Anda di halaman 1dari 13

TEORI FILSAFAT

Dibuat Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Pada Mata Kuliah

Pengantar Filsafat Semester 2 Jurusan Manajemen

Dosen Pembimbing

DR. Syamsul Bahri,S.Sos.,M.Si

Dibuat Oleh

Muhammad Dandi Saputra

Manajemen B

Nim 2021 02 103

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI WIRA BHAKTI MAKASSAR

2022
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warohmtullah Wabarokatuh

Rasa syukur kita panjatkan atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena atas karunia-Nya
sehingga kita masih diberikan kesehatan dan kesempatan untuk dapat menyelesaikan makalah
mata kuliah Pengantar Filsafat, atas dukungan dan materi yang telah diberikan dalam
penyusunan makalah, penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak DR. Syamsul
Bahri,S.Sos.,M.Si sebagai dosen yang telah memberi tugas makalah ini.

Dalam penyusunan makalah ini penulis membahas mengenai materi Teori Filsafat.
Semoga dengan hadirnya makalah ini dapat memberikan informasi bagi para pembaca,
khususnya para mahasiswa.

Besar harapan makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Terima kasih kami ucapkan
kepada pihak yang telah membantu untuk menerbitkan makalah ini. Dalam Penyusunan makalah
ini, kami merasa masih banyak yang kurang baik pada teknik penulisan maupun materi. Oleh
karena itu, kritik dan saran sangat kami harapkan demi penyempurnaan makalah ini.

Wassalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Makassar, 02 Juni 2022

Muhammad Dandi Saputra


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................4
A. Latar Belakang......................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................4
C. Tujuan...................................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................5
A. Sejarah Filsafat..................................................................................................................5
B. Ahli Filsafat Alam Yunani................................................................................................5
1. Thales............................................................................................................................6
2. Anaximenes...................................................................................................................6
3. Herakleitos.....................................................................................................................6
4. Phytagoras.....................................................................................................................6
5. Empedokles...................................................................................................................7
C. Tiga Filsuf Besar...............................................................................................................7
1. Socrates.........................................................................................................................7
2. Plato...............................................................................................................................7
3. Aristoteles......................................................................................................................8
BAB III CABANG DAN PANDANGAN DALAM FILSAFAT...................................................8
A. Pandangan Dalam Filsafat........................................................................................8
B. Cabang Filsafat.......................................................................................................11
BAB IV PENUTUP.......................................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada kuliah perdana, dosen-dosen filsafat menjelaskan definisi filsafat dengan cara
membandingkan dengan agama dan sains, kemudian menjelaskan bahwa filsafat tidak
membutuhkan agama dan sains. Filsafat berdiri sendiri di atas agama dan sains. Bahkan filsafat
bertindak lebih kritis daripada agama dan sains. Definisi filsafat yang pertama dari Phytagoras
justru adalah definisi yang paling adil, paling netral dan paling tidak partisan. Ketika Phytagoras
ditanya “Apakah Anda seorang yang bijak dan ilmuwan?”, Dia menjawab “Aku hanya pencinta
kebijaksanaan dan pencinta ilmu”. (Kenny-2004:9). Kehidupan Phytagoras sebagai seorang
Philosophos (Pencinta Kebijaksanaan) yang tidak berat sebelah pada satu jenis pengetahuan saja
di antara tiga pengetahuan yang sudah ada di jamannya (yakni sains, filsafat, dan agama)
tercermin dari tindak selama hidupnya.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar belakang masalah, maka penulis mengemukakan rumusan masalah,
yaitu:

1. Bagaimana penjelasan mengenai sejarah filsafat?


2. Bagaimana penjelasan pendapat para filsuf Yunani kuno?
3. Bagaimana perkembangan filsafat pasca Aristoteles?
4. Bagaimana penjelasan pandangan-pandangan dalam filsafat?

C. Tujuan
Berdasarkan masalah di atas, maka tujuan di tulisnya makalah ini adalah untuk:
1. Untuk Mengetahui sejarah filsafat
2. Untuk Mengetahui pendapat para filsuf Yunani kuno
3. Untuk Mengetahui perkembangan filsafat pasca Aristoteles
5. Untuk Mengetahui pandangan-pandangan dalam filsafat

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Filsafat
Banyak para ahli filsafat yang memberikan pengertian dan definisi filsafat . Akan
tetapi, terdapat banyak keragaman dalam memberikan pengertian dan merumuskan
definisi filsafat. Hal ini terjadi karena masing-masing filsuf itu mempunyai konsep atau
pemikiran yang berbeda dengan filsuf yang lain. Perlu di pahami perbedaan tersebut
untuk memperoleh wawasan pengetahuan luas. Kata Filsafat berasal dari kata Yunani ,
yaitu Philosphia, terdiri dari kata philos yang berarti cinta, dan kata Sophia yang berarti
kebijkasanaan.

Dalam kehidupan sehari-hari manusia seringkali mengalami hal-hal yang kurang


mereka pahami sehingga menimbilkan pertanyaan dalam dirinya dan menggugah rasa
ingin tahunya. Banyak sekali peristiwa dalam hidup ini yang sangat menakjubkan, yang
menimbulkan kekaguman atau bahkan menakutkan. Bintang yang berkedip di malam
hari, lautan biru yang bergerak dan gempa bumi. Tentu saja peristiwa ini menimbulkan
banyak pertanyaan apakah yang sebenarnya terjadi dan apakah yang menjadi asal dari
segala yang ada di alam ini. Inilah yang menyebabkan terjadinya pertanyaan dan
pemikiran dari beberapa orang pada masa sekitar 600-200 tahun sebelum masehi di
Yunani.

B. Ahli Filsafat Alam Yunani


Manusia menggunakan mitos untuk menjawab tentang pertanyaan tentang alam.
Mereka percaya bahwa para dewa lah yang merupakan sumber dari segala yang ada.
Suasana yangn bersifat mitologis ini yang membuat manusia berpikir tentang “sesuatu”
yang ada dibalik segala peristiwa yang dapat di amati oleh indranya. Kemudian, manusia
berupaya untuk menemukan jawaban dengan cara terus-menerus berpikir tentanb
masalah yang di hadapinya dan melakukan pengamatan terhadap sesuatu yang diduga
untuk membantu memevahkan masalah.

Beberapa orang filsuf Yunani sekitar abad ke-4 sampai abad ke-2 sebelum masehi
telah berupaya untuk mencari jawaban mendasar tentang apakah asal mula dari segala
yang ada di alam ini.
1. Thales
Thales diperkirakan hidup antara tahun 624-548 sebelum masehi di anggap sebagai
orangpertama yang berupaya mencari jawaban atas pertanyaan asal muasal segala benda di
alam ini. Ia tinggal di sebuah pulau dan setiap hari melihat lautan luas, yang di samping dapat
memberikan kehidupan bagi masyarakat di pulau itu, juga dapat memberikan bencana bagi
para nelayan dan untuk keperluan pertanian. Oleh karena itu, ia berpendapat bahwa asal
segalanya berasal dari air. Air yang senantiasa bergerak dan tidak pernah diam dipandangnya
sebagai asas kehidupan segala yang ada.

2. Anaximenes
Anaximenes yang hidup di antara tahun 585-528 sebelum masehi berbeda pendapat
dengan thales. Anaximenes berpendapat bahwa yang menjadi dasar bagi semua dan
kehidupan di alam ini adalah udara. Pandangan ini di kemukakannya dengan landasan
pemikiran bahwa manusia dan makhluk hidup itu bernapas, yaitu mengambil udara yang
melingkupi alam sememsta ini. Udara merupakan sumber kehidupan karena tanpa udara
semua makhluk hidup akan mati.

3. Herakleitos
Herakloitos yang hidup 540-480 sebelum masehi berpendapat bahwa tidak ada yang
kekal di alam ini. Segala sesuatu tentu mengalami perubahan. Jadi, haikat dari segala sesuatu
itu ialah perubah itu sendiri. Perubahan dilambangkan sebagai sifat api. Oleh karena itu, ia
berpendapat bahwa asal segalanya berasal dari api. Adapun peubahan itu berlaku di bawah
suatu hukum yang di sebutnya logos, artinya pikiran yang benar. Kata logika yang sekarang
ini berasal dari kata logos itu.

4. Phytagoras
Phytagoras hidup di antara tahun 580-500 tahun sebelum masehi. Ia dikenal sebagai
orang yang selalu berusaha membersihkan rohaninya dalam mencapai kesempurnaan. Ia juga
di kenal sebagai ahli matematika. Menurut pandangannya tentang asal dari segala sesuatu itu
ialah bilangan dan angka. Pandangannya dari alam semesta ini bertitik tolak dari bilangan.
Menurut pendapatnya alam semesta ini tersusun dari bilangan-bilangan. Oleh karenanya,
manusia akan memperoleh pengetahuan tentang alam ini melalui pengetahuannya mengenai
bilangan.
5. Empedokles
Empedokles yang hidup di sekitar tahun 490-430 sebelum masehi berpendapat alam
semesta ini terdiri dari empat unsur utama, yakni air, api, udara, dan tanah. Masing-masing
unsur ini memiliki sifat yang berbeda. Air bersifat basah, api berisfat panas, udara bersifat
dingin, dan tanah bersifat kering. Suatu benda dapat terjadi karena adanya pencampuran
antara unsur-unsur tadi.

Sikap hidup empedokles dipengaruhi oleh phytagoras. Ia berpendapat bahwa di samping


empat unsur tadi, terdapat pula dua kekuatan yang berpengaruh, yakni cinta dan kebencian.
Sesuatu terbentuk dari empat unsur yang tadi di bawah pengaruh cinta dan akan hancur oleh
adanya perpisahan antara unsur-unsur tersebut di bawah kekuatan kebencian.

C. Tiga Filsuf Besar


Seperti penjelasan diatas mengenai kajian para filsuf alam Yunani, adapula
pandangan yang di kemukakan oleh tiga orang yang di anggap filsuf besar pada
jamannya, yaitu Socrates, Pluto dan Aristoteles.

1. Socrates
Socrates yang hidup antara tahun 469-399 sebelum masehi adalah seorang filsuf
Yunani. Ia sangat menaruh pengertian pada manusia dan menginginkan agar manusia itu
mampu mengenali dirinya sendiri. Menurutnya, jiwa manusia merupakan asas hidup yang
paling dalam. Jadi, jiwa merupakan hakikat manusia yang memiliki arti sebagai penentu
kehidupan manusia. Berdasarkan pandangannya itu, ia tidak mempunyai niat untuk
memaksa orang lain menerima ajaran atau pandangan tertentu. Ia justru mengutamakan
orang lain untuk dapat menyampaikan pandangan mereka sendiri. Untuk itu, ia
menggunakan metode dialektika, yaitu dengan cara melakukan dialog dengan orang lain
sehingga orang lain dapat mengemukakan ide atau pendangannya. Dengan demikian,
muncul pemikiran alternatif yang baru.

2. Plato
Plato yang hidup antara tahun 427-347 sebelum masehi mengemukakan
pandangannya bahwa realitas yang mendasar adalah ide atau idea. Ia percaya bahwa alam
yang kita lihat atau alam empiris yang mengalami perubahan itu bukanlah realitas yang
sebenarnya. Plato mengatakan bahwa ada dunia tangkapan indrawi atau dunia nyata, dan
dunia ide. Untuk memasuki dunia ide, diperlukan adanya tenaga kejiwaan yang besar dan
untuk itu manusia harus meninggalkan kebiasaan hidupnya, mengendalikan nafsu serta selalu
berbuat kebaikan. Pluto juga mengatakan bahwa jiwa manusia terdiri atas tiga tingkatan,
yaitu bagian tertinggi adalah akal budi, bagian tengah diisi oleh rasa keinginan, dan bagian
terendah adalah nafsu. Akal budilah yang digunakan untuk mengembangkan ide serta
menertibkan jiwa-jiwa yang ada di bagian tengah dan bawah.

Plato meninggalkan lebih dari 30 tulisan dalam bentuk sastra yang mengandung
keindahan dan kemurnian. Tulisan-tulisan tersebut yang awalnya mengemukakan pandangan
Socrates, sedangkan yang akhir menyatakan pandangannya sendiri. Plato mendirikan sekolah
dan mempunyai murid yang pandai, seorang pemikir dan penulis yang sangat berpengaruh
yang bernama Aristoteles.

3. Aristoteles
Aristoteles yang hidup antara tahun 384-322 sebelum masehi pernah menjadi murid plato
selama 20 tahun hingga plato meninggal. Aristoteles ialah seseorang yang pemikir kritis, banyak
melakukkan penelitian dan mengembangkan pengetahuan pada masa hidupnya. Tulisan
aristoteles yang terkenal ialah mengenai logika yang disebut analitika. Analitika ini bertujuan
mengajukan syarat-syarat yang harus dipenuhi pemikiran yang bermaksud mencapai kebenaran.
Inti logika aristoteles disebut silogisme, yaitu cara berpikir yang bertolak dari dua dalil atau dua
proposisi yang kemudian menghasilkan proposisi ketiga yang di tarik dari dua proposisi semula.

BAB III
CABANG DAN PANDANGAN DALAM FILSAFAT
A. Pandangan Dalam Filsafat
Dalam perkembangan pandangan ahli filsafat Yunani kemudian timbullah pandangan-
pandangan yang menjadi dasar untuk melakukan suatu tindakan atau suatu sikap hidup
seseorang. Beberapa pandangan filsafat:

1. Idealisme
Idealisme dikemukakan oleh plato, istilah idealisme yang menunjukkan suatu pandangan
dalam filsafat belum lama dipergunakan orang. Menurut plato, realitias yang fundamental ialah
ide atau idea. Ini berarti bahwa di belakang alam empiris atau alam fenomena yang kita hayati
terdapat alam ideal atau alam esensi.

Kelompok idealis menganggap alam ini bersifat spiritual. Hukum-hukum alam dianggap
sesuai dengan kebutuhan watak intelektual dan moral manusia. Kelompok yang mengikuti
pandangan ini cenderung menghormati budaya dan tradisi, disebabkan karena mereka memiliki
pandangan bahwa nilai-nilai kehidupan itu memiliki tingkat yang lebih tinggi dari sekedar nilai
kelompok individu. Ini menunjukkan bahwa kehidupan idealisme terletak pada segi mental dan
spiritual kehidupan.

2. Humanisme
Sejak zaman kuno hingga pertengahan abad ke-4, Pendidikan di Yunani dan Romawi,
mempunyai tujuan yang jelas yaitu membentuk manusia menjadi warga negara yang baik dan
berguna bagi bangsa dan negara. Dari abad ke-5 hingga abad ke-14, yang dalam sejarah Eropa
disebut sebagai abad pertengahan, tujuan Pendidikan dimaksudkan untuk mencapai kebahagiaan
hidup abadi dan mengatasi kebutuhan duniawi.

Abad ke-5 sampai abad ke-10 disebut abad kegelapan, justru di negara-negara timur
mulai timbul perkembangan yang pesat dalam ilmu kealaman. Sejak abad ke-15 disebut dengan
masa kebangkitan kembali atau renaissance yang berkembangan di Italia, muncul pandangan
humanism yang didukung oleh berbagai penemuan.

Humanisme memiliki dua arah, yakni humanisme individu dan humanime sosial.
Humanisme individu mengutamakan kemerdekaan berpikir, mengemukakan pendapat, dan
berbagai aktifitas kreatif. Humanisme social mengetumakan Pendidikan bagi masyarakat
keseluruhan untuk kesejahteraan sosial dan perbaikan hubungan antar manusia.

3. Rasionalisme
Penganut rasionalisme berpendapat bahwa satu-satunya sumber pengetahuan yang dapat
dipercaya adalah rasio (akal) seseorang. Perkembangan pengetahuan mulai pesat pada abad ke-
18. Rene Descartes (1596-1650) dianggap sebagai bapak rasionalisme dan juga dikenal sebagai
bapak filsafat modern. Semboyannya yang terkenal adalah cogito ergu sum (saya berpikir, jadi
saya ada). Tokoh-tokoh lainnya adalah John Locke ( 1632-1740), Jean Jecques Rousseau (1712-
1778) dan Johann Bernhard Basedow (1724-1790).
John Locke terkenal sebagai tokoh filsafat dan pendidik dengan pandangannya tentang
tabula rasa yang artinya setiap insan diciptakan sama, sebagai kertas kosong. Dengan demikian,
melatih atau memberikan pendidikan untuk pandai merupakan tugas utama pendidikan formal.

Rousseau seorang tokoh pendidikan yang berpandangan bahwa seorang anak harus
dididik sesuai kemampuan dan kesiapannya menerima pendidikan.

Basedow berpandangan bahwa Pendidikan harus membentuk kebijaksanan, kesusilaan


dan kebahagiaan. Tahun 1774 ia mendirikan sekolah philantropirum dengan mata pelajaran
Bahasa Prancis, Latin, Yunani, ilmu pasti, ilmu kealaman (ilmu bumi, ilmu hayat, dan ilmu
alam), musik, menggambar dan Pendidikan jasmani.

4. Empirisme
Empirisime berasal dari kata empire yang berarti kepercayaan terhadap pengalaman.
Bahan yang diperoleh dari pengalaman diolah oleh akal, karena pengalamanlah yang
memberikan kepastian yang diambil dari dunia fakta. Empirisme berpandangan bahwa
pernyataan yang dapat dibuktikan melalui pengalaman adalah tidak berarti atau tanpa arti. Ilmu
harus bersifat pengalaman.

Francis Bacon (1561-1626) telah meletakkan dasar-dasar empirisme dan menyarankan


agar penemuan-penemuan dilakukan dengan menggunakan metode induksi. Menururnya, ilmu
akan berkembang melalui pengamatan dalam eksperimen serta Menyusun fakta-fakta sebagai
hasil eksperimen.

Thomas Hobbes (1588-1679), pandangan Thomas Hobbes sangat mekanistik. Oleh


karena merupakan bagian dari dunia, apa yang terjadi manusia dan dialaminya dapat diterangkan
secara mekanik. Hal ini menyebabkan Thomas Hobbes dipandang sebagia penganjur
materialisme. Sesuai dengan kodratnya, manusia berkeinginan mempertahankan kebebasan
dengan menguasai orang lain. Hal ini menyebabkan adanya ungkapan homo homini lopus yang
berarti bahwa manusia adalah serigala bagi manusia lain.

John Locke (1632-1704) berpandangan bahwa akal tidak akan melahirkan pengetahuan
dengan sendirinya. Penglamanlah yang merupakan sumber pengetahuan. Gagasan atau ide yang
timbul dari pengalaman lahirlah (sensasi) dan pengalaman batin (refleksi) merupakan sumber ide
(gagasan) tunggal. Ide tunggal ini melahirkan ide-ide majemuk sehingga menimbulkan
penngetahuan manusia yang beraneka ragam.

5. Kritisme
Filsafat pada zaman pencerahan atau abad ke-18 disempurnakan oleh Immanuel Kant
(1724-1804). Ia menjembatani kedua pandangan, yaitu rasionalisme dan empirisme yang disebut
kritisme. Empirisme menghasilkan keputusan-keputusan yang bersifat sintetis yang tidak bersifat
mutlak, sedangkan rasionalisme menghasilkan keputusan yang bersifat analitis. Berpikir
merupakan proses penyusunan keputusan yang terdiri dari subjek dan predikat.

B. Cabang Filsafat
Para Ahli membagi bidang studi filsafat dalam beberapa cabang atau beberapa bagian
filsafat, yaitu:

1. Epistemologi
Istilah epistemologi berasal dari dua kata dalam Bahasa Yunani, yakni episteme berarti
pengteahuan dan logos yang berarti kata, pikiran dan ilmu. Epistemologi artinya cabang filsafat
yang membahas pengetahuan. Yang membahas asal mula, bentuk, struktur, validitas, dan
metodologi yang secara bersama-sama membentuk pengetahuan manusia.

2. Metafisika
Istilah metafisika berasal dari Yunani metaphysika, artinya “setelah fisika”. Cabang
filsafat ini diperkenalkan Andronikos dan Rhodes dari kumpulan buku-buku yang ditulis oleh
Aristoteles tentang hakikat benda-benda yang kita lihat pada dunia nyata ini. Metafisika di bagi
menjadi dua yaitu metafisika umum dan metafisika khusus. Metafisika umum disebut ontologi.
Secara umum, metafisika adalah cabang filsafat yang membahas seluruh realitas atau segala
sesuatu yang ada secara komprehensif.

3. Logika
Logika adalah cabang atau bagian filsafat yang menyusun, mengembangkan dan
membahas asas-asas, aturan-aturan formal dan prosedur normatif, serta kriteria yang sahih bagi
penalaran dan penyimpulan demi mencapai kebenaran yang dapat dipertanggungjawabkan secara
rasional. Sebagai ilmu, logika berasal dari pandangan Aristoteles meski ia tidak menyebutnya
logika, tetapi filsafat analitika. Logika digunakan paertama kali oleh Zeno dari Citium (334-262
sebelum masehi) dari kata logikos dan kata ini berasal dari kata logos yang berarti akal.
Sedangkan logikos yang mempunyai arti sesuatu yang disampaikan dengan akal.

4. Etika
Etika didalam filsafat di sebut filsafat moral karena cabang filsafat ini membahas baik
dan buruknya tingkah laku manusia. Dalam filsafat ini, manusia dipandang dari segi perilakunya.
Pada zaman Socrates ini sangat berpengaruh dalam kehidupan manusia. Etika juga merupakan
ilmu tentang kesusilaan, yang menentukan bagaimana patutnya manusia hidup dalam
masyarakat. Dalam filsafat ini, manusia juga dipandang dari segi peranaannya sebagai anggota
masyarakat. Pada hakikatnya, nilai manusia terkait pada waktu dan tempatnya, disamping itu
baik dan buruknya perilaku manusia ditentukan oleh sudut pandang masyarakat.

5. Estetika
Seni dan keindahan merupakan persoalan yang ditelaah oleh cabang filsafat estetika.
Istilah estetika ini dikemukakan baungarten seorang filsuf Jerman pada tahun 1750. Plato
mengemukakan pandangannya bahwa seni adalah keterampilan memproduksi sesuatu. Jadi, apa
yang disebut hasil seni adalah sebuah tiruan.

Aristoteles sependapat dengan Plato tetapi ia menganggap bahwa seni itu penting karena
berpengaruh besar bagi kehidupan manusia, sedangkan Plato menganggap bahwa seni itu tidak
penting meskipun karya-karyanya yang berupa tulisan dinyatakan sebagai karya seni sastra yang
terkenal.

Sebagai cabang filsafat, estetika mengalami perkembangan dari zaman kuno, zaman
romawi, abad pertengahan hingga abad ke-20. Dikatakan bawah setiap periode zaman,
masyarakat menampilkan pemikiran tentang estitikanya sendiri. Ahli estetika islam yang
terkenal ialah Abu Nasr Al Farabi yang membahas terutama mengenai estetika dibidang musik
karena selain filsuf dan ahli kealaman, ia juga di kenal sebagai ahli musik.

6. Filsafat Ilmu
Filsafat ilmu terkadang disebut sebagai filsafat khusus yaitu cabang filsafat yang
membahas hakikat ilmu, penerapan berbagai metode filsafat dalam upaya mencari akar persoalan
dan menemukan asas realitas yang dipersoalkan oleh bidang ilmu tersebut untuk mendapatkan
kejelasan yang lebih pasti dan penyelesaian masalah ilmunya menjadi lebih terarah.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kata Filsafat berasal dari kata Yunani , yaitu Philosphia, terdiri dari kata philos yang
berarti cinta, dan kata Sophia yang berarti kebijkasanaan. Beberapa orang filsuf Yunani sekitar
abad ke-4 sampai abad ke-2 sebelum masehi telah berupaya untuk mencari jawaban mendasar
tentang apakah asal mula dari segala yang ada di alam ini.

Pandangan idealisme menyatakan bahwa realitas yang tampak oleh indra manusia adalah
bayangan dari ide atau idea yang merupakan realitas yang fundamental. Implikasi dari
pandangan ini ialah adanya kecenderungan dari kelompok yang mengikutinya untuk
menghormati budaya dan tradisi serta hal-hal yang bersifat spiritual.

Humanisme memiliki dua arah, yakni humanisme individu dan humanisme sosial.
Humanisme individu mengutamakan kemerdekaan berpikir, mengemukakan pendapat, dari
berbagai aktivitas yang kreatif. Humanisme sosial mengutamakan pendidikan bagi
masyarakat keseluruhan untuk kesejahteraan sosial dan perbaikan hubungan antarmanusia.

Aliran empirisme berpandangan bahwa pernyataan yang tidak dapat dibuktikan melalui
pengalaman adalah tanpa arti. Ilmu harus dapat diuji melalui pengalaman.

B. Saran

Dari penulisan makalah diatas kami sadar bahwa makalah yang kami buat masih jauh
dari harapan, oleh karena itu kami meminta masukan dari para pembaca dan juga bapak DR.
Syamsul Bahri,S.Sos.,M.Si, selaku dosen Ilmu Manajemen, sehingga penulisan makalah
kami selanjutnya dapat kami perbaiki dan semakin baik di kemudian hari. Semoga makalah
kami ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.

Anda mungkin juga menyukai