Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“BULLYING”

Makalah ini disusun dengan maksud dan tujuan untuk memenuhi Ujian Tengah
Semester pada mata kuliah Pendidikan Karakter

Dosen Pengampu : Dr. L. Rini Sugiarti, S.Psi., M.Si, Psikolog

Disusun oleh :

Nama : Dini Safira Wulandari

NIM : F.111.22.0050

Fakultas Psikologi

Universitas Semarang

2022

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis rahmat dan karunia-Nya
sehingga dapat menyelesaikan makalah dengan tepat waktu. Tidak lupa shalawat
serta salam tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang syafa`atnya kita
nantikan kelak. Makalah dengan judul “Bullying” ini disusun untuk memenuhi ujian
tengah semester pada mata kuliah pendidikan karakter. Penulis berharap makalah
ini dapat menambah ilmu pengetahuan mengenai permasalahan bullying. Penulis
menyadari makalah dengan judul “Bullying” ini masih memerlukan penyempurnaan
karena kesalahan dan kekurangan. Maka dari itu, penulis terbuka terhadap kritik dan
saran pembaca. Apabila terdapat kesalahan penulisan pada makalah ini, penulis
memohon maaf.

Semarang, 4 November 2022

Dini Safira Wulandari

2
DAFTAR ISI

Halaman Judul…………………………………………………………………………….1

Kata Pengantar…………………………………………………………………………....2

Daftar Isi…………………………………………………………………………………....3

BAB I Pendahuluan………………………………………………………………………..4

1. Latar Belakang……………………………………………………………………..4
2. Rumusan Masalah…………………………………………………………………5
3. Tujuan……………………………………………………………………………….6
4. Studi Kasus…………………………………………………………………………6

BAB II Dasar Teori…………………………………………………………………………8

1. Definisi Bullying…………………………………………………………………….8
2. Jenis Jenis Bullying………………………………………………………………..8
3. Faktor Penyebab Bullying…………………………………………………………9
4. Dampak Bullying………………………………………………………………….10
5. Cara Mengatasi Bullying…………………………………………………………11

BAB III Metode Penyelesaian dan Solusi………………………………………………12

1. Metode Penyelesaian Bullying…………………………………………………..12


2. Solusi Bullying……………………………………………………………………..12

BAB IV Hasil dan Kesimpulan……………………………………………………………12

1. Hasil…………………………………………………………………………………12
2. Kesimpulan…………………………………………………………………………12

BAB V Saran……………………………………………………………………………….13

Daftar Pustaka……………………………………………………………………………..13

3
BAB 1

Pendahuluan

1. Latar Belakang

Akhir akhir ini masih banyak terjadi kasus bullying, terutama pada anak anak dan
remaja di sekolah. Sekolah yang seharusnya menjadi tempat dimana remaja dididik
untuk tidak melakukan suatu tindakan kekerasan dan sebagai tempat mereka
memperoleh pengetahuan dan membangun kepribadian yang positif, justru menjadi
tempat berkembangnya bullying. Menurut (Notar & Padgett, 2013) ada 3 peran
dalam tindakan bullying, yaitu pelaku bullying, korban bullying, dan bystander
(penonton yang berada di sekitar kejadian dan merasa bingung untuk menolongnya
atau tidak apabila dihadapkan pada keadaan yang darurat).

Bullying merupakan sebuah perilaku yang dilakukan oleh seseorang atau


sekelompok orang terhadap orang lain yang bertujuan untuk menindas dan
menyakiti serta dilakukan secara terus menerus. Perilaku bullying bisa berupa
bentuk verbal maupun non verbal. Bentuk bullying verbal yaitu melukai perasaan
seseorang dengan perkataan baik itu secara langsung maupun secara tidak
langsung seperti menggosip, memfitnah, mengejek sedangkan bentuk bullying non
verbal yaitu melukai secara fisik biasanya seperti menendang danmemukul.
Seseorang yang berasal dari keluarga yang memiliki ekonomi rendah, yang
berpenampilan berbeda dengan yang lain lebih rentan mengalami bullying.

Perilaku bullying bisa menimbulkan dampak yang sangat berbahaya, mulai dari fisik
hingga mengalami masalah pada kondisi kesehatan mental dan emosional salah
satunya yaitu depresi yang dimana bisa menyebabkan seseorang merasa tidak
berguna dan berfikir untuk tidak berangkat menuju sekolah dan juga mengakibatkan
menurunnya prestasi saat di sekolah. Maka dari itu bullying tersebut harus segera
diatasi karena dalam jangka panjang bullying bisa menjadikan seseorang merasa
tertekan dan mengalami trauma yang sangat berat.

Bullying dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya yaitu faktor internal dan
faktor eksternal. Faktor yang paling berpengaruh adalah faktor internal terutama
yang berkaitan dengan psikologis dan kondisi fisik seseorang. Faktor internal
berasal dari dalam diri sendiri seperti memiliki rasa rendah diri yang tinggi, merasa

4
dirinya lemah, memiliki fisik yang lemah dan ada rasa ketidakberdayaan. Rasa
ketidakberdayaan ini apabila berlangsung lama dan sudah tidak dapat diatasi lagi
akan menimbulkan seseorang merasa tertekan dan frustasi. Sedangkan faktor
eksternal biasanya berasal dari keluarga, teman sebaya, dan lingkungan.

Remaja atau pelajar yang dibully seringkali tidak menyadari bahwa mereka telah
membully korbannya. Perilaku penindasan ini sering dianggap perilaku normal dan
sering dianggap sebagai lelucon. Bullying tidak dianggap sebagai penyiksaan dan itu
adalah proses pengasuhan dan serangan tanpa korban (Siswati & Widyanti, 2009).
Remaja yang melakukan intimidasi dan tidak menyadari bahwa mereka telah
melakukan intimidasi akan terus menggertak sampai tujuan dan keinginannya
mereka tercapai.

Tindakan bullying yang sering terjadi di sekolah sekolah biasanya sebagai


pembentukan mental junior atau bisa jadi didasarkan pada balas dendam terhadap
para senior karena mereka sebelumnya pernah juga menjadi korban bullying.
Beberapa korban bullying memiliki karakter yang antara satu dengan yang lain pasti
berbeda, terlebih lagi jika seseorang itu memiliki kondisi mental yang sangat lemah
itu lebih mudah untuk merasakan ketakutan, perasaan cemas, dan tidak percaya
diri.

Menurut (SEJIWA, 2008) di dalam penelitianya mengenai bullying di Indonesia


terletak di 3 kota yaitu Surabaya, Jakarta, dan Jogjakarta. Tingkat kekerasan
tertinggi terjadi di SMA dengan kekerasan psikologis dan kekerasan pada fisik. Serta
berdasarkan penelitian tersebut disebutkan tidak ada satupun sekolah di Indonesia
yang terbebas dari tindakan kekerasan.

2. Rumusan Masalah
1. Apa saja jenis bullying?
2. Apa yang menyebabkan individu melakukan bullying?
3. Apa dampak yang didapat dari korban yang dibully?
4. Bagaimana cara mengatasi bullying?

5
3. Tujuan
1. Untuk mengetahui macam macam bullying.
2. Untuk mengetahui sebab sebab individu melakukan bullying.
3. Untuk mengetahui dampak yang didapat atas perilaku bullying.
4. Untuk mengetahui cara mengatasi bullying.

4. Studi Kasus

Jakarta – Polisi mengungkap kasus pengeroyokan terhadap pelajar SMAN 70


Jakarta. Pengeroyokan dilakukan oleh enam orang pelajar SMAN 70 Jakarta
yang merupakan kakak kelas korban. Pengeroyokan tersebut terjadi pada Mei
2022. Polisi sempat menerbitkan daftar pencarian orang (DPO) terhadap salah
satu tersangka berinisial DAA (18). DAA saat ini telah ditangkap polisi. DAA
bersama lima tersangka lainnya juga telah ditahan polisi.

Informasi pencarian DPO atas nama DAA ini sempat dipublikasikan oleh pihak
Polres Mtero Jakarta Selatan. Dalam foto DPO yang ditampilkan, DAA dicari
polisi atas kasus kekerasan terhadap anak di bawah umur dan pengkeroyokan.
Hal itu juga dikonfirmasi oleh Kasatreksrim Polres Mtero Jakarta Selatan AKBP
Ridwan Soplanit. Dia membenarkan Damara Altaf Alawadin merupakan DPO
Polres Jakarta Selatan. “Perkait penanganan kasus di PPA (Pasal) 170
(KHUP),” kata Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Ridwan
Soplanit saat dimintai konfirmasi, Minggu (26/6/2022).

Setelah informasi DPO atas nama DAA diterbitkan, polisi kemudian


menangkapnya. DAA ditangkap di Jakarta. “Sudah ditangkap kasus (kasus
pengeroyokan siswa) SMA 70. Kemarin sudah ditangkap, sudah nggak ada
DPO,” kata Ridwan.

Ridwan mengungkapkan DAA melakukan pengeroyokan secara bersama-sama


dengan 5 tersangka lainnya terhadap anak di bawah umur. Korban adalah adik
kelas pelaku. “(Pasal) 170 kan bersama-bersama beberapa orang. Tapi dia yang
paling dominan,” jelas Ridwan. “Korbannya adik kelas mereka (pelaku),”
tambahnya. Polisi mengungkapkan pengeroyokan dipicu masalah senioritas.
Pengeroyokan yang dilakukan oleh DAA dan kawan kawan ini menimpa adik
kelasnya. “Ada arogansi kelompok gitu. Masalah pergaulan gitu. Korban ini adik

6
kelas mereka,” kata Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Ridwan
Soplanit saat dihubungi, Rabu (29/6/2022).

Kasus pengeroyokan itu terjadi pada Mei 2022. DAA bersama lima temannya
mengeroyok korban yang merupakan adik kelasnya. Polisi belum menjelaskan
lebih jauh persoalan yang mendorong terjadinya tindakan pengeroyokan kepada
para pelaku. Ridwan baru menuturkan para tersangka melakukan aksinya
didorong sikap senioritas kepada adik kelas. “Salah satunya itu senioritas,
masalah geng-geng itu,” terang Ridwan.

Polisi telah menangkap enam orang pelaku pengeroyokan kepada salah satu
siswa SMAN 70 Jakarta. Aksi pengeroyokan itu disebut terjadi di luar jam belajar
sekolah. “Kejadiannya ada dugaan itu di luar jam sekolah sehingga ini juga perlu
kami lakukan pendalaman, apakah ada kaitanya dengan proses yang terjadi di
sekolah tersebut atau memang karena kebetulan saja,” kata Kapolres Metro
Jakarta Selatan Kombes Budhi Herdi Susianto kepada wartawan, Rabu
(29/6/2022).

Budhi mengatakan tindakan pengeroyokan itu terjadi pada bulan Mei 2022. Total
ada enam orang terlibat dalam kasus tersebut. Para tersangka dan korban
rupanya merupakan pelajar di SMAN 70 Jakarta. Korban merupakan adik kels
dari para pelaku.”Jadi korbannya merupakan adik kelas dari kakak kelas yang
diduga melakukan pengeroyokan terhadap korban adik kelasnya tersebut,” jelas
Budhi. Detikcom telah mencoba menghubungi pihak SMAN 70 Jakarta terkait
kasus tersebut. Namun, hingga berita ini diturunkan belum ada tanggapan dari
pihak sekolah.

7
BAB II

Dasar Teori

1. Definisi Bullying
Bullying berasal dari kata serapan bahasa inggris yaitu bully yang
artinya seseorang yang menggertak. Barbara Coloroso (2003:44): “Bullying
adalah tindakan bermusuhan yang dilakukan secara sadar dan disengaja
yang bertujuan untuk menyakiti, seperti menakuti melalui ancaman agresi
dan menimbulkan teror. Termasuk juga tindakan yang direncanakan maupun
spontan bersifat nyata atau hampir tidak terlihat, di hadapan seseorang atau
di belakang seseorang, mudah untuk diidentifikasi atau terselubung dibalik
persahabatan, dilakukan oleh seorang anak atau kelompok anak.” Bullying
adalah bentuk awal dari perilaku agresif atau kekerasan. Bisa secara fisik,
psikologis, verbal, maupun kombinasi dari ketiganya. Perilaku yang biasa
dilakukan bisa berupa ejekan nama, intimidasi, yang dapat merugikan
korban. Badan Perlindungan Anak Indonesia mendefinisikan bullying sebagai
penganiayaan fisik jangka panjang oleh individu atau kelompok orang yang
tidak mampu membela diri dalam situasi yang melibatkan keinginan untuk
menyakiti atau menakut-nakuti orang lain, dan kekerasan psikologis,
membuat seseorang depresi, trauma. Bullying biasanya dilakukan berulang
kali oleh satu individu atau kelompok untuk memaksa atau mengintimidasi
individu atau kelompok lain.
2. Jenis Jenis Bullying
Menurut Barbara Coloros (2006: 47-50) bullying terbagi menjadi kedalam 4
jenis yaitu,
A. Bullying Verbal
Bullying yang paling mudah dilakukan yaitu bullying verbal karena ini
merupakan sebuah awal dari perilaku bullying yang lainnya dan bisa jadi
langkah awal untuk kekerasan selanjutnya. Biasanya berupa julukan,
tuduhan, fitnah, kritik kejam, hinaan, surat ancaman, tuduhan palsu, gosip,
ucapan bernuansa ajakan atau pelecehan yang lain dan lain lain. Dampak
dari bullying verbal ini akan menyebabkan seseorang akan merasa
cemas, tidak percaya diri bahkan depresi dan bisa juga melakukan
percobaan bunuh diri.

8
B. Bullying Fisik
Bullying secara fisik ini paling mudah terlihat dan mudah dikenal, tetapi
tidak banyak remaja yang melakukan bullying secara fisik. Remaja yang
selalu melakukan bullying seringkali mendapat masalah dan dapat beralih
ke perilaku kriminal. Biasanya orang yang melakukan bullying fisik merasa
bahwa dirinya lebih berkuasa dibandingkan si korban. Kekerasan fisik ini
juga bisa terjadi akibat seseorang tidak bisa mengontrol emosinya.
C. Bullying Relasional
Bullying akan memuncak pada saat remaja awal mengalami
perubahan mental, emosional, fisik, dan seksual. Karena pada masa ini
remaja mulai mengenal dirinya sendiri dan mencoba untuk menyesuaikan
dengan lingkungannya. Bullying relasional ini paling sulit diidentifikasi dari
luar. Bentuk bullying ini berupa perusakan harga diri korban secara
sistematis melalui pengabaian, penghindaran bahkan pengucilan. Perilaku
ini termasuk sikap sikap terselubung seperti ekspresi wajah yang agresif,
tatapan sinis, cibiran, ejekan, serta bahasa tubuh yang mengejek.
D. Bullying Elektronik
Kemajuan teknologi sudah semakin canggih sehingga perilaku bully ini
bisa dilakukan melalui sarana elektronik yang biasanya ditujukan untuk
meneror si korban menggunakan gambar, tuisan, dan rekaman video yang
sifatnya mengintimidasi atau meneror. Seseorang yang melakukan
bullying jenis ini dilakukan untuk remaja yang paham mengenai sarana
teknologi dan informasi. Biasanya tindakan ini terjadi di media sosial,
game online dan berbagai macam platform lainnya. Tindakan bullying
melalui media elektronik ini juga memiliki dampak yang besar pada kondisi
psikologis seseorang.
3. Faktor Penyebab Bullying
a. Faktor Keluarga
Anak akan mengikuti perilaku orang tuanya, anak yang tumbuh dalam
keluarga yang dalam kesehariannya berlaku kasar dan agresif, maka ia
akan meniru perilaku tersebut dalam kehidupan sehari harinya. Terutama
anak yang kurang dalam mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari
orang tuanya itu akan memiliki kesempatan besar untuk menjadi seorang
pelaku bullying.
9
b. Faktor Kepribadian
Tempramen merupakan salah satu faktor utama seseorang melakukan
bullying. Seseorang yang sangat aktif dan impulsif inilah yang akan
berperilaku bullying. Beberapa orang menggunakan bullying sebagai
alternatif untuk mendapatkan sebuah popularitas atau mendapatkan
suatu barang keinginannya. Biasanya mereka takut jika mereka yang
terkena bullying maka dari itu mereka lebih dahulu melakukan perilaku
bullying.
c. Faktor Sekolah
Bullying berkembang sangat pesat dalam lingkungan sekolah, masih ada
beberapa pihak sekolah yang masih suka mengabaikan masalah bullying
ini. Rendahnya pengawasan di dalam sebuah sekolah sangat
beruhubungan dengan berkembangnya sikap sikap bullying di kalangan
siswa apalagi kasus senioritas. Apabila tindakan bullying tidak bisa
ditangani dengan baik itu akan menimbulkan pengulangan perilaku.
d. Faktor Kelompok Sebaya
Beberapa anak melakukan perilaku bullying dalam artian untuk
menunjukkan bahwa mereka bisa masuk dalam satu kelompok tertentu
walaupun mereka merasa tidak nyaman atas perilaku itu.

4. Dampak Bullying
- Adanya gangguan pada kesehatan fisik
Beberapa dampak yang ditimbulkan akibat tindakan bullying adalah sakit
dada, sakit kepala, atau bahkan luka lebam yang ada di sekujur tubuh
akibat bullying secara non verbal.
- Menurunnya kesejahteraan psikologis
Saat seseorang mengalami bullying ia akan merasa takut, marah, sedih,
malu hingga ketidakberdayaan untuk menghadapinya. Jika hal ini tidak
segera diatasi emosi tersebut akan berujung pada perasaan bahwa
dirinya tidak berharga hingga ada pemikiran untuk melakukan bunuh diri.
Dampak ini memang kurang terlihat, tetapi dalam jangka panjang ini akan
menggangu kesehatan psikologis seseorang.

10
5. Cara Mengatasi Bullying
o Mengajarkan kemampuan asertif yaitu kemampuan seseorang dalam
menyampaikan sebuah pendapat kepada orang lain dengan cara yang
tepat. Dengan cara mengatakan tidak atas tekanan tekanan yang
didapat dari pelaku.
o Memiliki hubungan yang baik antara ortu dengan anak, anak akan
bisa lebih terbuka kepada ortu jika mereka memiliki hubungan yang
baik.
o Mendorong untuk tidak menjadi saksi bisu dalam kasus bullying. Jika
kita berani untuk berbicara maka kasus bullying ini bisa cepat
terselesaikan.
o Memberi saran mengenai cara untuk menghadapi tindakan bullying.
Jadi ketika seseorang menjadi sasaran bullying ia akan bisa
menghadapinya tidak dengan cara kekerasan seperti menjauhi
pelaku, mengabaikan atau tidak memperdulikan pelaku.

11
BAB III

1. Metode Penyelesaian Bullying


Dari pihak sekolah, si pelaku bullying harus diberi hukuman ataupun sanksi
atas tindakan yang telah ia lakukan kepada si korban. Apabila tindakan
bullying itu telah membuat si korban mengalami trauma yang sangat berat, si
korban perlu ditanganin sesegera mungkin karena jika tidak kondisi
psikologisnya akan semakin memburuk dan sangat menganggu dalam
kehidupan sehari harinya.
2. Solusi Bullying
Melakukan penanganan menggunakan proses intervensi pemulihan sosial
(rehabilitasi), pendekatan pemulihan ini dilakukan dengan mengintegrasikan
kembali antara si korban dan si pelaku bersama dengan komunitas murid
yang lain ke dalam komunitas sekolah agar menjadi anggota komunitas
sekolah yang patuh, taat serta berpegang teguh para aturan aturan yang
berlaku.
BAB IV
Hasil
Bullying merupakan sebuah perilaku yang dilakukan oleh seseorang atau
sekelompok orang terhadap orang lain yang bertujuan untuk menindas dan
menyakiti serta dilakukan secara terus menerus. Perilaku bullying bisa berupa
bentuk verbal maupun non verbal.

Kesimpulan
Bullying merupakan tindakan kekerasan kepada seseorang yang dilakukan
secara terus menerus dengan tujuan untuk mendapatkan popularitas,
mencapai keinginannya, kesenangannya. Jenis jenis bullying dibagi menjadi 4
yaitu bullying secara verbal, bullying secara fisik, bullying, relasional, dan
bullying elektronik. Faktor penyebab dari perilaku bullying ini bisa dari faktor
keluarga, kepribadian, sekolah, teman sebaya. Dampak dari tindakan bullying
ini bisa menggangu kesehatan pada fisik seseorang serta bisa menganggu
kondisi psikologisnya seperti merasa cemas, takut, tidak percaya diri bahkan
hingga mengalami depresi serta ada pemikiran untuk melakukan percobaan
bunuh diri.

12
BAB V
Saran
Untuk para remaja hendaknya lebih peduli lagi dan cepat tanggap terhadap
masalah bullying terutama verbal bullying untuk karena verbal bullying ini
memiliki dampak yang sangat besar untuk kedepannya. Jangan diam saja
ketika melihat kejadian pembully

Daftar Pustaka
(https://eprints.umm.ac.id/30109/1/jiptummpp-gdl-zulfahmi07-31280-2-
babi.pdf)
(https://eprints.umm.ac.id/30109/1/jiptummpp-gdl-zulfahmi07-31280-2-
babi.pdf)
(http://scholar.unand.ac.id/54530/2/BAB%20I.pdf)
(http://repository.unissula.ac.id/15809/5/Bab%201.pdf)
(https://news.detik.com/berita/d-6154316/terkuak-senioritas-sma-jaksel-di-
balik-pengeroyokan-adik-kelas)

13

Anda mungkin juga menyukai