PPUZZLE PECAHAN
OLEH;
RAHAYUNINGSIH, S.Pd
NIP. 199012222020122005
SDN 8 TOLANGOHULA
KECAMATAN TOLANGOHULA
KABUPATEN GORONTALO
i
LEMBAR PENGESAHAN
Yang betandatangan dibawah ini, mengesahkan karya inovasi pembelajaran yang berjudul :
“PUZZLE PECAHAN”
i
LEMBAR PERNYATAAN
i
KATA PENGANTAR
RAHAYUNINGSIH, S.Pd
i
DAFTAR ISI
Dampak Peningkatan Terhadap Kualitas Proses Pembelajaran Dan Hasil Belajar Peserta
Didik.....................................................................................................................................11
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 11. Menempelkan kertas berwarna pada bagian potongan persegi ................ 8
Gambar 12. Pasang bagian-bagian potongan persegi pada bingkai styrefoam ............ 8
Gambar 15. Guru memjelaskan cara menyelesaikan Soal dengan alat peraga ............ 9
Gambar 16. Siswa maju ke depan kelas menyelesaikan soal menggunakan alat peraga 10
v
PUZZLE PECAHAN
SEBAGAI ALAT PERAGA
1
dalam menganalisis pecahan senilai yang diharapkan dapat mendorong
motivasi peserta didik untuk mengikuti proses pembelajara secara aktif.
Menyajikan proses pembelajaran yang mempermudah peserta didik untuk
memahami materi kecepatan dan debit khususnya dalam memperoleh mampu
menganalisis pecahan senilai dengan proses yang sederhana dan benar secara
efektif dan efisien.
Mempermudah peserta didik memahami materi pecahan senilai khususnya
dalam menganalisis berbagai pecahan senilai
Meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi pecahan senilai.
C. Manfaat
Manfaat Bagi Peserta Didik
Meningkatkan minat, hasrat dan rasa cinta terhadap Matematika.
Meningkatkan motivasi peserta didik untuk berperan secara aktif dalam proses
pembelajaran.
Peserta didik mudah menerima dan memahami materi Pecahan Senilai.
Meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi Pecahan Senilai.
Manfaat Bagi Guru
Guru dapat menyelenggarakan proses pembelajaran Pecahan Senilai yang
menarik, efektif dan efisien.
Guru dapat mengembangkan pembelajaran berbantuan Puzzle Pecahan.
Guru dapat menumbuhkembangkan minat dan cinta peserta didik pada
Matematika dengan menyajikan pembelajaran yang menyenangkan dengan
Alat peraga Puzzle Pecahan.
Meningkatkan kreativitas guru.
Meningkatkan kompetensi guru.
Meningkatkan kinerja guru.
Meningkatkan motivasi guru untuk terus mengembangkan dan meningkatkan
kemampuan di bidang TIK sesuai perkembangan zaman.
2
RANCANGAN PUZZLE PECAHAN
A. IDE DASAR
Pembelajaran dikelas IV pada kompotensi dasar kompetensi dasar 3.1
Menjelaskan pecahan senilai dengan gambar dan model konkret, masih menggunakan
metode ceramah sehingga peserta didik tidak akan paham dengan mudah konsep
apabila hanya mendapatkan penjelasan materi Pecahan Senilai dengan Metode
Ceramah. Oleh karena itu dicari cara lain untuk memudahkan peserta didik dalam
mengingat contoh-contoh pecahan senilai
Pembuatan media pembelajaran pada mata pelajaran matematika materi pecahan
seniali dengan menggunakan puzzle pecahan dapat memudahkan peserta didik dalam
menyelesaikan masalah untuk menntukan pecahan senilai. menggunakan segitiga JKW
dalam memecahkan masalah menghitung kecepatan dan debit. Oleh karenanya perlunya
alat peraga menarik yang real untuk memudahkan peserta didik dalam memudahkan
pemahaman materi ini sehingga dibuatlah alat peraga
untuk membantu kelancaran proses pembelajaran dan memperjelas konsep pecahan
senilai pada mata pelajaran Matematika kelas IV.
40 cm
Gambar 1. rancangan
3
15 cm 15 cm 15 cm 15 cm
Gambar 2. Pola rancangan Persegi
4
Proses pembuatan papan puzzle pecahan ini dapat dilihat pada diagram alir berikut :
Karena berbahan dasar kertas dan styrofoam relatif lebih mudah rusak.
Harga yang murah menjadikan styrofoam ini pilihan untuk membuat papan puzzle
pecahan
5
PROSEDUR PEMBUATAN DAN
PENGGUNAAN PAPAN PUZZLE PECAHAN
A. CARA PEMBUATAN
1) Siapkan Styrofoam dengan ukuran 40 x 60 cm sebagai bingkai
6
4) Setelah semua pola persegi terpotomg, buatlah kembali pola pada masing-
masing pesegi menjadi 2 bagian, 3 bagian, 4 bagian dan 6 bagian
7
7) Tempelkan kertas berwarna yang telah digunting pada potongan bagian-bagian
persegi
8
Gambar 13. Pengenalan alat peraga
Kemudian guru menjelaskan cara menyelesaikan soal tersebut dengan alat peraga
puzzle pecahan dengan cara jika di tanya ½ bagian pada soal maka yang
dilakukan
yaitu dengan mengambil satu bagian pada kotak persegi yang terdapat 2 bagian
potongan persegi. Begitu juga yang dilakuakn pada pecahan 1/3, ¼ dan 1/6
Gambar 15. Guru memjelaskan cara menyelesaikan soal dengan alat peraga
9
Siswa maju didepan kelas untuk mengerjakan saol pecahan senilai
menggunakan media puzzle pecahan
Gambar 16. Siswa maju kedepan kelas menyelesaikan soal dengan menggunakan
alat peraga
1
DAMPAK PENINGKATAN TERHADAP KUALITAS PROSES PEMBELAJARAN DAN
HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK
Berdasarkan data yang diperoleh bahwasannya terdapat siswa yang tidak tuntas ini di
sebabkan karena kurangnya aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran matematika. Siswa
cenderung pasif di saat mengikuti proses pembelajaran dan berdiskusi kerjasama dalam
kelompok sehingga dapat berpengaruh pada nilai matematika yang rendah.
Setelah menggunakan alat peraga berupa puzzle pecahan maka aktivitas siswa dalam
proses pembelajaran meningkat yang dapat berpengaruh pada hasil belajar siswa yang
disebabkan karena adanya variasi pembelajaran dengan menggunakan alat peraga. Pada
pembelajaran ini guru menghadirkan bentuk konkret dari bentuk-bentuk pecahan sehingga
siswa dapat melihat langsung, meraba dan memanipulasi alat peraga dalam
mengidentifikasi sifat-sifat pecahan senilai. Siswa juga diberikan kesempatan untuk
menggunakan alat peraga dalam berdiskusi mengidentifikasi sifat-sifat pecahan senilai dan
memanipulasi alat peraga dalam bermain puzzle pecahan senilai.
Kesempatan menggunakan alat peraga tersebut membuat siswa merasa senang,
tertarik dan memusatkan perhatiannya pada penjelasan guru. Proses pembelajaran yang
menyenangkan bagi siswa dapat menigkatkan aktivitas belajar terahadap mata pelajaran
Matematika sehingga matematika tidak lagi menjadi mata pelajaran yang sulit dan
membosankan bagi siswa. Ini sesuai dengan taraf berfikir siswa tingkat SD yang masih
pada tahap konkret seperti disampaikan oleh piaget bahwa anak usia 7-12 tahun masih
berada pada tahap kongkret.