Anda di halaman 1dari 10

II.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Rumput Laut

Menurut Mambai et al. (2020), rumput laut merupakan salah satu komoditas

budidaya laut dimana memiliki nilai ekonomis yang tinggi dan tumbuh diperairan

dengan cara melekatkan dirinya pada karang, pasir, lumpur, batu dan benda keras

lainnya. Tumbuhan berklorofil dan tersusun hanya oleh satu sel (uniseluler) atau

banyak sel (multiseluler) digolongkan sebagai tanaman tingkat rendah yang tidak

memiliki akar, batang maupun daun sejati, melainkan hanya menyerupai batang

yang disebut thallus. Bentuk thallus rumput laut bermacam – macam, ada yang

bulat seperti tabung, pipih, gepeng, bulat, seperti kantong, rambut dan lain

sebagainya. Thallus pada rumput laut Rumput laut yang berkualitas selain

dipengaruhi oleh faktor budidaya yang baik juga dipengaruhi oleh iklim dan

geografis di Indonesia seperti matahari, arus tekanan, dan kualiatas air serta kadar

garam yang sesuai dengan pertumbuhan rumput laut.

Menurut Sonny et al. (2019), beragamnya kandungan dan manfaat pada

rumput laut, menjadikan komoditas ini memiliki nilai ekonomi yang sangat tinggi,

dengan adanya kebutuhan bahan baku rumput laut untuk industri tersebut

menjadikan budidaya rumput laut memiliki peran penting bagi masyarakat pesisir,

diantaranya sebagai salah satu mata pencaharian alternatif dan sumber

pendapatan, dilihat dari segi kegiatan budibaya rumput laut yang memiliki nilai

tradisi yang tinggi karena dalam prakteknya, tahapan-tahapan kegiatan dari

persiapan, penanaman, pemeliharaan hingga pemaneman, berkembang dan

diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Dibalik peran sosial,

4
ekonomi dan budaya bagi masyarakat pesisir, rumput laut juga mmiliki peran

ekologis dan biologis penting untuk mendukung tujuan konservasi yaitu

pelestarian sumber daya laut.

2.1.1. Gracilaria verucossa

Menurut Kusuma et al. (2013), Gracilaria verrucosa merupakan jenis rumput

laut yang paling utama sebagai sumber penghasil agar (agarofit) yang sebagian

besar dimanfaatkan baik dikonsumsi secara langsung maupun untuk kebutuhan

industri. Rumput laut Gracilaria verrucosa merupakan salah satu jenis alga merah

(Rhodophyta) yang tumbuh di daerah tropik dan subtropik perairan laut dangkal.

Rumput laut jenis ini termasuk dalam Class rhodophyceae yang merupakan

agarofit. Tumbuhan laut ini mempunyai sifat tidak bisa dibedakan antara bagian

akar, batang, dan daun. Seluruh bagian tumbuhan disebut thallus, sehingga

rumput laut tergolong tumbuhan tingkat rendah.

Menurut Sinulingga dan Darmanti (2007), rumput laut kaya akan sumber

mineral, vitamin, protein, karbohidrat dengan kandungan lemak yang sangat

sedikit. Kandungan utama rumput laut adalah agar – agar, asam alginat dan

karagenan. Kandungan karagenan dalam rumput laut merah termasuk jenis

polisakarida yang berperan dalam menurunkan kadar lipid di dalam darah dan

tingkat kolesterol serta memperlancar sistem pencernaan makanan. Gracilaria di

tambak biasanya berwarna hijau gelap, kehijauan sampai keputih-putihan agak

kusam, dengan thallus kecil dan panjang menyerupai bentuk bulu kambing, dan

biasanya hanya sedikit tercampur kotoran (tanah, lumpur, pasir, benda asing lain).

Menurut Mulyani dan Kristina (2018), klasifikasi dari Gracilaria verrucosa

adalah sebagai berikut :


Divisi : Rhodophyta

Kelas : Rhodophyceae

Ordo : Gigartinales

Famili : Gracilariaceae

Genus : Gracilaria

Spesies : Gracilaria verrucosa

Menurut Ardiyansyah dan Hasanah (2018), rumput laut Gracilaria sp.

merupakan salah satu jenis alga merah yang banyak mengandung gel, dimana gel

ini memiliki kemampuan mengikat air yang cukup tinggi. Untuk meningkatkan

kemampuan mengikat air, maka rumput laut Gracilaria verrucosa akan diolah

menjadi tepung.

2.1.2. Gracilaria Gigas

Menurut Saade et al. (2011), Gracilaria gigas dapat dijadikan bahan

perekat, jenis rumput laut ini sangat mudah untuk dibudidayakan dengan kondisi

lingkungan yang berbeda dengan kondisi perairan di laut, seperti tambak dan

banyak dibudidayakan oleh petani rumput laut di perairan laut di kawasan pesisir.

Jenis rumput laut yang dapat dibudidayakan dan dimanfaatkan sebagai bahan

baku industri adalah Gracilaria sp. Kondisi ini apabila terus menerus dapat

mematikan tanaman. Menurut Diana et al. (2014), salah satu keunggulan dari

pigmen coklat pada Gracilaria gigas mampu menyerap intensitas cahaya matahari

dalam kondisi kekeruhan tinggi. Menurut Arianto et al. ( 2019), klasifikasi rumput

laut jenis Gracilaria gigas adalah sebagai berikut:

Divisi : Rhodophyta

Kelas : Rhodophyceae
Ordo : Gigartinales

Famili : Gracilariaceae

Genus : Gracilaria

Spesies : Gracilaria gigas

Menurut Putri et al. (2014), Gracilaria gigas digolongkan pada kelompok

agarofit karena dapat menghasilkan agar. Habitat asli dari rumput laut G. gigas

adalah di perairan pantai. Secara alami, Gracilaria sp. termasuk rumput laut yang

bersifat euryhaline, sifat tersebut dapat terlihat dari kemampuan hidupnya pada

perairan bersalinitas 15-30 ppt, dengan begitu Gracilaria sp. dapat di budidayakan

di daerah pantai atau tambak. Perkembangbiakan rumput laut dibedakan atas

seksual antara gamet jantan dengan gamet betina, dan aseksual dengan cara

konjugatif dan spora. Manfaat rumput laut jenis ini digunakan untuk bahan

makanan salah satunya agar – agar. Agar-agar menjadi sangat penting karena

memiliki fungsi sebagai zat pengental, pengemulsi, penstabil dan pensuspensi

yang banyak digunakan dalam berbagai industri seperti industri makanan,

minuman, farmasi, biologi dan lain - lain.

2.2. Manfaat rumput laut

Menurut Waluyo et al. (2019), Glacilaria sp. merupakan salah satu jenis

rumput laut yang popular di kalangan masyarakat petani tambak Indonesia.

Pemanfaatan Glacilaria sp. di Indonesia yaitu sebagai bahan baku agar yang telah

mengarah ke industri modern baik di bidang pangan maupun non pangan.

Pemanfaatan Glacilaria sp. dalam bidang pangan dapat digunakan sebagai sumber
serat pangan, penjernih pada berbagai industri minuman, bahan pengental, dan

penstabil. Menurut Toy et al., (2015), pemanfaatan Glacilaria sp. di bidang non

pangan antara lain pada industri kosmetik sebagai produk sabun, pasta gigi, dan

sampo, serta di bidang bioteknologi sebagai media pertumbuhan mikroorganisme.

Gracilaria sp. memiliki manfaat sebagai media biakan bakteri, bahan makanan,

bahan kedokteran gigi seperti alginat dan bahan dasar kosmetik.

Menurut Mulyani dan Kristina (2018), manfaat rumput laut yang pertama

yaitu bisa membantu menurunkan berat badan, misalnya pada rumput laut cokelat

yang mengandung pigmen fucoxanthin diketahui bisa melancarkan metabolisme.

Kandungan dalam tanaman tersebut juga bisa mengubah lemak menjadi energi.

Menurut Dini et al. (2021), kandungan gizi yang ada pada rumput laut tidak hanya

mengenyangkan, namun kandungan tersebut juga penting untuk pertumbuhan,

kesehatan, dan pengobatan manusia. Penggunaan rumput laut sebagai pengobatan

juga sudah lama dimanfaatkan oleh masyarakat pesisir dan pulau sebagai obat luar

(antiseptik dan pemeliharaan kulit).

Menurut Mambai et al. (2020), sejak lama rumput laut menjadi bahan

pangan walaupun sebatas konsumsi langsung, rumput laut dimakan mentah atau

dimasak dengan berbagai variasi sebagai sayur atau lauk oleh masyarakat pesisir

dan pulau. Rumput laut saat ini sangat penting bagi industri pangan karena

menjadi bahan dasar ratusan produk pangan baik yang diproduksi rumah tangga

maupun makanan skala besar. Menurut Maliti et al. (2019), rumput laut

mengandung vegetable gum yaitu karbohidrat yang banyak mengandung selulosa

dan hemiselulosa sehingga tidak dapat dicerna seluruhnya oleh enzim tubuh, oleh

sebab itu rumput laut dapat menjadi makanan diet dengan sedikit kalori karena
berserat tinggi dan dapat mencegah penyakit sembelit, wasir, kanker usus besar,

dan mencegah kegemukan.

2.3. Budidaya Rumput Laut

Menurut Jailani et al. (2015), budidaya merupakan usaha yang bermanfaat

dan memberi hasil. Membudidayakan artinya mengusahakan dan menjadikan

(sesuatu) bermanfaat. Budidaya merupakan kegiatan terencana pemeliharaan

sumber daya hayati yang dilakukan pada suatu areal lahan untuk diambil

manfaat/hasil panennya. Menurut Putri et al. (2014), kegiatan budidaya dapat

dianggap sebagai inti dari usaha tani. Langkah pertama untuk melakukan

budidaya rumput laut ialah pemilihan lokasi budidaya yang sesuai agar rumput

laut dapat tumbuh dengan baik. Pertumbuhan rumput laut sangat ditentukan oleh

kondisi perairan di suatu wilayah yang akan dijadikan lokasi budidaya, makan

hasil produksi rumput laut akan bervariasi dari lokasi budidaya yang berbeda.

Menurut Soenardjo (2011), dalam pemilihan lokasi yang tepat untuk

budidaya rumput laut digunakan parameter-parameter yang menentukan perairan

tersebut layak atau tidak untuk dijadikan lokasi budidaya. Keberhasilan dari

budidaya rumput laut ini dipengaruhi oleh beberapa factor lingkungan baik secara

fisik, kimia maupun biologi dengan pemilihan lokasi dan metode yang akan

digunakan juga menentukan keberhasilan tersebut. Menurut Waluyo et al. (2019),

budidaya rumput laut banyak dilakukan di perairan tenang, dengan penentuan

bibit yang akan ditanam dipilih yang berkualitas, kepadatan pembibitan rumput

laut tergantung metode dan jenis rumput laut yang dibudidaya.


Menurut Amin et al. (2005), pemeliharaan untuk pertumbuhan rumput laut

dari beberapa metode penanaman hampir sama, yaitu membersihkan lumpur dan

kotoran yang melekat pada rumput laut, serta menjaga tanaman dari serangan

predator. Penyakit pada rumput laut merupakan gejala gangguan fungsi atau

terjadinya perubahan fisiologis pada tanaman. Penyakit pada rumput laut ada

karena perubahan lingkungan yang ekstrem seperti perubahan nutrisi, suhu,

salinitas, pH, dan tingkat kecerahan air. Menurut Saade et al. (2011), kegiatan

budidaya rumput laut tidak banyak menuntut tingkat keterampilan tinggi dan

modal yang besar. Namun demikian rumput laut yang dibudidayakan sering

terkena penyakit seperti ice-ice dan hama pemangsa lainnya sehingga kualitas

produksinya menurun. Penyebab kegagalan pada budidaya rumput laut antara lain

penerapan sistem budidaya yang tidak tepat waktu dan sistem tanam yang kurang

sesuai.

2.4. Strategi

2.4.1. Perencanaan Strategis

Menurut Pandelaki (2012), strategi adalah rencana yang cermat mengenai

kegiatan untuk mencapai sasaran khusus. Pembudidaya harus mencari kesesuaian

antara kekuatan-kekuatan internal perusahaan dan kekuatan-kekuatan eksternal

(peluang dan ancaman) suatu pasar. Pembudidaya dapat mengembangkan strategi

untuk mengatasi ancaman eksternal dan merebut peluang yang ada, proses

analisis, perumusan dan evaluasi strategi-strategi itu disebut perencanaan

strategis. Tujuan perencanaan strategis adalah agar perusahaan dapat melihat


secara objektif kondisi-kondisi internal dan eksternal, sehingga perusahaan dapat

mengantisipasi perubahan lingkungan eksternal.

2.4.2. Konsep Strategis

Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam

kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut, serta prioritas

alokasi sumber daya. Pemahaman yang baik mengenai konsep strategi dan

konsep-konsep lain yang berkaitan sangat menentukan suksesnya strategi yang

disusun. Konsep - konsep tersebut, adalah sebagai berikut:

1. Distinctive competence

Tindakan yang dilakukan oleh pembudidaya agar dapat melakukan

kegiatan lebih baik dibandingkan dengan pesaingnya. Pembudidaya

memiliki kekuatan yang tidak mudah ditiru oleh pesaing. Misalnya

menghasilkan produk yang kualitasnya lebih baik dibandingkan dengan

produk pesaing dengan cara memahami secara detail keinginan konsumen

serta membuat program pemasaran yang lebih baik dari pada program

pesaing. Semua kekuatan tersebut dapat diciptakan melalui penggunaan

seluruh potensi sumber daya yang dimiliki pembudidaya, seperti peralatan

dan proses produksi yang canggih, penggunaan jaringan saluran distribusi

cukup luas, penggunaan sumber bibit yang tinggi kualitasnya dan

penciptaan brand image yang positif.

2. Competitive advantage

Kegiatan spesifik yang dikembangkan oleh pembudidaya agar lebih

unggul dibandingkan dengan pesaingnya. Keunggulan bersaing

disebabkan oleh pilihan strategi yang dilakukan pembudidaya untuk


merebut peluang pasar, ada tiga strategi yang dapat dilakukan perusahaan

untuk memperoleh keuntungan bersaing, yaitu: Cost leadership,

diferensiasi dan fokus

2.5. Analisis SWOT

Menurut Ardiyansyah dan Hasanah (2018), analisis SWOT adalah suatu

bentuk analisis dimana analisis ini digunakan oleh manajemen perusahaan

atau organisasi. Analisis SWOT juga sebuah bentuk analisis situasi dan

kondisi yang bersifat deskriptif (memberi suatu gambaran) dalam suatu

organisasi atau Perusaahan. Menurut Rusli et al. (2020), analisis SWOT

digunakan untuk menentukan strategi pengelolaan dalam membudidaya

rumput laut. Analisis data dilakukan dengan beberapa tahap meliputi:

identifikasi variabel SWOT, perumusan strategi alternative menggunakan

matriks SWOT dan perumusan quantitative strategy planning matriks (QSPM)

untuk mengambil keputusan strategi yang akan dipilih.

Menurut Suryawati dan Erlina (2017), analisis SWOT adalah metode

analisis perencanaan strategis yang untuk memonitor dan mengevaluasi

lingkungan perusahaan baik lingkungan eksternal dan internal untuk suatu

tujuan bisnis tertentu. SWOT merupakan akronim dari kata: kekuatan

(strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman

(threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Keempat faktor

itulah yang membentuk akronim SWOT. Analisis SWOT merupakan strategi

dasar yang membantu mengidentifikasi dan mengevaluasi faktor internal dan

eksternal yang mempengaruhi kesuksesan bisnis, proyek, maupun manajemen


perusahaan. Menurut Soejarwo dan Fitriyanny (2016), analisis SWOT

mengatur kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman ke dalam daftar yang

terorganisir dan biasanya di sajikan dalam bilah kisi-kisi yang sederhana.

analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang diterapkan untuk

mengevaluasi faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang

mungkin terjadi dalam mencapai tujuan dari suatu kajian. Hasil analisis

SWOT berupa arahan atau rekomendasi untuk mempertahankan kekuatan dan

menambah keuntungan dari peluang yang ada, serta mengurangi kekurangan

dan menghindari ancaman.

Anda mungkin juga menyukai