Anda di halaman 1dari 20

Hirarki Strategi

Makalah
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Strategi
Dosen Mila Badriyah, S.E., MM

Oleh

Adil Muhammad Al Badr 1209230001


Aditya Putra Pratama 1209230003
Agym Hasan Anshari 1209230005
Ahmad Jafar Tamami 1209230004
Ahmad Syarmaya 1209230007
Aisyah Alkhaniza 1209120008
Fikri Mahardika Asro 1183070069
PROGRAM STUDI MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2022
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan dalam
menyelesaikan makalah tepat waktu. Tanpa rahmat dan pertolongan-Nya, penulis tidak
akan mampu menyelesaikan makalah yang berjudul “Hirarki Strategi”. Tidak lupa
shalawat serta salam tercurahkan kepada Nabi agung Muhammad SAW yang syafa’atnya
kita nantikan kelak.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat tugas mata kuliah
Manajemen Strategi. Dalam penyusunan makalah ini penulis banyak mendapat
bimbingan dan petunjuk dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Mila Badriyah, S.E., MM selaku dosen mata kuliah Manajemen Strategi.
2. Teman-teman kelompok yang telah membantu, baik secara langsung maupun
tidak langsung.
Dan segala kerendahan hati dan keterbatasan kemampuan, penulis menyadari bahwa
dalam pembuatan makalah ini masih terdapat kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh
karena itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran untuk menyempurnakan
makalah ini.

Bandung, 11 Mei 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Hirarki Strategi ............................................................................................................................... i


KATA PENGANTAR .................................................................................................................. ii
DAFTAR ISI .................................................................................................................................iii
Abstrak ..........................................................................................................................................iv
BAB 1............................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN......................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian........................................................................................................... 2
1.4 Manfaat penelitian ......................................................................................................... 2
BAB II ........................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ........................................................................................................................... 3
2.1 Hierarki Strategi ............................................................................................................ 3
2.2 Level Hirarki Strategi .................................................................................................... 4
2.3 Strategi Korporasi dan Fungsional ................................................................................ 9
2.3.1 Straregi Korporasi ............................................................................................................ 9
2.3.2 Strategi Fungsional .................................................................................................. 11
BAB III........................................................................................................................................ 15
PENUTUP ................................................................................................................................... 15
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................. 15
3.2 Saran............................................................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................. 16

iii
Abstrak
Kegiatan hirarki Strategi dalam lingkungan masyrakat merupakanilmu yang mempelajari
tentang masalah ekonomi. Peran ekonomi menjadi sangatpenting karena ekonomi dan
manajemen merupakan bidang ilmu yang saling berkaitan satu sama lain dan menjadi faktor
penting yang membawa kesejahteraan umat jika dipelajari serta dialplikasikan dalam hidup
dengan baik. Oleh karena itu, sudah seharusnya para pekerja didunia pendidikan harus lebih jeli
dalam meningkatkan kemampuan, bersaing, mengembangkan ilmu pendidikan yang lebih baik
lagi karena persaingan antara instansi pendidikan baik swasta maupun negeri sangat ketat
mengingat kemajuan era globalisasi saat ini.

Kata kunci: hirarki, strategi, ekonomi

Hierarchical activities Strategy in the community is a science that studies economic problems.
The role of the economy becomes very important because economics and management are fields
of science that are interrelated with each other and become important factors that bring
prosperity to the people if studied and applied in life properly. Therefore, workers in the education
world should be more observant in improving their abilities, compete, and develop better
educational knowledge because competition between educational institutions, both private and
public, is very tight considering the progress of the current era of globalization.

Keywords: hierarchy, strategy, economy

i
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia dalam menjalani kehidupan sehari-hari tidak dapat luput dari kegiatan
ekonomi. Ilmu ekonomi telah berkembang selama ratusan tahun. Pengembangan ilmu
ekonomi tidak luput dari disiplin manajemen yang juga sudah ada lebih dari sebad.
Fredic Tailor tercatat telah mengenalkan prinsip-prinsip manajemen ilmiah pada
tahun 1911 M. Selain itu, juga ada diagram penjadwalan dari (Gant Chart) yang
diperkenalkan oleh Henry Gantt pada tahun 1912.
Perkembangan manajemen yang baru berlangsung selama seabad masih belum
dapat dikatakan sebagai ilmu yang sempurna. Meskipun demikian ilmu manajemen
yang sudah ada sampai sekarang dapat dijadikan sebagai antisipasi dan persiapan atas
kegiatan manusia yang selalu berubah ubah sepanjang waktu. Teori The Invisible
Hand yang dikemukakan oleh adam smith menjadi landasan mengenai tujuan
perusahaan untuk mencapai keuntungan dalam kebebasan pasar.
Perusahaan akan membagi dan merencakan arah penembangan untuk
memaksimalkan profitabilitas. Strategi merupakan landasan utama dalam
menentukan setiap keputusan sebuah perusahaan. Perusahaan yang salah dalam
merumuskan strategi dapat berakibat fatal. Sebaliknya, dengan perumusan strategi
yang tepat dapat menjadi sebuah keuntungan yang besar bagi perusahaan. Perusahaan
haruslah menangani dengan tepat kegagalan maupun keberhasilan dari sebuah
strategi.
Perencanaan akan terus dilakukan seiring dengan perkembangan zaman.
Perusahaan akan membentuk pondasi dalam struktur perusahaan. Pembagian divisi
dilakukan untuk membantu perencanaan lebih terarah. Dengan dibentuknya berbagai

1
divisi perusahaan dapat menentukan fokus pengembangan perusahaan secara terarah
sesuai dengan divisi. Selain itu, pembuatan divisi juga akan membentuk prioritas
terkait aspek apa saja yang menjadi prioritas dalam perkembangan perusahaan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka disusun rumusan masalah berikut:
1. Bagaimana pengertian dari hirarki strategi?
2. Bagaimana saja level dari hirarki strategi?
3. Bagaimana perumusan strategi korporasi dan fungsional?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan dari rumusan masalah yang telah didapatkan, penulisan makalan ini
bertujuan untuk:
1. Menjelaskan pengertian dari hirarki strategi.
2. Menjelaskan apa saja level hirarki strategi.
3. Menjelaskan perumusan strategi korporasi dan fungsional.

1.4 Manfaat penelitian


Berdasarkan makalah yang sudah penulis tulis, besar harapan penulis semoga
makalah ini bermanfaat bagi banyak pihak. Manfaat yang didapatkan bagi mahasiswa,
sebagai wujud dalam pelaksaan tugas dan menambah wawasan tentang gambaran
umum akuntansi dan kegiatan perusahaan.
Masyarakat umum semoga juga mendapatkan manfaat dari makalah ini. Makalah
yang telah penulis tulis semoga dapat menjadi referensi bagi masyarakat umum yang
ingin mempelajari mengenai hirarki strategi.
A. Teknik Penelitian
Penulisan makalah ini menggunakan metode Studi Pustaka. Penulis mencari
literatur terkait hirarki strategi yang sudah ada sebelumnya. Literatur yang sudah ada
sebelumnya nantinya akan dibaca dan ditelaah oleh penulis sehingga dapat membantu
penulisan makalah ini

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Hierarki Strategi


Kata “Strategi” berasal dari bahasa Yunani yaitu “Strategos” yang terdiri dari dua
suku kata yaitu “Stratos” yang berarti Militer dan “Ag” yang berarti Memimpin.
Strategi adalah prioritas atau arah keseluruhan yang luas yang diambil oleh
organisasi. Strategi adalah pilihan-pilihan tentang bagaimana cara terbaik untuk
mencapai misi organisasi. Penerapan strategi sangat dekat dengan asumsi pada awal
kemunculannya, sekalipun hal tersebut diterapkan bukan pada dunia militer. Sebagai
contoh dalam dunia ekonomi, strategi masih sering diasumsikan dengan bagaimana
cara mengalahkan kompetitor, bagaimana bisa menguasaipasar, dan sebagainya.1
Hierarki strategi dapat dibentuk oleh hierarki yang ada di organisasi tersebut
sesuai karakter organisasinya. Struktur organisasi yang baik seharusnya dapat
memberikan gambaran tentang pola interaksi, tanggung jawab, dan pembagian kerja.
Pembagian kerja ini yang menjadikan stratifikasi dan diferensiasi dalam organisasi.
Dalam struktur organisasi yang baik terdapat seorang manajer puncak, sekelompok
orang, manajer menengah dan sekelompok manajer tingkatan bawah atau dapat
dikatakan juga manajertingkatan fungsional. Hierarki strategi dibagi atas tiga
tingkatan sesuai dengan stratifikasi organisasi.2 Secara umum ada 3
jenis/hierarkistrategi yang berlaku dalam dunia bisnis yang dapat diaplikasikan
dalam pemerintahan

1
Nugraha, Q. (2014). Manajemen Strategis. Manajemen Strategis Pemerintahan. Hlm, 2.
2
Ibid, Hlm. 8.

3
2.2 Level Hirarki Strategi
Menurut Whelen dan Hunger (1986) ada beberapa tingkatan dalam strategi untuk
perusahaan besar. Ada tiga tingkatan strategi manajemen yang berkembang sesuai
dengan perkembangan perusahaan. Tingkatan tersebut adalah strategi korporasi,
strategi bisnis, dan strategi fungsional.

Strategi Korporasi (Corporate Strategy) adalah strategi yang mencerminkan


seluruh arah perusahaan yang bertujuan menciptakan pertumbuhan bagi perusahaan
secara keseluruhan dan bagi manajemen berbagai macam bisnis lini produk. Strategi
pada level puncak berupaya untuk menentukan arah dan keterpaduan dari perusahaan.
Arah dan strategi korporasi membangkitkan minat terhadap tujuan dan misi yang
diemban. Sementara itu, keterpaduan amat penting bagi penyatuan langkah dan kerja
sama antara unit dalam organisasi.

Perusahaan yang telah memiliki banyak unit bisnis terkadang merasa kurang perlu
untuk melakukan perumusan strategi di awal level korporat. Ini disebabkan masing-
masing unit bisnis memang telah memiliki strategi sendiri. Akan tetapi, apabila terjadi
konflik kepentingan di antara unit-unit bisnis di bawah naungan perusahaan yang
sama, barulah bisa dirasakan betapa besarnya manfaat strategi korporat tersebut.
Apalagi, jika antara unit bisnis yang satu dan yang lain terdapat saling keterkaitan,
adanya strategi korporat amat diperlukan.

Dalam proses strategi korporat, terdapat kegiatan strategic profiling. Menurut


Uyterhoeven, Ackerman, dan Ronsenblum (1973), strategic profile adalah proses
untuk menggambarkan sosok perusahaan yang mencakup tiga unsur utama:
bagaimana suatu perusahaan mendefinisikan bisnisnya, bagaimana suatu perusahaan
mendefinisikan sosok persaingannya, dan bagaimana suatu perusahaan
mendefinisikan konsep diri.

Langkah mendefinisikan bisnis berkaitan dengan gambar tentang pilihan dasar


ruang lingkup operasi, baik secara horizontal, vertikal, maupun geografis. Operasi
yang bersifat horizontal, misalnya, memproduksi barang yang beraneka ragam

4
berdasarkan segmentasi pasar. Misalnya, memproduksi pesawat terbang untuk
keperluan rekreasi, bisnis, dan komersial atau memproduksi pesawat terbang dengan
harga yang bervariasi berdasarkan konfigurasinya, berupa satu mesin, dua mesin,
turboprop, dan sebagainya.

Strategi korporat tersebut juga menggambarkan bagaimana perusahaan


mengembangkan suatu strategi portofolio yang tepat untuk berbagai aktivitas
perusahaan. Misalnya, berdasarkan analisis portofolio, laju pertumbuhan industri alat
pertanian senantiasa mengalami penurunan. Sementara itu, aktivitas perusahaan di
bidang industri alat pertanian sangat kuat atau bahkan menguasai pangsa pasar yang
cukup luas. Dalam situasi demikian, pihak perusahaan harus membuat suatu
keputusan tentang strategi apa yang tepat untuk dilakukan.

Keputusan yang akan diambil merupakan keputusan strategi dalam peringkat


korporasi, termasuk keputusan dalam strategi ini, misalnya beberapa faktor keputusan
tentang pendefinisian kembali bisnis perusahaan atau tipe bisnis yang seharusnya.
Keputusan tentang arus keuangan serta berbagai sumber daya dari dan ke divisi-divisi
yang ada ataupun berbagai cara untuk menambah tingkat pengembalian investasi
merupakan keputusan pada level ini. Ada tiga jenis strategi yang dapat dipakai pada
tingkat strategi korporatif, yaitu:

a. Strategi pertumbuhan (growth strategy) Strategi yang berdasarkan pada tahap


pertumbuhan yang sedang dilalui perusahaan
b. Strategi stabilitas (stability strategy) Strategi dalam menghadapi kemerosotan
penghasilan yang sedang dihadapi oleh suatu perusahaan
c. Retrenchment strategyStrategy yang diterapkan untuk memperkecil atau
mengurangi usaha yang dilakukan perusahaan

Strategi kedua dari tiga tingkat strategi oleh whelen dan hunger adalah srategi
bisnis. Strategi pada level unit bisnis yang dikenal dengan istilah SBU (strategic
business unit) merupakan strategi yang ditetapkan pada peringkat divisi perusahaan.
Divisionalisasi organisasi perusahaan ini diperlukan dengan adanya pertumbuhan

5
usaha. Divisi yang dibentuk bisa berdasarkan ragam produk yang dihasilkan, ragam
usaha yang dijalankan, atau ragam wilayah yang dijangkau perusahaan. Berdasarkan
ragam produk, kemungkinan akan dibentuk, misalnya, divisi produk A, produk B,
produk C, dan sebagainya.

Berdasarkan ragam usaha, suatu perusahaan mempunyai beberapa divisi usaha,


seperti divisi perkapalan, agrobisnis, perbankan, industri pariwisata, dan lain-lain.
Sementara itu, berdasarkan ragam wilayahnya, dibentuk divisi kawasan Indonesia
bagian barat, kawasan Indonesia bagian tengah, dan kawasan Indonesia bagian timur.
Jika sudah menjadi perusahaan multinasional, dibentuklah divisi berdasarkan negara
atau benua, misalnya divisi Eropa, Asia, Amerika, dan sebagainya. Dengan
pembagian tersebut, diperlukan keputusan strategis yang berbeda antara divisi yang
satu dan divisi yang lain. SBU untuk agrobisnis tentunya berbeda dengan strategi
industri perkapalan. Demikian pula strategi pada unit bisnis perbankan akan berbeda
dengan unit bisnis pariwisata.

Pihak manajemen puncak biasanya memperlakukan SBU sebagai suatu unit yang
memiliki otonomi. Dengan kewenangan yang ada, pihak SBU dapat menentukan
sendiri strategi yang harus diambil sepanjang tidak ke luar dari tujuan dan strategi
korporat. Keputusan yang diambil, misalnya, berkaitan dengan upaya untuk
meningkatkan profit margin dalam produksi dan penjualan dari produk atau jasa yang
dihasilkan. Sebagai contoh, peluang pasar pada produk divisi agrobisnis berkembang
pesat dengan banyaknya supermarket-supermarket. Seiring dengan kemampuan
perusahaan untuk memproduksi barang tersebut cukup besar, keputusan untuk
memacu penjualan produk agrobisnis dalam meningkatkan profit margin dilakukan
sebagai keputusan strategis pada peringkat divisional.

Pada saat tertentu, keputusan pada tingkat divisional ini memerlukan campur
tangan pihak manajemen puncak. Misalnya, aktivitas salah satu departemen telah
berkembang sehingga bisa diperluas sebagai salah satu unit usaha baru. Departemen
teknik suatu perusahaan besar mampu memproduksi suku cadang yang bisa dijual ke

6
perusahaan sejenis. Maka itu, ada kemungkinan departemen tersebut dikembangkan
sebagai suatu unit usaha suku cadang. Keputusan untuk mengembangkan departemen
menjadi suatu unit bisnis tidak mungkin menjadi tanggung jawab ataupun
kewenangan manajer pada tingkat divisi. Hal ini disebabkan keputusan tersebut akan
memengaruhi aktivitas pada tingkat korporat. Berarti strategi yang diambil sudah
berada pada peringkat strategi korporat.

Strategi pada level divisional hendaknya juga bisa mengintegrasikan berbagai


aktivitas fungsional dalam rangka mencapai tujuan divisi. Misalnya, kemampuan
untuk mengintegrasikan berbagai kegiatan di antara R & D dengan kegiatan produksi
dan pemasaran. Untuk itu, diperlukan upaya untuk membina hubungan
antardepartemen, menerjemahkan tujuan pada tingkat divisional, serta
menerjemahkan standar kinerja yang ingin dicapai ataupun kejelasan tentang
wewenang dan tanggung jawab masing-masing departemen. Adanya strategi yang
bisa mengintegrasikan kegiatan antarfungsi ini tentunya akan bisa memperkuat daya
saing divisi tersebut.

Strategy ini digunakan pada tingkat produk atau unit bisnis dan merupakan
strategi yang menekankan pada perbankan posisi bersaing produk atau jasa pada
spesifikasi atau segmen pasar tertentu. Strategi pada tingkat ini dirumuskan dan
ditetapkan oleh para manajer yang diserahi tugas tanggung jawab oleh manajemen
puncak atau mengelola bisnis bersangkutan. Terdapat tiga macam strategi yang bisa
digunakan pada strategi tingkat bisnis ini, yaitu:

a. Strategi kepemimpinan biaya


b. Strategi diferensiasi
c. Strategi fokus

Strategi Fungsional (Fungsional Strategy) digunakan pada level fungsional seperti


operasional, pemasaran, keuangan, dan sumber daya manusia. Strategi ini mengacu
pada dua tingkatan strategi sebelumnya yaitu strategi korporasi dan strategi bisnis.
Strategi fungsional juga disebut sebagai value-based-strategy. Berfokus pada

7
memaksimumkan produktivitas sumber daya yang digunakan dalam memberikan
value terbaik untuk pemenuhan kebutuhan pelanggan. Contoh dari strategi fungsional
di bidang keuangan adalah bagaimana mencari sumber dana dari luar perusahaan.

Strategi fungsional lainnya meliputi strategi fungsional di bidang sumber daya


manusia serta strategi fungsional di bidang penelitian dan pengembangan. Berbagai
langkah yang ditempuh para manajer pada tingkat departemen ini hendaknya dalam
kerangka pemikiran yang bersifat strategis. Keputusan yang diambil lebih bersifat
komprehensif dengan mempertimbangkan dampaknya, baik bagi kepentingan intern
departemen maupun kepentingan yang terkait dengan departemen lain. Oleh karena
itu, strategi fungsional ini bisa dilakukan melalui kerja sama antar departemen dalam
rangka merumuskan suatu strategi fungsional secara terpadu.

Ketiga level strategi tersebut (korporat, bisnis, dan fungsional) membangun suatu
hierarki atau jenjang strategi dari suatu perusahaan skala besar. Antara jenjang strategi
yang satu hendaknya terkait dengan jenjang strategi yang lain. Di samping itu, ketiga
level tersebut harus terintegrasi sepenuhnya agar perusahaan berhasil mencapai
tujuannya secara keseluruhan.

Proses globalisasi usaha, misalnya, menuntut adanya upaya untuk membangun


jejaring kerja di antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain. Strategi
pada level jejaring kerja, menurut Wit dan Meyer (2005), diperlukan ketika strategi
yang diambil pada level fungsional, SBU, ataupun korporat belum mampu
menjangkau kegiatan lintas perusahaan yang terjadi pada era globalisasi. Pada suatu
perkembangan usaha, diperlukan titik perhatian yang lebih luas dan dilakukan dalam
rangka menyelaraskan aktivitas bisnis perusahaan terkait dengan aktivitas perusahaan
lain, baik yang bergerak pada bidang usaha yang sejenis maupun bidang usaha lainnya
yang saling melengkapi.

Pengelompokan berbagai aktivitas usaha memerlukan jaringan kerja di antara


perusahaan-perusahaan untuk melakukan kolaborasi. Strategi yang dilakukan bisa
mengarah pada strategi aliansi, joint venture (usaha patungan), dan berbagai strategi

8
kemitraan yang lain. Jaringan kerja tersebut bisa mencakup puluhan atau ratusan
hubungan dari para partisipan. Secara singkat, bisa dikatakan bahwa dari satu sisi,
perusahaan secara keseluruhan menjadi bagian dari kelompok perusahaan yang
bergerak pada suatu usaha tertentu. Di sisi lain, kemungkinan perusahaan tersebut
hanya salah satu bagian jaringan kerja sama secara temporer dengan perusahaan lain.
Ketika suatu strategi mulai dikembangkan oleh sekelompok perusahaan, pada saat
tersebut peringkat strategi telah memasuki level strategi jejaring kerja (network level
strategy).

2.3 Strategi Korporasi, Bisnis, dan Fungsional

2.3.1 Straregi Korporasi


Perumusan sebuah strategi dapat dilakukan dengan dua jenis strategi, yaitu
strategi diversifikasi dan strategi integrasi. Strategi diversifikasi merupakan salah satu
macam strategi korporasi yang bisa dilakukan perusahaan dalam mengelola bisnisnya.
Seperti namanya, diversifikasi berarti melakukan perbedaan dengan bisnis yang telah
ada. Tidak hanya berupa ekspansi perusahaan namun menampilkan bisnis baru dalam
sebuah perusahaan.3
Strategi integrasi merupakan strategi penyatuan dengan menggabungkan
perusahaan baik itu merger, membeli perusahaan dan lainnya. Strategi integrasi terdiri
dari dua macam, yaitu:

a. Integrasi horizontal
Strategi integrasi horizontal yaitu mencari kepemilikan pada perusahaan
pesaing. Cara mendapatkan kepemilikan tersebut bisa dengan merger, akuisisi
atau pengambil alihan perusahaan. 4
b. Integrasi Vertikal
Integrasi vertikal menurut Jauch dan Glueck merupakan strategi yang
meluaskan atau mengurangi batasan bisnis terutama batasan fungsi yang

3
Senja Nilasari, 2014, Manajemen Strategi itu Gampang, Jakarta hlm. 81
4
Ibid, hlm. 85

9
dilakukan. Jenis integrasi ini ada dua, yaitu integrasi ke depan dan integrasi ke
belakang. Integrasi ke depan yaitu jika perusahaan mendapatkan kepemilikan
pada distributor atau pengecer yang memasarkan produknya. Sedangkan integrasi
ke belakang adalah perusahaan mencari kepemilikan atas pemasok bahan baku
dari produknya. 5
Selain diversifikasi dan integrasi ada juga strategi alternatif lain yang bisa dipilih
perusahaan. Jauch dan Glueck menyatakan ada 4 (empat) strategi alternatif yang bisa
dilakukan oleh perusahaan. Strategi-strategi tersebut diantaranya:
a. Strategi Strabilitas

Strategi stabilitas merupakan jenis strategi yang diterapkan oleh peruahaan


dengan melayani kebutuhan masyarakat dengan menyediakan produk atau jasa
untuk mempertahankan posisi perusahaan. Hal-hal yang dilakukan oleh
perusahaan yang menerapkan strategi ini di antaranya dengan melakukan efisiensi
operasional, mengubah kemasan, menetapkan harga baru atau peningkatan mutu.6

b. Strategi Ekspansi

Strategi ekspansi merupakan strategi perluasan pasar perusahaan. Perluasan


pasar perlu dilakukan untuk mendapatkan pelanggan baru yang dapat
meningkatkan penghasilan. Ekspansu bisa dilakukan dengan melakukan ekspor
produk ke luar negeri atau membangu toko baru dikota lain. Ekspansi biasanya
dilakukan jika permintaan produk di tempat lain cukup tinggi sehingga perlu
pembukaan toko atau pabrik baru akan menguntungkan perusahaan.

c. Strategi Penciutaan

Selain memperluas, perusahaan juga dapat memperciut usahanya dengan cara


mengurangi pengembangan produk atau mengurangi pangsa pasar.7 Perusahaan

5
Ibid, hlm. 86
6
Ibid, hlm. 87
7
Ibid, hlm. 88

10
yang telah melakukan analisis terhadap perusahaannya dan menemukan bahwa
usahanya ternyata tidak berjalan dengan baik atau tidak meguntungkan, biasanya
melakukan strategi ini. Strategi ini dapat berbentuk penjualan aset, menutup bisnis
yang tidak menguntungkan, menghentikan produksi produk baru tertentu dan lain-
lain.

d.
Strategi Kombinasi
Strategi kombinasi berarti menggabungkan beberapa strategi terutama
strategi dalam mengurangi dan menambah produk baru. Produk lama yang
ternyata tidak menguntungkan bisa dihentikan, namun perusahaan tidak berhenti
sampai disana. Perusahaan berusaha mencari produk baru yang lebih
menguntungkan untuk diproduksi. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk
menaikan kapasitas dan meningkatkan efisiensi. 8

2.3.2 Strategi Bisnis


Perkembangan bisnis yang semakin bervariasi menharusnya pelaku bisnis untuk
selalu berinovasi dan beradaptasi. Beragam strategi bisnis dipikirkan matang-matang
guna mempertahankan bisnis yang digeluti. Strategi bisnis diartikan sebagai cara untuk
mencapai tujuan jangka panjang dalam usaha komersial didunia bisnis yang meliputi
aktivitas produksi dan penjualan barang-barang dan jasa-jasa yan diinginkan oleh
konsumen guna mendapatkan keuntungan. 9

Untuk mencapai hasil yang lebih baik dari rata-rata dalam suatu industri
diperlukan tiga strategi generik. Ketiga strategi generic tersebut adalah cost leadership,
differentiation, dan focus. Strategi differentiation merupakan bentuk upaya perusahaan
untuk tampil berbeda dengan perusahaan pesaing yang lain. Pembedanya dapat berupa
produk, jasa, sistem perusahaan, pemasaran, dan juga factor-faktor lain. Nilai utama

8
Ibid, hlm. 89
9
Louis E. Boone dan David I. Kurtz, 2007, Contemporary Business (Pengantar Bisnis Kontemporer),
Jakarta, hlm. 6

11
dari pembeda haruslah berupa sebuah keunggulan yang membuat konsumen menjadi
lebih tertarik. 10

Perbedaan yang muncul memberikan keuntunan bagi perusahaan berupa dapat


menawarkan harga kepada konsumen dengan nominal yang lebih tinggi dari pasar.
Hara penawaran yang lebih tinggi tentunya dibareni denan biaya produksi yang lebih
tinggi meningat adanya factor yang menyebabkan nilai tambah. Posisi pembiayaan
ikut mengambil andil besar karena untuk dapat mempertahankan nilai unggul dari
differentiation. Perusahaan memerlukan strategi untuk menekan biaya produksi
dengan mengurangi aspek lain tanpa mengurangi nilai manfaatnya. 11

Turunan dari strategi bisnis adalah dengan memunculkan branding. Perusahaan


perlu menanamkan identitas dalam produk yang ditawarkan kepada konsumen.
Identitas ini perlu ditanamkan sebagai pengingat kepada konsumen. Branding yang
kuat memberikan nilai positif bagi perusahaan karena akan lebih mudah diinat oleh
konsumen

2.3.3 Strategi Fungsional


Strategi fungsional memiliki pengertian/definisi sebagai aktivitas jangka pendek
dimana tiap unit fungsional dalam perusahaan berpartisipasi dalam implementasi
strategi besar perusahaan. Bisa dikatakan bahwa strategi fungsional menerjemahkan
pemikiran strategi besar menjadi tindakan yang dirancang untuk mencapai sasaran
jangka pendek yang spesifik. Ada 3 karakteristik dasar yang membedakan strategi
fungsional dengan strategi besar yaitu:
1. Jangka waktu:
Mengidentifikasi aktivitas yang dilakukan saat sekarang atau jangka waktu yang
tidak terlalu lama. Semakin pendek jangka waktu strategi fungsional, implementasinya
semakin penting bagi strategi besar.
2. Spesifisitas:

10
Abd. Rahman Rahim dan Enny Radjab, 2017, Manajemen Strategi, Makassar, hlm.95- 96
11
Ibid, hlm. 96

12
Aktivitas lebih spesifik dibanding dengan strategi besar, Strategi besar
memberikan arah yang lebih umum.
3. Pembuat strategi:

Banyak orang berpartisipasi dalam pembuatan strategi di tingkat fungsional dan


bisnis. Strategi bisnis merupakan tanggung jawab general manager. Manajer akan
mendelegasikan pembuatan strategi fungsional kepada bawahannya yang
menjalankan operasional. Manajer unit bisnis harus menetapkan tujuan jangka.
panjang dan strategi yang memungkinkan menajemen korporasi merasa berperan
dalam tujuan pada tingkat korporasi.

Setelah strategi tingkat bisnis ditetapkan, maka diperlukan untuk mengembangkan


strategi tingkat fungsional untuk mendukung strategi pada tingkat yang lebih tinggi
agar dapat dipastikan bahwa keseluruhan strategi dapat berjalan. dengan satu kesatuan
dan konsisten pada tingkat operasional. Strategi fungsional diperlukan untuk masing-
masing fungsional dari suatu usaha atau bisnis, di mana strategi tersebut menghasilkan
tugas-tugas yang diperlukan untuk merealisasikan strategi tingkat bisnis. Strategi
tingkat fungsional di perusahaan terdiri dari fungsi-fungsi yang dijalankan perusahaan
yang biasanya terdiri dari fungsi fungsi: Pemasaran, Operasional, Keuangan, Sumber
Daya Manusia, dan Riset dan Pengambangan.

Setiap fungsi tersebut harus memiliki tugas dan rencana tindakan yang
dilakukannya secara terpadu dengan strategi tingkat bisnis. Terdapat beberapa
perbedaan antara strategi fungsional dengan strategi umum dan bisnis, yaitu dari segi
cakupan waktu, Kespesifikan dan peserta dalam pengembangan. Strategi ini
merupakan kegiatan yang akan dijalankan dalam waktu dekat, lebih spesifik dan
dikembangkan oleh staff perusahaan pada tingkat yang berada pada tingkat
operasional. Strategi fungsional adalah strategi yang lebih bersifat teknis yang
merupakan rumusan arahan dan pedoman dan operasional. Strategi tersebut terdiri dari
6 jenis, yaitu:

13
a. Strategi produksi, strategi ini untuk menetapkan apa yang menjadi produk
unggulan, produk kompetitif, produk baru, sesuai dengan kompetensi pokok
yang dimiliki.
b. Strategi pemasaran, strategi ini untuk menetapkan pasar mana yang akan
digarap, kondisi pasar yang bagaimana yang akan diinginkan, dan lain
sebagainya.
c. Strategi promosi, strategi ini merupakan kelanjutan dari pemasaran dan
produksi, dimana promosi apa yang dihendak diluncurkan, media apa yang
akan digunakan untuk promosi dan sebagainya.
d. Strategi keuangan, dimana berkaitan dengan pendanaan serta ketersediaan
dana baik untuk produksi, pemasaran dan bagian fungsional lainnya. Dari
mana dana tersebut didapat dan bagaimana penggunaannya.
e. Strategi sumber daya manusia (SDM), merupakan strategi yang penting dan
harus mencakup seluruh fungsi manajemen. Pemilihan SDM yang tepat dan
berkompeten pada bidang yang tepat sangat lah diperlukan.
f. Startegi fungsional lainnya, ini berkaitan dengan pihak luar seperti suplier,
konsultan, agen dan lain sebagainya dengan memperhatikan transparansi,
kejujuran, dan keterbukaan.

14
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Strategi menjadi istilah untuk berbagai konteks pembicaraan, yang sering
diartikan sebagai cara untuk mencapai keinginan tertentu atau menyelesaikan sesuatu
masalah di masyarakat, mulai dari pemain catur, olahragawan, guru, pimpinan
perusahaan sampai birokrat bicara dengan menggunakan istilah strategi. Demikian
pula di organisasi, mula dari level pelaksana sampai pimpinan puncak
mempergunakan istilah strategi. Namun, apabila dicermati sungguh-sungguh ternyata
strategi yang dibicarakan memiliki tingkatan yang berbeda.

Hirarki strategi yang ada dalam sebuah organisasi. Dalam arti yang luas strategi
dapat diurai mulai dari tingkat korporasi sampai level pelaksana kegiatan, namun
untuk tujuan perencanaan jangka panjang dalam organisasi umum hanya dikenal
Strategi Korporasi, Strategi Bisnis, dan Strategi Fungsional. Dalam merumuskan
sebuah strategi, perusahaan dapat merumuskan dengan strategi diversifikasi dan
integrasi. Perumusan strategi juga dapat dilakukan dengan cara lain, yaitu strategi
stabilitas, strategi ekspansi, strategi penciutan, dan strategi kombinasi.

3.2 Saran
Dengan dibuatnya makalah ini, diharapkan dapat menambah wawasan kita
mengenai gambaran umum akuntansi dan kegiatan perusahaan.

15
DAFTAR PUSTAKA
Agustinus Wahyudi Sri, 1996. Manajemen Stratetejik. Jakarta: Binarupa Aksara.

Jauch, Laurence R., and William R. Glueck. 1998: “Manajemen Strategis dan Kebijakan
Perusahaan”. (Terjemahan Murad dan AR Hendry Sitanggang) Jakarta: Erlangga

Homewood, Illionis: Richard D. Irwin Inc.


Nilasari, Senja. Manajemen Strategi itu Gampang: Untuk Pemula & Orang Awam.
2014, Jakarta: Dunia Cerdas,

Q. Nugraha, Manajemen Strategis. Manajemen Strategis Pemerintahan. 2014


Uyterhoeven, H., R. Ackerman, dan J.W. Rosenblum. 1973. Strategy Organization.

Wheelen, T.L., dan J.D. Hunger. 1986. Strategic Management and Business Policy. Edisi
kedua. Massachusetts: Addison Wesley Publishing Company.

Wit, Bob de, dan Ron Meyer. 2005. Strategy Synthesis: Resolving Strategy Paradoxes to
Create Competitive Advantage. Hampshire: Cengage Learning EMEA.

16

Anda mungkin juga menyukai