Anda di halaman 1dari 78

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendapatan adalah keseluruhan hasil yang diterima oleh masyarakat

baik secara individu maupun secara berkelompok yang merupakan balas jasa dari

faktor-faktor produksi yang dimiliki, misalnya berupa upah, modal, sewa tanah

dan sebagainya atau merupakan hasil proses produksi selama waktu tertentu.1

Pendapatan juga merupakan tujuan akhir dari setiap usaha yang dilakukan di

mana besar kecilnya pendapatan yang dicapai tergantung pada bidang usaha yang

dijalankan, keterampilan tenaga kerja serta modal yang dimiliki. Beberapa faktor

yang mempengaruhi pendapatan yaitu modal adalah semua bentuk kekayaan

yang dapat digunakan langsung maupun tidak langsung dalam proses produksi

untuk menambah output.2

Modal atau biaya adalah salah satu faktor yang sangat penting bagi

setiap usaha, baik skala kecil, menengah maupun besar. Saat ini usaha yang

paling banyak digeluti ialah Usaha Kecil dan Menengah (UMKM) yang

merupakan tulang punggung perekonomian Negara. Dengan adanya

UMKM terbukti mampu mendorong roda perekonomian bangsa untuk berputar

1
Joso Hardjono dan Soeranto, Ekonomi Produksi (Yogyakarta: Gadjahmada University
Press,1994), 13.
2
Gestry Romaito Butarbutar, “Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan usaha
industri makanan khas Di Kota Tebing Tinggi” jurnal Jom Fekon,Vol.4,No.1,2017, 624.

1
dan mengurangi jumlah pengangguran yang ada dengan memproduksi sebuah

produk sendiri, UMKM melakukan produksi dari awal.

Untuk menjalankan usaha seorang pedagang membutuhkan modal yang

nilainya bervariasi. Modal merupakan salah satu faktor yang penting yang

berpengaruh terhadap pendapatan usaha. Peran modal dalam suatu usaha sangat

penting karena sebagai alat produksi suatu barang dan jasa. Modal sebagai salah

satu faktor penghambat berjalannya suatu usaha. Faktor modal seringkali

memberikan pengaruh terhadap suatu usaha dagang, dimana dapat berdampak

pada timbulnya permasalahan lain seperti modal yang dimiliki seadanya, maka

seseorang hanya mampu membuka usaha dagangnya tanpa bisa memaksimalkan

usahanya. Biaya adalah harga perolehan yang dikorbankan atau digandakan

dalam rangka memperoleh penghasilan (revenues) dan akan dipakai sebagai

pengurang penghasilan. Biaya digolongkan ke dalam harga pokok penjualan,

biaya penjualan, biaya administrasi dan umum, biaya bunga dan biaya pajak

perseroan. Sejalan dengan pendapat di atas, biaya atau cost adalah harga

perolehan yang digunakan untuk memperoleh pendapatan (revenue) sehingga

akan mengurangi penghasilan. 3

Kegiatan pengolah bahan baku menjadi produk selesai. Pada kegiatan

tersebut akan dikonsumsi bahan baku, tenaga kerja langsung, barang dan jasa

lainnya yang dikelompokkan dalam overhead pabrik. Fungsi produksi adalah

3
Sampurno Wibowo Dan Yani Meilani (2009:1-9), Akuansi Biaya. Bandung: Politeknik
Telkom Bandung

1
fungsi yang berhubungan dengan kegiatan pengolahan bahan baku menjadi

produk selesai yang siap untuk dijual. Produksi melibatkan semua kegiatan yang

berkaitan dengan penyediaan barang dan jasa. Jadi, pemakaian pekerja (dari

tenaga kerja yang tidak berketerampilan sampai manajemen puncak). Pelatihan

personalia, dan struktur organisasi yang dipergunakan untuk memaksimumkan

produktifitas semuanya merupakan bagian dari proses produksi. Perolehan

sumber daya modal dan penggunaan sumber daya yang efisien juga merupakan

bagian dari produksi. Pada dasarnya usaha kecil menengah bertujuan untuk

mendapatkan laba dengan memperoleh pendapatan dan membandingkannya

dengan tenaga kerja yang dilakukan.4 Sebagian besar usaha mikro yang ada di

Indonesia mengalami tantangan pada sektor permodalan. Permasalahan klasik

dan mendasar yang dihadapi oleh pelaku usaha mikro kecil menengah ialah

permasalahan modal. Hal inilah yang menjadi tantangan bagi usaha mikro untuk

tetap mampu mempertahankan keberadaannya dan mampu berkembang dengan

keterbatasan dan berbagai kendala yang ada.

Salah satu sentra kerajinan rotan yang terdapat di Kalimantan Barat

adalah sentra kerajinan yang terdapat di Desa Piantus Kecamatan Sejangkung

Kabupaten Sambas. Produk rotan yang dihasilkan di Desa ini berupa produk jadi

yang siap digunakan. Masyarakat Pengrajin rotan telah menekuni secara turun

temurun. Produk kerajinan rotan yang terkenal antara lain kursi, meja, lemari,

keranjang dan berbagai jenis anyaman lainnya. Mitra dalam kegiatan pengabdian

4
Supriyono, R.A. 2013. Akuntansi Biaya, Buku 2, Edisi 2, yogyakarta: BPFE

1
ini adalah UMKM Evis Rotan yang berlokasi di Dusun Kenanai Desa Piantus

Kecamatan Sejangkung Kabupaten Sambas. Berjarak sekitar 21,4 km dari

Politeknik Negeri Sambas yang dapat ditempuh menggunakan sepeda motor

dalam waktu 60 menit.5

Desa Piantus terdiri dari 2 Dusun yaitu Dusun Kenanai dan Parit Cegat.

Desa Piantus memiliki luas wilayah 11,5 km2 atau sekitar 3,95% dari luas total

Kecamatan Sejangkung. Desa Piantus memiliki 537 kepala keluarga dengan total

jumlah penduduk 1.825 jiwa. Fasilitas pendidikan yang berada di desa Piantus

adalah SD Negeri sebanyak 2 buah. Fasilitas kesehatan yang terdapat di Desa

Piantus yaitu 1 buah Polindes. Fasilitas tempat ibadah yang terdapat di Desa

Piantus yaitu 2 buah masjid dan 1 buah surau. Pekerjaan utama masyarakat Desa

Piantus adalah bertani dan sebagian lagi bekerja sebagai pengrajin rotan. Jumlah

pengrajin rotan yang terdapat di Desa Piantus sekitar <25% dari jumlah kepala

keluarga (KK) yang ada. Pengrajin rotan di Desa Piantus umumnya merupakan

pengrajin tradisional. Produk kerajinan yang dihasilkan berupa produk pertanian

seperti keranjang, bakul, nyiru dan produk untuk rumah tangga seperti pot bunga,

tudung saji, tempat tisu dan berbagai kerajinan lainnya. Selain barang kerajinan

tersebut, 15 KK membuat mebel atau furnitur dari rotan seperti set kursi, kursi

sudut, kursi teras, kursi malas, kursi goyang, rak, meja, kursi makan dan lain

sebagainya.

5
BPS Kab. Sambas https://sambaskab.bps.go.id/2021, Diakses tanggal 28 Januari 2022 Pukul
20.34 Wib

1
Hasil wawancara dengan salah satu pengrajin rotan yang ada di Desa

Piantus pengrajin mengatakan kerajinan rotan ini sebenarnya sudah sejak lama

ada di Desa Piantus. sejak dulu masyarakat setempat memang antusias dalam

membuat kerajianan barang atau perabot rumah berbahan dasar rotan. Bahan

produksi yang dihasilkan antara lain meja, rak dan kursi goyang. waktu yang

diperlukan tidak bisa dengan cepat dalam penyelesaian pengenyaman kerarajinan

rotan. Terkadang kursi dan meja set kursi membutuhkan waktu berapa hari baru

bisa selesai jika jika dikerjakan oleh 2 orang, tetapi jika membuatnya dengan

kelompok maka hasil pembuatannya akan lebih cepat, bahkan tidak sampai satu

hari. Kisaran harga yang ditawarkan mulai dari 200.000 – 2 jutaan. Pengarjin

rotan bisa mendapatkan biaya jual dengan harga yang lebih tinggi apabila mampu

menjual ke luar darah Kabupaten sambas. pendapatan yang bisa diperoleh perhari

bisa mencapai belasan juta dengan berapa set saja. karena kursi, meja dan kursi

goyang dari anyaman rotan ini laku keras apabila dikirim ke daerah lain seperti

Kapuas hulu, Pontianak, Mempawah dan yang paling menguntungkan bagi

pengrajin apabila ada pesanan dari negara luar negeri seperti Brunai dan

Malaysia.

Upaya pengrajin untuk meningkatkan pendapatan penrajin rotan yakni

dengan meluncurkan di WEB pengrajin rotan Desa Piantus dan juga promosi

melalui pedagang keliling. Hasil dari upaya tersebut bukan hanya orang Sambas

yang mengetahui tentang kerajinan rotan yang ada di Desa Piantus, tetapi sudah

mampu mencapai pasar mancanegara seperti Malaysia dan Brunai. Pembeli

1
mengakui kerajinan tangan yang ada di Desa Piantus sangatlah rapi dan juga

sangat murah dan terjangkau, maka hal tersebut memberikan dampak positif bagi

para pengrajin rotan di Desa Piantus Kecamatan Sejangkung.6

Tabel 1.1
Data Jumlah Pengrajin Rotan
Di Desa Piantus Kecamatan Sejangkung
No Nama pengrajin Jenis kelamin
1 Hendiy Laki-laki
2 Abu bakar Laki-laki
3 Ali razali Laki-laki
4 Hermanto Laki-laki
5 Holdi Laki-laki
6 Iswanto Laki-laki
7 Jekki Laki-laki
8 Ciptono Hamdan Laki-laki
9 Dulbari Laki-laki
10 Edyanto Laki-laki
11 Pendi Laki-laki
12 Erwan Laki-laki
13 Pendi B Laki-laki
14 Salem Laki-laki
15 Fitriansyah Laki-laki
16 Gustian Laki-laki
17 Mastur Laki-laki
18 Rizal Laki-laki
19 Halida Perempuan
20 Hamidi Laki-laki
21 Handoko Laki-laki
22 Hatiah Perempuan
23 Hayati Perempuan
24 Iswanto Laki-laki
25 Jabir Laki-laki
Sumber Data : Rumah Rotan di Desa Piantus Tahun 2022

Jumlah pengrajin rotan di Desa Piantus <25% dari jumlah kepala

keluarga atau tepatnya sekitar 131 orang bekerja sebgai pengrajin rotan walaupun

masih belum menekuni secara baik karna beberapa pengrajin masih kesulitan

6
Hasil Wawancara (2022) Bersama Pengrajin Rotan Rumah Rotan Desa Piantus Kecamatan
Sejangkung Kabupaten Sambas

1
dalam hal permodalan dan bahan baku. Dari 131 orang pengrajin hanya tinggal

25 orang yang saat ini aktif membuat kerajinan rotan. Ada beberapa upaya yang

di lakukan oleh para pengrajin untuk mengatasi masalah bahan baku yaitu

dengan cara menyimpan stok rotan untuk di olah apabila pesanan meningkat,

keterlambatan datangnya bahan baku rotan dan digunakan untuk antisipasi

meningkatnya harga bahan baku rotan. Selain dalam hal bahan baku upaya yang

dilakukan yaitu memperluas pasar industri rotan dengan cara menyebar luaskan

melalui social media. Namun menurut ketua pengrajin rotan ada beberapa hal

yang menjadi hambatan bagi pengrajin.

Hambatan yang dialami pengrajin Rotan di Desa Piantus saat ini yaitu

susah mencari rotan dan rotan belum sempurna untuk di anyam oleh pengrajin,

dikarenakan harus di jemur/dikeringkan dulu agar lebih mudah di anyam. Dan

juga keterlambatan rotan datang bisa membuat pelanggan kelamaan dalam

menunggu pemesanan dan hal tersebutlah bisa juga menjadi hambatan penrajin

rotan. Maka dari itu peneliti tertarik untuk menulis karya ilmiah tentang Analisis

Peningkatan Pendapatan Usaha Pengrajin Rotan di Desa Piantus Kecamatan

Sejangkung Kabupaten Sambas.

B. Fokus Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas maka dapat dirumuskan

permasalahan yang hendak di teliti adalah sebagai berikut :

1
1. Bagaimana peningkatan pendapatan usaha pengrajin Rotan Desa Piantus

Kecamatan Sejangkung Kabupaten Sambas ?

2. Apa faktor pendukung dan penghambat untuk meningkatkan pendapatan

usaha Pengrajin Rotan di Desa Piantus Kecamatan Sejangkung Kabupaten

Sambas ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini

adalah :

a. Untuk Mengetahui peningkatan pendapatan usaha pengrajin Rotan Desa

Piantus Kecamatan Sejangkung Kabupaten Sambas.

b. Untuk mengetahui apa faktor pendukung dan penghambat untuk

meningkatkan pendapatan usaha Pengrajin Rotan di Desa Piantus

Kecamatan Sejangkung Kabupaten Sambas.

2. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan diatas maka hasil penelitian ini diharapkan dapat

memberikan signifikasi atau manfaat sebagai berikut :

a. Manfaat teoritis dapat menambah khasanah pengetahuan, baik

pengetahuan ilmiah maupun bidang keilmuan serta mendapatkan

informasi yang berharga mengenai sumber daya manusia khususnya

1
Untuk mengetahui pendapatan atau pengahasilan usaha pengrajin rotan di

Desa Piantus. Sehingga penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan

sebagai informasi tentang destinasi dan wisata anyaman rotan di

kabupaten sambas dan sebagai rujukan bagi peneliti selanjutnya.

b. Bagi Usaha Pengarajin Rotan hasil penelitian ini diharapkan dapat

dijadikan sebagai tolak ukur dan bahan evaluasi untuk memberikan suatu

pandangan dan kebijakan-kebijakan baru di lembaga dalam proses harga

yang harus signifikan dalam penjualan supaya wisata dan destinasi

anyaman rotan bisa mendunia. .

c. Memberikan pengetahuan kepada masyakat luas agar lebih mengetahui

perkembangan destinasi dan wisata pengarajin rotan di Desa Piantus dan

sekitarnya.

d. Bagi peneliti, menambah ilmu pengetahuan tentang bagaimana

meningkatkan pendapatan usaha pengrajin rotan di Desa Piantus

D. Penelitian Terdahulu

Purwi Riswanti (2016) Dengan Judul Analisis Pendapatan Usaha

Kerajinan Rotan Di Kabupaten Indragiri Hulu (Studi Kasus Di Desa Buluh

Rampai Kecamatan Seberida Kabupaten Indragiri Hulu Provinsi Riau).

Menganalisis besarnya biaya, penerimaan, pendapatan dan pemasaran pengrajin

1
rotan 2) Menganalisis efisiensi usaha kerajinan rotan di lokasi penelitian 3)

Mengidentifikasi permasalahan pengrajin rotan di Desa Buluh Rampai

Kecamatan Seberida Kabupaten Indragiri Hulu. Jenis data yang dikumpulkan

dalam penelitian ini berupa data primer dan sekunder. Data primer dikumpulkan

melalui observasi dan wawancara dengan menyebarkan kuisioner kepada

responden terpilih. Data sekunder dikumpulkan dari literature dan dokumentasi

instansi terkait. Metode pengambilan sampel pada penelitian ini adalah metode

sensus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Total biaya produksi usaha

kerajinan rotan dalam setahun di Desa Buluh Rampai Kecamatan Seberida

Kabupaten Indragiri Hulu adalah sebesar Rp85.517.209. Dengan total produksi

sebesar 1.572 unit/tahun, jumlah pendapatan kotor yang diperoleh pengrajin

rotan sebesar Rp157.200.000/tahun, sehingga dapat diperoleh pendapatan bersih

sebesar Rp71.682.791/tahun. Saluran pemasaran dalam usaha kerajinan rotan di

Desa Buluh Rampai hanya terdapat dua tingkat saluran. Saluran pemasaran

pertama merupakan saluran pemasaran dimana Pengrajin Rotan langsung

menjual kepada konsumen tanpa ada perantara sedangkan saluran pemasaran II

merupakan saluran yang melibatkan pedagang pengumpul dan pedagang

pengecer dalam memasarkan kerajinan rotan kekonsumen. Nilai Return Cost

Ratio (RCR) usaha kerajinan rotan yaitu sebesar 1,83, bahwa usaha kerajinan

1
rotan di Desa Buluh Rampai Kecamatan Seberida kabupaten Indragiri Hulu

efisien secara ekonomi dan layak untuk diteruskan dan dikembangkan. 7

Penelitian dengan Judul Analisis Pendapatan Usaha Kerajinan Rotan Di

Kabupaten Indragiri Hulu (Studi Kasus Di Desa Buluh Rampai Kecamatan

Seberida Kabupaten Indragiri Hulu Provinsi Riau). Penelitian di atas

menganalisis efisiensi usaha kerajinan rotan di lokasi penelitian, Menganalisis

efisiensi usaha kerajinan rotan di lokasi penelitian, Mengidentifikasi

permasalahan pengrajin rotan di Desa Buluh Rampai Kecamatan Seberida

Kabupaten Indragiri Hulu. Sedangkan penelitian sekarang akan meneliti usaha

peningkatan yang di peroleh pengrajin. Jadi terdapat perbedaan penelitian di atas

dengan penelitian sekarang terdapat pada bagian variable yang di teliti.

Kurniawan, Fahrizal dan Iskandar (2016) Pendapatan Pengerajin

Anyaman Rotan Di Desa Benus Kecamatan Selimbau Kabupaten Kapuas Hulu.

Bagaimana rata-rata pendapatan pengrajin anyaman rotan di Desa Benius

Kecamatan Selimbau Kabupaten Kapuas Hulu, Bagaimana serta upaya yang

dilakukan untuk meningkatkan pendapatan pengrajin anyaman rotan di Desa

benius Kecamatan Sejangkung Kabupaten Kapuas Hulu. Penelitian ini

merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei dan teknik

wawancara dengan panduan kuesioner. Pengambilan sampel dilakukan secara

7
Skripsi Prwi Riswanti dengan judul Analisis Pendapatan Usaha Kerajinan Rotan Di
Kabupaten Indragiri Hulu (Studi Kasus di Desa Buluh Rampai Kecamatan Seberida
Kabupaten Indragiri Hulu Provinsi Riau)2016

1
purposive sampling dengan 57 (lima puluh tujuh) responden yang tersebar di tiga

dusun di Desa Benuis. Hasil analisis data menunjukkan bahwa rata-rata

pendapatan pengrajin dari penjualan anyaman rotan adalah Rp

1.173.421,05/KK/tahun, ditambah tambahan dari produk non rotan sebesar Rp

6.917.544/KK/tahun dan 8.090.965/KK/tahun. Setelah dikurangi biaya rata-rata

Rp 120.070,00, maka rata-rata pendapatan bersih adalah Rp 7.970.895/rumah

tangga/tahun. Analisis regresi yang diperoleh dari ketiga variabel bebas diperoleh

nilai Fhitung = 0.9871.594 < TTabel (α=0,05;57) = 2,40, maka H0 diterima dan

Ha ditolak. Artinya jumlah hari kerja dan pendapatan tambahan selain dari usaha

kerajinan rotan secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap total

pendapatan pengrajin. 8

Penelitian yang berjudul Pendapatan Pengerajin Anyaman Rotan Di Desa

Benus Kecamatan Selimbau Kabupaten Kapuas Hulu. Pada penelitian kedua ini

meneliti tentang pendapatan Pengerajin Anyaman Rotan Di Desa Benus

Kecamatan Selimbau Kabupaten Kapuas Hulu. Jadi pada penelitian kedua ini

terdapat perbedaan pada judul dan metode dimana peneliti sebelumnya

menggunakan deskriptif kuantitatip sedangkan penelitian sekarang menggunakan

deskriptif analitik.

Jurnal M. Agus Kurniawan. Dkk. Analisis Masyarakat Pengrajin

Anyaman Rotan Desa Benius Kecamatan Selimbau Kabupaten Kapuas Hulu.

8
Jurnal Kurniawan, Fahrizal dan Iskandar dengan judul pendapatan pengerajin anyaman
rotan di Desa Benus Kecamatan Selimbau Kabupaten Kapuas Hulu.2016

1
Alat yang digunakan berupa, daftar pertanyan dalam kuesioner dan kamera untuk

dokumentasis. Pemilihan sampel dilakukan dengan teknik purposive Sampling

(pengambilan sampel secara sengaja berdasarkan kiteria tertentu).Rotan tumbuh

alami pada hutan primer maupun hutan sekunder termasuk dikawasan bekas

perlagangan berpindah dan semak belukar, rotan tergolong dalam spesis

tumbuhan pemanjat yang memerlukan pohon inang untuk proses pertumbuhanya.

Faktor faktor yang mempengaruhi penerimaan total pengrajin anyaman rotan di

Desa Benius Kecamatan Selimbau Kabupaten Kapuas hulu sehingga

memberikan masyarakat. Total pendapatan bersih pengrajin nyaman rotan

sebesar Rp 4.341.000/tahun dengan pendapatan bersih rata-rata Rp

7.979.895/KK/Tahun. Faktor jumlah tenaga kerja, jumlah hari kerja dan

penerimaan di luar usaha kerajinan rotan secara simultan tidak memberikan

pengaruh yang nyata terhadap penerimaan total pendapatan dimana F hitung =

0,987 < F Tabel (α=0,05;57) = 2,40. Variabel jumlah hari kerja dan penerimaan

di luar usaha kerajinan anyaman rotan memberikan pengaruh masyarakat

pengrajin anyaman rotan baik itu dari segi pembudidayaan tanaman rotan itu

sendiri maupun pemasaran dan pengembangan usaha kerajianan anyaman

tersebut.9

Penelitian yang berjudul Analisis Masyarakat Pengrajin Anyaman Rotan

Desa Benius Kecamatan Selimbau Kabupaten Kapuas Hulu. Penelitian ketiga ini

9
Jurnal M. Agus Kurniawan. Dkk. Dengan judul Analisis maysrakat pengrajin anyaman
Rotan desa Benius Kecamatan Selimbau Kabupaten kapuas Hulu.tahun 2017

1
terdapat perbedaan pada bagian variable penelitian yang memasukkan jumlah

hari kerja dan penerimaan di luar usaha sedangkan pada penelitian ini tidak

terdapat variable tersebut. Namun terdapat variable jumlah hari kerja yang sama

dengan salah satu factor yang mempengaruhi penelitian sekarang.

Rohmiati Amini, Musniasih Yuniarti, Meiyanti Widyaningrum, Desi

Suryati (2021) Analisis Pengaruh Pemanfaatan Rotan Oleh Ibu Rumah Terhadap

Peningkatan Pendapatan Keluarga di Desa Bakan Kec. Janapria Kab. Lombok

Tengah. Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan kuantitatif, sedangkan teknik pengumpulan data adalah observasi,

dokumentasi, dan kuesioner (angket). Populasi dalam penelitian ini berjumlah 37

orang penganyam rotan.Sampel dalam penelitian ini berjumlah 37 ibu rumah

tangga yang menganyam rotan/ketak di Dusun Beleng Desa Bakan Kec. Janapria

Kab. Lombok Tengah. Untuk menganalisis data sebelum menarik kesimpulan,

peneliti menggunakan rumus analisis regresi linier sederhana, uji normalitas, uji

hipotesis dengan uji F yang di olah dengan menggunakan aplikasi spss.. Dari

data yang diperoleh dan hasil pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh diketahui hasil uji regresi linier

sederhana menunjukkan nilai koefisien a sebesar 16,773 , b sebesar 0,397 dengan

persamaan Y = 16,773+0,397X yang dimana jika variabel pemanfaatan rotan

oleh ibu rumah tangga di anggap konstan atau tidak mengalami perubahan, maka

tingkat pendapatan sebesar 16.773. dan jika variabel pemanfaatan rotan oleh ibu

1
rumah tangga bertambah sebanyak 1%, maka tingkat pendapatan mengalami

kenaikan sebesar 0.397.R Square menunjukkan bahwa ada pengaruh

pemanfaatan rotan oleh ibu rumah tangga terhadap peningkatan pendapatan

keluarga sebesar 0,159. Dimana hasil uji hipotesis juga menunjukkan bahwa nilai

=6,603 > = 4,12 maka hipotesis Ha diterima yang artinya ada pengaruh

pemanfaatan rotan oleh ibu rumah tangga terhadap peningkatan pendapatan

keluarga di Dusun Beleng Desa Bakan Kec. Janapria kab.Lombok Tengah.

Penelitian yang berjudul Analisis Pengaruh Pemanfaatan Rotan Oleh Ibu

Rumah Terhadap Peningkatan Pendapatan Keluarga di Desa Bakan Kec. Janapria

Kab. Lombok Tengah. Terdapat perbedaan judul yang mana peneliti sebelumnya

meneliti pengaruh pemanfaatan rotan, sedangkang penelitian sekarang meneliti

peningkatan usaha kerajinan rotan. Selain itu pada penelitian ke lima terdapat

perbedaan yang mana jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif dan

observasi sedangkan penelitian ini kualitatif dan wawancara.

Jupsiana (2019) Analisis Pendapatan Usaha Pengrajin Rotan Di Desa

Panjenggik Kecamatan Praya Tengah Kabupaten Lombok Tengah Tujuan dari

penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui peningkatan pendapatan usaha

pengrajin Rotan Desa Pejanggik Kec. Praya Tengah Kab. Lombok Tengah, (2)

untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi pendapatan pengrajin Rotan Desa

Pejanggik Kec. Praya Tengah Kab. Lombok Tengah. Metode penelitian yang

digunakan adalah metode deskriptif kualitatif, dimana hasil penelitian

dideskripsikan berdasarkan data-data hasil wawancara, yang kemudian dikaitkan

1
dengan teori-teori yang berkaitan dengan permasalahan yang ada. Hasil

penelitian ini adalah (1) Peningkatan pendapatan usaha Kerajinan Rotan di Desa

Pejanggik khususnya Dusun Nyampe Lombok Tengah relatif tinggi, dapat

dikatakan bahwa meningkatnya pendapatan Usaha pengrajin Rotan tiap minggu

dan tiap bulannya mengalami peningkatan yang cukup memuaskan. Para

pengrajin rotan ini, yang penghasilan sebelumnya rata-rata hanya berkisar Rp.

500.000, kini bisa mendapatkan rata-rata Rp. 2.000.000 per bulan (2) dalam

usaha kerajinan Rotan ini, ada tiga point utama yang meningkatkan pendapatan

pengrajin rotan yaitu Pengalaman dan kecepatan bekerja, Modal Usaha dan

Keuletan dan kerapian kerja.

Penelitian yang berjudul Analisis Pendapatan Usaha Pengrajin Rotan Di

Desa Panjenggik Kecamatan Praya Tengah Kabupaten Lombok Tengah. Metode

penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif, dimana hasil

penelitian dideskripsikan berdasarkan data-data hasil wawancara ini sama halnya

dengan penelitian yang akan diteliti sekarang. Tetapi terdapat juga perbedaan

dari segi karakteristik pendidikan responden dimana rata-rata SD sedangkan

penelitian sekarang rata-rata SMA dan juga penelitian sebelumnya tidak

mencantumkan responden.

Dalam 5 pelitian terdahulu maka peneliti melihat satu persatu dan juga

dari segi judul sampai ke hasil bahwa penelitian yang peneliti bawakan ini perah

diteliti sebelumnya hanya saja terdapat perbedaan jumlah responden yang

digunakan, tingkat pendidikan rata-ata responden dan pasar yang dicapai, yang

1
mana penelit sebelumnya masih menjual produk didalam Kabupaten saja

sedangkan penelitian ini mampu mencapai pasar mancanegara. dalam penelitian

ini peneliti juga memilih responden yang aktif sembuat kerajinan setiap hari

sehingga pendapatan rata-rata responden akan lebih tampak jelas. Sehingga

peninggaktan pendapatan yang diharapkan jauh lebih besar. Namun judul peneliti

ini masih sangat menarik untuk diteliti dan disebarkan dalam bentuk karya ilmiah

yakni bentuk kisaran penjualan yang laku dalam perminggu sampai perbulan

sangatlah fantastis.

E. METODOLOGI PENELITIAN

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pedekatan Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Penelitian

kualitatif adalah penelitian yang menekankan pada quality atau hal yang

terpenting suatu barang atau jasa. Hal yang terpenting suatu barang atau jasa

yang berupa kejadian, fenomena dan gejala sosial adalah makna dibalik

kejadian tersebut dapat dijadikan pelajaran berharga bagi pengembangan

konsep teori Pendekatan deskriptif yaitu analisis data yang dilakukan dengan

cara mengumpulkan data, mengelola data kemudian menyajikan data

observasi agar pihak lain dapat mudah memperoleh gambaran mengenai

objek yang diteliti dalam bentuk kata-kata dan bahasa.10

10
Arikunto 2013. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Hellis.litbang.kemkes

1
Jenis penelitian yang digunakan pada pelitian ini yakni penelitian

(field research) yaitu penelitian yang objeknya mengenai gejala-gejala atau

peristiwa-peristiwa yang terjadi pada kelompok masyarakat.

Sehingga penelitian ini juga bisa disebut penelitian kasus atau study kasus

(case study) dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Penelitian yang

mengahasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai dengan

menggunakan prosedur-prosedur statistik atau cara-cara menghasilkan data

deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang-orang yang

diamati.11

2. Setting Penelitian

Setting penelitian dalam penelitian kualitatif merupakan hal yang

sangat penting dan telah ditentukn ketika menempatkan fokus penelitian.

Setting dan subjek penelitian merupakan suatu kesatuan yang telah

ditentukan sejak awal penelitian. Setting penelitian ini menunjukan

komunitas yang akan diteliti dan sekaligus kondisi fisik dan sosial mereka.

Dalam penelitian kualitatif setting penelitian akan menunjukkan lokasi

penelitian yang langsung melekat pada fokus penelitian yang telah

ditetapkan sejak awal. Setting penelitian ini tidak dapat diubah kecuali fokus

penelitiannya diubah. Berikut penjelasan lebih rinci mengenai setting

penelitian diantaranya :

11
Jusuf Soewadji, MA, Pengantar Metodelogi Penelitian, Jakarta: Penerbit Mitra Wacana
Media, 2012, 51.

1
a. Tempat Penelitian

Lokasi penelitian Rumah Rotan di Desa Piantus Kecamatan Sejangkung

b. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dalam melaksanakan penelitian tindakan ini, peneliti

memerlukan rancangan waktu yang tepat sehingga penelitian dapat

berjalan dengan baik dan sesuai yang diharapkan yaitu memperoleh hasil

yang masksimal.Waktu penilitian ini dilakukan pada tanggal 27 Januari

2022 yang dilakukan wawancara langsung kepada pihak pengurus

Pengrajin Rotan di Desa Piantus.

3. Sumber Data

Sumber data adalah: “Sumber data yang dimaksud dalam penelitian

adalah subjek dari mana data dapat diperoleh”. penentuan metode

pengumpulan data disamping jenis data yang telah dibuat di muka”.12

Adapun sumber data yang digunakan ada dua macam, yaitu:

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subjek

penelitian, dalam hal ini peneliti memperoleh data atau informasi

langsung dengan menggunakan instrument-instrument yang telah

ditetapkan.Sumber data primer dalam penelitian adalah buku dan hasil

12
Suharsimi Arikunto (2013:172) Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek.
hellis.litbang.kemkes

1
wawancara langsung yang dilakukan dengan pihak yang bersangkutan

dengan Usaha Pengrajin Rotan.

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data atau informasi yang diperoleh

secara tidak langsung dari objek penelitian yang bersifat publik, yang

terdiri atas: dokumen, laporan-laporan serta buku-buku dan lainnya yang

berkenaan dengan penelitian ini.13

Data Sekunder merupakan sumber data yang tidak langsung

memberikan data kepada pengumpul data, misalnya melalui orang lain

atau lewat dokumen. Sumber data sekunder merupakan sumber data

pelengkap yang berfungsi melengkapi data yang diperlukan data primer.

4. Teknik dan alat Pengumpulan Data

a. Observasi

Observasi merupakan “pengamatan dan pencatatan secara

sistematis terhadap unsur-unsur yang nampak dalam suatu gejala pada

objek penelitian”. Menurubservasi merupakan suatu proses yang

kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan

psikologis”. Observasi merupakan metode pengumpulan data yang

13
Wahyu Purhantara, Metode Penelitian Kualitatif Untuk Bisnis, Yogyakarta: Graha Ilmu,
2010, 79.

1
menggunakan pengamatan secara langsung maupun tidak langsung: 14

Berdasarkan penjelasan para ahli, maka data disimpulkan bahwa

observasi adalah penelitian dengan melakukan pengamatan dan

pencatatan dari berbagai proses biologis dan psikologis secara langsung

maupun tidak langsung yang tampak dalam suatu gejala pada objek

penelitian. Tujuan digunakannya observasi sebagai metode penelitian

diantaranya untuk mengetahui pekerja Rotan di Desa Piantus dan

pendapatannya Selain itu, tujuan observasi yaitu untuk mengetahui

bentuk dan strategi pihak pengrajin roan terus memelihara kebudayaan

yang telah ada. Adapun alat pengumpulan data menggunakan pedoman

observasi.

b. Wawancara

Interview (wawancara) digunakan sebagai teknik pengumpulan

data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk

menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti

ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan

jumlah respondennya sedikit/kecil Wawancara merupakan pertemuan

dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, yang

dilakukan secara langsung kepada pihak Pengurus Pengrajin Rotan Desa

14
Riyanto (2010:96). Metode riset penelitian kuantitatif penelitian di bidang manajemen,
teknik, pendidikan dan eksperimen

1
Piantus Setempat.15 Adapun alat pengumpulan data menggunakan

pedoman wawancara.

c. Dokumentasi

Dokumen tertulis dan arsip merupakan sumber data yang

sering memiliki posisi penting dalam penelitian kualitatif, terutama bila

sasaran kajian mengarah pada latar belakang atau berbagai peristiwa

yang terjadi di masa lampau yang sangat berkaitan dengan kondisi atau

peristiwa masa kini yang sedang diteliti, Dokumen merupakan catatan

peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar,

atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk

tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life histories), cerita,

biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar

misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Dokumen yang

berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung

film, dan lain-lain. Studi dokumen merupakan pelengkap dari

penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian

kualitatif. Adapun alat pengumpulan data menggunakan Handphone.

5. Teknis Analisis Data

a. Reduksi data

Reduksi data mengacu pada proses merangkum, memilih hal-hal

yang penting dicari tema dan polanya dengan demikian reduksi data

15
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif dan R&D, Bandung: ALFABETA, 2009, 226-240.

1
mengcakup kegiatan seperti memilih yaitu menentukan mana data yang

penting dan mana data tidak penting. Reduksi data guna untuk memilih

data yang relevan dan bermakna dan memfokuskan data yang mengarah

untuk memecahkan masalah, penemuan, atau menjawab pertanyaan

penelitian. Kemudian menyederhanakan dan menyusun hal-hal penting,

dalam proses reduksi data hanya temuan data yang tidak berkaitan

dengan masalah penelitian dibuang.16

b. Display Data

Display data atau penyajian data juga merupakan bagian-bagian

dari tehnik analisis data kualitatif. Penyajian data merupakan kegiatan

atau sekumpulan data yang disusun secara sistematis dan mudah di

pahami sehingga memberikan kemungkinan menghasilkan kesimpulan.

Bentuk penyajian data bisa berbentuk teks naratif atau dalam bentuk

matriks dan grafik. Sehingga memudahkan peneliti untuk melihat pola-

pola hubungan suatu data dengan data lainnya, maka nantinya data akan

terorganisasikan dan tersusun dalam pola hubungan sehingga akan

semakin mudah untuk di pahami.17

c. Tahap akhir adalah penarikan kesimpulan. Penarikan verifikasi berupa

tinjauan ulang pada catatan-catatan data yang didapatkan.

6. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

16
Morisan. Riset kualitatif. Jakarta: kencana. 2019. 19
Fitri nur Muhammad. Analisis Data Penelitian Kualitatif Manajemen Pendidikan
17

Berbantuan Softwere Atlas. Yogyakarta: UAD press. 2021. 10

1
Menetapkan keabsahan (trustworthiness) data diperlukan teknik

pemeriksaan. Pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan atas sejumlah

kriteria tertentu. Ada empat kriteria yang digunakan, yaitu derajat

kepercayaan (credebility), keteralihan (transferability), kebergantungan

(dependability) dan kepastian (confirmability).18 Penelitian ini akan

melakukan mengadakan member Check.

Member check adalah proses pengecekan data yang diperoleh

peneliti kepada pemberi data, dengan tujuan untuk mengetahui seberapa jauh

data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data.

Apabila data yang ditemukan disepakati oleh para pemberi data itu pertanda

data tersebut valid, sehingga semakin kredibel. Pelaksanaan member check

dapat dilakukan setelah mendapat suatu temuan atau kesimpulan.

Dalam penelitian ini member check dilakukan dengan cara

menyocokkan data pengrajin ke kantor Desa Pintus. Untuk memastikan

apakah data nama pengrajin sesuai dengan apa yang didapat saat wawancara

di lapangan.

F. SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penulisan diperlukan agar pembahsan tefokus pada apa

yang menjadi kajian dalam penelitian lapangan. Sistematika penulisan

18
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2012),
324.

1
tersebut akan dirangkum sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini berisi tentang latar belakang yang membuat penelitian

ini menarik untuk diteliti, rumusan dari penelitian serta tujuan dan manfaat

penelitian serta kajian pustaka

BAB II LKAJIAN PUSTAKA

Dalam bab ini menerangkan bentuk dan isi penelitian meliputi

Meningkatkan Pendapatan, anyaman Rotan dan Ekonomi Islam.

BAB III GAMBARAN UMUM OPJEK PENELITIAN

Bab ini akan membahas tentang pendekatan dan jenis penelitian serta

metode penelitian lainnya.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini membahas tentang pendeskripsian dan pemaparan data

penelitian.

BAB V PENUTUP

Pada Bab ini merupakan penutup dari penelitian. Dalam bab ini memaparkan

kesimpulan dan saran

1
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pendapatan

1. Pengertian pendapatan

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia pendapatan adalah hasil

kerja (usaha atau sebagainya). Sedangkan pendapatan dalam kamus

manajemen adalah uang yang diterima oleh perorangan, perusahaan

dan organisasi lain dalam bentuk upah, gaji, sewa, ongkos, dan laba. 19
19
BN. Marbun, Kamus Manajemen, (Jakarta: Pustaka sinar harapan,2003), hlm.230

1
Pendapatan juga dimaksudkan sebagai keseluruhan hasil yang diterima

oleh masyarakat baik secara individu maupun secara berkelompok

yang merupakan balas jasa dari faktor-faktor produksi yang dimiliki,

misalnya berupa upah, bunga, modal, sewa tanah dan sebagainya atau

merupakan hasil proses produksi selama waktu tertentu.20 Jadi dapat

disimpulkan bahwa pendapatan yaitu tujuan akhir dari setiap usaha

yang dilakukan dimana besar kecilnya pendapatan yang dicapai

tergantung pada bidang usaha yang dijalankan, keterampilan tenaga

kerja serta modal yang dimiliki.

Menurut Pelopor ilmu ekonomi klasik, Adam Smith dan David

Ricardo, distribusi pendapatan digolongkan dalam tiga kelas sosial

yang utama: pekerja, pemilik modal dan tuan tanah. Ketiganya

menentukan 3 faktor produksi, yaitu tenaga kerja, modal dan tanah.

Penghasilan yang diterima setiap faktor dianggap sebagai pendapatan

masing-masing keluarga terlatih terhadap pendapatan nasional. teori

mereka meramalkan bahwa begitu masyarakat makin maju, para tuan

rumah akan relatif lebih baik keadaannya dan para kapitalis (pemilik

modal) menjadi relatif lebih buruk keadannya.21

Menurut Jhingan, pendapatan adalah penghasilan berupa uang

selama periode tertentu. Maka dari itu, pendapatan dapat diartikan


20
Joso Hardjono dan Soeranto, Ekonomi Produksi., hlm.13.
21
Satiti Anggraini, “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Petani Padi”.
(Surakarta : Universitas Muhammadiyah. 2012). 9

1
sebagai semua penghasilan atau menyebabkan bertambahnya

kemampuan seseorang, baik yang digunakan untuk konsumsi maupun

untuk tabungan. Dengan pendapatan tersebut digunakan untuk

keperluan hidup dan untuk mencapai kepuasan.22 Menurut Mankiw

mengemukakan bahwa pendapatan perorangan (personal Income)

adalah pendapatan yang diterima oleh rumah tangga dan usaha yang

bukan perusahaan. Pendapatan perorangan juga mengurangi pajak

pendapatan perusahaan dan kontribusi pada tunjangan sosial. Sebagai

tambahan, pendapatan perorangan ikut menghitung pendapatan bunga

yang diterima rumah tangga yang berasal dari kepemilikan atas utang

negara dan juga pendapatan yang diterima rumah tangga dari program

transfer pemerintah sebagai tunjangan social.23

Pendapatan masyarakat adalah penerimaan dari gaji atau balas

jasa dari hasil usaha yang diperoleh individu atau kelompok rumah

tangga dalam satu bulan dan digunakan untuk memenuhi kebutuhan

sehari-hari. Sedangkan pendapatan dari hasil sampingan adalah

pendapatan tambahan yang merupakan penerimaan lain dari luar

aktifitas pokok atau pekerjaan pokok. Pendapatan sampingan yang

diperoleh secara langsung dapat digunakan untuk menunjang atau

menambah pendapatan pokok. Tingkat pendapatan merupakan salah

22
M.L Jhingan, Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan, (Padang: PT. Raja Grafindo .2003), 31
23
N.Gregory Mankiw, Teori Makro ekonomi,(Jakarta:Erlangga. 2006). 9

1
satu kriteria maju tidaknya suatu daerah.Bila pendapatan suatu daerah

relative rendah, dapat dikatakan bahwa kemajuan dan kesejahteraan

tersebut akan rendah pula. 24

a. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan adalah :

Adapun faktor- faktor yang mempengaruhi pendapatan adalah

sebagai berikut:25

1) Modal

Modal adalah semua bentuk kekayaan yang dapat

digunakan langsung maupun tidak langsung dalam proses

produksi untuk menambah aoutput. Modal atau biaya adalah

salah satu faktor yang sangat penting bagi setiap usaha, baik

skala kecil, menengah maupun besar.

2) Tenaga kerja

Tenaga kerja bukan berarti jumlah buruh yang terdapat dalam

perekonomian. Akan tetapi tenaga juga meliputi keahlian dan

keterampilan yang mereka miliki. Dari segi keahlian dan

pendidikan tenaga kerja dibedakan menjadi 2 (dua) golongan

yaitu:26
24
Soekartawi, Faktor-faktor produksi, (Jakarta: Salemba Empat,2002), hlm.132
25
Gestry Romaito Butarbutar, 2017. “Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan usaha
industri makanan khas Di Kota Tebing Tinggi, dalam jurnal Jom Fekon,Vol.4,No.1, hal. 624
26
Afzalur Rahman, Doktrin Ekonoi Islam, ( Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Wakaf,1995), hal 248

1
a) Tenaga kerja kasar merupakan tenaga kerja yang tidak

berpendidikan atau rendah tingkat pendidikannya.

b) Tenaga kerja terampil merupakan tenaga kerja yang

memiliki keahlian dari pelatihan atau pengalaman kerja

seperti tukang kayu.

3) Lama usaha

Lamanya suatu usaha dapat menimbulkan

pengalaman berusaha. Lama pembukaan usaha dapat

mempengaruhi tingkat pendapatan, lama seorang pelaku bisnis

menekuni bidang usahanya akan mempengaruhi

produktifitasnya.

4) Kesempatan kerja

Kesempatan kerja yang tersedia, semakin banyak

kesempatan kerja yang tersedia, semakin banyak penghasilan

yang bisa diperoleh dari hasil kerja tersebut.

5) Jenis pekerjaan

Jenis pekerjaan, terdapat banyak jenis pekerjaan yang

dapat dipilih seseorang dalam melakukan pekerjaannya untuk

mendapatkan penghasilan.

6) Keahlian

Kecakapan dan keahlian, dengan bekal kecakapan

dan keahlian yang tinggi akan dapat meningkatkan efisiensi

1
dan efektivitas yang pada akhirnya pula terhadap penghasilan.

7) Motivasi

Motivasi atau dorongan juga mempengaruhi jumlah

penghasilan, semakin besar dorongan untuk melakukan

pekerjaan, semakin besar pula penghasilan yang diperoleh.

8) Keuletan

Keuletan bekerja Banyak sedikitnya modal yang digunakan.

2. Konsep Pendapatan ( Income )

a. Pendapatan dari Gaji dan upah

Gaji dan upah adalah balas jasa terhadap kesediaan menjadi tenaga

kerja. Besar gaji/upah seseorang secara teoritis sangat tergantung

dari produktivitasnya.

b. Pendapatan dari Aset Produktif

Aset produktif adalah aset yang memberikan pemasukan atas balas

jasa penggunaanya.

c. Pendapatan dari Pemerintah

Pendapatan dari pemerintah atau penerimaan transfer adalah

pendapatan yang diterima bukan sebagai balas jasa atas input yang

diberikan.

d. Sumber-sumber Pendapatan

1
Suatu perusahaan untuk mendapatkan keuntungan yang besar

harus mempunyai pendapatan yang memadai. Pendapatan

diperoleh dari beberapa sumber yaitu :

1) Pendapatan Intern

Pendapatan yang diperoleh dari para anggota atau juga dari

pemegang saham (modal awal) atau semua yang bersangkutan

dengan dalam perusahaan itu sendir.

2) Pendapatan Ektern

Pendapatan yang diperoleh dari pihak luar yang berperan atau

tidaknya kelancaran kegiatan perusahaan. Pendapatan ini juga

bisa berasal dari bunga bank dan lain-lain.

3) Hasil Usaha

Pendapatan yang diperoleh perusahaan dari hasil aktivitas atau

kegiatan perusahaan seperti pendapatan jasa dari aktivitas yang

dilakukan.

e. Jenis-jenis Pendapatan

Jenis-jenis pendapatan yaitu :27

1) Pendapatan Permanen

Pendapatan permanen adalah tingkat pendapatan rata- rata yang

disepakati atau diharapkan dalam jangka panjang. Sumber

27
Pratama Raharja dan Mandala Manurung, Teori Ekonomi Makro ( Jakarta:lembaga penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia,2001), hlm. 68

1
pendapatan ini berasal dari pendapatan upah/gaji (expected

labour income) dan non upah/ non gaji (expected income from

assets).

2) Pendapatan Relative

Teori ini adalah pendapatan relatif (relative income hypothesis,

disingkat RIH) yang dikembangkan oleh James Duessenberry.

Kendatipun mengakui pengaruh dominan pendapatan terhadap

konsumsi, teori ini lebih memperhatikan aspek psikologis

rumah tangga dalam menghadapi perubahan pendapatan

disposibel dalam jangka pendek akan berbeda dibanding dalam

jangka panjang. Perbedaan ini pun dipengaruhi oleh jenis

perubahan pendapatan yang dialami.

3. pengukuran pendapatan

Secara umum pengukuran pendapatan akan diakui secara :

a. Accrual Basis

Pengakuan pendapatan secara accrual basis berarti bahwa

pendapatan harus dilaporkan selama kegiatan produksi (dimana

laba dapat dihitung secara proporsional dengan penyelesaian

pekerjaan).

b. Critical Event Basis

Dalam metode ini yang diperhatikannya adalah kejadian-kejadian

penting dalam siklus operasi perusahaan, kejadian kritis itu dapat

1
berupa pada saat penjualan, ada saat selesainya proyek pada saat

pembayaran setelah dilakukan penjualan.

c. The Mathcing Principle

d. Prinsip ini mengatur agar pembebanan biaya harus dilakukanpada

priode yang sama dengan priode pengakuan hasil.

Pengukuran pendapatan menurut Ikatan Akutansi Indonesia (IAI)

PSAK no. 23 yaitu :

a. Pendapatan harus diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima

atau yang dapat diterima.

b. Jumlah pendapatan yang timbul dari suatu transaksi biasanya

ditentukan oleh persetujuan antara perusahaan dan pembeli atau

pemakaian aktiva tersebut.

c. Imbalan tersebut berbentuk kas dan setara kas dan jumlah

pendapatan adalah

jumlah kas atau setara kas yang diterima atau yang dapat diterima.

Namun, bila arus masuk dari kas atau setara kas ditangguhkan,

nilai wajar dari imbalan tersebut mungkin kurang dari jumlah

nominal dari kas yang diterima atau yang

dapat diterima.

d. Bila barang atau jasa dipertukarkan (barter) untuk barang atau

jasa dengan sifat

dan nilai yang sama, maka pertukaran tersebut tidak dianggap

1
sebagai suatu

transaksi yang mengakibatkan pendapatan.28

4. Peningkatan pendapatan

a. Pengertian Peningkatan Pendapatan

Peningkatan pendapatan adalah proses, perbuatan cara

meningkatkan usaha dan sebagainya. Jadi peningkatan pendapatan

adalah suatu proses peningkatan usaha sehingga penerima

pendapatan seseorang atau suatu rumah tangga dalam priode

tertentu lebih tinggi. Dengan kata lain, pendapatan yang diperoleh

seseorang lebih tinggi dari sebelumnya.29

1) Pengalaman dan kecepatan kerja

Seorang yang memiliki penalaman dan kecepatan kerja yang

tinggi, akan mampu menghasilkan produk yang banyak

perhari.Sebaliknya orang yang tidak memiliki pengalaman

dan kecepatan kerja rendah, maka produk yang bisa

dihasilkan juga tentu saja sedikit.

2) Modal

28
ibid hlm 23
29
Umi Chulsum, Kamus Besar Bahasa Indonesia ( Surabaya: Kashiko,2006), hlm. 665

1
Selain dari pengalaman dan keepatan kerja, banyak sedikitnya

modal yang digunakan juga mempengaruhi pendapatan usaha

pengrajin Rotan.Seorang yang memiliki modal yang banyak,

dapat menyediakan bahan mentah yang banyak untuk

berproduksi. Dengan modal yang banyak, pemilik modal juga

bisa dengan lebih mudah untuk memproduksi kerajinan rotan,

karena ia bisa menggaji karyawan untukbekerja.

3) Keuletan dan kerapian kerja

Keuletan dan kerapian hasil kerja juga dapat mempengaruhi

pendapatan dalam berprofesi sebagai pengrajin rotan.Di mata

konsumen, tentu saja kualitas barang tersebut menjadi sorotan

dan akan mempengaruhi minat beli dari konsumen itu sendiri.

Dengan kualitas yang baik, minat beli dari konsumen akan

menjadi cukup tinggi. Sebaliknya, hasil kerjinan yang

memiliki kualitas rendah, maka konsumen akan enggan untuk

membeli hasil kerjainan tersebut.30

Adapun indikator tingkat pendapatan antara lain:

1) Upah dan sewa

Pendapatan rumah tangga ditentukan oleh tingkat upah sebagai

penerimaan faktor produksi tenaga kerja. Nila sewa tanah

30
Jupsiana. Analisis peningkatan pendapatan usaha pengrajin rotan di desa pejanggik kecamatan
praya tengah kabupaten Lombok tengan (2019) jurusan ekonomi syariah fakultas ekonomi dan bisnis
islam universitas islam negeri mataram

1
sebagai penerimaan dari penguasaan asset produktif lahan

pertanian. Dengan demikian tingkat pendapatan rumah tangga

pedesaan sangat dipengaruhioleh tingkat penguasaan faktor

produksi.

2) Keuntungan

Keuntungan adalah selisih lebih antara harga pokok dan biaya

yang dikeluarkan dengan penjualan. Jika keuntungan dari hasil

penjualan tinggi maka pendapatan akan meningkat.

3) Keahlian( skill)

Keahlian adalah kemampuan teknis yang dimiliki seseorang

untuk mampu menangani pekerjaan yang

dipercayakan.Semakin tinggi jabatan seseorang, keahlian

keahlian yang dibutuhkan semakin tinggi. Karena itu gaji atau

upahnya makin tinggi.31

5. Upaya untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dapat

dilakukan melalui program pemberdayaan yang antara lain,

yaitu:

a. Bantuan pinjaman modal usaha

Prathama Rahardja dan Mandala Manarung, Teori Ekonomi Mikro ( Jakarta: Fakultas Ekonomi
31

Universitas Indonesia, 2006), hlm.929

1
Bantuan pinjaman modal usaha berkaitan dengan kredit lunak dan

dana

bergulir yang ditujukan untuk kegiatan usaha baik dalam

mengembangkan usaha maupun pembukaan usaha baru dari

masyarakat desa.

b. Pengembangan motivasi bekerja dan berusaha pelatihan

engembangan motivasi bekerja dan berusaha pelatihan ialah

kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah untuk mendorong serta

meningkatkan motovasi usaha masyarakat untuk melakukan

pekerjaan yang dijalankan dengan sebaik baiknya sehingga

pendapatan masyarakat meningkat. Peningkatan motivasi terlihat

dari peningkatan semangat menjalankan pekerjaan/usaha dengan

sebaik baiknya dengan memanfaatkan sumber daya dan potensi

serta sarana yang dimiliki, peningkatan semangat untuk

mendapatkan hasil usaha yang maksimal dari pekerjaan atau usaha

yang sementara dijalankan dan peningkatan semangat atau

keninginan mengembangkan kegiatan usaha maupun pekerjaan

yang sedang dijalankan.

c. Pelatihan keterampilan usaha ekonomi

kegiatan pelatihan keterampilan berusaha berkaitan dengan program

pelatihan yang dilakukan untuk mengembangkan maupun

meningkatkan usaha yang berujung pada peningkatan pendapatan

1
masyarakat. Program pelatihan memjadikan masyarakat memiliki

pengetahuan dan keterampilan di bidang usaha, adanya peningkaan

kemampuan dalam mengelolah dan menjalankan usaha serta

peningkatan kemampuan dalam mengatasi berbagai permasalahan

yang dihadapi dalam menjalankan usaha yang ada.32

6. Pendapatan dalam Perspektif Ekonomi Islam

Pendapatan adalah uang yang diterima dan diberikan kepada

subjek ekonomi berdasarkan prestasi yang telah diserahkan yaitu

berupa pendapatan dari profesi yang dilakukan perorangan maupun

kelompok. Adapun dalam Al-Qur’an surat Al-Jatsiyah ayat 22 yang

menjelaskan tentang pendapatan berbunyi.

ِ ۢ ‫َى ُكلُّ ن َۡف‬


‫س بِ َما َك َس [بَ ۡت َوهُمۡ اَل‬ ِّ ‫ض بِ ۡٱل َح‬
[ٰ ‫ق َولِتُ ۡجز‬ َ ‫ت َوٱَأۡل ۡر‬
ِ ‫ق ٱهَّلل ُ ٱل َّس ٰ َم ٰ َو‬
َ َ‫َوخَ ل‬

َ‫ي ُۡظلَ ُمون‬

Terjemahan : “Dan Allah menciptakan langit dan bumi dengan tujuan

yang benar dan agar dibalasi tiap tiap diri terhadap apa

yang dikerjakannya, dan mereka tidak akan dirugikan”

(Qs Al-Jatsiyah/45: 22)

Islam menawarkan penyelesaian dengan cara yang adil atas

permasalahan pendapatan. Para pekerja dilakukan secara adil atas apa


32
Femy M. G. Tulusan dan Very Y. Londa (2014) Peningkatan Pendapatan Masyarakat Melalui
Program Pemberdayaan Di Desa Lolah Ii Kecamatan Tombariri Kabupaten Minahasa. Fakultas Ilmu
Sosial dan Pemerintahan, Universitas Sam Ratulangi

1
yang telah dikerjakannya dan diberikan uang atau jatah pendapatan

yang berhak mereka peroleh. Islam juga menyebutkan dalam

pemerataan pendapatan harus secara adil, selain kepada para pekerja

mereka harus memenuhi kewajiban terhadap keluarga dan masyarakat

yang memerlukan bantuan atau tidak mampu. Ada dua langkah hukum

yang bisa ditempuh dalam rangka meratakan pendapatan, yang

pertama, hukum waris yang merupakan aturan penting untuk

mengurangi ketidak adilan. Yang kedua, zakat yang dapat dilakukan

untuk membagi kekayaan dalam masyarakat.33

Secara umum,Islam mengarahkan mekanisme berbasis moral

spiritual dalam pemeliharaan keadilan sosial pada setiap aktivitas

ekonomi. Upaya pencapaian manusia akan kebahagiaan, membimbing

manusia untuk menerapkan keadilan ekonomi yang dapat menyudahi

kesengsaraan di muka bumi ini. Latar belakangnya karena

ketidakseimbangan distribusi kekayaan adalah hal yang mendasari

hampir semua konflik individu maupun sosial.Islam menyadari bahwa

pengakuan akan kepemilikan adalah hal yang sangat penting. Setiap

hasil usaha ekonomi seorang muslim, dapat menjadi hak miliknya,

karena hal inilah yang menjadi motivasi dasar atas setiap aktivitas

produksi dan pembangunan. Landasannya, jika seseorang yang

berusaha lebih keras daripada orang lain dan tidakdiberikan apresiasi

33
Muhammad, Ekonomi Mikro Dalan Perspektif Islam, (Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta, 2004), 343

1
lebih misalnya dalam bentuk pendapatan, maka tentunya tidak ada

orang yang mau berusaha dengan keras. Pendapatan itu sendiri tidak

akan ada artinya kecuali dengan mengakui adanya hak milik. Motivasi

ini kemudian membimbing manusia untuk terus berkompetesi dalam

menggapai kepemilikannya.34

Pemenuhan kebutuhan pokok harus dilakukan lewat upaya-

upaya individu itu sendiri. Penekanan kewajiban personal bagi bagi

stiap muslim untuk memperoleh penghidupannya sendiri dan

keluarganya, tanpa terpenuhi kebutuhan ini, seseorang muslim tidak

akan dapat memepertahankan kondisi kesehatan badan dan mentalnya

serta serta efisiensinya yang diperlukan untuk melaksanakan

kewajiban ubudiyahnya.35

Pembahasan mengenai pendapatan, tidak akan lepas dari

pembahasan mengenai konsep moral ekonomi yang dianut. Di

samping itu, juga tidak terlepas dari model instrumen yang diterapkan

individu maupun negara, dalam menentukan sumber-sumber atau cara-

cara pendistribusian pendapatannya. Konsep moral ekonomi tersebut,

yang berkaitan dengan kebendaan (materi) kepemilikan dan kekayaan

juga dapat diukur dengan melihat bagaimana seseorang dalam

melakukan suatu bisnis atau usaha dengan tata cara atau etika dalam

34
Mustofa Edwin Nasution, Budi setyanto Dkk.Ekonomi Islam.(Pernada Media Group: Jakarta), 2005,
cet.1.hlm. 120.
35
Abdullah zaki Al- Kaff, Ekonomi Dalam prespektif Islam (Bandung: Pustaka Setia, 2002, hlm.175.

1
berbisnis. Karena dalam melakukan suatu usaha untuk mendapatkan

suatu pendapatan yang sesuai dengan syariat Islam, harus

menggunakan cara-cara yang benar diantara proses dan tata cara dalam

mengambil atau mendapatkan suatu keuntungan yang lebih besar.

Besar kecilnya suatu pendapatan tergantung dari jumlah barang yang

dapat diproduksi dan kualitas barang yang ditawarkan.36

B. Konsep Kerajinan Tangan

1. Pengertian kerajinan tangan

Kerajinan tangan adalah menciptakan suatu produk atau barang

yang dilakukan oleh tangan dan memiliki fungsi pakai atau keindahan

sehingga memiliki nilai jual. Kerajinan tangan yang memiliki kualitas

tinggi tentu harganya akan mahal. Kerajinan adalah hal yang berkaitan

dengan buatan tangan atau kegiatan yang berkaitan dengan barang

yang dihasilkan melalui keterampilan tangan (kerajinan tangan),

kerajinan yang dibuat biasanya terbuat dari beberapa bahan. Dari

kerajianan ini menghasilkan hiasan atau benda seni maupun barang

pakai. Biasanya istilah ini diterapkan untuk cara tradisional dalam

membuat barang-barang.37

Kerajinan tangan memiliki dua fungsi yaitu, fungsi pakai dan

fungsi hias.Fungsi pakai adalah kerajinan yang hanya mengutamakan

36
Mustafa Edwin Nasution, Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam ( Jakarta: Kencana,2007, hlm.103
37
Kadjim,” pengertian kerajinan,” dalam http // id. Wikipedia. Org/ wiki/ kerajinan, diakses tanggal
29 Januari 2019, pukul 02.45

1
kegunaan dari benda kerajinan tersebut dan memiliki keindahan

sebagai tambahan agar menjadi menarik. Sedangkan fungsi hias adalah

kerajinan yang hanya mengutamakan keindahan tanpa memperhatikan

guna dari barang tersebut, contoh dari kerajinan ini seperti miniatur,

patung yang hanya menjadi kenikmatan bagi siapa yang melihatnya.

2. Pengertian kerajinan rotan

Kerajinan rotan merupakan suatu produk kesenian yang di buat

dengan tangan manusia dengan penuh ketelitian dan semangat dalam

pembuatannya. kerajinan rotan adalah suatu keterampilan tangan yang

berasal dari bahan rotan, yang melalui serangkaian proses untuk

menjadi sebuah produk kerajinan rumah tangga yang bermutu seni.38

3. Jenis-jenis kerajinan rotan

Adapun jenis kerajinanrotan yang dihasilkan antara lain, tas,

kotak, segi empat dan masih banyak macam kerajinan lain yang

semuanya dibuat dari Rotan, besar kecilnya jumlah jenis kerajinan

yang dibuat tergantung pesanan.39

C. Faktor pendukung dan penghambat usaha kerajinan rotan

1. Faktor pendukung

Faktor pendukung dari usaha kerajinan rotan yaitu :

a. Lokasi industry
38
Kerajinan ketaq Desa Beleke Lombok Tengah, http:// WWW, diakses pada hari minggu 22 Mei 2016,
pukul 6:31
39
Kerajinan ketaq Desa Beleke Lombok Tengah, http:// WWW, diakses pada hari minggu 22 Mei
2016, pukul 6:32

1
Letak yang strategis terhadap jalur transportasi memudahkan

dalam pengangkutan bahan baku dan proses pemasaran.

b. Bahan baku

Mudahnya untuk mendapatkan bahan baku menjadi factor penting

berdirinya industri kerajinan rotan

c. Tenaga kerja

Mudahnya tenaga kerja menjadi pendukung karena 50%

pengusaha kesulitan dalam mencari tenaga kerja yang kompeten.

d. Sarana transportasi

Sarana transportasi merupakan factor penting sebagai pendukung

berdirinya industri rotan untuk memudahkan pengambilan bahan

baku dan proses pengangkutan hasil produksi.

e. Pasar

Mudahnya dalam pemasaran juga menjadi factor penting sebagai

pendukung industri rotan karena mudahnya pasar memudahkan

penjualan hasil produksi.40

2. Faktor penghambat

Faktor penghambat usaha kerajinan rotan yaitu :

a. Faktor penghambat Internal

40
Rio R (2014) factor-faktor pendukung berdirinya industry kerajinan rotan di Desa Cadimas
Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan. Fakultas Keguruan dan ilmu pendidikan Universitas
Lampung

1
Faktor penghambat Internal pemberdayaan yang dilakukan Dinas

Koperasi dan pengelolaan pasar yaitu terbatasnya dana yang

menjadikan kurang optimalnya pemberdayaan pengrajin rotan.

b. Faktor penghambat eksternal

Kurangnya kesadaran pengrajin rotan untuk mengikuti pelatihan

yang diberikan Dinas koperasi dan Pengolaan pasar.

c. Minimalnya tenaga kerja pada industri kecil rotan.41

BAB III

GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lingkungan Desa Piantus Kec. Sejangkung Kab. Sambas

d. Kondisi Geografis Desa

Desa Piantus terletak pada wilayah Kecamatan sejangkung Kabupaten Sambas

dengan luas wilayah 11,5 km2 atau sekitar 3,95% dari luas total Kecamatan

Sejangkung. Jumlah Dusun sebanyak 2 Dusun dengan wilayah meliputi:

Sebelah Utara : desa tri kembang kecamatan galing

41
Okma Y, M Sidik D (2021) Program Pemberdayaan Masyarakat Pada Usaha Menengah Kecil Dan
Mikro (Studi Di UMKN Pengrajin Kursi Rotan Di Kecamatan Lubuk Linggau Timur II. Prodi Tehnik
Sipil Fakultas Tehnik Universitas Musi Rawas)

1
Sebelah timur : desa parik raja kecamatan sejangkung

Sebelah Selatan : desa sekuduk kecamatan sejangkung

Sebelah Barat : desa sebagu kecamatan teluk keramat42

Kondisi geografis bagian utara desa terdapat dataran tinggi meliputi

Dusun Kenanai di wilayah tersebut sangat cocok dilaksanakan Penanaman

karet, padi dan juga penanaman Holtikultura seperti cabe, mentimun, terong,

tomat, dan lain sebagainya yang merupakan andalan masyarakat sekitarnya.43

Bagian tengah dan selatan dari wilayah Desa Piantus letak geografisnya

rendah dan datar, wilayah merupakan wilayah Dusun Parik cagat potensi yang

banyak dikembangkan dibidang Ekonomi dan Pertanian terutama padi.

Sedangkan rotan masyarakat membeli dari luar wilayah. Fasilitas pendidikan

yang berada di desa Piantus adalah SD Negeri sebanyak 2 buah.

Fasilitas kesehatan yang terdapat di Desa Piantus yaitu 1 buah Polindes.

Fasilitas tempat ibadah yang terdapat di Desa Piantus yaitu 2 buah masjid dan

1 buah surau. Pekerjaan utama masyarakat Desa Piantus adalah bertani dan

sebagian lagi bekerja sebagai pengrajin rotan.

e. Gambaran umum Demografis Desa Piantus

Jumlah penduduk Desa Piantus tahun 2022 adalah 1.825 jiwa yang terdiri dari

laki-laki 905 jiwa dan perempuan 920 jiwa, dengan 537 kepala keluarga

dengan tingkat penyebaran merata di kedua Dusun dan Pendapatan penduduk

42
Dokumentasi Profil Kelurahan Desa Piantus Kecamatan Sejangkung Kabupaten Sambas. September
2022
43
Ibid hlm 27

1
lebih menonjol di Dusun Kenanai. Jumlah penduduk di masing masing dusun

pada tahun 2022 menurut jenis kelamin adalah :

No Dusun Laki-Laki Perempuan Jumlah

1 Parik cagat 413 375 788

2 Kenanai 492 545 1.037

Jumlah 905 920 1.825

Sumber data : Buku Profil Kepala Desa Piantus Kecamatan Sejangkung Kab.

Sambas

f. Tingkat pendidikan masyarakat

Tingkat pendidikan masyarakat di Desa Piantus Kecamatan Sejangkung masih

cukup rendah. Tingkat pendidikan masyarakat dapat di lihat dari table di

bawah.

NO TINGKAT PENDIDIKAN JUMLAH KETERANGAN

1 TK/PAUD 36 Sedang di tempuh

2 SD 621 Sedang di tempuh

1
3 SMP 301 Sedang di tempuh

4 SMA 204 Sedang di tampuh

5 AKADEMI 11 lulus

6 SARJANA S1 32 lulus

7 SARJANA S2 1 lulus

Sumber data : Buku Profil Kepala Desa Piantus Kecamatan Sejangkung Kab.

Sambas

B. Gambaran Umum Usaha Kerajinan Rotan di Desa Piantus Kec.

Sejangkung Kab. Sambas

1. Sejarah usaha kerajian Rotan di Desa Piantus Kec. Sejangkung Kab. Sambas

Salah satu usaha yang masih berkembang saat ini adalah usaha

kerajinan Rotan. Usaha kerajinan Rotan ini pertama kali dikembangkan oleh

Bapak Hendiy dengan dasar kemauan dan kemampuan serta tekad yang kuat

untuk mengembangkan usaha kerajinan Rotan yang sudah turun-temurun

hingga saat ini.44 Dilihat dari begitu banyaknya usaha di Desa Piantus Kab.

Sambas Bapak Hendiy berniat membuka peluang usaha yang baru untuk

mendapatakn penghasilan sampingan. Bapak Hendiy merupakan seseorang

yang masih memegang erat usaha turun temurun ini. Sehingga banyak

pengrajin baru yang mendatangi rumah beliau untuk belajar menganyam

Rotan. Bapak Hendiy mengatakan ini juga terbuka untuk siapa saja yang ingin

44
Hendiy (Anggota Usaha Pengrajin Rotan), Wawancara Desa Piantus Tanggal 20 Oktober 2022

1
belajar kerajinan Rotan secara gratis. Seiring berjalannya waktu minat

masyarakat semakin meningkat itu menandakan telah banyak bertumbuhnya

minat usaha kerajinan Rotan di Desa Piantus Kab.Sambas.

Usaha kerajinan Rotan mulai dirintis sekitar tahun 1990 han, saat ini

usaha yang paling banyak digeluti dan menjadi salah satu penggerak

perekonomian masyarakat Piantus adalah usaha kerajinan Rotan. Usaha

kerajinan Rotan ini telah mampu menyerap banyak pekerja. Dalam membuat

kerajinan anyaman Rotan tidak memerlukan banyak tenaga kerja, 1 orang

pekerja sudah lebih dari cukup untuk menyelesaikn suatu usaha kerajinan

Rotan. Semakin cepat menyelesaikan anyaman Rotan maka semakin banyak

pula pendapatan yang dihasilkan.

2. Proses Pembuatan Kerajinan Rotan

Menurut Bapak Hendiy, cara yang dilakukan dalam proses produksi

kerajinan rotan adalah sebagai berikut:

1
a. Penyediaan produk

Pengrajin usaha kerajinan Rotan menyediakan berbagai macam jenis alat

dan bahan untuk menganyam dengan mengutamakan kualitas produk dan

model-model produk yang ditawarkan. Mengingat saat ini konsumen atau

pembeli sangat teliti didalam membeli suatu produk, oleh sebab itu produk

ditawarkan harus dengan kualitas yang baik artinya harus sesuai dengan

permintaan konsumen. Jadi dalam proses pembuatannya harus teliti dan

jeli dalam menganyam sehingga menghasilkan produk yang memiliki

kualitas yang bagus sehingga konsumen merasa tertarik dan semakin

banyak yang memesannya(orderan).

b. Proses pemilihan

Sebelum mengalami proses menganyam para pengrajin terlebih dahulu

memilih batang rotan yang bagus.

c. Merendam batang Rotan kedalam air untuk mempermudah dalam

pembentukan.

d. Mengupas batang Rotan. Hal ini mempermudah pengrajin dalam

menganyam.

e. Menjepit ujung batang Rotan. Hal ini bertujuan untuk mempermudah

penggulungan batang Rotan.

f. Menggulung ujung batang Rotan yang sudah ditipiskan.

g. Menjepit gulungan batang rotan tersebut agar memudahkan dalam

menganyam.

1
h. Menusuk bagian luar gulungan batang Rotan hingga tembus gulungan

paling dalam menggunakan pusut.

i. Memasukkan ujung kulit Rotan pada lubang gulungan batang Rotan yang

sudah dilubangi.

j. Kulit Rotan yang paling panjang dimasukkan kedalam bagian tengah

batang Rotan yang sudah digulung. Hal ini dilakukan hingga bagian

tengah gulungan penuh dengan kulit Rotan.

k. Menusukkan Pusut pada batang Rotan diantara kulit Rotan. Hal ini

dilakukan agar mempermudah kulit Rotan masuk kedalam batang Rotan

l. Proses menusuk dan memasukkan kulit Rotan pada batang Rotan terus

dilakukan hingga produk yang dihasilkan berbentuk desain yang

diinginkan.

m. Jika produk telah selesai, maka pada ujung batang Rotan ditipiskan.

n. Finishing atau proses akhir yaitu penjemuran. Para pengrajin menjemur

hasil kerajinan mereka dibawah panas matahari selama 30 menit.45

C. Peningkatan pendapatan usaha pengrajin rotan di Desa Piantus Kab.

Sejangkung

Tingkat pendapatan usaha pengrajin rotan menentukan keberhasilan

serta kesejahteraan bagi pengrajin dalam memenuhi kebutuhan hidup yang

minimum bagi setiap anggota keluarga, khususnya bagi usaha kerajinan Rotan.

45
Hendiy (Ketua usaha Pengrajin Rotan), Wawancara Desa Piantus Tanggal 20 Oktober 2022

1
Bapak Hendiy, selaku ketua komunitas pengrajin rotan di Desa Piantus

menuturkan bahwa:

Kerajinan rotan merupakan usaha yang sangat menjanjikan. Dulu saat

saya mulai mengerjakan kerajinan rotan, saya hanya dengan melihat saja

dan tidak terlalu mendalami cara menganyam rotan, sehingga untuk

menghasilkan satu kerajinan, bisa sampai satu hari baru bisa selesai.

Namun sekarang, saya berusaha menjalaninya secara perlahan, karena

saya yakin, kedepannya saya pasti bisa menghasilkan produk kerajinan

rotan dan kedepannya produk ini akan semakin maju. Dan Alhamdulillah,

hasil kerja keras saya dulu, ternyata saat ini bisa juga membantu

masyarakat banyak untuk meningkatkan penghasilannya. Dan saya selalu

menceritakan bagaimana hasil yang diperoleh kepada teman-teman yang

baru belajar. Hal itu untuk memotivasi mereka agar tidak cepat patah

semangat. Sehingga saat ini, bisa kita lihat, semua pengrajin rotan ini,

hampir semuanya mampu memenuhi kebutuhan keluarga bahkan lebih.

Dan paling tidak, mampu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Para

pengrajin yang dulunya memiliki penghasilan rata-rata sebesar Rp.

400.000 s/d Rp. 600.000, kini bisa menghasilkan sampai Rp. 2.000.000

bahkan ada yang belasan juta saat pesanan banyak.46

46
Hendiy (Ketua usaha Pengrajin Rotan), Wawancara Desa Piantus Tanggal 20 Oktober 2022

1
Informan lain bernama Bapak Ali, yang berprofesi sebagai pengrajin rotan

juga menuturkan:

Dulunya saya adalah keluarga yang serba kekurangan, bahkan untuk

memenuhi kebutuhan sehari-hari sangat susah. Karena saya dan Istri

hanya berprofesi sebagai buruh tani. Memang kalau sedang banyak

kerjaan, ketika musim bertani padi, kami bisa memenuhi kebuhan hidup,

akan tetapi, petani kan tidak sepanjang waktu membutuhkan pekerja, dan

saat tidak ada petani yang mengupah kami, kami benar-benar kesulitan

untuk mendapatkan uang. Namun saat ini, untunglah ada yang bisa kami

kerjakan. Sebagai pengrajin rotan ini, kami bisa bekerja sepanjang waktu,

dan Alhamdulillah, pendapatan yang sebelumnya hanya sampai Rp.

500.000 per bulan, sekrang bahkan bisa sampai Rp. 2.500.000. Sehingga

sekarang kami bisa memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.47

47
Ali ( Pengrajin Rotan), Wawancara Desa Piantus Tanggal 20 Oktober 2022

1
Berdasarkan kedua informasi tersebut di atas, terlihat jelas bahwa profesi

sebagai pengrajin rotan meningkatkan pendapatan secara signifikan kepada para

pengrajin. Bahkan yang dulunya tidak mapu untuk menyekolahkan anak-

anaknya, sekarang sudah mampu membiayai anaknya sampai perguruan tinggi.

Selain kedua informan tersebut, ada juga informan lain yang bernama

Bapak Abu Bakar menuturkan tentang pengalamannya sebagai pengrajin

sekaligus pebisnis rotan, ia mengungkapkan:

Saya dan Istri saya dulunya adalah petani. Dengan lahan sawah beberapa

petak saja. Dengan lahan yang sedikit itu, rasanya masih sulit untuk

memenuhi kebutuhan keluarga. Seiring berjalannya waktu, saya mulai

belajar untuk menganyam rotan, saya merasakan ada peningkatan

pendapatan. Semakin lama, saya semakin serius untuk menggeluti

kerajinan rotan ini. Sampai pada akhirnya, saya memutuskan untuk

menjual sawah saya sebagai modal untuk mengembangkan usaha

kerajinan rotan ini. Alhamdulillah, saat ini saya dapat membantu tetangga-

tetangga saya agar mereka juga bisa menjadi pengrajin rotan, karena saya

menyediakan bahan untuk mereka kerjakan.48

Berdasarkan penjelasan Bapak Abu Bakar tersebut, dapat dilihat bahwa

pendapatan pengrajin rotan ini cukup signifikan untuk merubah taraf hidup

48
Abu Bakar ( Pengrajin Rotan), Wawancara Desa Piantus Tanggal 20 Oktober 2022

1
masyarakat setempat. Hal itu terbukti ketika ia rela menjual tanahnya untuk

dijadikan modal usaha, sehingga ia bisa juga untuk membantu tetangganya

dalam hal permodalan, meski dalam bentuk penyuplaian bahan mentah untuk di

anyam.

D. Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Usaha Pengrajin Rotan di Desa

Piantus Kec. Sejangkung

Rotan merupakan bahan kerajinan yang mudah diolah sesuai keinginan

kita. Kelebihan ini yang membuatnya bisa diolah menjadi berbagai macam

kerajinan. Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan, ada beberapa

faktor yang mempengaruhi peningkatan pendapatan pengrajin rotan di Desa

Piantus, antara lain:

1. Pengalaman dan kecepatan bekerja

Pekerjaan dalam bidang apapun, akan selalu membutuhkan

pengalaman untuk bisa memaksimalkan hasil kerja, bergitu juga dalam

produksi kerajinan rotan ini. Bapak Hendiy selaku pengrajin rotan, sekaligus

ketua komunitas pengrajin rotan mengungkapkan:

Dalam bekerja, kita sangat membutuhkan pengalaman untuk menjalani

pekerjaan kita, karena dengan pengalaman itu juga, kita dapat bekerja

dengan cepat dan ulet. Apalagi kalau kita berprofesi sebagai pengrajin

rotan, saya berani mengatakan bahwa pengalaman dan keceptan kerja

1
ini adalah point utama yang kita butuhkan untuk peningkatan omset

usaha. Karena dengan pengalaman dan kecepatan kerja ini, kita bisa

meningkatkan jumlah produksi kita.49

2. Modal usaha

Selain pengalaman dan kecepatan kerja, Pengrajin Rotan juga

membutuhkan modal dan tenaga kerja untuk meningkatkan pendapatan

Usaha Pengrajin Rotan, seperti yang diutarakan oleh Ibu Hatiah, salah

seorang pengrajin rotan:

Kita berusaha tentu saja membutuhkan modal usaha. Jika modal usaha

minim, maka kerajinan yang dapat kita bikin hanya sedikit saja. Dan

jika modal yang kita punya jumlahnya banyak, maka kita bisa

membuat kerajinan dengan jumlah yang banyak juga. Dengan begitu,

keuntungan yang bisa kita peroleh akan meningkat. 50

49
Hendiy ( Ketua usaha Pengrajin Rotan), Wawancara Desa Piantus Tanggal 20 Oktober 2022
50
Hatiah ( Pengrajin Rotan), Wawancara Desa Piantus Tanggal 20 Oktober 2022

1
Hal senada juga disampaikan oleh Ibu Hayati:

Profesi pengrajin ini sudah saya geluti selama kurang lebih 5 tahun.

Sejak pertama dulu, saya selalu mengerjakannya sendiri. Bahkan

sampai saat ini, saya masih melakukannya sendiri. Jadi, penghasilan

yang kami dapatkan masih sedikit. Tapi kalo kita bisa menggaji orang

untuk ikut bekerja bersama kita, untuk memproduksi kerajinan yang

banyak, tentu akan dapat meningkatkan penghasilan kita. Namun

demikian, hal itu bisa kita lakukan jika kita memiliki modal yang

banyak, sehingga kita bisa mempekerjakan orang. Karena hanya

dengan modal yang banyak, kita bisa memberikan gaji yang layak.51

Pembelian bahan Anyaman Rotan dirasakan mudah oleh para pengrajin,

yaitu dengan cara memesan secara langsung kepada ketua usaha Kerajinan

Rotan yaitu Bapak Hendiy, dan bahan anyaman Rotan yang sudah dipesan

kemudian dapat diambil atau diantarkan kerumah pengrajin. Selain itu alat

dan bahan- bahan untuk menganyam kerajinan Rotan seperti porot, meja dan

lain-lain mudah di temukan ataupun dapat dibeli di warung-warung terdekat

di Desa Piantus. Dari hasil wawancara dengan ketua usaha Pengrajin Rotan

Bapak Hendiy, modal dan keahlian sangat berpengaruh dalam peningkatan

pendapatan usaha kerajinan Rotan. Dalam menganyam kerajinan Rotan

masyarakat Piantus memiliki semangat yang cukup tinggi dalam menganyam

51
Hayati ( Pengrajin Rotan), Wawancara Desa Piantus Tanggal 20 Oktober 2022

1
Rotan karena dapat membantu perekonomian dalam rumah tangga maupun

kehidupan sehari-hari.

3. Keuletan dan kerapian kerja

Satu hal lagi yang menjadi point signifikan dalam meningkatkan

penghasilan pengrajin rotan yaitu keuletan dan kerapian kerja. Bapak Hendiy

selaku ketua komunitas pengrajin rotan menuturkan:

Ketika kita menganyam rotan ini, dibutuhkan juga kerapian hasil

anyaman kita, karena jika hasil anyaman kita kurang rapi, maka

pembeli enggan untuk membeli kerajinan itu. Untuk itulah, saya

sebagai pengepul hasil kerajinan rotan, seringkali memberikan harga

yang murah ketika membeli dari para pengrajin yang hasil

anyamannya kurang rapi. Karena setelah saya beli, saya yang

memperbaiki mana hasil kerajinan yang kurang rapi tersebut.

Sebaliknya, pengrajin yang memiliki hasil anyaman yang sangat bagus

dan rapi, bisa saya berikan dengan harga yang tinggi.52

Hal senada juga diungkapkan oleh Bapak Pendi, selaku pengrajin

rotan. Ia mengungkapkan:

Seorang pembeli kerajinan rotan ini seringkai memperhatikan tingkat

kerapian hasil anyaman. Artinya, kita sebagai pengrajin dituntut untuk

52
Hendiy ( Ketua Usaha Pengrajin Rotan), Wawancara Desa Piantus Tanggal 20 Oktober 2022

1
membuat kerajinan yang serapi mungkin, karena ketika produk

kerajinan ini kurang rapi, tentu mereka enggan untuk membelinya. Hal

ini membuat pengepul harus ulang memperbaiki hasil anyaman

tersebut. Jika seperti ini, tentu saja kita sebagai pengrajin tidak bisa

mendapatkan harga tinggi dari pengepul.53

Secara umum, peningkatkan pendapatan usaha Pengrajin Rotan

mendapatkan keuntungan yang signifikan dari hasil kerajinan anyaman Rotan

yg sudah jadi. Di Desa Piantus Kecamatan Sejangkung merupakan salah satu

penghasil kerajinan Rotan, seperti kursi, meja pakaian, dan lain-lain.

Kerajinan tersebut merupakan hasil dari pemanfaatan sumber daya alam yang

ada di sekitar kita. Selain sebagai penghasil kerajinan Rotan, warga juga

sebagai penjual hasil-hasil kerajinan Rotan yang telah selesai di buat. Dan

pasarnya tidak di daerah Pejanggik saja, namun telah tersebar ke hampir

seluruh wilayah Kabupaten Sambas. Bahkan banyak warga yang memasarkan

hasil kerajinan ini ke Singkawang dan Pontianak.

Pendapatan masyarakat pada Usaha Kerajinan Rotan di Desa Piantus

Kec. Sejangkun berkaitan erat dengan aktivitas usaha perekonomian,

pertanian, perkebunan dan Usaha Kerajinan Rotan serta usaha lainnya yang

dilakukan oleh masyarakat dalam menunjang penghasilan mereka setiap hari.

Keuletan kerja sangat berpengaruh terhadap pendapatan masyarakat usaha

53
Pendi ( Pengrajin Rotan), Wawancara Desa Piantus Tanggal 20 Oktober 2022

1
kerajinan Rotan di Desa Piantus Kec. Sejangkung karena jika lebih giat dan

tekun dalam membuat kerajinan Rotan maka perharinya mengalami

peningkatan pendapatan sehingga pengrajin Rotan mendapatkan keuntungan

yang banyak, semakin banyak kerajinan Rotan yang dihasilkan perharinya

maka pendapatannya meningkat.

Salah seorang pengrajin rotan yang bernama Abu Bakar menuturkan

pengalamannya sebagai pengrajin rotan:

Dulunya, pekerjaan pengrajin rotan ini saya kerjakan tidak terlalu serius,

hanya sekedar pekerjaan sambilan. Karena saya waktu itu juga bekerja

sebagai petani. Jadi saya hanya melakukannya pada waktu senggang, yaitu

setelah pulang dari sawah, atau saat malam hari. Akan tetapi, seiring berjalan

waktu, saya merasakan bahwa penghasilan saya sebagai pengrajin rotan

cukup terasa membantu dalam memenuhi kebutuhan hidup. Sekitar 2 tahun

yang lalu, saya mencoba untuk lebih serius menggeluti usaha rotan ini, dan

Alhamdulillah, hasilnya sangat memuaskan. Hingga akhirnya, menjadi petani

itulah sebagai profesi sambilan saya. 54

Berdasarkan pemaparan Bapak Abu Bakar tersebut, dapat kita ketahui

bahwa ketika Bapak Abu Bakar lebih serius dalam menggeluti usaha

kerajinan rotannya, beliau mendapatkan penghasilan yang memuaskan.

54
Abu Bakar ( Pengrajin Rotan), Wawancara Desa Piantus Tanggal 20 Oktober 2022

1
Sehingga ia memutuskan untuk tetap fokus pada kerajinan rotan, lalu profesi

petani adalah pekerjaan sambilan.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Peningkatan Pendapatan Usaha Kerajinan Rotan Di Desa

Piantus Kecamtan Sejangkung Kabupaten Sambas

Desa Piantus merupakan desa kerajinan rotan yang masih

berkembang hingga saat ini. Sebagaian besar masyarakat Di Desa Piantus

masih mengandalkan potensi pertanian dan perkebunan yang menjadi

pendukung utama dalam meningkatkan perekonomian, namun ada beberapa

masyarakat yang membentuk kelompok usaha kecil kerajinan Rotan. Anggota

dari kelompok usaha kecil tersebut merupakan masyarakat dari Desa Piantus

membentuk kelompok usaha kecil yang berdiri secara mandiri membuat

kerajinan yang terbuat dari Rotan. Kerajinan Rotan Di Desa Piantus memiliki

potensi penjualan yang menjanjikan sehingga banyak yang belajar membuat

kerajinan Rotan. Pilihan bahan dari Rotan tentu memiliki alasan yakni di

1
sampingbahan itu lentur juga tahan lama dan kuat. Adapun alat dan bahan

yang digunakan dalam proses pembuatan produk kerajinan Rotan yaitu meja,

pusut, meteran, penjepit, potongan kuku, dan palu. Berdasarkan hasil

wawancara yang telah dilakuan, berkembangnya kerajinan di Desa Piantus

diawali oleh salah satu pengrajin yang bernama Bapak Hendiy. Beliau

memulai usaha kerajinan Rotan sekitar tahun 1990 han. Kerajinan Rotan yang

pertama kali dibuat oleh Bapak hendiy berebentuk bulat dan dinamakan

Bakul.

Langkah pertama yang lakukan oleh Bapak Hendiy ini, tidak serta

merta langsung diikuti oleh masyarakat setempat. Hanya satu atau dua orang

yang mulai mengikutinya setelah dapat penjualan pertama. Hal itu

dikarenakan masyarakat setempat masih belum yakin dengan prospek profesi

pengrajin tersebut. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, masyarakat melihat

bahwa berprofesi sebagai pengrajin ini adalah seraya untuk mengisi waktu

luang, setelah melakukan aktifitas utama. Sehingga satu per-satu masyarakat

mulai ikut untuk menggeluti profesi sebagai pengrajin rotan.

Setiap masyarakat yang menggeluti profesi sebagai pengrajin rotan

ini mengakui bahwa profesi tersebut membawakan manfaat yang cukup besar

bagi perekonomian mereka. Masyarakat juga mengungkapkan bahwa peluang

yang tersedia cukup besar, yang mereka butuhkan hanya action untuk bekerja,

maka mereka akan mendapatkan setidaknya untuk memenuhi kebutuhan

sehari-hari.

1
Saat ini, sudah cukup banyak masyarakat, baik Bapak-Bapak

maupun Ibu rumah tangga yang menjadi pengrajin rotan. Tingkat

pendapatannya pun bervariasi. Ada yang hanya mampu memenuhi kebutuhan

hidup, ada yang mempu untuk membiayai pendidikan anaknya, bahkan ada

yang mampu untuk membeli kendaraan mewah. Para pengrajin rotan ini, yang

penghasilan sebelumnya rata-rata hanya berkisar Rp. 500.000, kini bisa

mendapatkan rata-rata Rp. 2.000.000 per bulan. Melalui usaha kerajinan

Rotan ini dengan membuka usaha industry merupakan salah satu cara untuk

mengisi peluang pasar yang ada. Besarnya peluang usaha kerajinan Rotan ini

sangat membantu perekonomian masyarakat.

Pengrajin usaha kerajinan Rotan memiliki kendala untuk

mendapatkan produk-produk berbahan dasar Rotan karena sudah mulai langka

dan susah didapat di sekitaran Hutan sejangkung. Pengelolaan usaha kerajinan

Rotan harus terencana dengan baik dalam bentuk modal, tenaga kerja, dan

cara menyalurkan atau mendistribusikan produk kerajinan rotan ini sehingga

dapat terus berkembang dengan baik.

Kita tidak memerlukan modal besar untuk memulai usaha ini yang

penting memiliki keinginan dan tekad untuk menganyam kerajinan Rotan.

Dalam usaha kerajinan Rotan kita harus melihat peluang pasar yang ada, dan

itu berkaitan denga kebutuhan industri terhadap bahan baku Rotan. Pengrajin

usaha Rotan harus menjalin hubungan baik dan kerjasama terhahap sesama

pengrajin. Usaha kerajinan rotan ini menjadi salah satu usaha yang dapat

1
mengurangi pengangguran. Pengrajin usaha kerajinan Rotan memiliki peluang

besar untuk mengembangkan usahanya.

Berkembangnya usaha kerajinan Rotan khususnya di Desa Piantus

Kecamatan Sejangkung memberikan peluang yang cukup besar pada

pengrajin Rotan dalam membantu meningkatkan perekonomian mereka

melalui usaha kerajinan Rotan ini. Peningkatan Pendapatan Usaha Pengrajin

Rotan di Desa Piantus Kecamatan Sejangkung dipengaruhi oleh keuletan kerja

dari anggota usaha pengrajin Rotan. Hal ini yang membuat para pengrajin

Rotan kerja keras dan memiliki tekad yang kuat untuk mendapatkan

keuntungan dari hasil penjualan. Adanya usaha kerajinan Rotan mampu

membantu masyarakat pengrajin Rotan di Desa Piantus Kecamatan

Sejangkung untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dan memenuhi

kebutuhan yang lainnya. Meningkatnya pendapatan usaha pengrajin Rotan

dipengaruhi oleh modal, pendapatan pengrajin Rotan mengalami peningkatan

jika para pengrajin Rotan menggunakan modal sendiri sehinnga mendapatkan

keuntungan yang lebih banyak dibandingkan dengan modal yang diberikan

oleh ketua usaha pengrajin Rotan.

Jika para pengerajin Rotan tekun untuk menganyam kerajinan

maka peluang keuntungan yang didapatkan semakin besar, karena kerajinan

ini memiliki modal sedikit hanya dengan membeli alat dan bahan untuk

menganyam Rotan yang memiliki berbagai macam harga tergantung dari

besar kecilnya ikatan Rotan yang di jual mulai dari harga Rp 36.000, Rp

1
24.000, hingga Rp 12.000, sehingga harga Rotan yang sudah jadi memiliki

harga yang lebih tinggi dan memiliki keuntungan yang besar dibandingkan

Rotan yang setengah jadi.

Soekartawi menjelaskan pendapatan akan mempengaruhi

banyaknya barang yang di produksi, bahwa sering kali dijumpai dengan

bertambahnya pendapatan, maka barang yang diproduksi bukan saja

bertambah, tapi juga kualitas barang tersebut ikut menjadi perhatian. Tingkat

pendapatan merupakan salah satu kriteria maju tidaknya suatu daerah.55

Tinggi rendahnya pengeluaran sangat tergantung kepada

kemampuan keluarga dalam mengelola penerimaan atau pendapatan. Selain

itu pengalaman bekerja juga mempengaruhi pendapatan. Semakin baiknya

pengalaman bekerja dan berusaha seseorang maka semakin berpeluang dalam

meningkatkan pendapatan.Karena seseorang atau kelompok memiliki

kelebihan keterampilan dalam meningkatkan aktifitas sehingga pendapatan

turut meningkat.

Usaha meningkatkan pendapatan masyarakat dapat dilakukan

dengan pemberantasan kemiskinan yaitu membina kelompok masyarakat

dapat dikembangkan dengan pemenuhan modal usaha, ketepatan dalam

penggunaan modal usaha diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap

pengembangan usaha sesuai dengan yang diharapkan sehingga upaya

peningkatan pendapatan masyarakat dapat terwujud dengan optimal.

55
Soekartawi, Faktor-faktor produksi,.hlm. 135

1
Seperti halnya yang dikemukakan oleh Toweulu bahwa “ untuk

memperbesar pendapatan, seseorang anggota keluarga dapata mencari

pendapatan dari sumber lain atau membantu pekerjan kepala keluarga

sehingga pendapatannya bertambah”.56

B. Faktor yang Mempengaruhi Peningkatan Pendapatan Usaha Pengrajin

Rotan di Desa Piantus Kecamatan Sejangkung Kab. Sambas

Untuk memperlancar kegiatan pengrajin Rotan tantu membutuhkan

modal yang cukup untuk membeli alat dan bahan-bahan untuk menganyam

dan biaya- biaya lainnya, tetapi untuk modal disini berasal dari ketua

pengrajin Rotan dan ada juga berasal dari modal sendiri .Sehingga keuntungan

yang didapatkan oleh pengrajin Rotan yang berasal dari modal sendiri

memiliki keuntungan yang cukup tinggi karena tidak memerlukan biaya tinggi

untuk mendapatkan bahan-bahannya selain itu dapat dijangkau oleh

masyarakat yang berpenghasilan rendah.

Peningatan pendapatan kerja tidak akan bisa terlepas dari faktor

yang pendukung yang ada di belakangnya. Berdasarkan hasil wawancara, ada

beberapa hal yang menjadi faktor dala peningkatan pendapatan dari pengrajin

rotan, antara lain:

56
Sudirman Toweulu, Ekonomi Indonesia, ( Jakarta: Raja Grafindo, 2001), hlm.3

1
1. Pengalaman dan kecepatan bekerja

Tingkat pendapatan usaha Kerajinan Rotandi Desa Piantus

Kecamatan Sejangkung sangat tergantung kepada pengalaman bekerja.

Bahkan menurut informan yang bernama Ibu Hayati dan Bapak Hendiy,

pengalaman bekerja ini menjadi point utama dalam meningkatkan

pendapatan. 57

Seorang yang memiliki penalaman dan kecepatan kerja yang

tinggi, akan mampu menghasilkan produk yang banyak perhari.

Sebaliknya orang yang tidak memiliki pengalaman dan kecepatan kerja

rendah, maka produk yang bisa dihasilkan juga tentu saja sedikit. Hal ini

sesuai dengan apa yang diungkapkan Iga Nona Kaniati. Ia

mengungkapkan bahwa Semakin lama seseorang menjalankan usahanya,

maka semakin banyak pengalaman yang dimiliki, sehingga mereka akan

lebih terampil dan mempunyai pengetahuan tentang kemungkinan yang

akan terjadi sebagai konsekuensi atas keputusan yang diambil.58

Contoh pengrajin yang memiliki pengalaman dan kecepatan

dalam bekerja adalah Bapak Mastur. Ia mampu menyelesaikan sampai 3

kerajinan perhari. Jika di asumsikan rata-rata keuntungan yang diperoleh

57
Ibu Hayati dan Bapak Hendiy ( Pengrajin Rotan), Wawancara Desa Piantus Tanggal 20 Oktober
2022
58
Iga Nona Kaniati, Jajang Suryana, Mursal, “Kerajinan Rotan di Diana Handicraf Desa Ganti
Kecamatan Praya Timur Kabupaten Lombok Tengah,” dalam http://ejournal. Undiksha.ac.id,diakses
tanggal 17 Januari 2019 pukul 03.16.

1
per kerajinan adalah Rp. 40.000, maka sehari, Bapak Mastur mendapatkan

keuntungan atau pendapatan sejumlah 120.000 perhari.

2. Modal

Selain dari pengalaman dan keepatan kerja, banyak sedikitnya

modal yang digunakan juga mempengaruhi pendapatan usaha pengrajin

Rotan. Seorang yang memiliki modal yang banyak, dapat menyediakan

bahan mentah yang banyak untuk berproduksi. Dengan modal yang

banyak, pemilik modal juga bisa dengan lebih mudah untuk memproduksi

kerajinan rotan, karena ia bisa menggaji karyawan untukbekerja. Hal ini

sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Hartono Widodo dalam

bukunya yag berjudul PAS (Pedoman Akuntansi Syari’ah). Ia

mengungkapkan bahwa Modal yang besar akan meningkatkan peluang

untuk mendapatkan penghasilan yang besar pula.

Sistem yang banyak diterapkan oleh pemodal dalam produksi

kerajinan rotan ini adalah dengan menyuplai bahan ke pengrajin, lalu

membelinya dengan harga yang lebih murah dari harga pasar. Selanjutnya,

selisih harga ini menjadi keuntungan dari pemilik modal tesebut.59

Contoh pengrajin yang menerapkan sistem ini adalah Bapak Abu

Bakar. Ia memiliki sekitar 5 pengrajin di bawah naungannya. Kelima

59
Hartono Widodo (1999). Pedoman Akutansi Syariah. Bandung : Mizan

1
pengrajin ini mengambil bahan untuk berproduksi, setelah barang jadi,

mereka menjualnya ke Bapak Abu Bakar dengan selisih dari harga pasar

sekitar Rp. 5.000 sampai Rp. 10.000 per kerajinan.

3. Keuletan dan kerapian kerja

Keuletan dan kerapian hasil kerja juga dapat mempengaruhi

pendapatan dalam berprofesi sebagai pengrajin rotan. Di mata konsumen,

tentu saja kualitas barang tersebut menjadi sorotan dan akan

mempengaruhi minat beli dari konsumen itu sendiri. Dengan kualitas yang

baik, minat beli dari konsumen akan menjadi cukup tinggi. Sebaliknya,

hasil kerjinan yang memiliki kualitas rendah, maka konsumen akan

enggan untuk membeli hasil kerjainan tersebut.

Oleh karena itu, para pengepul terkadang mengurangi harga beli

sebesar Rp. 5.000 sampai Rp. 10.000 per kerajinan untuk kualitas

kerajinan yang rendah. Hasil kerajinan yang rendah ini selanjutnya

diperbaiki oleh pengepul sebelum dipasarkan. Hal ini tentu saja untuk

menjaga kualitas produk secara umumnya, agar konsumen yang

berbelanja mendapatkan kepauasaan dalam berbelanja. Dengan kepuasan

berbelanja yang tinggi, sangat memungkinakan bahwa konsuen tersebut

nantinya akan merekomndasikan tempat ia membeli barang tesebut

kepada rekan-rekannya.

Peningkatan pendapatan usaha kerajinana Rotan di Desa

Pejanggik relatif tinggi, karena tingkat keuletan kerja memberikan

1
pengaruh besar terhadap tingkat pendapatan para pengrajin Rotan.

Banyaknya kebutuhan dan peminat barang-barang kerajinan dari Rotan

salah satu bentuk usaha kerajinan yang memiliki banyak peminat. Hal ini

memberikan pengaruh besar pada pengusaha-pengusaha kerajinan Rotan

untuk memasarkan produknya. Tingkat pendapatan usaha pengrajin

Rotanakan sangat membantu dan menentukan keberhasilan bagi para

usaha pengrajin Rotan bagi segala kebutuhan hidup yang minimum bagi

setiap anggota keluarga, khususnya para pengrajin usaha Rotan.

Hartono Widodo dalam bukunya yag berjudul PAS (Pedoman

Akuntansi Syari’ah). Ia mengungkapkan bahwa Dengan bekal kecakapan

dan keahlian yang tinggi akan dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas

yang pada akhirnya berpengaruh pula terhadap penghasilan.60

60
Hartono Widodo (1999). Pedoman Akutansi Syariah. Bandung : Mizan

1
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dan analisis dalam bab

sebelumnya,peneliti dapat menarik kesimpulan sesuai dengan permasalahan

dan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu hal-hal sebagai

berikut:

1. Peningkatan pendapatan usaha Kerajinan Rotan di Desa Pejanggik

khususnya Dusun Nyampe Lombok Tengah relatif tinggi, dapat dikatakan

bahwa meningkatnya pendapatan. Usaha pengrajin Rotan tiap minggu dan

tiap bulannya mengalami peningkatan yang cukup memuaskan. Para

pengrajin rotan ini, yang penghasilan sebelumnya rata-rata hanya berkisar

Rp. 500.000, kini bisa mendapatkan rata-rata Rp. 2.000.000 per bulan.

2. Dalam usaha kerajinan Rotan ini, ada tiga point utama yang meningkatkan

pendapatan pengrajin rotan yaitu :

a. Pengalaman dan kecepatan bekerja

b. Modal Usaha

c. Keuletan dan kerapian kerja

B. Saran

1
Untuk usaha kerajinan Rotan peluang untuk mengembangkan usaha kerajinan

Rotan sebaiknya lebih giat sehingga dalam perharinya banyak kerjainan Rotan

yang dihasilkan. Kepada usaha pengrajin Rotan disarankan, melakukan usaha

kerajinan Rotan ini tidak hanya bertujuan mendapatkan keuntungan yang

banyak, akan tetapi para pengrajin Rotan melakukannya dengan senang hati

dan memikirkan kepuasan bagi konsumen, sehingga usaha yang dijanlankan

mendapatkan kepercayaan dari konsumen.

DAFTAR PUSTAKA

1
Abdullah zaki Al- Kaff,(2002) Ekonomi Dalam prespektif Islam Bandung:

Pustaka Setia, hlm.175.

Afzalur Rahman,(1995) Doktrin Ekonoi Islam, Yogyakarta: PT. Dana Bhakti

Wakaf, hal 248

Ardhana (dalam Lexy J. Moleong 2002:103), Metode Penelitian Kualitatif,

Bandung: Remaja Rosda Karya, 324.

Arikunto 2013. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek.

hellis.litbang.kemkes

BN. Marbun,(2013) Kamus Manajemen, Jakarta: Pustaka sinar harapan,

hlm.230

Bogdam dan Taylor (1975:79) dalam J. Meleong, lexy. 1989. Metode Penelitian

Kuali/kuanti. PT Remaja Rodakarya

BPS Kab. Sambas (2021) https://sambaskab.bps.go.id/, diakses tanggal 28

Januari 2022 Pukul 20.34 Wib

Femy M. G. Tulusan dan Very Y. Londa (2014) Peningkatan Pendapatan

Masyarakat Melalui Program Pemberdayaan Di Desa Lolah Ii

Kecamatan Tombariri Kabupaten Minahasa. Fakultas Ilmu Sosial dan

Pemerintahan, Universitas Sam Ratulangi

Gestry Romaito Butarbutar, 2017. “Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi

pendapatan usaha industri makanan khas Di Kota Tebing Tinggi, dalam

jurnal Jom Fekon,Vol.4,No.1, hal. 624

1
Hasil Wawancara (2022) Bersama Pengrajin Rotan Rumah Rotan Desa Piantus

Kecamatan Sejangkung Kabupaten Sambas

Ibid., hlm. 261 (dalam Jupsiana) (2019). Analisis Peningkatan Pendapatan

Usaha Pengrajin Rotan Di Desa Pejanggik Kecamatan Praya Tengah

Kabupaten Lombok Tengah. UIN Mataram

Ibid (dalam Jupsiana) (2019). Analisis Peningkatan Pendapatan Usaha

Pengrajin Rotan Di Desa Pejanggik Kecamatan Praya Tengah

Kabupaten Lombok Tengah. UIN Mataram

Ibid., hlm. 117 (dalam Jupsiana) (2019). Analisis Peningkatan Pendapatan

Usaha Pengrajin Rotan Di Desa Pejanggik Kecamatan Praya Tengah

Kabupaten Lombok Tengah. UIN Mataram

Joso Hardjono dan Soeranto, (1994) Ekonomi Produksi Yogyakarta:

Gadjahmada University Press, 13.

Jusuf Soewadji, MA,(2015) Pengantar Metodelogi Penelitian, Jakarta: Penerbit

Mitra Wacana Media, 51.

Kadjim,(2009) pengertian kerajinan,” dalam http // id. Wikipedia. Org/ wiki/

kerajinan

Kurniawan, Fahrizal dan Iskandar (2016) dengan judul pendapatan pengerajin

anyaman rotan di Desa Benus Kecamatan Selimbau Kabupaten Kapuas

Hulu.

Lexy J. Moleong,(2012) Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosda

Karya, 324.

1
M. Agus Kurniawan. (2017). Dengan judul Analisis maysrakat pengrajin

anyaman Rotan desa Benius Kecamatan Selimbau Kabupaten kapuas

Hulu.

M.L Jhingan (2003), Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan, Padang: PT.

Raja Grafindo, hal 31

M.N Siddiqi,(2006) Ekonomi Mikro dalam Perspektif Islam, BPFE-

Yogyakarta,hlm, 309

Muhammad Abdul Mannan,Ekonomi Mikro dalam Perspektif Islam, 323

Muhammad Sharif Chaudhry,(2012) Sistem Ekonomi Islam. Jakarta: Penerbit

Prenadamedia Group, cet,1,, 201

Muhammad, (2004) Ekonomi Mikro Dalan Perspektif Islam, Yogyakarta :

BPFE-Yogyakarta, 343

Mustofa Edwin Nasution, Budi setyanto Dkk.(2005) Ekonomi Islam.Pernada

Media Group: Jakarta, cet.1.hlm. 120.

Mustafa Edwin Nasution,(2007) Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam Jakarta:

Kencana, hlm.103

N.Gregory Mankiw, (2006) Teori Makro ekonomi,Jakarta:Erlangga.hlm. 9

Okma Y, M Sidik D (2021) Program Pemberdayaan Masyarakat Pada Usaha

Menengah Kecil Dan Mikro (Studi Di UMKN Pengrajin Kursi Rotan Di

Kecamatan Lubuk Linggau Timur II. Prodi Tehnik Sipil Fakultas

Tehnik Universitas Musi Rawas)

1
Prathama Rahardja dan Mandala Manarung (2001) Teori Ekonomi Mikro

Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, hlm.929

Pratama Raharja dan Mandala Manurung, (2001) Teori Ekonomi Makro.

Jakarta:lembaga penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, hlm.

68

Prawtiwi Riswanti dengan (2016) judul Analisis Pendapatan Usaha Kerajinan

Rotan Di Kabupaten Indragiri Hulu (Studi Kasus di Desa Buluh Rampai

Kecamatan Seberida Kabupaten Indragiri Hulu Provinsi Riau)

Riyanto (2010:96). Metode riset penelitian kuantitatif penelitian di bidang

manajemen, teknik, pendidikan dan eksperimen. Bandung: ALFABETA

Rio R (2014) factor-faktor pendukung berdirinya industry kerajinan rotan di

Desa Cadimas Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan. Fakultas

Keguruan dan ilmu pendidikan Universitas Lampung

Satiti Anggraini (2012), “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Pendapatan Petani Padi”. (Surakarta : Universitas Muhammadiyah. hal

Soekartawi, (2002) Faktor-faktor produksi, Jakarta: Salemba Empat, hlm.132

Sugiyono, (2009) Metode Penelitian Kualitatif dan R&D, Bandung:

ALFABETA, 226-240.

Suharsimi Arikunto (2013:172) Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek.

hellis.litbang.kemkes

Supriyono, R.A. 2013. Akuntansi Biaya, Buku 2, Edisi 2, yogyakarta: BPFE

1
Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof.

Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam

Madinah

Umi Chulsum, (2006) Kamus Besar Bahasa Indonesia. Surabaya: Kashiko,

hlm. 665

Wahyu Purhantara, Metode Penelitian Kualitatif Untuk Bisnis, Yogyakarta:

Graha Ilmu, 2010, 79.

Wibowo, Sampurno dan Yani Meilani, 2009, Akuntansi Biaya, Bandumg;

Politeknik Telkom.

1
JADWAL DAN RENCANA PENELITIAN

2022

Kegiatan Februari Maret September October November

Pengajuan

Judul

Proposal

Konsultasi

Perbaikan

Proposal

Seminar

Proposal

Konsul

Proposal

Konsul

Skripsi

Sidang

Skripsi

Anda mungkin juga menyukai