Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas modul yang berjudul " ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS DM
" dengan tepat waktu..
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata kuliah dan bertujuan menambah wawasan
bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
diselesaikannya modul ini. Penulis menyadari modul ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab
itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan modul ini.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................................1
B. Tujuan....................................................................................................................................1
MODUL ASUHAN KEPERAWATAN DIABETES MELITUS (DM).....................................2
A. Definisi..................................................................................................................................2
B. Klasifikasi Diabetes Melitus..................................................................................................2
C. Etiologi..................................................................................................................................3
D. Manifestasi klinis...................................................................................................................3
E. Pemeriksaan penunjang.........................................................................................................4
F. Penatalaksanaan.....................................................................................................................5
G. Pengobatan / Discharge Planning..........................................................................................6
H. Patofisiologi...........................................................................................................................6
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN.......................................................................................8
A. Pengkajian.............................................................................................................................8
B. Pemeriksaan Fisik..................................................................................................................9
C. Pemeriksaan Penunjang.......................................................................................................10
D. D. Diagnosa Keperawatan...................................................................................................10
E. Intervensi.............................................................................................................................11
F. Implementasi.......................................................................................................................25
G. Evaluasi...............................................................................................................................25
SOAL..............................................................................................................................................26
RANGKUMAN..............................................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................29
ii
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diabetes Mellitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang vang
disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan
insulin baik absolut maupun relatif (Suyono, 1995). DM merupakan penyakit yang menjadi
masalah pada kesehatan masyarakat. Oleh karena itu DM tercantum dalam urutan keempat
prioritas penelitian nasional untuk penyakit degeneratif setelah penyakit kardiovaskuler,
serebrovaskuler, traumatic dan katarak ( tjokroprawiro,2001).
diabetes adalah salah satu diantara pennyakit tidak menular yang akan meningkat
jumlahnya di masa mendatang. Diabetes merupakan salah satu ancaman utama bagi
kesehatan umat manusia
Diabetes mellitus (DM) atau yang sering disebut kencing manis merupakan suatu
penyakit yang sering dijumpai di masyarakat. Diabetes dikatakan sebagai mother of diascas
karena merupakan "ibu" dari berbagai macam penyakit seperti hipertensi, penyakit juntung
dan pembuluh darah, gagal ginjal, stroke, hingga kebutaan. International Diabetes
Federation (IDF) (2017) mengatakan bahwa diabetes adalah sesuatu kondisi kronik karena
peningkatan kadar glukosa darah dalam tubuh (hiperglikemia) akibat tubuh tidak secara
efektif dapat memproduksi atau menggunakan insulin. Diabetes dapat dibagi menjadi tiga
yaitu diabetes tipe satu, diabetes tipe dua, dan diabetes gestational (IDF, 2017).
B. Tujuan
1. untuk mengetahui apa itu DM
2. untuk mengetahui klasifikasi DM
3. untuk mengetahui etiologi DM
4. untuk mengetahui manifestasi klinis DM
5. untuk mengetahui pemeriksaan penunjang DM
6. untuk mengetahui penatalaksanaan DM
1
2
MODUL ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS
DIABETES MELITUS (DM)
A. Definisi
Diabetes mellitus adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan hiperglikemi
yang berhubungan dengan abnormalitas metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang
disebabkan oleh penurunan sekresi insulin atau penurunan sensitivitas insulin atau keduanya
dan menyebabkan komplikasi kronis mikrovaskular, makrovaskular, dan neuropati. (Yuliana
elin,2009).
Menurut WHO, Diabetes Melitus (DM) didefinisikan sebagai suatu penyakit atau
gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar
gula darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid dan protein sebagai akibat
dari insufisiensi fungsi insulin.
Diabetes adalah penyakit kronis serius yang terjadi karena pankreas tidak menghasilkan
cukup insulin (hormon yang mengatur gula darah atau glukosa), atau ketika tubuh tidak dapat
secara efektif menggunakan insulin yang dihasilkannya (kemenkes,2018).
- Tipe 1l : NIDDM
Disebabkan oleh kegagalan relatif sel beta dan resistensi insulin. Resistensi insulin
adalah turunnya kemampuan insulin untuk merangsang pengambilan glukosa oleh
jaringan perifer dan untuk menghambat produksi glukosa oleh hati:
C. Etiologi
1. DM tipe I
Diabetes yang tergantung insulin ditandai dengan penghancuran sel-sel beta
pancreas yang disebabkan oleh:
- Faktor genetic penderita tidak mewarisi diabetes tipe itu sendiri, tetapi mewarisi suatu
predisposisi atau kecenderungan genetic kearah terjadinya diabetes tipe I
- Faktor imunologi (autoimun)
- Faktor lingkungan : Virus atau toksin tertentu dapat memnicu proses autoimun yang
menimbulkan estruksi si beta
2. DM tipe II
Disebabkan oleh kegagalan relative sel beta dan resistensi insulin. Faktor resiko
yang berhubungan dengan proses terjadinya diabetes tipe II : usia, obesitas, riwayat dan
keluarga.
Hasil pemeriksaan glukosa darah 2jam pasca pembedahan dibagi menjadi 3 yaitu:
(Sudoyo Aru,dkk 2009)
a) <140 mg/dL › normal
b) 140-<200 mg/dL › toleransi glukosa terganggu
c) >200 mg/dL › diabetes
D. Manifestasi klinis
Manifestasi klinis DM dikaitkan dengan konsekuensi metabolic defisiensi insulin
(Price & Wilson)
1. Kadar glukosa puasa tidak normal
2. Hiperglikemia berat berakibat glukosuria yang akan menjadi dieresis osmotic yang
meningkatkan pengeliuaran urin (poliuria) dan timbul rasa haus (polidipsia)
3. Rasa lapar yang semakin besar (polifagia), BB berkurang
4. Lelah dan mengantuk
5. Gejala lain yang dikeluhkan adalah kesemuatan, gatal, mata kabur, impotensi, peruritas
4
vulva.
Kriteria diagnosis DM: (Sudoyo Aru,dkk2009)
a) Gejala klasik DM+glukosa plasma sewaktu > 200 mg/dL (11, 1 mmol/L)
b) Glukosa plasma sewaktu merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari tapa
memperhatikan waktu
c) Gejala klasik DM+glukosa plasma > 126 mg/dL (7,0 mmo/L) Puasa diartikan pasien tidak
mendapat kalori tambahan sedikitnya 8 jam
d) Glukosa plasma 2 jam pada TTGO > 200 mg/dl (11.1 mmol/L) TTGO dilakukan dengan
standar WHO, menggunakan beban glukosa yang setara dengan 75 gram glukosa anhidrus
dilarutkan kedalam air.
E. Pemeriksaan penunjang
1. Kadar glukosa darah
Kadar glukosa darah sewaktu dan puasa dengan metode enzimatik sebagai patokan
penyaring
2. Kriteria diagnostik WHO untuk diabetes mellitus pada sedikitnya 2 kali pemeriksaan:
- Glukosa plasma sewaktu >200 mg/dl (11,1 mmol/L)
- Glukosa plasma puasa >140 mg/di (7,8 mmol/L)
- Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian sesudah mengkonsumsi 75 gr
5
karbohidrat (2 jam post prandial (pp) > 200 mg/ di).
3. Tes laboratorium DM
Jenis tes pada pasien DM dapat berupa tes saring, tesdiagnostik, tes pemantauan
terapi dan tes untuk mendeteksi komplikasi.
4. Tes saring
Tes-tes saring pada DM adalah:
- GDP, GDS
- Tes Glukosa Urin:
5. Tes diagnostik
Tes-tes diagnostik pada DM adalah : GDP, GDS, GD2PP (glukosa darah 2 jam post
prandial), Glukosa jam ke-2 TTGO
6. Tes motoring terapi
Tes-tes monitoring terapi DM adalah :
- GDP : plasma vena, darah kapiler
- GD2 PP : plasma vena
- A1c : darah vena, darah kapiler
7. tes unuk mendeteksi komplikasi
- mikroalbuminuria : urin
- ureum, kreatinin, asam urat
- kolesterol total : plasma vena (puasa)
- kolesterol LDL : plasma vena (puasa)
- kolesterol HDL : plasma vena (puasa)
- trigliserida : plasma vena (puasa)
F. Penatalaksanaan
Insulin pda DM tipe 2 diperlukan pada keadaan:
1. Penurunan berat badan yang cepat
2. Hiperglikemia berat yang disertai ketosis
6
3. Ketoasidosis diabetik (KAD) atau Hiperglikemia hiperosmolar non ketotik (HONK)
4. Hiperglikemia dengan asidosis laktat
5. Gagal dengan kombinasi OH dosis optimal
6. Stres berat (infeksi sistemik, operasi besar, IMA, stroke)
7. Kehamilan dengan DM/diabetes melitus gestasional yang tidak terkendali dengan
perencanaan makan
8. Gangguan fungi ginjal atau hati yang berat
9. Kontraindikasi dan atau alergi terhadap OHO
H. Patofisiologi
Menurut Smeltzer,Diabetes tipe I. Pada diabetes tipe I terdapat ketidakmampuan
untuk menghasilkan insulin karena sel sel beta prankreas telah dihancurkan oleh proses
autoimun.Hiperglikemi puasa terjadi akibat produksi glukosa yang tidak terukur oleh hati.
Disamping glukosa yang berasal dari makanan tidak dapat disimpan dihati meskipun tetap
berada dalam darah menimbulkan hiperglikemia prospandial.jika kosentrasi glukosa daram
darah cukup tinggi maka ginjal tidak dapat menyerap kembali glukosa yang tersaring keluar,
akibatnya glukosa tersebut muncul dalam urine (glikosuria).
Ketika glukosa yang berlebihan dieksresikan kedalam urine,ekresi ini akan disertai
pengeluaran cairan dan elektrolit yang berlebihan, keadaan ini dinamakan diuresis
ostomik,sebagai akibat dari kehilangan cairan berlebihan, pasien akan mengalami peningkatan
7
dal berkemih(poliurea),dan rasa haus (polidipsi). (Smeltzer 2015 dan Bare,2015). Difisiensi
insulin juga akan menganggu metabilisme protein dalam lemak yang menyebabkan penurunan
berat badan. Pasien dapat mengalami peningkatan selera makan (polifagia).
DM tipe II merupakan suatu kelainan metabolik dengan karakteristik utama adalah
terjadinya hiperglikemia kronik. Meskipun pula pewarisannya belum jelas, faktor genetik
dikatakan memiliki peranan yang sangat penting dalam munculnya DM tipe II. Faktor genetik
ini akan berinterksi dengan faktor faktor lingkungan seperti gaya hidup, obesitas,rendah
aktivitas fisik,diet, dan tingginya kadar asam lemak bebas(Smeltzer 2015 dan Bare,2015).
Mekanisme terjadinya DM tipe II umunya disebabkan karena resistensi insulin dan
sekresi insulin. Normalnya insulin akan terkait dengan reseptor khusus pada permukaan
sel.sebagai akibat terikatnya insulin dengan reseptor tersebut,terjadi suatu rangkaian
reaksi dalam metabolisme glukosa didalam sel. Resistensi insulin DM tipe II disertai
dengan penurunan reaksi intra sel. Dengan demikian insulin menjadi tidak efektif untuk
menstimulasi pengambilan glukosa oleh jaringan. Untuk mengatasi resistensi insulin dan
mencegah terbentuknya glukosa dalam darah,harus terjadi peningkatan jumlah insulin yang
disekresikan. (Smeltzer 2015 dan Bare,2015).
8
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Menurut NANDA (2015), fase pengkajian merupakan sebuah komponen utama
untuk mengumpulkan informasi, data, menvalidasi data, mengorganisasikan data, dan
mendokumentasikan data. Pengumpulan data antara lain meliputi:
1. Identitas pasien
a) Identitas pasien (nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, agama,
suku, alamat, status, tanggal masuk, tanggal pengkajian, diagnosa medis).
b) Identitas penanggung jawab (nama, umur, pekerjaan, alamat, hubungan dengan
pasien).
2. Riwayat kesehatan pasien
a) Keluhan/ Alasan masuk Rumah Sakit
Cemas, lemah, anoreksia, mual, muntah, nyeri abdomen, nafas pasien mungkin
berbau aseton, pernapasan kussmaul, gangguan pada pola tidur, poliuri, polidipsi,
penglihatan yang kabur, kelemahan, dan sakit kepala.
b) Riwayat Penyakit Sekarang
Berisi tentang kapan terjadinya penyakit, penyebab terjadinya penyakit serta upaya yang
telah dilakukan oleh penderita untuk mengatasinya.
c) Riwayat Penyakit Dahulu
Adanya riwayat penyakit diabetes melitus atau penyakit-penyakit lain yang ada
kaitannya dengan defisiensi insulin misalnya penyakit pankreas. Adanya riwayat
penyakit jantung, obesitas, maupun arterosklerosis, tindakan medis yang pernah di dapat
maupun obat-obatan yang biasa digunakan oleh penderita.
d) Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat atau adanya faktor resiko, riwayat keluarga tentang penyakit, obesitas, riwayat
pankreatitis kronik, riwayat melahirkan anak lebih dari 4 kg, riwayat glukosuria selama
stres (kehamilan, pembedahan, trauma, infeksi, penyakit) atau terapi obat
(glukokortikosteroid, diuretik tiasid, kontrasepsi oral).
9
e) Riwayat psikososial
Meliputi informasi mengenai perilaku, perasaan, dan emosi yang dialami penderita
sehubungan dengan penyakitnya serta tanggapan keluarga terhadap penyakit
penderita.
3. Pola aktivitas sehari-hari
Menggambarkan pola latihan, aktivitas, fungsi pernafasan dan sirkulasi. Pentingnya
latihan/gerak dalam keadaan sehat dan sakit, gerak tubuh dan kesehatan berhubungan satu
sama lain.
4. Pola eliminasi
Menjelaskan pola fungsi eksresi, kandung kemih dan sulit kebiasaan
defekasi, ada tidaknya masalah defekasi, masalah miksi (oliguri, disuri, dan lain-lain),
penggunaan kateter, frekuensi defekasi dan miksi, karakteristik urin dan feses, pola input
cairan, infeksi saluran kemih, masalah bau badan, perspirasi berlebih.
B. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
Meliputi keadaan penderita tampak lemah atau pucat. Tingkat kesadaran apakah sadar,
koma, disorientasi.
2. Tanda-tanda Vital
Tekanan darah tinggi jika disertai hipertensi. Pernapasan reguler ataukah ireguler, adanya
bunyi napas tambahan, respiration rate (RR) normal 16-20 kali/menit, pernapasan
dalam atau dangkal. Denyut nadi reguler atau ireguler, adanya takikardia, denyutan kuat
atau lemah. Suhu tubuh meningkat apabila terjadi infeksi.
3. Pemeriksaan Abdomen
Adanya nyeri tekan pada bagian pankreas, distensi abdomen, suara bising usus yang
meningkat.
4. Pemeriksaan Reproduksi
Rabbas vagina (jika terjadi infeksi), keputihan, impotensi pada pria, dan sulit orgasme pada
wanita.
10
5. Pemeriksaan Integumen
Biasanya terdapat lesi atau luka pada kulit yang lama sembuh. Kulit kering, adanya ulkus
di kulit, luka yang tidak kunjung sembuh. Adanya akral dingin, capillarry refill kurang dari
3 detik, adanya pitting edema.
6. Pemeriksaan Ekstremitas
Kekuatan otot dan tonus otot melemah. Adanya luka pada kaki atau kaki diabetik.
7. Pemeriksaan Status Mental
Biasanya penderita akan mengalami stres, menolak kenyataan, dan keputus asaan.
C. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Purwanto (2016), pemeriksaan penunjang diabetes mellitus adalah:
1. Gula darah meningkat > 200 ml/dl
2. Aseton plasma (aseton) positif secara mencolok.
3. Osmolaritas serum : meningkat tapi biasanya < 330 mOsm/lt
4. Gas darah arteri pH rendah dan penurunan HCO3 (asidosis metabolik)
5. Alkalosis respiratorik
6. Trombosit darah : mungkin meningkat (dehidrasi), leukositosis dan
hemokonsentrasi menunjukkan respon terhadap stres atau infeksi.
7. Ureum/ kreatinin : mungkin meningkat/ normal lochidrasi/penurunan fungsi ginjal
8. Amilase darah: mungkin meningkat > pankacatitis akut.
9. Insulin darah : mungkin menurun/ tidak ada (Tipe I), normal sampai meningkat (Tipe
II) yang mengindikasikan insufisiensi insulin.
D. D. Diagnosa Keperawatan
Menurut Nurarif dan Kusuma (2015) diagnosa keperawatan :
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan gangguan
keseimbangan insulin, makanan dan aktivitas jasmani
2. Resiko syok berhubungan dengan ketidakmampuan elektrolit kedalam sel tubuh,
hipovelemia
3. Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan nekrosis kerusakan jaringan (nekrosis
luka ganggren)
11
4. Resiko infeksi berhubungan dengan trauma jaringan, proses penyakit (diabetes melitus)
5. Retensi urin berhubungan dengan inkomplit pengosongan kandung kemih, sfingter kuat dan
poliuri.
6. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan sirkulasi darah
keperifer, proses penyakit DM.
7. Resiko ketidakseimbangan elektrolit berhubungan dengan gejala polyuria dan dehidrasi
8. Keletihan
E. Intervensi
12
Bising usus hiperaktif dikonsultasikan dengan
ahli gizi)
Kurang makanan
Ajarkan pasien
Kurang informasi bagaimana membuat
catatan makanan harian
Kurang minat pada makanan
Monitor jumlah nutrisi
Penurunan berat badan dan kandungan kalori
dengan asupan makanan
adekuat Berikan informasi
tentang kebutuhan
Kesalahan konsepsi nutrisi
Monitor pucat,
kemerahan dan
kekeringan jaringan
konjungtiva
Catat adanya
hiperemik, hipertonik
papilla dan cavitas oral
Berikan vasodilator
yang tepat
Syok management
Monitor fungsi
neurologis
Memanfaatkan
pemantauan jalur arteri
untuk meningkatkan
akurasi pembacaan
tekanan darah sesuai
Menggambar ringan
gas darah arteri dan
memonitor jaringan
oksigenisasi
Memantau faktor
penentu pengiriman
jaringan oksigen (misal,
PaO2, kadar
hemoglobin SaO2, CO)
Memantau tingkat
karbondioksida
sublingual dan
atau/tonometri
lambung, sesuai
Memonitor gejala
gagal pernafasan
(misal, rendah PaO2
tingkat kelelahan otot
pernafasan)
Monitor nilai
laboraturium (misal,
CBC dengan
deferensial, koagulasi
16
profil, ABC, tingkat
laktat, budaya dan
profil kimia)
Manfaatkan dan
memelihara besarnya
kebosanan akses IV
17
Ajarkan keluarga
tentang luka dan
perawatan luka
Kolaborasi gizi
pemberian diet TKTP
(Tinggi Kalori Tinggi
Protein)
Cegah kontaminasi
feses dan urin
Lakukan teknik
perawatan luka dengan
steril
Batasi pengunjung
Saring pengunjung
terhadap penyakit infeksi
19
menular
Pertahankan teknik
asepsis pada pasien yang
beresiko
Pertahankan teknik
isolasi k/p
Inspeksi kondisi
luka/insisi bedah
Dorong istirahat
Instruksikan pasien
untuk minum antibiotik
sesuai resep
Ajarkan cara
menghindar infeksi
Laporkan kecurigaan
infeksi
20
Urinary continance Urinary retention care
Batasan karakteristik:
Monitor intake dan
Tidak ada haluaran urin
Kriteria Hasil : output
Distensi kandung kemih
Kandung kemih kosong
Menetes secara penuh Monitor penggunaan
antikolionergik
Disuria
Tidak ada residu urin>100-
Sering berkemih
200cc Monitor derajat distensi
Inkontinensia aliran bladder
berlebih
Bebas dari ISK
Residu urin Instruksikan pada
keluarga untuk mencatat
Sensasi kandung kemih
penuh output urin
Berkemih sedikit
Sediakan privacy untuk
Faktor yang berhubungan:
eliminasi
Menetes
Disuria
Stimulasi refleks
Sering berkemih bladder dengan kompres
dingin pada abdomen
Inkontenensia aliran
berlebih
Katerisasi jika perlu
Residu urin
Perestasia
Kurang pengetahuan
tentang penyakit (misal,
diabetes, hyperlipidemia)
Diabetes melitus
Hypertensi
Merokok
23
Tekanan darah, nadi, suhu Monitor vital sign
Gangguan mekanisme tubuh dalam batas normal
regulasi (misal, diabetes, Monitor masukan
isipidus, sindrom, Tidak ada tanda-tanda makanan/cairan dan
ketidaktepatan sekresi dehidrasi, elastisitas turgor hitung intake kalori harian
hormone antidiuretik) kulit baik, membrane mukosa
lembab, tidak ada rasa haus Kolaborasikan cairan iv
Disfungsi ginjal yang berlebihan
Monitor nutrisi
Efek samping obat (misal,
medikasi, drain) Berikan cairan iv pada
suhu ruangan
Muntah
Dorong masukan oral
Berikan penggantian
nasogastric sesuai output
Kolaborasikan dokter
jika tanda cairan berlebih
muncul memburuk
Atur kemungkinan
transfuse
Persiapan untuk
transfuse
Hypovolemia
Management
Monitor status cairan
termasuk intake dan
output cairan
Pelihara iv line
Monitor tingkat
hemoglobin dan
hematokrit
24
Dorong pasien untuk
menambah intake oral
Pemberian cairan iv
monitor adanya tanda dan
gejala kelebihan volume
cairan
F. Implementasi
Implementasi keperawatan merupakan serangkaian tindakan yang dilakukan oleh
perawat maupun tenaga medis lain untuk membantu pasien dalam proses penyembuhan dan
perawatan serta masalah kesehatan yang dihadapi pasien yang sebelumnya disusun dalam
rencana keperawatan (Nursallam, 2011).
G. Evaluasi
Menurut Nursallam, 2011, evaluasi keperawatan terdiri dari dua jenis yaitu: Evaluasi
formatif. Evaluasi ini disebut juga evaluasi berjalan dimana evaluasi dilakukan sampai dengan
tujuan tercapai Evaluasi somatif, merupakan evaluasi akhir dimana dalam metode evaluasi ini
menggunakan SOAP.
26
SOAL
1. Seorang wanita berusia 55 tahun di rawat di ruang penyakit dalam dengan diagnosa diabetes
mellitus. Saat dilakukan pengkajian didaatkan keluar banyak keringan, tremor dan mual
muntah, pada indeks massa tubuh 17. Hasil pemeriksaan di dapatkan GDS 50 mg/dl. Apakah
masalah keperawatan pada kasus di atas?
A Penurunan curah jantung
B. Peningkatan suhu tubuh
C. Resiko kekurangan volume cairan
D. Perubahan perfusi serebral
E. Keseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
2. Seorang laki-laki berusia 45 tahun datang ke poli klink penyakit dalam dengan keluhan utama
luka pada tumit. Lama luka kurang lebih 2 bulan, klien mengatakan memiliki riwayat penyakit
diabetes mellitus sudah 10tahun. Apakah pengkajian selanjutnya yg harus di lakukan perawat?
A. Kaji tipe DM
B. Kaji kondisi luka
C. Kaji penyebab luka
D, Kaji lamanya menderita DM
27
E. Kaji terapi DM yang di dapat
3. Seorang laki-laki berumur 53 tahun di rawat dengan keluhan luka pada kaki kanan. Diagnosa
diabetes mellitus. Nyeri tekan pada pangkal ibu jari skala nyeri 3 (1-10) luka dengan diameter
lxlcm dengan luka berwarna hitam berbau. Tekanan darah 100/90 mmHg, frekuensi nadi
90x/menit, frekuamsi nafas 18x/menit, suhu 35c. Apakah masalah keperawatan pada pasien
tersebut?
A. Nyeri akut
B. Hipertensi
C. Resiko infeksi
D. Kerusakan integritas kulit
E. Gangguan perfusi jarigan perifer
4. Seorang laki-laki berusia 67 tahun, tinggal dipanti werdha menderita diabetes melitus dengan
GDS 350 mg/dl. Saat ini klien dianjurkan untuk menggunakan insulin secara teratur. Perawat
mengajarkan cara menyuntik insulin yang benar pada klien dan keluarga.
Apakah kriteria hasil yang ingin dicapai perawat tersebut?
A. klien mampu mempersiapkan insulin
B. klien mampu menyebutkan penyebab DM
C. klien mampu menyebutkan kegunaan insulin
D. klien mampu menyebutkan diet pada klien DM
E. klien mampu melakukan penyuntikan insulin dengan benar
5. Seorang laki-laki berusia 60 tahun masuk RS dengan keluhan lemas dan terdapat luka seluas
10x4cm pada telapak kaki kanan sejak satu minggu yang lalu, pada masa muda klien
mengatakan senang makan yang manis, memiliki riwayat penyakit diabetes dan tidak
membersihkan lukanya dirumah karena tidak merasakan sakit pada lukanya. Hasil pengkajian
ditemukan tekanan darah 180/80 mmHg, frekuensi napas 15 kali/menit, frekuensi nadi 80
kali/menit, suhu 36,5.
Apakah tin dakan pertama yang diberikan pada pasien tersebut?
A. memberikan informasi tentang komplikasi diabetes
B. memberikan informasi mengenai diet diabetes
C. mengajarkan senam kaki diabetes
28
D. menganjurkan tes gula darah
E. memberikan perawatan luka
29
RANGKUMAN
Diabetes Mellitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang vang
disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan insulin
baik absolut maupun relatif (Suyono, 1995). DM merupakan penyakit yang menjadi masalah
pada kesehatan masyarakat.
Diabetes adalah salah satu diantara penyakit tidak menular yang akan meningkat jumlahnya
di masa mendatang. Diabetes merupakan salah satu ancaman utama bagi kesehatan umat manusia
Diabetes mellitus (DM) atau yang sering disebut kencing manis merupakan suatu penyakit
yang sering dijumpai di masyarakat.
1. DM tipe I
Diabetes yang tergantung insulin ditandai dengan penghancuran sel-sel beta
pancreas yang disebabkan oleh:
- Faktor genetic penderita tidak mewarisi diabetes tipe itu sendiri, tetapi mewarisi suatu
predisposisi atau kecenderungan genetic kearah terjadinya diabetes tipe I
- Faktor imunologi (autoimun)
- Faktor lingkungan : Virus atau toksin tertentu dapat memnicu proses autoimun yang
menimbulkan estruksi si beta
2. DM tipe II
Disebabkan oleh kegagalan relative sel beta dan resistensi insulin. Faktor resiko
yang berhubungan dengan proses terjadinya diabetes tipe II : usia, obesitas, riwayat dan
keluarga.
Hasil pemeriksaan glukosa darah 2jam pasca pembedahan dibagi menjadi 3 yaitu:
(Sudoyo Aru,dkk 2009)
a) <140 mg/dL › normal
b) 140-<200 mg/dL › toleransi glukosa terganggu
30
DAFTAR PUSTAKA
American Diabetes Association (ADA), (2013). Diakses tgl 11 juni
2017Diabetes bacic. Http://www.diabetes.org/ diabetes-bacics
Smeltzer, S.C dan B,G Bare. 2015. Baru Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth. Jakarta : EGC
31