Anda di halaman 1dari 2

Terapi Reperfusi

Tujuan penanganan infark miokard akut (acute myocardial infarct) adalah untuk mengembalikan
perfusi sesegera mungkin. Pada kasus NSTEMI, terapi reperfusi dapat ditunda sesuai dengan
stratifikasi risiko. Namun pada kasus STEMI dengan onset kurang dari 12 jam, terapi reperfusi
secara mekanik atau farmakologis harus dilakukan secepatnya. Sesuai panduan yang dikeluarkan
oleh European Society of Cardiology (ESC), berdasarkan onset serangannya, terapi reperfusi
dilakukan pada keadaan infark miokard akut sebagai berikut:
 Kurang 12 jam
Pada pasien yang datang dengan onset keluhan kurang dari 12 jam, terapi reperfusi dilakukan pada
seluruh pasien dengan gejala dan elevasi segmen ST dan LBBB baru yang persisten.
 Lebih dari 12 jam dan terdapat proses iskemik yang sedang berlangsung
Pada pasien yang datang setelah 12 jam dari onset, maka dapat diutamakan untuk
dilakukan primary PCI.
Pada pasien yang datang dalam rentang 12 – 24 jam setelah onset, PCI dapat dipertimbangkan
untuk dilakukan pada pasien yang kondisinya stabil.
Sedangkan pada pasien yang datang setelah lebih dari 24 jam, tidak dianjurkan dilakukan PCI
walaupun sebelumnya telah dilakukan terapi fibrinolisis.
Primary Percutaneus Coronary Intervention (pPCI)
Primary Percutaneous Coronary Intervention (pPCI) merupakan pilihan utama dalam terapi
reperfusi dibandingkan dengan fibrinolisis. Dengan pPCI maka risiko perdarahan akibat
fibrinolisis dapat dihindarkan. Risiko perdarahan intrakranial dapat meningkat pada pemberian
fibrinolisis.[15]
Indikasi dilakukan primary PCI adalah :
 Diutamakan dilakukan dalam kurang dari 120 menit setelah kontak dengan petugas medis
 Pasien dengan gagal jantung akut yang berat atau syok kardiogenik, kecuali pada kondisi yang
diakibatkan oleh keterlambatan prosedur PCI.
Aspek-aspek dalam prosedur PCI yang harus diperhatikan antara lain:
 Diutamakan pemasangan stent pada semua kasus dibandingkan hanya dengan angioplasti dengan
balon.
 Tindakan primary PCI hanya terbatas pada pembuluh darah yang memiliki lesi, kecuali bila
dibarengi syok kardiogenik atau iskemik yang menetap setelah PCI.
 Akses melalui radial diutamakan dibandingkan femoral dan dilakukan oleh dokter yang
berpengalaman.
 Aspirasi trombus secara rutin diutamakan untuk dilakukan
 Penggunaan rutin alat proteksi distal tidak direkomendasikan
 Penggunaan rutin intraaortic baloon pump (IABP) selain pada syok kardiogenik tidak
direkomendasikan.

Anda mungkin juga menyukai