Anda di halaman 1dari 15

Konflik Keluarga

Dosen Pembimbing : Ibu Dr. Ulfatmi, M.Ag.


KELOMPOK 13

Muhammad Zacky Sabillah Nasitoh Fitri Darmayanti


2110070100135 2110070100140 2110070100141
1. Konsep Nusyuz, Syiqaq, dan Hakamain

 Nusyuz

Secara etimologi lafad nusyuz adalah akar (mashdar) dari lafad nasyaza, yansyuzu, dalam arti: terangkat, lafad nusyuz
diambil dari lafad nasyzi, yang berarti sesuatu yang terangkat dari Bumi. Abu Ubaid berkata “Nusyuz atau Nasyazi” adalah
sesuatu yang tebal dan keras.”

Kata Nusyuz dalam Kamus Bahasa Indonesia disamakan dengan kata Nusyu yang artinya perbuatan tidak taat dan
membangkang dari seorang istri terhadap suami (tanpa alasan) yang tidak dibenarkan oleh hukum. Nusyuz secara bahasa
berasal dari nasyazat nusyuzan al-mar’atu ‘ala zaujiha artinya wanita mendurhakai suaminya.

Nusyuz secara terminologi adalah pembangkangan seorang isteri terhadap suaminya di dalam hal-hal yang diwajibkan oleh
Allah swt kepada isteri atas suaminya, karena isteri merasa tinggi dan sombong kepada suaminya. Dan nusyuz hukumnya
adalah haram.
1. Konsep Nusyuz, Syiqaq, dan Hakamain

 Nusyuz

Langkah-langkah
menghadapi suami dan istri
nusyuz dalam al-qur’an

Tiga tahapan dalam


menyikapi isteri yang
nusyuz berdasarkan
firman Allah swt; Q. S
An-Nisa Ayat 34
1. Konsep Nusyuz, Syiqaq, dan Hakamain

 Nusyuz

 Adapun jika nusyuz


(pembangkangan)
dilakukan oleh suami,
maka hendaknya
dilakukan perdamaian
(musyawarah) di antara
kedua suami isteri
tersebut. Sebagaimana
firman Allah swt; Q.S An-
Nisa Ayat 35
1. Konsep Nusyuz, Syiqaq, dan Hakamain

 Syiqaq

Syiqaq merupakan perselisihan yang berawal dan terjadi pada kedua belah pihak suami dan istri secara bersama-sama.
Di dalam Al-Qur’an, kata syiqaq tersebut 4 kali dalam empat surat yaitu surat al-Nisa (4) ayat 35, al-Hajj (22) ayat 53,
Shad (38) ayat 2, dan Fushshilat (41) ayat 52. Namun, syiqaq yang merupakan titik tekan pada pembahasan ini
adalah syiqaq yang terdapat dalam surat al-Nisa (4) ayat 35 yang terjemahan, “Dan jika kamu khawatir ada
persengketaan antara keduanya (suami-isteri), maka kirimkanlah seorang hakim dari keluarga laki-laki dan
seorang hakim dari keluarga perempuan, jika kedua hakim bermaksud mengadakan perbaikan, niscaya Allah memberi
taufik kepada suami-isteri itu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”.
1. Konsep Nusyuz, Syiqaq, dan Hakamain

 Hakamain

Menurut bahasa hakamain berarti dua orang hakam, yaitu seorang hakam dari pihak suami dan seorang hakam dari
pihak isteri untuk menyelesaikan kasus syiqaq. Jika suatu permasalahan di antara suami isteri belum juga dapat
diselesaikan bahkan semakin memanas, maka hendaknya diutuslah dua orang juru damai; seorang wakil suami (dari
pihak keluarganya) dan seorang wakil isteri (dari pihak keluarganya). Jika dari pihak keluarga tidak ada yang layak
untuk menjadi juru damai, maka diperbolehkan mengambil juru damai dari orang di luar keluarga mereka. Ini adalah
pendapat Jumhur ulama‟. Dan hendaknya kedua juru damai tersebut berupaya semaksimal mungkin untuk
mengadakan perdamaian di antara suami isteri dan menghilangkan pertikaian di antara keduanya.
2. Sumber Konflik dan Penyelesaiannya dalam Islam

Sumber Konflik dalam Islam :


 Komunikasi yang kurang baik
Problematika yang dihadapi oleh rumah tangga adalah hubungan komunikasi yang kurang baik dengan istrinya
disebabkan oleh, terlalu sering terjadi pertengkaran antara suami dengan istri sehingga berimbas kepada hubungan
komunikasi menjadi kurang baik.
 Hak dan kewajiban suami terhadap istri terabaikan
Suami kurang terlalu memahami konsep dalam menjalankan hubungan rumah tangga, sehingga banyak kewajiban
menjadi seorang suami terhadap istri menjadi tidak terpenuhi, padahal salah satu kewajiban suami terhadap istri
adalah memberikan kecukupan terhadap istrinya, namun hal- hal seperti itu terabaikan dan si suami lebih sering
meninggalkan anak istri di rumah dengan tujuan yang tidak jelas, sehingga hal ini menjadikan kewajiban seorang
suami terhadap istri menjadi terabaikan.
2. Sumber Konflik dan Penyelesaiannya dalam Islam

Sumber Konflik dalam Islam :

 Campur tangan mertua atau orang tua dalam kehidupan rumah tangga anaknya
Ada beberapa realitas yang berkenaan dengan intervensi orang tua dalam rumah tangga anak, terkadang intervensi
tersebut merupakan bantuan terhadap rumah tangga anak dan terkadang pula bisa merupakan masalah dalam rumah
tangga anak, ketika terjadi perbedaan di antara anggota masing-masing khususnya keluarga orang tua dengan
keluarga anak.
2. Sumber Konflik dan Penyelesaiannya dalam Islam

Penyelesaiannya Konflik dalam Islam :


 Menciptakan kondisi yang lebih baik (ihsan)
Ihsan berarti lebih baik atau bias juga dimaknai sebagai upaya menciptakan kondisi yang jauh lebih baik. Ringkasnya semua
tindakan dalam keluarga harus membuat semua pihak menjadi lebih baik.
 Tulus (nihlah)
Prinsip nihlah atau tulus muncul dalam konteks pemberian mahar oleh suami kepada istrinya. Dalam beberapa masyarakat, mahar
dipandang sebagai alat pembayaran atas istri semakin tinggi nilai ekonomi sebuah mahar, semakin tinggi pula rasa memiliki suami
atas istri.
 Musyawarah
Secara umum prinsip ini menghendaki agar keputusan penting dalam keluarga selalu dibicarakan dan diputuskan kehendaknya.
Dalam surat ali ‘Imran (03) ayat 159, bahwa Allah memerintahkan musyawarah sebagai cara memutuskan perkara, termasuk
perkara-perkara dalam perkawinan dan keluarga.
2. Sumber Konflik dan Penyelesaiannya dalam Islam

Penyelesaiannya Konflik dalam Islam :

 Perdamaian (islah)
Dalam hal perkawinan, al-Qur’an menyebutkan kata islah sebanyak tiga kali. Pertama, seorang suami dalam masa
talak raj’I itu lebih berhak untuk menikahi istrinya dengan syarat mempunyai keinginan untuk berdamai. Kedua,
orang-orang yang bertindak sebagai penengah (hakam) bagi suami istri yang berselisih harus mempunyai keinginan
untuk mencapai perdamaian supaya Allah memberikan jalan keluar. Ketiga, seorang istri yang menghawatirkan
suaminya nusyuz maka ia bias menempuh jalan perdamaian. Prinsip islah menghendaki bahwa semua pihak dalam
perkawinan dan keluarga mesti mengedepankan cara-cara yang mengarah pada perdamaian tanpa kekerasan.
2. Sumber Konflik dan Penyelesaiannya dalam Islam

Penyelesaiannya Konflik dalam Islam :


Prinsip-prinsip perkawinan di atas dapat dijalankan dengan baik jika didukung oleh empat pilar perkawinan yang
kokoh sebagai berikut:
 Perkawinan adalah berpasangan (zawwaj). Suami dan istri laksana dua sayap burung yang memungkinkan terbang,
saling melenkapi, saling menopang, dan saling kerjasama.
 Perkawinan adalah ikatan yang kokoh, sehingga bias menyangga seluruh sendi-sendi kehidupan rumah tangga,
kedua pihak diharapkan menjaga ikatan ini dengan segala upaya yang dimiliki.
 Perkawinan harus dipelihara melalui sikap dan perilaku saling berbuat baik.
 Perkawinan mesti dikelola dengan musyawarah.
3. Problematika Keluarga dalam Islam

 Kesulitan ekonomi

Dalam membangun keluarga, ekonomi menjadi salah satu faktor yang cukup berpengaruh terhadap jalannya
rumah tangga. Tidak sedikit rumah tangga menjadi berantakan karena persoalan ekonomi. Ketika keluarga tidak
mampu memenuhi kebutuhan ekonomi seringkali menjadi problem yang serius dalam keluarga.

Masalah anak

Persoalan anak ini muncul karena adanya perbedaan cara pandang pasangan dalam pendidikan. Misalnya, ketika
anak ingin sesuatu misalnya, ayahnya tidak membolehkan sedangkan ibunya mempersilakan atau sebaliknya.
Dalam keluarga tidak ada satu kata dalam pendidikan anak.
3. Problematika Keluarga dalam Islam

 Ketimpangan usia

Adanya kesenjangan usia yang terlalu jauh antara suami dengan istri. Misalnya, suaminya berusia 40 tahun sedangkan istrinya masih
berusia 16 tahun. Perbedaan usia yang sangat jauh itu mengakibatkan perbedaan cara pandang dalam melihat kehidupan dan
persoalannya.

 Status sosial

Perbedaan status sosial menjadi salah satu problem dalam pernikahan. Status sosial itu biasanya terkait dengan ekonomi keluarga,
pendidikan dan keturunan. Perbedaan status sosial ini seringkali menjadi persoalan dalam pernikahan.

 Perselingkuhan

Perselingkuhan menjadi Problem dalam pernikahan. Pelaku perselingkuhan bisa terjadi pada suami atau pun istri. Namun demikian,
pelaku perselingkuhan yang paling banyak dilakukan biasanya oleh suami atau laki-laki.
3. Problematika Keluarga dalam Islam

 KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga)

KDRT menjadi problem dalam pernikahan. Hubungan yang tidak setara antara suami istri seringkali berpotensi mengakibatkan
adanya KDRT dalam keluarga. KDRT biasanya terjadi dari suami kepada istri atau orang tua kepada anak-anaknya.

 Kesehatan

Problem pernikahan yang lain adalah menyangkut masalah kesehatan. Problem ini menjadi masalah serius ketika terkait dengan
kemampuan mencari nafkah misalnya. Ekonomi keluarga menjadi terganggu ketika salah seorang suami istri itu kesehatannya
mengalami masalah. Hal lain adalah kesehatan menjadi persoalan yang serius ketika kesehatan berpengaruh pada pemenuhan
seksualitas.

Anda mungkin juga menyukai