Studi Kasus Ekonomi Manajerial - Meily Ieriyanty
Studi Kasus Ekonomi Manajerial - Meily Ieriyanty
Disusun Oleh :
Dosen:
Dr. Giriati,S.E.,M.E.
Magister Manajemen
2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ekonomi manajerial adalah alat analisis yang sangat berguna bagi manajer
dalam pengambilan keputusan bisnis. Sesuai dengan namanya, ekonomi manajerial
merupakan hibrid dari ilmu ekonomi dan ilmu manajemen. Ilmu ekonomi adalah
studi tentang perilaku manusia dalam memproduksi, mendistribusi dan
mengkonsumsi barang dan jasa,sedangkan sumber daya yang tersedia untuk
mewujudkannya”. Ekonomi manajerial merupakan pengetahuan yang menunjukkan
adanya aplikasi teori ekonomi dan analisis pengetahuan pengambilan keputusan yang
menelah bagaimana organisasi dapat mencapai tujuan secara efisien.
Pusat perhatian ekonomi manajerial adalah konsep keuntungan, dimana keuntungan
merupakan selisih penerimaan perusahaan total dengan biaya total. Ekonomi
manajerial banyak menggunakan model dengan tujuan untuk pendidikan, penjelasan,
dan prediksi. Simbol yang digunakan dalam model dapat berupa variabel, grafik, dan
matematik. Analisis present value dilakukan dengan tujuan untuk pengambilan
keputusan. AdapunPrinsip-prinsip ekonomi manajerial pengambilan keputusan oleh
manajer yang berkaitan dengan mengalokasikan sumber-sumber daya yang langka
secara efesien, yakni man, money, method, materials.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dijelaskan, maka dapat diusulkan rumusan sebagai
berikut:
C. Tujuan
PEMBAHASAN
Gojek merupakan salah satu transportasi umum ojek berbasis online. Pertama
kali Gojek muncul pada tahun 2010 oleh seseorang bernama Nadiem Makarim. Gojek
yang awalnya masih berupa ojek konvensional (ojek pangkalan).
Pada tahun 2010-2014, gojek adalah manajemen kecil berbasis call center
pada proses pemesanannya. Call center ini didirikan oleh Nadiem dan timnya guna
mewujudkan dari ide awal dibuatnya gojek. Pada proses pemesanannya pengguna
terlebih dahulu melakukan pemesanan melalui call center yang ada dengan
menyertakan lokasi penjemputan yang diinginkan oleh pengguna. Setelah itu, pihak
call center langsung mencari pengemudi terdekat dari lokasi pengguna untuk
mengambil pesanan itu. Pada akhirnya, pihak call center akan kembali
mengkonfirmasi pengguna mengenai pengemudi yang akan mengambil pesanannya
tersebut. Dengan adanya call center ini, respon positif diberikan pengemudi, salah
satunya pendapatannya menjadi lebih meningkat.
Pada awal tahun 2015, Nadiem dan timnya membuat aplikasi khusus (aplikasi
gojek) yang bisa diunduh atau diakses pada telepon genggam Android dan iOS
(inet.detik, 2017). Aplikasi ini dibuat karena Nadiem melihat semakin tingginya
penggunaan telepon genggam di masyarakat. Dengan meletakkan aplikasi ini pada
setiap telepon ganggam, masyarakat bisa mengunduh serta mengakses dimanapun
dan kapanpun. Akan tetapi tetap pada proses mengaksesnya, telepon genggam
masyarakat harus tersambung dengan jaringan internet terlebih dahulu. Tanggapan
atau respon dari masyarakat terhadap aplikasi gojek bisa dikatakan postitif, dimana
hal itu terlihat pada jumlah pengunduh aplikasi gojek yang sudah mencapai angka 13
juta orang diberbagai daerah di Indonesia (republika, 2016). Dengan perkembangan
yang sangat meningkat ini, gojek menjadi salah satu unicorn pertama di Indonesia
(liputan6, 2018). Unicorn merupakan sebuah usaha rintisan seseorang yang memiliki
nilai valuasi atau ekonomi lebih dari USD 1 Miliar atau setara dengan Rp 14,3
Triliun, dimana nilai 1 USD setara dengan Rp 14.369 (liputan6, 2018).
Dalam kasus ini, Orderan fiktif atau yang sering disebut “opik” merupakan
salah satu bentuk penipuan (fraud) yang ada pada aplikasi, baik gojek maupun grab
bike (inet.detik, 2019). Keberadaan orderan fiktif ini dianggap sebagai salah satu
musuh bagi para pengemudi gojek. Para pelaku dari orderan fiktif ini juga tidak
menutup kemungkinan berasal dari sesama ojek online itu sendiri. Disisi lain, para
pengguna gojek juga memberikan tanggapannya mengenai para pelaku dari orderan
fiktif ini. Para pelaku orderan fiktif ini dianggap tidak selalu berasal dari sesama
pengemudi ojek online, melainkan juga berasal dari para pengguna aplikasi gojek itu
sendiri.
Keberadaan orderan fiktif ini juga dianggap menjadi salah satu sebab
performa dari para pengemudi gojek menjadi menurun. Bahkan bisa sampai
mengakibatkan PM (Putus Mitra). Hal tersebut dikarenakan sistem cancel order yang
dilakukan, baik dari pihak pelaku maupun para pengemudi gojek. Menurut riset yang
dilakukan Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) mengenai
orderan fiktif, dimana metode yang digunakan adalah metode survei dengan cara non-
probability atau convenient sampling (inet.detik, 2019). Hasilnya menunjukkan
bahwa sebanyak 42% pengemudi menganggap orderan fiktif terjadi di gojek,
sebaliknya sebanyak 28% pengemudi yang menganggap orderan fiktif terjadi di grab
bike (inet.detik, 2019). Lebih lanjut dalam riset ini juga menunjukkan bahwa
sebanyak 46% pengemudi gojek yang mengatakan pihak perusahaan tidak
mengetahui atau mengetahui tapi justru membiarkan hal ini tetap terjadi, sebaliknya
sebanyak 30% pengemudi grab bike yang mengatakan hal serupa (inet.detik, 2019).
Secara tidak langsung, keberadaan orderan fiktif ini dianggap menjadi sesuatu
yang wajar dikalangan pengemudi maupun pihak perusahaan. Orderan fiktif yang
dialami oleh para pengemudi gojek juga beragam. Selain dialami oleh para
pengemudi gojek, orderan fiktif ini juga pernah dialami oleh para pengguna. Bahkan
karena orderan fiktif ini sangat sering terjadi, beberapa pengemudi gojek sudah
mengetahui ciri-ciri yang kiranya termasuk ke dalam kategori orderan fiktif, salah
satu ciri utama nya adalah Alamat yang tidak sesuai dan nomor telepon yang tidak
dapat dihubungi.
Gambar 1
3.1. Kesimpulan
Dari penguraian studi kasus di perusahaan Gojek, maka dapat disimpulkan
beberapa penyebab dan dampak dari kesalahan keputusan manajerial dapat dijabarkan
sebagai berikut:
Kehadiran aplikasi gojek selain memberikan kepastian bagi para penggunanya, disisi
pengemudi justru sebaliknya. Kehadiran aplikasi gojek pada sisi pengemudi, justru
menghadirkan berbagai persoalan negatif yang harus dihadapi Akan tetapi pihak yang
harus merasakan dampaknya adalah para pengemudi gojek selaku pihak yang
menggunakan aplikasi gojek. Adapun beberapa faktor resiko yang dihadapi oleh
pengemudi gojek, diantaranya: Orderan Fiktif. Orderan fiktif termasuk kedalam
tindak penipuan yang secara tidak langsung akan merugikan salah satu pihak, dalam
hal ini pengemudi gojek. Para pelaku dari orderan fiktif ini bisa berasal dari pihak
pengemudi ojek online, maupun pengguna itu sendiri. Dampak dari kehadiran
aplikasi gojek, seperti penurunan performa pengemudi hingga berakibat PM (Putus
Mitra) bagi pengemudi. Kondisi ini yang pada akhirnya membuat pihak perusahaan
memberikan inovasi guna menyelesaikan permasalahan ini, salah satunya dengan call
center khusus dan fitur laporkan orderan fiktif;
3.2. Saran
Dari hasil penelitian ini, penulis ingin menjabarkan beberapa saran guna
menjadi masukan kepada pihak-pihak terkait, yaitu:
1. Untuk perusahaan gojek agar tetap memberikan berbagai inovasi atau fitur-
fitur baru yang sesuai dengan permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat,
khususnya bagi pengemudi dan pengguna aplikasi gojek.
2. Untuk masyarakat, khususnya kepada pengemudi dan pengguna aplikasi gojek
untuk tetap menghargai antara satu sama lain dengan cara memberikan
pelayanan sebaik mungkin. Demi terciptanya timbal balik yang baik.
3. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan bisa melihat aplikasi gojek selain
dari sisi resiko yang dihadapi masyarakat di perkotaan, dalam hal ini
pengemudi dan pengguna aplikasi gojek
DAFTAR PUSTAKA
https://m.republika.co.id/berita/koran/halaman-1/16/03/16/o44e4715-nadiem-
makarim-pendiri dan-ceo-gojek-indonesia-membangkitkan-gairah-usaha-tukang-ojek
ttps://www.cnbcindonesia.com/tech/20190315125130-37-60883/demi- keamanan-go-
jek-tambah-fitur-tombol-darurat
https://inet.detik.com/cyberlife/d-4417275/hasil-riset-tentang-order-fiktif-dan- fake-
gps-pada-ojol
https://www.liputan6.com/bisnis/read/3948135/jurus-gojek-tekan-order-fiktif
diunduh pada Selasa, 15 Oktober 2019
BAB III
KESIMPULAN
Daftar Pustaka