Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH ANALISA LAPORAN KEUANGAN

OLEH: SUDARGO TANDIONO

NIM: 01120013

FAKULTAS HUKUM, EKONOMI, DAN PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NAROTAMA
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan berkat rahmat serta

karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah hukum lingkungan ini dengan baik

meskipun banyak kekurangan didalamnya. Penulis berharap makalah ini dapat berguna dalam

rangka menambah wawasan serta pengetahuan pembaca mengenai pentingnya lingkungan

hidup dalam menunjang kehidupan manusia itu sendiri. Semoga makalah yang sederhana ini

dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sebelumnya penulis memohon maaf bila

terdapat kesalahan kata-kata atau kalimat yang kurang berkenan dan penulis memohon kritik

dan saran yang membangun dari anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan

datang.

Sidoarjo, 12 Juni 2022

Penulis

Sudargo Tandiono
DAFTAR ISI

MAKALAH HUKUM PEMDA................................................................................................1

PENGARUH ADANYA UU NO 11 TAHUN 2020 DALAM PELAKSANAAN OTONOMI

DAERAH DAN PERENCANAAN TATA RUANG................................................................1

KATA PENGANTAR...............................................................................................................2

DAFTAR ISI..............................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................2

1.1. Latar belakang.............................................................................................................2

1.2. Rumusan Masalah.......................................................................................................2

1.3. Tujuan..........................................................................................................................2

1.4. Manfaat........................................................................................................................2

BAB II LANDASAN TEORI....................................................................................................2

2.1. Kedaulatan.......................................................................................................................2

2.2. Otonomi Daerah..............................................................................................................2

2.3. Hubungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah......................................................2

2.3. Hubungan Pemerintah daerah provinsi dan daerah kabupaten/ kota..............................2

2.4. Perencanaan tata ruang....................................................................................................2

BAB III PEMBAHASAN MASALAH.....................................................................................2

3.1. Ketidaksesuaian pelaksanaan otonomi dalam tata kota...............................................2

3.2. Tata ruang kota dan kearifan lokal..............................................................................2


BAB IV PENUTUP...................................................................................................................2

4.1. Kesimpulan.....................................................................................................................2

4.2. Saran................................................................................................................................2

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Kinerja Keuangan Perusahaan dapat diartikan sebagai prospek atau masa depan,

pertumbuhan, dan potensi perkembangan yang baik bagi perusahaan. Informasi kinerja

keuangan diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi, yang

mungkin dikendalikan di masa depan dan untuk memperediksi kapasitas produksi dari

sumber daya yang ada (Barlian, 2003), Pimpinan perusahaan atau manajemen sangat

berkepentingan terhadap laporan keuangan yang telah dianalisis, Karena hasil tersebut dapat

dijadikan sebagai alat dalam pengambilan keputusan lebih lanjut untuk masa yang akan

datang. Dengan menggunakan analisis rasio, berdasarkan data dari laporan keuangan, akan

dapat diketahui hasil-hasil finansial yang telah dicapai di waktu-waktu yang lalu, dapat

diketahui kelemahan-kelemahan yang dimiliki perusahaan, serta hasil-hasil yang dianggap

cukup baik, Hasil analisis historis tersebut sangat penting artinya bagi perbaikan penyusunan

rencana yang akan dilakukan di masa datang, dengan mengetahui kelemahan-kelemahan

yang dimiliki oleh perusahaan, dapat diusahakan perencanaan yang lebih baik demi

memperbaiki kelemahankelemahan tersebut, Hasil-hasil yang dianggap sudah cukup baik di


waktu lampau harus dipertahankan dan ditingkatkan untuk masa-masa mendatang

(Tampubolon, 2005)

Analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan pada dasarnya karena ingin

mengetahui tingkat keuntungan dan tingkat risiko dan tingkat kesehatan suatu perusahaan.

Analisis semacam ini mengharuskan seorang analis untuk melakukan beberapa hal :

1) Menentukan dengan jelas tujuan analisis.

2) Memahami konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang mendasari laporan keuangan dan

rasio-rasio keuangan yang diturunkan dari laporan keuangan tersebut.

3) Memahami kondisi perekonomian dan kondisi bisnis lain pada umumnya yang

berkaitan dengan perusahaan dan mempengaruhi usaha perusahaan.

Sebelum melakukan analisis seorang analis harus memahami ketiga langkah diatas,baru

kemudian melakukan analisis dengan menggunakan alat-alat analisis seperti rasio-rasio

keuangan atau rasio-rasio lainnya. Dalam melakukan analisis terhadap laporan keuangan

tersebut diperlukan beberapa tolak ukur. Analisis yang biasa dipakai adalah rasio atau indeks

yang merupakan perbandingan di antara data-data keuangan. Analisis rasio keuangan

merupakan alat utama yang dapat digunakan dalam melakukan analisis terhadap laporan

keuangan

1.2. Rumusan Masalah

1.2.1. Bagaimana cara mengukur rasio laporan keuangan?

1.2.2. Apa saja alat analisa laporan keuangan?

1.3. Tujuan

1.3.1. Untuk mengetahui cara mengukur rasio laporan keuangan.

1.3.2. Untuk mengetahui alat analisa rasio laporan keuangan.


1.4. Manfaat

1.4.1. Meningkatkan pengetahuan mengenai cara mengukur rasio laporan keuangan.

1.4.2. Meningkatkan pemahaman mengenai alat analisa laporan keuangan.

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian analisa laporan keuangan

Laporan keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan kondisi

keuangan suatu perusahaan, dimana informasi tersebut dapat dijadikan sebagai gambaran

kinerja keuangan suatu perusahaan. Menurut Munawair, Laporan keuangan adalah alat yang

sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-

hasil yang telah dicapai oleh perusahaan bersangkutan, dengan begitu laporan keuangan

diharapkan akan membantu para pengguna (user) untuk membuat keputusan ekonomi yang

bersifat finansial. (Munawir, 2014)

Agar laporan keuangan menjadi lebih berarti sehingga dapat dipahami dan dimengerti

oleh berbagai pihak, perlu dilakukan analisis laporan keuangan. Bagi pihak pemilik dan

manajemen, tujuan utama analisis laporan keuangan adalah agar dapat mengetahui posisi

keuangan perusahaan saat ini. Dengan mengetahui posisi keuangan, setelah dilakukan analisis

laporan keuangan secara mendalam, dapat mencapai target yang dapat mencapai target yang

telah direncanakan sebelumnya atau tidak. Hasil analisis ini juga akan memberikan informasi

tentang kelemahan dan kekuatan yang dimiliki perusahaan. Dengan mengetahui kelemahan

ini, manajemen akan dapat memperbaiki atau menutupi kelemahan tersebut. Kemudian

kekuatan yang dimiliki perusahaan harus dipertahankan atau bahkan ditingkatkan. Kekuatan
ini dapat dijadikan modal selanjutnya ke depan. Dengan adanya kelemahan dan kekuatan

yang dimiliki akan tergambar kinerja manajemen selama ini. Pada akhirnya bagi pihak

pemilik dan manajemen, dengan mengetahui posisi keuangan dapat merencanakan dan

mengambil keputusan yang tepat tentang apa yang harus dilakukan kedepan. Perencanaan

kedepan dengan cara menutupi kelemahan yang ada mempertahankan posisi yang sudah

sesuai dengan yang diinginkan dan berupaya untuk meningkatkan lagi kekuatan sudah

diperolehnya selama ini. Analisis laporan keuangan perlu dilakukan secara cermat dengan

menggunakan metode dan teknik analisis yang tepat sehingga hasil yang diharapkan benar-

benar tepat pula. Kesalahan dalam memasukkan angka atau rumus akan berakibat pada tidak

akuratnya hasil yang hendak dicapai. Kemudian hasil perhitungan tersebut dianalisis dan

diinterpretasikan sehingga diketahui posisi keuangan yang sesungguhnya. Ketemuan teliti

mendalam dan jujur.

Analisis keuangan adalah proses pemeriksaan kinerja perusahaan dalam konteks

industri dan lingkungan ekonomi untuk sampai pada keputusan atau rekomendasi. Seringkali,

keputusan dan rekomendasi yang disampaikan oleh analis keuangan berkaitan dengan

penyediaan modal kepada perusahaan—khususnya, apakah akan berinvestasi dalam sekuritas

utang atau ekuitas perusahaan dan berapa harganya. Seorang investor dalam sekuritas utang

memperhatikan kemampuan perusahaan untuk membayar bunga dan membayar kembali

pokok pinjaman. Seorang investor dalam efek ekuitas adalah pemilik dengan sisa

kepentingan di perusahaan dan prihatin tentang kemampuan perusahaan untuk membayar

dividen dan kemungkinan bahwa harga sahamnya akan meningkat.

Secara keseluruhan, fokus utama dari analisis keuangan adalah mengevaluasi

kemampuan perusahaan untuk memperoleh pengembalian modal yang setidaknya sama

dengan biaya modal itu, untuk menumbuhkan operasinya secara menguntungkan, dan

menghasilkan cukup uang untuk memenuhi kewajiban dan mengejar peluang. Analisis
keuangan fundamental dimulai dengan informasi yang ditemukan dalam laporan keuangan

perusahaan. Laporan keuangan ini mencakup laporan keuangan yang telah diaudit,

pengungkapan tambahan yang disyaratkan oleh otoritas pengatur, dan setiap komentar yang

menyertai (tidak diaudit) oleh manajemen. Analisis laporan keuangan dasar—seperti yang

disajikan dalam bacaan ini—memberikan landasan yang memungkinkan analis untuk lebih

memahami informasi lain yang dikumpulkan dari penelitian di luar laporan keuangan.

2.2. Tujuan dan Manfaat Analisa Laporan Keuangan

Tujuan utama dari analisis laporan keuangan adalah untuk memahami dan

mendiagnosis informasi yang terkandung dalam laporan keuangan dengan tujuan untuk

menilai profitabilitas dan kesehatan keuangan perusahaan, dan untuk membuat perkiraan

tentang prospek masa depan perusahaan. Analisis laporan keuangan mengungkapkan fakta-

fakta penting mengenai kinerja manajerial dan efisiensi perusahaan. pada umumnya, tujuan

analisis adalah untuk menangkap informasi yang terkandung dalam laporan keuangan dengan

maksud untuk mengetahui kelemahan dan kekuatannya perusahaan dan untuk membuat

perkiraan tentang prospek masa depan perusahaan dengan demikian, memungkinkan para

analis untuk mengambil keputusan mengenai operasi, dan investasi lebih lanjut di

perusahaan. Untuk lebih spesifik, analisisnya adalah dilakukan untuk memenuhi tujuan

(tujuan) berikut:

• untuk menilai profitabilitas saat ini dan efisiensi operasional dari perusahaan secara

keseluruhan serta departemen yang berbeda untuk menilai kesehatan keuangan

perusahaan.

• untuk memastikan kepentingan relatif dari berbagai komponen dari posisi keuangan

perusahaan.

• untuk mengidentifikasi alasan perubahan dalam profitabilitas/posisi keuangan dari

perusahaan.
• untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayar kembali utangnya dan

menilai jangka pendek serta posisi likuiditas jangka panjang perusahaan.

Melalui analisis laporan keuangan berbagai perusahaan, seorang ekonom dapat

menilai sejauh mana konsentrasi kekuatan ekonomi dan perangkap dalam keuangan

kebijakan yang ditempuh. Analisis ini juga memberikan dasar bagi banyak pemerintah

tindakan yang berkaitan dengan perizinan, kontrol, penetapan harga, plafon keuntungan,

dividen pembekuan, subsidi pajak dan konsesi lainnya untuk sektor korporasi.

2.3. Signifikansi Analisis Laporan Keuangan

Analisis keuangan adalah proses mengidentifikasi kekuatan keuangan dan kelemahan

perusahaan dengan benar membangun hubungan antara berbagai pos-pos neraca dan laporan

laba rugi. Analisa keuangan dapat dilakukan oleh manajemen perusahaan, atau oleh pihak di

luar perusahaan, yaitu, pemilik, kreditur perdagangan, pemberi pinjaman, investor, serikat

pekerja, analis dan yang lain. Sifat analisis akan berbeda tergantung pada tujuan analis.

Sebuah teknik yang sering digunakan oleh seorang analis tidak harus memenuhi tujuannya

analis lain karena perbedaan kepentingan analis.

AnalisisLaporan keuangan berguna dan signifikan bagi pengguna yang berbeda antara

lain sebagai berikut:

(b) Manajer keuangan: Analisis keuangan berfokus pada fakta dan hubungan yang

berkaitan dengan kinerja manajerial, efisiensi perusahaan, kekuatan dan

kelemahan keuangan dan kelayakan kredit perusahaan. Manajer keuangan

harus diperlengkapi dengan baik dengan berbagai alat untuk analisis untuk

membuat keputusan rasional bagi perusahaan. Alat untuk analisis membantu

dalam mempelajari data akuntansi sehingga dapat menentukan kelangsungan

kebijakan operasi, nilai investasi bisnis, peringkat kredit dan menguji efisiensi

operasi. Tekniknya sama pentingnya di bidang kontrol keuangan,


memungkinkan manajer keuangan untuk membuat ulasan konstan dari operasi

keuangan aktual perusahaan untuk dianalisis penyebab penyimpangan besar,

yang dapat membantu dalam tindakan korektif dimanapun ditunjukkan.

(c) Manajemen puncak: Pentingnya analisis keuangan tidak terbatas pada:

manajer keuangan saja. Ini memiliki cakupan luas yang mencakup top

manajemen pada umumnya dan manajer fungsional lainnya. Manajemen dari

perusahaan akan tertarik pada setiap aspek analisis keuangan. Dia tanggung

jawab keseluruhan mereka untuk melihat bahwa sumber daya perusahaan

paling efisien dan kondisi keuangan perusahaan sehat. Analisis keuangan

membantu manajemen dalam mengukur keberhasilan operasi perusahaan,

menilai kinerja individu dan mengevaluasi sistem pengendalian internal.

(d) Utang usaha: Utang usaha, melalui analisis keuangan pernyataan, menilai

tidak hanya kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka

pendek, tetapi juga menilai kemungkinan kelanjutannya kemampuan untuk

memenuhi semua kewajiban keuangannya di masa depan. Hutang usaha

adalah tertarik pada kemampuan perusahaan untuk memenuhi klaim mereka

atas jangka waktu yang sangat singkat. Oleh karena itu, analisis mereka akan

mengevaluasi kinerja perusahaan posisi likuiditas.

(e) Pemberi Pinjaman: Pemasok utang jangka panjang prihatin dengan solvabilitas

dan kelangsungan hidup jangka panjang perusahaan. Mereka menganalisis

profitabilitas perusahaan selama jangka waktu tertentu, kemampuannya

menghasilkan uang, mampu membayar bunga dan membayar kembali pokok

dan hubungan antara berbagai sumber dana (hubungan struktur modal).

Pemberi pinjaman jangka panjang menganalisis sejarah laporan keuangan

untuk menilai solvabilitas dan profitabilitas masa depan.


(f) Investor: Investor, yang telah menginvestasikan uang mereka di saham

perusahaan, tertarik dengan pendapatan perusahaan. Karena itu, mereka

berkonsentrasi pada analisis profitabilitas perusahaan saat ini dan masa depan.

Mereka juga tertarik pada struktur modal perusahaan untuk memastikan

pengaruhnya terhadap pendapatan dan risiko perusahaan. Mereka juga

mengevaluasi efisiensi dari manajemen dan menentukan apakah perubahan

diperlukan atau tidak. Namun, di beberapa perusahaan besar, kepentingan

pemegang saham terbatas untuk memutuskan apakah akan membeli, menjual

atau menahan saham tersebut.

(g) Serikat pekerja: Serikat pekerja menganalisis laporan keuangan untuk menilai

apakah saat ini mampu membayar kenaikan upah dan apakah dapat menyerap

kenaikan upah melalui peningkatan produktivitas atau dengan menaikkan

harga.

(h) Lainnya: Para ekonom, peneliti, dll, menganalisis laporan keuangan untuk

mempelajari kondisi bisnis dan ekonomi saat ini. Pemerintah lembaga

membutuhkannya untuk peraturan harga, perpajakan dan tujuan serupa

lainnya.

2.4. Cara mengukut Rasio Laporan Keuangan

Mengukur Rasio-Rasio Laporan Keuangan Analisis laporan keuangan merupakan

suatu proses yang digunakan untuk mengkaji, mengukur, dan memahami hal-hal yang tertulis

dalam laporan keuangan suatu perusahaan. Dari analisis ini, dapat diketahui kondisi dan

keuangan perusahaan.

 Alat analisis yang dapat digunakan adalah dengan menggunakan rasio-rasio keuangan

perusahaan.
 Hasil pengukuran rasio keuangan disesuaikan dengan keinginan perusahaan. Secara

keseluruhan, hasil analisis keuangan berfungsi untuk melihat komposisi dari masing-

masing harta, utang, modal, pendapatan, dan biaya yang dimiliki perusahaan, serta

untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi atau membayar kewajiban

(utang), baik jangka pendek maupun jangka panjang.

 Hasil analisis dapat pula memperlihatkan seberapa besar perusahaan dibiayai dengan

utang dan kemampuan lainnya.

 Hasil analisis juga akan memberikan gambaran pencapaian laba dari waktu ke waktu,

apakah ada peningkatan atau sebaliknya.

 Dengan demikian, hasil analisis rasio-rasio keuangan dapat memberikan gambaran

secara menyeluruh tentang kondisi, posisi, serta aktivitas perusahaan saat ini dalam

suatu periode.

 Hasil tersebut dapat digunakan sebagai bahan evaluasi dan membentuk upaya

perbaikan yang dipandang perlu untuk masa yang akan datang.

BAB III

PEMBAHASAN MASALAH

3.1. Bentuk-Bentuk Rasio Laporan Keuangan

a. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio) Pengertian rasio keuangan likuiditas adalah rasio

yang mengukur kemampuan likuiditas jangka pendek suatu perusahaan dengan

melihat aktiva lancar perusahaan relatif terhadap utang lancarnya. Dalam rasio

likuiditas, analisis dapat dilakukan dengan menggunakan rasio sebagai berikut:

 Rasio Lancar atau Current Ratio arti rasio ini adalah untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang


yang segera jatuh tempo dengan aktiva lancar yang tersedia. Semakin besar

perbandingan aktiva lancar dengan utang lancar, semakin tinggi kemampuan

perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya. Apabila rasio lancar 1:1

atau 100% berarti bahwa aktiva lancar dapat menutupi semua utang lancar.

Jadi dikatakan sehat jika rasionya berada di atas 1 atau diatas 100%. Artinya

aktiva lancar harus jauh di atas jumlah utang lancar.

 Rasio Cepat atau Quick Ratio/Acid Test Ratio adalah yang menunjukkan

kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban atau utang lancar dengan

aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai persediaan. Rasio ini menunjukkan

kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu menutupi utang lancar.

Semakin besar rasio ini semakin baik. Angka rasio ini tidak harus 100% atau

1:1. Walaupun rasionya tidak mencapai 100% tapi mendekati 100% juga

sudah dikatakan sehat.

 Cash Ratio membandingkan antara kas dan aktiva lancar yang bisa segera

menjadi uang kas dengan hutang lancar. Kas yang dimaksud adalah uang

perusahaan yang disimpan di kantor dan di bank dalam bentuk rekening koran.

Sedangkan harta setara kas (near cash) adalah harta lancar yang dengan mudah

dan cepat dapat diuangkan kembali, dapat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi

negara yang menjadi domisili perusahaan bersangkutan. Arti juga pengertian

rasio keuangan ini menunjukkan porsi jumlah kas + setara kas dibandingkan

dengan total aktiva lancar. Semakin besar rasionya semakin baik. Sama seperti

Quick Ratio, tidak harus mencapai 100%.

b. Rasio Aktivitas (Activity Ratio) Tujuan dari analisis rasio keuangan ini adalah untuk

melihat pada beberapa asset kemudian menentukan berapa tingkat aktivitas aktiva-

aktiva tersebut pada tingkat kegiatan tertentu. Aktivitas yang rendah pada tingkat
penjualan tertentu akan mengakibatkan semakin besarnya dana kelebihan yang

tertanam padaaktiva-aktiva tersebut. Dana kelebihan tersebut akan lebih baik bila

ditanamkan pada aktiva lain yang lebih produktif.

 Perputaran Piutang, merupakan cara mengukur berapa kali, secara rata-rata

piutang yang dikumpulkan dalam satu tahun. Rasio ini mengukur kualitas

piutang dan efisiensi perusahaan dalam pengumpulan piutang dan kebijakan

kreditnya. Pengertian rasio keuangan ini adalah untuk mengukur efektivitas

pengelolaan piutang. Semakin tinggi tingkat perputarannya semakin efektif

pengelolaan piutangnya.

 Perputaran Persediaan, menggambarkan likuiditas perusahaan, yaitu dengan

cara mengukurefisiensi perusahaan dalam mengelola dan menjual persediaan

yang dimiliki oleh perusahaan. Rasio ini mengukur efektivitas pengelolaan

persediaan. Semakin tinggi tingkat perputarannya semakin efektif pengelolaan

persediaanya.

 Perputaran Aktiva Tetap, merupakan cara mengukur sejauh mana kemampuan

perusahaan menghasilkan penjualan berdasarkan aktiva tetap yang dimiliki

perusahaan. Rasio ini memperlihatkan sejauh mana efektivitas perusahaan

menggunakan aktiva tetapnya. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin efektif

proporsi aktiva tetap tersebut.

 Perputaran Total Aktiva, merupakan rasio yang menghitung efektivitas

penggunaan total aktiva. Rasio yang tinggi biasanya menunjukkan manajemen

yang baik, sebaliknya rasio yang rendah harus membuat manajemen

mengevaluasi strategi, pemasarannya, dan pengeluaran investasi atau

modalnya.
c. Rasio Solvabilitas (Solvability Ratio) Pengertian, tujuan dari analisis rasio keuangan

solvabilitas ini adalah menunjukkan tingkat efektivitas penggunaan aktiva atau

kekayaan perusahaan kepada Anda. Rasio keuangan yang digunakan adalah:

 Rasio Utang terhadap Aktiva atau Total Debt to Asset Ratio adalah mengukur

seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang atau seberapa besar

hutang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva. Rasio ini

menunjukkan sejauh mana utang dapat ditutupi oleh aktiva. Semakin kecil

rasionya semakin aman (solvable). Porsi utang terhadap aktiva harus lebih

kecil.

 Rasio Utang terhadap Ekuitas atau Total Debt to Equity Ratio menunjukkan

hubungan antara jumlah utang jangka panjang dengan jumlah modal sendiri

yang diberikan oleh pemilik perusahaan yang berguna untuk mengetahui

jumlah dana yang disediakan kreditur dengan pemilik perusahaan. Bagi

perusahaan, besarnya utang tidak boleh melebihi modal sendiri agar beban

tetapnya tidak terlalu tinggi. Semakin kecil porsi utang terhadap modal,

semakin aman.

d. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio) Pengertian, tujuan dari analisis rasio

keuangan profabilitas ini adalah menunjukkan tingkat imbalan atau perolehan

(keuntungan) dibanding penjualan atau aktiva. Analisis ini dapat dilakukan dengan

menggunakan rasio profitabilitas sebagai berikut:

 Margin Laba Kotor atau Gross Profit Margin merupakan ukuran persentase

dari setiap hasil sisa penjualan sesudah perusahaan membayar harga pokok

penjualan.

 Margin Laba Operasi atau Operating Profit Margin merupakan ukuran

persentase dari setiap hasil sisa penjualan sesudah semua biaya dan
pengeluaran lain dikurangi kecuali bunga dan pajak, atau laba bersih yang

dihasilkan dari setiap rupiah penjualan.

 Margin Laba Bersih atau Net Profit Margin merupakan ukuran persentase dari

setiap hasil sisa penjualan sesudah dikurangi semua biaya dan pengeluaran,

termasuk bunga dan pajak.

 Return On Investment (ROI) merupakan kemampuan perusahaan untuk

menghasilkan keuntungan yang akan digunakan untuk menutup investasi yang

dikeluarkan. Laba yang digunakan untuk mengukur rasio ini adalah laba

bersih setelah pajak atau EAT.

 Rentabilitas Ekonomis atau Return On Assets merupakan kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimiliki oleh

perusahaan. Rasio ini mengukur tingkat keuntungan (EBIT) dari aktiva yang

digunakan. Semakin besar rasionya semakin baik.

e. Rasio Investasi (Invesment Ratio) Pengertian rasio investasi adalah merupakan rasio

yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memberikan kembalian atau imbalan

kepada para pemberi dana, khususnya investor yang ada di pasar modal dalam jangka

waktu tertentu. Tujuan dari analisis rasio keuangan tersebut memiliki nilai manfaat

bagi para investor sesuai fungsi laporan keuangan bagi investor untuk menilai kinerja

sekuritas saham di pasar modal.

3.2. Alat Analisis Laporan Keuangan

Teknik analisis keuangan yang paling umum digunakan adalah sebagai berikut:

1. Pernyataan Perbandingan: Ini adalah pernyataan yang menunjukkan profitabilitas

dan posisi keuangan suatu perusahaan untuk periode waktu yang berbeda dalam

bentuk komparatif untuk memberikan gambaran tentang posisi dua periode atau

lebih. Hal ini biasanya berlaku untuk dua laporan keuangan penting, yaitu, neraca
dan laporan laba rugi yang disusun secara komparatif membentuk. Data

keuangan akan menjadi komparatif hanya jika akuntansi yang sama prinsip-

prinsip yang digunakan dalam mempersiapkan pernyataan-pernyataan ini. Jika

tidak demikian, penyimpangan dalam penggunaan prinsip akuntansi harus

disebutkan sebagai: sebuah catatan kaki. Angka komparatif menunjukkan tren

dan arah keuangan posisi dan hasil operasi. Analisis ini juga dikenal sebagai

'horizontal' analisis'.

2. Pernyataan Ukuran Umum: Ini adalah pernyataan yang menunjukkan hubungan

komponen yang berbeda dari laporan keuangan dengan item umum dengan

mengekspresikan setiap komponen sebagai persentase dari komponen umum

tersebut. Persentase yang dihitung dapat dengan mudah dibandingkan dengan

hasil persentase yang sesuai dari tahun sebelumnya atau beberapa perusahaan

lain, seperti: nomor dibawa ke basis umum. Pernyataan seperti itu juga

memungkinkan analis untuk membandingkan karakteristik operasi dan

pembiayaan dari dua

3. perusahaan dengan ukuran berbeda dalam industri yang sama. Jadi, ukuran

umum pernyataan berguna, keduanya, dalam perbandingan intra-perusahaan

selama tahun yang berbeda dan juga dalam membuat perbandingan antar

perusahaan untuk tahun yang sama atau untuk beberapa tahun bertahun-tahun.

Analisis ini juga dikenal sebagai 'Analisis vertikal'.

4. Analisis Tren: Ini adalah teknik mempelajari hasil operasional dan posisi

keuangan selama beberapa tahun. Menggunakan data tahun-tahun sebelumnya

dari perusahaan bisnis, analisis tren dapat dilakukan untuk mengamati persentase

perubahan dari waktu ke waktu dalam data yang dipilih. Persentase tren adalah

hubungan persentase, di mana setiap item dari tahun yang berbeda menanggung
komponen yang sama pada tahun dasar. Analisis tren penting karena, dengan

jangka panjang, ini mungkin menunjukkan perubahan mendasar dalam sifat

bisnis. Dengan melihat tren dalam rasio tertentu, seseorang dapat menemukan

apakah rasio jatuh, naik atau tetap relatif konstan. Dari pengamatan ini, masalah

terdeteksi atau tanda manajemen yang baik atau buruk terdeteksi.

5. Analisis Rasio: Ini menggambarkan hubungan signifikan yang ada antara

berbagai item neraca dan laporan laba rugi dan kerugian suatu perusahaan.

Sebagai teknik analisis keuangan, rasio akuntansi mengukur signifikansi

komparatif dari masing-masing pos pendapatan dan pernyataan posisi. Adalah

mungkin untuk menilai profitabilitas, solvabilitas dan efisiensi suatu perusahaan

melalui teknik analisis rasio.

6. Analisis Arus Kas: Ini mengacu pada analisis pergerakan uang tunai yang

sebenarnya masuk dan keluar dari suatu organisasi. Aliran uang tunai ke dalam

bisnis disebut sebagai arus kas masuk atau arus kas positif dan arus kas keluar

dari perusahaan adalah disebut arus kas keluar atau arus kas negatif. Perbedaan

antara arus kas masuk dan arus kas keluar adalah arus kas bersih. Laporan arus

kas adalah siap untuk memproyeksikan cara di mana uang tunai telah diterima

dan telah digunakan selama tahun akuntansi karena menunjukkan sumber

penerimaan kas dan juga tujuan pembayaran dilakukan. Dengan demikian, itu

merangkum penyebab perubahan posisi kas bisnis perusahaan antara tanggal dua

neraca.
BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

4.2. Saran

DAFTAR PUSTAKA

S. Munawir. 2014. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta : Liberty.

Manahan P. Tampubolon (2005), Manajemen Keuangan, Ghalia Indonesia, Bogor.

Sundjaja, Inge Barlian. 2003. Manajemen Keuangan. Jakarta: Literata Lintas Media.

M.Hanafi, Mahmuh, Abdul Halim, 2005, Analisis Laporan Keuangan, Unit Percetakan-

YKPN, Yogyakarta. Martono dan Harjito, A. 2003. Manajemen Keuangan I. Edisi 5. Jakarta:

Lintas

Media

Anda mungkin juga menyukai