Anda di halaman 1dari 96

KATA PENGANTAR

Segala Puji Kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan

Hidayah-Nya sehingga Buku Saku Akreditasi dari RSD Gunung Jati Kota Cirebon

ini dapat disusun.

Tak lama lagi kita akan menyongsong akreditasi menggunakan Standar


Akreditasi Rumah Sakit Kementerian Kesehatan (STARKES) Berbeda dari
acuan akreditasi yang sebelumnya banyak berfokus hanya pada dokumen saja,
kini penilaian difokuskan pada telusur lapangan (berupa wawancara, observasi,
hingga simulasi). Sehingga disini para surveyor KARS (Komisi Akreditasi Rumah
Sakit) akan “merasakan” bagaimana sesungguhnya ketika menjadi pasien di rumah
sakit kita, mulai dari apa saja proses yang dijalani sejak masuk hingga keluar rumah
sakit.
Jalan menuju akreditasi ke depan akan sangat menyibukkan dan tentu saja
menghabiskan segala waktu, pikiran, dan energi. Akreditasi mudah, canggih dan
menyenanggkan, hal yang paling penting adalah bukan menjadikan akreditasi ini
sebagai beban. Bukan juga menjadikan akreditasi hanya sebagai tujuan akhir.
Sebaliknya, akreditasi ini adalah salah satu alat untuk meningkatkan mutu dan
keselamatan pasien rumah sakit, demi perbaikan kita bersama.
Besar harapan kami agar Buku Saku Akreditasi ini dapat digunakan
sebagaimana mestinya dan memberikan kebermanfaatan yang besar bahkan hingga
proses akreditasi telah selesai kelak.
Akreditasi Dalam Genggaman
Mudah, Canggih, dan Menyenangkan
RSD Gunung Jati Kota Cirebon, Tetap Paripurna!

Ditetapkan di Kota Cirebon


Pada tanggal 01 September 2022

Direktur,

dr. KATIBI, MKM


PERTANYAAN JAWABAN
Apakah visi, misi, VISI
motto, nilai-nilai RSD
Gunung Jati Kota Cirebon ? Terwujudnya Rumah Sakit Daerah Gunung Jati Kota
Cirebon Sebagai Rumah Sakit Rujukan Terdepan di
Jawa Barat Tahun 2023
MISI

1. Meningkatkan Mutu Pelayanan dan


Keselamatan Pasien
2. Meningkatkan Pemenuhan Sarana Prasarana Dan
Sumber Daya Manusia (SDM) Yang Berkualitas
3. Meningkatkan Mutu Rumah Sakit Daerah Gunung
Jati Kota Cirebon Sebagai Rumah Sakit Pendidikan

MOTTO

CERIA ( Cepat Ramah Ilmiah )


MELAYANI DENGAN HATI
Tulus, Ikhlas Tanpa Pamrih, dan Tanpa Diskriminasi

NILAI-NILAI

JUJUR, PROFESIONAL, BERANI adalah pola sikap,


pola pikir dan pola tindak yang harus diterapkan dalam
menjalankan tugas dan pekerjaan.

JUJUR dalam menjalankan tugas dan pekerjaan, tidak


ditumpangi oleh kepentingan-kepentingan pribadi atau
golongan.

PROFESIONAL sesuai dengan standar dan kode etik


profesi masing-masing tenaga kesehatan.

BERANI mengatakan yang sebenarnya dengan


bijaksana dan tegas menegakkan aturan.
SASARAN KESELAMATAN PASIEN (SKP)

1 Apa yang Anda Ada 6 sasaran keselamatan pasien di rumah sakit :


ketahuitentang (Acuan : Permenkes Nomor 11 tahun 2017)
sasaran a. Ketepatan Identifikasi Pasien
keselamatan b. Peningkatan komunikasi yang efektif;
pasien di rumah
c. Peningkatan keamanan obat yang perlu
sakit?
diwaspadai (high-alert medication);

d. Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-


pasien operasi;
e. Pengurangan risiko infeksi terkaitpelayanan
kesehatan; dan
f. Pengurangan risiko pasien jatuh.

2 Kapan dilakukan a. Skrining risiko jatuh dilakukan saat pengkajian


skriningrisiko jatuh awal di IGD, rawat jalandan rawat inap
dan mengunakan b. Di IGD dan rawat jalan menggunakan pertanyaan
skrining sederhana
instrumen apa? c. Di rawat jalan dengan menggunakan pengkajian dan
intervensi risiko jatuh get up and go test
d. Di rawat inap :
 Pasien anak usia 0-18 tahun Humpty
Dumpty
 Pasien dewasa usia 19-69 tahun MorseFall
Scale
 Pasien lansia ˃ 70 tahun SydneyScoring
3 Jika hasil skoring Perawat memberikan edukasi pada pasiendan
menyatakan pasien keluarga tentang pencegahan jatuh menggunakan
tidak berisiko atau brosur edukasi
risiko rendah
apa yang dilakukan ?

4 Jika hasil skoring risiko a. Pasien rawat jalan akan dipasang kalungrisiko
jatuh sedang dan berupa segitigas kuning yang bertuliskan risiko jatuh
tinggi apa yang dan diberikan edukasi tentang risiko jatuh.
dilakukan? b. Perawat memasang stiker risiko jatuh
berwarna kuning pada gelang identitaspasien
c. Perawat memasang segitiga risiko jatuh
berwarna kuning di tempat tidur pasien
d. Perawat memberikan edukasi pada pasiendan
keluarga tentang pencegahan jatuh
menggunakan brosur edukasi.
5 Sebutkan Kriteria a. Semua pasien di ruang rehabilitasi medikPasien
pasienyang dengan gangguan keseimbangan Pasien
dilakukan skrining dengan gangguan penglihatan Pasien geriatrik
risiko pasien jatuh di b. Pasien anak di bawah 2 tahun
rawat jalan! c. Pasien yang dijadwalkan operasi rawat jalan (ODC)
dengan tindakan anestesi atausedasi
6 Kapan dilakukan a. Pasien risiko jatuh rendah 1 (satu) kali setiap hari
pengkajian ulang b. Pasien risiko jatuh sedang dan tinggi
risikojatuh pada pengkajian ulang dilakukan setiap shiftSaat
pasien rawatinap? transfer ke unit atau ruangan lain

c. Ada kejadian jatuh pada pasien


d. Ada perubahan kondisi/penurunan
kesadaran
e. Pasca operasi dan sedasi
f. Mendapat obat-obatan sedative

7 Apa yang dilakukan a. Lakukan penilaian awal pada pasien jatuhuntuk


jikaterjadi pasien menemukan cedera atau luka akibat jatuh
jatuh (abrasi, kontusio, laserasi, fraktur, cedera kepala)
b. Lakukan pemeriksaan tanda-tanda vital
c. Lakukan penilaian adanya keterbatasan
gerak
d. Pantau pasien dengan ketat
e. Dokumentasikan penilaian dalam catatan
perkembangan pasien terintegrasi, informasi yang
perlu dicatat adalah:
 Tanggal dan waktu pasien jatuh
 Deskripsi pasien mengenai kejadianjatuh
(bila memungkinkan):
o Apa yang sedang dilakukan pasiensaat
terjatuh
o Dimana lokasi pasien saat terjatuh
 Laporkan kondisi pasien pada Dokter
Penanggung Jawab Pasien (DPJP)
 Buat laporan insiden pasien jatuh dalam
Formulir laporan Insiden Keselamatan Pasien

8 Kapan kita harus a. Sebelum kontak dengan pasien


cucitangan? b. Sebelum tindakan aseptik
c. Sesudah terkena darah dan cairan tubuh
pasien
d. Sesudah kontak dengan pasien
e. Sesudah kontak dengan lingkungan sekitar
pasien
f. Semua di atas disebut 5 moments cuci tangan
9 Bagaimana a. Setiap pasien yang masuk rawat inap dipasangkan
prosedur di rumah gelang identitas pasien.
b. Ada 2 (dua) dari 4 (empat) identitas yaitu
sakit dalam menggunakan :
mengidentifikasi  NAMA pasien sesuai KTP-el (dengan 2
suku kata untuk nama pasien , jika nama pasien
pasien? terdiri 1 suku kata, maka diberi Bin/Binti
dibelakang nama pasien),
 TANGGAL LAHIR yang disesuaikan dengan
tanda pengenal resmi
 NOMOR REKAM MEDIS
 NOMOR INDUK KEPENDUDUKAN
Sebutkan Kriteria a. Semua pasien di ruang rehabilitasimedik
pasienyang dilakukan b. Pasien dengan gangguan keseimbangan
skrining risiko pasien Pasien dengangangguan penglihatan
jatuh di rawat jalan! c. Pasien geriatrik
d. Pasien anak di bawah 2 tahun
e. Pasien yang dijadwalkan operasi rawat jalan
(ODC) dengan tindakan anestesiatau sedasi
10 Kapan dilakukan proses a. Saat pemberian obat.
verifikasi identitas b. Saat memasang infus
pasien?
c. Saat pemberiantransfusi darah.
d. Saat pengambilan sampel untuk pemeriksaan
laboratorium dan pemeriksaan radiologi.
e. Saat dilakukan tindakan medis.
f. Pemberian Diet
11 Kapan dilakukan a. Pasien risiko jatuh rendah 1 (satu) kali setiap hari
pengkajian ulang b. Pasien risiko jatuh sedang dan tinggi
risikojatuh pada pengkajian ulang dilakukan setiap shift
pasien rawatinap? c. Saat transfer ke unit atau ruangan lain

d. Ada kejadian jatuh pada pasien


e. Ada perubahan kondisi/penurunan
kesadaran
f. Pasca operasi dan sedasi
g. Mendapat obat-obatan sedative
12 Gelang identifikasi a. Gelang Identitas
apa saja yang - Pasien laki-laki: BIRU
digunakan di rumah - Pasien perempuan: MERAH MUDA
sakit?
b. Gelang pasien risiko jatuh : KUNING

c. Gelang alergi : MERAH


d. Gelang berisi identitas : NAMA PASIEN
,TANGGAL LAHIR, NOMOR REKAM MEDIS
dan ALAMAT PASIEN.
e. Gelang DNR : UNGU (pasien dan
keluarganya memutuskan untuk tidak
meneruskan tindakan medisnya.)

13 Bagaimana prosedur SPO Pemasangan gelang identifikasi pasien


pemasangan gelang
identifikasi?
14 Dapatkah Anda a. Teknik SBAR, berlaku untuk semua petugas
menjelaskan tentang kesehatan yang melakukan pelaporan/serah
carakomunikasi yang terima pasien kepada Dokter Penanggung
efektif diruang Jawab Pasien (DPJP)dan atau saat pergantian
perawatan? petugas :
 Situation: Kondisi terkini yang terjadi pada
pasien.
 Background : Informasi penting yang
berhubungan dengan kondisi pasienterkini.
 Assessment : Hasil pengkajian kondisi pasien
terkini
 Recommendation: Apa yang perlu
dilakukan untuk mengatasi masalahpasien
saat ini.
b. Teknik TBaK (Komunikasi Verbal) berlakuuntuk
semua petugas kesehatan yang melakukan dan
menerima perintah verbalatau melaui telepon :
 Tulis Baca kembali Konfirmasi ulang terhadap
perintah yang diberikan. Pelaporan kondisi
pasien kepada DPJP pasien menjadi
tanggung jawab yang bertugas
15 Apa saja yang Obat- obatan yang termasuk dalam golongan yang
termasuk obat-obat perlu diwaspadai antara lain :
yang perlu yangperlu  Elektrolit pekat : KCl, MgSO4, Natrium
diwaspada diwaspadai Bikarbonat, NaCl 3%
(high alert medication)  Obat-obatan narkotika, sitotoksik( Lihat Obat-
di rumah sakit? obatan narkotika, sitotoksik( Lihat Lampiran)
Lampiran)
 NORUM (Nama Obat Rupa Ucapan
Mirip)/LASA(Look Alike Sound Alike)

Pengelolaan :
 KCl, MgSO4, Natrium Bikarbonat, NaCl 3% tidak
boleh disimpan di ruang perawatan kecuali di Unit
Perawatan Intensif (ICU),Unit High Care dan IGD.
Ruangan- ruangan tersebut harus memastikan
bahwa elektrolit pekat disimpan di lokasi dengan
akses terbatas bagi petugas yang diberi wewenang.
Di instalasi Farmasi golongan obat tersebut
diletakkan di tempat tersendiri.
 Obat diberi penandaan/ label yang jelas:
o stiker berwarna MERAH bertuliskan “High
Alert” ,
o stiker berwarna KUNING bertuliskanLASA
o Stiker berwarna UNGU dan berlogo khusus,
untuk golongan sitotoksik.
 Pemberian dan penyimpanan harusdilaksanakan
sesuai panduan.Daftar nama obat yang perlu
diwaspadai lihat lampiran
Tahukah Anda Langkah :
bagaimanaprosedur a. Check in yaitu saat pasien sampai di areap di
check list keselamatan area penerimaa enerimaan pasien n pasien
pasien operasi? dilakukan konfirmasi pemeriksaanidentitas
pasien, jenis operasi, kelengkapan data
penunjang operasi serta Surat Ijin Operasi
(SIO), Surat Ijin O), Surat Ijin Anestesi Anestesi
(SIA) danInformed consent yang sudah diisi
lengkap. Dilakukan oleh perawat yang bertugas
di area penerimaan pasien.
b. Sign in dilakukan di kamar operasi sesaat
sebelum induksi anestesi meliputi jenis operasi,
kelengkapan data penunjang operasi, jenis
anestesi
c. Time out dilakukan di kamar operasi sesaat
sebelum insisi adalah meliputi konfirmasi
identitas pasien, penandaanarea operasi,
penayangan pemeriksaanpenunjang,
pemberian penayangan pemeriksaan
penunjang, pemberian antibio antibiotika
profilaksis tika profilaksis bila diperlukan, jenis
operasiyang akan dilakukan.
d. Sign out dilakukan setelah operasi selesaidan
sebelum menutup luka, berupa konfirmasi
secara verbal tindakan yang sudah dilakukan,
kelengkapan kasa, instrumen, alat tajam serta
kelengkapan spesimen.
e. Check Out , serah terima pasien dari perawat
anestesi kepada perawat ruangan di ruangan
pemulihan
f. Proses sign in, time out dan sign out ini
dipandu oleh perawat sirkuler (CirculatingNurse)
dan diikuti (Circulating Nurse) dandiikuti oleh
operator, dokt oleh operator, dokter anestesi,
perawat anestesi er anestesi, perawat
anestesi.
16 Bagaimanakah standar Semua petugas di RSD Gunung Jati Kota Cirebon ,
prosedur cuci tangan melakukan 6 LANGKAH kebersihan tangan pada 5
yangbenar di rumah momen yang telahditentukan, yakni:
sakit? a. Sebelum kontak dengan pasien
b. Sebelum tindakan asepsis
c. Sesudah terkena cairan tubuh pasien
d. Sesudah kontak dengan pasien
e. Sesudah kontak dengan lingkungansekitar
pasien

Ada 2 cara cuci tangan : handrub (20-30detik)


dan handwash (40-60 detik).

1) Handrub :
Cuci tangan menggunakan antiseptic berbasis
alkohol selama 20-30 selama 20-30 detik.

6 Langkah :
1. RATAKAN ANTISEPTIK BERBASIS ALKOHOL
DENGAN KEDUA TELAPAKTANGAN SELAMA 3
HITUNGAN

2. GOSOK PUNGGUNG TANGAN KANANDENGAN


TELAPAK TANGANKIRI DENGAN JEMARI SALING
MENJALIN
DAN SEBALIKNYA SELAMA 3 HITUNG.
3. GOSOK PUNGGUNG JEMARI DENGANTELAPAK
TANGAN DALAM POSISI SALING MENGUNCI
SELAMA 3 HITUNGAN

4. GOSOK KEDUA TELAPAK TANGAN DENGAN


JEMARI SALING MENYILANGSELAMA 3
HITUNGAN

5. GENGGAM IBU JARI TANGAN KIRI DENGAN


TANGAN KANAN KEMUDIANGOSOK SECARA
MUMUTAR DAN SEBALIKNYA SELAMA 3
HITUNGAN

6. GOSOK DENGAN MEMUTAR UJUNG JEMARI


TANGAN KIRI PADA TELAPAKTANGAN DAN
SEBALIKNYA SELAMA 3HITUNGAN
Sumber : WHO on Hand Hygiene inHealthcare, 2009

2) Handwash ( 40-60 detik )

Sumber : WHO 2009


Keterangan : Untuk cuci tangan menggunakan sabun 4 hitungan pada
saat memakai sabun dan 4 hitungan pada saat membilas dengan air
mengalir , setelah tangan dibilas dikeringkan menggunakan kertas
tissue/ handuk sekali pakai.
Bagaimanakah cara a. Penilaian risiko jatuh dilakukan saat
mengkaji pasien risiko pengkajian awal pasien dengan
jatuh ? menggunakan metode pengkajian
risikojatuh yang telah ditetapkan
Penilaian risiko jatuh pada pasien
anak menggunakan skala HUMPTY
DUMPTY,pada pasien dewasa
menggunakan skala MORSE.
Pengkajian tersebut dilakukan oleh
perawat dan kemudian dapat
dijadikan dasar pemberian
rekomendasi kepada dokter untuk
tatalaksana lebih kepada dokter
untuk tatalaksana lebih lanjut.
b. Perawat memasang gelang risiko
berwarna KUNING di pergelangan
tangan pasien dan mengedukasi
pasiendan atau keluarga maksud
pemasangan gelang tersebut.
c. Pengkajian ulang dilakukan oleh
perawat secara berkala sesuai hasil
penilaian risiko jatuh pasien dan jika
terjadi perubahan kondisi pasien atau
pengobatan

Lihat SPO Pengkajian dan pencegahan


pasien risiko jatuh HUMPTY DUMPTY,
penilaian kejadianrisiko jatuh pada anak.
PROTOKOL PENCEGAHAN PASIEN JATUH
PADA PASIEN ANAK :
Standar Risiko Rendah (Skor 7-11):
1. Orientasi Ruangan
2. Posisi tempat tidur rendah dan ada
remnya
3. Ada pengaman / pagar samping
tempat tidur. Mempunyai luas
tempat tidur yang cukup untuk
mencegah tangan dan kaki atau
bagian tubuh lain terjepit
4. Menggunakan alas kaki yang tidak
licin untuk pasien yang dapat
berjalan
5. Nilai kemampuan untuk ke kamar
mandi & bantu bila dibutuhkan
6. Akses untuk menghubungi petugas
kesehatan mudah
dijangkau. Terangkan kepada
pasien mengenai fungsi alat
Terangkan kepada pasien
mengenai fungsi alat tersebut
7. Lingkungan harus bebas dari
Lingkungan harus bebas dari
peralatan yang mengandu
peralatan yang mengandung risiko
8. Penerangan lampu harus cukup
9. Penjelasan pada pasien dan
keluargaharus tersedia
10. Dokumen pencegahan pasien jatuh
ini Dokumen pencegahan pasien
jatuh ini harus berada pa harus
berada pada tempatnya.
Standar Risiko Tinggi (skor >12):
1. Pakaikan gelang risiko jatuh
berwarna kuning
2. Terdapat tanda peringatan pasien
risiko Terdapat tanda peringatan
pasien risiko jatuh
3. Penjelasan pada pasien atau or
Penjelasan pada pasien atau orang
tuanya tentang pr ang tuanya
tentang protocol pencegahan otocol
pencegahan pasien jatuh
4. Cek pasien minimal setiap satu jam
5. Temani pasien saat mobilisasi
6. Tempat tidur pasien harus
disesuaikan dengan perkembangan
tubuh pasien
7. Pertimbangkan penempatan pasien
yang perlu perhatian diletakkan
dekat nurse station
8. Perbandingan pasien dengan
perawat1:3, libatkan keluarga
pasien sementara perbandingan
belum sementara perbandingan
belum memadai memadai
9. Evaluasi terapi yang sesuai.
Pindahkansemua peralatan yang
tidakdibutuhkan ke luar ruangan
10. Pencegahan pengamanan yang
cukup, batasi di tempat tidur
11. Biarkan pintu terbuka setiap saat
kecuali pada pasien
yangmembutuhkan ruang isolasi
12. Tempatkan pasien pada posisi
tempat
tidur yang rendah kecuali pada
pasienyang ditunggu keluarga
13. Semua kegiatan yang dilakukan
padapasien harus
didokumentasikan.

SKALA MORSE, penilaian kejadian


resikojatuh pada pasien dewasa.

INTERVENSI PENCEGAHAN PASIEN


JATUH
CARA MELAKUKAN PENILAIAN :
1. Riwayat jatuh :
 Skor 25 bila pasien pernah jatuh sebelum
perawatan saat ini, atau jika ada riwayat jatuh
fisiologis karena kejang atau gangguan gaya
berjalan menjelang dirawat
 Skor 0 bila Skor 0 bila tidak pernah
jatuh
 Catatan : bila pasien jatuh untuk
pertama kali, skor langsung 2
2. Diagnosis sekunder :
 Skor 15 jika diagnosis medis lebih
dari satu dalam status pasien
 Skor 0 jika tidak
3. Bantuan berjalan :
 Skor 0 jika pasien berjalan tanpa
alat bantu/ dibantu, menggunakan
kursi roda, atau tirah baring dan
tidak dapat bangkit dari tempat
tidur sama sekali
 Skor 15 jika pasien menggunakan
kruk, tongkat, atau walker
 Skor 30 jika pasien berjalan
mencengkeram furniture untuk
topangan
4. Menggunakan Infus :
 Skor 20 jika pasien diinfus
 Skor 0 jika tidak
5. Gaya Berjalan/ Transfer :
 Skor 0 jika gaya berjalan normal
dengan cirri berjalan dengan kepala
tegak, lengan terayun bebas di
samping tubuh, dan melangkah
tanpa ragu-ragu
 Skor 10 jika berjalan lemah,
membungkuk tapi dapat
mengangkat kepala saat berjalan
tanpa kehilangan keseimbangan.
6. Langkah pendek-pendek dan mungkin
diseret
 Skor 30 jika gaya berjalan
terganggu, pasien mengalami
kesulitan bangkit dari kursi,
berupaya bangun
dengan mendorong lengan
kursi atau dengan melambung.
Kepala tertunduk, melihat
kebawah. Karena
keseimbangan pasien buruk,
beliau menggenggam furniture,
orang, atau alat bantu jalan dan
tidak dapat berjalan tanpa
bantuan
7. Status mental :
 Skor 0 jika penilaian diri terhadap
kemampuan berjalan normal.
Tanyakan pada pasien, “Apakah
Bapak dapat pergi ke kamar
mandi sendiri atau perlu
bantuan?” Jika jawaban pasien
menilai dirinya konsisten dengan
kemampuan ambulasi, pasien
dinilai norma

Intervensi Jatuh Standar :


1. Tingkatkan observasi bantuan yang
sesuai Tingkatkan observasi bantuan
yang sesuai saat ambul saat ambulasi
2. Keselamatan lingkungan:
hindari ruangan yang kacau balau,
dekatkan bel dan telepon, biarkan
pintu terbuka, gunakan lampu malam
hari serta pagar tempat tidur.
3. Monitor kebutuhan pasien secara
berkala(minimal tiap 2 jam): tawarkan
ke belakang (kamar kecil) secara
teratur.
4. Edukasi perilaku yang lebih aman
saat jatuh atau transfer.
5. Gunakan alat bantu jalan (walker,
handrail).
6. Anjurkan pasien menggunakan kaus
kakiatau sepatu yang tidak licin.

Intervensi Jatuh Risiko Tinggi :


1. Pakaikan gelang risiko jatuh berwarna
kuning.
2. Intervensi jatuh standar.
3. Strategi mencegah jatuh dengan
penilaianjatuh yang lebih detil seperti
analisa cara berjalan sehingga dapat
ditentukan intervensi spesifik seperti
menggunakan terapi fisik atau alat
bantu jalan jenis terbaru untuk
membantu mobilisasi.
4. Pasien ditempatkan dekat nurse
station.
5. Handrail mudah dijangkau pasien dan
kokoh.
6. Siapkan di jalan keluar dari tempat
tidur: alat bantu jalan, komod.
7. Lantai kamar mandi dengan karpet
Lantai kamar mandi dengan karpet
anti slip, serta anti slip, serta
anjuran menggunakan anjuran
menggunakan tempat duduk di kamar
mandi saat pasien mandi.
8. Dorong partisipasi keluarga dalam
keselamatan pasien.
9. Jangan tinggalkan pasien sendiri di
kamar,samping tempat tidur atau toilet.

17 Siapa yang Operator / orang yang akan melakukan


bertanggungjawab tindakan operasi
melakukan penandaan
lokasi/sisi operasi?
18 Kapan penandaan sisi Sebelum pasien dipindahkan ke ruang
operasi dilakukan? dimana operasi akan dilakukan.
Pasien ikut dilibatkan, terjaga dan sadar;
sebaiknya dilakukan sebelum pemberian
obatpremedikasi
19 Berupa apa tandanya? “→”
20 Warna apa tandanya? Spidol permanen warna hitam, dan
harusterlihat
Untuk pasien dengan warna kulit gelap,
bolehdigunakan warna selain hitam atau
biru gelap (biru tua) atau merah.
21 Apakah semua Penandaan sisi operasi hanya ditandai
pembedahan harus pada :semua kasus yang memiliki dua
diberitanda lokasi? sisi kiri dankanan (lateralis), struktur
multiple (jari tangan, jari kaki, lesi), atau
multipel level (tulang belakang)
22 Bagaimana Sign in : dilakukan sebelum
prosedur check list pasiendianestesi di holding area,
keselamatan Timeout : dilakukan di ruang operasi
operasi? sesaatsebelum incisi pasien operasi
Sign out : setelah operasi selesai
(dapatdilakukan di recovery room).
Proses sign in, time out dan sign out ini
dipandu oleh perawat sirkuler dan diikuti
oleh operator, dokter anestesi, perawat.
HAK PASIEN DAN KELUARGA (HPK)

1 Tahukah Anda RSD Gunung Jati Kota Cirebon bertanggung


tentang bagaimana jawab untuk melindungi dan mengedepankan
hak pasien dirumah hak pasiendan keluarga sesuai PMK No. 04
sakit? Tahun 2018 tentang kewajiban Rumah Sakit
dan Kewajiban Pasien :
1. Memperoleh informasi mengenai tata
tertib dan peraturan yang berlaku di
Rumah Sakit;
2. memperoleh informasi tentang hak dan
kewajiban Pasien;
3. memperoleh layanan yang manusiawi,
adil, jujur, dan tanpa diskriminasi;
4. memperoleh layanan kesehatan yang
bermutu sesuai dengan standar profesi
dan standar prosedur operasional;
5. memperoleh layanan yang efektif dan
efisien sehingga Pasien terhindar dari
kerugian fisik dan materi;
6. mengajukan pengaduan atas kualitas
pelayanan yang didapatkan;
7. memilih dokter, dokter gigi, dan kelas
perawatan sesuai dengan keinginannya
dan peraturan yang berlaku di Rumah
Sakit;
8. meminta konsultasi tentang penyakit
yang dideritanya kepada dokter lain yang
mempunyai Surat Izin Praktik (SIP) baik di
dalam maupun di luar Rumah Sakit;
9. mendapatkan privasi dan kerahasiaan
penyakit yang diderita termasuk data
medisnya;
10. mendapat informasi yang meliputi
diagnosis dan tata cara tindakan
medis, tujuan tindakan medis,
alternatif tindakan, risiko dan
komplikasi yang mungkin terjadi,
dan prognosis terhadaptindakan
yang dilakukan serta perkiraanbiaya
pengobatan;
11. memberikan persetujuan atau
menolak atas tindakan yang akan
dilakukan olehTenaga Kesehatan
terhadap penyakit yang
dideritanya;
12. didampingi keluarganya dalam
keadaankritis;
13. menjalankan ibadah sesuai agama
atau kepercayaan yang dianutnya
selama hal itu tidak mengganggu
Pasien lainnya;
14. memperoleh keamanan dan
keselamatandirinya selama dalam
perawatan di Rumah Sakit;
15. mengajukan usul, saran, perbaikan
atas perlakuan Rumah Sakit
terhadap dirinya;
16. menolak pelayanan bimbingan
rohaniyang tidak sesuai dengan
agama dankepercayaan yang
dianutnya;
17. menggugat dan/atau menuntut
Rumah Sakit apabila Rumah Sakit
diduga memberikan pelayanan yang
tidak sesuaidengan standar baik
secara perdata ataupun pidana; dan
18. mengeluhkan pelayanan Rumah
Sakit yang tidak sesuai dengan
standar pelayanan melalui media
cetak danelektronik sesuai
dengan ketentuanperaturan
perundang-undangan.
2 Tahukah Anda 1. mematuhi peraturan yang
tentangbagaimana berlaku diRumah Sakit;
kewajiban pasien di 2. menggunakan fasilitas Rumah
rumah sakit? Sakitsecara bertanggung
jawab;
3. menghormati hak Pasien lain,
pengunjung dan hak Tenaga
Kesehatanserta petugas lainnya
yang bekerja di Rumah Sakit ;
4. memberikan informasi yang
jujur, lengkap dan akurat
sesuai dengan kemampuan
dan pengetahuannya tentang
masalah kesehatannya;
5. memberikan informasi
mengenai kemampuan
finansial dan jaminan
kesehatan yang dimilikinya;
6. mematuhi rencana terapi yang
direkomendasikan oleh Tenaga
Kesehatandi Rumah Sakit dan
disetujui oleh Pasienyang
bersangkutan setelah mendapatkan
penjelasan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
7. menerima segala konsekuensi atas
keputusan pribadinya untuk
menolak rencana terapi yang
direkomendasikan oleh Tenaga
Kesehatan dan/atau tidak
mematuhi petunjuk yang diberikan
olehTenaga Kesehatan untuk
penyembuhanpenyakit atau
masalah kesehatannya; dan
8. M emberikan imbalan jasa atas
pelayanan yang diterima.

3 Bagaimana prosedur Pemberian informasi dan edukasi


pemberian informasi diberikansesuai kebutuhan, dan
danedukasi kepada diberikan oleh petugas dengan
pasien &keluarga? kompetensi yang sesuai.
Pemberian informasi dan edukasi
tentang asuhan medis disampaikan oleh
DPJP dan PPA Kompeten hanya kepada
yang namanya tercantum dalam kolom
preferensi pasien di Lembar Persetujuan
Umum. Perawat di unit rawat inap
menyampaiakn nama yang boleh
diberikaninformasi/ edukasi kepada
dokter DPJP yang merawatnya supaya
tidak memberikan kepada orang yang
salah.
Karena informasi medis adalah rahasia.
PPA wajib mememberikan informasi dan
edukasi seluruh aspek asuhan medis
termasuk perkembangan hasil asuhan
danhasil yang tidak dapat dikontrol (tidak
diharapkan)
Dalam pemberian informasi dan edukasi
inidikoordinasi oleh Panitia PKRS.

SPO PemberianEdukasi
4 Bagaimana prosedur Persetujuan Tindakan Kedokteran (acuan
pemberian informed : Manual Persetujuan Tindakan
consent kepada Kedokteran dari Konsil Kedokteran
pasien &keluarga? Indonesia) Pernyataanpersetujuan
Siapa yang Siapa (lnformed Consent ) dari pasien didapat
yang memberikan melalui suatu proses yang ditetapkan
memberikan informed rumah sakit dan dilaksanakan oleh DPJP
consent? Apa saja (Dokter Penanggung Jawab Pasien)
yang diinformasikan dalam bahasa yang dipahami pasien.
saat informed Lihat SPO Pemberian Informed Consent
consent?  Informed consent diperoleh sebelum
operasi, tindakan anestesi,
penggunaan darah atau produk
darah dan tindakan serta pengobatan
lain yang berisiko tinggi.
 Semua tindakan kedokteran harus
mendapat persetujuan pasien dan
atau keluarga setelah mendapat
penjelasan yang cukup tentang hal-
hal yang berkaitandengan tindakan
tersebut dari DPJP
 Informed consent memberikan
informasi tentang : diagnosis kerja,
diagnosis banding, tindakan
kedokteran, indikasi tindakan,
prosedur tindakan, tujuan,
komplikasi, prognosis, alternatif &
risiko.
 Kolom prognosis, alternative dan risiko harus
diisidengan lengkap, terutama hasil yang
tidak diaharapkan harus ditulis dengan jelas
(tidak bolehdikosongkan, misalnya :
perluasan operasi,
kemungkinan tidak bisa hamil, dsb)

5 Bagaimana pasien Pelayanan kerohanian terdiri dari


pelayanan
mendapatkan kerohanian rutin dan atas
informasi pelayanan permintaan. Pasien yang
kerohanian diRS? membutuhkan pelayanan
kerohanian akan mengisi formulir
permintaan pelayanan kerohanian,
selanjutnya perawat akan
menghubung petugas terkait sesuai
daftar yang ada. RSD Gunungjati
memiliki daftar petugasyang meberikan
pelayanan rohani baik
muslim maupun non disertai nomorHP dan
alamat.
Lihat SPO Pelayanan Kerohanian
6 Bagaimana RS Saat dilakukan pemeriksaan, konsultasi,
melindungi tatalaksana antar pasien akan pasien akan
kebutuhan privasi dibatasi dengan tirai.
pasien ? Lihat SPO Perlindungan Kebutuhan Privasi
Pasien
 Memasang tirai/ scherm atau selimut
ketika dokter melakukan pemeriksaan
pasien di ruang triase, dan di ruang
observasi.
 Memasang selimut pasien ketika akan
transfer untuk pemeriksaan penunjang.
 Tidak memasang papan nama pasien
disetiap instalasi rawat inap.
 Perawat melakukan serah terima dinas
di kantor perawat dan pada saat
keliling ruangan bersifat konfirmasi
kepada pasien.
 Perawat rawat inap menyimpan data
rekam medis (status pasien) di lemari
atau laci yang aman.
 Meminta ijin kepada pasien untuk
melakukan pemeriksaan fisik dan
memakaikan selimut.
 Menyediakan tempat atau ruangan
untuk konsultasi antara pasien atau
keluarga dengan dokter (misalnya di
ruang konsultasi dokter, ruangan
kepala ruangan).
 Rumah Sakit menghormati hak pasien
atau keluarga untuk tidak mau
dikunjungi karena alasan kesehatan
pasien, dengan memberikan tulisan di
pintu masuk kamar pasien bertuliskan
“Mohon maaf demi kesembuhan
pasien, untuk sementara pasien tidak
dapat menerima tamu atau
pengunjung”.
 Bila ada yang menanyakan tentang
kondisi kesehatan pasien melalui
telepon selain keluarga, petugas
ruangan tidak diperkenankan
memberikan informasi tanpa seijin
pasien atau keluarga.
 Dokter dan perawat wajib menjaga
kerahasiaan informasi kesehatan
pasien. Informasi hanya diberikan
kepada keluarga terdekat dan seijin
pasien.
 Pada saat pasien akan dikirim ke luar
ruangan atau unit, pasien dipakaikan
selimut.
 Jika pasien masih dalam kondisi sadar
dan berkompeten untuk
mengambil keputusan, pasien
wajib mengisi formulir
pelepasan informasi (hak
perwalian mendapatkan
informasi kesehatan pasien
selama di rumah sakit) baik
rawat jalan maupun rawat inap.
 Melakukan pembatasan jam
berkunjung. Untuk pasien
dengan kondisi terminal atau
gaduh gelisah bila ada kamar
kosong dipindahkan ke kamar
tersebut, bila tidak ada,
diberitahukan kepada keluarga
pasien yang lain untuk
menjaga 1(satu) orang saja
yang ada di dalam ruangan.
 Bila ada telusur kasus seperti
untuk kepentingan akreditasi
atau penelitian, wajib meminta
ijin kepada pasien untuk
kesediaanya ditelusur. Pihak
yang berkepentingan membuat
pernyataan secara tertulis
untuk menjaga kerahasiaan
data rekam medis pasien.
 Peliputan oleh media cetak
maupun elektronik harus
mengajukan permohonan
kepada Direktur Rumah Sakit
secara tertulis dan harus
mendapat ijin dari pasien.
Pasien wajib mengisi formulir
pelepasan informasi kepada
media tersebut, dengan
demikian Rumah Sakit tidak
bertanggungjawab terhadap
kerahasiaan data rekam medis
pasien.
 Apabila dijumpai ada peliputan
wartawan di area rumah sakit,
termasuk pada saat jam
berkunjung di instalasi
Pelayanan Intensif maka
perawat atau satuan
pengamanan berwenang
menanyakan ijin dari Direktur
Rumah Sakit dan ijin dari
pasien, apabila tidak ada ijin
dari keduanya, petugas rumah
sakit wajib melarang dan
menghentikan peliputan serta
meminta wartawan
meninggalkan rumah sakit.

7 Bagaimana RS  Kriteria kekerasan fisik di lingkungan


melindungi pasien Rumah Sakit terdiri atas: pelecehan
terhadap kekerasan seksual, pemukulan, penelantaran
fisik? pelecehan seksual, pemukulan,
penelantaran dan pema dan
pemaksaan fisik terhadap pasien
baik yang dilakukanoleh penunggu /
pengunjung pasien maupun petugas.
 Kecuali terdapat indikasi, petugas
kesehatan Kecuali terdapat indikasi,
petugas kesehatan dapat melakukan
melakukan pemaksaan fisik (seperti
pengekangan) sesuai standar
medis danetika rumah sakit yang
berlaku.
 Setiap petugas keamanan sudah
terlatih untuk m Setiap petugas
keamanan sudahterlatih untuk
menangani hal ani hal tersebut.
 Setiap pasien/pengunjung/karyawan
yangberada dalam rumah sakit harus
menggunakan tanda pengenal
berupa gelang identitas pasien, kartu
visitor/pengunjung atau nama
karyawan.
Lihat SPO Perlindungan Terhadap
Kekerasan Fisik

 Tatalaksana dari perlindungan


terhadapkekerasan fisik pada
pasien sebagai berikut:
 Petugas Rumah Sakit melakukan
proses identifikasi pasien berisiko
melalui pengkajian secara
terperinci.
 Bila tindakan kekerasan fisik
dilakukan oleh pasien, perawat
unit bertanggung jawab untuk
mengamankan kondisi dan
memanggildokter medis untuk
menilai kebutuhanfisik dan
psikologis dan mengecualikan
masalah medis pasien tersebut,
dan bila perlu memanggil petugas
keamanan.
 Bila tindakan kekerasan dilakukan
oleh anggota staf rumah sakit,
perawatunit bertanggung jawab
menegur staf tersebut dan
melaporkan insiden ke kepala
bidang terkait untuk diproses lebih
lanjut.
 Bila tindakan kekerasan dilakukan
oleh pengunjung, staf
bertanggung jawab dan memiliki
wewenang untuk memutuskan
diperbolehkan atau tidak
pengunjung tersebut memasuki
area Rumah Sakit.
 Monitoring di setiap lobi, koridor
rumah sakit, unit rawat inap, rawat
jalan maupun lokasi terpencil atau
terisolasi dengan pemasangan
kameraCCTV (Closed Circuit
Television) yang terpantau oleh
petugas keamanan selama 24 jam
terus menerus.
Setiap pengunjung Rumah Sakit
selainkeluarga pasien meliputi: tamu
RS,
detailer, pengantar obat atau
barang,
dan lain-lain wajib melapor ke
petugas
informasi dan wajib memakai
kartuvisitor.
 Pemberlakuan jam berkunjung
pasien :
Siang : jam 11.00 – 13.00 WIB
Sore : jam 16.30 – 18.30 WIB
 Petugas keamanan berwenang
menanyai pengunjung yang
mencurigakan dan mendampingi
pengunjung tersebut sampai ke
pasienyang di maksud.

 Staf perawat unit wajib melapor


kepadapetugas keamanan
apabila menjumpai pengunjung
yang mencurigakan atau pasien
yang dirawat membuat keonaran
maupun kekerasan.

 Petugas keamanan mengunci


akses pintu penghubung antar
unit pada jam 21.00 WIB

 Pengunjung di luar jam kunjungan


dandi jam rawan (di atas jam 22.00
WIB) lapor dan menulis identitas
pengunjung pada petugas
keamanan, dan meninggalkan
identitas. Petugas keamanan
menanyai pengunjung data pasien
yang akan dikunjungi. Petugas
keamanan melakukan konfirmasi
dengan perawat ruangan untuk
klarifikasi. Petugas keamanan
memberi
kartu visitasi kepada pengunjung.

 Tatalaksana perlindungan
terhadappasien usia lanjut:
 Pasien rawat jalan
 Pendampingan oleh
petugas keamanan atau
perawat dan diantarkan
sampai ke tempatperiksa
yang dituju dengan
memakai alat bantu bila
diperlukan.
 Perawat poli umum, spesialis,
dangigi wajib mendampingi
pasien saat dilakukan
pemeriksaan sampai selesai
 Pasien rawat inap
 Penempatan pasien di
kamarrawat inap sedekat
mungkin dengan pos
perawat
 Perawat memastikan dan
memasang pengaman tempat
tidur
 Perawat memastikan bel
pasien mudah dijangkau oleh
pasien dandapat digunakan
 Meminta keluarga untuk
menjagapasien baik oleh
keluarga atau pihak yang
ditunjuk dan dipercaya

 Tatalaksana perlindungan
terhadappenderita cacat:
 Petugas keamanan atau perawat
melakukan proses penerimaan
pasienpenderita cacat baik rawat
jalan maupun rawat inap dan
wajib membantu serta menolong
sesuai dengan kecacatan yang
disandang sampai proses selesai
dilakukan
 Bila diperlukan, perawat
meminta
pihak keluarga untuk menjaga
pasienatau pihak lain yang
ditunjuk sesuai kecacatan yang di
sandang
 Memastikan bel pasien dijangkau
olehpasien dapat menggunakan
bel tersebut
 Perawat memasang dan
memastikan pengaman tempat tidur
pasien

 Tatalaksana perlindungan terhadap


bayidan anak-anak:
 Ruang perinatologi atau neonatus
harus dijaga minimal satu orang
perawat atau bidan, ruangan tidak
boleh ditinggalkan tanpa ada
perawatatau bidan yang menjaga
 Perawat meminta surat pernyataan
secara tertulis kepada orang tua
apabila akan dilakukan tindakan
yangmemerlukan pemaksaan
 Perawat memasang pengaman
tempattidur
 Pemasangan CCTV di ruang
perinatologi/neonatus untuk
memantau setiap orang yang
keluarmasuk dari ruang tersebut
 Perawat memberikan bayi dari
ruang perinatologi/neonatus
kepada ibu/ayah kandung bayi
bukan kepada
keluarga yang lain

 Tatalaksana perlindungan terhadap


pasienyang beresiko disakiti (risiko
penyiksaan,napi, korban atau
tersangka tindak pidana, korban
kekerasan dalam rumah tangga) :
 Pasien ditempatkan di kamar
perawatan sedekat mungkin
denganpos perawat
 Pengunjung maupun penjaga
pasien wajib lapor dan mencatat
identitas di kantor perawat, berikut
dengan penjagapasien lain yang
satu kamar perawatandengan
pasien berisiko
 Perawat berkoordinasi dengan
petugaskeamanan untuk
memantau lokasi perawatan
pasien, penjaga maupun
pengunjung pasien
 Koordinasi dengan pihak berwajib
bila
diperlukan
8 Bagaimana prosedur  Di Instalasi Gawat Darurat
melindungi barang  Apabila pasien datang sendirian
milik pasien? dandalam keadaan tidak sadar
maka barang pasien diidentifikasi
oleh duaorang perawat atau
perawat dan petugas admin,
satu untuk mencatatdan
menerima barang, satu sebagai
saksi
 Mencatat pada form serah
terima barang pasien.
 Menyimpan barang pasien di loker
khusus dan dikunci.
 Kunci lemari dibawa oleh
petugas security

 Mengembalian barang
dilakukanoleh petugas
penanggung jawab shift
sesuai dengan prosedur :
 Pasien sadar : barang
dikembalikanlangsung kepada
pasien
 Pasien tidak sadar: barang
dikembalikan kepada wali
atau keluarga atau
penanggung jawabpasien
dengan menunjukkan
identitas bahwa pasien
tersebut adalah keluarganya
serta meninggalkan fotocopy
kartu identitas yang masih
berlaku danmembawa
formulir penitipan barang
pasien yang akan ditukar
dengan barang titipan di
tempat penitipan barang di
sekuriti.
 Di Poli Umum, Spesialis, dan Poli
Gigi.
 Apabila pasien datang
sendirian dan dalam keadaan
tidak sadar maka barang
pasien diidentifikasi oleh dua
orang perawat atau perawat
dan petugasadmin, satu untuk
mencatatdan menerima
barang, satu sebagai saksi
 Mencatat pada form serah
terimabarang pasien.
 Menyimpan barang pasien di
lokerkhusus dan dikunci.
 Kunci lemari dibawa oleh
kepala ruangatau penanggung
jawab shift ruangan poli
 Pengembalian barang
dilakukan oleh kepala ruang
atau penanggung jawab shift
sesuai dengan prosedur
 Barang yang tidak diambil dalam
waktu satu bulan terhitung dari
tanggal penyimpanan akan menjadi
hak milik rumah sakit.
 Di Instalasi Rawat Inap dan
Instalasi Bedah
 Perawat dan atau petugas
mengidentifikasi barang milik
pasien
 Mencatat pada form serah
terimabarang secara
terperinci
 Melakukan serah terima barang
milik pasien dengan pasien atau
keluarganya
 Menyimpan barang pasien di loker
khusus dan dikunci Kunci lemari
dibawa oleh kepala ruang atau
manajerbertugas
 Pengambilan atau penyerahan
barang milik pasien dilakukan
apabila dimintakembali oleh
pasien atau keluarganya dengan
melakukan serah terima barang
milik pasien sesuai prosedur.

 Pasien yang tidak mampu


mengambil keputusan mengenai
barang pribadinya(pasien lanjut
usia, pasien dengan gangguan
kesadaran dan gangguan mental) :
 satu petugas administrasi
ruangan sebagai pencatat dan
penerima barangmilik pasien
sesuai dengan prosedur dan satu
perawat penanggungjawab shift
sebagai saksi
 menyerahkan barang milik
pasienkepada wali atau
keluarga atau
penanggungjawab pasien
sesuai prosedur.
9 Apa yang dilakukan Prosedur Yang Direkomendasikan
RSjika pasien  Meminta informed consent dari
menolak pasienatau walinya.
/memberhentikan  Mengisi formulir DNR. Tempatkan
tindakan (resusitasi) kopiatau salinan pada rekam
ataupengobatan yang medispasien dan serahkan juga
diberikan? salinan pada pasienatau keluarga
dancaregiver
 Menginstruksikan pasien atau
caregivermemasang formulir DNR
ditempat- tempat yang mudah dilihat
seperti headboard, bedstand,
pintukamar, atau kulkas
 Dapat juga meminta pasien
mengenakan gelang DNR di
pergelangantangan atau kaki
(jikamemungkinkan)
 Tinjau kembali status DNR secara
berkala dengan pasien atau
walinya,revisi bila ada perubahan
keputusan yang terjadi dan catat
dalamrekammedis. Bila keputusan
DNR dibatalkan, catat tanggal
terjadinya dangelang DNR
dimusnahkan.
 Perintah DNR harus mencakup
hal-haldi bawah ini:
 Diagnosis
 Alasan DNR
 Kemampuan pasien untuk
membuat keputusan
 Dokumentasi bahwa status
DNR telah ditetapkan dan
oleh siapa
 Perintah DNR dapat dibatalkan
dengankeputusan pasien sendiri
atau dokter yang merawat, atau
oleh wali yang sah.Dalam hal ini,
catatanDNR di rekam medis harus
pula dibatalkan dan gelang DNR
(jika ada) harus dimusnahkan.
10 Siapa yang berhak Yang berhak untuk memberikan
memberikan
persetujuansetelah mendapatkan
persetujuan?
informasi adalah:
Pasien sendiri, yaitu apabila telah
berumur21 tahun atau telah menikah.
Bagi Pasien dibawah umur 21 tahun,
persetujuan (informed consent) atau
Penolakan Tindakan Medis diberikan
olehmereka menurut urutan hak
sebagai berikut :
 Ayah/ Ibu Kandung
 Saudara – saudara kandung
Bagi pasien dibawah umur 21 tahun
dantidak mempunyai orang tua atau
orang tuanya berhalangan hadir,
persetujuan (Informed Consent) atau
Penolakan Tindakan medis diberikan
oleh mereka menurut hak sebagai
berikut :
 Ayah/Ibu Adopsi
 Saudara-saudara Kandung
 Induk Semang
Bagi pasien dewasa dengan
gangguan mental, persetujuan
(Informed Consent)
atau penolakan penolakan tindakan
medisdiberikan oleh mereka menurut
hak sebagai berikut:
 Ayah/Ibu kandung
 Wali yang sah
 Saudara – Saudara Kandung
Bagi pasien dewasa yang berada
dibawahpengampunan (curatelle)
Persetujuan atau penolakan
tindakan medis diberikan menurut
hal tersebut.
 Suami /istri
 Ayah / Ibu kandung
 anak-anak kandung
 Saudara-saudara kandung
Bagi pasien yang memerlukan
tindakan operasi segera tetapi tidak
memiliki keluarga atau keluarganya
belum dapat dihubungi, maka yang
memberikan persetujuan adalah
Direktur rumah sakit(bila operasi
dilakukan pada jam kerja) atau
diwakili oleh Manajer Bertugas (bila
operasi dilakukan di luar jam kerja).
11 Bagaimana pasien Pelayanan kerohanian terdiri dari
mendapatkan pelayanan kerohanian rutin dan atas
informasi pelayanan permintaan. Pasien yang
kerohanian diRS? membutuhkan pelayanan kerohanian
akan mengisi formulir permintaan
pelayanan kerohanian. Kemudian
perawat akan menghubungi petugas
terkait sesuai daftaryang ada.
Sesuai dengan Panduan Pelayanan
Kerohanian RSD Gunung Jati Kota
Cirebon
12 Bagaimana RS Pasien berhak meminta Pendapat Lain
melindungikebutuhan (Second Opinion) kepada dokter lain yang
memiliki SIP baik di dalam maupun di
pasien untuk meminta luarRS.
pendapat lain (second Untuk mendapatkan second opinion,
opinion)? pasien dan keluarganya dapat
menghubungi perawat atau
langsung
kepada dokter yang merawatnya
kemudianmengemukakan
keinginannya untuk pendapt lain atau
second opinion.
Dokter yang merawat berkewajiban
menerangkan kepada pasien dan
keluarganya hal yang perlu
dipertimbangkan dalam
mendapatkansecond opinion.
Apabila keputusan mengambil
pendapat lain telah disepakati, maka
formulir Permintaan Pendapat Lain
(second opinion)dapat diisi oleh pasien
atau walinya dan diketahui oleh Dokter
(DPJP) serta saksi.
13 Bagaimana RS Sesuai SPO Penanganan
menanganikeluhan KeluhanPelanggan
pelanggan? Poster Alur Penanganan Keluhan
Pelanggan ada di IGD, Rawat Jalan,
RawatInap, dan Ruang HD beserta
petugas (foto,nama dan kontak) yang
dapat dihubungi. Catat data
pelanggan dan kronologis
permasalahan
Beri solusi sesuai permasalahan dan
kewenangan petugas
 Jika kurang informasi, berikan
penjelasan dengan baik dan benar.
 Jika pelaggan ragu-ragu, berikan
buktispesifik dan gambaran
keseluruhan.
 JIka menyangkut unit lain:
o Minta pelanggan
menunggubeberapa saat
o Hubungi unit lain untuk
mencarisolusi
o Sampaikan solusinya
yang disepakati kepada
pelanggan.
Jika masih tidak puas:
 Minta pelanggan menunggu
beberapasaat
 Sampaikan persoalan kepada
KasubagHumas &
Pemasaran/Manajer
 Serahkan penyelesaian kepada
Kasubag Humas
&Pemasaran/Manajer.
14 Bagaimana prosedur
Lihat SPO Perlindungan Barang Milik
melindungi barang
Pasien
milik pasien?
15 Apa yang dilakukan RS  Rumah sakit menghormati hak
jika pasien menolak/ pasienuntuk menolak pelayanan
memberhentikan resusitasi.
tindakan(resusitasi)  Keputusan untuk tidak melakukan
atau terapi yang Resusitasi Jantung Paru (RJP)
diberikan? harus dicatat dalam rekam medis
pasien dan diformulir

Do Not Resuscitate (DNR). Formulir DNR


harus diisi dengan lengkap dan
disimpan direkam medis pasien RSD
GUNUNG JATI KOTA CIREBON
 Alasan diputuskannya tindakan DNR
dan keluarga yang terlibat dalam
pengambilankeputusan harus dicatat
di rekam medis
pasien dan formulir DNR yang dilengkapi
dengan tandatangan serta nama
jelas keluarga. Keputusan harus
dikomunikasikan kepada semua
orangyang terlibat dalam aspek
perawatan pasien.

Lihat SPO Penolakan Tindakan


atauPengobatan
KOMUNIKASI EFEKTIF (KE)

1 Apa yang di Informasi adalah suatu pesan yang


maksuddengan disampaikan oleh komunikator kepada
informasi? komunikan, yang berupa data, fakta,
standar,norma, pedoman atau acuan
yang diharapkan dapat diketahui,
dipahami, diyakini, dan
diimplementasikan oleh
komunikan
2 Apa yang di dengan Pemberian informasi adalah kegiatan yang
pemberian informasi? dilakukan dalam interaksi pasien dengan
tenaga kesehatan / non kesehatan
berupa penjelasan tentang rencana
/asuhan medis, keperawatan, non
medis yang akan
dilakukan selama pasien di rumah sakit.
3 Apa yang dimaksud Edukasi adalah penambahan pengetahuan
dengan edukasi? dan kemampuan seseorang melalui teknik
praktik belajar atau instruksi, dengan
tujuan untuk mengingat fakta atau kondisi
nyata
4 Apa tujuan Komunikasi dan edukasi yang efektif akan
pemberian informasi membantu pasien untuk memahami dan
dan edukasi? berpartisipasi dalam pengambilan
keputusanyang berkaitan dengan
pengobatan yang dijalaninya
5 Siapa saja yang Penerima informasi dan edukasi adalah :
dapat menerima Pasien, apabila pasien bersedia
edukasi dan menerimainformasi dan kondisinya
informasi? memungkinkan.Keluarga atau orang
lain yang ditunjuk oleh pasien.
Keluarga atau pihak lain yang menjadi
wali atau penanggungjawab atas pasien
kalau kondisi pasien tidak
memungkinkanuntuk berkomunikasi
sendiri secara langsung.

6 Bagaimana proses Tahap pengumpulan informasi pasien


pemberian informasi (asesmen pasien)
danedukasi? Tahap penyampaian informasi
danedukasi yang efektif
Tahap verifikasi (memastikan pasien
dankeluarganya menerima edukasi
yang diberikan).
7 Apa saja yang dikaji Kemampuan membaca, tingkat
padatahap asesmen pendidikanBahasa yang diperlukan
dalam halpemberian (apakah diperlukan penerjemah)
informasi/edukasi? Hambatan emosional dan motivasi
Keterbatasan fisik & kognitif
Kesediaan pasien menerima
informasi
Nilai-nilai dan pilihan pasien
8 Bagaimana prosedur SPO EDUKASI
pemberian edukasi  Ucapkan salam “ Selamat
yangbenar? pagi/siang/sore/malam, Bapak/Ibu “ .
Saya ...... (nama), sebut
departemen/unit
kerja.”
 Pastikan identitas pasien
 Ciptakan suasana yang nyaman
danhindari tampak lelah
 Jelaskan materi edukasi kepada
pasiendan atau keluarga
 Lakukan verifikasi kepada pasien dan
atau keluarga terhadap materi
edukasiyang telah diberikan
 Berikan formulir edukasi untuk
ditandatangani oleh pasien atau
keluarga
 Tawarkan bantuan kembali “Apakah
masih ada yang dapat saya bantu?”
 Ucapkan terima kasih dan semoga
lekassembuh
 Berdiri ketika pasien hendak pulang
9 Bagaimana SPO EDUKASI KOLABORATIF
Prosedur Persiapkan waktu bertemu
Pemberian denganpasien.
Edukasi Adakan pertemuan komprehensif
Kolaboratif? dengan semua pemberi asuhan
sebelummemberikan penjelasan
kepada pasien dan keluarga.
Libatkan pasien serta keluarga
untuk mendapat pendidikan secara
kolaboratiftentang penyakitnya
dengan menjaga privasi pasien
Jelaskan asuhan yang akan
diberikan Lakukan verifikasi
kepada pasien dan atau keluarga
terhadap penjelasan yangtelah
diberikan.
Ucapkan terimakasih untuk
kerjasamayang baik
Berikan pesan kepada pasien bila
ada
Dokumentasikan persetujuan pasien
dankeluarga di format pemberian
informasi
rawat inap
10 Bagaimana agar Diberikan materi tertulis (leaflet,
pasien/keluarga brosurdll)
mudahmemahami Dilakukan verifikasi
informasi/edukasi
yang diberikan
petugas?
11 Edukasi apa yang Teknik cuci tangan yang benar
WAJIBdiberikan Etika batuk
kepada semua
pasien?
12 Siapa yang Semua pemberian informasi dan
memberikanedukasi edukasi kepada pasien dan keluarga
kepada pasien & diberikan oleh petugas yang
keluarga? berkompeten dan dikoordinasioleh
Instalasi Promosi Kesehatan dan
Pemasaran
13 Bagaimana prosedur
Lihat SPO Pemberian informasi
pemberian informasi
atauedukasi
atau
edukasi kepada
pasien &keluarga?
14 Bagaimana cara Anda Melakukan verifikasi bahwa pasien
mengetahui dan keluarga bisa menerima dan
pencapaian memahamiedukasi yang diberikan.
keberhasilan edukasi Lihat SPO Pemberian informasi atau
yangdiberikan? edukasi
15 Apa bukti edukasi  Ada bahan materi yang diberikan
telah diberikan kepada kepadapasien dan atau keluarga
pasien?  Ada dokumen pemberian edukasi
berupaformulir pemberian edukasi
yang ditandatangani oleh pemberi
edukasi danpenerima edukasi.

16 Tahukah anda RS telah mensosialisasikan standarisasi


singkatan dan simbol singkata dan simbol yang boleh
yang berlakudi rumah digunakandalam pelayanan
berlaku di rumah
sakit?
17 Bagaimana cara RS Rumah sakit mengembangkan suatu
melindungi berkas kebijakan bahwa yang diberikan
rekammedis pasien kewenanganmengakses rekam medis
dari klinis pasien adalahpara praktisi
kehilangan/kerusakan/ kesehatan ( DPJP, residen dan perawat)
penyalahgunaan? yang memberikan layanan kepada
pasien tersebut.
PELAYANAN ANESTESI DAN BEDAH (PAB)
Regulasi Pedoman pelayanan anestesi
Pedoman/panduan Pedoman pelayanan bedah
apasaja yang Panduan kepastian tepat ......
disiapkan ? Panduan RR

Surat kompetensi Menyiapkan arsip dokter dan perawat


anestesi/sedasi besertakelengkapannya berupa :
yangdibutuhkan  SIP
 STR
 Ijazah/Sertifikat
 Surat pengajuan RKK
 Surat penugasan dan
kewenangan klinis
 MoU
Kewenangan klinis Semua profesi melalui proses assesmen
perawat anestesi dankredensial oleh assesor
diterbitkan oleh (internal/eksternal)dan kredensial oleh
siapa ? komite profesi. Hasil diajukan surat
pengajuan RKK dan akan terbit surat
keputusan / penugasan dan
kewenangan klinis
Bagaimana Assesmen pra bedah sama seperti
pelaksanaan assesmenawal medis, khus pasien
assesmen pra bedah bedah ada poin tamabahan :
Rencana tindakan
Persiapan alat khusus
Persiapan darah

Bagaimana Ada di laporan


pelaksanaanasuhan operasiDilanjutkan
pasca
bedah/monitoring di CPPT
pasca
bedah
Bagaimana Sesuai dengan pedoman , tidak perlum
tatalaksana meluas
pemberian sedasi
Di RSD Gunung Jati Kota Cirebon…sedasi
selaindi OK…? Dan hanyapada
monitoringpasca
pasien CT scan
sedasi..?
Bagaimana tata laksana
RR…?
PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
(PMKP)
1 Apa saja indikator a. Indikator Nasional Mutu (INM)
mutuyang harus b. Indikator Mutu Prioritas Rumah Sakit
diukur? (IMPRS)
c. Indikator Mutu prioritas Unit (IMP Unit)
2 Apa saja Indikator a. Kepatuhan Identifikasi Pasien.
b. Waktu tanggap operasi SC emergensi < 30
Nasional Mutu
menit.
(INM)? c. Waktu tunggu rawat jalan < 60 menit.
d. Penundaan operasi elektif
e. Ketepatan jam visite dokter spesialis
f. Waktu lapor hasil tes kritis laboratorium
g. Kepatuhan penggunaan formularium nasional
(Fornas)
h. Kepatuhan cuci tangan
i. Kepatuhan upaya pencegahan resiko cidera
akibat pasien jatuh
j. Kepatuhan terhadap clinical pathway
k. Kepuasan pasien dan keluarga
l. Kecepatan respon terhadap komplain
m.Kepatuhan penggunaan APD oleh petugas
3 Apa saja Indikator a) Indikator Sasaran Keselamatan Pasien, meliputi :
MutuPrioritas Rumah NO INDIKATOR STANDAR
1 Kepatuhan melakukan prosedur identifikasi 100%
Sakit (IMP RS) ? pasien sebelum melakukan tindakan
2 Kepatuhan melaporkan nilai kritis < 30 menit 100%
3 Kepatuhan double check pada pemberian obat 100%
HAM oleh farmasi
4 Kepatuhan melengkapi formular SSC safety 100%
check list

5 Kepatuhan PPA (Profesional Pemberi Asuhan) >85%


melakukan kebersihan tangan ( Hand Hygiene )
6 Kepatuhan upaya pencegahan risiko pasien 100%
jatuh

b) Indikator Pelayanan Klinis Prioritas RS, meliputi :


NO INDIKATOR STANDAR
1 Kepatuhan penggunaan obat pengencer 100%
darah pada pasien penyakit jantung

c) Indikator Tujuan Strategis RS (KPI), meliputi :


NO INDIKATOR STANDAR
1 Kepatuhan terhadap clinical pathaway 100%
pada kasus jantung

d) Indikator Terkait Perbaikan Sistem, meliputi :


NO INDIKATOR STANDAR
1 Kepatuhan pengisian resume medis 100%
untuk klaim BPJS
2 Kepatuhan melengkapi laporan 100 %
Tindakan cathlab

e) Indikator Terkait Manajemen Risiko, meliputi :


NO INDIKATOR STANDAR
1 Ketepatan waktu pemeliharaan alat 100%
2 Respon time petugas IPBRS datang ke < 15 menit
unit pelayanan pada saat ada
kerusakan alat

f) Indikator Terkait Penelitian Klinis dan Program


Pendidikan Kedokteran
NO INDIKATOR STANDAR
1 Kepatuhan terhadap informed consent 100%
dan etika penelitian
4 Siapa yang menjadi Kepala unit
penanggung jawab
peningkatan mutu dan
keselamatan pasien
(PMKP) ditingkat unit?
5 Siapa validator data Kepala unit
tingkat unit?
6 Siapa yang bertanggung Staf pengumpul data
jawab terhadap proses
pengumpulan data
(PMKP)?
7 Bagaimana
prosedurpelaporan
insiden
keselamatan
pasien ?
8 Apa yang dimaksud Kejadian yang tidak disengaja ketika
dengan Insiden memberikan asuhan kepada pasien
Keselamatan Pasien atau kondisi yang berhubungan
(IKP)? dengan lingkungan di RS termasuk
infrastruktur,sarana prasarana yang
dapat berpotensi atau telah
menyebabkan bahaya bagi
pasien
9 Apa saja grading a. Biru
insidenkeselamatan b. Hijau
pasien? c. Kuning
d. Merah
10 Apa saja jenis a. Kejadian yang tidak diharapkan (KTD)
insiden
b. Kejadian tidak cedera (KTC)
keselamatan
pasien? c. Kejadian nyaris cedera (KNC)
d. Kondisi potensial cidera signifikan
(KPCS).
11 Apakah definisi Kejadian sentinel adalah suatu kejadian
kejadiansentinel? padapasien yang tidak berhubungan
dengan
perjalanan penyakit pasien atau
penyakityang mendasarinya.
12 Apa saja yang a. Bunuh diri;
meliputikejadian b. Kematian bayi cukup bulan yang
sentinel? tidakdiantisipasi;
c. Bayi dipulangkan kepada orang tua
yangsalah;
d. Penculikan pasien yang sedang
menerimaperawatan, tata laksana,
dan pelayanan;
e. Kaburnya pasien (atau pulang tanpa
izin)(termasuk UGD),
f. Reaksi transfusi hemolitik yang
melibatkanpemberian darah atau
produk darah dengan inkompatibilitas
golongan darah mayor (ABO, Rh,
kelompok darah lainnya);
g. Pemerkosaan, kekerasan atau
pembunuhan pasien yang sedang
menerima perawatan, tata laksana,
dan layanan ketika berada dalam
lingkunganrumah sakit;
h. Pemerkosaan, kekerasan atau
pembunuhan anggota staf, praktisi
mandiri berizin, pengunjung, atau
vendorketika berada dalam
lingkungan rumah sakit
i. Tindakan invasif, termasuk operasi
yang dilakukan pada pasien yang
salah, pada sisi yang salah, atau
menggunakan prosedur yang salah
(secara tidak sengaja);
j. Tertinggalnya benda asing dalam
tubuh pasien secara tidak sengaja
setelah suatutindakan invasif,
termasuk operasi;
k. Hiperbilirubinemia neonatal
berat(bilirubin > 30 mg/dL);
l. Fluoroskopi berkepanjangan dengan
dosiskumulatif > 1.500 rad pada satu
medan tunggal atau pemberian
radioterapi ke areatubuh yang salah
atau pemberian radioterapi > 25%
melebihi dosis radioterapi yang
direncanakan;
m.Kebakaran, lidah api, atau asap, uap
panas, atau pijaran yang tidak
diantisipasiselama satu episode
perawatan pasien;
n. Semua kematian ibu intrapartum
(terkaitdengan proses persalinan);
atau
o. Morbiditas ibu derajat berat
(terutama tidak berhubungan
dengan perjalanan alamiah penyakit
pasien atau kondisi lainyang
mendasari) terjadi pada pasien dan
menyebabkan cedera permanen
ataucedera sementara derajat
berat.
13 Bagaimana Bila terjadi insiden segera melapor dan
prosedur mengisi formulir sesuai insiden yang
pelaporan sesuaiinsiden yang terjadi, ada 2
insiden? macam formulir :
Formulir KTD/KNC/KTC dan
SentinelFormuir KPC
PELAYANAN DAN ASUHAN PASIEN (PAP)

1 Apa saja yang a. Pasien emergensiPasien koma


termasukpasien dan b. Pasien dengan alat bantuan
pelayanan berisiko hidup Pasien risiko tinggi lainya
tinggi ? yaitu pasiendengan penyakit
jantung, hipertensi, stroke dan
diabetes
c. Pasien dengan risiko bunuh diri
Pelayanan pasien dengan
penyakit menular dan penyakit
yang berpotensi menyebabkan
kejadian luar biasa Pelayanan
pada pasien dengan “immune-
suppressed”
d. Pelayanan pada pasien yang
mendapatkan pelayanan dialysis
Pelayanan pada pasien yang di
restrainPelayanan pada pasien
yang menerimakemoterapi
e. Pelayanan pasien paliatif
f. Pelayanan pada populasi pasien
rentan,pasien lanjut usia (geriatri)
misalnya anak-anak, dan pasien
berisiko tindak kekerasan atau
diterlantarkan misalnyapasien
dengan gangguan jiwa
2 Bagaimana Status gizi dinilai dengan
prosedur menggunakan kriteria MUST
pengkajian status (Malnutrition Universal Screening Tool)
gizi pasien di rumah untuk mengidentifikasi dan
sakit? menetalaksana pasien dewasa yang
mengalami gizi buruk, kurang gizi
atuobesitas.
3 Bagaimana prosedur Pengkajian rasa nyeri menggunakan
Neonatal
pengkajian nyeri di Infants Pain Scale (NIPS) untuk usia < 1
rumahsakit? tahun, FLACCS untuk usia 1-3 tahun,
WongBaker Faces Rating Scale untuk
usia > 3 tahun dan Numeric Scale untuk
dewasa.

4 Bagaimana prosedur Makanan disiapkan dan disimpan


penyimpanan, dengancara mengurangi risiko
penyajiandan kontaminasi dan pembusukan.
pendistribusian Makanan didistribusi secaratepat
makanan kepada waktu dan memenuhi permintaan.
pasien? SPO Penyimpanan, Penyajian dan
Pendistribusian Makanan
5 Bagaimana prosedur Rumah sakit memahami kebutuhan
Bagaimana prosedur pasienyang unik pada akhir
penanganan kehidupan.
penanganan
pasien-pasien dalam SPO Pelayanan Pasien Terminal
tahapterminal?
6 Bagaimana Restrain adalah suatu metode/cara
prosedur pembatasan/ restriksi yang disengaja
penanganan terhadap gerakan/perilaku seseorang.
pasien restrain? Jenis-jenis
o Pembatasan fisik
o Pembatasan mekanik
o Surveilans teknologi
o Pembatasan kimia
Baca : Panduan Restrain/alat pengikat
7 Apa sajakah Formulir reaksi transfusi yang harus
kelengkapanlabu diisi ada/tida ada/tidak terjadi reaksi
darah pada saat transfusi.Formulir permintaan darah
diterima? HARUS isi lengkap. lengkap.
Setelah diisi dikembalikan ke bank
darah.
8 Bagaimana cara  PRC,WRC , FFP yang sudah cair
menyimpan disimpanpada suhu 2-6 derajat
darah? celcius
 Trombosit Konsentrat disimpan pada
suhu22-24 derajat celcus (suhu
ruangan)
9 Apakah yang Bawa labu darah sisa dan formulir
harus dilakukan reaksitransfusi ke bank darah.
bila terjadi
reaksi transfusi
PELAYANAN KEFARMASIAN DANG PENGGUNAAN OBAT (PKPO)

1 Apa saja daftar obat-obatan Daftar obat-obatan LASA ( Look a like Sound a
yang termasuk dalam like ) / NORUM (Nama Obat Rupa Ucapan
LASA/NORUM? Mirip). Lihat SPOpengelolaan obat obatan
Contoh obat look alike adalah obat-obat dengan
tampilan yang mirip namun sebenarnya berbeda
dosis (misalnya Amlodipin 5 mg dan Amlodipin
10mg). Sementara contoh obat sound alike
adalah azithromycin dan erithromycin (terdengar
azithromycin dan erithromycin (terdengar mirip).

2 Bagaimana Obat- obatan high alert (Kalium klorida


7,46% dalam ampul dan Natrium klorida
kebijakan 3% dalam kolf) hanya disimpan di ruang
penyimpanan rawat intensif (ICU, NICU,HCU) Obat high
alert tersebut diberi stiker “high alert ”
elektrolitpekat di berwarnamerah dan khusus untuk larutan
RS? elektrolit pekat juga diberi penandaan
stiker yang bertuliskan “ elektrolit pekat,
harus
diencerkan sebelum diberikan!”.

3 Bagaimana  Obat emergensi disimpan dalam troli/


prosedur kit/lemari emergensi tersegel, diperiksa,
pengelolaan obat dipastikan selalu tersedia dan harus
emergensi di RS? diganti segera jika jenis dan
jumlahnya sudah tidak sesuai lagi
dengan tidak sesuai lagi dengan
daftar yang ditempel/ diga daftar
yang ditempel/ digantung/ ditroli kit/
lemari emergensi. Perbekalan
farmasi dan penguncian troli tersebut
dikontrol per hari oleh petugas ruang
perawatan
 Troli akan diperiksa 1 bulan sekali
oleh petugas monitoring dan
evaluasi instalasifarmasi untuk
dilihat kesesuaian perbekalan
farmasi dengan daftar, ketepatan
penyimpanan dan tanggal
kadaluwarsa
4 Bagaimana alur Baik dokter maupun perawat yang
pelaporaninsiden menemukan terjadinya medication
apabila terjadi error harus melaporkan kejadian
medication error ? tersebut ke kepala unit kerja. SPO
Pelaporan Insiden.
5 Bagaimanakah  Resep harus memenuhi
kebijakanRS tentang kelengkapan
persyaratan resep  Nama pasien, tanggal lahir atau
yang lengkap? umur pasien (jika tidak dapat
mengingat tanggal lahir), no rekam
medik dan beratbadan pasien (untuk
pasien anak)
 Nama dokter, tanggal penulisan resep
dan ruang pelayanan
 Mengisi kolom riwayat alergi obat
pada bagian kanan atas lembar
resep manual
 Menuliskan tanda R/ pada setiap
sediaan. Untuk nama obat tunggal
ditulisdengan nama generik. Untuk
obat kombinasi ditulis sesuai nama
dalam Formularium, dilengkapi
dengan bentuk sediaan obat
(contoh: injeksi, tablet, kapsul,
salep), serta kekuatannya (contoh:
500 mg, 1 gram)
 Bila obat berupa racikan dituliskan
namasetiap jenis/ bahan obat dan
jumlah bahan obat (untuk bahan
padat
:mikrogram, miligram, gram) dan
untukcairan: tetes, milliliter, liter.
 Pencampuran beberapa obat dalam
satu sediaan tidak dianjurkan,
kecuali sediaandalam bentuk
campuran tersebut telah terbukti
aman dan efektif.
 Aturan pakai (frekuensi, dosis, rute
pemberian). Untuk aturan pakai jika
perlu atau prn atau “pro re aturan
pakaijika perlu atau prn atau “pro re
nata”, harus , harus dituliskan dosis
maksimaldalam sehari.
 Resep hanya boleh ditulis oleh
dokter, dan DILARANG dilakukan
PENULISAN
/PENYALINAN (transcribing) ke
resep oleh petugas apotik atau
siapapun.
7 Apa yang Anda Rumah Sakit melaksanakan program
ketahuitentang pengendalian resistensi antimikroba
Pengendalian secaraterpadu dan paripurna sesuai
Resistensi Resistensi standar yang berlaku untuk
Antimik Antimikroba meningkatkan rlaku untuk
(PPRA)? meningkatkan mutu pelayanandan
menurunkan risiko resistensi obat
antibiotic pada pasien.
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)
1 Apakah RS Tim Pencegahan dan Pengendalian
menerapkan Infeksi Rumah Sakit ( PPIRS ) telah
pemisahan pasien menetapkan pemisahan pasien infeksius
infeksius dan dan noninfeksius
noninfeksius? sesuai dengan SPO penempatan pasien
berdasarkan cara penularan (airbone,
droplet
dan kontak)
Bagaimana a. RS menetapkan pemisahan limbah infeksius
dan non infeksius
Pemilahan limbah
b. Limbah infeksius dibuang di tempat
infeksius dan non
limbah infeksius berkantung plastik warna
infeksius/benda
kuning
tajam/cair?
c. Limbah non infeksius dibuang di tempat limbah
non infeksius berkantung plastik warna hitam
d. Limbah benda tajam dan jarum dibuang di
tempat limbah khusus yang tidak dapat
tembus, tidak bocor /safety box.
e. Limbah cair langsung dibuang ke
spoelhoek

2 Bagaimana RS a. Rumah sakit menetapkan pemisahan


menerapkan pasien infeksius dan non infeksius sesuai
pemisahan pasien dengan panduan penempatanpasien.
infeksius dan non b. Pasien ditempatkan sesuai dengan
infeksius? sumber infeksi apakah lewat kontak,
airborne dan droplet
Bagaimana penangan Luka akibat jarum atau benda tajam yang sudah
secara umum jika dipakai :

petugas a. Jangan panik


b. Jangan dipijat,dipencet atau digosok
1. Tertusuk jarum
c. Segera cuci dengan air dan sabun atau
ataubenda tajam cairan antiseptik ( Chlorhexidine Gluconate)
yang sudah d. Tutup dengan alkohol swab dan plester
dipakai,
Terpercik darah/ cairan tubuh pada kulit yang
2. Terpercik
luka :
darah/cairan tubuh a. Cuci dengan air dan sabun antiseptik atau
cairan antiseptik
pada kulit yangluka ,
pada mata, pada Terpercik pada mata :
mulut dan pada a. Bilas mata segera dengan air bersih
hidung menggunakan (eye wash) atau normal
saline
b. Lepaskan kontak lensa (jika memakai)
c. Bersihkan dengan cara memiringkan
kepala
d. Jangan gunakan sabun atau
desinfektan pada mata

Terpercik pada mulut :


a. Keluarkan dari mulut dengan cara
meludahkan segera
b. Bilas dengan air bersih beberapa kali
lalu dikeluarkan
c. Jangan gunakan sabun atau
desinfektan pada mulut

Terpercik pada hidung : Bilas dengan air bersih


3 Bagaimana alur Tertusuk jarum infeksius
laporanbila petugas
terpapar benda tajam Lapor ke atasan ( Karu/PJ Shift)
infeksius?
Lapor ke K3RS/PPI pada waktu jam kerja
(07.00 –16.00) / Manajer Bertugas saat
diluar jamkerja

Mengisi form laporan paparan

4 Apakah contoh dari a. Limbah infeksius : limbah yang


limbah medis infeksius, terkontaminasi darah dan cairan tubuh
limbah medis tajam, contohnya: sampel laboratorium,limbah
limbah non medis dan patologis (jaringan organ,bagian dari
limbah radiasi dan tubuh,otopsi,cairan tubuh,produk darah
bagaimana cara yang terdiri dari serum ,plasma,trombosit
pemilihannya? dll). Bekas balutan,sarung tangan bekas.
Limbah infeksius dibuang ke tempat
sampah infeksius yang dilapisi KANTONG
PLASTIK KUNING.
b. Limbah benda tajam, contoh jarum
suntik bekas, jarum infus, pisau bedah,
dll. Limbah tersebut dibuang ke
CONTAINER KHUSUS yang tidak dapat
tembus (puncture proof) dan tidak dapat
digunakan ulang.
c. Limbah non infeksius , seperti kertas,
sisa makanan, daun daunan, dll
dibuang ketempat sampah dengan
KANTONG PLASTIK WARNA HITAM
d. Limbah radiasi, dibuang ketempat
sampah dengan warna KANTONG
PLASTIK MERAH.
4 Apakah yang Apakah Komponen kewaspadaan standar meliputi :
yangtermasuk 1. Cuci tangan
termasuk dalam 2. APD (sarung tangan, masker,
komponen pelindungmata & wajah, gaun/ apron)
kewaspadaan standar? 3. Peralatan perawatan pasien

4. Pengendallian lingkungan
5. Penanganan Linen
6. Penanganan Limbah
7. Kesehatan karyawan
8. Penempatan pasien
9. Penyuntikan aman
10. Etika batuk

11. Prosedur lumbal punksi


MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN (MFK)

1 Dimana titik kumpul a. Lapangan Upacara RSD Gunung Jati


Kota Cirebon.
jika terjadi
b. Area parkir
kebakaran/bencana?
c. Area parkir Instalasi Gawat Darurat.
2 Jika terjadi kebakaran a. Menelepon 1000
di unit anda, apa yang b. Berusaha memadamkan api dengan
APAR
anda lakukan nomor 1,
c. Evakuasi pasien ke tempat yang aman
2 dan 3secara urut?
3 Bagaimana cara a. Telepon ke ext. 1000
melaporkan b. Sebutkan nama pelapor.
keadaan bahaya? c. Sebutkan kode darurat (Kode Merah,
kode biru, kode hijau, kode abu-abu
dll)
d. Sebutkan lokasi kejadian
e. *Sebutkan jenis yang terbakar.
f. #Sebut jenis kelamin dan perkiraan
usia korban
g. Laporkan situasi terakhir.
*Khusus kebakaran
#Khusus kode biru
4 Bagaimana prosedur Bila terjadi situasi darurat (kebakaran,
evakuasi di rumah gempa bumi, ancaman bom, dll) maka
sakit? yang harus dilakukan :
a. Hentikan semua pekerjaan
b. Tetap tenang dan jangan panik
c. Lepaskan sepatu hak tinggi
d. Berjalanlah biasa dengan cepat,
janganlari, ikuti jalur evakuasi
menuju pintu keluar
e. Bila berada dilantai atas gunakan
tangga darurat dan bantu untuk
evakuasi pa evakuasi pasien, jan
sien,jangan menggunakan lift
f. Beritahu petugas lain/ Beritahu
petugaslain/ tamu yang tamu yang
kebetulan berada di ruang/ lantai
tersebut untuk evakuasi bersama
yang lain
g. Bila terjebak kepulan asap
kebakaran, maka tetap menuju
tangga darurat dengan mengambil
napas pendek- pendek, upayakan
merayap atau merangkak untuk
menghindari asap, jangan berbalik
arah karena akan bertabrakan
dengan orang-orang dibelakang
anda.
h. Bila terpaksa harus menerobos
kepulanasap maka tahanlah
napas anda dan cepat menuju
pintu napas anda dan cepat
menuju pintu darurat
i. Jangan kembali ke ruangan
sebelum ada instruksi bahwa
situasi telah amandari petugas
Keamanan
j. Setelah keadaan terkendali, Ketua
TimKebakaran RSD Gunung Jati
Kota Cirebon bersama Kepala
Instalasi KL- K3RS
bertanggungjawab melakukan
koordinasi investigasi bersama
kepala unit kerja terkait maksimal 2
X 24 jamuntuk dilaporkan kepada
Direktur
k. Sesuai dengan SK Direktur RSD
Gunung Jati Kota Cirebon
tentang Penetapan No
Telepondan Tempat Berkumpul
Darurat di RSD GunungJati Kota
Cirebon :
a. Nomor telepon situasi darurat
adalah pesawat ........
b. Tempat berkumpul darurat
(emergency assembly point)
adalah :
 Lapangan Upacara RSD
Gunung Jati Kota Cirebon.
 Area parkir Instalasi IGD.
5 Kode Darurat

6 Bagaimana prosedur a. Pegang handle dengan tangan


penggunaan APAR? dominan Periksa jarum indikator,
pastikan jarum berada di kanan
(warna hijau)
b. Cabut safety pin
c. Lepaskan corong ke arah bebas
dengantangan non dominan
d. Periksa isi APAR dengan meremas
handle1x
e. Bawa APAR ke titik api
f. Arahkan corong ke arah titik api
g. Remas handle untuk menyemprotkan
pemadam api dengan jarak ± 2 m
h. Padamkan api dengan tidak
melawan arah angin
i. Belakangi pintu
j. Berjalan mundur setelah selesai
memadamkan api
6 Bagaimana prosedur a. Tetap tenang
evakuasi? b. Ikuti petunjuk evakuasi dari petugas
c. Jangan mengambil barang yang
tertinggal
d. Lepaskan sepatu hak tinggi Gunakan
tangga darurat terdekatJangan pakai
lift
e. Jalan merangkak jika lorong dipenuhi
asapTutup mulut dan hidung dengan
handuk/tissue basah untuk
menghindari zat beracun
f. Jika gempa :
g. Cari kolom/lorong yang tidak terdapat
benda-benda yang bisa roboh
h. Jika gempa telah berhenti, segera
menuju titik kumpul dengan kedua
tangan di ataskepala
i. Menuju titik kumpul terdekat

7 Bagaimana prosedur Prosedur penggunaan APAR (alat


penggunaan Alat pemadamapi ringan) :
Pemadam Api
Ringan(APAR)?

Ket : Jangan melawan arah angin


Jarak APAR dengan titik api : ± 2 meter
8 Bagaimana prosedur
pelaporan insiden dan
kecelakaan kerja
padakaryawan di RS
?
PROGRAM NASIONAL

1 Apa yang Keluarga Berencana adalah upaya


dimaksud Keluarga mengaturkelahiran anak, jarak dan
Berencana? usia ideal melahirkan, mengatur
kehamilan, melalui promosi,
perlindungan, dan bantuan sesuai
dengan hak reproduksi untuk
mewujudkankeluarga yang berkualitas
2 Bagaimana cara Melalui Alat Bantu Pengambilan
membantu pasien Keputusan yang selanjutnya disebut
untuk mengambil ABPK adalah lembar balik, digunakan
keputusan ber-KB? untuk membantu petugas melakukan
konseling sesuai standardengan
adanya tanda pengingat mengenai
ketrampilan konseling yang perlu
dilakukandan informasi yang perlu
diberikan sesuai
dengan kebutuhan pasien.
3 Apa yang dimaksud MKJP adalah Metode Kontrasepsi Jangka
dengan MKJP? Panjang yang terdiri dari:

1. MOW (Metode Operatif Wanita)


yangdisebut dengan Tubektomi
2. MOP (Metode Operasi Pria) yang
disebutdengan Vasektomi
3. AKDR (Alat Kontasepsi Dalam
Rahim) lebih dikenal dengan istilah
IUD adalah alat kontrasepsi
berbentuk kecil, silastis,dengan
lengan atau kawat tembaga
disekitarnya yang dipasang di dalam
Rahim.
4. Alat Kontrasepsi Bawah Kulit (AKBK)
yang lebih dikenal dengan susuk KB
atauimplant adalah alat kontrasepsi
berbentuk kapsul lunik kecil yang
mengandung hormone diletakkan
tepatdibawah kulit lengan atas.
4 Jika pasien Pemberian Informed consent /
menyetujui persetujuantertulis yang menyatakan
Kontrasepsi yang kesediaan dan kesiapan akseptor
akan digunakan, atau keluarganya atas dasar
tindakan apa informasi dan penjelasan mengenai
yang selanjutnya akan tindakan medis yang akan dilakukan.
diberikan kepada
pasien?
5 Apa yang Anda ketahui  Rumah sakit melaksanakan
penanggulangan HIV/AIDS sesuai
mengenai upaya dengan peraturan perundang-undangan
penurunan angka (Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 21 Tahun 2013
kesakitan HIV/AIDS tentang Penanggulangan HIV dan
AIDS)
RS?
 RSD Gunung Jati Kota Cirebon
membentuk Tim HIV- AIDS sebagai
pengelola programpenanggulangan
HIV dan AIDS di RSD Gunung Jati
Kota Cirebon

6 Apa yang Anda Rumah sakit melaksanakan


ketahui tentang penanggulangan HIV/AIDS sesuai
penanggulangan standar pelayanan bagi rujukan
HIV/AIDS di RS? ODHA (Orang Dengan HIV-AIDS)
melalui terlaksananya pelyanan VCT
(VoluntaryCounseling and VCT
(Voluntary Counseling and Testing
Testing), ART (A ART (Antiretroviral
ntiretroviral Therapy Therapy ),
PMTCT (Prevention Mother to Child
Transmision), Infeksi Oportunistik
(IO), ODHA dengan faktorrisiko IDU
(Injecting Drug User) serta
pelayanan penunjang sesuai
penunjangsesuai kebijakan. Rumah
Sakit membentuk T kebijakan.
Rumah Sakit membentuk
Tim/Panitia HIV/AIDS
7 Apa yang Anda  Rumah Sakit melaksanakan
ketahui mengenai progam penanggulangan TB;
program TB- DOTS  Rumah Sakit membentuk Tim TB-
RS? DOTS sebagai pengelola program
penanggulangan TB di RS.
8 Apa saja program  Promosi Kesehatan
yang  Kegiatan promosi kesehatan
diselenggarakan tim dilakukanmelalui penyuluhan
TBDOTS RS untuk tentang TB dan pencegahannya
penanggulangan TB? di RS I x/bulan, penyebaran
leaflet kepada pelanggan rumah
sakit, pemasangan poster di
lingkungan rumah sakit
 Surveilans TB
 Surveilans dilakukan dengan
mengumpulkan data jumlah
pasien,demografi, status
pengobatan, resistensi obat
serta penyakit obat.
 Pengendalian Faktor Risiko
 Pengendalian faktor risiko TB
dengan membudayakan perilaku
hidup bersihdan sehat, etika
batuk, penanganan penyakit
penyerta, penyediaan pojok
dahak, dan pembagian masker.
 Penemuan dan Penanganan Kasus TB
 Penemuan kasus TB secara aktif
danpasif. Dilakukan dengan
melakukan skrining TB pada
semua pasien yangdatang ke
RSD Gunung Jati Kota Cirebon
dari bagian pendaftaran
 Menetapkan klasifikasi tipe
pasien TBsetelah dilakukan
diagnosis
 Penanganan kasus dalam
penanggulanganTB dilakukan
melalui kegiatan tata laksana
kasus sesuai peraturan
perundang-undangan. Pemberian
Kekebalan
 Pemberian kekebalan melalui
imunisasiBCG terhadap bayi.
 Pemberian Obat Pencegahan

 Pemberian obat pencegahan TB


ditujukan pada anak usia di bawah
5 (lima) tahun yang kontak erat
dengan pasien TB aktif, orang
dengan HIV danAIDS (ODHA) yang
tidak terdiagnosa
TB; atau populasi tertentu lainnya.

9 Bagaimana pelayanan Rumah sakit menyediakan :


TBDOTS di RS?  Pelayanan rawat jalan bagi
penderita TB,
 Ruang isolasi bagi pasien rawat
inap,
 Pelayanan pojok dahak untuk
pengambilanspesimen yang
memenuhi pedoman PPI

Alur pelayanan tercantum dalam


bagan
10 Bagaimana etika batuk?

11 Apa yang DOT (Directly Observed Treatment) atau


dimaksuddengan Pengawasan Langsung Menelan Obat
DOT? merupakan paduan pengobatan yang
dianjurkan untuk menyembuhkan
sebagian besar pasien TB baru tanpa
memicu munculnya kuman resistan
obat. Agar hal haltersebut tercapai,
sangat penting memastikanbahwa
pasien menelan seluruh obat yang
diberikan sesuai anjuran, dengan
pengawasan langsung oleh seorang
PMO (Pengawas Menelan Obat) untuk
mencegah
terjadinya resistensi obat.
12 Siapakah PMO?  PMO sebaiknya merupakan
petugaskesehatan.
 Bila tidak tersedia, PMO dapat berasal
darikader kesehatan, guru, anggota
PPTI, PPK,tokoh masyarakat, atau
anggota keluarga.
 PMO sebaiknya merupakan orang
yang dikenal, dipercaya dan disetujui
baik olehpetugas kesehatan dan
pasien.
 PMO juga sebaiknya seseorang yang
tinggal dekat dengan pasien, disegani
ataudihormati pasien, bersedia
membantu dengan sukarela, dan
bersedia dilatih ataumendapat
penyuluhan bersama pasien
13 Apa yang Anda  Rumah sakit melaksanakan
ketahuimengenai program PONEK (Pelayanan Obstetri
PONEK RS? Neonatal Semergensi
Komprehensif) untuk menurunkan
angka kematian bayi dan
meningkatkan kesehatan ibu
 Rumah Sakit Imanuel Way
Halimmembentuk Tim
PONEK untuk menjalankan
program PONEK RS
14 Apa yang Anda Rumah sakit melaksanakan
ketahuitentangTB- penanggulanganTB (Tuberculosis)
DOTS RS? sesuai dengan pedoman strategi DOTS
(Direct Observe Therapy Shortcourse).
Rumah sakit membentuk Tim/Panitia
TB DOTS untuk menjalankan
program TB DOTS RS.
15 Apa yang Anda Rumah Sakit melaksanakan program
ketahuitentang pelayanan geriatric secara terpadu
Pelayanan Geriatri? dengan pendekatan multi disiplin dengan
pendekatan
multi disiplin yang bekerjasama s yang
bekerjasama secara interdisiplin.
AKSES DAN KESINAMBUNGAN PELAYANAN (AKP)
1 Bagaimana Skrining dilakukan pada kontak pertama di
prosedurskrining dalam atau di luar RS untuk menetapkan
di IGD? apakah pasien dapat dilayani oleh RS
Skrining dilakukan melalui criteria TRIASE,
visual atau pengamatan, pemeriksaan fisik,
psikologi, laboratoriumklinik atau diagnostik
imajing sebelumnya

BACA SPO Skrining Pasien


2 Bagaimana prosedur BACA :
penerimaan pasien SPO penerimaan pasien baru rawat inap
rawatinap dan rawat SPO penerimaan pasien rawat jalan
jalan? SPO penahanan pasien untuk diobservasi
3 Bagaimana Menggunakan ATS (Australian Trage Scale)
prosedurTRIASE? Rumah sakit melaksanakan proses triase
berbasis bukti untuk memprioritaskan pasien
sesuai dengan kegawatannya.
4 Bagaimana RS RS membuat kajian data : cakupan, etni,
mengidentifikasi agaman, factor biologis dan psikososial RS
hambatan di memiliki prosedur penanganan bagi pasien
populasinyadalam dengan keterbatasan fisik
memberikan
pelayanan?
5 Bagaimana Perencanaan pemulangan (discharge planning
prosedur dibuat 1 x 24 jam setelah pasien diterima
pemulangan sebagai rawat inap
pasien?
6 Bagaimana prosedur Lihat SPO Penerimaan Pasien Rawat Inap Lihat
penerimaan pasien SPO Penerimaan Pasien Rawat Jalan
rawatinap dan rawat
jalan?
Bagaimana prosedur transfer yang berlaku dirumah sakit
TRANSFER ANTAR RUMAH SAKIT

TRANSFER ANTAR RUMAH SAKIT


Bagaimana prosedur Dalam 48 jam setelah pasien masuk, perawat
pemulangan pasien? akan membuat discharge planning pasien
yang mencakup beberapa topik dan kriteria
tentang bagaimana pasien akan dirawat
setelah pulang. Hal ini didokumentasikan di
formulir pengkajian awal keperawatan rawat
inap.
MANAJEMEN REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN (MRMIK)

Apa makna # : Fraktur


simbol/warnadalam ▲ : Risk
pelabelan dokumen + : Meninggal
rekam medis? ♂ : Laki-laki
♀ : Perempuan
: Bahan Beracun
Tulisan Merah Alergi, KERACUNAN :
Alergi/ Keracunan Terhadap Obat
Tertentu
Daftar singkatan Keputusan Direktur tentang Penetapan
Diagnosadan Simbol Daftar Singkatan, Diagnosa dan simbol
yang berlaku ? yang berlaku di Rekam Medis RSD
Gunung Jati Kota Cirebon
Cara Identifikasi Bayi Bayi baru lahir membuat cap kaki kanan&
BaruLahir kiri, membuat cap ibu jari tangan daribayi
dan pemberian gelang nama kepada
bayi
Cara identifikasi dokumen Simbol untuk pasien dengan
rekam medis pada pasien alergi sesuatu (obat/makanan),
rawat inap pencatatan dilakukan pada kolom
alergi, yang terdapat pada sampul
depan dokumen rekam medis
pasien dan ditulis dengan
tinta warna merah

Bagaimana sistem Penyimpanan rekam medis dilakukan


penyimpanan berkas secara desentralisasi, catatan rawat inap
rekammedis terpisah dengan catatan rawat jalan
KUALIFIKASI DAN PENDIDIKAN STAF (KPS)

1 Dapatkah Anda  Uraian jabatan menjelaskan mengenai


siapa, apa yang harus dikerjakan,
menjelaskan uraian
jabatan Anda? mengapa dikerjakan, dimana dikerjakan
dan secara ringkas bagaimana
Bacalah uraian jabatan mengerjakannya sesuai dengan jabatan.
Anda, WAJIB TAHU
 Uraian jabatan ini disimpan oleh bagian
SDM , unit kerja tempat bertugas dan
salinannya harus dimiliki bertugas dan
salinannya harus dimiliki oleh yang be
oleh yang bersangkutan. rsangkutan.
 Peserta Program Pendidikan Dokter
Spesialis, Perawat, Bidan dan mengertidan
dapat menerangkan kewenangan klinis
sesuai dengan semester yang sedang
ditempuh.
 Peserta Program Studi Profesi Dokter dan
Program Pendidikan lain yang berada
dibawah supervisi, mengerti batasan
tugas dan tanggung tanggung jawab yang
dilakukan.
2 Jelaskan Rincian Rincian kwenangan Klinis (RKK) adalah
Kewenangan Klinis kewenangan yang diberikan oleh Pimpinan
Anda (RKK)! (Khusus Rumah Sakit untuk melakukan jenis tindakan
Staf Medis,Tenaga berdasarkan penugasan klinis.
Perawat dan Tenaga Surat Penugasan Klinis (SPK) dan Rincian
Kesehatan Lain) Kewenangan Klinis (RKK) disimpan oleh
bagianadministrasi di masing-masing unit kerja
tempat bertugas dan salinannya harusdimiliki
oleh setiap karyawan.
(Bacalah RKK Anda, WAJIB TAHU)
Peragakan Cara
Bacalah SOP cara melakukan BantuanHidup
Melakukan Bantuan
Dasar (BHD), WAJIB TAHU!
Hidup Dasar (BHD)!
(Untuk Semua
Karyawan)
Jelaskan bagaimana
Bacalah SOP cara melakukan BantuanHidup
alurorientasi umum
Dasar (BHD), WAJIB TAHU!
dan orientasi khusus!
(Untuk Semua
Karyawan)
Sebutkan Pelatihan
Buktikan dengan sertifikat yang andamiliki
atau Diklat apa yang
untuk dilaporkan ke Bagian Kepegawaian,
pernah anda Ikuti!
WAJIB TAHU!
(Untuk Semua
Karyawan
PENGKAJIAN PASIEN (PP)

Kapan melakukan penilaian Saat pengkajian awal


risiko jatuh?

Metode apa yang Pasien anak : scoring HUMPTY DUMPTY


digunakan untuk Pasien dewasa : scoring MORSE
melakukan penilaian Pasien geriatri : scoring SYDNEY
risiko jatuh?
Scoring pada anak (HUMPTY DUMPTY) :
Apa yang dilakukan  Pasang gelang risiko berwarna KUNING
perawat jika mendapati dipergelangan tangan pasien
pasien memiliki risiko  Edukasi pasien dan/atau keluarga
jatuh? maksud pemasangan gelang tersebut
 Pasang segitiga risiko jatuh
berwarnakuning di tempat tidur
pasien
Bagaimana prosedur Status gizi dinilai dengan menggunakan
pengkajian status gizi kriteria MUST (Malnutrition Universal
pasien di rumah sakit? Screening Tool) untuk mengidentifikasi dan
menatalaksana pasien dewasa yang
mengalami gizi buruk, kurang gizi atau
obesitas.
Bagaimana prosedur Pengkajian rasa nyeri menggunakan :
pengkajian nyeri di rumah 1. Neonatal Infants Pain Scale (NIPS) untuk
sakit? usia < 1 tahun,
2. FLACCS untuk usia 1-3 tahun,
3. Wong Baker Faces Rating Scale untuk
usia > 3 tahun
4. Numeric Scale untuk dewasa.
5. Comfort Scale digunakan pada pasien
bayi, anak, dan dewasa di ruang rawat
intensif / kamar operasi / ruang rawat
inap yang tidak dapat dinilai menggunakan
Numeric Rating Scale WongBakerFACES
PainScale.
Kapan asesmen awal 1. Asesmen medis dan keperawatan awal
harus diselesaikan? diselesaikan dalam waktu 1x24jam setelah
pasien masuk sebagai pasien rawat inap
2. Asesmen medis awal yang dilakukan
sebelum pasien masuk sebagai pasien
rawat inap atau sebelum prosedur rawat
jalan di rumah sakit tidak berlangsung
lebih dari 30 hari atau riwayat kesehatan
telah diperbarui dan pemeriksaan fisik
diulang.
3. Asesmen medis awal yang dilakukan
sebelum pasien masuk sebagai pasien
rawat inap atau sebelum prosedur rawat
jalan di rumah sakit tidak berlangsung
lebih dari 30 hari atau riwayat kesehatan
telah diperbarui dan pemeriksaan fisik
diulang.
4. Untuk asesmen yang berusia kurang dari
30 hari, perubahan-perubahan signifikan
dalam kondisi pasien semenjak asesmen
dicatat dalam rekam medis pada saat
penerimaan pasien sebagai pasien rawat
inap.

Anda mungkin juga menyukai