Anda di halaman 1dari 25

DIREKTORAT INDUSTRI KIMIA HULU

DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI KIMIA, FARMASI, DAN TEKSTIL


KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

Regulasi Pengelolaan Bahan Kimia Berbahaya


Penjelasan Bahan Kimia Berbahaya
Bahan Kimia adalah semua materi berupa unsur, senyawa tunggal dan /atau campuran yang berwujud padat,
cair, atau gas.

Bahaya adalah sifat kemampuan alamiah bahan kimia yang dapat memberi dampak negatif

Bahan Kimia Berbahaya adalah bahan kimia dalam bentuk tunggal maupun campuran yang dapat
membahayakan kesehatan dan lingkungan hidup secara langsung atau tidak langsung , yang mempunyai sifat
racun (toksisitas), karsinogenik, teratogenik, mutagenik, korosif dan iritasi.

Bahan Kimia Berbahaya adalah salah satu komoditas yang juga dibutuhkan oleh Industri (dual use).
Berdasarkan pemakaiannya dalam industri bahan tersebut terbagi menjadi dua:
1. Bahan baku
Bahan mentah, barang setengah jadi, atau barang jadi yang dapat diolah menjadi barang setengah jadi atau
barang jadi yang mempunyai nilai ekonomi yang lebih tinggi.
2. Bahan penolong
Bahan yang digunakan sebagai pelengkap dalam proses produksi untuk menghasilkan produk yang
fungsinya sempurna sesuai yang diharapkan.
2
Dasar Hukum
Inisiatif Internasional Peraturan di Indonesia Bahan Kimia diatur
Protokol Montreal • ​Keputusan Presiden RI Nomor 92 Bahan perusak Ozon
Tahun 1998
• Peraturan Presiden Nomor 33
Tahun 2005 (Amandemen)
• Peraturan Presiden Nomor 46
Tahun 2005 (Amandemen)
Konvensi Stockholm Undang-undang Nomor 19 Tahun Bahan Pencemar Organik yang
2009 Persisten
Konvensi Rotterdam Undang-undang Nomor 10 Tahun Bahan Kimia dan Pestisida Berbahaya
2013 Tertentu
Konvensi Basel Keputusan Presiden Nomor 61 Tahun Limbah Berbahaya dan
1993 Pembuangannya
Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun
2005
Konvensi Minamata Undang-Undang Nomor 11 Tahun Merkuri
2017
Konvensi Senjata Kimia Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1998 Bahan Kimia untuk Senjata Kimia

3
Dasar Hukum

1. Undang-undang Nomor 9 Tahun 2008 tentang Penggunaan Bahan Kimia dan Larangan Penggunaan
Bahan Kimia Sebagai Senjata Kimia.

2. Peraturan Menteri Perindustrian No 24/M-IND/PER/5/2006 tentang Pengawasan produksi dan


penggunaan bahan berbahaya untuk industri.

3. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 23/M-IND/PER/4/2013 tentang Perubahan Atas Peraturan


Menteri Perindustrian Nomor 87/M-IND/PER/9/2009 Tentang Sistem Harmonisasi Global Klasifikasi Dan
Label Pada Bahan Kimia.

4. Peraturan Menteri Perindustrian No.19 Tahun 2019 tentang Pencegahan Dan Penanggulangan Keadaan
Darurat Bahan Kimia Dalam Kegiatan Usaha Industri Kimia.

5. Permendag No. 47 Tahun 2019 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Menteri Perdagangan Nomor
44/M-Dag/Per/9/2009 Tentang Pengadaan, Distribusi dan Pengawasan Bahan Berbahaya.

4
Latar Belakang
Produksi Bahan Kimia Tanggal Insiden Lokasi Korban
Berbahaya
31 Des 2014 Kebakaran pabrik kimia di PT. Indocer Utama Precisi
Cikande, 3 luka bakar
Serang
Kesehatan, keselamatan, dan 10 Jul 2015 Kebakaran hebat di PT. Mandom Kawasan Industri MM Cikarang, Bekasi 28 tewas
keamanan di lingkungan 2100 31 luka bakar
industri menjadi syarat utama 18 Feb 2016 Kebakaran disertai ledakan di PT. Dover Chemical Cilegon, Banten 1 tewas
dalam kelancaran proses 4 luka bakar
produksi terutama di sektor 2 Sep 2016 Kebakaran hebat di PT. Leatat Chemindo Jababeka, Bekasi 1 luka bakar
industri kimia. Untuk
26 Okt 2017 Kebakaran disertai ledakan petasan di PT. Panca Tangerang 47 tewas
memenuhi persyaratan
Buana 46 luka bakar
tersebut, perlu disusun
28 Jun 2018 Kebakaran disertai ledakan di PT. Sari Sarana Sidoarjo 1 luka bakar
sebuah penanganan khusus. Kimiatama
5 Jul 2018 Kebakaran besar gudang kimia bahan baku produk Kampung 1 luka bakar
karet buatan Bandan, Jakarta
22 Juni 2019 Kebakaran Pabrik Korek Api PT. Kiat Unggul Binjai, Langkat, 30 tewas
Sumatera Utara
Bagan Regulasi Bahan Berbahaya

Bahan Berbahaya

Pelaku Usaha
Pengguna
Produsen Penjualan dan
Akhir
Distribusi

• Regulasi Produksi dan • Regulasi • Regulasi Penggunaan dan


Pengelolaan Distribusi/Pengadaan Pengelolaannya
• Regulasi Tanggap Darurat • Regulasi Pengangkutan dan • Regulasi Tanggap Darurat
• Regulasi Penandaan Pengelolaannya • Regulasi Pengelolaan
• Regulasi Tanggap Darurat limbah
Penjelasan Regulasi Bahan Kimia yang Berlaku di Indonesia
Regulasi Bahan Kimia Berbahaya – 1
Permenperin Nomor 24 Tahun 2006 Pengawasan produksi dan penggunaan bahan
berbahaya untuk industri

Ruang Lingkup
Bahan kimia berbahaya yang diatur:
1. Formaldehyde/ formalin (No. CAS 50-00-0),
2. Borax (No. CAS 1303-96-4),
3. Kuning metanil (No. CAS 587-98-4),
4. Rodamin B (No. CAS 81-88-9),
5. Paraformaldehyde (No. CAS 30525-89-4), dan
6. Trioksan (No. CAS 110-88-3)

Produsen dan Pengguna Akhir Bahan Berbahaya wajib memiliki izin


Pasal 5 ayat (1): Setiap produsen bahan berbahaya dan industri pengguna akhir bahan berbahaya wajib memiliki
surat pendaftaran bahan berbahaya

Ketentuan Pelaporan
• Setiap Produsen B2 wajib melaporkan data produksi, penggunaandan penyaluran B2
• Setiap Pengguna Akhir B2(PA-B2) wajib melaporkan data pengadaan dan penggunaan B2
Regulasi Bahan Kimia Berbahaya – 2
Permenperin Nomor 23 Tahun 2013
Perubahan Atas Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 87/M-
IND/PER/9/2009 Tentang Sistem Harmonisasi Global Klasifikasi Dan
Label Pada Bahan Kimia

Sistem GHS adalah sistem global untuk standardisasi kriteria dan


mengharmonisasikan sistem klasifikasi bahaya bahan kimia serta
mengkomunikasikan informasi tersebut pada label dan Lembar Data
Keselamatan/LDK

Setiap Bahan kimia diklasifikasikan berdasarkan kriteria bahaya :


1. Bahaya Fisik
2. Bahaya terhadap kesehatan, dan
3. Bahaya terhadap lingkungan
PIKTOGRAM BAHAYA

Piktogram Bahaya Fisik

Senyawa Senyawa
Eksplosif Gas di bawah Korosif pada
mudah Pengoksidasi
tekanan logam
menyala

10
PIKTOGRAM BAHAYA

Piktogram Bahaya Kesehatan

Toksisitas akut Bahaya aspirasi Toksisitas akut


(tingkat rendah)
Iritasi,
Sensitasi pada
kulit,
Bahaya terhadap
lapisan ozon

11
PIKTOGRAM BAHAYA

Piktogram Bahaya Lingkungan

Bahaya lingkungan
akuatik

12
Regulasi Bahan Kimia Berbahaya – 2
PerDirjen BIM Nomor : 04/BIM/PER/1/2014
Petunjuk Teknis dan Petunjuk Pengawasan Pelaksanaan Sistem
Harmonisasi Global Klasifikasi dan Label pada Bahan Kimia

Bahan Kimia Tunggal dan Campuran harus diklasifikasikan untuk


menentukan tingkat bahaya bahan kimia

Dalam hal klasifikasi bahan kimia tergolong berbahaya, produsen,


pemasok, dan atau importir wajib:
1. Membuat LDK
2. Membuat dan membubuhkan label
3. Membuat laporan pelaksanaan Ketentuan ini
Regulasi Bahan Kimia Berbahaya – 3
Permenperin Nomor 19 Tahun 2019 Pencegahan Dan Penanggulangan Keadaan Darurat
Bahan Kimia Dalam Kegiatan Usaha Industri Kimia

Ruang Lingkup
Setiap Perusahaan Industri Sektor Kimia yang melibatkan bahan kimia dalam kegiatan pengangkutan,
penyimpanan, produksi, dan penggunaan bahan kimia.

25 KBLI yang wajib menerapkan

No. KBLI JENIS INDUSTRI


1 20111 INDUSTRI KIMIA DASAR ANORGANIK KHLOR DAN ALKALI
2 20112 INDUSTRI KIMIA DASAR ANORGANIK GAS INDUSTRI
3 20113 INDUSTRI KIMIA DASAR ANORGANIK PIGMEN
4 20114 INDUSTRI KIMIA DASAR ANORGANIK LAINNYA
5 20116 INDUSTRI KIMIA DASAR ORGANIK UNTUK BAHAN BAKU ZAT WARNA DAN PIGMEN, ZAT WARNA DAN PIGMEN
6 20117 INDUSTRI KIMIA DASAR ORGANIK YANG BERSUMBER DARI MINYAK BUMI, GAS ALAM DAN BATU BARA
7 20118 INDUSTRI KIMIA DASAR ORGANIK YANG MENGHASILKAN BAHAN KIMIA KHUSUS
8 20119 INDUSTRI KIMIA DASAR ORGANIK LAINNYA
9 20121 INDUSTRI PUPUK ALAM/NON SINTETIS HARA MAKRO PRIMER
Permenperin Nomor 19 Tahun 2019
25 KBLI yang wajib menerapkan:
No. KBLI JENIS INDUSTRI
10 20122 INDUSTRI PUPUK BUATAN TUNGGAL HARA MAKRO PRIMER
11 20123 INDUSTRI PUPUK BUATAN MAJEMUK HARA MAKRO PRIMER
12 20124 INDUSTRI PUPUK BUATAN CAMPURAN HARA MAKRO PRIMER
13 20125 INDUSTRI PUPUK HARA MAKRO SEKUNDER
14 20126 INDUSTRI PUPUK HARA MIKRO
15 20127 INDUSTRI PUPUK PELENGKAP
16 20128 INDUSTRI MEDIA TANAM
17 20129 INDUSTRI PUPUK LAINNYA
18 20131 INDUSTRI DAMAR BUATAN (RESIN SINTETIS) DAN BAHAN BAKU PLASTIK
19 20132 INDUSTRI KARET BUATAN
20 20211 INDUSTRI BAHAN BAKU PEMBERANTAS HAMA (BAHAN AKTIF)
21 20212 INDUSTRI PEMBERANTAS HAMA (FORMULASI)
22 20213 INDUSTRI ZAT PENGATUR TUMBUH
23 20214 INDUSTRI BAHAN AMELIORAN (PEMBENAH TANAH)
24 20292 INDUSTRI BAHAN PELEDAK
25 21011 INDUSTRI BAHAN FARMASI
Permenperin Nomor 19 Tahun 2019
Elemen-elemen dasar dalam batang tubuh peraturan ini meliputi:
» Kewajiban industri kimia menerapkan upaya pencegahan dan penanggulangan keadaan darurat bahan
kimia
» Kewajiban industri kimia menyusun Dokumen Pencegahan dan Penanggulangan Keadaan Darurat
Bahan Kimia
» Verifikasi Dokumen Pencegahan dan Penanggulangan Keadaan Darurat Bahan Kimia
» Pelaporan secara daring & sanksi

Keadaan darurat bahan kimia didefinisikan sebagai sebuah keadaan atau pernyataan darurat yang
dikeluarkan oleh industri atau kawasan industri terkait adanya kejadian yang melibatkan bahan kimia yang
dapat membahayakan masyarakat dan lingkungan.
Regulasi Bahan Kimia Berbahaya – 4

Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 47 Tahun 2019


Pengadaan, Distribusi dan Pengawasan Bahan Berbahaya
Ruang Lingkup Bahan:
1. Bahan kimia berbahaya yang dapat disalahgunakan pada
Pangan, Kosmetik dan Obat
2. Bahan kimia Daftar Konvensi senjata Kimia
Ruang Lingkup Kegiatan:
1. Pengadaan
2. Distribusi
3. Pengawasan
Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 47 Tahun 2019
1. Pengadaan Bahan Berbahaya dapat melalui dalam negeri dari produsen bahan berbahaya (P-B2) atau
melalui impor dengan Persetujuan Impor Bahan Berbahaya (PI-B2). Untuk mendapatkan PI-B2, Industri
non farmasi memerlukan rekomendasi dari Kementerian Perindustrian
2. Distribusi Bahan Berbahaya dari P-B2/API-U harus melalui DT-B2 kemudian PT-B2 hingga PA-B2
(Bertingkat). Usulan Kemenperin untuk menghapus PT-B2 dan dibagi menjadi 2 alur sbb:

Distribusi Bahan Berbahaya Distribusi Bahan Berbahaya


(Selain Bahan Kimia Daftar) (Bahan Kimia Daftar)

P-B2/API U P-B2/API-U P-B2/API-U


DT-B2 PA PA
PA
Data Importasi Bahan Berbahaya
Berikut adalah 10 besar Jumlah impor B2 pada tahun 2019

Jumlah (ton) Nilai (USD)


No Bahan Berbahaya 2020 2020
2019 2019
(Jan-Mei) (Jan-Mei)
1 Dinatrium Tetraborat Pentahidrat 65662,58 20494,19 32.462.308,94 9.951.709,59
2 Natrium Sianida 17066,63 4930,18 37.329.606,82 10.705.650,74
3 Triethanolamine 3027,44 1309,89 4.173.825,29 1.322.268,55
4 Kalium Klorat 2226,01 136,00 2.704.594,88 161.030,00
5 Asam Borat 1971,53 1280,26 1.362.042,03 797.328,72
6 Paraformaldehida 1457,82 232,00 1.122.707,86 143.690,00
7 Methyldiethanolamine 1048,30 156,58 4.143.277,49 859.441,65
8 Tiourea 759,00 20,00 1.331.067,79 69.040,00
9 Asam Monokloroasetat 671,02 320,00 415.680,79 181.202,97
10 Dinatrium Tetraborat Dekahidrat 592,16 217,27 426.604,28 118.978,76
Arah Kebijakan Regulasi Bahan Kimia Mendatang
Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Perizinan dan Pelaporan Bahan
Kimia Daftar dan Bahan Kimia Organik Diskret Non-daftar

Pemerintah perlu untuk mengatur lebih lanjut mengenai ketentuan perizinan (pengadaan dalam maupun luar negeri,
produksi, penggunaan dan distribusi) serta ketentuan pelaporan bahan Kimia yang dapat digunakan sebagai senjata
kimia.

DASAR HUKUM

PERATURAN PERJANJIAN
UU Nomor 9 Tahun 2008 INTERNASIONAL

➔ Pasal 7 Ayat 3
Konvensi Senjata
“Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara perizinan diatur Kimia
dengan Peraturan Pemerintah” (UU Nomor 6 Tahun
➔ Pasal 9 Ayat 4 & Pasal 10 Ayat 2 1998 tentang
“Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pelaporan diatur Pengesahan KSK)
dengan Peraturan Pemerintah”
Penggolongan Bahan Kimia Sebagai Senjata Kimia

Bahan kimia daftar merupakan bahan kimia beracun yang bersifat dual use artinya bahan kimia tersebut selain dapat digunakan untuk
tujuan damai seperti penggunaan di industri, penelitian, dan lain sebagainya, dapat pula digunakan sebagai senjata kimia.
KESIMPULAN

• Pemerintah perlu menerapkan regulasi bahan kimia untuk


menjamin keamanan dan keselamatan masyarakat.
• Pemerintah mengambil rujukan dari standard/ konvensi
internasional dalam membuat kebijakan/regulasi bahan kimia.
• Pemerintah perlu untuk mengatur lebih lanjut dalam Peraturan
Pemerintah (PP) mengenai ketentuan perizinan dan ketentuan
pelaporan bahan Kimia yang dapat digunakan sebagai senjata
kimia.
• Regulasi yang ada terkait bahan kimia diharapkan dapat
diterapkan oleh seluruh lapisan masyarakat sehingga mencegah
terjadinya bencana akibat bahan kimia.
TERIMA KASIH
DIREKTORAT INDUSTRI KIMIA HULU
DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI KIMIA, FARMASI, DAN TEKSTIL
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
JALAN JEND. GATOT SUBROTO KAV. 52-53, JAKARTA 12950
Lampiran
Karsinogenik adalah sifat bahan penyebab sel kanker.

Teratogenik (bahasa Inggris:Teratogenesis) adalah istilah medis yang berasal dari


bahasa Yunani yang berarti membuat monster. Dalam istilah medis, berarti perkembangan
tidak normal dari sel selama kehamilan yang menyebabkan kerusakan pada embrio

Mutagenik (mutagenic), yaitu bahan yang menyebabkan perubahan kromosom (merubah


genetika)

Korosif adalah sifat suatu subtantsi yang dapat menyebabkan benda lain hancur atau
memperoleh dampak negatif

Anda mungkin juga menyukai