Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

ILMU PENGETAHUAN SEBUAH TINJAUAN FILOSOFIS


“Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat”

Oleh :
Kelompok I : Muh. Miswar Darmansya (22111143)
Sri Indah Ramadanti (22111176)
Risna Sundari (22111135)
A. Syahria (22111141)
Sima (22111148)
Muh. Saeful Anand (22111139)
Suci Afnisa Asdar (22111122)
Alfathurahman (22111105)
Muh. Hasrul Ishan (22111153)
Hamdan (22111134)
Kelas :1C

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

STIA PRIMA BONE

2022
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrahmaanirrohiim,
Puji syukur Kehadirat Allah Tuhan Yang Maha Esa atas petunjuk, rahmat,
dan hidayah-Nya penyusun dapat menyelesaikan tugas tepat pada waktu yang
telah di tentukan. Penulisan makalah yang berjudul “Pancasila Sebagai Sistem
Filsafat” pada mata kuliah Pendidikan Pancasila.
Dalam penyusunan makalah ini, ditulis berdasarkan buku yang berkaitan
dengan Pancasila, dan serta informasi dari media massa yang berhubungan dengan
Pancasila. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih kurang sempurna. Untuk
itu diharapkan berbagai masukan yang bersifat membangun demi
kesempurnaannya.
Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi penyusun dan
umumnya bagi para pembaca. Aamiin.

Watampone, 13 Oktober 2022

Penyusun,
Seluruh anggota
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................
................................................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................
...............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................
...............................................................................................................................1
1.
A. Latar Belakang..................................................................................................
........................................................................................................................1
..........................................................................................................................
B. Rumusan Masalah.............................................................................................
........................................................................................................................1
C. Tujuan...............................................................................................................
........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................
...............................................................................................................................3
2.
A. Pengertian Filsafat............................................................................................
........................................................................................................................3
B. Fenomenologi Pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan.........................................
........................................................................................................................4
C. Filsafat Pengetahuan dan Filsafat Ilmu Pengetahuan.......................................
........................................................................................................................6
D. Fokus Filsafat Ilmu Pengetahuan......................................................................
........................................................................................................................7
E. Manfaat belajar Filsafat Ilmu Pengetahuan......................................................
........................................................................................................................7
BAB III PENUTUP................................................................................................
...............................................................................................................................9
3.
A. Kesimpulan.......................................................................................................
........................................................................................................................9
B. Saran.................................................................................................................
........................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................
.............................................................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Filsafat dalam mencari kebenaran harus bergulat dengan pertanyaan
tentang sifat dan status kebenaran itu sendiri. Apakah ada, misalnya, hal
semacam itu sebagai kebenaran obyektif sepenuhnya, atau apakah
pembicaraan kita tentang "kebenaran" hanyalah sebuah proyeksi ke dunia
tentang apa yang dapat kita temukan dapat diterima dalam argumen
moral, teori ilmiah, wacana matematika? Pertanyaan semacam itu
berada dalam pusat Kebenaran dan Obyektivitas, yang menawarkan
perspektif asli tentang "realisme" dalam penyelidikan filosofis.
Kebenaran perlu dibuktikan melalui penyelidikan. Model
inqury/penyelidikan merupakan adalah proses ilmiah yang bertujuan
untuk menambah pengetahuan, menyelesaikan keraguan, atau
memecahkan suatu masalah kebenaran. Sebuah teori inquri merupakan
proses pencaraian data dari berbagai jenis penyelidikan dan perlakuan
terhadap cara-cara penyelidikan dalam mencapai tujuan yitu temuan
kebenaran. Berdasarkan argumentasi filosofi kebenaran di atas, maka fungsi
penyelidikan ilmiah terhadap kebenaran menurut filsafat ilmu mencakup
dua hal yaitu pertama, untuk memberikan penjelasan deskriptif tentang
bagaimana penyelidikan ilmiah dilakukan dalam praktik, dan kedua, untuk
memberikan penjelasan mengapa penyelidikan ilmiah berhasil dalam
mencapai pengetahuan yang benar. Bagaimana penyelidikan ilmiah itu
dapat mencapai kebenaran yang obyektif, masalah inilah yanag dikaji dalam
makalah ini.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang yang telah dijelaskan maka dapat
dibuat perumusan masalah sebagai berikut;
a. Apakah Pengertia Filsafat?
b. Bagaimana Fenomenologi Pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan?
c. Apa Filsafat Pengetahuan dan Filsafat Ilmu Pengetahuan?
d. Apa Fokus Filsafat Ilmu Pengetahuan?

1
e. Apa manfaat belajar filsafat ilmu pengetahuan
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan diatas, tujuan penulisan ini adalah untuk:
a. Untuk mengetahui Pengertian Filsafat.
b. Untuk mengetahui Bagaimana Fenomenologi Pengetahuan dan Ilmu
Pengetahuan.
c. Untuk memahami Filsafat Pengetahuan dan Filsafat Ilmu Pengetahuan.
d. Untuk mengetahui Fokus Filsafat Ilmu Penetahuan.
e. Untuk mengetahui manfaat belajar filsafat ilmu pengetahuan

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Filsafat
Filsafat pertama-tama adalah sikap: sikap mempertanyakan, sikap
bertanya, yaitu mempertanyakan segala sesuatu. Dengan kata lain, filsafat
adalah sebuah metode, yaitu cara, kecenderungan, sikap bertanya tentang
segala sesuatu. Termasuk dengan mempertanyaka “Apa itu filsafat?” kita
sesungguhnya telah berfilsafat. Filsafat dianggap sebagai sesuatu yang
bermula dari sebuah pertanyaan dan berakhir dengan pertanyaan. Filsafat
adalah sebuah sistem pemikiran atau cara berpikir yang terbuka untuk
dipertanyakan dan dipersoalkan kembali. Filsafat – dan ilmu pengetahuan
pada umumnya tidak menerima kebenaran apapun sebagai sesuatu yang
telah selesai. Akan selalu ada upaya, sebuah proses, sebuah
pencarian, quest, sebuah perburuan tanpa henti akan kebenaran.
Secara etimologis filsafat berarti cinta kebenaran. Dari kata philo yang
berarti cinta, dan sophia yang berarti kebenaran. Dengan sikap mencintai
kebenaran ini, maka filsafat terus berusaha mencari kebenaran yang
sesungguhnya. Dengan sikap mencintai ini, di satu pihak selalu ingin
menggenggam dan dekat dengan kebenaran. Namun di pihak lain sekaligus
juga ada kecenderungan untuk mempersoalkan kembali kebenaran itu.
Dalam filsafat dan ilmu pengetahuan, sikap ini muncul dalam suatu sikap
kritis yang ingin meragukan terus kebenaran yang telah ditemukan.
Dapat kita pahami dua hal dari filsafat. Pertama, filsafat dipahami
sebagai upaya, proses, metode, cara, dambaan, untuk terus mencari
kebenaran. Dambaan ini muncul dalam sikap kritis yang selalu
mempersoalkan apa saja untuk sampai pada kebenaran yang paling akhir,
yang paling mendalam.
Kedua, filsafat dilihat sebagai upaya untuk memahami konsep atau
ide-ide. Dengan bertanya orang lalu berpikir tentang apa yang
dipertanyakan. Dengan bertanya orang berusaha menemukan jawaban  atas
apa yang dipertanyakan. Maka, muncul idea tau konsep tertentu yang dapat
menjawab pertanyaan tadi. Karena filsafat adalah sebuah sikap yang terus

3
mencari kebenaran, maka akan terjadi proses mempertanyakan konsep atau
ide yang diajukan atas sebuah pertanyaan, dan terus berulang hingga sampai
pada jawaban yang paling final, yang paling mendasar, dianggap paling
benar. Tetapi, jawaban yang paling akhir dan yang paling benar itu tidak
pernah ditemukan. Sehingga proses bertaya itu akan terus menerus berulang
sebagaimana hakikat dari filsafat itu sendiri.
Filsafat mengajak kita untuk mempertanyakan, mempersoalkan,
mengkaji, dan mendalami hidup ini dalam segala aspeknya. Sebagaimana
dikatan Sokrates, “Hidup yang tidak dikaji tidak layak dihidupi.”
perbedaan sikap bertanya dalam filsafat dengan sikap bertanya dalm
semua ilmu lainnya yaitu, dalam filsafat kita mempertanyakan apa saja dari
berbagai sudut, khususnya dari sudut yang paling umum dan mendasar
menyangkut hakikat, init, pengertian paling dasar. Sedangkan dalam ilmu
pengetahuan, yang dipertanyakan hanya satu saja kenyataan yang digeluti
oleh ilmu itu dan dipertanyakan dari sudut pandang ilmu yang bersangkutan.
Dibutuhkan orang khusus yang belajar filsafat, karena memang telah
hilang kecenderungan berfilsafat dalam diri manusia diakibatkan oleh
pembiasaan akan apa yang ada semenjak kecil. Kemudian dalam rangka
itulah filsafat tidak lagi sebuah skap belaka, melainkan telah menjadi sebuah
ilmu khusus yang perlu dipelajari.
Secara umum filsafat dibedakan menjadi lima cabang, yaitu
1) Metafisika, ilmu tentang yang ada sebagai ada (berbicara
mengenai realitas sebagaimana adanya).
2) Epistemologi, filsafat ilmu pengetahuan.
3) Etika, filsafat moral yang berbicara mengenai baik buruknya
perilaku mnausia.
4) Logika, berbicara mengenai bagaimana berpikir secara tepat.
5) Estetika, filsafat seni yang berbicara tentang keindahan.
B. Fenomenologi pengetahuan dan ilmu pengetahuan
Secara metodologis, dalam gejala terbentuknya pengetahuan manusia,
dapat dibedakan antara dua kutub berbeda dari gejala pengetahuan manusia
itu, yaitu antara subjek dan objek. Supaya bisa terjadi pengetahuan, subjek

4
harus terarah atau mengarahkan diri kepada objek untuk mengenal dan
mengetahuinya sebagaimana adanya, dan objek harus terbuka dan terarah
kepada subjek untuk dikenal sebagaimana adanya. Pengetahuan adalah
peristiwa yang terjadi dalam diri manusia. Maka, manusia sebagai subjek
pengetahuan memegang peranan penting. Keterarahan manusia terhadap
objek jadinya merupakan faktor yang sangat menentukan bagi munculnya
pengetahuan manusia.
Berkat unsure jasmaninya manusa mampu menagkap objek yang ada
di sekitarnya karena tubuh manusia adalah bagian dari realitas alam semesta
ini. Maka pengetahuan manusia dianggap bersifat temporal, konkret, jasmai-
indrawi. Dengan bantuan jiwa atau akal budinya, manusia mampu
mengangkat pengetahuan ke tingkat yang lebih tinggi, yaitu ke tingkat
abstrak dank arena itu universal. Melalui kemampuan akal budi untuk
mengadakan perbandingan, untuk membuat abstraksi, melakukan refleksi,
menggali lebih jauh dan lebih mendalam daripada apa yang diketahuinya
secara indrawi-jasmani. Pengetahuan manusia tidak hanya berkaitan dengan
objek konkret khusus yang dikenalnya melalui pengamatan indranya,
melainkan juga melalui itu dimungkinkan untuk sampai pada pengetahuan
abstrak tentang berbagai objek lain yang secara teoritis dapat dijangkau oleh
akal budi manusia.
Pengetahuan manusia yang bersifat abstrak umum dan universal
memungkinkan untuk dirumuskan dan dikomunikasikan dalam bahasa yang
bersifat umum dan unviversal untuk bisa dipahami oleh sapa saja dari waktu
dan tempat mana saja. Dengan kesadarannya manusia melakukan refleksi
terhadap apa yang diketahuinya. Sehingga, pengetahuan yang semula
bersifat langsung dan spontan kemudian diaur dan dibakukan secara
sistematis sedemikian rupa sehingga isinya dapat dipertaggungjawabkan,
atau dapat dikritik dan dibela. Dengan inilah lahir apa yang kita kenal
sebagai ilmu pengetahuan.

5
C. Filsafat pengetahuan dan filsafat ilmu pengetahuan
Pengetahuan adalah keseluruhan pemikiran, gagasan, ide, konsep, dan
pemahaman yang dimiliki manusia tentang dunia dan segala isinya,
termasuk mausia dan kehidupannya. Sedangkan ilmu pengetahuan adalah,
keseluruhan sistem pengetahuan manusia yang telah dibakukan secara
sistematis. Pengetahuan bersifat lebih spontan, sedangkan ilmu pengetahuan
bersifat lebih sistematis da reflektif. Pengetahuan jauh lebih luas dari ilmu
pengetahuan karen amencakup segala sesuatu yang diketahui manusia.
Pengetahuan mencakup penalaran, penjelasan dan pemahaman manusia
tentang segala sesuatu. Juga, mencakup praktek atau kemampuan teknis
dalam memecahkan berbagai persoalan hidup yang belum dibakukan secara
sistematis dan metodis.
Dengan perbedaan ini, maka tidak hanya ada filsafat ilmu
pengetahuan, melainkan juga ada filsafat pengetahuan. Filsafat pengetahuan
berkaitan dengan upaya mengkaji segala sesuatu yang berkaitan dengan
pengetahuan manusia pada umumnya, terutama menyagkut gejala
pengetahuan dan sumber pengetahuan manusia. Contohnya, tentang
bagaimana manusa bisa tahu? Apakah manusia bisa sampai pada
pengetahuan yang bersifat pasti? Apakah pengetahuan yang pasti itu
mungkin?
Filsafat ilmu pengetahuan adalah cabang filsafat yang mempersoalkan
dan mengkaji segala persoalan yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan.
Contohnya, apa itu kebenaran? Apa metode ilmu pengetahuan itu? Manakah
metode yang paling bisa diandalkan?
Ilmu pengetahuan dilihat sebagai upaya untuk menjelaskan hubungan
antara berbagai hal dan peristiwa dalam alam sesmesta ini secara sistematis
dan rasonal. Maka ilmu pengetahuan dipahami sebagai upaya untuk mencari
dan menjelaskan secara sistematis dan masuk akal sebab dan akibat dari
berbagai peristiwa di alam semesta ini. Melalui ilmu pengetahuan, berbagai
peristiwa alam semesta lalu dijelaskan secara lain dalam kerangka teori atau
hokum ilmiah yang lebih masuk akal, dan lebih bisa dibuktikan dengan

6
berbagai perangkat metodis yang berkembang kemudian sejalan dengan
dengan perkembangan ilmu pengetahuan itu sendiri.
D. Fokus filsafat ilmu pengetahuan
Fokus filsafat ilmu pengetahuan adalah masalah metode ilmu
pengetahuan. Metode-metode ilmu pengetahuan aalah metode-metode yang
logis karena ilmu pengetahuan mempraktekan logika. Namun selain logika,
temuan-temuan dalam ilmu pengetahuan dimungkinkan oleh keterbukaan
budi manusia pada realitas yang disebut imajinasi. Filsafat ilmu
pengetahuan membuka pikiran kita untuk mempelajari dnegan serius proses
logis dan imajinatif dalam cara kerja ilmu pengetahuan.
Kemudian filsafat ilmu pengetahuan juga mengarah kepada
pembicaraan mengenai hubungan antara ilmu pengetahuan dan masyarakat.
Implikasi sosial dan etis dari ilmu pengetahuan dengan life-world. Antara
ilmu pengetahuan dan politik, bagaimana harus membangun ilmu
pengetahuan dalam amsyarakat, dan masalah moral berupa apakah ilmu
pengetahuan bebas nilai atau tidak.
E. Manfaat belajar filsafat ilmu pengetahuan
Pertama, membantu mahasiswa untuk lebih kritis dalam sikap
ilmiahnya. Mahasiswa diajak untuk kembali menjadi filsuf dengan tetap
kritis terhadap berbagai macam teori da pengetahuan ilmiah yang
diperolehnya.
Kuliah ini berguna bagi calon ilmuwan dengan memperkenalkan
mereka dengan metode ilmu pengetahuan yang sangat berguna dalam
mencari ilmu pengetahuan, khususnya dalam melakukan penelitian ilmiah.
Diharapkan mahasiswa dapat dibantu untuk mengembangkan kemampuan
analisis ilmiahnya dengan menggunakan metode ilmiah tertentu. Dan
diharapkan pula mahasiswa selalu peka dan tanggap terhadao berbagai
persoalan di sekitarnya.
Berkaitan dengan itu, kemampuan ilmiah yang perlu dimiliki oleh
seorang ilmuwan yaitu:
a) Mampu melihat sebuah peristiwa (fakta, data, informasi, tindakan, dll)
sebagai sebuah masalah ilmiah.

7
b) Mampu menbuat analisis atas peristiwa tersebut dan kemudian member
penjelasan atas peristiwa itu dalam hubungan sebab-akibat dengan
peristiwa lainnya.
c) Mampu mengajukan pemecahan atas peristiwa yang menjadi masalah
tersebut.
Mampu membuat prediksi atau ramalan tentang berbagai
kemungkinan yang akan timbul berkaitan dengan peristiwa tersebut serta
solusi yang telah diajukan.Manfaat ketiga, yaitu untuk membantu kerja
mahasiswa tersebut kelak di kemudian hari. Karena setiap pekerjaan
membutuhkan ilmu pengetahuan demi memecahkan berbagai persoalan
yang berkaitan dengan pekerjaan tersebut secara lebih rasonal, tuntas, dan
memuaskan. Seorang professional dalam bidang pekerjaannya
membutuhkan kemampuan untuk melihat masalah: di mana masalahnya,
seberapa masalahnya, apa dampaknya, dan bagaimana mengatasinya.
Keempat, ilmu pengetahuan tidak hanya bersifat purita-elitis,
melainkan juga pragmatis. Artinya, ilmu pengetahuan tidak hanya sekedar
memuaskan rasa ingin tahu manusia, tetapi juga bermaksud membantu
manusia untuk memcahkan berbagai persoalan yang dihadapi manusia
dalam hidupnya.

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara etimologis filsafat berarti cinta kebenaran. Dari kata philo yang
berarti cinta, dan sophia yang berarti kebenaran. Dengan sikap mencintai
kebenaran ini, maka filsafat terus berusaha mencari kebenaran yang
sesungguhnya. Sedangkan ilmu pengetahuan adalah, keseluruhan sistem
pengetahuan manusia yang telah dibakukan secara sistematis. Pengetahuan
bersifat lebih spontan, sedangkan ilmu pengetahuan bersifat lebih sistematis
da reflektif. Kemudian filsafat ilmu pengetahuan juga mengarah kepada
pembicaraan mengenai hubungan antara ilmu pengetahuan dan masyarakat.
B. Saran
Demikianlah makalah yang dapat saya susun. Sebagai mahasiswa kita
harus mengembangkan ilmu yang kita peroleh dan mencari kebenaran ilmu
itu semoga dapat bermanfaat bagi kita semua, akhir kata saya menyadari
bahwa makalah ini bukanlah proses akhir, tetapi merupakan langkah awal
yang masih banyak memerlukan perbaikan. Karena itu saya sangat
mengharapkan tanggapan, saran dan kritik yang membangun demi
sempurnanya makalah kami yang selanjutnya. Atas perhatiannya kami
sampaikan terimakasih.

9
DAFTAR PUSTAKA
Keraf, A. Sonny & Mikhael Dua. 2001. Ilmu Pengetaguan Sebuah Tinjauan
Filosofis. Yogyakarta; Kanisius.

10

Anda mungkin juga menyukai