Anda di halaman 1dari 2

Pengertian Konsep Keluarga Dalam Islam

Menurut konsep Islam, keluarga adalah satu kesatuan hubungan antara laki-laki dan perempuan melalui akad
nikah menurut ajaran Islam. Dengan adanya ikatan akad pernikahan tersebut dimaksudkan anak dan keturunan yang
dihasilkan menjadi sah secara hukum agama (Aunur Rahim Faqih, 2001: 70).
Batasan Pengertian Keluarga Keluarga dalam bahasa Arab disebut ahlun, selain kata ahlun kata yang memiliki arti
keluarga aali, ‗asyirah, dan qurbaa. Kata ahlun berasal dari kata ahila yang berarti senang, suka, atau ramah. Menurut pendapat
lain, kata ahlun berasal dari ahala yang berarti menikah (Ahmad Mukhtar Umar, 2008: 135). Hamzah Ya‘qub (1983:146)
menyebutkan; keluarga adalah persekutuan hidup berdasarkan perkawinan yang sah dari suami dan istri yang juga selaku orang
tua dari anak-anaknya yang dilahirkan. Representasi Keluarga dalam Konteks Hukum Islam…. YUDISIA, Vol. 8 No. 1, Juni
2017 141 Dalam al-Quran kata ahlun disebutkan sebanyak 227 kali. Dari penyebutan sebanyak itu, kata ahlun memiliki tiga
pengertian, yaitu: (Waryono Abdul Ghafur, 2006: 320). a. Yang menunjuk pada manusia yang memiliki pertalian darah atau
perkawinan, seperti ungkapan ahlu-bait atau seperti dalam ayat yang dibahas ini. Pengertian ini dalam bahasa Indonesia disebut
keluarga. b. Menunjuk pada suatu penduduk yang mempunyai wilayah-geografis atau tempat tinngal, seperti ucapan ahlu
yatsrib, ahlu al-balad dan lain-lain. Dalam bahasa sehari-hari disebut warga atau penduduk. c. Menunjuk pada status manusia
secara teologis, seperti ahlu al-dzikr, ahlu al-kitab, alhu al-nar, ahlu aljannah dan sebagainya.

Tujuan Keluarga Dalam Islam

Munculnya istilah keluarga sakinah ini sesuai dengan firman Allah surat ar-Rûm (30): 21, yang menyatakan bahwa
tujuan berumah tangga atau berkeluarga adalah untuk mencari ketenangan dan ketentraman atas dasar mawaddah dan
rahmah, saling mencintai, dan penuh rasa kasih sayang antara suami istri.

Komitmen Keluarga Dalam Islam

1. Komitmen bersama
 Suami istri memiliki komitment yang sama mencapai keluarga sakinah,mawaddah wa rahmah(QS: Al-Baqarah:221,
230, QS An-Nur: 320).
 Saling menghormati dan mentaati serta saling menasehati dalam kebaikan (Agama). Saling menjaga martabat keluarga
dengan menutupi kekurangan masing-masing di depan kedua orang tua apalagi di depan orang lain (Qur’an Al-Baqarah:
187).
 Suami berkedudukan sebagai kepala keluarga, bertugas menaungi dan menjaga keutuhan keluarga sebagaimana
diamanatkan UU dan ajaran agama (Qur’an Surat An-Nisa 34).
 Suami istri saling menjaga kehormatan keluarga dan saling mendukung dalam kebaikan. Itu sebabnya istri berkewajiban
mengikuti keputusan suami sepanjang tidak bertentangan dengan agama dan nilai-nila norma sosial.  
 Suami dan istri memiliki komitmen bersama menjalani dan mengambil keputusan dalam rumah tangga berdasarkan
agama Islam yang benar.
 Istri wajib mendukung keputusan dan perjuangan suami (spt. Saat suami bertugas ke luar daerah atau ke Luar Negeri,
jika suami menghendaki istri ikut maka tidak ada alasan untuk tidak mengikuti).
 Istri bersedia menerima dan menyayangi anak dari suami (jika suami memiliki anak dari istri sebelumnya) sebagaimana
anak sendiri. Bersedia berlaku adil berdasarkan keputusan bersama dengan suami. Hal-hal yang berkaitan dengan hak
dan kewajiban anak suami mengikuti ketentuan ajaran Islam dan kesepakatan bersama.
 Istri memberikan kesempatan dan mengikhlaskan suami untuk berbakti kepada kedua orang taunya sesuai ajaran Islam
(An-Nisa 36),  Bani Israil 23). Hal ini berbeda dengan kedudukan istri yang dalam pernikahan memang sudah
diserahkan kepada suami. Tidak ada kewajiban istri menafkahi kedua orang tuanya kecuali dalam kondisi tertera di
ketentuan selanjutnya (lihat bagian harta dalam keluarga).
2. Kewajiban belajar bersama
 Suami sebagai kepala keluarga memiliki wewenang menentukan arah dan tujuan keluarga berdasarkan atas nilai-nilai
agama.
 Istri wajib taat pada suami selama suami tidak melanggar ketentuan dalam agama (Istri juga berkewajiban
mengingatkan suami jika suami melanggar nilai-nilai agama).
 Agama Islam (nilai-nilai Islam) adalah pedoman dan pegangan hidup yang dijadikan rujukan utama dalam
menyelesaikan setiap persoalan.
 Itu sebabnya keduanya memiliki kewajiban utama saling belajar atau meningkatkan pengetahuan agama.
 Suami dan istri memiliki kewajiban mendidik dan mengajarkan nilai-nilai agama kepada anak-anak. (jika suami
bekerja, maka pendidikan utama tertumpu pada istri karena istri adalah pendidik utama dan pertama dalam rumah
tangga).

Anda mungkin juga menyukai