ABSTRAK
Kantin pada sebuah kampus merupakan salah satu bentuk fasilitas umum, yang keberadaannya
selain sebagai tempat untuk menjual makanan dan minuman. Kebersihan kantin sangat berkaitan
dengan system sanitasi yang dijalankan. Mengacu pada PERMENKES RI
No.1096/MENKES/PER/2011 setidaknya ada empat standar teknis yang harus dipenuhi untuk
memenuhi persyaratan sanitasi kantin sehat, antara lain standar teknis bangunan, fasilitas
sanitasi, peralatan, dan ketenagaan. Berdasarkan data yang diperoleh, prosentase ketercapaian
standar teknis bangunan 43%, fasilitas sanitasi 45%, peralatan 75%, dan ketenagaan 55%. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa kantin di lingkungan kampus universitas X masih jauh dari kata
baik. Hal ini didorong dengan kurangnya fasilitas sanitasi dalam mendukung penyelenggaraan
kantin sehat. Selain peningkatan sarana fasilitas sanitasi, keberadaan kantin sehat di lingkungan
kampus dapat diwujudkan dengan melibatkan semua pihak, baik pengelola kampus, pengelola
kantin, penjamah makanan serta konsumen. Kantin sehat mampu menciptakan kehidupan
kampus yang lebih sehat dan aman
Kata kunci: Kebijakan Jasaboga, kebijakan keamanan Pangan, kantin, jasaboga, standar teknis,
evaluasi kebijakan
186
Fesdila Putri Nurani, Lia Nirawati, Arimurti Kriswibowo dan Dzakiyah A Hikamah: Evaluasi Capaian Implementasi
Permenkes No. 1096/Menkes/Per/VI/2011 Tentang Jasa Boga di Kantin Kampus X Provinsi Jawa Timur
187
DINAMIKA GOVERNANCE: JURNAL ILMU ADMINISTRASI NEGARA Volume 9 (2), Oktober 2019
Penelitian ini berfokus pada model evaluasi dibuat oleh pemerintah untuk bertindak, atau
kebijakan Ex-post evaluation dimana tidak bertindak untuk menyelesaikan
penelitian ini bertujuan untuk memberikan masalah. Adapun pendapat Taufiqurokhman
evaluasi standard layanan kafetari menurut (2014) Proses analisis kebijakan publik
PERMENKES RI No. 1096/ MENKES/ adalah serangkaian aktivitas intelektual yang
PER/ VI/ 201. dilakukan di dalam proses kegiatan yang
Kantin sebagai salah satu tempat bersifat politis. Aktivitas politis tersebut
bertemunya konsumen dan produsen dalam nampak dalam serangkaian kegiatan yang
memenuhi asupan gizi makanan tidak luput mencakup penyusunan agenda, formulasi
dari penerapan sanitasi. Sanitasi pada kantin kebijakan, adopsi kebijakan, implementasi
yaitu usaha kesehatan yang dilakukan kebijakan, dan penilaian kebijakan.
dengan cara memelihara dan melindungi Implementasi sebuah kebijakan
kebersihan lingkungan kantin dari berbagai harus disadarkan bahwa kebijakan tersebut
faktor resiko yang dapat mencemari
perlu diadopsikan (adopted) ke dalam proses
lingkungan kantin. (Owihual, 2012). Kantin
manajemen organisasi agar dapat
maupun kafetaria biasanya terdapat hampir
semua di instansi, baik di lingkungan dilaksanakan. Stoner (dalam Daryono, 2011)
institusi kesehatan pendidikan, maupun berpendapat bahwa manajemen adalah
pemerintahan. Menurut Vyth et al., (2011), proses perencanaan, pengorganisasian,
kafetaria yang berada di lingkungan kerja pengarahan, dan pengawasan, usaha-usaha
merupakan tempat yang krusial dimana para anggota organisasi dan penggunaan
orang-orang akan dihadapkan pada pilihan sumber daya organisasi lainnya untuk
makanan sehat dan asupan makanan saat mencapai tujuan organisasi yang telah
makan siang sangat berkontribusi secara ditetapkan. Manajemen adalah proses yang
significan berdasarkan jenis makanan yang penting dalam organisasi, mengingat
dikonsumsi. pengelolaan organisasi adalah manajemen
Sanitasi dalam industry jasaboga organisasi itu sendiri. Setelah implementasi
merupakan salah satu persyaratan yang
kebijakan dilaksanakan diperlukan evaluasi
harus dipenuhi dalam kegiatannya.
Persyaratan teknis dalam penyelenggaraan kebijakan untuk mengukur keberhasilan
jasaboga telah diatur dalam PERMENKES suatu kebijakan.
RI No. 1096/ MENKES/ PER/ VI/ 2011. Menurut Nugroho (2018) berpendapat
Aspek persyaratan teknis yang diatur di bahwa evaluasi kebijakan berfokus kepada
dalamnya antara lain aspek bangunan, pemahaman bahwa sebuah kebijakan publik
fasilitas sanitasi, peralatan, ketenagaan, tidak bisa dilepas begitu saja. Kebijakan
makanan dan pemeriksaan hygiene sanitasi. harus diawasi dan salah satu mekanisme
Dalam hal ini, sebuah lembaga atau institusi pengawasan tersebut disebut sebagai
setidaknya perlu membuat suatu aturan atau “evaluasi kebijakan”. Evaluasi kebijakan
kebijakan yang baku mengenai pengelolaan biasanya ditunjuk untuk menilai sejauh
kantin atau kafetaria berdasarkan peraturan mana keefektifan kebijakan publik
pemerintah yang telah diterbitkan. dipertanggungjawabkan kepada masyarakat
Mackay dan Shaxton (2005) (konstituennya). Sejauh mana tujuan
berpendapat public policy is what the dicapai. Evaluasi diperlukan untuk melihat
government chooses to do, or not to do. It is “harapan” dengan “kenyataan".
a decision made by government to either act, Tujuan utama dari evaluasi bukan
or not act in order to resolve a problem. untuk mencari siapa yang salah, namun
Dapat diartikan kebijakan publik adalah apa lebih melihat kesenjangan antara hasil atau
yang pemerintah pilih untuk lakukan, atau pencapaian dengan harapan dari suatu
tidak lakukan. Ini adalah keputusan yang kebijakan publik. Hal yang dilakukan
188
Fesdila Putri Nurani, Lia Nirawati, Arimurti Kriswibowo dan Dzakiyah A Hikamah: Evaluasi Capaian Implementasi
Permenkes No. 1096/Menkes/Per/VI/2011 Tentang Jasa Boga di Kantin Kampus X Provinsi Jawa Timur
189
DINAMIKA GOVERNANCE: JURNAL ILMU ADMINISTRASI NEGARA Volume 9 (2), Oktober 2019
190
Fesdila Putri Nurani, Lia Nirawati, Arimurti Kriswibowo dan Dzakiyah A Hikamah: Evaluasi Capaian Implementasi
Permenkes No. 1096/Menkes/Per/VI/2011 Tentang Jasa Boga di Kantin Kampus X Provinsi Jawa Timur
191
DINAMIKA GOVERNANCE: JURNAL ILMU ADMINISTRASI NEGARA Volume 9 (2), Oktober 2019
192
Fesdila Putri Nurani, Lia Nirawati, Arimurti Kriswibowo dan Dzakiyah A Hikamah: Evaluasi Capaian Implementasi
Permenkes No. 1096/Menkes/Per/VI/2011 Tentang Jasa Boga di Kantin Kampus X Provinsi Jawa Timur
193
DINAMIKA GOVERNANCE: JURNAL ILMU ADMINISTRASI NEGARA Volume 9 (2), Oktober 2019
194
Fesdila Putri Nurani, Lia Nirawati, Arimurti Kriswibowo dan Dzakiyah A Hikamah: Evaluasi Capaian Implementasi
Permenkes No. 1096/Menkes/Per/VI/2011 Tentang Jasa Boga di Kantin Kampus X Provinsi Jawa Timur
195
DINAMIKA GOVERNANCE: JURNAL ILMU ADMINISTRASI NEGARA Volume 9 (2), Oktober 2019
196
Fesdila Putri Nurani, Lia Nirawati, Arimurti Kriswibowo dan Dzakiyah A Hikamah: Evaluasi Capaian Implementasi
Permenkes No. 1096/Menkes/Per/VI/2011 Tentang Jasa Boga di Kantin Kampus X Provinsi Jawa Timur
kantin dengan baik dapat menghindarkan kejadian luar biasa keracunan pangan di
makanan dari resiko kontaminasi dan juga Indonesia: kajian sistematis
penularan penyakit. Kontaminasi makanan Contribution of agents and factors
dapat bersal dari 3 sumber, yakni causing foodborne outbreak in
kontaminasi biologis yang bersumber dari Indonesia: a systematic review.” Bkm
organisme hidup, kontaminasi kimiawi yang 34(3):99–106.
bersumber dari senyawa atau bahan kimia Chusna, Fina Izzatul. 2013. Faktor Yang
yang terdapat dalam makanan, serta Mempengaruhi Kualitas Sarana
kontaminasi fisik yang bersumber dari Sanitasi Kantin Di Universitas Negeri
benda-benda asing yang terikut di dalam Semarang Tahun 2012. Vol. 2.
makanan seperti rambut, plastic, batu kerikil Diurna, Acta, Volume Iv, Abstrak Sampai,
maupun benda asing lainnya Sulawesi Utara, Kepolisian Daerah,
(Purnawijayanti, 2001). Provinsi Sulawesi, Sulawesi Utara,
Sulawesi Utara, Peraturan Daerah
PENUTUP Nomor, Tentang Pencegahan,
Kesimpulan Pemberantasan Perdagangan, Orang
Nilai prosentase capaian standar Terutama, Di Minahasa Selatan,
teknis penyelenggaraan jasaboga di Provinsi Sulawesi Utara, Minahasa
lingkungan kampus X masih cukup rendah Selatan, Perda Nomor, dan Sulawesi
berdasarkan persyaratan yang ditetapkan Utara. 2015. “Evaluasi Kebijakan
dalam PERMENKES RI No. 1096/ Pencegahan William Dunn.” IV(5).
MENKES/PER/VI/2011. Hal ini didorong Mackay, Melissa dan Louise Shaxton. 2005.
dengan kurangnya fasilitas sanitasi dalam “Understanding and Applying Basic Public
mendukung penyelenggaraan kantin sehat. Policy Concepts.” (3):1–5.
Selain peningkatan sarana fasilitas sanitasi, Marriot NG. 1999. Principle of Food
keberadaan kantin sehat di lingkungan Sanitation. Ed ke-4. Virginia: Aspen Pub.
kampus dapat diwujudkan dengan Nugroho, Rian. 2018. Public Policy. Jakarta:
melibatkan semua pihak, baik pengelola PT Elex Media Komputindo.
kampus, pengelola kantin, penjamah Nurani, F. P., & Kurniati, E. 2019.
makanan serta konsumen. Untuk Penyuluhan Sistem Keamanan Pangan
memperbaiki capaian standar jasa boga Dalam Produksi Keripik Tempe Di
tersebut, institusi perlu membuat kebijakan Desa Parerejo Kabupaten Jawa
devariat pada tataran praktis dalam bentuk Timur. JATI EMAS (Jurnal Aplikasi
Standar Operating Prosedur seperti SOP Teknik dan Pengabdian
Kebersihan Lokasi Makan, SOP Manajer Masyarakat), 3(1), 104-108.
Kantin, SOP Pengelola Lapak, SOP Notoatmodjo, S. 2003. Prinsip-prinsip dasar
Kebersihan Jamban, Peturasan, Wastafel dan ilmu kesehatan masyarakat. Jakarta:
Saluran Pembuangan, dan SOP Pengolah Rineka Cipta,10.
Bahan Makanan. Melalui implementasi Oihuwal, T.S. 2012. Gambaran Higiene Dan
kebijakan kantin sehat, akan mampu Sanitasi Kantin Kampus Di Lingkungan
menciptakan kehidupan kampus yang lebih Universitas Islam Negeri Alauddin
sehat dan aman. Makassar. Skripsi : Universitas
Alauddin Makassar.
Rahmayani, Rahmayani. 2018. “Hubungan
pengetahuan, sikap dan tindakan
hygiene sanitasi pedagang makanan
DAFTAR PUSTAKA jajanan di pinggir jalan.” AcTion: Aceh
Arisanti, Risalia Reni, Citra Indriani, dan Nutrition Journal 3(2):172.
Siswanto Agus Wilopo. 2017.
“Kontribusi agen dan faktor penyebab
197
DINAMIKA GOVERNANCE: JURNAL ILMU ADMINISTRASI NEGARA Volume 9 (2), Oktober 2019
198