Anda di halaman 1dari 12

KB2

NO BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN


1 Konsep (Beberapa istilah KONSEP DAN RUANG LINGKUP KEILMUAN PAI
dan definisi) di KB 1. Konsep Keilmuan Pendidikan Agama Islam
a. Hakikat Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam adalah suatu sistem pendidikan
yang membimbing peserta didik pada perkembangan jiwa
dan raganya yang berideologi pada ajaran Islam yaitu al-
Qur’an dan hadist. Al-Qur’an, al-Hadits, dan ayat-ayat
kauniyah menjadi landasan bagi pengembangan bidang
ilmu Pendidikan Agama Islam.
b. Sumber Ajaran Agama Islam
Pendidikan Islam adalah penataan individual dan sosial
yang dapat melaksanakan Islam sebagaimana yang
dikehendaki oleh Allah. Ini berarti sumber- sumber Islam
dan pendidikan Islam itu adalah al-Qur’an dan Sunnah
Rasul. Kebanyakan ayat al-Qur’an menyatakan, bahwa ilmu
itu bersumber dari Allah. Di dalam al-Qur’an dan Hadits
ditegaskan bahwa melaksanakan pendidikan agama (Islam)
merupakan perintah dari Allah dan merupakan ibadah
kepada-Nya.
c. Inti Ajaran Agama Islam
Bidang ilmu Pendidikan Agama Islam mengandung inti
ajaran agama Islam, yaitu iman, Islam dan ihsan. Dalam
memahami tujuan dan ruang lingkup Pendidikan Agama
Islam (PAI) dapat digambarkan Iman, Islam dan ihsan
sebagai pokok ajaran Islam, kemudian dikenal dengan
rukun agama (Islam). Hal ini ditunjukkan oleh sabda
Rasulullah di akhir hadits di atas, “Dia adalah Jibril yang
datang kepada kalian (bermaksud) mengajarkan ‘agama’ kalian“.
Berdasarkan hadits di atas, inti dari bidang ilmu pendidikan
agama Islam adalah penjabaran tentang Iman, Islam dan
Ihsan, dilengkapi dengan realitas sejarah pengamalannya
yang dikenal dengan sejarah peradaban Islam.
Pendidikan Agama Islam merupakan bidang ilmu yang
dikembangkan dari pokok agama Islam (al-Qur’an dan
Hadis, aqidah, akhlak, fiqih) pada tataran ide, dan sejarah
peradaban Islam, pada tataran aktual.
Dengan demikian, Pendidikan Agama Islam adalah
pendidikan yang ditujukan untuk dapat menyerasikan,
menyelaraskan dan menyeimbangkan antara iman, Islam, dan
ihsan yang diwujudkan dalam:
1) Hubungan manusia dengan Allah Swt,
Membentuk manusia Indonesia yang beriman dan
bertakwa kepada Allah Swt. serta berakhlak mulia
dan berbudi pekerti luhur.
2) Hubungan manusia dengan diri sendiri,
Menghargai, menghormati dan mengembangkan
potensi diri yang berlandaskan pada nilai-nilai
keimanan dan ketakwaan.
3) Hubungan manusia dengan sesama Menjaga
kedamaian dan kerukunan hubungan inter dan antar
umat beragama serta menumbuhkembangkan
akhlak mulia dan budi pekerti luhur.
4) Hubungan manusia dengan lingkungan
alam.

2. Tujuan Pendidikan Agama Islam


Tujuan dari Pendidikan Agama Islam adalah menjadikan
peserta didik untuk menjadi muslim, mukmin, dan muhsin.
Muslim adalah, orang yang berislam, yaitu yang bersaksi bahwa
tidak ada Ilah (Tuhan yang disembah) selain Allah, dan bahwa
Nabi Muhammad adalah utusan Allah, engkau mendirikan
shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan pergi haji jika
mampu. Mukmin adalah orang yang beriman kepada Allah,
malaikat-malaikat- Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari
akhir dan beriman kepada takdir yang baik maupun yang
buruk.

3. Ruang Lingkup Keilmuan Pendidikan Agama Islam


Ruang lingkup keilmuan Pendidikan Agama Islam yang umum
dilaksanakan di sekolah adalah sebagai berikut:

1) Al-Qur’an, meliputi membaca al-Quran dan mengerti


arti kandungan yang terdapat di setiap ayat-ayat al-
Quran.

2) Al-Hadits, meliputi materi tentang ajaran agama Islam


yang bersumber pada sunnah Rasulullah SAW.

3) Keimanan (Aqidah) meliputi tentang aspek kepercayaan,


dalam hal ini tentunya kepercayaan menurut ajaran Islam,
inti dari pengajaran ini adalah tentang rukun Iman.

4) Akhlaq, mengarah pada pembentukan jiwa, cara bersikap


individu pada kehidupannya, esensinya, yaitu berakhlak
baik.

5) Fiqih, meliputi segala bentuk ibadah dan tata cara


pelaksanaannya sesuai dengan hukum Islam yang
bersumber pada al-Quran, sunnah, dan dalil-dalil syar'i
yang lain, yang mengantarkan seseorang mampu
melaksanakan ibadah dengan baik dan benar sesuai dengan
hukum yang berlaku.

6) Sejarah Peradaban Islam, meliputi tentang


pertumbuhan dan perkembangan agama Islam dari awal
sampai zaman sekarang sehingga siswa dapat mengenal
dan mencintai Agama Islam

4. Tingkat kompetensi dan lingkup materi setiap elemen


PAI
Adapun tingkat kompetensi dan lingkup materi PAI di sekolah
adalah sebagai tercantum dalam standar kompetensi,
kompetensi inti dan kompetensi dasar berikut ini:

1) Kompetensi lulusan SD/MI/SDLB/Paket A


Dalam aspek Sikap Memiliki perilaku yang
mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia,
berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam di lingkungan rumah, sekolah, dan tempat bermain.

Aspek Pengetahuan, Memiliki pengetahuan faktual dan


konseptual berdasarkan rasaingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dalam wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait fenomena dan kejadian di lingkungan rumah,
sekolah, dan tempat bermain.

Aspek Ketrampilan, Memiliki kemampuan pikir dan


tindak yang produktif dan kreatif dalam ranah abstrak
dan konkret sesuai dengan yang ditugaskan kepadanya.

2) Kompetensi lulusan SMP/MTs/SMPLB/Paket B

Dalam Aspek sikap, Memiliki perilaku yang


mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia,
berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
Aspek Pengetahuan, Memiliki pengetahuan faktual,
konseptual, dan prosedural dalam ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait fenomena dan kejadian yang
tampak mata.
Aspek Ketrampilan, Memiliki kemampuan pikir
dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah
abstrak dan konkret sesuai dengan yang dipelajari
disekolah dan sumber lain sejenis.
3) Kompetensi lulusan SMA/MA/SMALB/Paket C
Aspek sikap, Memiliki perilaku yang mencerminkan
sikap orang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya
diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.

Aspek Pengetahuan, Memiliki pengetahuan


faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab serta dampak fenomena
dan kejadian.

Aspek sikap, Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang


efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dankonkret
sebagai pengembangan dari yang dipelajari di sekolah
secara mandiri.

Kompetensi inti dirancang seiring dengan meningkatnya usia


peserta didik pada kelas tertentu. Melalui kompetensi inti,
integrasi vertikal berbagai kompetensi dasar pada kelas yang
berbeda dapat dijaga.

Rumusan kompetensi inti menggunakan notasi sebagai


berikut:

a. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi


inti sikap spiritual.
b. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi
inti sikap sosial.
c. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi
inti pengetahuan
d. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi
inti keterampilan.
Dari tingkatan SD sampai SMA memiliki kompetensi inti KI-1,
KI-2, KI-3 dan KI-4 disesuaikan dengan tingkatan kelasnya.

1. Tentang pokop-pokoh inti ajaran Islam, karena dalilnya


Daftar materi pada KB tidak bisa dibaca.
2
yang sulit dipahami 2. Kompetensi inti dari SD sampai SMA, terlalu banyak
untuk dimengerti.

1. Tingkat kompetensi dan lingkup materi setiap elemen


Daftar materi yang sering
PAI, yang dimaksud setiap elemen maksudnya
3 mengalami miskonsepsi
bagaimana.
dalam pembelajaran
2. Pengertian antara muhsin dan musli, karena hampir sama.

KB3
NO BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN

POLA PIKIR DAN KARAKTERISTIK KEILMUAN PAI


1. Al-Qur’an Hadits
Konsep (Beberapa istilah
1 a. Pengertian al-Qur’an Hadits
dan definisi) di KB
Al-Qur’an adalah wahyu Allah sebagai petunjuk
bagi umat Islam dalam berbagai segi kehidupan, baik
dalam berakidah, beribadah, maupun berakhlak, agar
selamat di dunia dan akhirat.
Hadits adalah berita yang datang dari Nabi saw. dalam
segala bentuk baik berupa perkataan, perbuatan,
maupun sikap persetujuan. Definisi ini juga
menunjukkan tentang tiga macam Hadits, yaitu
perkataan, perbuatan, dan persetujuan (taqrir).
Hadits perkataan yang disebut dengan Hadits
Qawlî.
Hadits perkataan, disebut Hadits Fi`lî misalnya
wudhu dan shalatnya beliau, haji, perang dan lain-
lain.
Hadis persetujuan, disebut Hadits Taqrîrî , yaitu
suatu perbuatan atau perkataan di antara para sahabat
yang disetujui Nabi.
b. Pola pikir keilmuan dan karakteristik al-Qur’an dan
Hadits
Disiplin Ilmu Al-Qur’an, Ulum al-Qur’an ialah
ilmu-ilmu yang berkaitan dengan kajian al-Qur’an
seperti ilmu tata cara membaca Al Qur’an, ilmu
sejarah turunnya al-Qur’an, ilmu tartib al-Kitabah
dan tartib al-Tilawah (urutan penulisan), ilmu sejarah
penghimpunan al- Qur’an dari masa nabi
Muhammad saw sehingga masa ‘Usman bin ‘Affan.
Dengan kita mempelajari Ulum al-Qur’an kita dapat
memahami dan mengenal al-Qur’an dengan
keseluruhan.
Ilmu Hadits adalah ilmu yang membahas tentang
Hadis, baik dari segi periwayatan, maupun dari segi
matan (teks) Hadits.
Ilmu Hadits riwayah, yaitu ilmu yang mempelajari
Hadis dari sisi mata rantai periwayatan Hadits,
apakah para perawinya tsiqah, dhabit, dan adil.
Ilmu Hadis Dirayah adalah ilmu yang mempelajari
Hadis ditinjau dari segi teks (matan).
Dalam keilmuan al-Qur’an dibangun pola pikir
tentang cara pembacaan yang tepat atas teks-teks al-
Qur’an, dan berbagai pola pikir tentang cara
memahami isi ayat-ayat al-Qur’an, baik yang ada
dalam al-Qur’an itu sendiri, maupun perhatian
terhadap hal-hal yang ada di sekitar al-Qur’an,
seperti sebab-sebab turun ayat, muhkamat dan
mutasyabihat, serta hukum-hukum membacanya.
Pola pikir keilmuan dalam disiplin ilmu Hadits
dibangun untuk memahami pesan Hadis secara
benar, baik dengan memperhatikan cara periwayatan
(riwayah) maupun memperhatikan teks (pesan)
Hadits.

2. Aqidah Akhlak
a. Pengertian Aqidah Akhlak
Secara bahasa, Aqidah diambil dari kata al‘aqdu
yang merupakan bentuk infinitif (masdar) dari kata
‘aqoda ya’qidu yang berarti mengikat sesuatu.
Aqidah merupakan “amalun qolbiyun” atau
keyakinan dalam hati tentang sesuatu dan dia
membenarkan hal tersebut.
Sedangkan secara istilah aqidah adalah sesuatu yang
pertama kali harus diimani dengan yakin oleh
seorang mukmin dengan keyakinan yang pasti, ridho
dan menerima sepenuh hati serta merasa tenang
dengan keyakinannya tersebut. Atau secara
sederhana akidah Islam adalah iman kepada Allah,
malaikat Allah, Kitab-kitab Allah, Rasul-rasul Allah,
Hari akhir serta qada’ dan qadar, yang kemudian
dikenal dengan rukun Iman.
Menurut bahasa kata Akhlak dalam bahasa Arab
merupakan jamak’ dari khuluqun yang berarti budi
pekerti, perangai, tingkah laku, sopan santun atau
tabiat.
Jadi Aqidah dan akhlak adalah akidah dapat
mewujudkan akhlak, atau dalam kata lain akhlak
harus didasari oleh akidah; akidah harus
merefleksikan akhlak.
b. Pola pikir keilmuan dan karakteristik Aqidah Akhlak
Aqidah dan akhlak memiliki kaitan yang erat, dan
demikian pula memiliki pola pikir keilmuan yang
sudah banyak dikembangkan oleh para ulama. Para
guru di sekolah dapat mengambangkan pembelajaran
Aqidah akhlak sejalan dengan struktur dan pola pikir
keilmuan aqidah akhlak yang sudah dikembangkan
oleh para ulama.
3. Fiqh
a. Pengertian Fiqh
Fiqih berasal dari bahasa Arab “faqqoha yufaqqihu
fiqhan” yang memiliki arti mengetahui, mengerti,
memahami, dan mendalami ajaran agama. Fiqih
adalah ilmu tentang hukum syara yang bersifat
praktis yang diperoleh melalui dalil yang terperinci.
Materi Fiqih meliputi pokok hukum Islam dan tata
cara pelaksanaannya untuk diaplikasikan dalam
kehidupan sehingga menjadi muslim yang selalu taat
menjalankan syariat Islam secara kaaffah
(sempurna).
b. Pola pikir keilmuan dan karakteristik Fiqh
Menurut Arif Shaifudin, pada hakikatnya ilmu Fiqh
meliputi hal-hal sebagai berikut:
(1) Fiqih adalah ilmu tentang hukum syara
(2) Fiqih membicarakan 'amaliyah furû'iyyah
mukallaf
(3) pengetahuan tentang hukum syara' didasarkan
pada dalil terperinci.
(4) Fiqh itu digali dan ditemukan melalui ijtihad
Hasil produk hukum fiqih itu ada lima yang dasar,
yaitu wajib, sunnah, mubah, makruh, dan haram.
Konsentrasi Ilmu fiqih tujuan akhirnya menjadi
produk hukum. Misalnya, diriwayatkan bahwa
Rasulullah SAW beristinja' pakai batu. Peranan ilmu
fiqih adalah menentukan fatwa hukumnya, apakah
jadi wajib, jadi sunnah atau jadi mubah. Informasi
hadis yang sudah valid itu diproses, dianalisis,
dicermati, termasuk juga dikomparasikan dengan
sekian banyak informasi lain.
4. Sejarah Peradaban Islam
a. Pengertian Sejarah Peradaban Islam
Secara etimologi, kata sejarah berasal dari bahasa
Arab “syajaratun”, artinya pohon. Dalam dunia
Barat, sejarah disebut histoire (Perancis),
geschiedenis (Belanda), dan history (Inggris), berasal
dari bahasa Yunani, istoria yang berarti ilmu. Menurut
definisi yang umum, kata history berarti “masa
lampau umat manusia.
Secara terminologi, sejarah adalah gambaran tentang
peristiwa-peristiwa masa lampau yang dialami oleh
manusia, disusun secara ilmiah, meliputi urutan
waktu, diberi tafsiran dan analisa kritis, sehingga
mudah dimengerti dan dipahami.
b. Pola pikir keilmuan dan karakteristik Sejarah
Peradaban Islam
Pentingnya memahami sejarah peradaban Islam tidak
semata-mata untuk mengetahui tanggal, bulan, tahun,
dan abad suatu peristiwa peradaban Islam di masa
lampau. Namun juga memahami realitas muslim
untuk mengetahui suatu peristiwa peradaban Islam.
Oleh karena itu, pola pikir sejarah adalah mengambil
pelajaran (ibrah) dari fakta dan peristiwa yang
terjadi di masa lalu untuk dijadikan dasar dalam
memperbaiki masa depan.

3. Ulumul Qur’an, karena sangat banyak sekali harus


Daftar materi pada KB
2 dipelajari lebih dalam dan butuh waktu yang lama.
yang sulit dipahami
4. Ilmu hadits juga sama.

1. Agidah Akhlaq, kenapa tidak dipisah antara aqidah


sendiri dan Akhlaq sendiri.

Daftar materi yang sering 2. Dalam Ilmu fiqih untuk menentukan fatwa hukumnya
3 mengalami miskonsepsi mubah itu boleh dilaksanakan atau haram
dalam pembelajaran dilaksanakan. Semisal makan diyawak.
3. Contoh fiqih lagi dalam beristinja dengan batu, itu
merupakan keharusan atau boleh atau bagaimana

KB 4
NO BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN
1 Konsep (Beberapa istilah
PENGEMBANGAN KURIKULUM PAI DI SEKOLAH
dan definisi) di KB

1. Tantangan Pengebangan Kurikulum PAI di Sekolah


Pendidikan Agama Islam sangat dibutuhkan bagi umat
Islam, agar dapat memahami secara benar ajaran Islam
sebagai agama yang sempurna. Agar ajaran Islam
dapat dipelajari secara efektif dan efisien, maka perlu
dikembangkan kurikulum pendidikan agama Islam
sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman.
Kemajuan ilmu pengetahuan memperkuat dampak
globalisasi dan kemajuan teknologi, Pendidikan Agama
Islam harus diorientasikan pada upaya-upaya perbaikan
yang berkesinambungan (continuous improvement)
sehingga Pendidikan Agama Islam memberikan
dampak bagi kehidupan siswa di sekolah.
Untuk menghadapi tuntutan perkembangan zaman,
perlu adanya penyempurnaan pola pikir dan penguatan
tata kelola kurikulum serta pendalaman dan perluasan
materi. Selain itu yang tidak kalah pentingnya adalah
perlunya penguatan proses pembelajaran dan
penyesuaian beban belajar agar dapat menjamin
kesesuaian antara apa yang diinginkan dengan apa
yang dihasilkan.
2. Landasan Pengembangan Kurikulum PAI di Sekolah
a. Landasan filosofis dalam pengembangan
kurikulum menentukan kualitas peserta didik yang
akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari
kurikulum, proses pembelajaran, posisi peserta didik,
penilaian hasil belajar, hubungan peserta didik
dengan masyarakat dan lingkungan alam di
sekitarnya.
Berdasarkan hal tersebut, Kurikulum PAI 2013
dikembangkan menggunakan filosofi sebagai
berikut:
1) Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk
membangun kehidupan bangsa masa kini dan
masa mendatang.
2) Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa
yang kreatif.
3) Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan
kecerdasan intelektual dan kecemerlangan
akademik melalui pendidikan disiplin ilmu.
4) Pendidikan untuk membangun kehidupan masa
kini dan masa depan yang lebih baik dari masa
lalu.
b. Landasan Teoritis
Kurikulum PAI 2013 dikembangkan atas teori
“pendidikan berdasarkan standar” (standard based
education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi
(competency-based curriculum).
Pendidikan berdasarkan standar menetapkan adanya
standar nasional sebagai kualitas minimal
warganegara yang dirinci menjadi standar isi,
standar proses, standar kompetensi lulusan, standar
pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana
dan prasarana, standar pengelolaan, standar
pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.
Kurikulum berbasis kompetensi dirancang untuk
memberikan pengalaman belajar seluas luasnya
bagi peserta didik dalam mengembangkan
kemampuan untuk bersikap, berpengetahuan,
berketerampilan, dan bertindak.
c. Landasan yuridis Kurikulum PAI 2013 adalah:
1) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
2) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional.
3) Undang-undang Nomor 17 Tahun 2005
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional, beserta segala ketentuan yang
dituangkan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional.
4) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor
19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan.
3. Aspek Pengembangan Kurikulum PAI di sekolah
b. Pengembangan ideologis-filosofis PAI
Pendidikan Agama Islam sesungguhnya
menghadapi permasalahan yang sangat serius
dalam tataran filosofis, karena wacana pengetahuan
dan teknologi saat ini berjalan tanpa kendali
agama.
c. Pengembangan aspek budaya relegius Sekolah
Pendidikan Agama Islam sebgai pioneer transfer
ilmu agama dan pembentukan nilai tidak punya
alasan lagi untuk memaksimalisasikan pendidikan
agamanya.
d. Pengembangan Aspek Kompetensi PAI
Ketika kualitas keberagamaan peserta didik
hanya diukur dari seberapa mampu dia menghafal
apa yang diberikan oleh guru. Yang terjadi adalah
pendangkalan dari realitas beragama itu sendiri.
Maka harus dicarikan solusi untuk membuat pola
pengajaran yang terintegratif, yang mampu
menampilkan agama dalam tataran teoritis
(kognitif) hingga tataran implementatif (afektif).
4. Pendekatan Multidisipliner sebagai Alternatif
Pengembangan PAI
Masalah terpenting yang ada dalam pembahasan
kurikulum menyangkut masalah kondisi kurikulum itu
sendiri yang sudah semestinya diadakan inovasi atau
bahkan reformasi secara berkala guna disesuaikan
dengan dinamika wacana dan masanya.
Penggunaan ilmu-ilmu dalam pemecahan suatu
masalah melalui pendekatan ini dengan tegas tersurat
dikemukakan dalam suatu pembahasan atau uraian
termasuk dalam setiap urain sub-sub uraiannya bila
pembahasan atau uraian itu terdiri atas sub-sub uraian,
disertai kontribusinya masing masing secara tegas bagi
pencarian jalan keluar dari masalah yang dihadapi.
PAI merupakan bidang ilmu pokok yang menjadi satu
komponen yang tidak dapat dipisahkan dengan bidang
ilmu lain yang bertujuan untuk pengembangan moral
dan kepribadian peserta didik. Maka, semua bidang
ilmu yang memiliki tujuan tersebut harus seiring dan
sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai oleh bidang
ilmu PAI.

1. aspek pengembangan kurikulum, sulit dipahami karena


Daftar materi pada KB
2 yang dijelaskan terlalu luas wawasannya.
yang sulit dipahami
Daftar materi yang sering 1. Pendekatan Multidisipliner sebagai Alternatif
3 mengalami miskonsepsi Pengembangan PAI, karena multi tafsir tentang
dalam pembelajaran multidisipliner yang bagaimana, apakah segala hal.

Anda mungkin juga menyukai