Anda di halaman 1dari 5

Antibiotik Blok 3.

2 Perte 1

Dr. Endang

aB itu apa? Agen ab itu beda dgn obat lain yg digunakan di bidang kedokteran . beda?

Obat lain ditujukan utk organ ttt dlm tubuh. AB utk pathogen yg berada dlm tubh pasien. Yg kita tuju
adl mikroor pnyebab infeksi dlm tubh pasien.

In vitro / in vivo pd hewan coba  pharmakoterapi. Hrs tau pk pd pada tubuh.

AB itu memiliki selektifitas

Misuse AB  drug resisten pathogen

Infeksi mikrobakteria itu apa? Sudah dpt pelajaran mikrobio kan? Nanti kita bicarakan spesifik gol.
Tersendiri apa itu.  Cth : TBC. Kita org indo hrs mengenal ap aitu tbc, sbg suatu negara endemic.
Padahal TB lebih mematikan drpd Covid 19. Karena kita sudah mengenal sekian puluh tahun jd
merasa aman2 saja.

Ketika dr ending belajar di luar, mereka g tau apa itu tb tapi pelajaran tb itu sgt intensif.

Kemudian yg dikuatirkan itu misuse obat AB  catatan utk org indo : pada pasien kalo mereka sakit
itu mereka pasti merasa disebabkan o/ kuman  selalu minta AB. Ada mhs kedokteran yg bilang itu
betulllll, bhkan mulai nenek dr ending klo belum AB pasti gak sembuh. Berapa lm diberikan??
Regimen dosisna spt apa?  menggunakan patokan turun temurun  blm belajar farma mikro
biokim

Wktu dr ending di luar, Klo ada pasien dikasih AB, mereka akan interogasi dr nya  dicecar knp
harus diberikan AB, apakah ada yg salah, apakah sanitasi dll.--> sgt berbeda di indo, di indo malah
suka dikasih AB, klo ga dikasih di apotek 1 malah minta ke apotek sebelah.

KALAO TJD MISUSE?? Patogen pnyebab virus tsb akan mjd resisten  bahkan bs tjd MDA (Multiple
Drug Resisten). Coba sdr bayangkan klo m.o pnybab ini jadi resisten thd byk AB?? Logikanya
mengapa?? Apa yg tjd?? Yg simple saja : sulit diobati, bayangkan pnyakit2 infeksi sdh resisten thd AB
yg kita punya, bukankah kita kembali lagi ke era pra-AB?? Stiap org yg skit infeksi, klo tubuhnya tdk
bisa mengontrol : mati sudah ☹ keadaan itulah yg menyebabkan fenomena thd penemuan AB.

Padahal tdk semua penyakit infeksi tapi kok disamaratakan dikasih AB. Penyakit infeksi sendiri bisa
berubah2, spy bisa survive padahal.

Kecepatan masnusia utk menciptakan obat (AB) baru, itu kaalah cepat thd mutase/perubahan m.o
penyebab infeksi. Sepertinya tnpa melakukan penelitian, mereka sudah teracak (kuman). Yg
ditakutkan Penggunaan / pembuatan obat AB menurun krn kalah cepat tadi.

Kmudian apakah yg mnyebabkan penggunaan yg massif (misuse) AB ini??

1. Have no bacterial infection tapi dikasih AB – ada seseorang yg keukeuh mgunakan AB utk
smw penyakit, dia berusaha utk dpt AB dan memilih SuperTetra 2 kapsul, terus ditanya dr
Endang, trs katanya itu yg paling manjur dari kecil pake obat ini, ditanya lagi knp ga
tetrasiklin?? DIjawab katanya oh itu ga manjur, lain dari obat ini. Dia keukeuh harus Super
Tetra. Apa yg aneh di sini?? Bahan aktifnya SAMA SAJA TwT jadi cuma beda title sj
2. Over unnecessary prolong periodes – hal ini yg menyebabkan kemungkinan infeksi. Waktu
dr Endang DM kalau persiapin pasien pas malam hari buat op besoknya, pasien hrs dikasih
AB. Padahal pelajaran itu salah. Jadi skrg biasanya AB hrusnya diguankan ½ jam sblm insisi.
3. Pgunaan multiple / broad spectrum agen ketika tdk dibutuhkan – kombinasi bbrp obat /
obat dgn spektrum yg luas. Spy katakanlah m.o dibom skaligus biar mati semua, padahal
harusnya m.o penyebab infeksi sj yg harus dimatikan krn itu nanti akan menyebabkan efek
yg tidak diinginkan.
4. Penggunaan AB scr luar biasa pd agrikultur – AB yg digunakan tdk seperti pd manusia yg 1
miligram dst tapi 1 kresek  buat tanaman subur.

Dampak :

1. memicu penggunaan AB yg broader spectrum.


2. Obat mjd kurang manjur (less efficacious)
3. AB mjd lebih toxic (liat pemberian AB : yg manjur efektif, yg aman safe, yg murah harga)
Pengalaman dr. Endang di rs dr sutomo, di sana byk departemen, missal bedah ada
ABCDEFG, itu bisa berbeda, jadi resistensi mikrobiologi bisa bbd. Jd mungkin di sini bisa
efektif / susceptible, kmudian 6 bulan slanjutnya tdk lagi, jadi tujuan 6 bulan itu memberikan
rotasi penggunaan (menunda resistensi itu scr bergilir, jadi cth diberikan obat A, 6 bln,
dikash obat B, 6 bulan C, sterusnya)
4. Longer hospital stay  meningkatkan cost
5. Morbidity
6. Mortality

Itu tadi PENGENALAN AB

BASIC PRINSIP OF AB THERAPI

Jadi teori m.o, spesifik mikroba penyebab pnyakit, dan obat2 anti mikrobialnya. Di sini kita bicarakan
regimen dosis. Masih ingat>??? Apa itu regimen dosis??

“Ini kelas mengapa ya diam semua? Aliran kebatinan rupanya” – Dr. Endang

Pemberian dosis/volume/takaran suatu obat. Obat, jenis, sediaan nya apa, administrasinya gimana,
bentuknya gimana solusio tablet kapsul apa gimana. Frekuensi / interval pemberian obat brp kali
seminggu sekali sehari 3 x apa gimana. Kapna pemberiannya sebelum makan malam hari apa
sesudah.

Selain regimen, interaksi obat dan intoksikasi.

Faktor pemilihan AB :

1. Mikrobiological
2. Obat
3. Hostnya / pasien

Faktor m.b. : 1) kita harus tau identifikasi infeksi / mo penyebab, kiat hrs tau bahwa betul ada infeksi
2) hrs diketahui infeksinya ada di mana, di otak paru git atau kaki, itu berbeda nanti.

Mengapa berbeda?? Hub dengan apa?? Bisa saja menyangkut normal flora tapi bukan itu. Tapi PK
PD. Mengapa tadi dibillang harus tau di mana?? Ya sifat farmakologi. Cth : ada obat yg tidak
menembus BBB, missal kuman A menyebabkan infeksi ke otak, ya jgn diberikan obat yg tidka bisa
menembus BBB, ya percuma.
Coba kalian mengenal AB yg tidak terdistribusi ke jaringan yg ingin ditargetkan. Cth milih AB yg
katanya buat kuman di jar. Paru, tapi dia sendiri tdk terdistribusi ke sana, Itu dri segi mikrobio

Yg kedua yaitu susceotibility (kemanjuran) sering kita hrs menunggu uji susceptibility ini untuk
menguji kemanjuran. Kita harus tau, kalau kita menduga pasien A ini dia mencerita infeksi, hrs tau
dulu infektinya gimana, krn di paru kah, git kah kult kah Krn itu kita mengirim ke m.b utk tau ini
specimen dari mana. Ketika hasulnya muncul .

Kalau dokter 1 tdk menyebutkan local inf, kitab isa salah mengerti. Bukan hny perkara local inf, tapi
utk merelease (mis., tantomisin), klo di rs. Dr sutomo kita harus membuktikan keadaan inf di daerah
tsb, klo tdk menyebutkan halt sb / di pasien ini sudah diberikan AB tapi tidak manjur , maka sudah
MRSA --? Mestinya merisilin digunakan brsama anti staphylococcus. Tapi trnyata ada kuman2 yg
nyebar ke luar, dia ga sensitive thd metisilin, jadi dia disebut kelompok MRSA (Metisilin Resisten)

Jd hrs dibuktikan dulu peningkatan infeksi MRSA, baru diberikan tantomisin gitu

Kita juga klo konsul harus nyebutkan specimen ini dari mana. Itu berkaitan dgn AB misalnya infeksi
thd paru, yaudah ga dikasi tantomisin, carikan yg lain.

Itu dari faktor organisme penyebab infeksinya.

Kmudian faktor obat :

- PK / PD : spectrumnya (apakah AB 1 juga sensitive thd m.o no 3/dst), ADME, Penetrasi pada
SoInfection (AB harus bisa mencapai SoI, klo di otak ya dia hrs mencapai otak dgn
jumlah/konsentrasi yg ditentukan) Jadi AB tsb juga harus mencapai SoI itu, Antimicrobial PD
(apakah dia bisa benar” membunuh kuman tsb) ada AB yg time dependent killing effect (ada
2 gol, gol 1 Semakin lama waktu paparan pada m.o penyebab, semakin tinggi daya bunuh
(klo dikeluarkan dri tubuh y ga ngefek), gol ke 2 ada concentration dependent killing effect
yg maksudnya ab gol ini daya bunuh membesar kalau dosis nya diperbesar (klo dosisnya
kurang y ga ngefek)), potensial toxicity (kita hrs mengenal masing” pada kondisi / pasien spt
apa efek toksik ini muncul)
- Resisten (atau obat bisa melakukan interaksi dgn obat lain)

Faktor Host :

- Defense mechanism : klo ada sesuatu yg mengganggu tubuh kita, kita tidak infeksi krn sudah
bisa melawannya dgn mekanisme pertahanan dalam tubuh kita . missal m.o dalam jumlah yg
sangat besar melebihi kemampuan pd diri kita, bahkan pada covid 19.
- Faktor local (bisa beda, mis. Dia tahan pada jantung, pembul darah, paru, tulang)
- Usia (lansia sudah menurun kemampuan utk bertahan adaptasi homeostatic, slain itu Sudha
berkurang.)
- Genetik (Hubungannya mungkin dgn kosrtikosteroid,, org yg kekurangan ini dia rentan thd
infeksi)
- Kehamilan (harus hati2
- Komorbid missal ada kelainan jantung ginjal diabet asmatis dll. Komorbid spt itu ya sgt
mengganggu dan menurunkan daya tahan ssorg thd infeksi)
- Epidemi (suatu waktu ttt bisa muncul serangan pd suatu daerah, lama dan kapannya gitu)
- Alergi (cth penisilin, makanan
AB PK

RoA juga berpengaruh.

Penyakit2, spt mikrovaskulopati, makrovaskulopati, DM, dll. Jadi kan

Percepatan resisten

Klo td diobati jaringan nekrotik bisa merambat ke sel2 berikutnya.

Drug concentration in body fluid (shg bisa tercapai konsentrasi terapi)

Dipantau konst dalam serum, ada bbrp obat yg diperlukan untuk dipantai, tapi itu Direct
relationship serum -drug dan efficacy

Nanti ada pelajaran Monitoring Drug Therapy. Jadi ada bbrp obat dgn alas an ttt

Kita hany amemonitor

Jadi klo kita tidak pantau bisa jadi yg 1 tdk ngefek yg 1 bisa menyeabkan toksik. Jd lihat efikasi n
toksisity

Available accurate essay : slain prosedurnya kompleks n gak mahal

AB PD

AB pd dasarnya yg 1 bersifat bakteriostatik (melemahkan m.o penyebab infeksi, harapannya


tubuh pasien hrus kuat / mampu melanjutkan AB ini), bakterisidal (membunuh mikroba / kuman
penyebab infeksi), Time dependent killing, Concentration Dependen killing

Postantibiotic effect.

Dia masih berfungsi / memiliki daya kalaupun konsentrasi sudah dibawahnya MIC dan MBC, jadi
Sudha abis tapi efeknya masih ada.

Di situ ada bbrp contoh ttg aktivitas antibakteria.

Penetrasi obat.

Merupakan harus bisa melewati physical barrier (missal dari CNS hrs bisa nimbus BBB), ini
tergantung obat, biasanya membutuhkan transporter.

*) cns *) eye *) pulmo *) vegetasi endocardial *) biofilm. Misal endocarditis itu sulit diterapi, krn
pembul darah ke situ jga susah. AB juga aktif pas dlm aktif. Tapi klo dormand / vegetative apalagi
pembul darah ke situ sedikit bgt ya jadi gak ngefek.

Susceptibilitas / Kepekaan thd AB, itu mengukur keadaan di SoI dan bisa kuantitatif (MIC50 &
MBC50) & kualitatif “zona inhibisi” ada ab yg time dependent  maksudnya spt di grafik. Wkatu
di atas MIC  sbrp lama waktu yg dibutuhkan AB utk berada di atas MIC supaya dia ttp efektif?

Klo kalian mendapati AB response yg bergeser makin ke kanan  tjd suatu peningkatan
resistensi, dibutuhkan suatu peningkatan resistensi yg lebih. Bisa saja peningkatan resistensi
pada E max (slide / gbr ke 3), karena dia ga se efektif yg pertama.

Perkembangan Resistensi AB
- Perubahan target protein  coth : AB beta aktat  AB dia aslinyaberikatan dgn slh satu
tahapan di ddg selnya. Obat yg tjd perubahan target protein yg tadinya di rangkaian 13, mjd
di rangkaian angka 20, sehingga ab nya “kecilik” ga ngefek
- Reduced entry
- Ada bbrp kuman yg memompa keluar kembali AB dari tubuh
- Pelepasan enzim yg menghancurkan AB shg efeknya hilang.
- Ada kuman yg melepaskan cincin akhirnya teman” baik kita cincinnya dibungkus shg tdk bisa
dirusak tadi. M.o juga pinter lagi merubahj/ membentuk enzim lain shg byk skli nama yg
dikenal enzim ini ; x beta lactamase, extended spectrum b lactamase, dll
- Ada obat AB yg Pro drug bisa diubah ktk diberikan ke pasien yg infeksi mjd active drug.
Kmudian kuman bisa mengganti lagi spy enzimnya hilang. Shg mikroba membuat jalan lain
(alternative pathway) spy bisa survive.

Hetero resistansi --.>? ada bbrp obat yg bisa membuat resistensi thd obat lain, missal
vankomisin, colistin, rifampin, dkk.

AB kombinasi. Obat itu sbaiknya tunggal spy tdk ada interaksi lalala tp biasanya shg kita perlu
menggunakan kombinasi  spy mencegah resistensi. Contoh : ricobacter pilo – infeksi tukak
peptic, lambung alas an kombinasi 2  mempercepat penyembuhan infeksi spy kuman2
segera hilang  meningkatkan kemanjuran terapi  mengurangi toksisitas terkait dosis 
infeksi microbial / polimikrobial infeksi (klo penyebab infeksinya itu bbg macam m.o, di sini bisa
juga dipakai broad spectrum)  life threatening empirical tx (jadi kombinasi AB itu mestinya tdk
bole diberikan pada terapi infeksi empiric (pemberian AB pertama sblm kita tau penyebabnya,
apalagi jgn pake broad spectrum, krn itu memicu terjadinya resistensi, AKAN TETAPI, empirical
itu boleh diberikan kombinasi apabila infeksinya berat / mengancam nyawa))

MISUSE AB

Mengapa bisa terjadi begitu? Sering kita memberikan AB berikatn krn infeksinya non responsive
atau FUO (Fever of Unknown Origin), atau jg karrena Improper Dosis  hruse dilakukan regimen
dosis, dan juga improper reliance of chemotherapy.

AB CLINICAL USE

AB MISUSE, OVER, and INAPPROPRIATE USE itu BISA TERJADI RESISTANSI !!

Only limited option for life threatening !!

Ada yg mau ditanyakan???

Anda mungkin juga menyukai