Anda di halaman 1dari 4

Nama : Nose Jum’attriansyah

NIM :044044484

NASKAH TUGAS TUTORIAL ONLINE


UNIVERSITAS TERBUKA

Fakultas : Hukum Ilmu Sosial dan Ilmu Politik


Program Studi : D-III Perpajakan
Kode/Nama MK : PAJA3344/Akuntansi Perpajakan
Tugas 1

No Soal Skor
1. Pada prinsipnya wajib pajak di indonesia yang melakukan kegiatan usaha harus
menyelenggarakan pembukuan ataupun pencatatan. Maka :
a. Jelaskan pengertian pembukuan dan apa syarat dalam pembukuan !
20
b. Siapakan wajib pajak yang dikecualikan dari kewajiban menyelenggarakan pembukuan
20
tetapi wajib menyelenggarakan pencatatan?

2. PT Jaya Motor pada bulan Juni 2019 melakukan impor suku cadang motor dari Jepang dengan
harga $200.000. Asuransi sebesar 2% dan biaya angkut pengapalan barang dari Australia ke
dalam daerah pabean (Indonesia) ad alah 5% dari harga. Tarif bea masuk sebesar 25% CIF. Kurs
yang ditetapkan olehe Menteri Keuangan pada saat itu adalah $1 = Rp.13.500.
Instruksi !
a. Hitunglah PPh Pasal 22 Impor atas pembelian diatas jika perusahaan mempunyai API
50
dan tidak mempunyai API!
b. Buatlah jurnal pencatatan PT Jaya Motor atas pembelian diatas jika perusahaan
10
mempunyai API dan tidak mempunyai API!
Jawaban

Nomor 1
a. Pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur untuk
mengumpulkan data dan informasi keuangan yang meliputi harta, kewajiban, modal, penghasilan
dan biaya, serta jumlah perolehan dan penyerahan barang atau jasa, yang ditutup dengan
menyusun laporan keuangan berupa neraca, dan laporan laba rugi untuk periode tahun pajak
tersebut. (Undang-Undang No. 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
sebagaimana telah beberapa kali diubah dengan Undang-Undang No. 28 Tahun 2007 Pasal 1 ayat
29)

Yang Wajib menjalankan pembukuan menurut Ketentuan Pokok Pembukuan Pasal 28 dalam
Undang-Undang Nomor 28 tahun 2007 sebagaimana telah diubah menjadi UU Nomor 16 tahun
2009 tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan (KUP) adalah:
1) Wajib Pajak (WP) Badan.
2) Wajib Pajak Orang Pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas, kecuali Wajib
Pajak Prang Pribadi yang peredaran brutonya dalam satu tahun kurang dari Rp
1.800.000.000,00.

Syarat-Syarat Penyelenggaraan Pembukuan


1) Diselenggarakan dengan memperhatikan itikad baik dan mencerminkan keadaan atau kegiatan
usaha yang sebenarnya.
2) Diselenggarakan di Indonesia dengan menggunakan huruf latin, angka arab, satuan mata
uang rupiah, dan disusun dalam bahasa Indonesia atau dalam bahasa asing yang diizinkan oleh
Menteri Keuangan.
3) Diselenggarakan dengan prinsip taat asas dan dengan stesel akrual atau stelsel kas,
4) Pembukuan dengan menggunakan bahasa asing dan mata uang selain rupiah dapat
diseleggarakan oleh WP setelah mendapat izin Menteri Keuangan.
5) Perubahan terhadap metode pembukuan dan atau tahun buku harus mendapat persetujuan
dari Direktur Jenderal Pajak.
6) Pembukuan sekurang-kurangnya terdiri dari catatan mengenai harta, kewajiban, modal,
penghasilan, dan biaya serta penjualan dan pembelian sehingga dapat dihitung besarnya pajak
yang terutang.
7) Dokumen-dokumen yang menjadi dasar pembukuan dan pencatatan serta dokumen lain
yang berhubungan dengan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas Wajib Pajak disimpan selama 10
tahun

b. - Dikecualikan dari Kewajiban Pembukuan


Berdasarkan Ketentuan Pokok Pembukuan Pasal 28 Ayat 2 dalam Undang-Undang Nomor 28 tahun 2007
sebagaimana telah diubah menjadi UU Nomor 16 tahun 2009 tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara
Perpajakan (KUP) adalah:
1) WP OP yang melakukan kegiatan usaha/pekerjaan bebas yang diperbolehkan menghitung penghasilan
neto dengan menggunakan norma perhitungan penghasilan neto.

2) WP OP yang tidak melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas.


- Wajib Menyelenggarakan Pencatatan
1) Wajib Pajak Orang Pribadi yang melakukan kegiatan atau usaha atau pekerjaan bebas dan peredaran
brutonya dalam satu tahun kurang dari Rp1.800.000.000,00 dapat menghitung penghasilan neto dengan
menggunakan norma penghitungan penghasilan neto, dengan syarat memberitahukan ke Direktur
Jenderal Pajak jangka waktu 3 bulan pertama dari tahun pajak yang bersangkutan.
2) Wajib Pajak Orang Pribadi yang tidak melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas.

Nomor 2
PT Jaya Motor pada bulan Juni 2019 melakukan impor suku cadang motor dari Jepang dengan harga
$200.000. Asuransi sebesar 2% dan biaya angkut pengapalan barang dari Australia ke dalam daerah
pabean (Indonesia) adalah 5% dari harga. Tarif bea masuk sebesar 25% CIF. Kurs yang ditetapkan olehe
Menteri Keuangan pada saat itu adalah $1 = Rp.13.500.

Jawaban

Nilai faktur (cost) = $200.000

Biaya asuransi (insurance) = 2% × $200.000 = $4.000

Biaya angkut (freight) = 5% × $200.000 = $10.000

CIF (cost, insurance, freight) = $214.000 x 13.500 = Rp 2.889.000.000

Bea Masuk = 25% × Rp2.889.000.000 = Rp 722.250.000

Nilai Impor (CIF+Bea Masuk) = Rp 2.889.000.000 + Rp 722.250.000 = Rp 3.611.250.000

PPh 22 Impor

- Memiliki API
PPh Pasal 22 = 2,5% × Nilai Impor
= 2,5% × Rp3.611.250.000 = Rp 90.281.250
- Tidak Memiliki API
PPh Pasal 22 = 7,5% × Nilai Impor
= 7,5% × Rp3.611.250.000 = Rp 270.843.750

Jadi, PPh Pasal 22 Impor yang dipungut kepada PT Jaya Motor jika memiliki API adalah sebesar Rp
90.281.250, dan jika memiliki API adalah sebesar Rp 270.843.750.

b. Jurnal pencatatan PT Jaya Motor

1) Memiliki API
Jurnal :
Juni 2019
Pembelian Rp 3.611.250.000
Kredit Pajak PPh 22 Impor Rp 90.281.250
Kas Rp 3.701.531.250

2) Tidak Memiliki API


Jurnal :
Juni 2019
Pembelian Rp 3.611.250.000
Kredit Pajak PPh 22 Impor Rp 270.843.750
Kas Rp 3.882.093.750

Sumber
Modul PAJA3344

Anda mungkin juga menyukai