Anda di halaman 1dari 2

NAMA/NIM : Ailul Hidayah/11210340000025

KELAS/MATA KULIAH : 2C/ Ilmu Mantiq

DOSEN : Dr. Kholid Al Walid M. Ag

AL MAFHUM WA AL MISHDAQ

Dalam Ilmu Mantiq, Mafhum adalah Shuratu adz dzihniyah al muntadzi’atun minal haqaiqul asy
ya’ (forma atau gambaran dalam pikiran yang merupakan tiruan dari objek yang haqiqi) .Ketika
kita menggambarkan atau berbicara tentang suatu objek tentu pastinya aka nada forma atau
gambaran yang masuk kedalam akal kita. Tashawwur juga bagian dari Mafhum. Segala sesuatu
yang ada wujud eksternalnya yang kemudian di ambil menjadi Mafhum hal itu disebut Mishdaq
(apa yang ditetapkan atasnya mafhum atau haqiqi dari sesuatu yang kemudian kita ambil
gambaranna forma atau konsepnya). Contoh ketika kita membicarakan seseorang alim yang luas
pengetahuannya,Misal Namanya Zaid, pada saat kita mendengarkan dia berbicara dengan sangat
luar biasa menjelaskan segala sesuatu maka kemudian kita mengambil konsep bahwa orang yang
cerdas itu adalah zaid, maka zaid dalam pikira kit aitu disebut sebagai mafhum, sementara zaid
yang berbicara di depan kita, disebut mishdaqnya.

Para ahli mantiq membagi mafhum dua yaitu, mafhum kulli dan mafhum juz’I, Mafhum kulli
adalah mafhum yang brsifat general yaitu bahwa dia dapat ditetatpkan pada beragam objek, contoh
ketika kita berbicara mengenai hewan maka ini masuknya ke mafhum kulli, karena penetapan
hewannya bisa saja tikus, kura kura, ikan dan hewan hewan lainnyam, mafhum ini bagi lagi
menjadi dua, yang pertama mafhum kulli al mutawati’, mafhumnya satu tap dengan objek yang
berbeda antara satu dengan yang lainnya, kedua mafhum kulli al musyakik yaitu konsep general
yang gradatif ,contoh ketika kita berbicara mengenai cahaya, termasuk mafhumal musyakik karena
ragam dari cahaya itu bukan sesuatu di luar dirinya tetapi didalam dirinya dengan tingkatan
tingkatan intentensitas yang berbeda antara satu dengan yang lain, dalam cahaya ada cahaya yang
terang, ada cahaya yang temaram, ada cahaya yang remang remang. Objek yang ada padanya yang
kemudian menggamabarkan tentang mafhum itu bukan sesuatu yang diluar lingkup dirinya,
perbedaanya bersifat gradatif,.

Berikutnya ada mafum juz’i (Partikular) yang dia tidak bisa ditetapkan pada objek yang banyak,
contohnya ketika kita berbicara mengenai kholid makai itu termasuk mafhum juz’I karena itu
merujuk pada fard atau sosok tertentu yang tidak bisa ditetapkan misalnya pada amr, ali, zainab.
Pada konteks mafhum juz’I dia hanya pada dirinya saja, dia tidak bisa ditetapkan pada yang lain
berbeda dengan mafhum kulli. Mafhum ini terbagi lagi jadi dua, ada mafhum juz’i hakiki yang
bersifat juz’i parsial, adakalanya dia mafhum juz’i yang idhofi, contoh ketika kita berbicara tentang
hewan, salah satu diantara objek hewan itu adalah manusia. Manusia dalam konteks ini dia sifatnya
juz’i tapi bukan juz’i yang hakiki karena ketika kita kemudian melihat manusia pada konteks
manusia termasuk mafhum kulli akan tetapi karena dia di nisbatkan pada mafhum yang lebih
general dari dirinya maka dia masuk kategori mafhum juz’i yang disebut mafhum juz’i idhofi,
yaitu mafhum yang sifatnya yang parsial berkonsep relative bukan yang hakiki, misalnya ketika
zaid di nisbatkan pada manusia dia sifatnya juz’i yang hakiki

Dalam kehidupan kita sehari hari pembicaraan mengenai mafhum dan misdaq ini banyak
dibicarakan, kemudia untuk menentukan apakah dia termasuk kulli (general) yang mutawati’ atau
musyakik atau kita berbicara dalam konteks juz’i (particular) yang hakiki atau idhofi. Menurut ahli
mantiq menetapkan konsep konsep ini pada konsep yang benar menjadi sesuatu yang penting
ketika kita nanti kita akan membuat proposisi , definisi dan sebagainya, supaya tidak terjadi
kerancuan dalam proses penghukuman atasnya, apakah itu benar atau salah.

Dalam Ilmu Mantiq juga ada yang disebut nisbah atau relasi, ada 4 relasi yang mungkin terjadi
antara mishdaq yang satu dengan mishdaq yang lainnya. Memahami hal ini dalam mantiq menjadi
sesuatu yang cukup mendasar. Para ahli mantiq membagi atau mengkategorisasikan relasi ini
dalam 4 pola, yaitu tasawiy, umum wa khushush muthlaq, umum wa khusus min wajhain dan
tabayun

Anda mungkin juga menyukai