Anda di halaman 1dari 12

Ekonomi Manajerial

Studi Kasus : Gojek Indonesia

Disusun Oleh :

Meily Ieriyanty (B2041211008)

Dosen:

Dr. Giriati,S.E.,M.E.

Magister Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Tanjungpura Pontianak

2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Ekonomi manajerial adalah alat analisis yang sangat berguna bagi manajer
dalam pengambilan keputusan bisnis. Sesuai dengan namanya, ekonomi manajerial
merupakan hibrid dari ilmu ekonomi dan ilmu manajemen. Ilmu ekonomi adalah
studi tentang perilaku manusia dalam memproduksi, mendistribusi dan
mengkonsumsi barang dan jasa,sedangkan sumber daya yang tersedia untuk
mewujudkannya”. Ekonomi manajerial merupakan pengetahuan yang menunjukkan
adanya aplikasi teori ekonomi dan analisis pengetahuan pengambilan keputusan yang
menelah bagaimana organisasi dapat mencapai tujuan secara efisien.
Pusat perhatian ekonomi manajerial adalah konsep keuntungan, dimana keuntungan
merupakan selisih penerimaan perusahaan total dengan biaya total. Ekonomi
manajerial banyak menggunakan model dengan tujuan untuk pendidikan, penjelasan,
dan prediksi. Simbol yang digunakan dalam model dapat berupa variabel, grafik, dan
matematik. Analisis present value dilakukan dengan tujuan untuk pengambilan
keputusan. AdapunPrinsip-prinsip ekonomi manajerial pengambilan keputusan oleh
manajer yang berkaitan dengan mengalokasikan sumber-sumber daya yang langka
secara efesien, yakni man, money, method, materials.

Penulisan ini mengambil perusahaan GO-JEK yang merupakan perusahaan


penyedia jasa layanan transpotasi dengan menggunakan armada Motor yang saat ini
telah memimpin revolusi industri transportasi Ojek di wilayah jabodetabek. PT.
Gojek Indonesia (Go-jek), pertama kali didirikan oleh Nadiem Makarim pada tahun
2010. Go-Jek adalah perusahaan berjiwa sosial yang memimpin revolusi industry
transportasi Ojek. Go-Jek bermitra dengan para pengendara Ojek berpengalaman di
Jakarta, Bandung, Bali & Surabaya dan menjadi solusi utama dalam pengiriman
barang, pesan antar makanan, berbelanja dan berpergian di tengah kemacetan.
Tukang ojek yang bernaung di GoJek juga sudah mencapai 7.500 driver di area
Jabodetabek saja. Dengan perkembangannya yang pesat ini, kabarnya Go-Jek telah
menuai prestasi sebagai Juara 1 dalam kompetisi bisnis Gobal Entrepreneurship,
Program Indonesia (GEPI) di Bali. Selain itu, Go-Jek telah memperoleh berbagai
penghargaan dari komunitas bisnis maupun sosial.
Go-Jek dapat dipesan melalui Go-Jek App yang bisa diunduh melalui Play
Store maupun App store. Dengan aplikasi Go-Jek, para pengemudi tidak perlu
menunggu lama pelanggan dan membuang waktu di pangkalan. Aplikasi Go-Jek
melakukan sentralisasi pemesanan dan membagikan ke para pengemudi yang dekat
dengan lokasi Pelanggan (seperti sistem pemesanan Taksi). Hal ini menyebabkan
waktu tunggu pengemudi menjadi sedikit sekali, sehingga para pengemudi Go-Jek
lebih efektif dan efisien dalam melakukan pekerjaannya.
Untuk pembayarannya pun memiliki 2 cara yaitu cash atau menggunakan Go-Jek
Credit. Go-Jek Credit adalah metode pembayaran GO-Jek yang dibuat cashless dan
dapat digunakan untuk membayar semua layanan. Melalui slogannya yaitu “An Ojek
for Every Need”, Go-Jek tidak hanya menyediakan layanan transportasi angkutan
penumpang, saat ini Go-Jek memiliki empat jenis jasa layanan yang disiapkan untuk
memenuhi kebutuhan konsumen yaitu Instant Courier, Transport, Go-food (Food
Delivery), dan shoping.

Namun aplikasi yang menggunakan media online tentu memiliki kekurangan


dan masalah, sama hal nya dengan gojek. Sampai saat ini gojek masih berkutat
dengan masalah orderan fiktif. Orderan fiktif yang dibuat oleh sesama driver ojek
online. Tujuannya agar orderan masuk ke hpnya sendiri agar dapat point, atau agar
orderan membludak dan mendapat lonjakan harga di wilayah itu. Ada juga sebagian
driver yang tidak suka ada driver lain yang mangkal di wilayahnya. Perusahaan gojek
sudah membuka fitur call-center untuk menanggulangi permasalahan ini tetapi tetap
saja kejadian seperti ini terus berulang yang mengakibatkan kerugian baik perusahaan
maupun driver dan pengguna aplikasi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dijelaskan, maka dapat diusulkan rumusan sebagai
berikut:

1. Bagaimana ciri-ciri orderan fiktif dan bagaimana manajemen menanggulangi


kasus orderan fiktif yang terus terjadi?

C. Tujuan

Didasarkan dari latar belakang dan rumusan masalah pada bagian


sebelumnya, maka penulis dapat merumuskan tujuan penelitian sebagai berikut:
Untuk memenuhi nilai tugas pada mata kuliah ekonomi manajerial serta menambah
wawasan dan pengetahuan mengenai studi kasus mengenai fenomena Gojek dengan
bagaimana analisis suatu kasus terhadap teori ekonomi manajerial
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

Perusahaan Gojek Indonesia berlokasi di Pasar Raya Blok M Gedung B, lantai


6, sedangkan untuk tempatnya berada di jalan Iskandarsyah II No. 7, RW 2, Melawai,
Kebayoran Baru dan RT 3/RW 1, Melawai, Kebayoran Baru, Kota Jakarta Selatan,
Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, 12160 (go-jek.com, 2019).

Gojek merupakan salah satu transportasi umum ojek berbasis online. Pertama
kali Gojek muncul pada tahun 2010 oleh seseorang bernama Nadiem Makarim. Gojek
yang awalnya masih berupa ojek konvensional (ojek pangkalan).

Pada tahun 2010-2014, gojek adalah manajemen kecil berbasis call center
pada proses pemesanannya. Call center ini didirikan oleh Nadiem dan timnya guna
mewujudkan dari ide awal dibuatnya gojek. Pada proses pemesanannya pengguna
terlebih dahulu melakukan pemesanan melalui call center yang ada dengan
menyertakan lokasi penjemputan yang diinginkan oleh pengguna. Setelah itu, pihak
call center langsung mencari pengemudi terdekat dari lokasi pengguna untuk
mengambil pesanan itu. Pada akhirnya, pihak call center akan kembali
mengkonfirmasi pengguna mengenai pengemudi yang akan mengambil pesanannya
tersebut. Dengan adanya call center ini, respon positif diberikan pengemudi, salah
satunya pendapatannya menjadi lebih meningkat.

Pada awal tahun 2015, Nadiem dan timnya membuat aplikasi khusus (aplikasi
gojek) yang bisa diunduh atau diakses pada telepon genggam Android dan iOS
(inet.detik, 2017). Aplikasi ini dibuat karena Nadiem melihat semakin tingginya
penggunaan telepon genggam di masyarakat. Dengan meletakkan aplikasi ini pada
setiap telepon ganggam, masyarakat bisa mengunduh serta mengakses dimanapun
dan kapanpun. Akan tetapi tetap pada proses mengaksesnya, telepon genggam
masyarakat harus tersambung dengan jaringan internet terlebih dahulu. Tanggapan
atau respon dari masyarakat terhadap aplikasi gojek bisa dikatakan postitif, dimana
hal itu terlihat pada jumlah pengunduh aplikasi gojek yang sudah mencapai angka 13
juta orang diberbagai daerah di Indonesia (republika, 2016). Dengan perkembangan
yang sangat meningkat ini, gojek menjadi salah satu unicorn pertama di Indonesia
(liputan6, 2018). Unicorn merupakan sebuah usaha rintisan seseorang yang memiliki
nilai valuasi atau ekonomi lebih dari USD 1 Miliar atau setara dengan Rp 14,3
Triliun, dimana nilai 1 USD setara dengan Rp 14.369 (liputan6, 2018).

Namun dengan munculnya aplikasi gojek tersebut menimbulkan masalah baru


akibat dari penggunaan aplikasi yang bebas oleh customer gojek salah satunya adalah
orderan fiktik yang sangat merugikan khususnya bagi Driver.

2.2. Analisa Kasus

Dalam kasus ini, Orderan fiktif atau yang sering disebut “opik” merupakan
salah satu bentuk penipuan (fraud) yang ada pada aplikasi, baik gojek maupun grab
bike (inet.detik, 2019). Keberadaan orderan fiktif ini dianggap sebagai salah satu
musuh bagi para pengemudi gojek. Para pelaku dari orderan fiktif ini juga tidak
menutup kemungkinan berasal dari sesama ojek online itu sendiri. Disisi lain, para
pengguna gojek juga memberikan tanggapannya mengenai para pelaku dari orderan
fiktif ini. Para pelaku orderan fiktif ini dianggap tidak selalu berasal dari sesama
pengemudi ojek online, melainkan juga berasal dari para pengguna aplikasi gojek itu
sendiri.

Keberadaan orderan fiktif ini juga dianggap menjadi salah satu sebab
performa dari para pengemudi gojek menjadi menurun. Bahkan bisa sampai
mengakibatkan PM (Putus Mitra). Hal tersebut dikarenakan sistem cancel order yang
dilakukan, baik dari pihak pelaku maupun para pengemudi gojek. Menurut riset yang
dilakukan Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) mengenai
orderan fiktif, dimana metode yang digunakan adalah metode survei dengan cara non-
probability atau convenient sampling (inet.detik, 2019). Hasilnya menunjukkan
bahwa sebanyak 42% pengemudi menganggap orderan fiktif terjadi di gojek,
sebaliknya sebanyak 28% pengemudi yang menganggap orderan fiktif terjadi di grab
bike (inet.detik, 2019). Lebih lanjut dalam riset ini juga menunjukkan bahwa
sebanyak 46% pengemudi gojek yang mengatakan pihak perusahaan tidak
mengetahui atau mengetahui tapi justru membiarkan hal ini tetap terjadi, sebaliknya
sebanyak 30% pengemudi grab bike yang mengatakan hal serupa (inet.detik, 2019).

Secara tidak langsung, keberadaan orderan fiktif ini dianggap menjadi sesuatu
yang wajar dikalangan pengemudi maupun pihak perusahaan. Orderan fiktif yang
dialami oleh para pengemudi gojek juga beragam. Selain dialami oleh para
pengemudi gojek, orderan fiktif ini juga pernah dialami oleh para pengguna. Bahkan
karena orderan fiktif ini sangat sering terjadi, beberapa pengemudi gojek sudah
mengetahui ciri-ciri yang kiranya termasuk ke dalam kategori orderan fiktif, salah
satu ciri utama nya adalah Alamat yang tidak sesuai dan nomor telepon yang tidak
dapat dihubungi.

Berdasarkan ketidakpastian yang dialami para pengemudi gojek mengenai


orderan fiktif, pihak perusahaan gojek pada akhirnya membuat call center khusus
sebagai bentuk kepastian atas permasalahan ini (liputan6, 2019). Selain membuat call
center khusus, pihak gojek juga membuat fitur khusus mengenai orderan fiktif yang
terdapat di fitur bantuan pada aplikasi pengemudi. Pengemudi cukup mengambil
tangkapan layar di ponsel mereke terhadap orderan yang didugi fiktif tersebut lalu
mengimim email kepada pihak perusahaan dan kemuadian akan segera diproses oleh
pihak perusahaan. Berbagai informasi tadi kemudian diperkuat dengan foto yang
menggambarkan adanya fitur khusus yang mengatasi permasalahan orderan fiktif itu
sendiri.

Gambar 1

Fitur Laporan Orderan Fiktif Pada Aplikasi Go-jek


Tabel 1

Analisis SWOT Go-jek

2.3. Landasan Teori


Adapun kunci keberhasilan untuk mampu bertahan di tengah persaingan
terletak pada kemampuan perusahaan dalam mengembangkan keunggulan
kompetitifnya. Salah satu strategi perusahaan dalam mengembangkan keunggulan
kompetitif yaitu melalui inovasi. Menurut Wahyono (2002) tujuan utama dari inovasi
adalah untuk memenuhi permintaan pasar sehingga produk inovasi merupakan salah
satu yang dapat digunakan sebagai keunggulan bersaing bagi perusahaan. Orderan
fiktif adalah pesanan dari pengguna yang tidak bertanggung jawab, di mana tidak ada
berita setelah permintaan pengguna berhasil dan tidak dapat dihubungi. Apalagi
alamat yang diberikan tidak jelas, sehingga driver bingung bagaimana cara
menyelesaikan pesanan agar rating akun tidak turun. Modus kejahatan order fiktif
yang menargetkan pengemudi atau driver ojek online (ojol) masih kerap terjadi saat
ini. Tindak penipuan tersebut biasanya dilakukan oknum dengan melakukan
pemesanan jasa ojol melalui akun palsu. Orderan fiktif yang dibuat oleh sesama
driver ojek online. Tujuannya agar orderan masuk ke hpnya sendiri agar dapat point,
atau agar orderan membludak dan mendapat lonjakan harga di wilayah itu. Ada juga
sebagian driver yang tidak suka ada driver lain yang mangkal di wilayahnya.
BAB III
KESIMPULAN

3.1. Kesimpulan
Dari penguraian studi kasus di perusahaan Gojek, maka dapat disimpulkan
beberapa penyebab dan dampak dari kesalahan keputusan manajerial dapat dijabarkan
sebagai berikut:

Kehadiran aplikasi gojek selain memberikan kepastian bagi para penggunanya, disisi
pengemudi justru sebaliknya. Kehadiran aplikasi gojek pada sisi pengemudi, justru
menghadirkan berbagai persoalan negatif yang harus dihadapi Akan tetapi pihak yang
harus merasakan dampaknya adalah para pengemudi gojek selaku pihak yang
menggunakan aplikasi gojek. Adapun beberapa faktor resiko yang dihadapi oleh
pengemudi gojek, diantaranya: Orderan Fiktif. Orderan fiktif termasuk kedalam
tindak penipuan yang secara tidak langsung akan merugikan salah satu pihak, dalam
hal ini pengemudi gojek. Para pelaku dari orderan fiktif ini bisa berasal dari pihak
pengemudi ojek online, maupun pengguna itu sendiri. Dampak dari kehadiran
aplikasi gojek, seperti penurunan performa pengemudi hingga berakibat PM (Putus
Mitra) bagi pengemudi. Kondisi ini yang pada akhirnya membuat pihak perusahaan
memberikan inovasi guna menyelesaikan permasalahan ini, salah satunya dengan call
center khusus dan fitur laporkan orderan fiktif;

3.2. Saran
Dari hasil penelitian ini, penulis ingin menjabarkan beberapa saran guna
menjadi masukan kepada pihak-pihak terkait, yaitu:
1. Untuk perusahaan gojek agar tetap memberikan berbagai inovasi atau fitur-
fitur baru yang sesuai dengan permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat,
khususnya bagi pengemudi dan pengguna aplikasi gojek.
2. Untuk masyarakat, khususnya kepada pengemudi dan pengguna aplikasi gojek
untuk tetap menghargai antara satu sama lain dengan cara memberikan
pelayanan sebaik mungkin. Demi terciptanya timbal balik yang baik.
3. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan bisa melihat aplikasi gojek selain
dari sisi resiko yang dihadapi masyarakat di perkotaan, dalam hal ini
pengemudi dan pengguna aplikasi gojek
DAFTAR PUSTAKA

Adner, R. dan Zemsky, P. (2006). A Demand-based Perspective on Sustainable


Competitive Advantage. Strategic Management Journal. 27, 215 – 239.

Zamroni, Mohammad. 2009. “Perkembangan Teknologi Komunikasi dan Dampaknya


Terhadap Kehidupan,” Jurnal Dakwah 10(2): 195-211

Griffin, Ricky W. (2004). Manajemen Edisi 7 Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Wibisono, Totok, dkk. 2017. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengguna


Transportasi Gojek Di Kota Semarang: Sebuah Analisis Kualitatif,” Dinamika Sosial
Budaya 19(2):277-285

https://m.republika.co.id/berita/koran/halaman-1/16/03/16/o44e4715-nadiem-
makarim-pendiri dan-ceo-gojek-indonesia-membangkitkan-gairah-usaha-tukang-ojek

ttps://www.cnbcindonesia.com/tech/20190315125130-37-60883/demi- keamanan-go-
jek-tambah-fitur-tombol-darurat

https://inet.detik.com/cyberlife/d-4417275/hasil-riset-tentang-order-fiktif-dan- fake-
gps-pada-ojol

https://www.liputan6.com/bisnis/read/3948135/jurus-gojek-tekan-order-fiktif
diunduh pada Selasa, 15 Oktober 2019
BAB III

KESIMPULAN

Gojek merupakan perusahaan penyedia jasa layanan transportas dengan


menggunakan armada Motor yang saat ini telah memimpin revolusi Industri
Transportasi Ojek. Dijaman yang canggih seperti sekarang ini aplikasi gojek sangat
menguntungkan karena kemudahan transaksi kepada calon konsumen dengan driver
yang efektif dan efisien selain itu gojek tidak perlu tawar menawar masalah harga
karena harga sudah ditentukan terlebih dahulu.

Daftar Pustaka

Supawi Pawenang, Modul Pembelajaran Ekonomi Manajerial, UNIBA


Surakarta, 2018. uniba.ac.id

Adner, R. dan Zemsky, P. (2006). A Demand-based Perspective on


Sustainable Competitive Advantage. Strategic Management Journal. 27, 215 – 239.

Anda mungkin juga menyukai