Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PRAKTEK IBADAH

”TAHLIL DAN YASIN”

DOSEN PENGAMPU:

Nurhidayah, M.pd.

DISUSUN OLEH:
1. IWIT YUTINA (2011140083)
2. MAHAGIO (2011140093)
3. NOVI SARPIKA (2011140091)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM


PRODI PERBANKAN SYARIAH
UNVERSITAS ISLAM NEGERI FATMAWATI SUKARNO
BENGKULU TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR

 Bissmilahirrohmanirrahim

Alhamdulillah segala puji syukur hanya untuk Allah dan telah
mencurahkan Rahmat serta hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan
tugasdalam menyusun makalah ini yang berjudul "Tahlil Dan Tahlil".Shalawat
serta salam semoga tercurah kepada nabi Muhammad SAW.

Dan keluarganya juga para sahabatnya serta para pengikut nya yang serta
sampaiakhir zaman.Makalah ini adalah makalah yang dapat memotivasi anda
untuk memper dalam tentang "tahlil Dan yasin ".

Makalah ini adalah makalah yang dapat memotivasi anda untuk


memperdalam tentang "tahlil Dan yasin". Kami mencari isi yang tercantum
dalam makalah ini dari sumber- sumber yang terkemuka dan dari buku=buku
yang membahas tentang “tahlil Dan yasin”

Dalam Menyusun makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan


dalam isi, bentuk maupun susunan kalimatnnya. Akan tetapi, berkat bimbingan
dan dorongan serta doa dari berbagai pihak maka, kesulitan-kesulitan yang kami
hadapi alhamdulillah teratasi. Namun kami menerima dan mengharapkan kritik
serta saran pembaca yang menuju kearah kebaikan dan kesempurnaan dalam
makalah ini.

semoga apa yang kami usahakan ini kiranya dapat bermanfaat bagi kami
khususnya dan para pembaca umumnya. Aamiin.

Bengkulu, 9 juni 2022

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI........................................................................................................ i
............................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... iii
A. Latar belakang masalah............................................................................. 1
B. Rumusan masalah...................................................................................... 1
C. Tujuan........................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................... 2
A. Pengertian Yasinan.................................................................................... 2
B. Pengertian Tahlilan.................................................................................... 3

BAB III PENUTUP........................................................................... 4

A. Saran......................................................................................... 5
B. Kesimpulan............................................................................... 6
C. DAFTAR PUSTAKA.............................................................. 7

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Dalam kehidupan sehari-hari agama sudah menjadi kebutuhan bagi manusia. Agama berperan
penting dalam memberi arah menuju Tuhan sebagai keseimbangan dan kelangsungan hidup
manusia. Agama juga bisa dikatakan sebagai way of life karena menjadi pedoman hidup manusia.
Agama juga memiliki fungsi tersendiri bagi manusia baik sebagai fungsi sosial maupun individu.
Fungsi tersebut mempunyai kekuatan yang besar dalam menggerakan komunitas sosial.
Namun, dalam realitasnya, terkadang mengalami kesulitan untuk membedakan antara keduanya
karena secara sadar maupun tidak terjadi pencampuradukan makna antara agama yang murni
bersumber dari Tuhan dengan pemikiran agama yang bersumber dari manusia. Perkembangan
selanjutnya, hasil dari pemikiran agama tidak jarang telah berubah menjadi agama itu sendiri,
sehingga ia seakan-akan disakralkan dan berubah menjadi sebuah tradisi keagamaan bagi
masyarakat.  Seperti pemahaman seseorang tehadap tradisi Yasinan dan Tahlilan.

A. Rumasan masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan yasinan?
2. Apakah yang dimaksud tahlilan ?

B. Tujuan Masalah
1. Mengetahui tentang yasinan
2. Mengetahui tentang tahlilan

BAB II
PEMBAHASAN

A.Pengertian Yasinan

Yasinan adalah membaca surat Yasin, baik sendirian atau bersama-sama. Dalam
kebersamaan ini bisa membacanya sendiri-sendiri atau membacanya secara kor (berjamaah). Motif
yang mendasarinya adalah  keyakinan bahwa pahala bacaan dikirimkan kepada orang yang sudah
meninggal,  untuk mengiringi proses kematian seseorang (keadaan sakit kritis yang diperkirakan kuat
menuju kematian atau dalam keadaan sakaratul maut agar yang dibacakannya ini cepat sembuh
atau segera matisecara mudah atas dasar kasih sayang Allah dan yang  melihatnya merasa kasihan
terhadap  penderitaan yang sedang sakaratul maut ini, atau dikirimkan kepada orang yang masih
hidup tetapi diperlakukan seperti orang yang sudah meninggal, seperti orang pergi haji. Selama haji
ia diupacarai yasinan pada hari pertama dari pemberangkatannya hingga hari ke tujuh yang
selanjutnya setiap malam Jumat hingga yang bersangkutan kembali sampai di rumah dengan
selamat. Upacara Yasinan hampir selalu menyatu dengan tahlilan.
Ritus yasinan untuk orang mati dilaksanakan sejak hari pertama hingga hari ke tujuh selanjutnya
pada hari ke 40, hari ke 100, ulang tahun kematian pertama, ulang tahun kematian ke dua, hari ke
1000, dan selanjutnya setiap satu tahun sekali pada hari kematiaanya sejauh dikehendaki. Karena
kerabat yang ditinggal mati memiliki kelebihan ekonomi dan tanggungjawab moral sebagai
pelaksanaan ajaran birrul walidain (berbakti kepada kedua orang tua), yasinan dilakukan selama 40
hari sejak hari pertama kematian orang tua atau kerabatnya
Ritus Yasinan bagi warga NU atau para simpatisannya biasa dilaksanakan dalam pertemuan rutin
antar warga dalam lingkup RT atau RW, dalam jamaah mushalla, dalam jamaah suatu masjid yang
waktunya ditentukan atas dasar kesepakatan warga. Pelaksanaan yasinan dapat pula berganti
tempat secara bergilirin diantara warga.
Para pendukung yasinan bisa hafal, setengah hafal, membacanya sangat lancar karena amat sering
mengikuti acara ini atau memang menyiapkan diri untuk menghafalnya, namun demikian juga
banyak diantara mereka yang hanya bisa membaca huruf latinnya. Sub kelompok ini biasanya tidak
dari kecil memeluk agama Islam secara taat. Mereka sadar akan keislamannya setelah usia dewasa.
Mereka ini biasanya kurang menyadari eksistensi NU, Muhammadiya, atau kelompok sosial
keagamaan yang lain.Mereka hanya tahu pokoknya Islam. Sebenarnya mereka bisa
disebut muallaf, yang secara praktis perlu diperhatikan secara lebih dalam kehidupan sehari-harinya
agar tetap istiqamah dalam ketaannya pada agama.
Muhammadiyah, terutama dari tingkat bawah, atau bahkan kaum terpelajarnya,  umumnya tidak
hafal atau tidak lancar membaca surat yasin. Ditinjau dari segi keterampilan membaca atau
menghafal surat Yasin mereka jauh ketinggalan dibanding ikhwan mereka yang dari  NU.

Tradisi pembacaaan Yasinan merupakan tradisi lama yang masih dipegang oleh kalangan masyarakat
Indonesia. Tradisi Yasinan ini begitu unik karena hanya ada di Indonesia dan Malaysia. Tradisi ini
merupakan bentuk ijtihad para ulama untuk mensyiarkan Islam dengan jalan mengajak masyarakat
agraris yang penuh mistis dan animisme untuk mendekatkan diri pada ajaran Islam melalui cinta
membaca Al Qur’an, salah satunya Surat Yasin sehingga disebut sebagai Yasinan.
Yasinan dilakukan dalam waktu waktu tertentu misalnya malam Jumat yang dilaksanakan di masjid
atau dirumah rumah warga secara bergiliran setiap minggunya. Selain pada malam Jum’at yasinan
juga dilaksanakan untuk memperingati dan “mengirim” doa bagi keluarga yang telah meninggal pada
malam ketiga, ketujuh, keempat puluh, keseratus, dan keseribu. Masyarakat mempercayai bahwa
dengan membaca surat Yasin maka pahala atas pembacaan itu akan sampai pada si mayat. Ada pula
acara Yasinan ini dilakukan untuk meminta hajat kepada Tuhan agar dipermudah dalam mencari rizki
maupun meminta hajat agar orang yang sakit dan sudah tidak ada harapan lagi untuk sembuh
karena tanda-tanda akan diakhirinya ke hidupan ini sudah jelas, maka surat Yasin menjadi pengantar
kepulangannya ke hadirat Allah. Yasin sudah menjadi kebiasaan masyarakat bila salah satu keluarga
ada yang sakit kritis. Surat Yasin dibaca dengan harapan jika bisa sembuh semoga cepat sembuh, dan
jika Allah menghendaki yang bersangkutan kembali kepada-Nya, semoga cepat diambil oleh-Nya
dengan tenang. 

Masyarakat melaksanakan tradisi ini karena turun temurun. Artinya tradisi ini merupakan
peninggalan dari nenek moyang mereka, dimana Islam mengadopsinya sebagai bagian dari ritual
keagamaan. Dari pelaksanaan tradisi ini maka ada makna yang lain selain dari arti ayat ayat yang
dibaca secara bersama sama.

Sudah menjadi hal yang umum jika tradisi Yasinan digunakan sebagai Majelis taklim dan dzikir
mingguan masyarakat dan sebagai media dakwah agar masyarakat menjadi lebih dekat dengan
Tuhannya. Namun di sisi lain tradisi Yasinan bisa dimaknai sebagai forum silaturahmi warga, yang
tadinya tidak kenal menjadi kenal, yang tadinya tidak akrab menjadi lebih akrab. Kegotong royongan,
solidaritas sosial, tolong menolong, rasa simpati dan empati juga merupakan sisi lain dari adanya
tradisi Yasinan. Kegotong royongan ketika mengadakan acara. Tolong menolong agar acaranya
berjalan sesuai yang diharapkan. Rasa empati dan simpati ketika ada seseorang kerabatnya yang
kesusahan atau kerababnya yang meninggal. Semua itu merupakan makna lain yang terkandung
dalam tradisi Yasinan.

 Tradisi Yasinan juga dapat dipandang sebagai perekat hubungan sosial warga., ketika mengikuti
acara Yasinan maka warga yang kemarin tidak kenal satu sama lain akan menjadi kenal. Dengan
acara seperti ini dapat mempererat tali silaturahmi antar sesama warga. Disamping itu juga dengan
keikutsertaan warga mengikuti acara Yasinan dapat menumbuhkan rasa empati dan simpati
masyarakat untuk ikut merasakan apa yang dirasakan oleh orang yang mengadakan acara Yasinan.
Dalam persiapannya menyajikan makanan, para kaum perempuan dan laki-laki saling gotong royong
untuk membuatkan masakan yang telah dibiyayai oleh tuan rumah yang memiliki hajat. Oleh karena
itu acara Yasinan sangat berpengaruh terhadap solidaritas warga masyarakat, karena saling
membantu satu sama lain.

Makna lain ialah nilai ekonomis, dimana dalam yasinan terkadang ada suguhan makanan baik
berupa snack, makan, dan berkat yang dibawa pulang. Kadang juga ada yang memberikan sajadah
dan diberi tulisan bahwa yasinan ini sebagai peringatan kematian anggota keluarga. Tentunya bagi
warga ini merupakan kesempatan untuk mendapatkan pendapatan bagi keluarganya. Yang lebih
unik lagi bagi yang mengadakan acara Yasinan, terkadang bila tidak ada uang untuk melaksanakan
hal tersebut mereka rela menjual harta yang ada misal sawah, perhiasan atau ternak. Untuk
memberi hidangan pun ada yang sampai menyembelih sapi walau saat hari raya qurban malah tidak
pernah berqurban. Gotong royong dalam penyajian makanan pun menjani nilai ekonomis bagi
masyarakat karena dapat mengurangi pengeluaran tenaga dan waktu.

 Disamping itu, konsep theology dan filsafat yang terdapat pada Yasinan turut serta dalam
membentuk mental solidaritas. Misalnya engaruh dari konsep theology, masyarakat percaya bahwa
dosa mereka terhadap sesama manusia itu dapat tertutupu dengan amalan-amalan yang baik yang
dilakukan selama hidup dibumi dengan bertindak sesuai dengan petunjuk Al-Qur’an dan hadits,
sehingga pada konsep filsafat, sebagai manusia yang tidak bisa hidup sendirian yang membutuhkan
orang lain maka haruslah saling tolong menolong sesama manusia apalagi sesama umat muslim,
supaya dapat mempersatukan umat muslim seutuhnya dan menghindari pertikaian

C. Pengertian Tahlilan

Tahlilan adalah ritual/upacara selamatan yang dilakukan sebagian umat Islam, kebanyakan di


Indonesia dan kemungkinan di Malaysia, untuk memperingati dan mendoakan orang yang telah
meninggal yang biasanya dilakukan pada hari pertama kematian hingga hari ketujuh, dan selanjutnya
dilakukan pada hari ke-40, ke-100, kesatu tahun pertama, kedua, ketiga dan seterusnya. Ada pula
yang melakukan tahlilan pada hari ke-1000.

Kata "Tahlil" sendiri secara harfiah berarti berizikir dengan mengucap kalimat tauhid "Laa ilaaha
illallah" (tiada yang patut disembah kecuali Allah). Upacara tahlilan ditengarai merupakan praktik
pada abad-abad transisi yang dilakukan oleh masyarakat yang baru memeluk Islam, tetapi tidak
dapat meninggalkan kebiasaan mereka yang lama. Berkumpul-kumpul di rumah ahli mayit bukan
hanya terjadi pada masyarakat pra Islam di Indonesia saja, tetapi di berbagai belahan dunia,
termasuk di jazirah Arab. Oleh para da'i(yang dikenal wali songo) pada waktu itu, ritual yang lama
diubah menjadi ritual yang bernafaskan Islam. Di Indonesia, tahlilan masih membudaya, sehingga
istilah "Tahlilan" dikonotasikan memperingati dan mendo'akan orang yang sudah meninggal.

Tahlilan dilakukan bukan sekedar kumpul-kumpul karena kebiasaan zaman dulu. Generasi sekarang
tidak lagi merasa perlu dan sempat untuk melakukan kegiatan sekadar kumpul-kumpul seperti
itu. Jika pun tahlilan masih diselenggarakan sampai sekarang, itu karena setiap anak pasti
menginginkan orangtuanya yang meninggal masuk surga. Sebagaimana diketahui oleh semua kaum
muslim, bahwa anak saleh yang berdoa untuk orangtuanya adalah impian semua orang, oleh karena
itu setiap orangtua menginginkan anaknya menjadi orang yang saleh dan mendoakan mereka. Dari
sinilah, keluarga mendoakan mayit, dan beberapa keluarga merasa lebih senang jika mendoakan
orangtua mereka yang meninggal dilakukan oleh lebih banyak orang(berjama'ah).

Maka diundanglah orang-orang untuk itu, dan menyuguhkan(sodaqoh) sekadar suguhan kecil
bukanlah hal yang aneh, apalagi tabu, apalagi haram. suguhan(sodaqoh) itu hanya berkaitan dengan
menghargai tamu yang mereka undang sendiri. maka, jika ada anak yang tidak ingin atau tidak
senang mendoakan orangtuanya, maka dia (atau keluarganya) tidak akan melakukannya, dan itu
tidak berakibat hukum syareat. Tidak makruh juga tidak haram, anak seperti ini pasti juga orang yang
yang tidak ingin didoakan jika dia telah mati kelak.

Kegiatan ini bukan kegiatan yang diwajibkan. orang boleh melakukannya atau tidak tahlilan bukanlah
kewajiban, dan adalah dusta dan mengada-ada jika tahlilan ini dihitung sebagai rukun. Tahlilan
adalah pilihan bebas bagi setiap orang dan keluarga berkaitan dengan keinginan mendoakan
orangtua mereka ataukah tidak. tahlilan juga bukanlah kegiatan yang harus dilakukan secara
berkumpul-kumpul di rumah duka dan oleh karenanya dituduhkan membebani tuan rumah. Tahlilan
itu mendoakan mayit dan itu bisa dilakukan sendiri-sendiri atau berjamaah, di satu tempat yang
sama atau di mana-mana. menuduhkan tahlil sebagai bid'ah adalah mengada-ada dan melawan
keyakinan kaum muslim bahwa anak saleh yang berdoa untuk orangtuanya adalah cita-cita setiap
orang.

Kaum muslimin Nahdatul Ulama (NU) mengakui bahwa tahlilan tidak ada dalil yang menguatkan
dalam Al-Quran maupun hadis, namun kenapa mereka masih melaksanakan acara tahlilan tersebut
karena kaum muslimin Nahdatul Ulama mempunyai pendapat lain bahwa tahlilan dilaksanakan
dikeluarga yang meninggal mempunyai tujuan-tujuan tertentu di antaranya adalah sebagai berikut:

1.      Tahlilan dilakukan untuk menyebar syiar islam, karena sebelum dilakukan tahlilan seorang imam
melakukan ceramah keagamaan.

2.      Isi dari tahlilan adalah dzikir dan do’a dengan kata lain melaksanakan tahlilan berarti
mendo’akan kepada yang meninggal dunia.

3.      Menghibur keluarga yang ditinggalkan dengan kata lain, kaum muslimin yang berada di sekitar
rumah yang ditinggal, maka terjalinlah silaturahmi diantara umat islam.

Dari uraian tersebut di atas, bahwa kaum muslimin Nahdatul Ulama (NU) walaupun tidak ada dalil
yang kuat di dalam Al-Quran dan hadis namun melakanakan acara tahlilan dengan tujuan yang baik
dan tidak menyimpang dari hadis-hadis lainnya.

Bacaan-bacaan yang selalu dibaca dalam acara tahlilan yaitu:


1.      Membaca Surat Al-Fatihah.

Sabda Rosululloh SAW. Artinya: "Dari Abu Sa`id Al-Mu'alla radliallahu 'anhu, ia berkata: Rasulullah
shalla Allahu alaihi wa sallam bersabda kepadaku: "Maukah aku ajarkan kepadamu surat yang paling
agung dalam Al-Qur'an, sebelum engkau keluar dari masjid?". Maka Rasulullah memegang tanganku.
Dan ketika kami hendak keluar, aku bertanya: "Wahai Rasulullah! Engkau berkata bahwa engkau
akan mengajarkanku surat yang paling agung dalam Al-Qur'an". Beliau menjawab: "Al-Hamdu Lillahi
Rabbil-Alamiin (Surat Al-Fatihah), ia adalah tujuh surat yang diulang-ulang (dibaca pada setiap
sholat), ia adalah Al-Qur'an yang agung yang diberikan kepadaku". (Hadits riwayat: Al-Bukhari).

2.       Membaca Surat Yasin.

Sabda Rosuululloh SAW “Artinya” Dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu., ia berkata: "Rasulullah shalla
Allahu alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa membaca surat Yasin di malam hari, maka paginya ia
mendapat pengampunan, dan barangsiapa membaca surat Hamim yang didalamnya diterangkan
masalah Ad-Dukhaan (Surat Ad-Dukhaan), maka paginya ia mendapat mengampunan". (Hadits
riwayat: Abu Ya'la). Sanadnya baik. (Lihat tafsir Ibnu Katsir dalam tafsir Surat Yaasiin).

3.      Membaca Surat Al-Ikhlash.

Rosululloh SAW bersabda, Artinya“ Dari Abu Said Al-Khudriy radliallahu 'anhu, ia berkata: Nabi shalla
Allahu alaihi wa sallam bersabda kepada para sahabatnya: "Apakah kalian tidak mampu membaca
sepertiga Al-Qur'an dalam semalam?". Maka mereka merasa berat dan berkata: "Siapakah di antara
kami yang mampu melakukan itu, wahai Rasulullah?". Jawab beliau: "Ayat Allahu Al-Waahid Ash-
Shamad (Surat Al-Ikhlash maksudnya), adalah sepertiga Al-Qur'an"
(Hadits riwayat: Al-Bukhari).

4.      Membaca Surat Al-Falaq dan An-Naas

Artinya“ Dari Aisyah radliallahu 'anhaa, "bahwasanya Rasulullah shalla Allahu alaihi wa sallam bila
merasa sakit beliau membaca sendiri Al-Mu`awwidzaat (Surat Al-Ikhlas, Surat Al-Falaq dan Surat An-
Naas), kemudian meniupkannya. Dan apabila rasa sakitnya bertambah aku yang membacanya
kemudian aku usapkan ke tangannya mengharap keberkahan dari surat-surat tersebut".
(Hadits riwayat: Al-Bukhari).

5.      Membaca Surat Al-Baqarah ayat 1 sampai

6.      Membaca Surat Al-Baqarah ayat 163

7.      Membaca Surat Al-Baqarah ayat 255 (Ayat Kursi)

8.      Membaca Surat Al-Baqarah ayat 284 sampai akhir Surat.

Dalil keutamaan ayat-ayat tersebut: Artinya"Dari Abdullah bin Mas'ud radliallahu 'anhu, ia berkata:
"Barangsiapa membaca 10 ayat dari Surat Al-Baqarah pada suatu malam, maka setan tidak masuk
rumah itu pada malam itu sampai pagi, Yaitu 4 ayat pembukaan dari Surat Al-Baqarah, Ayat Kursi
dan 2 ayat sesudahnya, dan 3 ayat terakhir yang dimulai lillahi maa fis-samaawaati..)" (Hadits
riwayat: Ibnu Majah).
9.      Membaca Istighfar

Allah SWT berfirman: "Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat
kepada-Nya. (Jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang
baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan memberi
kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya. Jika kamu berpaling,
maka sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa siksa hari kiamat". (QS. Huud: 3).

10.  Membaca Tahlil : ُ‫الَ ِالَهَ ِإالَّ هللا‬

11.  Membaca Takbir : ُ‫هللَا ُ َأ ْكبَر‬

12.  Membaca Tasbih : ِ‫ُس ْبحَانَ هللا‬

13.  Membaca Tahmid : ِ‫ْال َح ْم ُد هلل‬

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Yasinan adalah membaca surat Yasin, baik sendirian atau bersama-sama. Dalam kebersamaan ini
bisa membacanya sendiri-sendiri atau membacanya secara kor (berjamaah).

Tahlilan adalah ritual/upacara selamatan yang dilakukan sebagian umat Islam, untuk memperingati


dan mendoakan orang yang telah meninggal.

B. SARAN

Dalam menyusun makalah tentang yasinan dan tahlilan pastilah makalah ini jauh dari


kesempurnaan. Oleh karena itu bagi yang menukis makalah ini para mahasiswa, pembaca dan
khususnya kepada dosen pembimbing kami sangat mengharapkan keritik dan saran.
DAFTAR PUSTAKA

  Abdillah,Abu, argument ahlussunnah wal jama’ah,Tangerang:Pustaka     ta’awun,2011.

  Abuddin Nata, Teologi Islam, Modul Penyetaraan Universitas Terbuka, Departemaen Agama


1997.

  Departemen Agama Islam RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Semarang: CV. Thoha Putera, 1989).

  Dalil-dalil Yasinan dan Tahlilan, Diakses Melalui Situs dibawah ini pada tanggal 22
Oktober 2016 Pukul 07.00 wib: http://adityaodit.blogspot.com/2012/06/hukum-tahlilan-dan-
yasinan-makalah.html

Anda mungkin juga menyukai