Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN KASUS KELOLAAN

ASUHAN KEPERAWATAN TN. M DENGAN BPH


DI RUANG EDELWEIS RSUD Dr. R GOETENG TAROENADIBRATA
PURBALINGGA

STASE KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH


PROGRAM PROFESI NERS
SEMESTER 1

Disusun Oleh:

EVI NUR JANAH

I4B022008

KEMENTERIAN KEBUDAYAAN DAN PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

JURUSAN PROFESI NERS

PURWOKERTO

2022
ASUHAN KEPERAWATAN TN. M DENGAN BPH
DI RUANG EDELWEIS RSUD Dr. R GOETENG TAROENADIBRATA
PURBALINGGA

A. PENGKAJIAN
Tanggal : Senin, 19 September 2022
Jam : 11.00
1. Identitas Klien
Nama : Tn.M
Umur : 69 tahun
Tanggal Lahir : 16 Juni 1953
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Petani
Alamat : Sumampir 011/002, Rembang
Agama : Islam
Suku : Jawa
No. RM : 00517260
Diagnosa Medis : BPH
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. S
Umur : 60 tahun
Alamat : Sumampir 011/002, Rembang
Status Hubungan : Istri
3. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Nyeri perut bagian kanan bawah dengan skala 6. Pasien mengatakan
bahwa nyeri bertambah saat duduk dan pasien hanya membiarkannya saja,
nyeri tumpul dan hilang timbul
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Tn.M masuk di IGD RS dr. R. Goeteng Taroenadibrata pada 18
September 2022 pukul 08.00 dengan keluhan nyeri di perut bagian kanan
bawah sejak 2 hari yang lalu dan terdapat benjolan kecil di perut bagian

1
kanan bawah. Selain itu, Tn.M mengatakan nyeri pada perut bagian kanan
bawah dengan skala 6. Tn.M tampak meringis kesakitan dan memegangi
bagian yang sakit. Tn.M mengatakan sensasi tidak selesai berkemih, urine
keluar diluar kehendak, sensasi tidak selesai berkemih. Tn.M tampak
bingung dan gelisah karena kondisinya saat ini. Tn.M mengatakan
khawatir terhadap kondisinya saat ini.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit terdahulu.
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien menyatakan tidak ada riwayat penyakit keluarga.
e. Genogram

Keterangan:

: Laki – laki

: Perempuan

: Pasien

: Menikah

: Garis keturunan

: Tinggal serumah

Kesimpulan: Klien tinggal bersama anak laki-laki, cucu, dan menantunya.

4. Pola Kesehatan Fungsional


a. Persepsi kesehatan dan pola manajemen kesehatan
a. Sebelum sakit

2
Tn. M tidak pernah memeriksakan kesehatannya dan baru
memeriksa ketika kondisinya sudah memburuk. Keluarga dan pasien
mengatakan apabila merasa tidak enak badan hanya beristirahat saja
dan tidak mengonsumsi obat warung. Apbila kondisinya semakin parah,
maka klien akan menuju ke rumah sakit terdekat.
b. Saat pengkajian
Pasien tidak mengetahui tentang kondisi kesehatannya dan penyebab
penyakit yang sedang dideritanya. Pasien mengatakan baru pertama kali
dirawat di rumah sakit dikarenakan kondisinya yang semakin parah.
b. Pola nutrisi metabolic
a. Sebelum sakit
Pasien mengatakan nafsu makan dan minum tidak ada penurunan
selama satu minggu sebelum masuk ke rumah sakit. Sebelum sakit, Tn.
M makan 3 kali sehari dan banyak minum. Pasien tidak menyukai air
putih dan sering mengonsumsi kopi 3 gelas/hari.
b. Saat pengkajian
Saat di rumah sakit, pasien selalu menghabiskan porsi makanannya
dan tetap sering mengonsumsi kopi. Pasien tidak memiliki alergi
makanan.
c. Pola eliminasi
a. Sebelum sakit
Pasien mengatakan bahwa BAK dan BAB lancar. Tn. M BAB 1
kali/hari dengan konsistensi lunak, sedangkan untuk BAK pasien
mengatakan 9 kali/hari dengan jumlah kurang lebih sebanyak 700 ml
dan berwarna kuning muda.
b. Saat pengkajian
Pasien mengatakan BAK 9 kali/hari, sensasi tidak selesai berkemih,
Pasien mengatakan berkemih untuk kedua kalinya dalam waktu ≤ 2 jam
setelah miksi sebelumnya. Tn. M sudah terpasang kateter urin.
d. Pola aktivitas dan latihan
a. Sebelum sakit

3
Kegiatan pasien sehari-hari adalah berada di rumah dan jarang
melakukan olahraga.
b. Saat pengkajian
Pasien hanya berada di tempat tidur. Berdasarkan pengkajian
menggunakan Barthel Index didapatkan hasil bahwa Tn. M mengalami
ketergantungan berat karena adanya hambatan dalam mobilisasi yang
diakibatkan terpasangnya kateter urin dan infus.
Aktivitas Skor
Makan 10
Mandi 0
Kerapian atau penampilan 0
Berpakaian 5
Buang Air Besar 5
Buang Air Kecil 5
Penggunaan kamar mandi/Toilet 0
Berpindah tempat 5
Mobilitas 10
Menaiki atau menuruni tangga 5
Jumlah 40

Keterangan:
0-20 = Ketergantungan penuh
21-61= Ketergantungan berat
62-90= Ketergantungan moderat
91-99= Ketergantungan ringan
100 = Mandiri

e. Pola istirahat tidur


a. Sebelum sakit
Pasien mengatakan bahwa ia tidak mengalami kesulitan tidur.
b. Saat pengkajian

4
Pasien mengatakan nyeri berkurang ketika pemberian analgetik
sehingga pasien dapat tidur dengan nyenyak.
f. Pola persepsi kognitif
a. Sebelum sakit
Pasien mengatakan tidak memiliki masalah dalam berpikir dan
berkomunikasi
b. Saat pengkajian
Pasien kooperatif ketika ditanya mengenai penyakitnya dan dapat
berkomunikasi dengan baik. Pasien menyatakan saat nyeri datang, ia
hanya membiarkannya saja dan belum mengetahui cara non
farmakologi untuk mengurangi nyeri.
g. Pola konsep diri-persepsi diri
a. Sebelum sakit
Pasien merasa sangat bersyukur kepada Allah karena masih diberi
hidup hingga saat ini pasien ingin selalu sehat supaya tidak merepotkan
istri dan keluarganya.
b. Saat pengkajian
Pasien mengatakan menerima kondisi sakit yang dialami saat ini.
Pasien optimis untuk sembuh. Untuk kedepannya pasien akan menjaga
kesehatannya dan menghindari hal-hal yang dapat menyebabkan
sakitnya kambuh.
h. Pola peran hubungan
a. Sebelum sakit
Tn.M tinggal bersama anak, menantu, dan cucunya. Klien
mengatakan tidak pernah mengikuti kegiatan di masyarakat.
b. Saat pengkajian
Klien mengatakan bahwa kehadiran keluarga sangat penting dalam
membantu proses pemulihan kesehatan klien dan selama di RS, klien
selalu ditemani oleh istrinya. Keluarga besar klien juga bergantian
datang untuk menjenguk klien.
i. Pola seksualitas reproduksi
a. Sebelum sakit

5
Pasien berusia 69 tahun, dan istrinya sudah menopause sehingga
klien sudah tidak aktif dalam kegiatan seksual.
b. Saat pengkajian
Pasien mengatakan nyeri pada bagian perut kanan bawah sehingga
klien sudah tidak aktif dalam kegiatan seksual.
j. Pola toleransi-stres koping
a. Sebelum sakit
Pasien tidak pernah mengalami stress. Ketika menghadapi masalah
pasien mendiskusikannya bersama istri dan anak-anaknya.
b. Saat pengkajian
Pasien mengatakan saat ini tidak memiliki masalah yang membuat
stres. Pasien menyampaikan keluhan sakitnya kepada keluarga dan
tenaga kesehatan.
k. Pola nilai-keyakinan
a. Sebelum sakit
Pasien beragama islam. Setiap harinya menjalankan ibadah sholat 5
waktu di Masjid.
b. Saat pengkajian
Pasien tidak mendirikan sholat karena sedang dalam keadaan sakit.
Pasien menyatakan ingin segera sembuh dari sakit yang dirasakan dan
pulang ke rumah.
5. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan dan keluhan umum pasien
a) Kesan umum: Kurang rileks dan mengeluh nyeri di perut kanan
bawah
b) Status nutrisi: Makan minum cukup
c) Kesadaran: Compos Mentis, GCS E:4, M: 6, V:5 = 15
b. TTV
TD 133/83 mmHg, suhu 36°C, nadi 69 x/menit, saturasi oksigen 97%,
dan RR 20 x/menit
c. Kepala

6
Inspeksi: Bentuk kepala simetris, rambut berwarna hitam dan tidak
rontok serta tidak terdapat lesi
d. Mata
1) Inspeksi: Reflek pupil isokor, reflek cahaya positif, konjungtiva
anemis, sklera tidak ikterik, dan fungsi penglihatan masih jelas.
2) Palpasi: Tidak terdapat nyeri tekan.
e. Hidung
1) Inspeksi: Tidak ada sumbatan, bentuk simetris, dan tidak terdapat
pernafasan cuping hidung.
2) Palpasi: Tidak terdapat nyeri tekan
f. Telinga
Inspeksi: Bentuk daun telinga normal, simetris, tidak terdapat
peradangan, tidak terdapat serum atau kotoran, dan fungsi pendengaran
sedikit berkurang.
g. Mulut
Inspeksi: Warna bibir tidak pucat, gigi tidak lengkap, tidak terdapat
stomatitis, dan tidak terdapat perdarahan gusi.
h. Leher
1) Inspeksi: Tidak terdapat benjolan dan kekakuan dan warna kulit
sama dengan kulit sekitar
2) Palpasi: Tidak terdapat pembesaran tiroid dan tidak terdapat nyeri
tekan
i. Thorax
1) Inspeksi: Bentuk simetris, tidak terdapat lesi, frekuensi nafas 20
x/menit, dan gerakan dada simetris
2) Palpasi: Tidak terdapat nyeri tekan dan krepitasi serta taktil premitus
teraba dan sama antara kanan kiri
3) Perkusi: Sonor seluruh lapang paru
4) Auskultasi: Suara dasar vesikuler dan irama napas teratur, tidak ada
wheezing maupun ronkhi
j. Jantung

7
1) Inspeksi: Tidak ada lesi, warna kulit rata, dan iktus kordis tidak
terlihat
2) Palpasi: Point maximal impuls teraba dan tidak terdapat nyeri tekan
3) Perkusi: Pekak (dullness)
4) Auskultasi: Reguler, terdengar bunyi S1 dan S2
k. Abdomen
1) Inspeksi: Warna kulit normal dan tidak terdapat lesi
2) Auskultasi: Bising usus 12 x/menit
3) Palpasi: Terdapat nyeri tekan di perut kanan bawah, dan terdapat
benjolan
4) Perkusi: Hipertimpani
l. Ekstermitas
1) Inspeksi: Tidak terdapat lesi dikulit, akral hangat, dan terpasang
infus Ringer Laktat 20 tpm pada tangan sebelah kanan.
2) Palpasi: Saat palpasi tidak terdapat nyeri tekan, tidak terdapat
sianosis pada kuku, dan kapiler refil < 3 detik.
3) Kekuatan otot:
5 5
5 5
Keterangan:
0 = tidak ada kontraksi
1 = hanyak kontraksi
2 = hanya bergeser
3 = hanya bisa mengangkat namun tidak mampu menahan gravitasi
4 = mampu melawan gravitasi tetapi tidak mampu menahan beban
5 = mampu menahan beban
m. Genitalia
1) Inspeksi: Terpasang kateter urine
2) Palpasi: Adanya nyeri tekan pada pangkal
6. Pemeriksaan Penunjang
a. Hasil Laboratorium (19 September 2022)
Nilai Satuan Nilai Normal

8
Hemoglobin 13,8 g/dL 13.2 – 17.3
Leukosit 11,6 (H) 10^3 /uL 3.80 - 10.6
Hematokrit 36 % 40 – 52
Eritrosit 4,2 (L) 10^6/uL 4.4 – 5.9
Trombosit 277 10^3/uL 150 – 440
HCH 91 fL 80 – 100
HCH 28 Pg 26 – 34
Diff count
Neutrofil segmen 78 (H) % 50-70
Limfosit 11 (L) % 25-40
Monosit 11 (H) % 2-8
Eosinofil 1 % 1–3
Basofil 0 % 0–1
Netrofit Segmen 78 (H) % 50-70
Netrofil# 9,1 103/mm3
Limfosit# 1,3 103/mm3
Netrofil limfosit rasio 7,6 Rasio RNT
KIMIA KLINIK
Gula darah sewaktu 95,6 (L) mg/dL 100-150
Ureum 20,2 mg/dL 10-50
Creatinin 0,85 mg/dL 0,4-0,9
b. Hasil pemeriksaan USG
- BPH : 2 cm
7. Terapi Pengobatan
Senin, 19 September 2022 dan Selasa, 20 September 2022
Nama Obat Dosis Sediaan Pemberian Kegunaan
Ranitidin 2x1 Ampul Injeksi Obat histamin
50 mg/2ml IM/IV antagonis reseptor
H2 dan
mengurangi sekresi
asam lambung
Ketolorac 2x1 Ampul 3O Injeksi Obat anti inflamsi
mg IM/IV non steroid
(NSAID) untuk
analgesik skala
sedang hingga

9
berat
Infus 20 tpm 500 ml IV Untuk memenuhi
asering kebutuhan glukosa
dalam dan menjaga
keseimbangan
cairan dan
elektrolit
Ceftriaxone 2x1 1 gram IV Untuk antibiotik

B. ANALISA DATA
DATA ETIOLOGI MASALAH Kode

DO : Agen Nyeri akut (D.0077)


pencedera
- Pasien tampak meringis
fisiologis
- Pasien terlihat gelisah
dan kurang nyaman
DS :

- Pasien menyatakan sakit


pada perut bagian kanan
bawah
- Pasien menyatakan
terdapat benolan pada
perut kanan bawah
- P : saat ditekan dan
beraktivitas Q : seperti
ditusuk jarum R :
dibagian abdomen bawah
(kandung kemih) S :
skala 6 T : intermitten

DS: Peningkatan Retensi urin (D.0050)


tekanan uretra
- Pasien mengatakan
sensasi tidak selesai

10
berkemih
- Pasien mengatakan urine
keluar diluar kehendak
- Pasien merasa sensasi
tidak selesai berkemih.
DO:

- Pasien terpasang kateter


urin
DO: Krisis Ansietas (D.0080)
situasional
- Pasien terlihat gelisah
- Pasien terlihat kurang
nyaman
DS:

- Pasien merasa bingung


- Pasien mengatakan
khawatir terhadap
kondisinya saat ini

C. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN


2. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
3. Retensi urin b.d disfungsi neurologis
4. Ansietas b.d krisis situasional

11
D. INTERVENSI

Kode Diagnosa SLKI SIKI Rasional


Diagnosa Keperawatan

D.0077 Nyeri akut Setelah dilakukan perawatan selama Manajemen Nyeri (I.08238) Observasi
berhubungan dengan 3x24 jam diharapkan nyeri berkurang Observasi
dengan kriteria hasil: - Identifikasi lokasi,
- Untuk mengetahui lokasi,
agen pencedera karakteristik, durasi, frekuensi,
karakteristik, durasi,
fisiologis Status Kenyamanan (L.08064) kualitas, intensitas nyeri, dan skala
frekuensi, kualitas,
yang dialami pasien
Kriteria Skala ekspektasi intensitas nyeri
- Identifikasi skala
- Untuk mengetahui faktor yang
Keluhan tidak 4 memengaruhi nyeri bertambah atau
nyeri
nyaman menjadi ringan
- Identifikasi respon
Gelisah 4 nyeri non verbal
- Untuk mengetahui keberhasilan terapi
komplementer sebelum dan sesudah
Merintih 4
- Identifikasi faktor
diberikan kepada pasien
yang memperberat
Terapeutik
dan memperingan
nyeri - Untuk mengetahui ekfektifitas terapi
Keterangan:
1. Meningkat
- Identifikasi nonfarmakologi (guided imagery,
2. Cukup meningkat pengaruh nyeri nafas dalam atau dengan terapi
3. Sedang terhadap kualitas kompres hangat) yang diberikan
4. Cukup menurun hidup kepada pasien untuk mengurangi
5. Menurun Terapeutik nyeri yang dirasakan pasien
- Agar pasien nyaman dan terhindar
- Berikan teknik non
dari kebisingan sehingga pasien dapat
farmakologis untuk
beristirahat dengan baik
mengurangi rasa
Edukasi
nyeri
- Pertimbangkan jenis - Agar pasien mengetahui penyebab,
dan sumber nyeri kapan nyeri itu timbul, dan pemicu
dalam pemilihan nyeri
strategi meredakan - Agar pasien mengetahui strategi
nyeri meredakan rasa nyeri

12
Edukasi Kolaborasi
- Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
- Pemberian obat dapat membantu
mengurangi nyeri pasien karena
nyeri
menurunkan produksi asaml lambung
- Ajarkan strategi
untuk meredakan
nyeri
Kolaborasi

- Kolaborasi
pemberian
analgetik, jika perlu
D.0050 Retensi urin Setelah dilakukan intervensi Perawatan Kateter Urine Observasi
berhubungan dengan keperawatan selama 3x24 jam (I.04164)
diharapkan pengosongan kandung - Agar kateter tidak bergeser atau
peningkatan tekanan kemih yang lengkap dengan kriteria Observasi terlepas
uretra hasil: - Untuk mencegah adanya infeksi
- Monitor kepatenan
saluran kemih
Eliminasi Urin (L.04034) kateter urine
- Agar pengosongan maksimal pada
Kriteria Skala ekspektasi
- Monitor tanda dan
saluran kemih dan aliran urin yang
gejala infeksi
keluar lancer
Desakan 4 saluran kemih
berkemih Terapeutik
- Monitor tanda dan
(urgensi) gejala obstruksi - Agar menjamin kelancaran aliran
Distensi 4 aliran urine urine sehingga tertampung di kantung
kandung Terapeutik urine
kemih - Untuk menjaga kebersihan daerah
- Pastikan selang
pemasangan kateter dan mencegah
Urin menetes 4 kateter dan kantung
pertumbuhan mikroorganisme
urine terbebas dari
lipatan - Agar kantung urine tidak penuh dan
dapat menampung urine selanjutnya
Keterangan : - Lakukan
perawaatan perineal - Untuk menjaga kerahasiaan pasien
1: Meningkat
minimal 1 kali
2: Cukup meningkat sehari

13
3: Sedang - Kosongkan kantung
urine jika kantung
4: Cukup menurun
urine telah terisi
5: Menurun setengahnya
- Jaga privasi selama
melakukan tindakan
Edukasi

- Jelaskan tujuan,
manfaat, prosedur,
dan risiko sebelum
pemasangan kateter
D.0080 Ansietas Setelah dilakukan intervensi Reduksi ansietas (L.09314) Observasi:
berhubungan dengan keperawatan selama 1x24 jam
diharapkan tingkat ansietas menurun Observasi : - Mengetahui perkembangan pasien
krisis situasional Terapeutik:
dengan kriteria hasil: - Monitor tanda-tanda
ansietas (verbal dan - Membina hubungan yang baik
Tingkat ansietas (L.09093) nonverbal)
dengan memahami, mendengarkan,
Kriteria Skala ekspektasi Terapeutik : dan melakukan pendekatan
Edukasi:
Verbalisasi 5 - Pahami situasi yang
khawatir akibat membuat ansietas - Mengurangi kecemasan yang
kondisi yang - Dengarkan dengan diakibatkan oleh kondisi
dihadapi penuh perhatian kesehatannya saat ini
Verbalisasi 5 - Gunakan - Teknik relaksasi dapat digunakan
kebingungan pendekatan yang untuk mengurangi kecemasan karena
tenang dan membantu melempaskan hormon
Pola berkemih 5 meyakinkan endorphin
Perilaku 5 Edukasi :
gelisah
- Informasikan secara
faktual mengenai
diagnosis,
Keterangan:
pengobatan dan
prognosis

14
1: Memburuk - Latih teknik
relaksasi nafas
2: Cukup memburuk
dalam
3: Sedang

4: Cukup membaik

5: Membaik

15
D. IMPLEMENTASI
No. Hari/ Jam Dx Implementasi Respon TTD
tanggal
1. Senin, 19 12.00 Nyeri akut berhubungan - Memastikan lokasi dengan menanyakan DS : Evi
September dengan agen pencedera kepada pasien, nyeri terjadi pada saat - Pasien mengatakan
2022 fisiologis ditekan dan beraktivitas, seperti ditusuk nyeri pada perut
jarum dan berada dibagian abdomen bawah bagian kanan
(kandung kemih), nyeri dengan skala 6 bawah dengan
- Pasien diminta untuk duduk dan pasien skala 6
mengatakan nyeri, nyeri berkurang ketika DO :
13.30 pasien dalam posisi supine
- Pasien tampak
- Mengajarkan relaksasi napas dalam dan
meringis kesakitan
meminta pasien untuk mengikuti arahan
DS :
yang diberikan
- Mengatur posisi semi fowler dan membuka - Pasien merasa
jendela untuk sirkulasi udara lebih nyaman
- Memberikan analgetik untuk meredakan namun belum bisa
nyeri tidur

12.00 DO :

- Pasien tampak
gelisah
DS :

- Pasien memehami

16
13.00 apa yang diajarkan
DO :
- Pasien tampak
mempraktikkan
nafas dalam untuk
mengurangi nyeri
Retensi urin berhubungan - Memantau kateter urine bergeser atau tidak DS :
dengan peningkatan tekanan - Memastikan ada atau tidaknya kemerahan,
- Pasien mengatakan
uretra bengkak, perdarahan pada saluran kemih
tidak nyeri ketika
- Memantau ada atau tidaknya sumbatan pada
dilakukan
selang kateter
pemasangan kateter
- Meluruskan selang kateter jika ada lipatan
DO : -
- Membersihkan daerah yang terpasang
kateter dengan kapas yang dibasahi alkohol DS :
- Mengeluarkan urine dalam kantong urin
- Pasien mengatakan
kedalam ember kosong
paham terkait
- Menutup tirai pada sekitar tempat tidur
penjelasan tujuan,
pasien
manfaat, prosedur,
- Menjelaskan bahwa pemasangan kateter
dan risiko sebelum
untuk membantu proses pengeluaran urine
pemasangan kateter
karena terdapat sumbatan pada saluran
DO :
kemih
- Pasien tampak
menganggukan
kepala setelah

17
diberi penjelasan
DS :

- Tidak terlihat
tanda-tanda infeksi
pada saluran kemih
DO :

- Daerah perineum
tampak bersih
Ansietas berhubungan - Memantau kondisi pasien yang tampak DS:
dengan krisis situasional khawatir dengan raut muka tampak bingung
- Pasien mengatakan
dan gelisah
nyeri dan tidak
- Memastikan hal apa saja yang membuat
nyaman dengan
pasien merasa cemas dan mengatasinya
kondisinya
- Berdiri disamping pasien dengan tenang dan
DO:
mendengarkan semua yang pasien keluhkan
- Memberitahukan kepada pasien dan - Pasien tampak
keluarga mengenai penyakitnya, gelisah
menganjurkan untuk operasi, dan meminta DS :
pasien untuk mengurangi kopi dan
- Pasien mengatakan
perbanyak olahraga
khawatir dan
- Berada disamping pasien ketika pasien
bingung akan
sendiran dan tidak ditemani oleh keluarga
kondisinya
DO :

18
- Pasien
mengeluarkan
emosi dengan
menangis
2 Selasa, 20 07.30 Nyeri akut berhubungan - Mengajarkan teknik distraksi dan meminta DS: Evi
September dengan agen cidera pasien untuk mengikuti arahan yang - Pasien mengatakan
2022 fisiologis diberikan nyeri pada perut
- Memberikan analgetik untuk meredakan bagian kanan

nyeri bawah dengan


9.00 skala 4
DO:
- Pasien tampak
mempraktikkan
nafas dalam untuk
mengurangi nyeri
10.30 DS :

- Pasien merasa
lebih nyaman
namun belum bisa
tidur
11.00 DO :

- Pasien tampak
mempraktikkan
berdzikir untuk

19
mengurangi nyeri
12.30

Retensi urin berhubungan - Memantau kateter urine bergeser atau tidak DS


dengan peningkatan tekanan - Memastikan ada atau tidaknya kemerahan,
- Pasien mengatakan
uretra bengkak, perdarahan pada saluran kemih
tidak ada rasa nyeri
- Mengeluarkan urine dalam kantong urin
pada daerah yang
kedalam ember kosong
terpasang kateter
- Menutup tirai pada sekitar tempat tidur
DO:
pasien
- Tidak terlihat
tanda-tanda infeksi
pada saluran kemih

13.00 DS :

- Pasien mengatakan
buang air kecil
lebih mudah
setelah dipasang
kateter dan tidak
terasa gatal
13.30
DO :

- Daerah perineum
tampak bersih

20
Ansietas berhubungan - Memantau kondisi pasien yang tampak DS:
dengan krisis situasional khawatir dengan raut muka tampak bingung
- Pasien mengatakan
dan gelisah
cemas berkurang
- Berdiri disamping pasien dengan tenang dan
karena sudah
mendengarkan semua yang pasien keluhkan
mampu BAK
- Menganjurkan pasien untuk sering
setelah
berolahraga minimal 1 minggu sekali
dilakukannya
pemasangan kateter
DO: -

E. EVALUASI
Waktu Diagnosa keperawatan Evaluasi
Nyeri akut berhubungan dengan agen S: Pasien mengeluh nyeri berkurang dengan skala 2
Selasa, 20 pencedera fisiologis O: Pasien tampak lebih rileks ,tidak meringis kesakitan
September 2022 A: Masalah nyeri teratasi
11.00 Status kenyamanan
Kriteria Skala ekspektasi Hasil

Keluhan tidak 4 5
nyaman

Gelisah 4 5

Merintih 4 5

21
P: Pasien sudah boleh pulang, pertahankan kondisi yang sudah baik
Retensi urin berhubungan dengan S: Tidak ada rasa nyeri pada daerah yang terpasang kateter
peningkatan tekanan uretra
O: Tidak terlihat tanda-tanda infeksi pada saluran kemih

A: Masalah teratasi

Eliminasi urin

Kriteria Skala ekspektasi Hasil

Desakan 4 5
berkemih
(urgensi)

Distensi 4 5
kandung kemih

Urin menetes 4 5

P: Pertahankan kondisi yang sudah baik

Ansietas berhubungan dengan krisis S: Cemas berkurang karena sudah mampu BAK setelah dilakukannya
situasional O: Pasien masih tampak gelisah
A: Ansietas teratasi sebagian
Tingkat Ansietas

Kriteria Skala ekspektasi Hasil

Verbalisasi khawatir 5 4
akibat kondisi yang
dihadapi

22
Verbalisasi 5 4
kebingungan

Pola berkemih 5 4

P: Lanjutkan intervensi untuk mengatasi cemas


- Terapi relaksasi
- Terapi distraksi
- Terapi spiritual
- Aromaterapi

23
DAFTAR PUSTAKA

PPNI. 2016, Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator


Diagnostik, Edisi 1, DPP PPNI, Jakarta

PPNI. 2018, Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan


Keperawatan, Edisi 1, DPP PPNI, Jakarta

PPNI. 2018, Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1, DPP PPNI, Jakarta

24

Anda mungkin juga menyukai