Anda di halaman 1dari 11

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN.

DENGAN MASALAH DEFICIT PERAWATAN DIRI

DISUSUN

OLEH KELOMPOK 6 :

CITRA W. LATONGKAYA PO72144720009

DANISA LABOLO PO72144720010

MAGFIRA ZALZABILA DJAFAR PO72144720016

NORMAWATI LAGUNI PO72144720024

RAHMAWATI RAHMAD PO72144720000

RISKA PUSPITA SARI PO72144720032

POLTEKES KEMENKES PALU

PRODI DIII KEPERAWATAN LUWUK

2021/2022
BAB 1

PENDAHULUAN

Latar belakang

Defisit Perawatan Diri (DPD) adalah ketidak mampuan melakukan atau menyelesaikan
aktivitas perawatan diri, Penyebab dari kurangnya perawatan diri yaitu gangguan
muskuloskelatal, gangguan neuromuskuler, kelemahan, gangguan psikologis atau psikototik dan
penurunan motivasi atau minat, yang menyebabkan penurunan untuk melakukan aktivitas
perawatan diri mandi, berpakaian, makan, toileting serta berhias. Defisit perawatan diri adalah
keadaan dimana seseorang yang mengalami kelainan kemampuan untuk melakukan atau
menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari – hari secara mandiri. Tidak ada keinginan pasien
untuk mandi secara teratur, tidak menyisir rambut, pakaian kotor, bau badan, bau nafas serta
penampilan tidak rapi.

Defisi perawatan diri merupakan salah satu masalah yang timbul pada pasien gangguan jiwa.
Deficit perawatan diri merupakan suatu keadaan dimana seseorang mengalami hambatan ataupun
gangguan dalam kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri,
seperti mandi, berpakaian, makan, dan eliminasi untuk dirinya sendiri. Dari defenisi diatas dapat
disimpulkan bahwa defisit perawatan diri adalah keadaan seseorang yang tidak mampu merawat
diri dengan benar dan tidak dapat menyelasaikan aktivitas perawatan diri seperti mandi, berhias,
mencuci tangan sebelum dan sesudah makan atau minum serta mencuci tangan setelah Buang air
besar dan buang air kecil.

Jenis – jenis perawatan diri dibagi menjadi 4 yaitu, Defisit perawatan diri : mandi Tidak ada
keinginan untuk mandi secara teratur, pakaian kotor, bau badan, bau napas, dan penampilan tidak
rapi, Defisit perawatan diri : berdandan atau berhias Kurangnya minat dalam memilih pakaian
yang sesuai, tidak menyisir rambut, atau mencukurkumis, Defisit perawatan diri : makan
Mengalami kesukaran dalam mengambil, ketidakmampuan membawa makanan dari piring ke
mulut, dan makan hanya beberapa suap makanan daripiring, Defisit perawatan diri : toileting
Ketidak mampuan atau tidak adanya keinginan untuk emlakukan defeksi atau berkemih
tanpabantuan.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka dapat disimpulkan dirumuskan masalah
sebagai berikut : Bagaimana Memberikan Asuhan Keperawatan Jiwa pada Tn.V dengan
masalah Deficit perawatan diri.
Tujuan Penulisan

Adapun tujuannya sebagai berikut :

- Tujuan Umum

Penulis mampu memberikan asuhan keperawatan jiwa pada Tn.V dengan masalah Deficit
perawatan diri.

- Tujuan Khusus

a. Mahasiswa mampu mengetahui defenisi, tanda & gejala,faktor penyebab, mekanisme


koping, penatalaksanaanpada pasien dengan masalah Deficit perawatan diri.

b. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada pasien dengan masalah Deficit perawatan
diri.

c. Mahasiswa mampu menegakkan diagnosa atau masalah keperawatan pada Tn.V masalah
Deficit perawatan diri.

d. Mampu menetapkan intervensi keperawatan secara menyeluruh pada Tn.V dengan masalah
Deficit perawatan diri.

e. Mahasiswamampu melakukan tindakan keperawatan yang nyata pada Tn.V dengan masalah
Deficit perawatan diri.
BAB 2

TINJAUAN TEORITIS

Pengertian

Defisit Perawatan Diri (DPD) adalah ketidak mampuan melakukan atau menyelesaikan
aktivitas perawatan diri, Penyebab dari kurangnya perawatan diri yaitu gangguan
muskuloskelatal, gangguan neuromuskuler, kelemahan, gangguan psikologis atau psikototik dan
penurunan motivasi atau minat, yang menyebabkan penurunan untuk melakukan aktivitas
perawatan diri mandi, berpakaian, makan, toileting serta berhias. Defisit perawatan diri adalah
keadaan dimana seseorang yang mengalami kelainan kemampuan untuk melakukan atau
menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari – hari secara mandiri. Tidak ada keinginan pasien
untuk mandi secara teratur, tidak menyisir rambut, pakaian kotor, bau badan, bau nafas serta
penampilan tidak rapi.

Rentang Respon Kognitif

Menurut Ginting (2021), rentang respon perawatan diri pad aklien adalah sebagai berikut :

Gambar: Rentang Respon Kognitif

Adaptif Maladaptif

Pola perawatan diri Kadang perawatan diri, Tidak melakukan


Seimbang. kadang tidak. perawatan saat stress.

Keterangan :

a. Pola perawatan diri seimbang, saat klien mendapatkan stressor dan mampu untuk
berperilaku adaptif, maka pola perawatan yang dilakukan klien seimbang, klien masih
melakukan perawatandiri.

b. Kadang perawatan kadang tidak, saat klien mendapatkan stressor kadang-kadang klien
tidak memperhatikan perawatandirinya.
c. Tidak melakukan perawatan diri, klien mengatakan dia tidak peduli dan tidak bisa
melakukan perawatan saat stressor.

MekanismeKoping

Menurut (Sutria, 2020), mekanisme koping berdasarkan penggolongan di bagi menjadi 2 yaitu :

a. Mekanisme kopingadaptif

Mekanisme koping yang mendukung fungsi integrasi pertumbuhan belajar dan mencapi
tujuan. Kategori ini adalah klien bisa memenuhi kebutuhan perawatan diri secara mandiri.

b. Mekanisme kopingmaladaptive

Mekanisme koping yang menghambat fungsi integrasi, memecah pertumbuhan, menurunkan


otonomi dan cenderung menguasai lingkungan. Kategorinya adalah tidak ingin merawat diri.

Penatalaksanaan

a. Meningkatkan kesadaran dan kepercayaandiri

b. Membimbing dan menolong klien merawatdiri

c. Ciptakan lingkungan yangmendukung

ManifestasiKlinis

Menurut (Putra, 2019) tanda dan gejala klien dengan defisit perawatan iri adalah :

1. Subyektif

a. Menyatakan tidakada keingin mandi secara teratur

b. Perawatan diri harusdimotivasi

c. Menyatakan Bab/bak disembarangan tempat

d. Menyatakantidakmampumenggunakanalatbantumakan
2. Obyektif

a. Tidak mampu membersihkanbadan

b. Berpakaian secarabenar

c. Tidak mampu melaksanakan kebersihan yangsesuai

d. Setelahmelakukantoiletingmakanhanyabeberapasuapdari

piring/porsi tidakhabis

Konsep Asuhan Keperawatan Jiwa

Pengkajian Keperawatan

Defisit Perawatan Diri pada klien dengan ganngguan jiwa terjadi akibat ada perubahan proses
pikir sehingga kemampuan untuk melakukan perawatan diri tampak dari ketidakmampuan
merawat kebersihan diri makan secara mandi,berhias diri secara mandiri dan eliminasi (buang
airbesar/buangairkecil)secaramandiri.

a. Identitas
Terdiri dari : nama klien, umur, jenis kelamin, alamat, agama, pekerjaan, tanggal masuk,
alasan masuk, nomor rekam medic, keluarga yang dapat dihubungi.
b. Alasan masuk
Merupakan penyebab klien atau keluarga datang, atau dirawat dirumah sakit. Biasanya
masalah yang dialami klien yaitu senang menyendiri, tidak mau banyak berbicara dengan
orang lain, terlihat murung, penampilan acak-acakan, tidak peduli dengan diri sendiri dan
mulai mengganggu orang lain.

c. Factor predisposisi

1) Padaumumnyaklienpernahmengalamigangguanjiwadi masalalu.

2) Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidakmampu melakukanperawatandiri.

3) Pengobatan sebelumnya kurangberhasil

4) Hargadirirendah,klientidakmempunyaimotivasiuntuk merawatdiri.

5) Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan, yaitu perasaan ditolak,dihina, dianiaya
dan saksi penganiayaan.

6) Adaanggotakeluargayangpernahmengalamigangguanjiwa. Pengalaman masa lalu yang


tidak menyenangkan yaitu kegagalan yang dapatmenimbulkanfrustasi.
d. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan TTV, pemeriksaan head to toe yang merupakan penampilan klienyang kotor dan
acak-acakan.

e. Psikososial

1) Genogram

Genogram menggambarkan klien dan anggota keluarga klien yang mengalami gangguan jiwa,
dilihat dari pola komunikasi, pengambilan keputusan dan pola asuhan.

2) Konsep Diri

a) Citra Tubuh

Persepsi klien mengenai tubuhnya, bagian tubuh yang disukai, reaksi klien mengenai
tubuh yang disukai maupun tidak disukai.

b) Identitas Diri

Kaji status dan posisi pasien sebelum klien dirawat, kepuasan paien terhadap status dan
posisinya, kepuasan klien sebagai laki- laki atau perempuan.

c) Peran Diri

Meliputi tugas atau peran klien didalam keluarga/pekerjaan/kelompok maupun


masyarakat, kemampuan klien didalam melaksanakan fungsi atupun perannya, perubahan yang
terjadi disaat klien sakit maupun dirawat, apa yang dirasakan klien akibat perubahan yang
terjadi.

d) Ideal Diri

Berisi harapan paien akan keadaan tubuhnya yang ideal, posisi, tugas, peran dalam
keluarga, pekerjaan/sekolah, harapan klien akan lingkungan sekitar,dan penyakitnya.

e) Harga Diri

Kaji klien tentang hubungan dengan orang lain sesuai dengan kondisi, dampak pada klien
yang berhubugan dengan orang lain, fungsi peran yang tidak sesuai dengan harapan, penilaian
klien tentang pandangan atau penghargaan orang lain.
f) Hubungan Sosial

Hubungan klien dengan orang lain akan sangat terganggu karena penampilan klien yang
kotor yangmengakibatkan orang sekitar menjauh dan menghidnari klien. Terdapat hambatan
dalam berhubungan dengan orang lain.

g) Spiritual

Nilai dan keyakinan serta kegiatan ibadah klien terganggudikarenakan klien mengalami
gangguan jiwa.

h) StatusMental

1) Penampilan Penampilan

klien sangat tidak rapi, tidak mengetahui caranya berpakaian dan penggunaan pakaian
tidak sesuai.

2) Carabicara/Pembicaraan

Cara bicara klien yang lambat, gagap, sering terhenti/bloking, apatis serta tidak mampu

memulai pembicaraan.

3) Aktivitasmotorik

Biasanya klien tamoak lesu, gelisah, tremor dan kompulsif.

4) Alamperasaan

Klien tamoak sedih, putus asa, merasa tidak berdaya, rendah diri dan merasa dihina.

5) Afek

Klien tampak datar, tumpul, emosi klien berubah-ubah, kesepian, apatis, depresi/sedih
dan cemas.

6) Interaksi saatwawancara

Respon klien saat wawancara tidak kooperatif, mudah tersinggung, kontak kurang serta
curiga yang menunjukkan sikap ataupun peran tidak percaya kepada pewawancara/orang lain.

7) Persepsi

Klien berhalusinasi mengenai ketakutan terhadap hal-hal kebersihan diri baik halusinasi
pendengaran, penglihatan dan perabaan yang membuat klien tidak ingin membersihkan diri dan
klien mengalami depersonalisasi.
8) Prosespikir

Bentuk pikir klien yang otistik, dereistik, sirkumtansial, terkadang tangensial, kehilanagn

asosiasi, pembicaraan meloncat dari topic dan terkadang pembicaraan berhenti tiba-tiba.

i) Kebutuhan KlienPulang

1. Makan

Klien kurang makan, cara makan klien yang terganggu serta psien tidak memiliki
kemampuan untuk menyiapkan dan membersihkan alat makan

2. Berpakaian

Klien tidak mau mengganti pakaian, tidak bisa memakai pakaian yang sesuai dan berdandan.

3. Mandi

Klien jarang mandi, tidak tahu cara mandi, tidak gosok gigi, mencuci rambut, menggunting
kuku, tubuh klien tampak kusan dan badan klien mengeluarkan aroma bau.

4. BAB/BAK

Klien BAB/BAK tidak pada tempatnya seperti di tempat tidur dan klien tidak dapat
membersihkan BAB/BAKnya.

5. Istirahat

Istirahat klien terganggu dan tidak melakukan aktivitasapapun setelah bangun tidur.

6. Penggunaanobat

Jika klien mendapat obat, biasanya klien minum obat tidakteratur.

7. Aktivitas diRumah

Klien tidak mampu melakukan semua aktifitas di dalamrumah karena klien selalu merasa
malas.
j) Mekanisme Koping menurut Danyanti (2018)yaitu:

1. Adaptif

Klien tidak mau berbicara dengan orang lain, tidak bisa menyelesaikan masalah yang ada,
klien tidak mampu berolahraga karena klien selalu malas.

2. Maladaptive

Klien bereaksi sangat lambat terkadang berlebihan, klien tidak mau bekerja.

sama sekali, selalu menghindari orang lain.

3. Masalah Psikososial danLingkungan

Klien mengalami masalah psikososial seperti berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan.
Hal ini disebabkan oleh kurangnya dukungan dari keluarga, pendidikan yang kurang, masalah
dengan social ekonomi dan pelayanan kesehatan,

4. Pengetahuan

Klien deficit perawatandiri terkadang mengalami gangguankognitif sehingga tidak mampu

mengambilkeputusan.

k) SumberKoping

Sumber koping merupakan evaluasi terhadap pilihan koping dan strategi seseorang. Individu
dapat mengatasi stress dan sietas dengan menggunakan sumber koping yang terdapat di
lingkungannya. Sumber koping ini dijadikan modal untuk menyelesaikan masalah.

DiagnosaKeperawatan

Diagnosa keperawatan Merupakan suatu masalah keperawatan klien mencakup baik respon
adaptif maupun maladaptif serta stressor yang yang menunjang.

Diagnosa yang muncul pada defisit perawatan diri :

1) Defisit perawatandiri 3) Gangguan sensori persepsi :halusinasi

2) Harga dirirendah 4) Isolasisosial


BAB 3

TINJAUAN KASUS

TINJAUAN KASUS

Ruang Rawat : Mawar

Tanggal Rawat : 20 Oktober 2022

Identitas Klien

Nama : Ny.V Tanggal pengkajian : 20 Oktober 2022

Agama :Islam Umur : 38 tahun

MR No. :01-66-43

Informan : Rekam medik dan komunikasi dengan klien

Alasan Masuk :

Klien memiliki riwayat pemakaian sabu,merasa gelisah,susah tidur, sering mendengar suara-
suara bisikan dan berbicara sendiri,marah-marah dan klien tampak tidak rapi dan kotor.

Masalah keperawatan :

- Gangguan persepsi sensori Halusinasipendengaran

- Defisit PerawatanDiri

Anda mungkin juga menyukai