◦ Pressing (expression)
Pengepresan dilakukan dengan memberikan tekanan pada bahan menggunakan
suatu alat yang disebut hydraulic atau expeller pressing. Beberapa jenis minyak yang
dapat dipisahkan dengan pengepresan adlah minyal almond, lemon, kulit jeruk, dan
jenis minyak atsiri lainnya.
PENGOLAHAN MINYAK ATSIRI
◦ Ekstraksi menggunakan pelarut (solvent extraction)
Ekstraksi minyak atsiri menggunakan pelarut, cocok untuk mengambil minyak bunga
yang kurang stabil dan dapat rusak oleh panas. Pelarut yang dapat digunakan untuk
mengekstrasi minyak atsiri antara lain kloroform, alkohol, aseton, eter, dan lain-lain.
Kandungan eugenol
Penyulingan dengan 80-85%, cukup baik
air untuk bahan baku
parfum/flavor
Penyulingan minyak
cengkeh
Menghasilkan minyak
Penyulingan dengan cengkeh strong oil,
uap kandungan eugenol
91-95%
Jumlah mencapai 70-93 %, bersifat
Kandungan eugenol
mudah menguap, tidak
Fenol (Eugenol dan minyak bunga cengkeh
berwarna/agak kuning, mempunyai
eugenol asetat) lebih banyak dari
rasa getir, berubah menjadi coklat jika
minyak daun cengkeh
teroksidasi
α-kariofilen
Dapat dipisahkan dari minyak
dengan menambahkan larutan
Kariofilen (5-12%) soda 70%, diekstraksi dengan
ester, diuapkan di atas
penangas air
β-kariofilen
Jumlahnya sedikit
Seskueterpenal dan
Naftalen
Persenyawaan optis
aktif, dapat memutar
bidang polarisasi
MINYAK CENGKEH
◦ Syarat Kemasan/Wadah
- Terbuat dari pelat timah atau aluminium
- Terbuat dari pelat besi berlapis timah putih, galvanis atau berenamel yang di dalamnya dilapisi
dengan lapisan yang tahan minyak daun cengkih
PENGAMBILAN SAMPEL MINYAK DAUN CENGKEH
(SNI 06-2387-2006 )
◦ Pengambilan Contoh Mewakili Setiap Drum
Alat pengambil sampel: - pipa logam tahan karat/pipa tembus pandang
- ukuran panjang 125 cm, diameter 2 cm
- ujung pipa dapat ditutup/dibuka dengan sumbat bertangkai panjang
Prosedur Pengambilan Contoh:
- Masukkan alat pengambil contoh ke drum, minyak terambil dari lapisan atas hingga lapisan
bawah
- Ambil contoh empat kali pada empat sudut yang menyilang berhadapan kemudian dicampur
menjadi satu dan dikocok hingga homogen
- Ambil dari campuran tersebut 80 ml untuk dianalisis dan 80 ml lagi sebagai arsip contoh
- Masukkan contoh ke dalam botol bersih, kering sehingga tidak mempengaruhi contoh
- Botol ditutup kemudian disegel dan diberi etiket yang bertuliskan nomor drum/lot, tanggal
pengiriman contoh, identitas pengambil contoh, nama produsen atau eksportir
- Tutup kembali drum dan disegel setelah pengambilan contoh
PENGAMBILAN SAMPEL MINYAK DAUN CENGKEH
(SNI 06-2387-2006 )
◦ Pengambilan Contoh Mewakili Lot (Maksimal 50 drum)
Prosedur Pengambilan Contoh:
- Pemilihan drum yang akan diambil contohnya dilakukan secara acak berdasarkan daftar nomor
acak dan berasal dari satu tangki pencampur seperti pada “Pengambilan Contoh yang Mewakili
Setiap Drum)
- Ambil contoh sebanyak 30 % dari jumlah drum, minimal 5 drum per lot. Kemudian contoh
dicampur menjadi satu dan dikocok sampai rata
- Ambil 80 ml untuk dianalisis dan 80 ml untuk arsip contoh
- Masukkan contoh ke dalam botol bersih, kering, berwarna coklat dan bertutup asah
- Botol ditutup kemudian disegel dan diberi etiket yang bertuliskan nomor drum/lot, tanggal
pengiriman contoh, identitas pengambil contoh, nama produsen atau eksportir
- Tutup kembali drum dan disegel setelah pengambilan contoh
Penentuan Warna Minyak Cengkeh
(SNI 06-2387-2006 )
◦ Prinsip:
Pengamatan visual dengan menggunakan indra penglihatan langsung, terhadap
contoh minyak daun cengkih
◦ Cara menguji
Sampel 10 mL dimasukkan ke dalam tabung uji (hindari gelembung udara) kemudian
disandarkan pada kertas/karton berwarna putih. Pengamatan menggunakan mata
secara langsung dengan jarak pengamatan 30 cm
◦ Sifat Kimia
- Ditentukan oleh komponen sineol (komponen utama penyusun minyak kayu putih)
- Dapat larut dalam alkohol, ester, benzoat, dan dietil ftalat
◦ Pencampuran/Pemalsuan
- Minyak kayu putih sering dicampur dengan minyak pangan (trigliserid) atau kerosene
- Uji pemalsuan terhadap minyak kayu putih dapat dilakukan dengan cara mengocok minyak dalam
botol. Apabila terbentuk busa atau terbentuk gelembung yang tidak segera hilang, maka minyak
tersebut telah dicampur dengan minyak pangan atau kerosene
- Untuk meningkatkan kadar sineol dalam minyak kayu putih, pemalsuan dilakukan dengan
menambahkan eucaliptus ke dalam minyak kayu putih
SYARAT MUTU MINYAK KAYU PUTIH (SNI 06-3954-2006)
PENGAMBILAN SAMPEL MINYAK KAYU PUTIH (SNI 06-3954-2006)
◦ Pengambilan Contoh Mewakili Setiap Drum
Alat pengambil sampel: - pipa logam tahan karat/pipa tembus pandang
- ukuran panjang 125 cm, diameter 2 cm
- ujung pipa dapat ditutup/dibuka dengan sumbat bertangkai panjang
Prosedur Pengambilan Contoh:
- Masukkan alat pengambil contoh ke drum, minyak terambil dari lapisan atas hingga lapisan
bawah
- Ambil contoh empat kali pada empat sudut yang menyilang berhadapan kemudian dicampur
menjadi satu dan dikocok hingga homogen
- Ambil dari campuran tersebut 50 ml untuk dianalisis dan 50 ml lagi sebagai arsip contoh
- Masukkan contoh ke dalam botol bersih, kering sehingga tidak mempengaruhi contoh
- Botol ditutup kemudian disegel dan diberi etiket yang bertuliskan nomor kemasan/lot, tanggal
pengiriman contoh, identitas pengambil contoh, nama produsen atau eksportir
- Tutup kembali kemasan dan disegel setelah pengambilan contoh
PENGAMBILAN SAMPEL MINYAK KAYU PUTIH (SNI 06-3954-2006)
◦ Cara menguji
Sampel 10 mL dimasukkan ke dalam tabung uji (hindari gelembung udara) kemudian
disandarkan pada kertas/karton berwarna putih. Pengamatan menggunakan mata
secara langsung dengan jarak pengamatan 30 cm
◦ Prosedur
- memasukkan 2 gram resorsineol ke cawan porselin
- tambahkan 2 ml sampel minyak atsiri
- masukkan campuran resolsinol dan minyak atsiri ke dalam refrigerator selama 1-2 jam
- buang bagian yang tetap berupa cairan
- larutkan bagian yang mengkristal dengan larutan NaOH sampai mencair
- tuangkan ke dalam gelas ukur
- amati bagian terapung volume sebagai volume sineol
◦ Penyajian Hasil Uji
𝑉 𝑠𝑖𝑛𝑒𝑜𝑙 𝑡𝑒𝑟𝑢𝑘𝑢𝑟
% sineol = x100%
𝑉 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
MINYAK SEREH
Secara umum sereh dibagi menjadi 2 jenis, sereh dapur (lemongrass) dan sereh wangi
(sitronella)
Minyak sereh yang selama ini dikenal di Indonesia merupakan minyak sereh wangi
(citronella oil).
Minyak sereh diperoleh dengan penyulingan daun tanaman Andropogon nardus de Jong
Minyak sereh wangi memiliki aroma khas lemon, karena aroma tersebut adalah sebuah
senyawa bergugus fungsi aldehid yaitu sitral sebagai senyawa utama minyak.
Sereh dikenal memiliki sifat anti mikroba yang tinggi. Minyak atsiri dengan bahan dasar
sereh bermanfaat untuk mengurangi radang dan nyeri pada kulit.
Minyak sereh diperoleh dari ekstraksi bagian batang dan daun tanaman sereh.
KANDUNGAN DALAM MINYAK SEREH
Bahan kimia terpenting dalam minyak sereh adalah senyawa aldehid dengan nama sitronellal
dan senyawa alkohol disebut geraniol.
Kadar sitronelal dan geraniol sangat menentukan mutu minyak sereh, jenis tanaman sereh
yang menghasilkan produksi dan mutu yang terbaik adalah jenis ‘Mahapengiri’
Sereh jenis ‘Mahapengiri’ mengandung 80 – 97% toral geraniol dan 30 – 45% sitronellal.
Sedangkan sereh jenis ‘lemabatu’ dari Ceylon hanya mengandung 55 – 65% total geraniol
Beberapa faktor yang mempengaruhi produksi dan mutu minyak sereh diantaranya yaitu :
- keadaan tanah, iklim, dan tinggi daerah dari permukaan laut
- keadaan daun sebelum disuling
CARA PENGAMBILAN SAMPEL
◦ Pengambilan Sampel Mewakili Setiap Drum
Alat yang dipakai :
- pipa logam panjang 125 cm, diameter 2 cm
- ujung pipa dapat ditutup atau dibuka dengan suatu sumbat bertangkai panjang
Prosedur pengambilan sampel :
- Masukkan alat ke dalam drum, ambil minyak dari lapisan atas sampai bawah
- Ambil sampel empat kali pada empat sudut yang menyilang berhadapan, kemudian
campur dan kocok sampai homogen
- Ambil sampel 100ml untuk dianalisa dan 100ml lagi untuk arsip sampel
- Masukkan sampel untuk pengujian ke dalam botol bersih, kering dan tidak mempengaruhi sampel
- Botol ditutup, disegel, dan diberi etiket yang berisi nomor drum/lot, tanggal pengambilan sampel,
identitas pengambil sampel, dan nama produsen atau eksportir
- Segel tutup drum setelah dilakukan pengambilan sampel
◦ Pengambilan Sampel Mewakili 1 Lot (maksimum 50 drum)
Prosedur Pengambilan Sampel :
- Pemilihan drum yang akan diambil sampelnya dilakukan secara acak berdasarkan daftar nomor acak dan
berasal dari satu tangki pencampur seperti pada Pengambilan Sampel yang Mewakili Setiap Drum
- Ambil sampel sebanyak 30% dari jumlah drum, minimal 5 drum per lot. Kemudian campur dan kocok hingga
homogen
- Segel masing-masing tutup drum setelah dilakukan pengambilan sampel
- Ambil 100 ml sampel untuk dianalisa dan 100 ml untuk arsip.
- Tulis hasil analisa ke dalam sertifikat mutu/laporan hasil analisa yang mewakili lot tersebut
PENENTUAN BOBOT JENIS (SNI 06-3953-1995)
◦ Prinsip
Metode ini didasarkan pada Perbandingan antara berat minyak dengan berat air pada volume dan suhu yang sama
◦ Prosedur
- Cuci dan bersihkan piknometer, kemudian basuh berturut-turut dengan etanol dan dietil eter
- Keringkan bagian dalam piknometer tersebut dengan arus udara kering dan sisipkan penutupnya
- Biarkan piknometer di dalam lemari timbangan selama 30 menit dan timbang (m)
- Isi piknometer dengan air suling yang sudah dipanaskan pada suhu 20oC sambil menghindari adanya gelembung-
gelembung udara
- Celupkan piknometer ke dalam penangas air pada suhu 20oC selama 30 menit, Sisipkan penutupnya dan keringkan
piknometernya
- Biarkan piknometer di dalam lemari timbangan selama 30 menit, kemudian timbang dengan isinya (m1)
- Kosongkan piknometer tersebut, cuci dengan etanol dan dietil eter, kemudian keringkan dengan arus udara kering
- Isi piknometer dengan contoh minyak dan hindari adanya gelembung-gelembung udara
- Celupkan piknometer ke dalam penangas air pada suhu 20oC selama 30 menit, Sisipkan penutupnya dan keringkan
piknometer tersebut
- Biarkan piknometer di dalam lemari timbangan selama 30 menit dan timbang (m2)
PENENTUAN BOBOT JENIS (SNI 06-3953-1995)
dimana :
m = massa, dalam gram, piknometer kosong
m1 = massa, dalam gram, piknometer berisi air pada 20oC
m2 = massa, dalam gram, piknometer berisi sampel pada 20oC
Penentuan Indeks Bias (SNI 06-3953-1995)
◦ Prinsip
berdasarkan pada Pengukuran langsung sudut bias minyak yang dipertahankan pada
kondisi suhu yang tetap
◦ Prosedur
- Alirkan air melalui refraktometer agar alat ini berada pada suhu saat pembacaan akan
dilakukan
- Sebelum minyak ditaruh di dalam alat, minyak tersebut harus berada pada suhu yang sama
dengan suhu dimana pengukuran akan dilakukan
- Pembacaan dilakukan bila suhu sudah stabil
◦ Penyajian hasil uji
indeks bias 𝒏𝒕𝒅 = 𝒏𝒕𝟏
𝒅 + 𝟎, 𝟎𝟎𝟎𝟓 (𝒕𝟏 − 𝒕)
dimana :
V1 = Volume larutan HCl yang digunakan dalam penentuan
V2 = Volume larutan HCl 0,5N yang digunakan dalam penentuan blanko
m = massa dalam gram dari sampel yang diuji
Penghitungan bilangan ester setelah asetilasi
28,05 𝑉1 −𝑉
Bilangan Ester setelah asetilasi 𝐴 =
𝑊
Dimana :
V1 = Volume larutan HCl 0,5N yang digunakan untuk menitrasi blanko
V = Volume larutan HCl yang digunakan untuk menetralisasi kelebihan alkali untuk hidrolisa
W = berat minyak setelah asetilasi yang dilakukan
Penentuan Kadar Total Geraniol (SNI 06-3953-1995)
Penghitungan Presentase Geraniol
Alkohol bebas dihitung sebagai Geraniol
𝑀 (𝐴 −𝐸)
X =
561 −0,42𝐴
Dimana :
A = Bilangan ester minyak setelah asetilasi
E = Bilangan ester minyak sebelum asetilasi
M = Massa molekul relative (Mr) geraniol
Penentuan Kadar Sitronelal (SNI 06-3953-1995)
◦ Prinsip
Pengubahan senyawa karbonil menjadi olesin oleh reaksi dengan hidroksilamin yang
dibebaskan karena pengaruh larutan KOH pada hidroksilamonium khlorida, penentuan
hidroksilamin yang tersisa setelah reaksi tersebut dititrasi dengan HCl.
Sitronelal dihitung sebagai senyawa karbonil
o Penyajian Hasil Uji
Kadar senyawa karbonil yang dinyatakan sebagai sitronelal, dalam presentase massa
Dihitung dengan rumus :
𝑀 (𝑉0 − 𝑉1 )
20 𝑚
Dimana :
m = massa cuplikan/sampel yang diperiksa
V1 = volume larutan HCl yang digunakan dalam penentuan
V0 = volume larutan HCl yang digunakan dalam pengujian blanko
M = Mr Sitronelal yang dimasukkan dalam standar untuk minyak sereh
Penentuan Kelarutan dalam Alkohol (SNI 06-3953-1995)
◦ Prinsip
Kelarutan minyak dalam etanol
o Prosedur
- tempatkan 1ml sampel minyak dalam tabung reaksi
- tambahkan etanol setetes demi setetes ke dalam minyak dan kocok sampai diperoleh
suatu larutan bening pada suhu 20o C
- jika larutan tidak bening, bandingkan kekeruhan yang terjadi dengan kekeruhan larutan
pembanding melalui cairan yang sama tebalnya
- tambahkan etanol berlebih setelah minyak larut, karena beberapa minyak tertentu mengendap
pada penambahan etanol lebih lanjut
Penentuan Kelarutan dalam Alkohol (SNI 06-3953-1995)
◦ Penyajian Hasil Uji
Hasil uji dinyatakan sebagai berikut:
Kelarutan dalam 80% etanol = 1 volume dalam Y volume, menjadi keruh dalam Z volume
Bila larutan tersebut tidak sepenuhnya bening, catat apakah kekeruhan tersebut “lebih besar dari pada”,
“sama” atau “lebih kecil dari pada “ kekeruhan larutan pembanding
Penentuan Lemak (SNI 06-3953-1995)
◦ Prinsip
Minyak-minyak lemak tidak larut 90% dan minyak yang tersafonifikasi menghasilkan
busa, karena terbentuknya sabun.
o Penyajian Hasil Uji
Adanya endapan dari minyak-minyak lemak dinyatakan positif
Penentuan alkohol Tambahan (SNI 06-3953-1995)
◦ Prinsip
Menggunakan dua jenis pengujian, yaitu uji iodoform dan uji etil benzoate
Uji iodoform akan menghasilkan reaksi yang positif dengan setiap senyawa yang mengandung
gugus keton, khususnya aseton akan positif jika dilakukan uji iodoform .
Pada uji etil benzoate, semua alkohol alifatik yang bertitik didih rendah akan menghasilkan bau
bau seperti buah.
Akan tetapi hanya etil alkohol yang menghasilkan reaksi positif baik dengan uji iodoform maupun
dengan uji etil benzoate
o Penyajian Hasil Uji
Adanya etil alkohol dalam contoh yang diuji dinyatakan sebagai positif atau negatif
Penentuan adanya Minyak Pelikan (SNI 06-3953-1995)
◦ Prinsip
Berdasarkan pada penentuan indeks bias dari larutan sampel
◦ Syarat Kemasan/Wadah
- Terbuat dari pelat timah atau aluminium
- Terbuat dari pelat besi berlapis timah putih, galvanis atau berenamel, atau plat besi yang di
dalamnya dilapisi dengan lapisan yang tahan minyak sereh