Anda di halaman 1dari 1

Pendahuluan

Tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan salah satu komoditas penting
untuk dijadikan bahan utama pembuatan gula yang sudah menjadi kebutuhan primer dalam
rumah tangga, hal ini dikarenakan dalam batangnya terkandung 20% cairan gula (Royyani
dan Lestari, 2009)
Tebu termasuk komoditas perkebunan penting di Indonesia. Kondisi hulu perkebunan
tebu merupakan hal penting dalam mewujudkan tujuan swasembada gula nasional. Luas areal
tebu di Indonesia pada sepuluh tahun terakhir secara umum mengalami pertumbuhan 0,71
persen per tahun. Produksi tebu juga tumbuh dengan laju sebesar 3,54 persen per tahun,
dengan produktivitas rata-rata baru mencapai 5,82 ton/ha. Hal ini menunjukkan masih berada
di bawah kondisi produksi potensialnya yang dapat mencapai 8 ton/ha (Fitrianti, et al., 2013)
Tebu merupakan salah satu penghasil gula utama di Indonesia. Direktorat Jendral
Perkebunan (2014) menyatakan bahwa produksi tebu tahun 2013-2015 terus mengalami
peningkatan. Peningkatan produksi tebu menyebabkan semakin meningkatnya penambahan
pupuk yang diberikan pada tanah dan tanaman. Pemupukan merupakan tindakan yang harus
dilakukan secara akurat dan efisien sesuai dengan kebutuhan tanaman tebu. Untuk
meningkatkan produksi tanaman tebu, teknik budidaya tanaman tebu perlu diperhatikan
khususnya pada pemupukan. Pemupukan sangat penting diperhatikan karena ketersediaan
hara dalam tanah terbatas, semakin banyak unsur hara yang disediakan oleh media tanam
untuk mencukupi kebutuhan tanaman, maka semakin baik media tanam tersebut dan tanaman
akan tumbuh optimal. Tidak semua media tanam memiliki tingkat kesuburan yang sama, oleh
sebab itu, dibutuhkan penambahan unsur-unsur hara dari luar melalui pemupukan. (Gardner
et al., 1991)
Salah satu faktor penentu dalam produktivitas tanaman tebu adalah penggunaan
varietas unggul yang diimplementasikan dalam program penataan varietas berdasarkan
kesesuaian tipologi lahan, sifat kemasakan, masa tanam, dan masa tebang. Tujuan penataan
varietas tanaman tebu adalah untuk mendapatkan komposisi varietas tebu unggul pada
wilayah tertentu. (Nugroho, 2013).
Tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) dibudidayakan d daerah beriklim tropis
sebagai bahan baku atau penghasil utama gula. Umur tanaman sejak ditanam sampai bisa
dipanen mencapai kurang lebih 1 tahun.Tebu mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi
dan sangat penting karena merupakan bahan baku utama industri gula pasir,sehinggaterus
diupayakan peningkatan produksinya.Gula merupakan salah satu komoditas strategis dalam
perekonomian Indonesia,dengan luasareal sekitar 350 ribu ha pada periode 2000-2005,
industri gula berbasis tebumerupakan salah satu sumber pendapatan bagi sekitar 1,3 juta
orang.

Anda mungkin juga menyukai