Anda di halaman 1dari 57

MINYAK ATSIRI

DESKRIPSI MINYAK ATSIRI


◦ Minyak atsiri=minyak tebang (volatile oil)=minyak eteris (essensial oil)
◦ Merupakan minyak yang dihasilkan dari tanaman dan mempunyai sifat mudah menguap
pada suhu kamar tanpa mengalami dekomposisi
◦ Minyak atsiri adalah senyawa yang berwujud cairan atau padatan yang memiliki komposisi
maupun titik didih yang beragam yang diperoleh dari bagian tanaman, akar, kulit, batang,
daun, buah, biji maupun dari bunga (Sastrohamidjojo, 2004).
◦ Merupakan salah satu hasil sisa proses metabolisme dalam tanaman, yang terbentuk
karena reaksi antara berbagai persenyawaan kimia dalam tanaman. Minyak atsiri disintesa
dalam sel kelenjar pada jaringan tanaman dan ada juga yang terbentuk dalam pembuluh
resin (Ketaren, 1985)
◦ Minyak atsiri umumnya terdiri dari berbagai campuran persenyawaan kimia yang terbentuk
dari unsur karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O) serta beberapa persenyawaan kimia
yang mengandung unsur nitrogen (N) dan belerang (S). Pada umumnya sebagian besar
minyak atsiri terdiri dari campuran persenyawaan golongan hidrokarbon dan hidrokarbon
teroksigenasi (Ketaren, 1985).
PENGOLAHAN MINYAK ATSIRI
◦ Penyulingan (distillation)
Penyulingan adalah suatu proses pemisahan secara fisik suatu campuran dua atau lebih
produk yang mempunyai titik didih yang berbeda dengan cara mendidihkan terlebih
dahulu komponen yang mempunyai titik didih rendah agar terpisah dari campurannya.
Penyulingan merupakan metode ekstrasi yang tertua dalam pengolahan minyak atsiri.
Metode ini cocok untuk munyak atsiri yang tidak mudah rusak oleh panas, misalnya
minyak cengkeh, nilam, sereh wangi, pala, akar wangi, dan jahe (Widiastuti, 2012).

◦ Pressing (expression)
Pengepresan dilakukan dengan memberikan tekanan pada bahan menggunakan
suatu alat yang disebut hydraulic atau expeller pressing. Beberapa jenis minyak yang
dapat dipisahkan dengan pengepresan adlah minyal almond, lemon, kulit jeruk, dan
jenis minyak atsiri lainnya.
PENGOLAHAN MINYAK ATSIRI
◦ Ekstraksi menggunakan pelarut (solvent extraction)
Ekstraksi minyak atsiri menggunakan pelarut, cocok untuk mengambil minyak bunga
yang kurang stabil dan dapat rusak oleh panas. Pelarut yang dapat digunakan untuk
mengekstrasi minyak atsiri antara lain kloroform, alkohol, aseton, eter, dan lain-lain.

◦ Adsorbsi oleh lemak padat (enfluerasi)


Enfluerasi merupakan metode pengambilan (ekstraksi) minyak atsiri dengan bantuan
lemak dingin sebagai adsorbennya. Khusus untuk minyak atsiri yang diperoleh dari
bunga, maka dalam proses pengambilan minyaknya bisa digunakan dengan metode
enfluerasi. Pada proses ini, adsorbsi minyak atsiri oleh lemak dilakukan pada suhu rendah
(keadaan dingin) sehingga minyak terhindar dari kerusakan yang disebabkan oleh
panas.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
MUTU MINYAK ATSIRI
◦ Bahan baku
Bahan baku akan menentukan kualitas minyak atsiri. Kondisi bahan yang optimal
mempengaruhi mutu minyak atsiri, misalnya cara pemetikan yang sesuai dan penentuan
tingkat ketuaan bahan.
◦ Penanganan pasca panen
Penanganan pascapanen minyak atsiri tidak sama untuk setiap bagiannya, baik daun,
bunga, batang, kulit, rimpang, atau bijinya. Ketidakseragaman penanganan pascapanen
akan mengurangi mutu minyak atsiri.
◦ Proses produksi
Seperti halnya pada penyediaan bahan baku dan penanganan pascapanen, kesalahan
dalam proses produksi atau pengolahan akan menimbulkan efek negatif. Kesalahan produksi
dapat menurunkan rendeman dan kualitas minyak atsiri yang dihasilkan.
◦ Penyimpanan
Minyak atsiri sebaiknya disimpan dalam kemasan botol kaca berwarna gelap dan tertutup
rapat. Minyak atsiri yang disimpan dalam wadah logam dapat mengakibatkan perubahan
warna minyak dari jernih hingga kecoklatan karena adanya reaksi karat dari logam (Yuliani,
2012).
MINYAK CENGKEH

Kandungan eugenol
Penyulingan dengan 80-85%, cukup baik
air untuk bahan baku
parfum/flavor
Penyulingan minyak
cengkeh
Menghasilkan minyak
Penyulingan dengan cengkeh strong oil,
uap kandungan eugenol
91-95%
Jumlah mencapai 70-93 %, bersifat
Kandungan eugenol
mudah menguap, tidak
Fenol (Eugenol dan minyak bunga cengkeh
berwarna/agak kuning, mempunyai
eugenol asetat) lebih banyak dari
rasa getir, berubah menjadi coklat jika
minyak daun cengkeh
teroksidasi

α-kariofilen
Dapat dipisahkan dari minyak
dengan menambahkan larutan
Kariofilen (5-12%) soda 70%, diekstraksi dengan
ester, diuapkan di atas
penangas air
β-kariofilen

KOMPOSISI KIMIA Menimbulkan bau khas


MINYAK CENGKEH minyak cengkeh

Metil n-amin keton

Jumlahnya sedikit

Jumlah relatif kecil

Seskueterpenal dan
Naftalen
Persenyawaan optis
aktif, dapat memutar
bidang polarisasi
MINYAK CENGKEH

Minyak bunga cengkeh Minyak batang cengkeh Minyak daun cengkeh

Kadar eugenol ditentukan Kadar eugenol ditentukan


oleh: oleh:
- kondisi bunga - kondisi batang
(dirajang/tanpa rajang) (dirajang/tanpa rajang)
- Metode penyulingan - Metode penyulingan
PERSYARATAN MUTU MINYAK DAUN CENGKEH
(SNI 06-2387-2006 )

No. Jenis Uji Satuan Persyaratan


1. Keadaan:
Warna - Kuning-coklat tua
Bau - Khas minyak cengkeh
2. Bobot Jenis 20 oC / 20 oC - 1,025-1,049
3. Indeks bias (nD20) - 1,528-1,535
4. Kelarutan dalam etanol 70% - 1:2 jernih
5. Eugenol total % v/v Minimum 78
6. Beta kariofilen % Maksimum 17
PENGEMASAN MINYAK DAUN CENGKEH
(SNI 06-2387-2006 )
◦ Cara Pengemasan
- dikemas dalam wadah tertutup rapat yang tidak mempengaruhi dan dipengaruhi isi
- aman selama penyimpanan dan pengangkutan
- untuk kemasan drum berat bersih maksimum 200 kg, dengan ruang kosong sebesar 5% - 10% dari
isi drum

◦ Syarat Kemasan/Wadah
- Terbuat dari pelat timah atau aluminium
- Terbuat dari pelat besi berlapis timah putih, galvanis atau berenamel yang di dalamnya dilapisi
dengan lapisan yang tahan minyak daun cengkih
PENGAMBILAN SAMPEL MINYAK DAUN CENGKEH
(SNI 06-2387-2006 )
◦ Pengambilan Contoh Mewakili Setiap Drum
Alat pengambil sampel: - pipa logam tahan karat/pipa tembus pandang
- ukuran panjang 125 cm, diameter 2 cm
- ujung pipa dapat ditutup/dibuka dengan sumbat bertangkai panjang
Prosedur Pengambilan Contoh:
- Masukkan alat pengambil contoh ke drum, minyak terambil dari lapisan atas hingga lapisan
bawah
- Ambil contoh empat kali pada empat sudut yang menyilang berhadapan kemudian dicampur
menjadi satu dan dikocok hingga homogen
- Ambil dari campuran tersebut 80 ml untuk dianalisis dan 80 ml lagi sebagai arsip contoh
- Masukkan contoh ke dalam botol bersih, kering sehingga tidak mempengaruhi contoh
- Botol ditutup kemudian disegel dan diberi etiket yang bertuliskan nomor drum/lot, tanggal
pengiriman contoh, identitas pengambil contoh, nama produsen atau eksportir
- Tutup kembali drum dan disegel setelah pengambilan contoh
PENGAMBILAN SAMPEL MINYAK DAUN CENGKEH
(SNI 06-2387-2006 )
◦ Pengambilan Contoh Mewakili Lot (Maksimal 50 drum)
Prosedur Pengambilan Contoh:
- Pemilihan drum yang akan diambil contohnya dilakukan secara acak berdasarkan daftar nomor
acak dan berasal dari satu tangki pencampur seperti pada “Pengambilan Contoh yang Mewakili
Setiap Drum)
- Ambil contoh sebanyak 30 % dari jumlah drum, minimal 5 drum per lot. Kemudian contoh
dicampur menjadi satu dan dikocok sampai rata
- Ambil 80 ml untuk dianalisis dan 80 ml untuk arsip contoh
- Masukkan contoh ke dalam botol bersih, kering, berwarna coklat dan bertutup asah
- Botol ditutup kemudian disegel dan diberi etiket yang bertuliskan nomor drum/lot, tanggal
pengiriman contoh, identitas pengambil contoh, nama produsen atau eksportir
- Tutup kembali drum dan disegel setelah pengambilan contoh
Penentuan Warna Minyak Cengkeh
(SNI 06-2387-2006 )
◦ Prinsip:
Pengamatan visual dengan menggunakan indra penglihatan langsung, terhadap
contoh minyak daun cengkih

◦ Cara menguji
Sampel 10 mL dimasukkan ke dalam tabung uji (hindari gelembung udara) kemudian
disandarkan pada kertas/karton berwarna putih. Pengamatan menggunakan mata
secara langsung dengan jarak pengamatan 30 cm

◦ Penyajian hasil uji


Hasil uji yang disajikan harus sesuai dengan warna contoh minyak daun cengkih yang
diamati. Apabila contoh minyak daun cengkih yang diamati berwarna kuning muda,
maka warna contoh minyak daun cengkih dinyatakan kuning muda.
Penentuan Bobot Jenis
(SNI 06-2387-2006 )
◦ Prinsip
Perbandingan antara berat minyak dengan berat air pada volume dan suhu yang sama
◦ Prosedur
- Cuci dan bersihkan piknometer, kemudian basuh berturut-turut dengan etanol dan dietil eter
- Keringkan bagian dalam piknometer tersebut dengan arus udara kering dan sisipkan tutupnya
- Biarkan piknometer di dalam lemari timbangan selama 30 menit dan timbang (m)
- Isi piknometer dengan air suling yang telah dididihkan pada dan dibiarkan pada suhu 20o C, sambil
menghindari adanya gelembung-gelembung udara
- Celupkan piknometer ke dalam penangas air pada suhu 20 oC ± 0,2 oC selama 30 menit
- Sisipkan penutupnya dan keringkan piknometernya
- Biarkan piknometer di dalam lemari timbangan selama 30 menit, kemudian timbang dengan isinya (m1)
- Kosongkan piknometer tersebut, cuci dengan etanol dan dietil eter, kemudian keringkan dengan arus
udara kering
- Isilah piknometer dengan contoh minyak dan hindari adanya gelembung-gelembung udara
- Celupkan kembali piknometer ke dalam penangas air pada suhu 20 oC ± 0,2 oC selama 30 menit.
Sisipkan tutupnya dan keringkan piknometer tersebut
- Biarkan piknometer di dalam lemari timbangan selama 30 menit dan timbang (m2)
Penentuan Bobot Jenis
(SNI 06-2387-2006 )
◦ Penyajian hasil uji
Penentuan Indeks Bias (SNI 06-2387-2006 )
◦ Prinsip
Pengukuran langsung sudut bias minyak yang dipertahankan pada kondisi suhu yang tetap. Lampu
yang digunakan adalah lampu natrium
◦ Prosedur
- Alirkan air melalui refraktometer agar alat ini berada pada suhu saat pembacaan akan dilakukan
- Suhu harus dipertahankan dengan toleransi ± 0,2o C
- Sebelum minyak ditaruh di dalam alat, minyak tersebut harus berada pada suhu yang sama
dengan suhu dimana pengukuran akan dilakukan
- Pembacaan dilakukan bila suhu sudah stabil
◦ Penyajian hasil uji
Penentuan Kelarutan dalam Etanol (SNI 06-2387-2006 )
◦ Prinsip
Kelarutan minyak daun cengkih dalam etanol absolut atau etanol yang diencerkan
yang menimbulkan kekeruhan dan dinyatakan sebagai larut sebagian atau larut
seluruhnya. Berarti bahwa minyak tersebut membentuk larutan yang bening dan cerah
dalam perbandingan – perbandingan seperti yang dinyatakan
◦ Bahan
- Etanol 70 %
- Larutan pembanding untuk kekeruhan yang baru saja dibuat, yaitu:
 0,5 mol larutan perak nitrat 0,1 N + 50 ml larutan natrium klorida 0,0002 N
 Kocok
 Tambahkan satu tetes asam nitrat encer (25 %)
 Amati setelah 5 menit
 Lindungi larutan dari sinar matahari langsung
Penentuan Kelarutan dalam Etanol (SNI 06-2387-2006 )
◦ Prosedur
- Tempatkan 1ml contoh minyak dan diukur dengan teliti di dalam gelas ukur yang
berukuran 10 ml atau 25 ml
- Tambahkan etanol 70 %, setetes demi setetes, kocok setelah setiap penambahan
sampai diperoleh suatu larutan yang sebening minyak
- Bila larutan tersebut tidak bening, bandingkan kekeruhan yang terjadi dengan
kekeruhan larutan pembanding, melalui cairan yang sama tebalnya
- Setelah minyak tersebut larut tambahkan etanol berlabih karena beberapa minyak
tertentu mengendap pada penambahan etanol lebih lanjut
◦ Penyajian hasil uji
- Kelarutan dalam etanol 70 % = volume minyak dalam Y volume, menjadi keruh dalam
Z volume alkohol 70%.
- Bila larutan tersebut tidak sepenuhnya bening, catat apakah kekeruhan tersebut
“lebih besar dari pada”, “sama” atau “lebih kecil dari pada “ kekeruhan larutan
pembanding
Penentuan Eugenol Total (SNI 06-2387-2006 )
◦ Prinsip
Senyawa fenol bereaksi dengan alkali membentuk fenolat. Beta kariofilen merupakan
senyawa non fenol yang tidak bereaksi dengan alkali dan dihitung dari selisih minyak
sebelum dan sesudah reaksi
◦ Prosedur
- Pipet 10 ml contoh minyak daun cengkeh ke dalam labu cassia
- Tambahkan larutan KOH 4% hingga ⅔ volume
- Kocok selama 30 menit
- Tambahkan lagi larutan KOH 4% hingga bagian skala labu cassia
- Labu cassia diketuk-ketuk sampai butiran minyak naik ke leher labu cassia
- Baca lapisan minyak pada leher labu cassia
◦ Penyajian Hasil Uji
Penentuan Beta Kariofilen dengan Kromatografi Gas
(SNI 06-2387-2006 )
◦ Prinsip
Beta caryophillene dan komponen lainnya dipisahkan dengan tehnik kromatografi gas
◦ Penyajian Hasil Uji
MINYAK KAYU PUTIH
◦ Minyak kayu putih diambil dari daun tanaman kayu putih dan ranting daun sepanjang
20 cm dari pucuk daun, dengan berat ranting adalah 15% dari total berat ranting dan
daun
◦ Daun kayu putih bisa diambil dari tanaman kayu putih berumur 5-30 tahun, setiap 6
bulan sekali
◦ Daun kayu putih diambil di pagi hari agar memperoleh rendemen yang lebih tinggi
dengan kualitas minyak atsiri yang lebih baik
KANDUNGAN MINYAK KAYU PUTIH
DARI Melaleuca leucadendra (L)
SIFAT FISIKO-KIMIA MINYAK KAYU PUTIH
◦ Sifat Fisik
- Minyak kayu putih kasar: berwarna biru-hijau
- Minyak kayu putih yang dimurnikan: Berwarna kuning-tidak berwarna
- Bebau seperti kamfer

◦ Sifat Kimia
- Ditentukan oleh komponen sineol (komponen utama penyusun minyak kayu putih)
- Dapat larut dalam alkohol, ester, benzoat, dan dietil ftalat

◦ Pencampuran/Pemalsuan
- Minyak kayu putih sering dicampur dengan minyak pangan (trigliserid) atau kerosene
- Uji pemalsuan terhadap minyak kayu putih dapat dilakukan dengan cara mengocok minyak dalam
botol. Apabila terbentuk busa atau terbentuk gelembung yang tidak segera hilang, maka minyak
tersebut telah dicampur dengan minyak pangan atau kerosene
- Untuk meningkatkan kadar sineol dalam minyak kayu putih, pemalsuan dilakukan dengan
menambahkan eucaliptus ke dalam minyak kayu putih
SYARAT MUTU MINYAK KAYU PUTIH (SNI 06-3954-2006)
PENGAMBILAN SAMPEL MINYAK KAYU PUTIH (SNI 06-3954-2006)
◦ Pengambilan Contoh Mewakili Setiap Drum
Alat pengambil sampel: - pipa logam tahan karat/pipa tembus pandang
- ukuran panjang 125 cm, diameter 2 cm
- ujung pipa dapat ditutup/dibuka dengan sumbat bertangkai panjang
Prosedur Pengambilan Contoh:
- Masukkan alat pengambil contoh ke drum, minyak terambil dari lapisan atas hingga lapisan
bawah
- Ambil contoh empat kali pada empat sudut yang menyilang berhadapan kemudian dicampur
menjadi satu dan dikocok hingga homogen
- Ambil dari campuran tersebut 50 ml untuk dianalisis dan 50 ml lagi sebagai arsip contoh
- Masukkan contoh ke dalam botol bersih, kering sehingga tidak mempengaruhi contoh
- Botol ditutup kemudian disegel dan diberi etiket yang bertuliskan nomor kemasan/lot, tanggal
pengiriman contoh, identitas pengambil contoh, nama produsen atau eksportir
- Tutup kembali kemasan dan disegel setelah pengambilan contoh
PENGAMBILAN SAMPEL MINYAK KAYU PUTIH (SNI 06-3954-2006)

◦ Pengambilan Contoh Mewakili Lot (Maksimal 50 drum)


Prosedur Pengambilan Contoh:
- Pemilihan drum yang akan diambil contohnya dilakukan secara acak berdasarkan daftar nomor
acak dan berasal dari satu tangki pencampur seperti pada “Pengambilan Contoh yang Mewakili
Setiap Drum)
- Ambil contoh sebanyak 30 % dari jumlah drum, minimal 5 drum per lot. Kemudian contoh
dicampur menjadi satu dan dikocok sampai rata
- Ambil 50 ml untuk dianalisis dan 50 ml untuk arsip contoh
- Masukkan contoh ke dalam botol bersih, kering, berwarna coklat dan bertutup asah
- Tutup botol kemudian segel dan diberi etiket yang bertuliskan nomor kemasan/lot, tanggal
pengiriman contoh, identitas pengambil contoh, nama produsen atau eksportir
- Tutup kembali kemasan dan disegel setelah pengambilan contoh
Penentuan Warna Minyak Kayu Putih (SNI 06-3954-2006)
◦ Prinsip:
Pengamatan visual dengan menggunakan indra penglihatan langsung, terhadap
contoh minyak kayu putih

◦ Cara menguji
Sampel 10 mL dimasukkan ke dalam tabung uji (hindari gelembung udara) kemudian
disandarkan pada kertas/karton berwarna putih. Pengamatan menggunakan mata
secara langsung dengan jarak pengamatan 30 cm

◦ Penyajian hasil uji


Hasil uji yang disajikan harus sesuai dengan warna contoh minyak kayu putih yang
diamati. Apabila contoh minyak kayu putih yang diamati berwarna kuning muda, maka
warna contoh minyak kayu putih dinyatakan kuning muda.
Penentuan Bobot Jenis (SNI 06-3954-2006)
◦ Prinsip
Perbandingan antara berat minyak dengan berat air pada volume dan suhu yang sama
◦ Prosedur
- Cuci dan bersihkan piknometer, kemudian basuh berturut-turut dengan etanol dan dietil eter
- Keringkan bagian dalam piknometer tersebut dengan arus udara kering dan sisipkan penutupnya
- Biarkan piknometer di dalam lemari timbangan selama 3 menit dan timbang (m)
- Isi piknometer dengan air suling sambil menghindari adanya gelembung-gelembung udara
- Sisipkan penutupnya dan keringkan piknometernya
- Biarkan piknometer di dalam lemari timbangan selama 3 menit, kemudian timbang dengan isinya
(m1)
- Kosongkan piknometer tersebut, cuci dengan etanol dan dietil eter, kemudian keringkan dengan
arus udara kering
- Isi piknometer dengan contoh minyak dan hindari adanya gelembung-gelembung udara
- Sisipkan penutupnya dan keringkan piknometer tersebut
- Biarkan piknometer di dalam lemari timbangan selama 3 menit dan timbang (m2)
Penentuan Bobot Jenis (SNI 06-3954-2006)
◦ Penyajian hasil uji
Penentuan Indeks Bias (SNI 06-3954-2006)
◦ Prinsip
Pengukuran langsung sudut bias minyak yang dipertahankan pada kondisi suhu yang tetap
◦ Prosedur
- Alirkan air melalui refraktometer agar alat ini berada pada suhu saat pembacaan akan dilakukan
- Sebelum minyak ditaruh di dalam alat, minyak tersebut harus berada pada suhu yang sama
dengan suhu dimana pengukuran akan dilakukan
- Pembacaan dilakukan bila suhu sudah stabil
◦ Penyajian hasil uji
Penentuan Putaran Optik (SNI 06-3954-2006)
◦ Prinsip
Pengukuran sudut bidang dimana sinar terpolarisasi diputar oleh lapisan minyak yang tebalnya 10 cm pada suhu tertentu
◦ Peralatan
- polarimeter dengan ketelitian 0,5 mrad ( ± 0,03° ) yang ditempatkan dan dipergunakan dalam ruang gelap dengan
kondisi stabil
- sumber cahaya menggunakan lampu natrium atau alat lain yang menghasilkan sinar monokhromatik dengan panjang
gelombang 589,3 nm ± 0,3 nm
- sumber cahaya menggunakan lampu natrium atau alat lain yang menghasilkan sinar monokhromatik dengan panjang
gelombang 589,3 nm ± 0,3 nm
◦ Prosedur
- - Nyalakan sumber cahaya dan tunggu sampai diperoleh nyala yang penuh
- Isi tabung polarimeter dengan contoh, usahakan agar gelembung – gelembung udara tidak terdapat didalam tabung
- Letakan tabung didalam polarimeter dan bacalah putaran optik dekstro (+) atau levo (-) dari minyak, pada skala yang
terdapat pada alat
- Catat hasil rata – rata dari sedikitnya tiga kali pembacaan. Masing – masing pembacaan tidak berbeda dari 0,08°
◦ Penyajian hasil uji
Putaran optik harus dinyatakan dalam derajat lingkar sampai mendekati 0,01°. Putaran optik dekstro harus diberi tanda
positif (+) dan putaran optik levo harus diberi tanda negatif (-)
Penentuan Kelarutan dalam Alkohol (SNI 06-3954-2006)
◦ Prinsip
Kelarutan minyak kayu putih dalam etanol absolut atau etanol yang diencerkan yang menimbulkan kekeruhan dan dinyatakan
sebagai larut sebagian atau larut seluruhnya. Berarti bahwa minyak tersebut membentuk larutan yang bening dan cerah dalam
perbandingan – perbandingan seperti yang dinyatakan
◦ Larutan Pembanding
- Menambahkan 0,5 ml larutan perak nitrat 0,1 N kedalam 50 ml larutan natrium khlorida 0,0002 N kemudian dikocok
- Tambahkan satu tetes asam nitrat encer (25%) dan amati setelah 5 menit
- Lindungi terhadap sinar matahari langsung
◦ Prosedur
- Tempatkan 1 ml contoh minyak dan diukur dengan teliti di dalam gelas ukur yang berukuran 10 ml atau 25 ml
- Tambahkan etanol 70 %, setetes demi setetes. Kocoklah setelah setiap penambahan sampai diperoleh suatu larutan yang
sebening mungkin
- Bila larutan tersebut tidak bening, bandingkan kekeruhan yang terjadi dengan kekeruhan larutan pembanding, melalui cairan
yang sama tebalnya
- Setelah minyak tersebut larut tambahkan etanol berlebih karena beberapa minyak tertentu mengendap pada penambahan
etanol lebih lanjut
◦ Penyajian hasil uji
- Kelarutan dalam etanol 70 % = volume minyak dalam Y volume, menjadi keruh dalam Z volume alkohol 70%.
- Bila larutan tersebut tidak sepenuhnya bening, catat apakah kekeruhan tersebut “lebih besar dari pada”, “sama” atau “lebih kecil
dari pada “ kekeruhan larutan pembanding
Penentuan Sineol dengan Metode Kristalisasi (Yurdia Nengsih, et al.,
/Wahana Forestra: Jurnal Kehutanan Vol 14 No 01/2019)

◦ Prosedur
- memasukkan 2 gram resorsineol ke cawan porselin
- tambahkan 2 ml sampel minyak atsiri
- masukkan campuran resolsinol dan minyak atsiri ke dalam refrigerator selama 1-2 jam
- buang bagian yang tetap berupa cairan
- larutkan bagian yang mengkristal dengan larutan NaOH sampai mencair
- tuangkan ke dalam gelas ukur
- amati bagian terapung volume sebagai volume sineol
◦ Penyajian Hasil Uji
𝑉 𝑠𝑖𝑛𝑒𝑜𝑙 𝑡𝑒𝑟𝑢𝑘𝑢𝑟
% sineol = x100%
𝑉 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
MINYAK SEREH
Secara umum sereh dibagi menjadi 2 jenis, sereh dapur (lemongrass) dan sereh wangi
(sitronella)
Minyak sereh yang selama ini dikenal di Indonesia merupakan minyak sereh wangi
(citronella oil).
Minyak sereh diperoleh dengan penyulingan daun tanaman Andropogon nardus de Jong
Minyak sereh wangi memiliki aroma khas lemon, karena aroma tersebut adalah sebuah
senyawa bergugus fungsi aldehid yaitu sitral sebagai senyawa utama minyak.
Sereh dikenal memiliki sifat anti mikroba yang tinggi. Minyak atsiri dengan bahan dasar
sereh bermanfaat untuk mengurangi radang dan nyeri pada kulit.
Minyak sereh diperoleh dari ekstraksi bagian batang dan daun tanaman sereh.
KANDUNGAN DALAM MINYAK SEREH
Bahan kimia terpenting dalam minyak sereh adalah senyawa aldehid dengan nama sitronellal
dan senyawa alkohol disebut geraniol.
Kadar sitronelal dan geraniol sangat menentukan mutu minyak sereh, jenis tanaman sereh
yang menghasilkan produksi dan mutu yang terbaik adalah jenis ‘Mahapengiri’
Sereh jenis ‘Mahapengiri’ mengandung 80 – 97% toral geraniol dan 30 – 45% sitronellal.
Sedangkan sereh jenis ‘lemabatu’ dari Ceylon hanya mengandung 55 – 65% total geraniol
Beberapa faktor yang mempengaruhi produksi dan mutu minyak sereh diantaranya yaitu :
- keadaan tanah, iklim, dan tinggi daerah dari permukaan laut
- keadaan daun sebelum disuling
CARA PENGAMBILAN SAMPEL
◦ Pengambilan Sampel Mewakili Setiap Drum
Alat yang dipakai :
- pipa logam panjang 125 cm, diameter 2 cm
- ujung pipa dapat ditutup atau dibuka dengan suatu sumbat bertangkai panjang
Prosedur pengambilan sampel :
- Masukkan alat ke dalam drum, ambil minyak dari lapisan atas sampai bawah
- Ambil sampel empat kali pada empat sudut yang menyilang berhadapan, kemudian
campur dan kocok sampai homogen
- Ambil sampel 100ml untuk dianalisa dan 100ml lagi untuk arsip sampel
- Masukkan sampel untuk pengujian ke dalam botol bersih, kering dan tidak mempengaruhi sampel
- Botol ditutup, disegel, dan diberi etiket yang berisi nomor drum/lot, tanggal pengambilan sampel,
identitas pengambil sampel, dan nama produsen atau eksportir
- Segel tutup drum setelah dilakukan pengambilan sampel
◦ Pengambilan Sampel Mewakili 1 Lot (maksimum 50 drum)
Prosedur Pengambilan Sampel :
- Pemilihan drum yang akan diambil sampelnya dilakukan secara acak berdasarkan daftar nomor acak dan
berasal dari satu tangki pencampur seperti pada Pengambilan Sampel yang Mewakili Setiap Drum
- Ambil sampel sebanyak 30% dari jumlah drum, minimal 5 drum per lot. Kemudian campur dan kocok hingga
homogen
- Segel masing-masing tutup drum setelah dilakukan pengambilan sampel
- Ambil 100 ml sampel untuk dianalisa dan 100 ml untuk arsip.
- Tulis hasil analisa ke dalam sertifikat mutu/laporan hasil analisa yang mewakili lot tersebut
PENENTUAN BOBOT JENIS (SNI 06-3953-1995)
◦ Prinsip
Metode ini didasarkan pada Perbandingan antara berat minyak dengan berat air pada volume dan suhu yang sama
◦ Prosedur
- Cuci dan bersihkan piknometer, kemudian basuh berturut-turut dengan etanol dan dietil eter
- Keringkan bagian dalam piknometer tersebut dengan arus udara kering dan sisipkan penutupnya
- Biarkan piknometer di dalam lemari timbangan selama 30 menit dan timbang (m)
- Isi piknometer dengan air suling yang sudah dipanaskan pada suhu 20oC sambil menghindari adanya gelembung-
gelembung udara
- Celupkan piknometer ke dalam penangas air pada suhu 20oC selama 30 menit, Sisipkan penutupnya dan keringkan
piknometernya
- Biarkan piknometer di dalam lemari timbangan selama 30 menit, kemudian timbang dengan isinya (m1)
- Kosongkan piknometer tersebut, cuci dengan etanol dan dietil eter, kemudian keringkan dengan arus udara kering
- Isi piknometer dengan contoh minyak dan hindari adanya gelembung-gelembung udara
- Celupkan piknometer ke dalam penangas air pada suhu 20oC selama 30 menit, Sisipkan penutupnya dan keringkan
piknometer tersebut
- Biarkan piknometer di dalam lemari timbangan selama 30 menit dan timbang (m2)
PENENTUAN BOBOT JENIS (SNI 06-3953-1995)

◦ Penyajian Hasil Uji


𝑚2 −𝑚
Bobot jenis 𝑑20
20
=
𝑚1 −𝑚

dimana :
m = massa, dalam gram, piknometer kosong
m1 = massa, dalam gram, piknometer berisi air pada 20oC
m2 = massa, dalam gram, piknometer berisi sampel pada 20oC
Penentuan Indeks Bias (SNI 06-3953-1995)
◦ Prinsip
berdasarkan pada Pengukuran langsung sudut bias minyak yang dipertahankan pada
kondisi suhu yang tetap
◦ Prosedur
- Alirkan air melalui refraktometer agar alat ini berada pada suhu saat pembacaan akan
dilakukan
- Sebelum minyak ditaruh di dalam alat, minyak tersebut harus berada pada suhu yang sama
dengan suhu dimana pengukuran akan dilakukan
- Pembacaan dilakukan bila suhu sudah stabil
◦ Penyajian hasil uji
indeks bias 𝒏𝒕𝒅 = 𝒏𝒕𝟏
𝒅 + 𝟎, 𝟎𝟎𝟎𝟓 (𝒕𝟏 − 𝒕)

Dimana 𝑛𝑑𝑡1 = pembacaan yang dilakukan pada suhu pengerjaan 𝑡1


0,0005 = faktor koreksi
Penentuan Kadar Total Geraniol (SNI 06-3953-1995)
• Prinsip
Kadar geraniol dihitung sebagai alkohol bebas, penghitungan kadar alkohol bebas dengan
memperhatikan bilangan ester minyak sebelum asetilasi.
• Prosedur
- Campur 10ml sampel minyak dengan 10 ml asam asetat anhidrat dan 2 gr natrium asetat anhidrat
dalam labu asetilasi yang sudah dilengkapi dengan pendingin refluk. Panaskan labu selama 2 jam.
- Dinginkan cairan, tambah 50 ml aquadest dan panaskan pada suhu sekitar 40 – 50o C selama 15 menit
- Dinginkan sampai suhu kamar, lalu pindahkan cairan ke dalam corong pisah. Bilas labu 2 kali masing-masing
dengan 10ml aquadest dan tuangkan air cucian tersebut ke dalam corong pisah, diamkan beberapa saat campai
cairan terpisah sempurna.
- Buang lapisan airnya
- Cuci lapisan minyak dengan jalan mengocok secara berturut-turut dengan 50ml larutan NaCl, 50ml larutan Natrium
karbonat, 50ml larutan NaCl dan 20ml aquadest. Minyak yang tercuci dengan baik akan bersifat netral, uji dengan
kertas lakmus.
Penentuan Kadar Total Geraniol (SNI 06-3953-1995)
- Pindah lapisan minyak ke dalam tabung yang kering dan kocok dengan 3gr MgSO4
anhidrat. Saring minyak yang sudah dikeringkan, lalu ulangi cara tersebut sampai minyak
bebas dari air.
- timbang 1 gram minyak, kemudian masukkan ke dalam labu. Tambahkan 2ml aquadest
dan 0,5ml larutan fenolphtalein serta 25ml larutan etanol kalium hidroksida 0,5N.
- Didihkan campuran dengan pendingin refluks selama 1 jam, dinginkan dan tambahkan 20ml
aquadest dan titrasi kelebihan alkali dengan larutan HCl 0,5N
Penentuan Kadar Total Geraniol (SNI 06-3953-1995)
◦ Penyajian Hasil uji
 Penghitungan bilangan ester sebelum asetilasi
28,08 𝑉0 − 𝑉1
Bilangan Ester E =
𝑚

dimana :
V1 = Volume larutan HCl yang digunakan dalam penentuan
V2 = Volume larutan HCl 0,5N yang digunakan dalam penentuan blanko
m = massa dalam gram dari sampel yang diuji
 Penghitungan bilangan ester setelah asetilasi
28,05 𝑉1 −𝑉
Bilangan Ester setelah asetilasi 𝐴 =
𝑊

Dimana :
V1 = Volume larutan HCl 0,5N yang digunakan untuk menitrasi blanko
V = Volume larutan HCl yang digunakan untuk menetralisasi kelebihan alkali untuk hidrolisa
W = berat minyak setelah asetilasi yang dilakukan
Penentuan Kadar Total Geraniol (SNI 06-3953-1995)
 Penghitungan Presentase Geraniol
Alkohol bebas dihitung sebagai Geraniol
𝑀 (𝐴 −𝐸)
X =
561 −0,42𝐴

Dimana :
A = Bilangan ester minyak setelah asetilasi
E = Bilangan ester minyak sebelum asetilasi
M = Massa molekul relative (Mr) geraniol
Penentuan Kadar Sitronelal (SNI 06-3953-1995)
◦ Prinsip
Pengubahan senyawa karbonil menjadi olesin oleh reaksi dengan hidroksilamin yang
dibebaskan karena pengaruh larutan KOH pada hidroksilamonium khlorida, penentuan
hidroksilamin yang tersisa setelah reaksi tersebut dititrasi dengan HCl.
Sitronelal dihitung sebagai senyawa karbonil
o Penyajian Hasil Uji
Kadar senyawa karbonil yang dinyatakan sebagai sitronelal, dalam presentase massa
Dihitung dengan rumus :
𝑀 (𝑉0 − 𝑉1 )
20 𝑚

Dimana :
m = massa cuplikan/sampel yang diperiksa
V1 = volume larutan HCl yang digunakan dalam penentuan
V0 = volume larutan HCl yang digunakan dalam pengujian blanko
M = Mr Sitronelal yang dimasukkan dalam standar untuk minyak sereh
Penentuan Kelarutan dalam Alkohol (SNI 06-3953-1995)

◦ Prinsip
Kelarutan minyak dalam etanol
o Prosedur
- tempatkan 1ml sampel minyak dalam tabung reaksi
- tambahkan etanol setetes demi setetes ke dalam minyak dan kocok sampai diperoleh
suatu larutan bening pada suhu 20o C
- jika larutan tidak bening, bandingkan kekeruhan yang terjadi dengan kekeruhan larutan
pembanding melalui cairan yang sama tebalnya
- tambahkan etanol berlebih setelah minyak larut, karena beberapa minyak tertentu mengendap
pada penambahan etanol lebih lanjut
Penentuan Kelarutan dalam Alkohol (SNI 06-3953-1995)
◦ Penyajian Hasil Uji
Hasil uji dinyatakan sebagai berikut:
Kelarutan dalam 80% etanol = 1 volume dalam Y volume, menjadi keruh dalam Z volume
Bila larutan tersebut tidak sepenuhnya bening, catat apakah kekeruhan tersebut “lebih besar dari pada”,
“sama” atau “lebih kecil dari pada “ kekeruhan larutan pembanding
Penentuan Lemak (SNI 06-3953-1995)
◦ Prinsip
Minyak-minyak lemak tidak larut 90% dan minyak yang tersafonifikasi menghasilkan
busa, karena terbentuknya sabun.
o Penyajian Hasil Uji
Adanya endapan dari minyak-minyak lemak dinyatakan positif
Penentuan alkohol Tambahan (SNI 06-3953-1995)

◦ Prinsip
Menggunakan dua jenis pengujian, yaitu uji iodoform dan uji etil benzoate
Uji iodoform akan menghasilkan reaksi yang positif dengan setiap senyawa yang mengandung
gugus keton, khususnya aseton akan positif jika dilakukan uji iodoform .
Pada uji etil benzoate, semua alkohol alifatik yang bertitik didih rendah akan menghasilkan bau
bau seperti buah.
Akan tetapi hanya etil alkohol yang menghasilkan reaksi positif baik dengan uji iodoform maupun
dengan uji etil benzoate
o Penyajian Hasil Uji
Adanya etil alkohol dalam contoh yang diuji dinyatakan sebagai positif atau negatif
Penentuan adanya Minyak Pelikan (SNI 06-3953-1995)
◦ Prinsip
Berdasarkan pada penentuan indeks bias dari larutan sampel

o Penyajian Hasil Uji


Indeks bias destilat < 1,46 dinyatakan positif (ada minyak pelikan)
Indeks bias destilat > 1,46 dinyatakan negatif (tidak ada minyak pelikan)
Penentuan Putaran Optik (SNI 06-3953-1995)
◦ Prinsip
Berdasarkan pada pengukuran sudut bidang dari sinar terpolarisasi yang diputar oleh minyak
◦ Peralatan
- polarimeter dengan ketelitian 0,5 mrad ( ± 0,03° ) yang ditempatkan dan dipergunakan dalam ruang gelap dengan
kondisi stabil
- sumber cahaya menggunakan lampu natrium atau alat lain yang menghasilkan sinar monokhromatik dengan panjang
gelombang 589,3 nm ± 0,3 nm
- sumber cahaya menggunakan lampu natrium atau alat lain yang menghasilkan sinar monokhromatik dengan panjang
gelombang 589,3 nm ± 0,3 nm
◦ Prosedur
- Nyalakan sumber cahaya dan tunggu sampai diperoleh nyala yang penuh
- Isi tabung polarimeter dengan contoh, usahakan agar gelembung – gelembung udara tidak terdapat didalam tabung
- Letakan tabung didalam polarimeter dan bacalah putaran optik dekstro (+) atau levo (-) dari minyak, pada skala yang
terdapat pada alat
- Catat hasil rata – rata dari sedikitnya tiga kali pembacaan. Masing – masing pembacaan tidak berbeda dari 0,08°
◦ Penyajian hasil uji
Putaran optik harus dinyatakan dalam derajat lingkar sampai mendekati 0,01°. Putaran optik dekstro harus diberi tanda
positif (+) dan putaran optik levo harus diberi tanda negatif (-)
Pengemasan Minyak Sereh (SNI 06-3953-1995)
◦ Cara Pengemasan
- dikemas dalam drum ukuran 200 liter dalam keadaan baik, bersih, dan kering
- aman selama penyimpanan dan pengangkutan
- untuk kemasan drum berat bersih maksimum 170 kg, dengan ruang kosong sebesar 5% - 10%
dari isi drum

◦ Syarat Kemasan/Wadah
- Terbuat dari pelat timah atau aluminium
- Terbuat dari pelat besi berlapis timah putih, galvanis atau berenamel, atau plat besi yang di
dalamnya dilapisi dengan lapisan yang tahan minyak sereh

Anda mungkin juga menyukai