Anda di halaman 1dari 6

SHOOTING SCRIPT SISTEM SOSIAL - TAWANG MAS

Scene no. Duration Actors & Custom Activities & Dialogue Locatio
1. 5 detik Shoot langit luas
2. 10 detik Shoot dari langit turun ke jalanan, memperlihatkan hiruk pikuk warga
Ratu berjalan dari kejauhan sembari melihat keramaian lalu lintas dengan
wajah ceria Depa
3. 5 detik Ratu

(DC : Jeans, kaos, jaket, kamera, tas ransel, topi)


Ratu menghampiri pedagang makanan dan membeli makanan sambil Warung pe
4. 5 detik Ratu dan pedagang
beramah tamah jalan ut
Melanjutkan berjalan kaki sambil melihat sekelilingnya
“Kenalkan, namaku Ratu. Bagiku, sebuah sejarah peradaban adalah karunia
yang Tuhan titipkan untuk mengenang tanah pijakan. Kehidupanku dipenuhi Ke ara
5. 10 detik Ratu
memori yang mengulik makna dari setiap peristiwa, masa lampau adalah (
penentu masa depan. Begitu juga langkah kaki ini, membawaku menuju
waktu yang tak menentu.”
6. 3 dektik Ratu Melihat sungai yang begitu kotor di perkampungan
Shoot ke kali dengan kondisi kotor dan ada orang membuang sampah, Ratu
menatap pembuang sampah dari kejauhan
“Gemerciknya nyaring. Alirannya melambai seakan memohon padaku untuk
7. 5 detik Ratu, Yudha Sungai d
membantunya.”

(DC : Yudha pakai casual)


8. 1 detik Ratu Berhenti sejenak dan menghela nafas
Beranjak pergi menyusuri jalan menuju batas antara perkampungan dan Jalanan
perumahan (Shoot dari belakang)
9. 5 detik Ratu
“Denting jarum jam seakan mengiringi langkah kakiku menyusuri jalanan
yang mulai kusut wajahnya.”
10. 5 detik Ratu Menyapa warga di kampung sambil melanjutkan perjalanan sembari
terseyum kepada warga
“Namun, kehangatannya masih terasa..”
11. 2 detik Ratu Sampai di pintu keluar perkampungan menuju perumahan
Berjalan menyusuri jalan yang membagi batas perkampungan dan
Jalan anta
perumahan dan seakan merenungi fenomena yang ada di sekelilingnya
12. 10 detik Ratu dan p
“Semakin jauh kumemasukinya, semakin paham pula diri ini akan datangnya
jejak perguliran suatu zaman. ”
13. 2 detik Ratu Ratu terhenti setelah sampai di sungai Karang Ayu
Kembali meratapi sungai yang keadaaannya memprihatinkan
Shoot Ratu, lalu kearah sungainya yang kotor
14. 10 detik Ratu
“Dinginnya mulai terasa. Bunyinya kian hari kian lesu. Gelap menghitam
wajahnya. Pun noda-noda di sekujur tubuhnya.”
15. 2 detik Warga, Ratu Seorang warga menyapa Ratu dari kejauhan
16. 2 detik Warga, Ratu Ratu menghampiri warga yang memanggilnya
Percakapan awal antara Ratu dan warga.
Warga : “Ada perlu apa kemari, dik? Kenapa sendirian?”
Ratu : “Begini, Pak. Saya seorang jurnalis yang biasanya menulis tentang
sejarah kota atau suatu wilayah tertentu. Kali ini saya datang ke Semarang
untuk menguak kondisi wilayahnya di masa lalu.” Tepian Su
Warga : “Wah, hebat sekali pekerjaanmu! Bicara soal sejarah, saya teringat
bagaimana dulu Tawang Mas ini belum menjadi perumahan seperti saat ini.”
17. 10 detik Warga (affan), Ratu
Ratu : “Jadi, dulunya Tawang Mas itu seperti apa,Pak?”
Warga : “Akan sangat lama dik, apabila saya ceritakann.”
Ratu : “Tidak apa-apa, Pak. Saya sangat senang sekali apabila Bapak dapat
menjadi narasumber untuk karya saya ini.”
Warga : “Sebetulnya saya sedih jika teringat masa lalu.”

(DC Affan : celana kain, kaos, sapu, topi, sandal)


Shoot wajah sedih warga dan menyorot ke arah sungai melalui mata warga
18. 3 detik
dan semakin menjauh
19. 15 detik Crismon, Yudha, Wahyu Shoot kearah hutan bakau dan perahu-perahu nelayan. Konservas
Adegan Crismon, Yudha, Affan menaiki perahu dan saling menyapa di
tepian sungai.
“Sejarah peradaban hanyalah masa yang terkekang zaman. Dahulu, sungai
dan rawa menjadi rusuk kami, para nelayan di tanah ini. Mengais rezeki
dengan limpahan rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa. Kami rakyat biasa,
hidupnya sederhana. Tapi kami memiliki rasa untuk Sang Pencipta.
Menikmati syahdu mentari yang menghangatkan hati, hingga rembulan yang
bersambut malam, dan angin yang usap peluh dalam diri,”
Pojok layer diberi tulisan, Tawang Mas “1976”

(Kamel sama Tebe nyusi sama jemur ikan. Rahadi dayung perahunya arga.
DC old style)
20. 3 detik Crismon Shoot kearah crismon yang mendayung perahu
Ratu menjadi penumpang perahu crismon.
Ratu : “Pakdhe, kula nyuwun tulung kangge mbonceng perahu kanthi
ngajengan nika.” (Sambil melambaikan tangan)
Crismon : “Woo.. Ayo cah ayu, kene kene numpak karo pakdhe”
Ratu menaiki perahu
2 detik
21. 10 detik Ratu, Crismon
3 detik (Background : Ada warga yang beraktivitas - Kamel, Tebe, Affan, Yudha,
Wahyu)
Rahadi mendayung perahunya kameramen
DC : Bawahan celana kain, kaos, sarung, kopyah (cowok). Rok kain, kaos,
kerudung (casual cewek).
Perlengkapan : Nampah (tebe), perahu, dayung.
22. 3 detik Ratu, Crismon Shoot ratu dan crismon mendayung perahu
23. 15 detik Crismon Shoot ke crismon yang sedang menyanyikan lagu daerah Jawa sambil
mendayung perahu.
(Shoot 3 sudut : belakang, samping, dari kejauhan)
“Lir ilir, lir ilir.. Tandure wis sumilir. Tak ijo royo-royo tak senggo
temanten anyar. Tak senggo temanten anyar…”
Shoot kearah sungai lepas
24. 2 detik Shoot naik ke langit
25. 1 detik Efek hitam
26. 2 detik Warga, Ratu Shoot ke warga yang sedang merenung dan ratu yang terlihat membisu.
Ratu : “lalu, sejak kapan wilayah ini berubah menjadi seperti ini, Pak?” Tepian Su
27. 5 detik Warga, Ratu
Shoot kearah luar sungai
28. 1 detik Efek hitam
29. 2 detik Shoot kearah pepohonan
Shoot menyusuri sungai
“Sungai yang menjadikan dunia Tawang Mas seakan lebih bermakna. Arteri
dari setiap aktivitas hingga lautan luas yang menjadi ladang penghidupan Konservas
30. 10 detik
penuh realitas. Kami mungkin hanyalah seorang nelayan yang mencari ikan
dari petang hingga fajar pun datang. Tapi, kami mencintai pekerjaan ini.
Meski harus berpeluh-peluh demi sesuap nasi. Tidakkah mereka tau itu?”
31. 3 detik Efek zoom-gelap-out
Shoot ke beloknya Sungai Karang Ayu ke Banjir Kanal (Warna di efek
black-white)
32. 10 detik Tulisan pada layar “Pembelokan Sungai Karang Ayu dan Ronggolawe untuk
Alih Fungsi Lahan Rawa dan Pertanian Tambak menjadi Permukiman dan
Perkantoran, 1980.”
Shoot menyusuri banjir kanal (Warna di efek black-white)
“Gugusan jalan yang mendatangkan ikan-ikan berenang ke tepian, kapal- Tepian B
kapal yang bersandar dan pepohonan hijau terturai dalam ranum bunga
33. 10 detik
teratai, menghiasai kilau lautan membiru hingga tertutup senja, jingga
ronanya. Kini sirna…tertelan gempuran tanah yang menutup celah-celah
harapan, kian hari makin terpinggirkan.”
34. 2 detik Shoot- zoom in ke ujung sungai dan efek cahaya
Shoot kearah wajah Ratu dan menunjukkan kesedihan dan tidak menduga
35. 3 detik Warga, Ratu Tepian Su
sebelumnya
36. 10 detik Shoot kearah permukiman (perumahan) Perumaha
“Hadirnya dinding-dinding yang membatasi lautan dengan rumah bagi
manusia kian hari makin merajai. Ratusan tembok kokoh yang mengotak-
kotakkan cita dan jati diri pun mulai nyata terasa. Sebuah kawasan yang kian
terpinggirkan, yang mulai termakan beton dan menghempas lautan.”
37. 3 detik Shoot kearah jalan dan motor Depa
38. 3 detik Timelaps hiruk pikuk kota D
Shoot warga yang melakukan kegiatan pindahan ke perumahan (bisa
39. 5 detik Warga dilakukan wahyu dan affan dengan membawa banyak barang atau tas)
(Warna di efek black-white)
Shoot dari belakang, warga yang membawa barang menuju rumah barunya
(warga yang pindahan tidak hanya satu, bantuan pemain)
40. 10 detik Warga
“Orang-orang mulai lalu lalang. Ruang-ruang yang dulunya dipenuhi
nelayan, kini tenggelam. Tergantikan jalanan dan perumahan.”
41. 3 detik Warga Shoot adegan warna yang terjatuh, tapi tidak dihiraukan oleh warga lainnya
Shoot-zoom in ke wajah warga yang terjatuh dengan kesedihan (gerakan
42. 2 detik Warga
diperlambat) Perumaha
Shoot kearah warga yang mainan gadget dan tidak saling bercengkrama.
Kemudian ada warga lokal (Crismon) yang lewat diantara mereka sembari
menyapa tetapi tidak dihiraukan.
“Hiruk pikuk kian terpandang mata. Namun, begitu sunyi jika di rasa.
Ramah tamah itu sudah mulai memudar. Tergantikan keramaian di balik
43. 10 detik Warga
layar. Pun jauh berbeda saat memasuki portal. Dibandingkan kami yang
tinggal di bagian terpinggirkan.”

(Arga, wahyu, tebe, kamel, yuda sebagai warga yang sibuk dengan
dunianya masing-masing)
44. 1 detik Efek gelap - transisi
45. 2 detik Shoot perkampungan dari kejauhan – blur effect Per
46. 10 detik Shoot perkampungan yang kumuh
“Jarak diantara kami hanyalah tembok dan pagar. Portal yang terjaga siang
dan malam. Rasanya begitu mencekam. Kami hanya menuruni tanah
pijakan. Mempertahankan asas dari suatu adat. Pribumi, itu sebutan kami.
Tak kalah pentingnya bahwa tanah ini milik kami. Sebuah jarak pemisah
yang sangat sulit untuk diingkari.”
47. 2 detik Shoot ke atas langit-putih transisi
Shoot ke pedagang
48. 10 detik “Ladang-ladang penghasilan kami mulai berubah, kapal-kapal kian tergoyah.
Tergantikan gubug-gubug kecil untuk mencari nafkah.” Warung kec
Shoot kearah warga yang makan bersama di warung/angkringan dek
49. 5 detik Warga “Tapi kenanglah.. kenyamanan ini adalah sebuah kunci, dari sisa
kebahagiaan di kala ini.”
50. 2 detik Efek Transisi
Shoot ke muka ratu dan warga yang bersedih
51. 5 detik Ratu, Warga Tepian Su
Ratu mencium tangan warga dan beranjak pergi
52. 2 detik Efek transisi
Ratu berjalan menyusuri jalan di pinggir sungai
“Kulihat sebuah tangisan yang dibendung keterbatasan. Kemakmuran di
masa silam, direnggut oleh sebuah kebijakan. Manusia, sebuah retorika yang
53. 10 detik Ratu
terselungkup dalam kenikmatan. Tanpa menghiraukan kesejahteraan.
Dimanakah keadilan? Inilah sebuah sejarah untuk kita mengenang, bahwa Jalanan d
masa lalu adalah penentu masa di depan.”
Zoom ke wajah ratu yang sedang merenung sambil menatap sungai dan
54. 3 detik
langit
55. 3 detik Shoot naik ke atas langit perlahan
CUPLIKAN PESAN DAN HARAPAN KE DEPAN UNTUK TAWANG
56. 1 menit MAS (Dilihat dari masalah kesenjangan, ekonomi, dan partisipasi
penduduk) DARI WARGA : PAK/BU KETUA RT atau RW

Anda mungkin juga menyukai