Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

TIPE TIPE MASYARAKAT DALAM MENYIKAPI PERUBAHAN SOSIAL

DOSEN PENGAJAR:DR.A.HARTAWATI,SH.,MH

NAMA::ALFIANSYAH

NO STAMBUK:0120101

STIH PENGAYOMAN WATAMPONE

Makalah Tipe-Tipe Masyarakat dalam Menyikapi Perubahan Sosial


Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmatnya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Tipe-Tipe Masyarakat dalam Menyikapi
Perubahan Sosial” ini dengan baik dan lancar sesuai dengan waktu yang ditetapkan. Adapun
maksud pembuatan makalah ini adalah sebagai bentuk kepedulian kami dalam menyikapi
budaya konsumerisme yang terjadi di masyarakat akibat perubahan sosial.

Pada kesempatan ini kami juga ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada pihak-pihak yang telah terlibat dalam pembuatan makalah ini secara langsung
maupun tidak langsung. Dalam pembuatan makalah ini kami juga merasa masih terdapat
banyak kekurangan, oleh karena itu kami mohon kritik dan saran yang membangun dari
pembaca untuk dapt memotivasi kami dalm pembuatan makalah yang lebih baik di lain
waktu. Akhir kata kami ucapkan terima kasih.
Daftar Isi

Kata Pengantar...................................................................................................................... 1

Daftar Isi............................................................................................................................... 2

Pengertian Perubahan Sosial................................................................................................. 3

Tipe-tipe Masyarakat dalam Menyikapi Perubahan Sosial

a. Masyarakat Terbuka................................................................................................. 4

b. Masyarakat Tertutup................................................................................................ 5

Perilaku Masyarakat Terhadap Perubahan Sosial Budaya

a. Perilaku Postif.......................................................................................................... 5

b. Perilaku Negatif....................................................................................................... 7

Sikap Kritis terhadap Pengaruh Perubahan Sosial Budaya

a. Sikap Positif.......................................................................................................... .8

b. Sikap Negatif........................................................................................................... 9

Penutup

a. Kesimpulan............................................................................................................ 10

b. Saran...................................................................................................................... 11

Daftar Pustaka................................................................................................................... 12
PENGERTIAN PERUBAHAN SOSIAL

Perubahan sosial adalah proses sosial yang dialami oleh anggota masyarakat serta semua
unsur-unsur budaya dan sistem-sistem sosial, di mana semua tingkat kehidupan masyarakat
secara sukarela akan dipengaruhi oleh unsur-unsur eksternal meninggalkan pola-pola
kehidupan, budaya, dan sistem-sistem sosial lama kemudian menyesuaikan diri atau
menggunakan pola-pola kehidupan, budaya dan sistem-sistem sosial yang baru. Hal-hal
penting dalam perubahan sosial menyangkut aspek-aspek berikut, yaitu: perubahan pola
pikir masyarakat, perubahan perilaku masyarakat, dan perubahan budaya materi.

Menurut para ahli, perubahan sosial memiliki definisi sebagai berikut.

o Kingsley Davis mengatakan bahwa Perubahan sosial merupakan perubahan-perubahan


yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat.

o Mac Iver mengatakan bahwa Perubahan sosial adalah perubahan-perubahan yang terjadi
dalam hubungan sosial (social relation) atau perubahan terhadap keseimbangan (equilibrium)
hubungan sosial.

o William F. Ogburn mengemukakan bahwa Perubahan sosial adalah perubahan yang


mencakup unsur-unsur kebudayaan baik material maupun immaterial yang menekankan
adanya pengaruh besar dari unsur-unsur kebudayaan material terhadap unsur-unsur
immaterial.
o Gillin dan Gillin mengatakan bahwa perubahan-perubahan sosial sebagai suatu variasi dari
cara-cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan-perubahan kondisi geografis,
kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi maupun karena adanya difusi ataupun
penemuan-penemuan baru (inovasi) dalam masyarakat.

o Selo Soemardjan mengatakan bahwa perubahan sosial merupakan segala perubahan-


perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang
mempengaruhi sistem sosialnya termasuk di dalamnya, nila-nilai, sikap dan pola perilaku
diantara kelompok-kelompok dalam masyarakat. Tekanan pada definisi tersebut terletak
pada lembaga kemasyarakatan sebagai himpunan pokok manusia, perubahan-perubahan
mana yang kemudian mempengaruhi segi struktur masyarakat lainnya.

Menurut Soekanto (1990), penyebab perubahan sosial dalam suatu masyarakat dibedakan
menjadi dua macam yaitu faktor dari dalam dan luar. Faktor penyebab yang berasal dari
dalam masyarakat sendiri antara lain bertambah atau berkurangnya jumlah penduduk,
penemuan baru, pertentangan dalam masyarakat, terjadinya pemberontakan atau revolusi.
Sedangkan faktor penyebab dari luar masyarakat adalah lingkungan fisik sekitar, peperangan,
pengaruh kebudayaan masyarakat lain.

Menurut Soerjono Soekanto problema atau masalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian
antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok
sosial. Jika terjadi bentrokan antara unsur-unsur yang ada dapat menimbulkan gangguan
hubungan sosial seperti kegoyahan dalam kehidupan kelompok atau masyarakat.

Tipe -Tipe Masyarakat dalam Menyikapi Perubahan Sosial

a.Masyarakat Terbuka

Dalam menerima perubahan, pada masyarakat terbuka dibedakan menjadi dua kelompok,
yaitu:

1.Masyarakat yang Menerima Perubahan dengan seleksi

Dalam tipe masyarakat yang demikian, perubahan yang ada disikapi dengan sikap selektif.
Artinya perubahan yang membawa dampak positif bagi nilai-nilai di masyarakat tersebut
akan diterima dengan tangan terbuka, sebaliknya perubahan yang dapat menimbulkan
rusaknya norma-norma sosial yang telah ada ditolak keberadaannya. Masyarakat seperti ini
tergolong masyarakat modern.
Berikut adalah ciri-ciri masyarakat modern:

1. Sikap hidup yang dapat menerima hal-hal baru dan terbuka untuk perubahan

2. Mempunyai keberanian untuk mengemukakan pendapat

3. Lebih mengutamakan masa kini, sangat menghargai waktu

4. Memiliki perencanaan dan pengorganisasian

5. Yakin pada IPTEK dari pada hal-hal gaib (mistik)

6. Penuh perhitungan dan percaya diri

7. Menghargai harkat hidup orang lain

8. Memiliki sikap keadilan dan pemerataan

2. Masyarakat yang Menerima Perubahan Tanpa Seleksi

Semua unsur-unsur yang masuk dalam suatu masyarakat dianggap baik dan lebih maju,
sehingga perlu diikuti, terutama unsur-unsur budaya dari dunia barat. Hal ini karena
perkembagan ilmu dan teknologi mereka demikian maju dan cepat perkembangannya.

Keadaan ini membuat sebagian masyarakat lupa bahwa tidak semua yang datang dari barat
merupakan hal-hal yang modern. Proses menerima semua unsur-unsur barat tanpa seleksi
disebut westernisasi

Semua yang datang dari barat tidak dapat digolongkan modern. Pergaulan bebas, seks
bebas, merupakan kerusakan moral dan tidak sesuai dengan nilai dan norma bangsa
Indonesia.

Modern tidak sama denga westernisasi. Hal ini berarti tidak semua yang datang dari Barat
itu modern. Westernisasi harus kita tolak. Kita bukan orang Barat, tapi orang Indonesia yang
memiliki nilai-nilai budaya dan norma-norma sosial sendiri yang jauh lebih baik dari norma-
norma sosial yang ada di Barat.

b. Masyarakat Tertutup

Masyarakat tertutup sulit menerima perubahan. Mereka bersifat bahwa perubahan akan
menyebabkan hilangnya keaslian budayanya. Mereka menutup diri akan perubahan,
adakalanya mereka menerima perubahan namun sifatnya terbatas bahkan ada yang tak mau
menerimanya sama sekali. Mereka tak mau bergaul dengan masyarakat luar.
Masyarakat Papua, masih ada suku-suku yang hampir belum mengalami perubahan,
kehidupan mengembara di hutan, mengumpulkan makanan berupa daun-daunan, berpindah
dari satu tempat ke tempat yang lain (nomaden) bahkan mereka belum menggunakan
pakaian

Ciri – Ciri Masyarakat Tertutup:

1.Tak mau kehilangan budaya aslinya

2.Perkembangan ilmu pengetahuan yang lambat

3.Memiliki sifat etnosentrisme yang tinggi

4.Terlalu kuat memegang tradisi dan ideologi kelompok

5.Mobilitas sosial rendah

Perilaku Masyarakat Terhadap Perubahan Sosial Budaya

Kita telah belajar tentang perubahan sosial budaya dan globalisasi beserta dampak
perubahan sosial budaya dan globalisasi. Perubahan sosial budaya pada masyarakat
menimbulkan adanya perilaku positif dan negatif. Berikut ini beberapa contohnya

A. Perilaku Positif Masyarakat Terhadap Perubahan Sosial Budaya

1.Percaya Pada Diri Sendiri

Orang yang percaya diri tidak membiarkan kebiasaan lama, orang lain, dan kondisi
lingkungan mendikte nasibnya. Dia menunjukkan sikap dan menentukan diri sendiri arah
hidupnya. Ia tak pernah terkurung adalam ketakutan, melainkan selalu berusaha melakukan
tindakan membangun. Orang seperti ini melihat perubahan sebagai sesuatau yang wajar.
Perubahan adalah tantangan dan kesempatan untuk berkembang. Ia juga yakin bahwa ia
dapat melewati setiap tantangan sebagai dampak dari perubahan itu

Orang yang percaya diri akan meniali dirinya secara jujur. Ia sadar akan semua aset berharga
dalam dirinya dan selalu berusaha menemukan aset lain yang belum dikembangkan. Ia juga
membuat analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunity, Threats atau kekuatan,
kelemahan, kesempatan dan ancaman) dalam dirinya.
Hasil dari analisis ini digunakan untuk membuat dan menerapkan strategi pengembangan
diri yang lebih realistis

2. Berpikir Rasional

Menurut Habermas, rasionalitas adalah kemampuan berpikir secara logis dan analitis.
Berpikir secara analitis berarti berusaha menyelidiki suatu peristiwa untuk mengetahui
keadaan sebenarnya. Cara berpikir rasional merupakan cara berpikir dimana orang
mempertimbangkan akal budinya dalam memutuskan sesuatu.

Orang seperti ini tak menerima begitu saja sebuah unsur baru. Ia akan selalu menyelidikinya
dan mempertimbangkannya.

Orang seperti ini akan cenderung mudah menerima sesuatu yang masuk akal. Bila
perubahan itu mengarah pada sesuatau yang baik, yang masuk akal ia akan menerima
perubahan itu.

Bila perubahan itu tidak masuk akal, dan negatif ia akan dengan segera menolaknya

3. Terbuka Pada Inovasi

Orang yang terbuka pada inovasi akan cenderung dinamis dan mudah berubah. Karena ia
senantiasa terdorong untuk lebih dalam mengetahui inovasi baru dan dengan segera
mempelajarinya.

Semakin terbuka seseorang terhadap suatu inovasi, semakin besar pula perubahan yang
mungkin terjadi

B. Perilaku Negatif Masyarakat Terhadap Perubahan Sosial Budaya

1.Penyalahgunaan Teknologi

teknologi disisi lain dapat memudahkan dan membantu kehidupan manusia jika digunakan
secara bijaksana. Akan tetapi ketika teknologi digunakan secara tidak bijaksana, akan
menimbulkan dampak negatif. Misalnya saja teknologi internet digunakan oleh sebagian
orang untuk pornografi dan melakukan kejahatan di dunia maya

2. Perilaku Kebarat-Baratan

Westernisasi adalah suatu asimilasi kebudayaan barat atau proses soosial yang
memperkenalkan kebiasaan dan praktik-praktik peradaban Barat. Hal ini terjadi karena
mereka menganggap semua yang dari Barat modern. Mereka bertingkah seperti orang Barat
agar dianggap modern. Buktinya yaitu gaya hidup mereka yang ala barat, mulai dari cara
berpakaian hingga pola makan.

Bila diamati, budaya Barat berpotensi mengubah cara berpikir, cara bekerja, dan cara hidup
kita. Ketiga aspek ini tak semuanya negatif atau positif. Dari ketiga aspek itu, cara hidup lebih
cepat berubah daripada cara berpikir ataupun cara bekerja. Tanpa sadar masyarakat
membiarkan kebudayaan Baratmengubah pola hidup mereka. Gaya hidup masyarakat yang
khas sudah mulai menghilang

3. Konsumerisme

Konsumerisme merupakan sikap atau perilaku suka membeli barang untuk mendapatkan
prestise atau gengsi tertentu, tanpa memperhatikan kegunaanya. Perilaku seperti ini lebih
mendahulukan pemenuhan keinginan dengan gaya hidup mewah daripada pemenuhan
kebutuhan pokok.

Dampak Perilaku Masyarakat Terhadap Perubahan Sosial Budaya

a.Integrasi Sosial

Manusia atau masyarakat menemukan sistem nilai dan falsafah hidup baru. Apabila hal ini
terjai, maka unsur-unsur yang berbeda dapat saling menyesuaikan, berarti yang terjadi
adalah integrasi sosial

b. Disintegrasi Sosial

Disintegrasi sosial terjadi ketika unsur-unsur sosial yang berbeda yang ada dalam
masyarakat tidak mampu menyesuaikan diri satu sama lain. Ketika unsur sosial yang satu
memaksakan diri, maka unsur sosial yang lainnya akan memberontak atau melawan.

Gejala disintegrasi sosial antara lain sebagai berikut:

1. Tidak adanya persamaan pandangan mengenai tujuan semula yang ingin dicapai.

2. Norma-norma masyarakat mulai tidak berfungsi dengan baik sebagai alat pengendalian
sosial demi mencapai tujuan bersama.

3. Terjadi pertentangan antarnorma-norma yang ada dalam masyarakat.

4. Sanksi yang diberikan kepad pelanggar norma tidak dilaksanakan secara konsekuen.

5. Tindakan-tindakan warga masyarakat tidaklagi sesuai dengan norma-norma yang berlaku


dalam masyarakat.
6. Terjadi proses-proses sosial yang bersifat disosiatif

Bentuk-Bentuk Disintegrasi Sosial

1. Aksi protes dan demonstrasi

2. Kriminalitas

3. Kenakalan remaja

4. Pelacuran

5. Pergolakan daerah

Sikap Kritis terhadap Pengaruh Perubahan Sosial Budaya

a.Sikap Positif terhadap Pengaruh Perubahan Sosial Budaya

-Terbuka (Open Minded)

Masyarakat dapat bersikap terbuka pada perubahan sosial budaya. Masyarakat akan
memperhatikan sesuatu yang baru yang ada disekitar mereka. Setelah itu mereka melakukan
seleksi akan pengaruh tersebut.

Bangsa Indonesia sejak dulu merupakan bangsa yang terbuka terhadap budaya dari luar. Hal
ini dapat dilihat dari banyaknya asimilasi maupun akulturasi yang ada di Indonesia.
Kebudayaan Betawi misalnya, merupakan asimilasi dari kebudayaan Indonesia, Melayu, Cina,
Timur Tengah dan Eropa.

-Antisipatif

Antisipatif adalah sikap tanggap terhadap sesuatu yang sedang dan akan terjadi. Setelah
bersikap terbuka dengan perubahan yang terjadi, kita juga harus tanggap terhadap
kemungkinan-kemungkinan dan fenomena yang terjadi

-Selektif
Selektif memiliki dua makna, yang pertama melalui seleksi atau penyaringan, yang kedua
mempunyai daya pilih.

Setelah mengetahui bahwa suatu perubahan sosial budaya memiliki pengaruh baik atau
buruk, masyarakat kemudian melakukan proses seleksi yakni memilih pengaruh manakah
yang memberikan manfaat besar bagi dirinya ataupun orang lain

-Adaptif

Apabila seseorang telah memutuskan bahwa suatu kebudayaan telah membawa pengaruh
positif bagi dirinya dan orang lain, ia akan menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut.
Dengan cara seperti itu, ia akan mudah mengikuti dan menyerap perubahan itu

-Tidak Meninggalkan Kebudayaan Asli

Meski kita telah menerima kebudayaan dari luar, dan telah beradaptasi dengan kebudayaan
tersebut. Hendaklah kebudayaan asli kita senantiasa kita jaga dan lestarikan agar jangan
sampai hilang. Karena kebudayaan asli kita adalah suatu yang unik dan memiliki nilai yang
tinggi

Sikap Negatif terhadap Pengaruh Perubahan Sosial Budaya

-Tertutup dan Curiga

Sikap tertutup biasanya dimiliki oleh masyarakat yang sudah terlanjur menikmati dan
tenang berada di dalam kebudayaannya yang mapan. Mereka akan merasa tidak senang
apabila ada pengaruh kebudayaan lain yang mencoba masuk kedalamnya.

Perubahan sosial budaya yang masuk dianggap akan merusak tatanan yang ada. Sikap
tertutup dan curiga ini merupakan salah satu ciri masyarakat tradisional

-Acuh tak Acuh dan Apatis

Sikap ini mirip dengan sikap tertutup. Hanya saja sikap ini memiliki perbedaan dengan sikap
tertutup dalam hal merasakan perubahan yang datang. Sikap tertutup, masyarakatnya
merasakan penuh pengaruh perubahan itu, akan tetapi sikap acuh tak acuh dan apatis ini
masyarakat atau individu belum tentu merasakan pengaruh perubahan.

Pada sikap acuh tak acuh ini, masyarakat tak mau tahu dengan apa yang sedang terjadi,
karena pengaruh yang ada tak berdampak apa-apa pada dirinya.

-Tidak Selektif dan Tidak Berinisiatif


Tidak selektif berarti tak mampu memilah-milah pengaruh perubahan sosial budaya
manakah yang bermanfaat atau tidak bagi dirinya.

Tidak inisiatif berarti tidak memiliki ide atau prakarsa untuk berbuat sesuatu. Segala
sesuatunya ditentukan oleh pihak lain. Dalam menghadapi perubahan sosial budaya, orang
yang punya inisiatif akan mudah diombang-ambingkan pengaruh dari luar dirinya.

Penutup

Kesimpulan

1. Gejala perubahan sosial dalam hal ini adalah Globalisasi budaya masyarakat Indonesia
cenderung kearah negative.Ini dapat dilihat dari timbulnya berbagai macam problema social
yang akhir-akhir ini sudah terjadi di lingkungan kita ,termasuk salah satunya adalah
konsumerisme.

2. Bangsa Indonesia harus beranjak dari posisi sebagai konsumen menjadi


produsen.Diperlukan strategi untuk mengkaji kembali secara dinamis nilai-nilai budaya
bangsa yang dapat digunakan sebagai alat untuk menghadapi tantangan masa depan. Patut
pula untuk disadari bahwa terdapat kendala-kendala yang membutuhkan kecermatan yang
mendalam dalam proses pewarisan nilai itu.

3. Perkembangan budaya konsumerisme menguntungkan para pemilik modal dan


memanfaatkan masyarakat yang menjadi objek. Peran kita sebagai generasi muda
seharusnya mempunyai pikiran kritis untuk menyadari adanya hal ini dan menentang budaya
tersebut karena hanya merugikan bagi kita, serta jangan sampai kita menjadi orang (agen)
yang mendukung dan mengembangkan hal tersebut. Budaya konsumerisme telah
menjadikan mahasiswa lupa dengan posisi mereka sebagai intelektual dan menjadikan
mereka agen yang terjebak dalam posisi tersebut.”Budaya merupakan bentukan manusia dan
dapat dirubah oleh manusia, kesadaran kritis dan proses transformasi sosial dapat dilakukan
untuk merubah keadaan menjadi lebih baik”

Saran

Masyarakat harus bersikap positif dalam menunjukkan bentuk penerimaan terhadap arus
modernisasi dan globalisasi, diantaranya adalah sebagai berikut :

1) Penerimaan secara terbuka (open minded); sikap ini merupakan langkah pertama dalam
upaya menerima pengaruh modernisasi dan globalisasi. Sikap terbuka akan membuat kita
lebih dinamis, tidak terbelenggu hal-hal lama yang bersikap kolot, dan akan lebih mudah
menerima perubahan dan kemajuan zaman.

2) Mengembangkan sikap antisipatif dan selektif, sikap ini merupakan kelanjutan dari sikap
terbuka. Setelah kita dapat membuka diri dari hal-hal baru, langkah selanjutnya adalah kita
harus memiliki kepekaan (antisipatif) dalam menilai hal-hal yang akan atau sedang terjadi.
Kaitannya dengan pengaruh modernisasi dan globalisasi. Sikap antisipatif dapat
menunjukkan pengaruh yang timbul akibat adanya arus globalisasi dan modernisasi. Setelah
kita mampu menilai pengaruh yang terjadi, maka kita harus mampu memilih (selektif)
pengaruh mana yang baik bagi kita dan pengaruh mana yang tidak baik bagi kita

3) Adaptif, sikap ini merupakan kelanjutan dari sikap antisipatif dan selektif. Sikap adaptif
merupakan sikap mampu menyesuaikan diri terhadap hasil perkembangan modernisasi dan
globalisasi. Tentu saja penyesuaian diri yang dilakukan bersifat selektif, artinya memiliki
pengaruh positif bagi si pelaku.

4) Tidak meninggalkan unsur-unsur budaya asli, seringkali kemajuan zaman mengubah


perilaku manusia, mengaburkan kebudayaan yang sudah ada, bahkan menghilangkannya
sama sekali. Kondisi ini menyebabkan seseorang/masyarakat kehilangan jati diri mereka,
kondisi ini harus dapat dihindari. Semaju apa pun dampak modernisasi yang kita lalui, kita
tidak boleh meninggalkan unsur-unsur budaya asli sebagai identitas diri. Jepang merupakan
salah satu negara yang modern dan maju, namun tetap mempertahankan identitas diri
mereka sebagai masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai