akan dapat memperkuat rasa iman kita kepada
Allah.

Anda mungkin juga menyukai