Anda di halaman 1dari 12

Dr. RAHMAN AMIN, S.H., M.H.

PENGERTIAN PENCEGAHAN
KEJAHATAN
Kejahatan adalah fakta yang harus dihadapi sehari-hari dalam upaya
manusia melindungi jiwa dan harta bendanya. Pada masa lalu
kejahatan dihadapi setelah terjadi atau bersifat reaktif, berbeda dengan
masa sekarang bahwa ancaman kejahatan dan kerugian yang
diakibatkan berbagai faktor dihadapi secara pro-aktif atau sebelum
kejahatan terjadi.

Pencegahan kejahatan dilakukan dengan berbagai upaya untuk


mengetahui berbagai ancaman kejahatan dan resiko kerugian yang
mungkin dapat terjadi dan dilakukan sebelum kejadian, sehingga
diharapkan kerugian dapat ditekan atau bahkan kejahatan dapat
dicegah sedini mungkin.

Menurut National Crime Prevention Council USA, pencegahan


kejahatan adalah pola sikap dan perilaku yang diarahkan untuk
mengurangi ancaman kejahatan dan meningkatkan rasa aman untuk
mempengaruhi secara positif kualitas hidup masyarakat dan untuk
membangun lingkungan yang bebas dari kejahatan.
PENGERTIAN PENCEGAHAN KEJAHATAN

Pengertian pencegahan kejahatan menurut United Nations Office Drugs


and Crime dalam Guidlines for the prevention of crime, pencegahan
kejahatan terdiri dari strategi dan tindakan untuk mengurangi resiko
terjadinya kejahatan dan potensi akibat buruknya terhadap individu dan
masyarakat termasuk ketakutan terhadap kejahatan dengan melakukan
intervensi untuk mempengaruhi berbagai penyebabnya.

Australian Institute of Criminologi memgemukakan definisi pencegahan


kejahatan adalah berbagai strategi yang diimplementasikan oleh pribadi,
komunitas, perusahaan, LSM (NGO), dan semua tingkat organisasi
pemerintah dengan sasaran berbagai faktor sosial dan lingkungan yang
meningkatkan resiko terjadinya kejahatan, ketidaktertiban dan timbulnya
korban manusia.
PENDEKATAN PENCEGAHAN KEJAHATAN

Enviromental approach atau pendekatan lingkungan, meliputi teknik-


teknik situational crime prevention (pencegahan kejahatan situasional)
dan kegiatan perencanaan kota yang lebih luas, bertujuan memodifikasi
lingkungan fisik untuk mengurangi kesempatan terjadinya kejahatan.

Social approach (pendekatan sosial), berfokus pada akar sosial dan


ekonomi sebagai penyebab kejahatan dalam komunitas antara lain
ketiadaan kohesi sosial, terbatasnya perumahan, pengangguran,
pendidikan dan layanan kesehatan dan membatasi adanya pelaku yang
termotivasi termasuk development prevention dan berbagai model
comunity development.

Criminal justice approach (pendekatan peradilan pidana), mengacu pada


berbagai program yang dilaksanakan oleh polisi, kejaksaan, pengadilan
dan lembaga pemasyarakat yang ditujukan untuk mencegah
pengulangan kejahatan oleh orang-orang yang terlibat dalam sistem
peradilan pidana.
TEORI-TEORI PENYEBAB TERJADINYA
KEJAHATAN

Rational choice theory, manusia bertindak seuai kepentingannya sendiri


dan mengambil keputusan untuk berbuat kejahatan setelah menimbang
potensi resiko yang dihadapi termasuk resiko tertangkap dan dihukum,
dan terhadap mamnfaat yang didapat jika kejahatan berhasil.

Social disorganization theory, lingkungan fisik dan sosial seseorang


sangat menentukan pilihan perilakunya. Suatu lingkungan komunitas
dengan struktur sosial yang buruk akan mempunyai tingkat kejahatan
yang tinggi, ditandai degnan sekolah yang buruk, bangunan kumuh,
tingginya angka pengangguran, bercampurnya daerah pemukiman
dengan daerah komersial.

Strain theory, sebagian besar warga mempunyai tujuan yang sama, tetapi
kemampuan dan kesempatan untuk mencapainya berbada. Jika ada yang
gagal mencapai harapan dengan cara-cara yang benar seperti kerja
keras, kemungkinan ada yang melakukan kejahatan untuk mencapainya.
TEORI-TEORI PENYEBAB TERJADINYA
KEJAHATAN

Social learning theory, sebagian besar manusia mengembangkan motivasi


dan kemampuan untuk berbuat jahat melalui pergaulan dengan orang-
orang jahat yang ada di sekelilingnya.

Social control theory, sebagian besar manusia akan berbuat jahat apabila
pengawasan masyarakat melalui lembaga sekolah, lingkungan keluarga,
agama dan tempat kerja mengalami kegagalan.

Labelling theory, penguasa menentukan perbuatan apa yang dinyatakan


sebagai kejahatan dan menetapkan pelakunya sebagai penjahat. Sekali
seseorang dinyatakan sebagai penjahat, maka masyarakat akan
menjauhinya dan hal ini akan berakibat yang bersangkutan menjadi
semakin jahat.

Biology, genetic and evolution, bahwa asupan makanan yang buruk,


berbagai bentuk penyakit jiwa, kenakalan dan sifat agresif adalah penyebab
perilaku kejahatan.
PERIHAL PENCEGAHAN KEJAHATAN

Menurut National Crime Prevention, US Departement of Justice


bahwa kejahatan dapat terjadi karena bertemunya tiga faktor yaitu
adanya pelaku, niat jahat (desire), adanya kemampuan (ability) pelaku
untuk melakukan kejahatan tertentu serta adanya kesempatan
(opportunity) untuk berbuat kejahatan dan tentunya adanya sasaran
atau target atau korban.

Faktor tersebut dikenal dengan istilah segitiga kejahatan, dimana niat


jahat dan kemampuan pelaku tidak mudah diketahui maka
pencegahan kejahatan lebih diarahkan untuk meniadakan
kesempatan bagi pelaku untuk melakukan kejahatan, oleh karena itu
masyarakat harus selalu waspada terhadap kemungkinan adanya
kesempatan bagi pelaku untuk berbuat jahat
TIPE PENCEGAHAN KEJAHATAN

Primary prevention yaitu merubah kondisi fisik lingkungan dan lingkungan


sosial yang memberi kesempatan terjadinya kejahatan. Hal ini dilakukan
terhadap lingkungan yang langsung dihadapi sekarang dan spesifik dalam
jangka pendek yang dilakukan oleh masyarakat pada tingkat RT/RW dengan
melakukan penjagaan, ronda kampung, maupun pemasangan portal dengan
tujuan mengurangi akses masuk ke kompleks pemukiman.

Secondary prevention, yaitu sedini mungkin melakukan identifikasi pelaku-


pelaku yang potensial dan melakukan intervensi sebelum para pelaku
terlibat dalam kejahatan. Kegiatan ini meliputi berbagai bentuk pembinaan
masyarakat misalnya terhadap pemuda, pecandu narkoba maupun mantan
pelaku kejahatan yang menjadi tugas terutama dilakukan oleh unit
pembinaan masyarakat pada Polri maupun berbagai lembaga pemerintah
atau organisasi kemasyarakatan lainnya.

Tertiary prevention, yaitu kegiatan-kegiatan yang ditujukan untuk melakukan


tindakan terhadap pelaku setelah terjadinya kejahatan yaitu proses
penyelidikan, penyidikan, penuntutan hingga penjatuhan hukuman terhadap
pelaku kejahatan yang dilaksanakan oleh sistem peradilan pidana.
PENCEGAHAN KEJAHATAN SITUASIONAL

Situational Crime Prevention atau pencegahan kejahatan situasional


merupakan bagian enviromen approach atau pendekatan lingkungan
dengan teknik-teknik pencegahan kejahatan situasional yang sangat
populer karena berkaitan dengan upaya menghilangkan kesempatan bagi
pelaku kejahatan untuk melakukan kejahatan.

Ditinjau dari tipe pencegahan kejahatan, maka pencegahan kejahatan


situasional termasuk pada primary crime prevention, berarti bahwa upaya
ini ditujukan pada pencegahan kejahatan sebelum terjadi, sebagai upaya
yang ditujukan untuk mengurangi kesempatan dan tidak ditujukan
kepada siapa dan karakteristik kejahatan.

R. Clarke mengemukakan pengertian pencegahan kejahatan situasional


adalah tindakan untuk mengurangi kesempatan yang ditujukan pada
bentuk-bentuk kejahatan spesifik, melibatkan manajemen, desain atau
manipulasi lingkungan terdekat secara permanen dan se-sistemik
mungkin, dan membuat kejahatan semakin sulit dan beresiko, kurang
bermanfaat dan berdasar penilaian pada pelaku kejahatan.
UPAYA PENCEGAHAN KEJAHATAN SITUASIONAL

Mengingkatkan upaya (increase the effort), yaitu meningkatkan kesulitan


bagi pelaku untuk berhasil melakukan kejahatan adalah sesuatu yang
mendasar. Dimulai dengan target hardening yang dilakukan antara lain
dengan adanya gembok/kunci, aksses masuk yang lebih terkontrol ke
fasilitas dengan menggunakan regulasi elektronik, screening badan dan
barang atau upaya lain seperti menutup/mengalihkan jalan masuk.

Meningkatkan resiko (increase the risks), pelaku biasanya sangat khawatir


tertangkap karena menyadari resiko hukuman yang akan diterima. Pelaku
akan fokus pada upaya agar tidak tertangkap. Upaya pencegahan di bidang
ini antara lain dengan meningkatkan pengamanan lingkungan, penambahan
lampu penerangan, adanya CCTV, petugas satuan pengamanan yang
berpatroli, pemasangan pagar kawat berduri, alarm sistem sehingga
menyebabkan pelkau lebih mudah tertangkap.

Mengurangi manfaat (reduce the rewards), bagian penting dari situational


crime prevention adalah mengurangi manfaat dari kejahatan bila berhasil
dilakukan. Pelaku selalu mencari manfaat dari perbuatannya, misalnya
barang bagi pencuri, uang bagi pencopet dan sebagainya.
UPAYA PENCEGAHAN KEJAHATAN SITUASIONAL

Mengurangi provokasi (reduce provocation), kategori ini melihat pada


emosi dari kejahatan, berbagai situasi akan memprovokasi orang
melakukan kejahatan. Ketiadaan situasi yang provokatif akan mengurangi
terjadinya kejahatan. Teknik yang ada antara lain mengurangi fustasi dan
stress yang dihadapi seperti adanya antrian yang tertib, layanan yang
sopan, perbaikan kerusakan fasilitas umum dengan segera sehingga
tidak mengundang perusak yang lain.

Menghilangkan alasan pemaaf (remove excuse), kategori ini bahwa


pelaku selalu berusaha beralasan atas kejahatan yang dilakukan agar
dapat dimaklumi/dimaafkan. Hal ini dilakukan dengan mengadakan
peraturan tertulis secara jelas antara pihak-pihak, adakan pengumuman
yang jelas seperti dilarang parkir. Hal ini akan membuat pelaku tidak bisa
beralasan bahwa tidak tahu ada larangan. Contoh lain di toko atau
supermarket dipasang pengumuman kepada pelanggan bahwa pengutil
adalah pencuri dan akan dilaporkan ke polisi.
“FIAT JUSTITIA RUAT COELUM”

Anda mungkin juga menyukai