Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN PRAKTIKUM

MEKANIKA TANAH 2

Disusun Oleh :
1. Ilham Nur Habibi / 2141350010
2. Moch Farkhan Prasetiyo / 2141350043
3. Muhammad Aldi Zaiman /2141350035
4. Suci Wahyuni / 2141350006
5. Yogi Dwi Priyantoro / 2141350048

D-IV TEKNOLOGI REKAYASA KONSTRUKSI JALAN DAN


JEMBATAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MALANG
20222
DAFTAR ISI

COVER
DAFTAR ISI...................................................................................................i

1 BAB 1......................................................................................................1

CONSTANT HEAD.......................................................................................1

1.1 Pendahuluan.....................................................................................1

1.2 Peralatan...........................................................................................1

1.3 Benda Uji.........................................................................................1

1.4 Prosedur Pengujian..........................................................................2

1.5 Perhitungan dan Pelaporan..............................................................2

1.6 Dokumentasi....................................................................................3

1.7 Kesimpulan dan Saran.....................................................................3

2 BAB 2......................................................................................................4

GESER LANGSUNG ( DIRECT SHEAR )....................................................4

2.1 Pendahuluan.....................................................................................4

2.2 Tujuan Percobaan.............................................................................6

2.3 Peralatan...........................................................................................7

2.4 Benda Uji.........................................................................................7

2.5 Prosedur Percobaan..........................................................................8

2.6 PERHITUNGAN & PELAPORAN..............................................10

2.7 Dokumentasi..................................................................................12

2.8 Kesimpulan dan Saran...................................................................12

3 BAB 3....................................................................................................13

KUAT TEKAN BEBAS ( UNCONFINED COMPRESSIVE STRENGTH )


......................................................................................................................13

3.1 PENDAHULUAN.........................................................................13

i
3.2 TUJUAN PERCOBAAN...............................................................14

3.3 P E R A L A T A N........................................................................14

3.4 PERSIAPAN BENDA UJI............................................................15

3.5 PROSEDUR PERCOBAAN.........................................................16

3.6 PERHITUNGAN & PELAPORAN..............................................16

3.7 Dokumentasi..................................................................................18

3.8 Kesimpulan dan Saran...................................................................18

4 BAB 4....................................................................................................19

TRIAKSIAL ( TRIAXIAL ).........................................................................19

4.1 PENDAHULUAN.........................................................................19

4.2 TUJUAN PERCOBAAN...............................................................21

4.3 PERALATAN................................................................................21

4.4 PENYIAPAN BENDA UJI...........................................................22

4.5 PROSEDUR PERCOBAAN.........................................................23

4.6 PERHITUNGAN & PELAPORAN..............................................25

4.7 Dokumentasi..................................................................................27

4.8 Kesimpulan dan Saran...................................................................27

ii
iii
1 BAB 1
CONSTANT HEAD

1.1 Pendahuluan
Permeabilitas didefinisikan sebagai sifat bahan berpori yang memungkinkan air
atau cairan lainnya untuk menembus atau merembes melalui hubungan antar porinya.
Bahan yang mempunyai pori-pori kontinyu disebut dapat tembus (permeable). Kerikil
mempunyai sifat dapat tembus yang tinggi sedangkan lempung kaku mempunyai sifat
dapat tembus yang rendah dan karena itu lempung disebut tidak dapat tembus
(impermeable).
Pengujian standar yang biasanya digunakan untuk mencari nilai koefisien
rembesan tanah ada 2, yaitu menggunakan tinggi konstan (Contant Head) dan tinggi
turun (Falling Head). Namun, terdapat perbedaan terhadap pengujian Contant Head dan
Falling Head yaitu pada benda ujinya. Benda uji pada tinggi konstan yaitu tanah
berbutir kasar, sedangkan baenda uji untuk tinggi turun yaitu tanah berbutir halus.
Pada sub bab ini akan dijelaskan mekanisme pengujian tinggi konstan. Pengujian
tinggi konstan, memiliki butiran yang besar dan rongga (void) yang besar, maka air
akan mudah dan cepat untuk mengalir melawati pori – pori tanah. Oleh sebab itu,
pengujian permeabilitas menggunakan tinggi konstan ini tidak membutuhkan waktu
yang lama.

1.2 Peralatan
Berikut ini merupakan alat dari pengujian tinnggi konstan (constant head):
1. Satu set alat constant head
2. Gelas ukur 1000ml
3. Penggaris
4. Stopwatch
5. Pasir silica
6. Air kran mengalir

1
1.3 Benda Uji
Benda uji yang digunakan dalam pengujian ini merupakan tanah yang berbutir
kasar, tepatnya menggunakan pasir silica.
1.4 Prosedur Pengujian
Metode pelaksanaan pengujian tinggi konstan, yaitu sebagai berikut:
1. Pasang filter dan kertas filter pada tabung yang berisi pasir silica kemudian kunci
dengan rapa agar air yang akan masuk ke tabung tidak keluar.
2. Menyalakan air kran dengan kecepatan rendah hingga tabung terisi penuh oleh air,
yang dapat ditandai dengan keluarnya air pada selang pembuangan.
3. Jika air dalam pipa tidak naik turun lagi, ini menandakan bahwa air sudah konstan.
Maka ke 3 pipa ini dapat diukur ketinggiannya.
h1 =... cm
h2 =.... cm
h3 =.... cm
4. Langkah selanjutnya yaitu membuka kran air untuk ditampung airnya di gelas ukur.
5. Volume air yang ditampung pada gelas ukur akan ditentukan oleh masing-masing
pengampu dan berbeda pada setiap kelompoknya.
6. Bersamaan dengan ditampungnya air pada gelas ukur, maka pengukuran waktu
menggunakan stopwatch juga dimulai.
7. Mencatat berapa waktu yang dibutuhkan untuk volume yang telah ditentukan
sebelumnya.

1.5 Perhitungan dan Pelaporan


Volume air yang dikumpulkan pada gelas ukur dapat dinyatakan sebagai berikut:

Q= A.v .t= A. ( k .i ) .t (1.44)


dimana:
Q = volume air yang dikumpulkan
A = luas penampang melintang contoh tanah
t = waktu yang digunakan untuk mengumpulkan air
atau:
h
i=
L (1.45)

2
dimana:
L = panjang contoh tanah

Masukkan Persamaan 1.45 ke dalam Persamaan 1.44, maka :


Q .L
k=
A .h.t (1.46)

Tabel 1.1 Hasil perhitungam pengujian tinggi konstan


KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
POLITEKNIK NEGERI MALANG
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
Jl. Soekarno-Hatta No.9 Malang 65145,Telp. (0341) 575750 Fax. (0341) 575750
email : mektan.polinema@gmail.com - mektan.polinema@yahoo.com
Proyek
: Pekerjaan Proyek Ambon Tgl. pengujian : 21/10/2011
Lokasi: Ambon - [TIP 13] Diuji oleh : Kd
Sampel
: Tanah Asli (Undisturbed ) Dikontrol oleh : Ms
Titik/Kedalaman
: BH-02 / 05,00 m

PENGUJIAN TINGGI JATUH (CONSTANT HEAD )


(ASTM D2434 - 87)

Benda Uji
Parameter
A B C D
Tinggi jatuh air (h) cm 36 36 36 36
Panjang contoh benda uji (L) cm 15 15 15 15
Diameter tabung (D) cm 7.5 7.5 7.5 7.5
Waktu (t) detik 8.69 15.38 25.55 32.8
Volume air (Q) ml 200 400 600 800
2
Luas Permukaan tanah (A) cm 44.179 44.179 44.179 44.179
Koefisien permeabilitas (k) cm/dtk 0.2171 0.2453 0.2215 0.2300
Koefisien permeabilitas rata-rata cm/dtk 0.2285

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH - POLITEKNIK NEGERI MALANG

1.6 Dokumentasi
1.7 Kesimpulan dan Saran
1.7.1 Kesimpulan
1.7.2 Saran

3
2 BAB 2
GESER LANGSUNG ( DIRECT SHEAR )

2.1 Pendahuluan
Percobaan Geser Langsung merupakan salah satu jenis pengujian
tertua dan sangat sederhana untuk menentukan parameter kuat geser
tanah (shear strength parameter) c dan . Dalam percobaan ini dapat
dilakukan pengukuran secara langsung dan cepat nilai kekuatan geser
tanah dengan kondisi tanpa pengaliran (undrained), atau dalam konsep
tegangan total (total stress). Pengujian ini pertama-tama diperun-tukkan
bagi jenis tanah non-kohesif, namun dalam perkembangannya dapat pula
diterapkan pada jenis tanah kohesif. Pengujian lain dengan tujuan yang
sama, yakni: Kuat Tekan Bebas (Percobaan - X), dan Triaksial
(Percobaan - X1), serta percobaan Geser Baling (Vane test), yang dapat
dilakukan dilaboratorium maupun dilapangan.

Bidang keruntuhan geser yang terjadi dalam pengujian geser


langsung adalah bidang yang dipaksakan, bukan merupakan bidang
terlemah seperti yang terjadi pada pengujian kuat tekan bebas
ataupun triaksial. Dengan demikian selama proses pembebanan
horisontal, tegangan yang timbul dalam bidang geser sangat
kompleks, hal ini sekaligus merupakan salah satu kelemahan utama
dalam percobaan geser langsung.
Nilai kekuatan geser tanah antara lain  digunakan  dalam

merencanakan kestabilan lereng, serta daya dukung tanah pondasi,

dan lain sebagainya.

Nilai kekuatan geser ini dirumuskan oleh Coulomb dan Mohr dalam
persamaan berikut ini:

4
S = c + ntan

dimana :
S = kekuatan geser maksimum [kg/cm2]
c = kohesi [kg/cm2]
n = tegangan normal [kg/cm2]
 = sudut geser dalam []

Prinsip dasar dari pengujian ini adalah pemberian beban secara


horisontal terhadap benda uji melalui cincin/kotak geser yang terdiri
dari dua bagian dan dibebani vertikal dipertengahan tingginya,
dimana kuat geser tanah adalah tegangan geser maksimun yang
menyebabkan terjadinya keruntuhan.

Selama pengujian pembacaan beban horisontal dilakukan pada


interval regangan tetap tertentu (Strain controlled).
Umumnya diperlukan minimal 3 (tiga) buah benda uji yang identik,
untuk meleng-kapi satu seri pengujian geser langsung.

Prosedur pembebanan vertikal dan kecepatan regangan geser akibat


pembebanan horisontal, sangat menentukan parameter-parameter
kuat geser yang diperoleh.
Dalam pelaksanaannya, percobaan geser langsung dapat dilaksanakan
dalam 3 (tiga) cara:

- Consolidated Drained Test: Pembebanan horisontal dalam


percobaan ini dilaksanakan dengan lambat, yang memungkinkan
terjadi pengaliran air, sehingga tekanan air pori bernilai tetap selama
pengujian berlangsung. Parameter c dan  yang diperoleh digunakan
untuk perhitungan stabilitas lereng.
- Consolidated Undrained Test: Dalam pengujian ini, sebelum
digeser benda uji yang dibebani vertikal
(beban normal) dibiarkan dulu hingga proses konsolidasi selesai.
Selanjutnya pembebanan horisontal dilakukan dengan cepat.

5
- Unconsolidated Undrained Test: Pembebanan horisontal
dalam pengujian ini dilakukan dengan cepat, sesaat setelah
beban vertikal dikenakan pada benda uji. Melalui pengujian
ini diperoleh parameter-parameter geser cu dan u.

Pada dasarnya percobaan Geser Langsung lebih sesuai untuk jenis


pengujian Consolidated Drained test, oleh karena panjang pengaliran
relatif lebih kecil jika dibandingkan dengan pengujian yang sama,
pada percobaan Triaksial.

2.2 Tujuan Percobaan


1. Peserta pelatihan dapat melaksanakan percobaan Geser Langsung
(Direct Shear Test) dengan prosedur yang benar.
2. Peserta pelatihan dapat melakukan perhitungan serta penggambaran
grafik untuk untuk menentukan parameter-parameter geser c da .

6
2.3 Peralatan
1. Mesin geser langsung yang terdiri dari:
a. Alat penggeser horisontal, dilengkapi dengan cincin beban
(prov-ing ring), arloji regangan horisontal, dan arloji
deformasi vertikal.
b. Kotak uji yang terbagi atas dua bagian dilengkapi baut
pengunci.
c. Pelat berpori 2 (dua) buah.
d. Sistim pembebanan vertikal,terdiri dari penggantung dan
keping beban
2. Alat pengeluar contoh (extruder) dan pisau pemotong
3. Cetakan untuk membuat benda uji benda uji
4. Pengukur waktu (stopwacht)
5. Timbangan dengan ketelitian 0.1gram
6. Peralatan untuk penentuan kadar air
7. Peralatan untuk membuat benda uji buatan

7
2.4 Benda Uji
1. Benda uji yang digunakan berbentuk bujur sangkar
2. Benda uji mempunyai tebal minimum 1,25cm tapi tidak kurang dari
6 kali diameter butir tanah maksimum
3. Perbandingan antara diameter/lebar terhadap tebal  benda
uji minimal 2:1
4. Untuk benda uji asli, contoh tanah yang digunakan harus cukup
untuk membuat sebanyak minimal 3 (tiga) buah benda uji yang
identic
Persiapkan benda uji sehingga tidak terjadi kehilangan kadar air, dan
hati-hati dalam melakukan pencetakan benda uji (terutama pada jenis
tanah dengan nilai kepekaan tinggi), agar struktur tanah asli tidak
berubah
5. Untuk benda uji buatan (remoulded), contoh tanah yang digunakan
diupayakan mempunyai kadar air dan berat isi tanah yang sesuai
dengan yang dikehendaki
Khususnya untuk tanah pasir lepas, contoh tanah biasanya dicetak
langsung kedalam kotak geser dengan nilai kepadatan relatif yang
dikehendaki.
Sedangkan untuk jenis tanah yang lain contoh dipadatkan terlebih
dahulu dalam cetakan sesuai prosedur percobaan pemadatan.

8
2.5 Prosedur Percobaan
1. Ukur tinggi dan lebar, serta timbang berat benda uji
2. Pindahkan benda uji dari cetakan kedalam kotak geser dalam sel
pengujian yang terkunci oleh kedua baut, dengan bagian bawah dan
atas dipasang pelat/batu berpori.
3. Pasang penggantung beban vertikal guna memberi beban normal
pada benda uji. Sebelumnya timbang dan catat lebih dahulu berat
penggantung beban tersebut. Atur arloji deformasi vertikal pada
posisi nol pembacaan.
4. Pasang batang penggeser horisontal untuk memberi beban mendatar
pada kotak penguji. Atur arloji regangan dan arloji beban sehingga
menunjukkan angka nol.
5. Beri beban normal yang pertama sesuai dengan beban yang
diperlukan. Sebagai pedoman besar beban normal pertama (termasuk
berat penggan-tung) yang diberikan, diusahakan agar menimbulkan
tegangan pada benda uji minimal sebesar tegangan geostatik
dilapangan.
Pada pengujian Consolidated drained/undrained, segera beri air
sampai diatas permukaan benda uji dan pertahankan selama
pengujian.

6. Pada pengujian tanpa konsolidasi (unconsolidated), beban geser


dapat segera diberikan setelah pemberian beban normal pada
langkah (5.5).
Sedangkan pada pengujian dengan konsolidasi (consolidated),
sebelum melakukan penggeseran, lakukan terlebih dahulu pencatatan
proses konsolidasi tersebut pada waktu-waktu tertentu, dan tunggu
sampai konsolidasi selesai.
Gunakan cara Taylor untuk menetapkan waktu (t50), yaitu pada saat
derajat konsolidasi U = 50%.

9
7. Kecepatan penggeseran  horisontal dapat  ditentukan berdasarkan
jenis pengujian:
a. Pada pengujian tanpa pengaliran (undrained test) ditetapkan
sebesar 0.50 s/d 2.00mm/menit.
b. Pada pengujian dengan pengaliran (drained test) kecepatan
pergeseran horisontal didapat dengan  cara membagi deformasi
geser dengan 50 x t50. Deformasi maksimum diperkirakan sebesar
10% diameter/lebar asli benda uji.
8. Lepaskan baut pengunci, kemudian pasangkan pada 2 (dua) lubang
yang lain, berikan putaran secukupnya sehingga kotak geser atas dan
bawah terpisah  05mm.
9. Lakukan penggeseran sampai jarum pada arloji beban pada 3 (tiga)
pembacaan terakhir berturut-turut menunjukkan nilai konstan. Baca
arloji geser dan arloji beban setiap 15detik sampai terjadi
keruntuhan.
10. Lepaskan benda uji kemesin cari kadar air, berat isi, dan lain
sebagainya.
11. Untuk  benda uji kedua, beri beban normal 2 (dua) kali beban normal
yang pertama kemudian ulangi langkah-langkah (5.6 s/d 5.10).
12. Untuk  benda uji ketiga beri beban normal 3 (tiga) kali  beban
normal yang pertama, kemudian ulangi langkah-langkah (5.6 s/d
5.10).
2.6 PERHITUNGAN & PELAPORAN
1. Hitung tegangan geser (terkalibrasi) -i, untuk setiap pergeseran
horisontal ke-i dari ketiga benda uji, dengan rumus:

 τ i =¿  PiA 2
[kg/cm ] ¿

dimana :
i = tegangan geser untuk pergeseran horisontal ke-i
[kg/cm2]

10
Pi = gaya geser untuk pergeseran horisontal ke-i [kg]
A = luas bidang geser [cm2]
2. Gambarkan grafik hubungan antara tegangan geser terhadap
pergeseran horisontal untuk masing-masing tegangan normal
(Gambar 9.1).
Dari grafik yang diperoleh tentukan nilai tegangan geser
maksimum (maks.).

3. Hitung tegangan normal (n) yang dikenakan pada masing-masing


benda uji dengan rumus:

 σ ni =¿  WAi 2
[ kg/cm ] ¿

dimana:
ni = tegangan normal dari benda uji ke-i
WI = beban vertikal pada benda uji ke-i (termasuk
berat penggan-tung)
A = luas permukaan bidang geser
4. Buatlah grafik hubungan antara tegangan normal dengan tegangan
geser maksimum. Hubungkan ketiga titik yang diperoleh  sehingga
membentuk garis lurus yang memotong sumbu vertikal. Nilai kohesi
(c) adalah jarak yang dihitung dari titik  potong tersebut sampai
sumbu mendatar, dan sudut geser dalam () adalah sudut kemiringan
garis tersebut terhadap sumbu horisontal, yang memenuhi
persamaan:

S = c + ntan [kg/cm2]

Gambar 9.1 Gambar 9.2

3(maks.
215
)

f3 11
runtuh f[kg/cm2

2(maks.) 1,9 
159
r[Kg/cm2

S = c + n
f2
1(maks.) 1,4
Tegangan g
Tegangan
2.7 Dokumentasi
2.8 Kesimpulan dan Saran
2.8.1 Kesimpulan
2.8.2 Saran

12
3 BAB 3
KUAT TEKAN BEBAS ( UNCONFINED
COMPRESSIVE STRENGTH )

3.1 PENDAHULUAN

Prinsip dasar dari percobaan ini adalah pemberian beban vertikal


yang dinaikkan secara bertahap terhadap benda uji berbentuk silinder
yang didirikan bebas, sampai terjadi keruntuhan. Pembacaan beban
dilakukan pada interval regangan aksial tetap tertentu, yang dapat
dicapai dengan cara mempertahankan kecepatan pembebanan
dengan besaran tertentu pula selama pengujian berlangsung (strain
control).

Oleh karena beban yang diberikan hanya dalam arah vertikal saja,
maka percobaan ini dikenal pula sebagai percobaan tekan satu arah
(uniaxial test).

Metoda pengujian ini meliputi penentuan nilai kuat tekan bebas


(Unconfined compressive strength) - qu untuk tanah kohesif dari
benda uji asli (undisturbed) maupun buatan (remoulded or
recompacted samples).

Yang dimaksud dengan kuat tekan bebas (qu), ialah


besarnya beban aksial persatuan luas pada saat benda uji mengalami
keruntuhan (beban maksimum), atau bila re-gangan aksial telah
mencapai 15%.

Nilai qu yang diperloh dari pengujian ini dapat digunakan untuk


menentukan konsistensi dari tanah lempung, seperti ditunjukkan
pada Tabel 10.1.

Selain itu, melalui pengujian ini dapat ditentukan nilai kepekaan


(sensitivity) dari tanah kohesif, yaitu perbandingan antara nilai qu
tanah asli terhadap qu tanah buatan.

13
Pengujian Kuat Tekan Bebas pada dasarnya merupakan keadaan
yang khusus pada percobaan Triaksial, dimana tegangan sel
(confining pressure) - 3, besarnya sama dengan nol. Dengan
demikian dapat pula ditentukan nilai cohesi (c) dalam konsep
tegangan total (total pressure), yaitu sebesar 1/2 dari nilai qu.
Tabel 10.1

Kuat Geser Undrained


Konsistensi tanah
(kg/cm2)
Sangat lunak < 2.0
Lunak 2.0 - 4.0
Lunak s/d kenyal 4.0 - 5.0
Kenyal 5.0 - 7.5
Sangat kenyal 7.5 - 10.0
Kaku 10.0 - 15.0
Sangat kaku s/d keras >15.0

3.2 TUJUAN PERCOBAAN


1. Peserta pelatihan dapat melaksanakan percobaan Kuat Tekan Bebas
(Unconfined Compressive Strength Test) dengan prosedur yang
benar.
2. Peserta pelatihan dapat melakukan perhitungan dan penggambaran
grafik, serta dapat menentukan nilai kuat tekan bebas (qu)
3. Peserta pelatihan dapat melakukan pengujian dengan benda uji
buatan, untuk menentukan nilai kepekaan (sensitivity) tanah.

3.3 PERALATAN
1. Mesin beban (Load frame), dengan ketelitian bacaan sampai
0.01kg/cm2

14
2. Cetakan benda uji berbentuk silinder dengan tinggi 2 kali diameter
3. Alat untuk mengeluarkan contoh tanah (Extruder).
4. Pengukur waktu (Stopwatch)
5. Timbangan dengan ketelitian 0.1gram
6. Pisau tipis, kawat serta talam
7. Peralatan untuk keperluan penentuan kadar air

3.4 PERSIAPAN BENDA UJI


1. Benda uji yang digunakan berbentuk silinder, dengan diameter
minimal 3,00cm dan tinggi diambil 2 s/d 3 kali diameter
2. Untuk benda uji dengan diameter 3,00cm, besar butir maksimum
yang terkandung dalam benda uji harus  < 0,1 diameter benda uji
3. Untuk benda uji dengan diameter  6,80cm besar butir maksimum
yang terkandung  dalam benda uji harus <1/6 diameter benda uji
4. Pembuatan benda uji:
a. Benda uji asli dari tabung contoh tanah.
b. Keluarkan contoh tanah dari tabung sepanjang  1-2cm
dengan alat pengeluar contoh (extruder), dan kemudian
potong dengan pisau kawat.
c. Pasang cetakan benda uji diatas tabung contoh, keluarkan
contoh dengan alat pengeluar contoh sepanjang cetakan dan
potong dengan pisau kawat.
d. Ratakan kedua sisi benda uji dengan pisau tipis dan
keluarkan dari cetakan.

15
5. Buatan ( remoulded )
a. Siapkan contoh tanah dari benda uji asli bekas pengujian,
atau sisa-sisa contoh tanah yang sejenis.
b. Siapkan data berat isi dan kadar air asli, serta volume
cetakan.
c. Sesuaikan kadar air dari contoh tanah agar sama atau
mendekati nilai kadar air asli.
d. Cetak benda uji kedalam tabung contoh yang telah diketahui
volumenya, sehingga mempunyai berat isi yang sama atau
men-dekati berat isi tanah asli.
e. Terhadap benda uji yang terdapat dalam tabung, ulangi
langkah 4.4.1 diatas.

3.5 PROSEDUR PERCOBAAN


1. Timbang benda uji, kemudian letakan pada mesin tekan bebas
secara sentris dimana permukaan piston bagian bawah menyentuh
permukaan benda uji bagian atas
2. Atur arloji beban dan arloji regangan pada angka nol
3. Jalankan mesin beban, baca dan catat beban pada regangan 0,5%;
1,0 %; 1,5%; 2,0%, dan seterusnya
4. Kecepatan regangan sebesar 0,5% - 2% permenit dari tinggi benda
uji, biasanya diambil sebesar 1% permenit dari tinggi benda uji.
5. Pelaksanaan pengujian dihentikan apabila telah tercapai salah satu
dari keadaan berikut ini:
a. Pembacaan beban telah menurun, atau relatif tetap untuk 3 (tiga)
pembacaan terakhir berturut-turut.
b. Jika regangan telah mencapai 15%.

3.6 PERHITUNGAN & PELAPORAN


1. Besar regangan aksial dihitung dengan rumus:

ΔL
ε = x 100%
Lo

16
dimana:
 = regangan aksial [%]
L = perubahan panjang benda uji [cm]
Lo = panjang benda uji semula [cm]
2. Luas penampang benda uji rata-rata pada regangan tertentu:

Ao
A  = [ cm2 ]
1- ε

dimana :
Ao = luas penampang benda uji mula-mula [cm2]
3. Nilai tegangan normal :

P
 σ n  = [ kg/cm 2 ]
A

dimana:
P = n x  [kg]
n = tegangan normal [kg/cm2]
P = gaya aksial [kg]
A = luas penampang rata-rata pada regangan
tertentu [cm2]
n = bacaan arloji beban [div]
 = kalibrasi dari ring beban [kg/div]

4. Gambar grafik hubungan regangan dengan tegangan

qu
Benda uji asli

Benda uji
Tegangan aksial

buatan
[kg/cm2]

17

O 3 = 0 qu = 3
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NASIONAL
POLITEKNIK NEGERI MALANG
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
Jl. Veteran PO.BOX 04 Malang 65145,Telp. (0341) 575750 Fax. (0341) 575750
email : mektan.polinema@gmail.com - mektan.polinema@yahoo.com

N AMA : Lokasi : Malang


NIM : Jl. Soekarno - Hatta no. Sampel
9, Kodya Malang :
Kelompok :3 Titik/kedalaman : 1m
DOSEN : BH-01 / 02,50 m s/d 15,00Tanggal
m pengujian :

PENGUJIAN UJI TEKAN BEBAS


(ASTM D2166 - 85)

Tanah Asli
UDS
(UDS/DS)
1.00 3
4.773, 0.849 Berat Isi gr/cm 3.42
0.90 Berat Jenis - -
0.80 Kadar Air % 39.75
Tegangan Deviator (kg/cm2)

0.70 Reg. Runtuh % 3.218


Teg. Runtuh (qu) kg/cm2 0.690
0.60
3.218, 0.694 2
Kohesi kg/cm 0.345
0.50
REMOULDED
Catatan:
0.40
0.30 ASLI Tanah Remoulded
DS
0.20 (UDS/DS)
3
0.10 Berat Isi gr/cm 3.42
Berat Jenis - -
0.00
0.0 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 6.0 7.0 Kadar Air % 39.75
Regangan (%) Reg. Runtuh % 4.773
Teg. Runtuh (qu) kg/cm2 0.850
2
Kohesi kg/cm 0.425
Catatan:

2.0

1.8

1.6
Tegangan Geser (kg/cm2)

1.4
f = 0o
1.2

1.0

0.8

0.6

0.4 Remould

0.2 Asli

0.0
0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0
Tegangan Normal (kg/cm2)

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH POLITEKNIK NEGERI MALANG

18
3.7 Dokumentasi
TANAH ASLI
Pengeluaran Tanah dari Silinder Perataan Tanah

Proses Penimbangan Pengukuran Tinggi

Pengukuran Diameter Alat Unconfined Test

19
Retakan Pada Tanah Retakan Pada Tanah

TANAH REMOULD
Menghancurkan Benda Uji Asli Pembuatan BJ Remould

20
Proses Pengeluran Tanah Penimbangan dan Pengukuran

Retakan Pada Tanah Retakan Pada Tanah

21
3.8 Kesimpulan dan Saran
3.8.1 Kesimpulan
3.8.2 Saran

22
4 BAB 4
TRIAKSIAL ( TRIAXIAL )

4.1 PENDAHULUAN
Dibandingkan dengan percobaan Geser Langsung maupun Kuat
Tekan Bebas, pelaksanaan percobaan  Triaksial diketahui lebih
rumit, namun diakui sebagai cara yang paling baik untuk
mendapatkan parameter-parameter geser tanah c dan , oleh karena
kondisi tegangan-tegangan dilapangan dapat ditirukan dengan cara
pemberian tegangan sel (3) pada benda uji. Selain itu pada
percobaan Triaksial tersedia pula fasilitas untuk mengukur tekanan
air pori dan perubahan volume selama pelaksanaan pengujian.
Beberapa jenis pengujian yang dapat dilakukan pada percobaan
Triaksial antara lain:
- Unconsolidated Undrained test, adalah pengujian tanpa
konsolidsi dan tanpa pengaliran, disebut sebagai pengujian
cepat atau U-test. Pada semua tahapan pengujian, keran
pengaliran (sistim tekanan air pori) dalam keadaan tertutup.
Cara pengujian ini tidak dapat diterapkan pada jenis tanah
non-kohesif jenuh (S = 100%). Parameter geser yang
didapatkan dari cara pengujian ini ber-dasarkan konsep
tegangan total (total pressure). Pengujian ini memberikan
parameter geser Cu dan u.
- Consolidated Undrained test, adalah pengujian dengan
konsolidasi tanpa pengaliran, disebut juga pengujian
konsolidasi-cepat atau CU-test. Pada tahap pemberian
tegangan sel (3) keran pengaliran (sistim tekanan air pori)
dalam keadaan terbuka, dan ditunggu hingga proses
konsolidasi berakhir yang dapat diamati melalui tabung
perubahan volume. Untuk mempercepat proses konsolidasi
pada tanah kohesif, biasanya digunakan cara-cara khusus,

23
antara lain dengan memasang kolom pasir ditengah-tengah
benda uji, atau membungkus benda uji dengan lembaran tipis
kertas saring. Sesudah konsolidasi selesai, keran pengaliran
dibuka, kemudian diberikan tegangan deviator sampai terjadi
keruntuhan. Parameter geser yang diperoleh dari pengujian
ini berdasarkan konsep tegangan efektif (effective stress),
yang dinyatakan dalam notasi c' dan '.
- Consolidated  Drained test,  adalah pengujian dengan
konsolidasi dan pengaliran, disebut juga pengujian
konsolidasi-lambat atau CD-test. Pada semua tahapan
pengujian keran pengaliran (sistim tekanan air pori) dalam
keadaan terbuka. Seperti halnya pada CU-test, beban deviator
diberikan setelah proses konsolidasi selesai. Pembebanan
dilakukan dengan lambat, dimana tegangan air pori yang
timbul cukup kecil, sehingga tidak mempeng-aruhi parameter
geser yang diperoleh. Seperti halnya pada CU-test parameter
geser yang diperoleh berdasarkan konsep tegangan efektif
(effective stress), yang dinyatakan dalam notasi c' dan '.

Ukuran sel Triaksial yang sesuai dengan diameter benda uji tersedia
dalam berbagai ukuran, namun yang umum digunakan adalah sel
untuk benda uji berdiameter 38mm, dengan perbandingan tinggi
terhadap diameter (L/d) yang disyaratkan berkisar antara 2.0 sampai
3,0. Pengujian dengan diameter benda uji yang lebih besar dapat
dilakukan, selama peralatan yang diperlukan tersedia. Sesuai dengan
keperluannya benda uji dapat dibuat dari contoh tanah asli
(undisturbed), maupun buatan (remoulded).

Untuk satu seri percobaan Triaksial, diperlukan minimal 2 (dua)


buah benda uji dengan kadar air dan berat isi yang kurang lebih sama
(identik).

Prinsip dasar dari pelaksanaan pengujian yaitu; mula-mula terhadap

masing-masing benda uji diberikan tegangan sel dan ditunggu sampai

24
stabil, selanjutnya berikan tegangan deviator dimana beban dibaca pada

regangan tetap tertentu (strain controlled), hingga tercapai keruntuhan.

Tergantung pada jenis pengujian, selama pemberian tegangan sel, keran

pengaliran dapat dalam keadaan tertutup (unconsolidated), atau terbuka

(consolidated).

Selanjutnya berdasarkan data yang diperoleh dari pelaksanaan


pengujian, dapat digambarkan grafik lingkaran Mohr untuk
menentukan kohesi (c) dan sudut geser dalam ( ) tanah yang
diperlukan untuk berbagai perhitungan stabilitas.

4.2 TUJUAN PERCOBAAN


1. Peserta pelatihan dapat melaksanakan percobaan
Triaksial dengan prosedur standar secara benar.
2. Peserta pelatihan dapat menggambarkan lingkaran Mohr,
serta dapat menen-tukan besarnya nilai kohesi (c) dan sudut
geser dalam (), dari contoh tanah yang diuji.

4.3 PERALATAN
1. Mesin tekan yang dilengkapi dengan cincin beban dan arloji
regangan de-ngan ketelitian 0.01mm.
2. Sel Triaksial.
3. Tabung belah pencetak benda uji.
4. Karet membran, karet seal, penjepit dan batu pori
5. Pompa vakum dan tabung isap.
6. Timbangan dengan ketelitian 0.1gram, jangka sorong, pisau tipis, dll.
7. Tabung air bertekanan, dilengkapi manometer pengukur tegangan.
8. Peralatan untuk penentuan kadar air.

25
4.4 PENYIAPAN BENDA UJI
Cara pembuatan benda uji dari contoh tanah non-kohesif (pasir
lepas) jauh lebih sulit dibandingkan dengan tanah kohesif (lempung).
Berikut ini dijelaskan cara pembuatan benda uji dari jenis tanah
kohesif, yang dapat dicetak langsung dari tabung contoh, contoh
kubus, ataupun dari contoh tanah buatan.
1. Benda uji berbentuk silinder, dengan perbandingan tinggi (L)
terhadap diameter (do)  2 s/d 3.
2. Untuk benda uji berdiameter 38mm, besar butir maksimum
harus <0.1 diameter benda uji.
3. Untuk benda uji berdiameter 76mm, besar butir  maksimum
harus <1/6 diameter benda uji.
4. Benda uji dapat dibuat dari:
4.5.1 Tanah asli dalam tabung contoh.
a. Keluarkan contoh tanah dari tabung sepanjang
1-2cm dengan alat  pengeluar contoh
(extruder), kemudian potong dan rata-kan
dengan pisau/kawat tipis.
b. Pasang cetakan belah benda uji diatas tabung
contoh, keluar-kan contoh dengan
alat pengeluar contoh sepanjang cetakan
belah, kemudian potong dan ratakan dengan
pisau/kawat tipis.
c. Ratakan sisi yang lain dengan pisau tipis,
kemudian keluar-kan dari cetakan.
4.5.2 Tanah buatan (remoulded)
a. Siapkan contoh tanah dari bekas benda uji asli
atau contoh tanah lain sejenis.
b. Sesuaikan kadar air, kemudian cetak contoh
tanah kedalam tabung yang telah diketahui
volumenya, agar didapatkan berat isi yang
dikehendaki.

26
c. Lakukan seperti langkah 4.5.1 a s/d c, diatas.
4.6 Timbang berat, dan ukur diameter serta tinggi benda uji.
- Catat tinggi benda uji dari rata-rata 4 (empat) tempat
pengukuran.
- Catat diameter benda uji rata-rata dengan rumus:

d a +2d t +d b
do = [ mm ]
4

dimana:
do = diameter benda uji rata-rata, digunakan
untuk menghitung luas penampang
mula-mula (Ao).
da = diameter rata-rata dari 2 (dua)
pengukuran pada bagian atas benda
uji.
dt = diameter rata-rata dari 2 (dua)
pengukuran pada bagian tengah benda
uji.
db = diameter rata-rata dari 2 (dua)
pengukuran pada bagian bawah benda
uji.
4.7 Pasang karet membran pada benda uji yang telah disiapkan, lakukan
secara hati-hati agar struktur tanah tidak terganggu, gunakan tabung isap
dan pom-pa vakum.

4.5 PROSEDUR PERCOBAAN


1. Letakkan benda uji pada pusat alas mesin tekan secara vertikal.
2. Pasang sel Triaksial serta kencangkan kedua mur, agar pada saat
pemberian tegangan sel, air tidak keluar.

27
3. Beri tegangan sel/keliling (3) pada benda uji pertama  sebesar
nilai tegangan total horisontal yang ada pada kedalaman
pengambilan contoh tanah, dengan rumus:

3 = h = K o x v

dimana:
h = tegangan horisontal [kg/cm2]
Ko = tekanan tanah diam (at rest coefficient), untuk
tanah kohesif berkonsolidasi normal diambil
sebesar 0.40 s/d 0.80
v = tegangan vertikal = wet . h [kg/cm2]
wet = berat isi tanah basah [kg/cm3]
h = kedalaman pengambilan contoh tanah [cm]
4. Jalankan mesin sampai batang tekan menyentuh cincin
beban dan pelat penutup bagian atas benda uji (ditandai  dengan
bergeraknya jarum arloji pada cincin beban).
5. Atur arloji regangan dan arloji cincin beban pada posisi nol
pembacaan.
6. Mesin dijalankan kembali dengan kecepatan sebesar 0,50mm s/d
1,25mm permenit atau menurut petunjuk instruktur.
7. Catat bacaan arloji cincin beban setiap 1/4menit atau 1/2menit
atau menurut petunjuk instruktur.
8. Lanjutkan pengamatan hingga tercapai keruntuhan, dengan
ketentuan:
- Pembacaan arloji beban telah menunjukkan nilai tetap
pada 3 (tiga) pembacaan terakhir berturut-turut.
- Telah terjadi regangan sebesar 20%.
9. Setelah selesai, kurangi tegangan keliling secara bertahap sampai
nol.
10. Lepaskan sel Triaksial, ambil benda uji amati dan buat sketsa
bentuk keruntuhannya.

28
11. Timbang benda uji, dan cari kadar airnya.
12. Ganti dengan benda uji yang baru, ulangi langkah 5.1 s/d 5.2.
13. Ulangi langkah 5.3 dengan dengan tegangan keliling sebesar  2
(dua) kali tegangan keliling yang pertama.
14. Ulangi langkah 5.4 s/d 5.11.

4.6 PERHITUNGAN & PELAPORAN


1. Besar regangan aksial dihitung dengan rumus:

ΔL
 ε = x 100%
Lo

dimana:
 = regangan aksial [%]
L = perubahan panjang benda uji [cm]
Lo = panjang benda uji semula [cm]
2. Luas penampang benda uji rata-rata:

Ao
 A = [ cm 2 ]
1- ε

dimana : Ao = luas penampang benda uji semula [cm2]


3. Tegangan deviator:

Δσ i  = P i [kg/cm 2 ]
A

dimana :
i = tegangan deviator untuk regangan ke-i
[kg/cm2]
Pi = beban aksial (terkalibrasi) untuk regangan ke-
i, dari masing-masing benda uji [kg]
A = luas penampang rata-rata [cm2]
29
4. Tegangan utama terbesar (major principle stress):

fi = 3i + 

dimana:
fi = tegangan aksial runtuh dari benda uji ke-i
[kg/cm2]
3i = tegangan keliling dari benda uji ke-i [kg/cm2]
i = tegangan devitor runtuh dari benda uji ke-i
[kg/cm2]
5. Gambar lingkaran Mohr (Gambar 11.1) untuk masing-masing
benda uji:
15. Jarak pusat lingkaran (OC) diukur pusat sumbu dapat ditentukan
dengan rumus:

 σ 1i +σ 3i
OC i = [ kg/cm2]
2

- Jari-jari dar masing-masing lingkaran,


ditentukan dengan rumus:

σ 1i - σ 3i
ri = [ kg/cm 2 ]
2

Gambar 12.1
Tegangan geser
[kg/cm2]

30
r2
c r1
3-1  3-2 1-1  1-2
6. Berdasarkan gambar 11.1 diatas tentukan nilai parameter-
parameter geser tanah sebagai berikut:
- Nilai kohesi (c) adalah jarak vertikal dari pusat sumbu
ke titik potong garis singgung kedua lingkaran dengan
sumbu vertikal
- Sudut geser dalam () adalah sudut kemiringan garis
singgung kedua lingkaran terhadap sumbu horisontal.
7. Gambar sketsa benda uji pada saat runtuh, untuk menentukan
jenis keruntuhannya.
8. Cantumkan dalam laporan jenis pengujian yang dilakukan.

4.7 Dokumentasi
4.8 Kesimpulan dan Saran
4.8.1 Kesimpulan
4.8.2 Saran

31

Anda mungkin juga menyukai