Anda di halaman 1dari 18

TUGAS TERSTRUKTUR DOSEN PENGAMPU

Ekonomi Makro Islam II Annisa Mahfuzah, S.E.I, M.H

“KESEIMBANGAN UMUM (Islamic General Equilibrium)”


Disusun oleh:
kelompok 10
Noormadaniah 19.13.0074
Isnawati 19.15.0167
Musrifah 19.15.0150
M. Rusdi Taufik 19.13.0067

INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM MARTAPURA


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
2021
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillahi robbil alamiin wassholatu wassalamu ala asyrafil anbiyaa i wal


mursalin, sayyidina wa maulana muhammadin wa ala alihi wa shohbihi wa baarik wa
sallim ajma’in. amma ba’du :

Segala puji dan syukur ke hadirat Allah SWT yang dengan karunia nya kami dapat
menyelesaikan tugas pembuatan makalah untuk Mata Kuliah “EKONOMI MIKRO
ISLAM II”. Sholawat serta salam juga tidak lupa kami haturkan kepada junjungan kita
nabi besar Muhammad SAW.

Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah membantu kami
dalam pembuatan makalah ini khususnya dosen pembimbing kami yaitu ANNISA
MAHFUZAH.S.E.I, M.HTerlepas dari semua itu, kami berharap semoga makalah ini
dapat menambah pengetahuan para pembaca, untuk kedepan dapat memperbaiki atau
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Akhirul kalam, semoga yang tersaji ini dapat memberikan bantuan kepada para
mahasiswa/i dalam menyelenggarakan proses belajar mengajar di kampus.

Amiiin

Martapura, Mei 2021

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. ii

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. iii

BAB I ............................................................................................................................ 1

PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1

A. Latar Belakang ................................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 1
BAB II .......................................................................................................................... 2

PEMBAHASAN .......................................................................................................... 2

A. Keseimbangan di Pasar Uang ......................................................................... 2


B. Keseimbangan dalam Fungsi Saving, Invesment, dan income ...................... 5
C. Keseimbangan Model Analisa IS-LM dalam Islam (Aggregat Supply,
Aggregat Demand, Aggregat Equilibrium) ........................................................... 6
BAB III ..................................................................................................................... 144

PENUTUP ................................................................................................................ 144

Kesimpulan ........................................................................................................ 144


DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada dasarnya keseimbangan umum memiliki arti yang sangat luas,
untuk itu dalammakalah ini akan dijelaskan mengenai beberapa cakupan
keseimbangan umum termasukdidalamnya materi pembahasan keseimbangan
umum di pasar persaingan sempurna,tidaksempurna, dan keseimbangan pasar
(market equilibirium).Dalam pembahasan awal dijelaskan bagaimana
mekanismeterjadi secara umum,diikuti proses pencapaian keseimbangan
umum yang dianalisis oleh ekonomikonvensional.
Kemudian dijelaskan juga mengenai peran ajaran Islam dalam
pencapaiankeseimbangan umum, baik dalam aspek proses pencapaian
keseimbangan umum, hasilkeseimbangan dan faktor-faktor yang turut berperan
dalam pembentukan keseimbanganbaru dan kesejahteraan ekonomi.
Dan mengenai keseimbangan pasar dimana interaksi antara permintaan
danpenawaran akan menciptakan keseimbangan pasar yang terjadi apabila pada
hargakeseimbangan jumlah barang yang diminta konsumen sama persis dengan
jumlah yangditawarkan produsen secara grafis keseimbangan pasar tercapai
apabila kurva permintaandan penawaran berpotongan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan Uraian diatas maka rumusan masalah dapat disimpulkan
menjadi:
1. Apa Itu Keseimbangan Pasar Barang
2. Apa Itu Keseimbangan dalam Fungsi Saving, Invesment, dan income
3. Keseimbangan Model Analisa IS-LM dalam Islam (Aggregat Supply,
Aggregat Demand, Aggregat Equilibrium

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Keseimbangan di Pasar Uang


Dalam perekonomian bunga, keseimbangan permintaan dan penawaran uang
akan terjadi pada tingkat bunga tertentu. Ekonomi konvensional berpendapat
bahwa interaksi permintaan dan penawaran uang akan senantiasa membawa suku
bunga pada tingkat keseimbangan. Apabila suku bunga berada di atas tingkat
keseimbangan, pasokan uang melebihi permintaan.
Mekanisme penyesuaian berjalan karena pada tingkat bunga tersebut,
opportunity cost memegang uang menjadi terlalu tinggi. Masyarakat akan
berusaha mengurangi porsi uang dalam portofolio kekayaannya untuk ditukarkan
dengan aset yang memberikan bunga, misal obligasi. Penurunan permintaan uang
diimbangi dengan kenaikan permintaan aset tersebut. Akibatnya, harga aset
tersebut akan naik dan tingkat bunganya menurun. Mekanisme ini akan terus
berjalan hingga uang yang ingin dipegang masyarakat sama dengan pasokan uang.
Mekanisme sebaliknya akan terjadi jika suku bunga berada di bawah tingkat
keseimbangan.
Opportunity cost yang rendah akan mendorong masyarakat untuk memegang
uang lebih banyak dengan cara menjual aset berimbal bunga. Peningkatan
penjualan aset menurunkan harga dan menaikkan suku bunga hingga permintaan
uang sama dengan pasokan uang.
Untuk memahami interaksi keseimbangan pasar barang dan pasar uang dalam
membentuk permintaan agregat, keseimbangan pasar uang digambarkan dalam
panel pendapatan-bunga sebagai kurva LM (akronim dari Liquidity preference =
Money supply). Kurva LM diderivasikan dari kurva permintaan dan penawaran
dengan mengetahui arah perubahan suku bunga ketika terjadi perubahan
pendapatan. Peningkatan pendapatan akan meningkatkan permintaan uang untuk

2
transaksi dan berjaga-jaga walau tingkat bunga tetap. Hal ini dapat digambarkan
sebagai pergeseran kurva permintaan uang ke kanan atas.
Pada tingkat bunga semula, terjadi kelebihan permintaan uang. Menurut
ekonomi konvensional, kelebihan permintaan uang ini akan mendorong bunga
naik hingga permintaan uang kembali ke tingkat yang sama dengan pasokan uang.
Dengan demikian, peningkatan pendapatan menyebabkan kenaikan suku bunga di
pasar uang.
Untuk menggambarkan hubungan positif pendapatan dan suku bunga di
pasar uang tersebut, kurva LM memiliki kemiringan positif. Logika derivasi kurva
LM di atas memiliki kelemahan saat menjelaskan kenaikan suku bunga di pasar
uang. Kelebihan permintaan yang terjadi di pasar uang disebabkan peningkatan
kebutuhan uang untuk bertransaksi karena kenaikan pendapatan. Tidak dijelaskan
mengapa pada situasi tersebut suku bunga harus naik. Pada penjelasan mekanisme
penyeimbangan di pasar uang disebutkan bahwa kenaikan suku bunga saat terjadi
kelebihan permintaan uang ditimbulkan oleh peningkatan penjualan aset berbunga.
Akan tetapi, pada kasus kelebihan permintaan itu disebabkan oleh kenaikan
pendapatan, tidak ada alasan bagi seseorang untuk meningkatkan penjualan aset
berbunga. Apabila seseorang mengalami kenaikan pendapatan, ia memang
membutuhkan uang lebih banyak untuk membiayai kenaikan konsumsi. Akan
tetapi, apakah uang tambahan tersebut diperoleh dengan mengurangi
kepemilikan aset berbunga? Justru sebaliknya, kepemilikan aset yang merupakan
salah satu wujud tabungan pun cenderung meningkat ketika pendapatan naik.
Kenaikan pendapatan akan sekaligus dialokasikan sebagai peningkatan
konsumsi dan peningkatan tabungan, yang dapat diwujudkan sebagai aset
berbunga maupun uang. Jika kenaikan pendapatan tidak menyebabkan kenaikan
penjualan aset, justru dapat menyebabkan kenaikan permintaan aset, maka tidak
ada mekanisme yang menyebabkan kenaikan bunga. Jika terjadi kenaikan
pendapatan, kenaikan bunga memang diperlukan untuk mencapai keseimbangan
pasar uang, tetapi tidak terbentuk sendiri oleh interaksi pasar uang. Dengan

3
demikian, situasi ekonomi bisa terjadi di luar kurva LM. Dengan kata lain, kurva
LM tidak memiliki daya gravitasi.
Ketidakseimbangan permintaan dan penawaran uang yang ditimbulkan
oleh perubahan pendapatan akan tetap berlangsung selama pasokan uang tidak
bertambah. Dari teori kuantitas uang kita tahu bahwa jika pendapatan riil
bertambah namun jumlah uang tetap, salah satu dari dua variabel harus berubah:
kecepatan peredaran uang naik atau harga turun. Dalam perekonomian tanpa
bunga, permintaan uang untuk spekulasi dipengaruhi secara negatif oleh tingkat
imbal yang diharapkan dari aset produktif. Jika tingkat imbal turun, orang akan
cenderung memegang uang lebih banyak karena opportunity cost turun.
Proses penyeimbangan permintaan dan penawaran uang juga akan terjadi
melalui proses pergantian portofolio kekayaan. Misal, penurunan tingkat imbal
pertanian mendorong orang untuk menjual tanah pertanian sehingga harga jual
dan sewa tanah pertanian turun. Penurunan harga sewa menurunkan biaya usaha
pertanian pada tingkat pendapatan tetap, sehingga tingkat imbal pertanian kembali
naik. Jika kelebihan permintaan uang ditimbulkan oleh kenaikan pendapatan, tidak
akan ada kenaikan penjualan aset produktif.
Akibatnya, kenaikan tingkat imbal tidak terjadi dan kelebihan permintaan
uang akan terus berlangsung selama pasokan uang tidak bertambah. Peningkatan
ekspektasi laba diperlukan untuk menyeimbangkan permintaan dan penawaran
uang. Hubungan antara pendapatan dan tingkat imbal yang menyeimbangkan
pasar uang ini dicerminkan oleh kurva LM positif dalam panel pendapatan-tingkat
imbal. Akan tetapi, kurva LM ini tidak memiliki daya gravitasi karena tidak ada
mekanisme dalam pasar yang dapat menyeimbangkan pasar uang ketika terjadi
perubahan pendapatan.

4
B. Keseimbangan dalam Fungsi Saving, Invesment, dan income
Keseimbangan di pasar barang terjadi ketika belanja agregat (aggregate
expenditure—AE) sama dengan produksi nasional (Y). Belanja agregat terdiri dari
komponen domestik, mencakup konsumsi (C), investasi (I) dan belanja pemerintah
(G), dan komponen asing berupa ekspor neto (NX), yakni nilai ekspor dikurangi
nilai impor (NX = X—M).
Belanja agregat hanya akan sama dengan produksi nasional jika seluruh
tabungan disalurkan menjadi investasi. Tabungan nasional (national saving)
dibentuk oleh dua komponen: tabungan swasta dan tabungan pemerintah.
Tabungan swasta merupakan sisa dari pendapatan neto pajak setelah dikurangi
konsumsi (PS = Y – T – C). Tabungan pemerintah dibentuk dari surplus anggaran
karena pendapatan pajak melebihi belanja pemerintah (GS = T – G).
Y=C+I+G
Y=C+S+T
C + S + T = C+ I + G
S + (T – G) = I
Dalam perekonomian bunga, interaksi tabungan dan investasi merupakan
interaksi permintaan dan penawaran modal dengan bunga sebagai harga. Tingkat
bunga akan mengarah pada tingkat di mana terjadi keseimbangan tabungan
nasional dan investasi. Kenaikan pendapatan nasional akan meningkatkan nilai
tabungan pada berbagai tingkat suku bunga. Akibatnya, terjadi kelebihan pasokan
modal pada tingkat bunga yang berlaku.
Untuk bersaing menawarkan modalnya, penawar bersedia mengurangi suku
bunga yang ia terima. Tingkat bunga akan turun hingga permintaan modal sama
dengan pasokan. Dalam panel pendapatan-bunga, hubungan di atas digambarkan
sebagai kurva IS. Kurva ini mewakili tingkat bunga yang dapat menyeimbangkan
tabungan dan investasi pada berbagai tingkat pendapatan.
Dalam perekonomian nonbunga, permintaan dan penawaran modal
dipengaruhi secara positif oleh tingkat imbal harapan. Naiknya tingkat imbal

5
harapan yang disebabkan penurunan pajak atau pemberantasan korupsi akan
mendorong perusahaan memperbesar pembelian barang-barang modal.
Perusahaan akan mencari modal untuk membiayai investasinya.
Pada sisi pemilik modal, kenaikan tingkat imbal harapan mendorong mereka
mengalokasikan lebih besar tabungan mereka untuk investasi sekalipun rasio bagi
hasil tidak berubah. Jika tingkat imbal harapan dari investasi naik, penawaran dan
permintaan modal akan naik secara simultan pada rasio bagi hasil tetap. Walau
sama positif, elastisitas penawaran modal kurang dari elastisitas permintaan modal
karena tingkat imbal hanya berpengaruh kecil pada tabungan. Tabungan seseorang
lebih banyak dipengaruhi oleh pendapatannya.
Akibatnya, selisih tabungan dan investasi mengecil dan permintaan agregat
meningkat. Permintaan dan penawaran modal dipengaruhi secara berbeda oleh
rasio bagi hasil. Penawaran modal semakin besar jika rasio bagi hasil meningkat
karena imbal harapan bagi pemilik modal meningkat. Sebaliknya, peningkatan
rasio bagi hasil akan mengurangi imbal harapan bagi pemilik perusahaan sehingga
permintaan akan turun. Interaksi permintaan dan penawaran modal akan
membawa rasio bagi hasil pada tingkat yang menyeimbangkan keduanya.
C. Keseimbangan Model Analisa IS-LM dalam Islam (Aggregat Supply,
Aggregat Demand, Aggregat Equilibrium)
Konsep Dasar Analisis IS-LM Model IS-LM memadukan ide-ide aliran
pemikiran Klasik dengan Keynes, sering disebut sebagai sintesis Klasik-
Keynesian, atau sintesis Neo Klasik-Keynesian. Teori Klasik yg digunakan adalah
keyakinan bahwa pasar akan dapat mencapai kondisi keseimbangan (market
ekuilibrium). Teori Keynes yg digunakan adalah fungsi uang sebagai alat
transaksi dan spekulasi. Jadi dalam analisis IS-LM, uang tidaklah netral dan
seperti pandangan Klasik dan pasar akan tetap mampu mencapai keseimbangan.
Konsep Dasar Analisis LM Keseimbangan pasar uang-modal tercapai jika:
Permintaan uang (liquidity preference - L) telah sama dengan penawaran uang
(money supply - M). Secara grafis, kondisi ini digambarkan oleh sebuah kurva yg

6
disebut kurva LM (LM curve), dimana permintaan uang = penawaran uang (L
=M).

ASUMSI-ASUMSI POKOK MODEL IS-LM

1. Pasar akan selalu berada dalam kondisi keseimbangan, dimana permintaan sama
dengan penawaran.
2. Fungsi uang adalah sebagai alat transaksi & spekulasi, MD = Mt + Msp MD =
total permintaan uang, Mt = motif transaksi, Msp = Motif spekulasi. Permintaan
uang selanjutnya dinotasikan L. Penawaran uang (jumlah uang beredar)
dinotasikan M.
3. Berlaku Hukum Walras: Jika dalam perekonomian terdapat sejumlah n pasar dan
sebanyak n-1 pasar telah mencapai keseimbangan, maka pasar ke n pastilah telah
mencapai keseimbangan. Artinya jika pasar barang jasa dan pasar uangmodal
telah berada dalam keseimbangan, maka pasar TK juga telah mencapai
keseimbangan
4. Perekonomian adalah perekonomian tertutup. Pengeluaran Agregat AE = C + I
+ G, misal sektor pemerintah sementara diabaikan dulu maka AE = C + I.
Perekonomian tertutup menyebabkan total penghasilan (total produksi) yang
tidak dikonsumsi, ditabung di dalam negeri Y = C + S. 5. Model IS-LM
merupakan model komparatif statis, artinya mengabaikan dimensi perubahan
dari waktu ke waktu. Sehingga analisis yg dilakukan adalah perubahan dari satu
kondisi keseimbangan ke kondisi keseimbangan lainnya.

KESEIMBANGAN SEKTOR RIIL


Dalam ekonomi konvensional, keseimbangan umum dapat terjadi apabila
pasar barang dan pasar uang ada dalam keadaan keseimbangan. Dalam keadaan
keseimbangan umum ini besarnya pendapatan nasional (Y) dan tingkat bunga (i)
yang terjadi akan mencerminkan pendapatan nasional (Y) dan tingkat bunga (i)

7
seimbang baik di pasar uang maupun pasar barang. Namun dalam ekonomi Islam
sistem bunga dihapuskan.
Istilah sektor riil dalam pembahasan mengenai ekonomi makro
menggambarkan kondisi perekonomian dipandang dari sisi permintaan dan
penawaran barang dan jasa. Oleh karena itu, sektor riil ini disebut juga dengan
istilah pasar barang.
Sisi penawaran di pasar barang ini menggambarkan kemampuan
perekonomian menghasilkan barang dan jasa pada suatu periode tertentu.
Sedangkan sisi permintaannya menggambarkan pengeluaran yang dilakukan oleh
pelaku ekonomi, seperti rumah tangga, perusahaan, pemerintah, dan luar negeri.
Stabilitas ekonomi makro dilihat dari keseimbangan antara permintaan (yang
ditunjukkan oleh total pengeluaran) dan penawaran (yang ditunjukkan dengan
oleh kemampuan perekonomian tersebut menghasilkan barang dan jasa) yang
terjadi di pasar tersebut.
Analisis Keseimbangan Sektor Riil dengan Grafik
Secara matematis hubungan fungsional antara pengeluaran konsumsi rumah
tangga (C) dan pendapatan (Y) dapat dinyatakan sebagai berikut:
Y=C+S
Ket:
Y : Pendapatan
C : Konsumsi
S : Simpanan
I : Tingkat Bunga (Investasi)
Bila diasumsikan bahwa seluruh simpanan (S) tersebut digunakan untuk
investasi (I),
maka: S = I Y = C + I
Investasi perusahaan sangat bergantung dari tingkat bunga. Makin tinggi
bunga, maka semakin kecil investasi yang dilaksanakan, dan sebaliknya. Karena
tabungan dipengaruhi oleh tingkat pendapatan, S = f (Y), dan investasi

8
dipengaruhi oleh tingkat bunga, I = f (i), maka kita dapat mengkombinasikan
tingkat bunga (i) dan pendapatan (Y) yang memungkinkan pasar barang-jasa
dalam keseimbangan. Kondisi itu digambarkan oleh kurva yang disebut kurva IS
(IS curve).
Dengan demikian kurva IS dapat didefinisikan sebagai kurva yang
menunjukkan hubungan antara berbagai tingkat bunga dengan pendapatan
nasional yang memungkinkan pasar barang-jasa berada dalam keseimbangan
(terpenuhi syarat keseimbangan pasar barang-jasa, yaitu S= I).
Diagram I menunjukkan hubungan antara tingkat bunga dan jumlah
investasi, Diagram II menunjukkan keseimbangan di pasar barang, di mana S=I.
Diagram III menunjukkan fungsi tabungan, hubungan antara tabungan
dengan pendapatan nasional adalah positif, artinya makin besar pendapatan
nasional, maka tabungan yang terjadi juga semakin besar.
Diagram IV menunjukkan kurva IS, yaitu kurva yang menghubungkan
antara titik-titik tingkat bunga dan pendapatan nasional.
Kurva IS, yaitu kurva yang menggambarkan keseimbangan di sektor riil
(pasar barang), yang berlereng negatif. Ini memberi petunjuk bahwa pada sektor
riil (pasar barang), apabila terjadi kenaikan tingkat bunga, maka pendapatan
nasional akan turun. Kenaikan tingkat bunga akan menyebabkan turunnya
investasi dan turunnya investasi secara langsung akan menyebabkan turunnya
pendapatan nasional. Sebaliknya, apabila tingkat bunga turun maka pendapatan
nasional akan naik. Karena, turunnya tingkat bunga akan menyebabkan naiknya
investasi.
Keseimbangan Sektor Riil (Pasar Barang) dalam Ekonomi Islam
Pada sistem ekonomi Islam bunga tidak diberlakukan, sehingga keseimbangan
di pasar barang dalam ekonomi Islam sangat berbeda dengan keseimbangan pasar
barang dalam ekonomi konvensional. Hal ini karena sistem bunga dihapuskan dan
diganti dengan tingkat keuntungan yang diharapkan (Er). Investasi perusahaan
dalam ekonomi Islam tergantung dari tingkat keuntungan yang diharapkan dan

9
biaya asset yang kurang produktif. Makin tinggi keuntungan yang diharapkan, dan
makin besar biaya asset yang kurang produktif maka semakin besar investasi yang
dilaksanakan, dan sebaliknya.
Analisis Keseimbangan Sektor Riil dengan Grafik Pada pembahasan
sebelumnya dinyatakan bahwa pengeluaran konsumsi rumah tangga dipengaruhi
oleh pendapatan. Secara matematis, hubungan fungsional antara pengeluaran
konsumsi rumah tangga (C) dan pendapatan (Y) dapat dinyatakan sebagai berikut:
C = f (Y) dengan C = C1 + C2
C1= pendapatan muzakki; C2= pendapatan mustahik
Dalam analisis keseimbangan sektor riil, kondisi keseimbangan perekonomian
dapat digambarkan ke dalam sebuah kurva yang disebut kurva ISI. Kurva ISI
adalah tempat kedudukan titik-titik yang menghubungkan tingkat keuntungan
yang diharapkan dengan (Er) dan pendapatan nasional (Y), di mana pasar barang
berada dalam kondisi keseimbangan.
Diagram I menunjukkan fungsi investasi tabungan antara tingkat keuntungan
yang diharapkan dan jumlah investasi. Diagram II menunjukkan keseimbangan di
pasar barang, di mana S=I. Diagram III menunjukkan fungsi tabungan, gambar ini
menunjukkan bahwa hanya satu tingkat pendapatan tertentu yang dapat
mendorong masyarakat untuk menyediakan tabungan pada tingkat yang
disebutkan. Bila tingkat tabungan berada pada S1, maka dapat diperhitungan
bahwa tingkat pendapatan nasional berada pada Y1. Oleh karena itu harapan akan
tingkat keuntungan mencapai Er1 maka keseimbangan akan diperlihatkan
menjadi Y1. Diagram IV menunjukkan kurva ISI, yaitu kurva yang menunjukkan
antara tingkat keuntungan yang diharapkan (Er) dan pendapatan nasional (Y).
Apabila titik A dan B kita hubungkan maka kita memperoleh kurva ISI, yaitu
kurva yang menggambarkan keseimbangan di sektor riil (pasar barang) yang
berlereng positif. Ini memberi petunjuk bahwa pada sektor riil (pasar barang),
apabila terjadi kenaikan keuntungan yang diharapkan, maka pendapatan nasional
akan naik. Kenaikan keuntungan yang diharapkan akan menyebabkan naiknya

10
investasi dan naiknya investasi secara langsung akan menyebabkan naiknya
pendapatan nasional. Sebaliknya, apabila tingkat keuntungan yang diharapkan
turun maka pendapatan nasional akan turun. Karena, turunnya tingkat keuntungan
yang diharapkan akan menyebabkan turunnya investasi.

KESEIMBANGAN SEKTOR KEUANGAN DALAM EKONOMI


KONVENSIONAL
Dalam ekonomi konvensional, pasar uang akan berada dalam keadaan seimbang
apabila penawaran akan uang (Ms) sama dengan penawaran akan uang (Md).
Dalam analisis keseimbangan di pasar uang digunakan suatu kurva yang disebut
kurva LM (LM curve). Kurva LM adalah tempat kedudukan titik-titik yang
menghubungkan tingkat bunga (i) dan pendapatan nasional (Y), di mana pasar
uang dalam keadaan seimbang.

Analisis Keseimbangan Sektor Moneter dengan Grafik Variabel ekonomi


pada pasar uang yang berhubungan dengan tingkat bunga adalah permintaan uang
untuk tujuan spekulasi (m2). Hubungan antara besarnya permintaan uang untuk
tujuan spekulasi (m2) dengan tingkat bunga (i) adalah negatif. Artinya, apabila
tingkat bunga turun maka permintaan uang untuk tujuan spekulasi (m2) naik, dan
sebaliknya.

Dengan demikian kurva permintaan uang untuk tujuan spekulasi berlereng


negatif (diagram I). Diagram II menunjukkan hubungan antara permintaan uang
untuk berjaga-jaga (m1) dengan permintaan uang untuk tujuan spekulasi (m2)
yang memiliki hubungan negatif, artinya jika permintaan uang untuk spekulasi
(m2) naik maka persediaan uang untuk berjaga-jaga (m1) berkurang, dan
sebaliknya. Diagram III menggambarkan hubungan antara uang yang dipegang
untuk tujuan berjaga-jaga (m1) dan tingkat pendapatan nasional yang memiliki
hubungan positif, artinya semakin besar pendapatan nasional (Y), maka
permintaan uang untuk transaksi berjaga-jaga (m1) juga semakin besar. Kurva LM

11
berlereng positif. Ini memberi petunjuk bahwa pada sektor moneter (pasar uang),
apabila terjadi kenaikan tingkat bunga, maka pendapatan nasional akan meningkat.
Sebaliknya apabila tingkat bunga turun maka pendapatan nasional akan menurun
pula.

Keseimbangan di Pasar Uang dalam Ekonomi Islam

Ada dua alasan utama memegang uang dalam ekonomi Islam, yakni:

• Motivasi transaksi, dan

• Motivasi berjaga-jaga

Spekulasi dalam pengertian Keynes, tidak akan pernah ada dalam ekonomi
Islam. Hal ini diikuti bahwa permintaan uang untuk tujuan spekulasi (sebagian
fungsi tingkat bunga) menjadi nol dalam ekonomi Islam. Oleh karena itu,
permintaan uang dalam ekonomi Islam berhubungan dengan tingkat pendapatan.
Keperluan uang tunai yang dipegang dalam jangka waktu penerimaan pendapatan
dan pembayarannya. Besarnya persediaan uang tunai akan berhubungan dengan
tingkat pendapatan dan frekuensi pengeluaran. Jika sektor moneter yang selama
ini lazim dikenal dalam perekonomian tidak ingin dihilangkan dalam wacana
ekonomi Islam, maka sektor investasi dapat saja diidentikkan dengan sektor
moneter. Namun yang harus dipahami bahwa definisi moneter di sini tidak
merujuk pada definisi yang digunakan oleh konvensional. Sektor moneter
(investasi) di sini terbatas pada penyediaan modal atau proyek-proyek investasi
yang mendukung terselenggaranya aktivitas riil di pasar.

Perumusan model aktivitas investasi, baik pada sisi permintaan maupun sisi
penawaran, merujuk pada nilai-nilai moral Islam yang diyakini mempengaruhi
perilaku ekonomi seseorang serta segala ketentuan hukum syariah yang memang
menjadi pedoman dalam berperilaku dan berinteraksi secara Islam. Dengan asumsi
bahwa yang menjadi objek dalam aktivitas investasi adalah proyek-proyek

12
investasi, maka aktivitas permintaan dan penawaran investasi akan menentukan
besar-kecilnya tingkat ekspektasi keuntungan di pasar investasi. Penawaran
investasi yang komponennya terdiri dari investasi swasta (Ip), investasi
pemerintah (Ig), dan investasi sosial (Iso) memiliki kurva yang vertikal karena
diasumsikan bahwa inisiasi proyek investasi dilakukan bukan atas dasar besar-
kecilnya keuntungan ekspektasi (expected return – Er). Penawaran atau inisiasi
proyek investasi pada investasi swasta dilakukan sepanjang Er tidak negatif.

Dengan kata lain, proyek investasi akan tetap dilakukan berapapun tingkat
ekspektasi keuntungan. Bahkan boleh jadi seorang pelaku bisnis akan tetap
berinvestasi meskipun tahu ekspektasi keuntungannya adalah 0, karena motivasi
dia memberikan kemaslahatan/ kerja bagi mereka yang membutuhkan. Sementara
itu investasi pemerintah dan sosial cenderung tidak ada kaitannya dengan
ekspektasi keuntungan, karena motivasi pemerintah dan sosial masing-masing
adalah penyediaan infrastruktur bagi publik dan kemanfaatan bagi manusia lain
(yang sifatnya sukarela).

Pada sisi permintaan investasi, keikutsertaan kelompok pemilik modal


tergantung pada keberadaan usaha yang telah ada di pasar, di mana mereka
menempatkan sebagian modalnya (uang) pada usaha yang ada, sehingga besar-
kecil jumlah investasi atau penanaman modal mereka pada proyek investasi
tergantung pada besar-kecilnya ekspektasi keuntungan yang ada. Semakin besar
ekspektasi keuntungan, maka akan semakin besar permintaan terhadap proyek
investasi tersebut. Begitu juga sebaliknya, jika ekspektasi keuntungan kecil, maka
permintaan proyek investasi pun akan turun. Seberapa besar penurunan
permintaan investasi sangat tergantung pada tingkat sensitivitas permintaan
tersebut terhadap pergerakan naik-turunnya ekspektasi keuntungan.

13
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan :

Dalam perekonomian bunga, keseimbangan permintaan dan penawaran uang


akan terjadi pada tingkat bunga tertentu. Ekonomi konvensional berpendapat
bahwa interaksi permintaan dan penawaran uang akan senantiasa membawa suku
bunga pada tingkat keseimbangan. Apabila suku bunga berada di atas tingkat
keseimbangan, pasokan uang melebihi permintaan. , keseimbangan pasar uang
digambarkan dalam panel pendapatan-bunga sebagai kurva LM (akronim dari
Liquidity preference = Money supply). Kurva LM diderivasikan dari kurva
permintaan dan penawaran dengan mengetahui arah perubahan suku bunga ketika
terjadi perubahan pendapatan.
Dalam perekonomian bunga, interaksi tabungan dan investasi merupakan
interaksi permintaan dan penawaran modal dengan bunga sebagai harga. Tingkat
bunga akan mengarah pada tingkat di mana terjadi keseimbangan tabungan
nasional dan investasi. Dalam perekonomian nonbunga, permintaan dan
penawaran modal dipengaruhi secara positif oleh tingkat imbal harapan.
Konsep Dasar Analisis LM Keseimbangan pasar uang-modal tercapai jika:
Permintaan uang (liquidity preference - L) telah sama dengan penawaran uang
(money supply - M). Dalam ekonomi konvensional, keseimbangan umum dapat
terjadi apabila pasar barang dan pasar uang ada dalam keadaan keseimbangan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Baladina Nur 2018/05 https://docplayer.info/31090430-Ekonomi-makro-model-


analisis-is-lm-oleh-nur-baladina-sp-mp.html 17052021)
Heryanti Marleta 2016/01/04 http://leta16.blogspot.com/2016/01/makalah-makro-
ekonomi-islam-islamic.html?m=117052021)
Herbal Toha 2012/24 https://hatofighter.wordpress.com/2012/10/26/keseimbangan-
pasar-sektor-rill-sektor-moneter/.html.17052021)

15

Anda mungkin juga menyukai