Anda di halaman 1dari 33

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas modul yang berjudul " ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS DM
" dengan tepat waktu..
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata kuliah dan bertujuan menambah wawasan
bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
diselesaikannya modul ini. Penulis menyadari modul ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab
itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan modul ini.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................................1
B. Tujuan....................................................................................................................................1
MODUL ASUHAN KEPERAWATAN DIABETES MELITUS (DM).....................................2
A. Definisi..................................................................................................................................2
B. Klasifikasi Diabetes Melitus..................................................................................................2
C. Etiologi..................................................................................................................................3
D. Manifestasi klinis...................................................................................................................3
E. Pemeriksaan penunjang.........................................................................................................4
F. Penatalaksanaan.....................................................................................................................5
G. Pengobatan / Discharge Planning..........................................................................................6
H. Patofisiologi...........................................................................................................................6
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN.......................................................................................8
A. Pengkajian.............................................................................................................................8
B. Pemeriksaan Fisik..................................................................................................................9
C. Pemeriksaan Penunjang.......................................................................................................10
D. D. Diagnosa Keperawatan...................................................................................................10
E. Intervensi.............................................................................................................................11
F. Implementasi.......................................................................................................................25
G. Evaluasi...............................................................................................................................25
SOAL..............................................................................................................................................26
RANGKUMAN..............................................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................29

ii
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Diabetes Mellitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang vang
disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan
insulin baik absolut maupun relatif (Suyono, 1995). DM merupakan penyakit yang menjadi
masalah pada kesehatan masyarakat. Oleh karena itu DM tercantum dalam urutan keempat
prioritas penelitian nasional untuk penyakit degeneratif setelah penyakit kardiovaskuler,
serebrovaskuler, traumatic dan katarak ( tjokroprawiro,2001).
diabetes adalah salah satu diantara pennyakit tidak menular yang akan meningkat
jumlahnya di masa mendatang. Diabetes merupakan salah satu ancaman utama bagi
kesehatan umat manusia
Diabetes mellitus (DM) atau yang sering disebut kencing manis merupakan suatu
penyakit yang sering dijumpai di masyarakat. Diabetes dikatakan sebagai mother of diascas
karena merupakan "ibu" dari berbagai macam penyakit seperti hipertensi, penyakit juntung
dan pembuluh darah, gagal ginjal, stroke, hingga kebutaan. International Diabetes
Federation (IDF) (2017) mengatakan bahwa diabetes adalah sesuatu kondisi kronik karena
peningkatan kadar glukosa darah dalam tubuh (hiperglikemia) akibat tubuh tidak secara
efektif dapat memproduksi atau menggunakan insulin. Diabetes dapat dibagi menjadi tiga
yaitu diabetes tipe satu, diabetes tipe dua, dan diabetes gestational (IDF, 2017).

B. Tujuan
1. untuk mengetahui apa itu DM
2. untuk mengetahui klasifikasi DM
3. untuk mengetahui etiologi DM
4. untuk mengetahui manifestasi klinis DM
5. untuk mengetahui pemeriksaan penunjang DM
6. untuk mengetahui penatalaksanaan DM

1
2
MODUL ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS
DIABETES MELITUS (DM)

A. Definisi
Diabetes mellitus adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan hiperglikemi
yang berhubungan dengan abnormalitas metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang
disebabkan oleh penurunan sekresi insulin atau penurunan sensitivitas insulin atau keduanya
dan menyebabkan komplikasi kronis mikrovaskular, makrovaskular, dan neuropati. (Yuliana
elin,2009).
Menurut WHO, Diabetes Melitus (DM) didefinisikan sebagai suatu penyakit atau
gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar
gula darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid dan protein sebagai akibat
dari insufisiensi fungsi insulin.
Diabetes adalah penyakit kronis serius yang terjadi karena pankreas tidak menghasilkan
cukup insulin (hormon yang mengatur gula darah atau glukosa), atau ketika tubuh tidak dapat
secara efektif menggunakan insulin yang dihasilkannya (kemenkes,2018).

B. Klasifikasi Diabetes Melitus


1. klasifikasi klinis :
a) DM
- Tipel : IDDM
Disebabkan oleh destruksi sel beta pulau langerhans akibat proses autoimun.

- Tipe 1l : NIDDM

Disebabkan oleh kegagalan relatif sel beta dan resistensi insulin. Resistensi insulin
adalah turunnya kemampuan insulin untuk merangsang pengambilan glukosa oleh
jaringan perifer dan untuk menghambat produksi glukosa oleh hati:

 Tipe Il dengan obesitas


 Tipe I tapa obesitas

b) Gangguan Toleransi Glukosa


c) Diabetes Kehamilan
3
2. Klasifikasi Resiko Statistik:
a) Sebelumnya pernah menderita kelainan toleransi glukosà.
b) Berpotensi menderita kelainan glukosa

C. Etiologi
1. DM tipe I
Diabetes yang tergantung insulin ditandai dengan penghancuran sel-sel beta
pancreas yang disebabkan oleh:
- Faktor genetic penderita tidak mewarisi diabetes tipe itu sendiri, tetapi mewarisi suatu
predisposisi atau kecenderungan genetic kearah terjadinya diabetes tipe I
- Faktor imunologi (autoimun)
- Faktor lingkungan : Virus atau toksin tertentu dapat memnicu proses autoimun yang
menimbulkan estruksi si beta
2. DM tipe II
Disebabkan oleh kegagalan relative sel beta dan resistensi insulin. Faktor resiko
yang berhubungan dengan proses terjadinya diabetes tipe II : usia, obesitas, riwayat dan
keluarga.
Hasil pemeriksaan glukosa darah 2jam pasca pembedahan dibagi menjadi 3 yaitu:
(Sudoyo Aru,dkk 2009)
a) <140 mg/dL › normal
b) 140-<200 mg/dL › toleransi glukosa terganggu
c) >200 mg/dL › diabetes

D. Manifestasi klinis
Manifestasi klinis DM dikaitkan dengan konsekuensi metabolic defisiensi insulin
(Price & Wilson)
1. Kadar glukosa puasa tidak normal
2. Hiperglikemia berat berakibat glukosuria yang akan menjadi dieresis osmotic yang
meningkatkan pengeliuaran urin (poliuria) dan timbul rasa haus (polidipsia)
3. Rasa lapar yang semakin besar (polifagia), BB berkurang
4. Lelah dan mengantuk
5. Gejala lain yang dikeluhkan adalah kesemuatan, gatal, mata kabur, impotensi, peruritas
4
vulva.
Kriteria diagnosis DM: (Sudoyo Aru,dkk2009)
a) Gejala klasik DM+glukosa plasma sewaktu > 200 mg/dL (11, 1 mmol/L)
b) Glukosa plasma sewaktu merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari tapa
memperhatikan waktu
c) Gejala klasik DM+glukosa plasma > 126 mg/dL (7,0 mmo/L) Puasa diartikan pasien tidak
mendapat kalori tambahan sedikitnya 8 jam
d) Glukosa plasma 2 jam pada TTGO > 200 mg/dl (11.1 mmol/L) TTGO dilakukan dengan
standar WHO, menggunakan beban glukosa yang setara dengan 75 gram glukosa anhidrus
dilarutkan kedalam air.

Cara pelaksanaan TTGO (WHO 1994) : (Sudoyo Aru,dkk 2009)


1. 3 (tiga) hari sebelum pemeriksaan tetap makan seperti biasa (dengan karbohodarat yang
cukup)
2. Berpuasa paling sedikit 8 jam (mulai malam hari) sebelum pemeriksaan,minum air putih
tapa gula tetap diperbolehkan
3. Diperiksa konsentrasi glukosa darah puasa
4. Diberikan glukosa 75 gram (orang dewasa) atau 1,75 gram/kgBB (anak-anak), dilarutkan
dalam air 250 mL dan diminum dalam waktu 5 menit
5. Berpuasa kembali sampai penganbilan sempel darah untuk pemeriksaan 2 jam setelah
minum larutan glukosa selesai
6. Periksa glukosa darah 2 jam sesudah beban glukosa
7. Selama proses pemeriksaan subyek yang diperiksa tetap istirahat dan tidak merokok

E. Pemeriksaan penunjang
1. Kadar glukosa darah
Kadar glukosa darah sewaktu dan puasa dengan metode enzimatik sebagai patokan
penyaring
2. Kriteria diagnostik WHO untuk diabetes mellitus pada sedikitnya 2 kali pemeriksaan:
- Glukosa plasma sewaktu >200 mg/dl (11,1 mmol/L)
- Glukosa plasma puasa >140 mg/di (7,8 mmol/L)
- Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian sesudah mengkonsumsi 75 gr

5
karbohidrat (2 jam post prandial (pp) > 200 mg/ di).

3. Tes laboratorium DM
Jenis tes pada pasien DM dapat berupa tes saring, tesdiagnostik, tes pemantauan
terapi dan tes untuk mendeteksi komplikasi.
4. Tes saring
Tes-tes saring pada DM adalah:
- GDP, GDS
- Tes Glukosa Urin:

 Tes konvensional (metode reduksi/Benedict)


 Tes carik celup (metode glucose oxidase/hexokinase)

5. Tes diagnostik
Tes-tes diagnostik pada DM adalah : GDP, GDS, GD2PP (glukosa darah 2 jam post
prandial), Glukosa jam ke-2 TTGO
6. Tes motoring terapi
Tes-tes monitoring terapi DM adalah :
- GDP : plasma vena, darah kapiler
- GD2 PP : plasma vena
- A1c : darah vena, darah kapiler
7. tes unuk mendeteksi komplikasi
- mikroalbuminuria : urin
- ureum, kreatinin, asam urat
- kolesterol total : plasma vena (puasa)
- kolesterol LDL : plasma vena (puasa)
- kolesterol HDL : plasma vena (puasa)
- trigliserida : plasma vena (puasa)

F. Penatalaksanaan
Insulin pda DM tipe 2 diperlukan pada keadaan:
1. Penurunan berat badan yang cepat
2. Hiperglikemia berat yang disertai ketosis

6
3. Ketoasidosis diabetik (KAD) atau Hiperglikemia hiperosmolar non ketotik (HONK)
4. Hiperglikemia dengan asidosis laktat
5. Gagal dengan kombinasi OH dosis optimal
6. Stres berat (infeksi sistemik, operasi besar, IMA, stroke)
7. Kehamilan dengan DM/diabetes melitus gestasional yang tidak terkendali dengan
perencanaan makan
8. Gangguan fungi ginjal atau hati yang berat
9. Kontraindikasi dan atau alergi terhadap OHO

G. Pengobatan / Discharge Planning


1. Lakukan olahraga secara rutin dan pertahankan BB yang ideal
2. Kurangi konsumsi makanan yang banyak mengandung gula dan karbohidrat
3. Jangan mengurangi jadwal makan atau menunda waktu makan karena hal ini akan
menyebabkan fluktuasi (ketidak stabilan) kadar gula darah
4. Pelajarimencegah infeksi : keberihan kaki, hindari perlukaan
5. Perbanyak konsumsi makanan yang banyak mengandung serat, seperti sayuran dan sereal
6. Hindari konsumsi makanan tinnggi lemak dan yang mengandung banyak
kolesterol LDL, antara lain : daging merah, produk susu, kuning telur, mentega, saus salad,
dan makanan pencuci mulut berlemak lainnya
7. Hindari minuman yang berakohol dan kurangi konsumsi garam

H. Patofisiologi
Menurut Smeltzer,Diabetes tipe I. Pada diabetes tipe I terdapat ketidakmampuan
untuk menghasilkan insulin karena sel sel beta prankreas telah dihancurkan oleh proses
autoimun.Hiperglikemi puasa terjadi akibat produksi glukosa yang tidak terukur oleh hati.
Disamping glukosa yang berasal dari makanan tidak dapat disimpan dihati meskipun tetap
berada dalam darah menimbulkan hiperglikemia prospandial.jika kosentrasi glukosa daram
darah cukup tinggi maka ginjal tidak dapat menyerap kembali glukosa yang tersaring keluar,
akibatnya glukosa tersebut muncul dalam urine (glikosuria).
Ketika glukosa yang berlebihan dieksresikan kedalam urine,ekresi ini akan disertai
pengeluaran cairan dan elektrolit yang berlebihan, keadaan ini dinamakan diuresis
ostomik,sebagai akibat dari kehilangan cairan berlebihan, pasien akan mengalami peningkatan
7
dal berkemih(poliurea),dan rasa haus (polidipsi). (Smeltzer 2015 dan Bare,2015). Difisiensi
insulin juga akan menganggu metabilisme protein dalam lemak yang menyebabkan penurunan
berat badan. Pasien dapat mengalami peningkatan selera makan (polifagia).
DM tipe II merupakan suatu kelainan metabolik dengan karakteristik utama adalah
terjadinya hiperglikemia kronik. Meskipun pula pewarisannya belum jelas, faktor genetik
dikatakan memiliki peranan yang sangat penting dalam munculnya DM tipe II. Faktor genetik
ini akan berinterksi dengan faktor faktor lingkungan seperti gaya hidup, obesitas,rendah
aktivitas fisik,diet, dan tingginya kadar asam lemak bebas(Smeltzer 2015 dan Bare,2015).
Mekanisme terjadinya DM tipe II umunya disebabkan karena resistensi insulin dan
sekresi insulin. Normalnya insulin akan terkait dengan reseptor khusus pada permukaan
sel.sebagai akibat terikatnya insulin dengan reseptor tersebut,terjadi suatu rangkaian
reaksi dalam metabolisme glukosa didalam sel. Resistensi insulin DM tipe II disertai
dengan penurunan reaksi intra sel. Dengan demikian insulin menjadi tidak efektif untuk
menstimulasi pengambilan glukosa oleh jaringan. Untuk mengatasi resistensi insulin dan
mencegah terbentuknya glukosa dalam darah,harus terjadi peningkatan jumlah insulin yang
disekresikan. (Smeltzer 2015 dan Bare,2015).

8
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
Menurut NANDA (2015), fase pengkajian merupakan sebuah komponen utama
untuk mengumpulkan informasi, data, menvalidasi data, mengorganisasikan data, dan
mendokumentasikan data. Pengumpulan data antara lain meliputi:
1. Identitas pasien
a) Identitas pasien (nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, agama,
suku, alamat, status, tanggal masuk, tanggal pengkajian, diagnosa medis).
b) Identitas penanggung jawab (nama, umur, pekerjaan, alamat, hubungan dengan
pasien).
2. Riwayat kesehatan pasien
a) Keluhan/ Alasan masuk Rumah Sakit
Cemas, lemah, anoreksia, mual, muntah, nyeri abdomen, nafas pasien mungkin
berbau aseton, pernapasan kussmaul, gangguan pada pola tidur, poliuri, polidipsi,
penglihatan yang kabur, kelemahan, dan sakit kepala.
b) Riwayat Penyakit Sekarang
Berisi tentang kapan terjadinya penyakit, penyebab terjadinya penyakit serta upaya yang
telah dilakukan oleh penderita untuk mengatasinya.
c) Riwayat Penyakit Dahulu
Adanya riwayat penyakit diabetes melitus atau penyakit-penyakit lain yang ada
kaitannya dengan defisiensi insulin misalnya penyakit pankreas. Adanya riwayat
penyakit jantung, obesitas, maupun arterosklerosis, tindakan medis yang pernah di dapat
maupun obat-obatan yang biasa digunakan oleh penderita.
d) Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat atau adanya faktor resiko, riwayat keluarga tentang penyakit, obesitas, riwayat
pankreatitis kronik, riwayat melahirkan anak lebih dari 4 kg, riwayat glukosuria selama
stres (kehamilan, pembedahan, trauma, infeksi, penyakit) atau terapi obat
(glukokortikosteroid, diuretik tiasid, kontrasepsi oral).

9
e) Riwayat psikososial
Meliputi informasi mengenai perilaku, perasaan, dan emosi yang dialami penderita
sehubungan dengan penyakitnya serta tanggapan keluarga terhadap penyakit
penderita.
3. Pola aktivitas sehari-hari
Menggambarkan pola latihan, aktivitas, fungsi pernafasan dan sirkulasi. Pentingnya
latihan/gerak dalam keadaan sehat dan sakit, gerak tubuh dan kesehatan berhubungan satu
sama lain.
4. Pola eliminasi
Menjelaskan pola fungsi eksresi, kandung kemih dan sulit kebiasaan
defekasi, ada tidaknya masalah defekasi, masalah miksi (oliguri, disuri, dan lain-lain),
penggunaan kateter, frekuensi defekasi dan miksi, karakteristik urin dan feses, pola input
cairan, infeksi saluran kemih, masalah bau badan, perspirasi berlebih.

B. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
Meliputi keadaan penderita tampak lemah atau pucat. Tingkat kesadaran apakah sadar,
koma, disorientasi.
2. Tanda-tanda Vital
Tekanan darah tinggi jika disertai hipertensi. Pernapasan reguler ataukah ireguler, adanya
bunyi napas tambahan, respiration rate (RR) normal 16-20 kali/menit, pernapasan
dalam atau dangkal. Denyut nadi reguler atau ireguler, adanya takikardia, denyutan kuat
atau lemah. Suhu tubuh meningkat apabila terjadi infeksi.
3. Pemeriksaan Abdomen
Adanya nyeri tekan pada bagian pankreas, distensi abdomen, suara bising usus yang
meningkat.
4. Pemeriksaan Reproduksi
Rabbas vagina (jika terjadi infeksi), keputihan, impotensi pada pria, dan sulit orgasme pada
wanita.

10
5. Pemeriksaan Integumen
Biasanya terdapat lesi atau luka pada kulit yang lama sembuh. Kulit kering, adanya ulkus
di kulit, luka yang tidak kunjung sembuh. Adanya akral dingin, capillarry refill kurang dari
3 detik, adanya pitting edema.
6. Pemeriksaan Ekstremitas
Kekuatan otot dan tonus otot melemah. Adanya luka pada kaki atau kaki diabetik.
7. Pemeriksaan Status Mental
Biasanya penderita akan mengalami stres, menolak kenyataan, dan keputus asaan.

C. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Purwanto (2016), pemeriksaan penunjang diabetes mellitus adalah:
1. Gula darah meningkat > 200 ml/dl
2. Aseton plasma (aseton) positif secara mencolok.
3. Osmolaritas serum : meningkat tapi biasanya < 330 mOsm/lt
4. Gas darah arteri pH rendah dan penurunan HCO3 (asidosis metabolik)
5. Alkalosis respiratorik
6. Trombosit darah : mungkin meningkat (dehidrasi), leukositosis dan
hemokonsentrasi menunjukkan respon terhadap stres atau infeksi.
7. Ureum/ kreatinin : mungkin meningkat/ normal lochidrasi/penurunan fungsi ginjal
8. Amilase darah: mungkin meningkat > pankacatitis akut.
9. Insulin darah : mungkin menurun/ tidak ada (Tipe I), normal sampai meningkat (Tipe
II) yang mengindikasikan insufisiensi insulin.

D. D. Diagnosa Keperawatan
Menurut Nurarif dan Kusuma (2015) diagnosa keperawatan :
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan gangguan
keseimbangan insulin, makanan dan aktivitas jasmani
2. Resiko syok berhubungan dengan ketidakmampuan elektrolit kedalam sel tubuh,
hipovelemia
3. Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan nekrosis kerusakan jaringan (nekrosis
luka ganggren)

11
4. Resiko infeksi berhubungan dengan trauma jaringan, proses penyakit (diabetes melitus)
5. Retensi urin berhubungan dengan inkomplit pengosongan kandung kemih, sfingter kuat dan
poliuri.
6. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan sirkulasi darah
keperifer, proses penyakit DM.
7. Resiko ketidakseimbangan elektrolit berhubungan dengan gejala polyuria dan dehidrasi
8. Keletihan

E. Intervensi

NO DIAGNOSA TUJUAN KRITERIA INTERVENSI


KEPERAWATAN HASIL

1. Ketidakseimbangan nutrisi NOC (Nursing Outcome NIC (Nursing


kurang dari kebutuhan Clasification) Intervetion
tubuh Nutritional; food and fluid Clasification)
intake Nutrion management
Kaji alergi makanan
Definisi: Asupan nutrisi
Nutritional ; nutrient intake
tidak cukup untuk memenuhi
Kolaborasi dengan
kebutuhan metabolic
Weight control ahli gizi untuk
menentukan jumlah
Batasan Karakteristik: Kriteria hasil: kalori dan nutrisi yang
Adanya peningkatan berat di butuhkan pasien
Kram abdomen badan dengan tujuan sesuai
Anjurkan pasien untuk
Nyeri abdomen Berat badan meningkat kan intake
Sesuai dengan tinggi badan Fe
Menghindari makanan Anjurkan pasien untuk
Mampu mengidentifikasi meningkatkan protein
Berat badan 20% atau lebih kebutuhan nutrisi dan vitamin C
dibawah berat badan normal
Tidak ada tanda-tanda Berikan substansi gula
Kerapuhan kapiler malnutrisi
Yakinkan diet yang
Diare Meningkatkan fungsi dimakan mengandung
pengecapan dari menelan tinggi serat untuk
Kehilangan rambut mencegah konstipasi
berlebihan Tidak terjadinya penurunan
Berikan makanan yang
berat badan
terpilih (sudah

12
Bising usus hiperaktif dikonsultasikan dengan
ahli gizi)
Kurang makanan
Ajarkan pasien
Kurang informasi bagaimana membuat
catatan makanan harian
Kurang minat pada makanan
Monitor jumlah nutrisi
Penurunan berat badan dan kandungan kalori
dengan asupan makanan
adekuat Berikan informasi
tentang kebutuhan
Kesalahan konsepsi nutrisi

Kesalahan informasi Kaji kemampuan


pasien untuk
Membran mukosa pucat mendapatkan nutrisi
yang dibutuhkan
Ketidakmampuan memakan
makanan Nutrition monitoring
Berat badan pasien
Tonus otot menurun dalam batas normal

Mengeluh gangguan sensasi Monitor adanya


rasa penurunan berat badan

Mengeluh asupan makanan Monitor tipe dan


kurang dari RDA jumlah aktivitas yang
(Recomended Daily biasa dilakukan
Allowence)
Monitor interaksi anak
Cepat kenyang setelah makan atau orang tua selama
makan
Sariawan rongga mulut
Monitor lingkungan
Steatoria selama makan

Kelemahan otot pengunyah Jadwalkan pengobatan


dan tindakan tidak
Kelemahan otot menelan selama makan

Faktor-faktor yang Monitor kulit kering


berhubungan: dan perubahan
Faktor biologis pigmentasi

Faktor ekonomi Monitor turgor kulit

Ketidakmampuan untuk Monitor kekeringan,


13
mengabsorbsi nutrient rambut kusam dan
mudah patah
Ketidakmampuan untuk
mencerna makanan Monitor mual dan
muntah
Ketidakmampuan menelan
makanan Monitor kadar Hb dan
Ht
Faktor psikologis
Monitor pertumbuhan
dan perkembangan

Monitor pucat,
kemerahan dan
kekeringan jaringan
konjungtiva

Monitor kalori dan


intake nutrisi

Catat adanya
hiperemik, hipertonik
papilla dan cavitas oral

Catat jika lidah


berwarna magenta
scarlet

2. Resiko Syok NOC (Nursing Outcome NIC (Nursing


Clasification) Intervention
Syok prevention Clasification)
Definisi: Beresiko Syok prevention
terhadap ketidakcukupan Syok management
aliran darah kejaringan tubuh Monitor status BP,
yang dapat mengakibatkan Kriteria hasil: warna kulit, suhu kulit,
disfungsi seluler yang Nadi dalam batas yang denyut jantung, HR dan
mengancam jiwa diharapkan ritme, nadi perifer dan
kapiler refill
Faktor-faktor resiko Irama jantung diharapkan
Hipotensi Monitor inadekuat
Frekuensi nafas dalam batas oksigenisasi jaringan
Hipovolemi yang diharapkan
Monitor suhu dan
Hipoksemia Natrium serum dalam batas pernafasan
normal
Infeksi Monitor input dan
Kalium serum dalam batas output
14
Sepsis normal
Pantau nilai labor: Hb,
Sindrom respon inflamasi Klorida serum dalam batas Ht, AGD dan elektrolit
sistemik normal

Kalsium serum dalam batas Monitor hemodinamik


normal invasi yang sesuai

Magnesium serum dalam Monitor tanda dan


batas normal gejala asites

PH darah dalam batas Monitor tanda awal


normal syok

Hidrasi Tempatkan pasien


Indikator pada posisi supine, kaki
elevasi untuk
Mata cekung tidak peningkatan preload
ditemukan dengan tepat

Tekanan darah dalam batas Lihat dan pelihara


normal kepatenan jalan nafas

Hematokrit dalam batas Berikan cairan iv atau


normal oral yang tepat

Berikan vasodilator
yang tepat

Ajarkan keluarga dan


pasien tentang tanda
gejala datangnya syok

Ajarkan keluarga dan


pasien tetang langkah
untuk mengatasi gejala
syok

Syok management

Monitor fungsi
neurologis

Monitor fungsi renal


(e.g BUN dan Cr lavel)

Monitor tekanan nadi


Monitor status cairan,
15
input output

Catat gas darah arteri


dan oksigenisasi
dijaringan

Monitor EKG sesuai

Memanfaatkan
pemantauan jalur arteri
untuk meningkatkan
akurasi pembacaan
tekanan darah sesuai

Menggambar ringan
gas darah arteri dan
memonitor jaringan
oksigenisasi

Memantau tren dalam


parameter
hemodinamik (missal,
CVP, MAP, tekanan
kapiler,
pulmonal/arteri)

Memantau faktor
penentu pengiriman
jaringan oksigen (misal,
PaO2, kadar
hemoglobin SaO2, CO)

Memantau tingkat
karbondioksida
sublingual dan
atau/tonometri
lambung, sesuai

Memonitor gejala
gagal pernafasan
(misal, rendah PaO2
tingkat kelelahan otot
pernafasan)

Monitor nilai
laboraturium (misal,
CBC dengan
deferensial, koagulasi
16
profil, ABC, tingkat
laktat, budaya dan
profil kimia)

Manfaatkan dan
memelihara besarnya
kebosanan akses IV

3. Kerusakan integritas NOC (Nursing Outcome NIC (Nursing


jaringan Clasification) Intervention
Tissue interrity: Clasification)
Definisi: Kerusakan Skin and mucous Presure ulcer
jaringan membran mukosa, prevention wound care
kornea integumen atau Wound healing: Anjurkan pasien
subkutan Primary and secondary untuk menggunakan
intention pakaian yang longgar
Batasan larakteristik:
Kerusakan jaringan (misal, Kriteria hasil: Jaga kulit agar tetap
kornea, membran mukosa, Perfusi jaringan normal bersih dan kering
integumen atau subkutan)
Tidak ada tanda-tanda Mobilisasi pasien
Faktor yang berhubungan: infeksi (ubah posisi pasien
Gangguan sirkulasi setiap 2 jam)
Ketebalan dan tekstur
Defisit cairan jaringan normal Monitor kulit akan
adanya kemerahan
Kelebihan cairan Menunjukan pemahaman
dalam proses perbaikan kulit Oleskan lotion atau
Hambatan mobilitas fisik dan mencegah terjadinya minyak/baby oil pada
Kurang pengetahuan cidera berulang daerah yang tertekan

Faktor mekanik (misal, Menunjukan terjadinya


tekanan koyakan/robekan, proses penyembuhan luka Monitor aktivitas
friksal) dan mobilisasi pasien

Faktor nutrisi (misal, Monitor status


kekurangan atau kelebihan) nutrisi pasien

Radiasi Memandikan pasien


dengan air hangat
Suhu ekstrem
Observasi luka,
lokasi, dimensi,
kedalaman luka,
jaringan nekrotik,
tanda-tanda infeksi
lokal, formasi traktus

17
Ajarkan keluarga
tentang luka dan
perawatan luka

Kolaborasi gizi
pemberian diet TKTP
(Tinggi Kalori Tinggi
Protein)

Cegah kontaminasi
feses dan urin

Lakukan teknik
perawatan luka dengan
steril

Berikan posisi yang


mengurangi tekanan
luka

Hindari kerutan pada


tempat tidur

4. Resio Infeksi NOC (Nursing Outcome NIC (Nursing


Clasification) Intervention
Definisi: mengalami
Immune status Clasification)
peningkatan resiko teserang
Infection control
organisme patogenik
Know ladge: (Kontrol Infeksi)
Infection control Bersihkan lingkungan
Faktor-faktor resiko:
setelah dipakai oleh
Penyakit kronis
Risk control pasien lain
Diabetes
Melitus
Kriteria hasil: Pertahankan teknik
Klien bebas dari tanda dan isolasi
Obesitas
gejala infeksi
Batasi pengunjung bila
Pengetahuan yang tidak
Mendeskripsikan proses perlu
cukup untuk menghindari
penyakit, faktor yang
pemanjanan patogen
mempengaruhi penularan Instruksikan pada
serta penatalaksanaanya pengunjung untuk
Pertahanan tubuh primer
mencuci tangan saat
yang tidak adekuat
Menunjukan kemampuan berkunjung dan setelah
untuk mencegah timbulnya berkunjung meninggalkan
Gangguan partalsis
penyakit pasien
Kerusakan integritas kulit
Jumlah leukosit dalam Gunakan sabun
18
(pemasangan kateter batas normal antimikroba untuk
intravena, prosedur invsif) Menunjukan perilaku hidup mencuci tangan
sehat
Perubahan sekresi ph Cuci tangan sebelum
dan sesudah tindakan
Penurunan kerja siliaris keperawatan

Pecah ketuban dini Gunakan baju, sarung


tangan, sebagai alat
Pecah ketuban lama pelindung

Merokok Pertahankan lingkungan


aseptik selama
Statis cairan tubuh pemasangan alat

Trauma jaringan (misal, Ganti letak iv perifer


trauma destruksi jaringan) dan line central dan
dressing sesuai dengan
Ketidakedukuatan petunjuk umum
pertahanan sekunder
Penurunan hemoglobin Gunakan kateter
intermiten untuk
Imunosupresi (misal, menurunkan infeksi
imunitas didapat tidak kandung kemih
adekuat, agen farseutikalter
masuk imonosupresan, Tingkatkan intake
steroid, antibody, nutrisi
monoclonal, imonodulator)
Berikan terapi antibiotic
Supresi respon inflamasi bila perlu infection
protection (proteksi
Vaksinasi tidak adekuat terhadap infeksi)

Pemajanan terhadap Monitor tanda dan


patogen lingkungan gejala infeksi sistemik
meningkat lokal

Prosedur invasif Monitor hitung


granulosit, WBC
Malnutrisi
Monitor kerentanan
terhadap infeksi

Batasi pengunjung

Saring pengunjung
terhadap penyakit infeksi
19
menular

Pertahankan teknik
asepsis pada pasien yang
beresiko

Pertahankan teknik
isolasi k/p

Berikan perawatan kulit


pada daerah epiderma

Inspeksi kulit dan


membran mukosa
terhadap kemerahan,
panas, drainase

Inspeksi kondisi
luka/insisi bedah

Dorong masukan nutrisi


yang cukup

Dorong masukan cairan

Dorong istirahat

Instruksikan pasien
untuk minum antibiotik
sesuai resep

Ajarkan pasien dan


keluarga tanda dan gejala
infeksi

Ajarkan cara
menghindar infeksi

Laporkan kecurigaan
infeksi

Laporkan kultur positif


5. Retensi urin NOC (Nursing Outcome NIC (Nursing
Clasification) Intervention
Definisi: Pengosongan Urinary elimination Clasification)
kandung kemih tidak komplit

20
Urinary continance Urinary retention care
Batasan karakteristik:
Monitor intake dan
Tidak ada haluaran urin
Kriteria Hasil : output
Distensi kandung kemih
Kandung kemih kosong
Menetes secara penuh Monitor penggunaan
antikolionergik
Disuria
Tidak ada residu urin>100-
Sering berkemih
200cc Monitor derajat distensi
Inkontinensia aliran bladder
berlebih
Bebas dari ISK
Residu urin Instruksikan pada
keluarga untuk mencatat
Sensasi kandung kemih
penuh output urin

Berkemih sedikit
Sediakan privacy untuk
Faktor yang berhubungan:
eliminasi
Menetes

Disuria
Stimulasi refleks
Sering berkemih bladder dengan kompres
dingin pada abdomen
Inkontenensia aliran
berlebih
Katerisasi jika perlu
Residu urin

Sensasi kandung kemih


Monitor tanda dan
penuh
gejala ISK (panas,
Berkemih sedikit
hematuria, perubahan
baud an konsistensi)

6. Ketidakefektifan perfusi NOC (Nursing Outcome NIC (Nursing


jaringan Clasification) Intervention
Circulation status Clasification)
Peripheral sensation
Definisi: Penurunan
Tissue perfusion: management
sirkulasi darah keperifer yang cereberal (Manajemen sensasi
dapat mengganggu kesehatan perifer)
21
Kriteria hasil: Monitor adanya daerah
Batasan karakteristik: Mendemonstrasikan status tertentu yang hanya peka
Tidak ada nadi sirkulasi yang ditandai terhadap
dengan: panas/dingin/tajam/tumpul
Perubahan motorik Tekanan systole dan Monitor adanya paretase
diastole dalam rentang yang
Perubahan karakteristik diharapkan Instruksikan keluarga
kulit (warna, elastisitas, untuk mengobservasi kulit
rambut, kelembaban, kuku, Tidak ada ortoristik jika ada isi atau laserasi
suhu) hipertensi
Gunakan sarung tangan
Tidak ada tanda-tanda untuk proteksi
Indek ankle-brakhial<0,90 peningkatan tekanan
intracranial (tidak lebih dari Batasi gerakanpada
Perubahan tekanan darah 15 mmhg) kepala, leher dan
diekstremitas punggung
Mendemonstrasikan
Waktu pengisian kapiler > kemampuan kognitif yang Monitor kemampuan
ditandai dengan: BAB
3 detik
Berkomunikasi denganjelas Kolaborasi pemberian
Klaudikasi dan sesuai dengan analgetik
kemampuan
Warna tidak kembali Monitor adanya
ketungkai saat tungkai Menunjukan perhatian tromboplebitis
diturunkan konsentrasi dan orientasi
Diskusi mengenai
Memproses informasi
Kelambatan penyembuhan penyebab perubahan
luka perifer Membuat keputusan sensasi
dengan benar
Penurunan nadi
Menunjukan fungsi sensori
Edema motorik kranial yang utuh,
tingkat kesadaran membaik,
Nyeri ekstremitas
tidak ada
Briut femoral

Pemendekan jarak total


yang ditempuh dalam uji
berjalan 6 menit

Pemendekan jarak bebas


nyeri ditempuh dalam uji
22
berjalan 6 menit

Perestasia

Warna kulit pucat saat


elevasi

Faktor yang berhubungan:


Kurang pengetahuan
tentang faktor pemberat
(misal, merokok, gaya hidup
monoton, trauma, obesitas,
asupan garam, imobilitas)

Kurang pengetahuan
tentang penyakit (misal,
diabetes, hyperlipidemia)

Diabetes melitus

Hypertensi

Gaya hidup monoton

Merokok

7. Resiko ketidakseimbangan NOC (Nursing Outcome NIC (Nursing


elektrolit Clasification) Intervention
Fluid balance Clasification)
Timbang
Definisi: Beresiko
Hydration popok/pembalut jika di
mengalami perubahan kadar
perlukan
elektrolit serum yang dapat
Nutritional status food and
mengganggu kesehatan
fluid Pertahankan catatan
intake dan output yang
Faktor resiko:
Intake akurat
Defisiensi volume cairan
Kriteria hasil: Monitor status dehidrasi
Diare
Mempertahankan urin (kelembaban membran
output sesuai dengan usia mukosa, nadi adekuat,
Disfungsi endokrin
dan berat badan, berat jenis terkena darah ortostatik)
urin normal, Ht normal jika di perlukan
Kelebihan volume cairan

23
Tekanan darah, nadi, suhu Monitor vital sign
Gangguan mekanisme tubuh dalam batas normal
regulasi (misal, diabetes, Monitor masukan
isipidus, sindrom, Tidak ada tanda-tanda makanan/cairan dan
ketidaktepatan sekresi dehidrasi, elastisitas turgor hitung intake kalori harian
hormone antidiuretik) kulit baik, membrane mukosa
lembab, tidak ada rasa haus Kolaborasikan cairan iv
Disfungsi ginjal yang berlebihan
Monitor nutrisi
Efek samping obat (misal,
medikasi, drain) Berikan cairan iv pada
suhu ruangan
Muntah
Dorong masukan oral

Berikan penggantian
nasogastric sesuai output

Dorong keluarga untuk


membantu pasien makan

Tawarkan snack (jus


buah, buah segar)

Kolaborasikan dokter
jika tanda cairan berlebih
muncul memburuk

Atur kemungkinan
transfuse

Persiapan untuk
transfuse

Hypovolemia
Management
Monitor status cairan
termasuk intake dan
output cairan

Pelihara iv line

Monitor tingkat
hemoglobin dan
hematokrit

Monitor berat badan

24
Dorong pasien untuk
menambah intake oral

Pemberian cairan iv
monitor adanya tanda dan
gejala kelebihan volume
cairan

Monitor adanya tanda


gagal ginjal
8. Keletihan NOC (Nursing Outcome NIC (Nursing Intervetion
Clasification) Clasification)
Endurance Energy Management
Definisi: Rasa letih luar Observasi adanya
biasa dan penurunan Concentration pebatasan klien dalam
kapasitas kerja fisik dan jiwa melakukan aktivitas
pada tingkat yang biasanya Energy
secara terus-menerus Dorong anak untuk
Concervation mengungkapkan perasaan
Batasan karakteristik: terhadap keterbatasan
Gangguan konsentrasi Nutritional status:
Energy Kaji adanya faktor
Gangguan libido menyebabkan kelelahan
Kriteria hasil:
Penurunan performa Memverbalisasikan Monitor nutrisi dan
peningkatan energi dan sumber energi yang
Kurang minat terhadap merasa lebih baik adekuat
sekitar
Menjelaskan penggunaan Monitor pasien akan
Mengantuk energi untuk mengatasi adanya kelelahan fisik dan
kelelahan emosi secara berlebihan
Peningkatan keluhan fisik
Kecemasan menurun Monitor respon
Peningkatan kebutuhan kardiovaskuler terhadap
istirahat Glukosa darah adekuat aktivitas

Intropeksi Kualitas hidup meningkat Monitor pola tidur dan


lamanya tidur/istirahat
Kurang energi Istirahat cukup pasien

Letargi Mempertahankan Dukung pasien dan


kemampuan untuk keluarga untuk
Lesu berkonsentrasi mengungkapkan perasaan
berhubungan dengan
Persepsi membutuhkan perubahan hidup yang
energi tambahan untuk disebabkan keletihan
menyelesaikan tugas rutin
Bantu aktivitas sehari-
25
hari sesuai dengan
Mengatakan kurang energi kebutuhan
yang yang luar biasa
Tingkatkan tirah baring
Mengatakan kurang energy dan pembatasa aktivitas
yang tidak kunjung reda (tingkatkan periode
istirahat)

Konsultasi dengan ahli


gizi untuk meningkatkan
asupan makanan yang
berenergi tinggi

F. Implementasi
Implementasi keperawatan merupakan serangkaian tindakan yang dilakukan oleh
perawat maupun tenaga medis lain untuk membantu pasien dalam proses penyembuhan dan
perawatan serta masalah kesehatan yang dihadapi pasien yang sebelumnya disusun dalam
rencana keperawatan (Nursallam, 2011).

G. Evaluasi
Menurut Nursallam, 2011, evaluasi keperawatan terdiri dari dua jenis yaitu: Evaluasi
formatif. Evaluasi ini disebut juga evaluasi berjalan dimana evaluasi dilakukan sampai dengan
tujuan tercapai Evaluasi somatif, merupakan evaluasi akhir dimana dalam metode evaluasi ini
menggunakan SOAP.

26
SOAL

1. Seorang wanita berusia 55 tahun di rawat di ruang penyakit dalam dengan diagnosa diabetes
mellitus. Saat dilakukan pengkajian didaatkan keluar banyak keringan, tremor dan mual
muntah, pada indeks massa tubuh 17. Hasil pemeriksaan di dapatkan GDS 50 mg/dl. Apakah
masalah keperawatan pada kasus di atas?
A Penurunan curah jantung
B. Peningkatan suhu tubuh
C. Resiko kekurangan volume cairan
D. Perubahan perfusi serebral
E. Keseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

2. Seorang laki-laki berusia 45 tahun datang ke poli klink penyakit dalam dengan keluhan utama
luka pada tumit. Lama luka kurang lebih 2 bulan, klien mengatakan memiliki riwayat penyakit
diabetes mellitus sudah 10tahun. Apakah pengkajian selanjutnya yg harus di lakukan perawat?
A. Kaji tipe DM
B. Kaji kondisi luka
C. Kaji penyebab luka
D, Kaji lamanya menderita DM
27
E. Kaji terapi DM yang di dapat

3. Seorang laki-laki berumur 53 tahun di rawat dengan keluhan luka pada kaki kanan. Diagnosa
diabetes mellitus. Nyeri tekan pada pangkal ibu jari skala nyeri 3 (1-10) luka dengan diameter
lxlcm dengan luka berwarna hitam berbau. Tekanan darah 100/90 mmHg, frekuensi nadi
90x/menit, frekuamsi nafas 18x/menit, suhu 35c. Apakah masalah keperawatan pada pasien
tersebut?
A. Nyeri akut
B. Hipertensi
C. Resiko infeksi
D. Kerusakan integritas kulit
E. Gangguan perfusi jarigan perifer
4. Seorang laki-laki berusia 67 tahun, tinggal dipanti werdha menderita diabetes melitus dengan
GDS 350 mg/dl. Saat ini klien dianjurkan untuk menggunakan insulin secara teratur. Perawat
mengajarkan cara menyuntik insulin yang benar pada klien dan keluarga.
Apakah kriteria hasil yang ingin dicapai perawat tersebut?
A. klien mampu mempersiapkan insulin
B. klien mampu menyebutkan penyebab DM
C. klien mampu menyebutkan kegunaan insulin
D. klien mampu menyebutkan diet pada klien DM
E. klien mampu melakukan penyuntikan insulin dengan benar

5. Seorang laki-laki berusia 60 tahun masuk RS dengan keluhan lemas dan terdapat luka seluas
10x4cm pada telapak kaki kanan sejak satu minggu yang lalu, pada masa muda klien
mengatakan senang makan yang manis, memiliki riwayat penyakit diabetes dan tidak
membersihkan lukanya dirumah karena tidak merasakan sakit pada lukanya. Hasil pengkajian
ditemukan tekanan darah 180/80 mmHg, frekuensi napas 15 kali/menit, frekuensi nadi 80
kali/menit, suhu 36,5.
Apakah tin dakan pertama yang diberikan pada pasien tersebut?
A. memberikan informasi tentang komplikasi diabetes
B. memberikan informasi mengenai diet diabetes
C. mengajarkan senam kaki diabetes

28
D. menganjurkan tes gula darah
E. memberikan perawatan luka

29
RANGKUMAN
Diabetes Mellitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang vang
disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan insulin
baik absolut maupun relatif (Suyono, 1995). DM merupakan penyakit yang menjadi masalah
pada kesehatan masyarakat.
Diabetes adalah salah satu diantara penyakit tidak menular yang akan meningkat jumlahnya
di masa mendatang. Diabetes merupakan salah satu ancaman utama bagi kesehatan umat manusia
Diabetes mellitus (DM) atau yang sering disebut kencing manis merupakan suatu penyakit
yang sering dijumpai di masyarakat.

1. DM tipe I
Diabetes yang tergantung insulin ditandai dengan penghancuran sel-sel beta
pancreas yang disebabkan oleh:
- Faktor genetic penderita tidak mewarisi diabetes tipe itu sendiri, tetapi mewarisi suatu
predisposisi atau kecenderungan genetic kearah terjadinya diabetes tipe I
- Faktor imunologi (autoimun)
- Faktor lingkungan : Virus atau toksin tertentu dapat memnicu proses autoimun yang
menimbulkan estruksi si beta
2. DM tipe II
Disebabkan oleh kegagalan relative sel beta dan resistensi insulin. Faktor resiko
yang berhubungan dengan proses terjadinya diabetes tipe II : usia, obesitas, riwayat dan
keluarga.
Hasil pemeriksaan glukosa darah 2jam pasca pembedahan dibagi menjadi 3 yaitu:
(Sudoyo Aru,dkk 2009)
a) <140 mg/dL › normal
b) 140-<200 mg/dL › toleransi glukosa terganggu

c) >200 mg/dL › diabetes

30
DAFTAR PUSTAKA
American Diabetes Association (ADA), (2013). Diakses tgl 11 juni
2017Diabetes bacic. Http://www.diabetes.org/ diabetes-bacics

PERKERNI.(2015).Konsensus pengelolaan dan pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di


Indonesia. Jakarta :PERKERNI

Shadine,M,2010. Mengenal Penyakit Diabetes Melitus. Jakarta : Penebit Keenbooks

Smeltzer, S.C dan B,G Bare. 2015. Baru Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth. Jakarta : EGC

31

Anda mungkin juga menyukai