Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PRAKTIKUM

PENYEHATAN PEMUKIMAN
PENILAIAN RUMAH SEHAT

Dosen pengampu :
Salbiah K, SE, MPH

Instuktur :
Prinanti Anggraini Sinubun, S. Tr KL

Disusun oleh: Kelompok 1


Fara Afrani Zalfa 201011007
Olivia Stefanny 201011016
Gloria Freicellina Oroh 201011009
Herawati Putri 201011010
Rio Saputra 201011017

PRODI SANITASI
PROGRAM DIPLOMA TIGA
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
POLTEKKES KEMENKES PONTIANAK
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan pada Tuhan Yang Maha Esa atas Kuasa-Nya
yang telah memberikan segala nikmat dan kesempatan sehingga penulis dapat
menyusun laporan yang membahas penyehatan pemukiman yaitu rumah sehat
tepat pada waktunya.
Dengan terselesaikannya laporan ini, perkenankan pula kami untuk
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Didik Hariyadi, S.Gz, M.Si selaku Direktur Poltekkes Kemenkes
Pontianak.
2. Ibu Nurul Amaliyah, S.K.M, M.Kes selaku Ketuia Jurusan Kesehatan
Lingkungan Poltekkes Kemenkes Pontianak.
3. Bapak Dr. Malik Saepudin, SKM, M.Kes selaku Ketua Prodi Diploma Tiga
Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Pontianak.
4. Ibu Salbiah K, SE, MPH selaku dosen mata kuliah Penyehatan Pemukiman
yang penuh kesabaran dan perhatiannya dalam memberikan bimbingan
sehingga laporan ini terselesaikan dengan baik.
5. Seluruh teman-teman sekalian yang telah banyak membantu, serta semua
pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu
dan bekerja sama dalam penyusunan laporan ini.
Laporan ini disadari penulis masih banyak kekurangan dan kelemahannya,
baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Untuk itu kritik dan saran dari
pembaca sangat diperlukan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga laporan ini
bisa memberikan manfaat bagi penulis dan pihak lain yang membutuhkan,
khususnya mahasiswa/i dari Politeknik Kesehatan Kemenkes Pontianak Jurusan
Kesehatan Lingkungan.

Pontianak, 6 November 2022

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Tujuan Praktikum......................................................................................1
1. Tujuan Umum............................................................................................1
2. Tujuan Khusus...........................................................................................2
C. Manfaat Praktikum....................................................................................2
BAB II DASAR TEORI.........................................................................................3
A. Pengertian Rumah Sehat...........................................................................3
B. Persyaratan Rumah Sehat..........................................................................3
BAB III METODOLOGI......................................................................................8
A. Alat............................................................................................................8
B. Bahan.........................................................................................................8
C. Cara Kerja..................................................................................................8
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................9
A. Hasil Praktikum.........................................................................................9
B. Pembahasan.............................................................................................12
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................22
A. Kesimpulan..............................................................................................22
B. Saran........................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................23
LAMPIRAN..........................................................................................................24

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rumah adalah tempat untuk melepaskan Lelah, tempat bergaul, dan
membina rasa kekeluargaan diantara anggota keluarga, tempat berlindung
keluarga dan menyimpan barang berharga dan juga sebagai status lambang
sosial. Rumah sebagai bangunan merupakan bagian dari suatu permukiman
yang utuh, tidak semata-mata sebagai tempat bernanung dan melindungi diri
dari segala bahaya, gangguan, dan pengaruh fisik belaka, melainkan juga
nerupakan tempat tinggal, tempat beristirahat setelah menjalani perjuangan
hidup sehari-hari.
Rumah selain berfungsi sebagai pelindung terhadap gangguan
alam/cuaca dan makhluk lainnya, rumah juga memiliki peran social budaya
sebagai pusat Pendidikan keluarga, persemaian budaya dan nilai kehidupan,
penyiapan generasi muda, dan sebagai manifestasi jati diri. Lingkungan
permukiman adalah Kawasan perumahan dalam berbagai bentuk dan ukuran
dengan penataan tanah dan ruang, prasarana dan sarana lingkungan yang
terstruktur.
Rumah sehat merupakan rumah yang memenuhi kriteria minimal
seperti akses airminum, akses jamban sehat, lantai, ventilasi, dan
pencahayaan. Pemukiman sehat berasal dari rumah sehat yang dibangun oleh
masyarakat yang ada di pemukiman tersebut.

B. Tujuan Praktikum
1. Tujuan Umum
Agar mahasiswa dapat mengetahui kondisi fasilitas sanitasi dan
melakukan penilaian hasil pemeriksaan inspeksi sanitasi Pasar
Flamboyan dengan menggunakan form sanitasi pasar.

1
2. Tujuan Khusus
a. Mendeskripsikan kesehatan lingkungan perumahan yang berada
di Gg. Selamat 6
b. Mendeskripsikan kesehatan rumah tinggal pada perumahan yang
berada di Gg. Selamat 6
c. Mendeskripsikan sarana sanitasi pada perumahan yang berada di
Gg. Selamat 6
d. Mendeskripsikan binatang penular penyakit pada perumahan
yang berada di Gg. Selamat 6
e. Mendeskripsikan perilaku penghuni pada perumahan yang
berada di Gg. Selamat 6

C. Manfaat Praktikum
1. Mahasiswa dapat menilai lewat form penyehatan rumah mengenai
keadaan dan fasilitas yang ada di rumah warga teluk selamat 6.
2. Mengetahui aspek yang dipersyaratkan dalam rumah sehat.
3. Mengetahui permasalahan rumah warga dari segi kesehatan
lingkungan rumah.

2
BAB II
DASAR TEORI

A. Pengertian Rumah Sehat


Rumah adalah bangunan yang berfiungsi sebagai tempat tinggal atau
hunian dan sarana pembinaan keluarga. Perumahan adalah kelompok rumah
yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian
yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana lingkungan (Kemenkes RI,
1999).
Rumah sehat merupakan rumah yang memenuhi kriteria minimal,
seperti akses air minum, akses jamban sehat, lantai, ventilasi dan
pencahayaan. Selain itu, rumah dapat dikatakan sebagai rumah sehat apabila
memenuhi beberapa persyaratan yang telah ditetapkan (Habib, 2022).
Kesehatan perumahan adalah lokasi fisik, kimia dan biologic di dalam
rumah, di lingkungan rumah, dan perumahan, sehingga memungkinkan
penghuni atau masyarakat memperoleh derajat kesehatan yang optimal
(Kemenkes RI, 1999).

B. Persyaratan Rumah Sehat


Persyaratan kesehatan perumahan adalah ketetapan atau ketentuan
teknis kesehatan yang wajib dipenuhi dalam rangka melindungi penghuni
rumah, masyarakat uyang bermukim di perumahan, dan atau masyarakat
sekitarnya dari bahaya atau gangguan kesehatan (Kemenkes RI, 1999).
Persyaratan rumah sehat dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Lokasi
a. Tidak terletak pada daerah rawan bencana alam seperti
bantaran sungai, aliran lahar, gelombang tsunami,
longsor, dan sebagainya.
b. Tidak terletak pada daerah bekas temoat pembuangan
akhir sampah dan bekas lokasi pertambangan.
c. Tidak terletak pada daerah rawan kecelakaan dan
daerah kebakaran seperti jalur pendaratan penerbangan.

3
2. Kualitas udara, kebisingan dan getaran
a. Tingkat kebisingan di lokasi tidak melebihi 45-55dbA.
b. Gas berbau (H2S dan NH3) secara biologis tidak
terdeteksi.
c. Partikel debu diameter 10µg tidak melebihi 150µg/m3.
d. Gas SO2 tidak melebihi 0,10 ppm.
e. Debu terendap tidak melebihi 350 mm3/m2 perhari.
f. Tingkat getaran di lingkungan perumahan harus
memenuhi maksimal 10 mm/detik.
3. Kualitas tanah
a. Timah hitam (Pb) maksimal 300 mg/kg.
b. Arsenik total maksimal 100 mg/kg.
c. Cadmium (Cd) maksimal 20 mg/kg.
d. Benzo (a) pyrene maksimal 1 mg/kg.
4. Kualitas air tanah
Kualitas air tanah pada daerah perumahan minimal harus
memenuhi persyaratan air baku, air minum (golongan B),
sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
5. Sarana dan prasarana lingkungan
a. Memiliki taman bermain untuk anak, sarana rekreasi
keluarga dengan konstruksi yang aman dari
kecelakaan.
b. Memiliki sarana drainase yang tidak menjadi tempat
perindukan vector penyakit dan memenuhi persyaratan
teknis sesuai dengan ketentuan perundang-undangan
yang berlaku.
c. Memiliki sarana jalan lingkungan dengan ketentuan
sebagai berikut:
1) Konstruksi jalan tidak membahayakan
kesehatan.
2) Kontruksi trotoar jalan tidak membahayakan
pejalan kaki dan penyandang cacat.

4
3) Bila ada jembatan harus diberi pagar
pengaman.
4) Lampu penerangan jalan tidak menyilaukan.
d. Tersedia sumber air bersih yang menghasilkan air
secara cukup sepanjang waktu dengan kualitas air yang
memenuhi persyaratan kesehatan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
e. Pengelolaan pembuangan kotoran manusia dan limbah
rumah tangga harus memenuhi persyaratan kesehatan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
f. Pengelolaan pembuangan sampah rumah tangga harus
memenuhi persyaratan kesehatan, sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
g. Memiliki akses terhadap sarana pelayanan umum dan
social seperti keamanan kesehatan, komunikasi, tempat
kerja, tempat hiburan, tempat pendidikan kesenian, dan
lain sebagainya.
h. Pengaturan instalasi listrik harus memenuhi keamanan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
i. Tempat pengelolaan makanan (TPM) harus menjamin
tidak terjadinya kontaminasi yang dapat menimbulkan
keracunan, sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
6. Binatang penular penyakit
a. Indeks lalat di lingkungan perumahan harus memenuhi
persyaratan perundang-undangan yang berlaku.
b. Indeks jentik nyamuk (angka bebas jentik) di
perumahan tidak melebihi 5%.
7. Penghijauan

5
Pepohonan untuuk penghijauan di lingkungan perumahan
merupakan pelindung dan juga berfungsi untuk kesejukan,
keindahan dan kelestarian alam.
8. Bahan bangunan
a. Tidak terbuat dari bahan yang dapat melepas zat-zat
yang dapat membahayakan kesehatan, antara lain
sebagai berikut:
1) Debu total tidak lebih dari 150µg/m3.
2) Asbes bebas tidak melebihi 0,5 fiber/m/3/4 jam.
3) Timah hitam tidak melebihi 300 mg/kg.
b. Tidak terbuat dari bahan yang dapat menjadi tumbuh
dan berkembangnya mikroorganisme pathogen.
9. Komponen dan penataan ruang rumah
a. Lantai kedap air, dan mudah dibersihkan.
b. Dinding:
1) Di ruang tidur, ruang keluarga dilengkapi
dengan sarana ventilasi untuk pengaturan
sirkulasi udara.
2) Di kamar mandi dan tempat cuci harus kedap
air, dan mudah dibersihkan.
c. Langit-langit harus mudah dibersihkan dan tidak rawan
kecelakaan.
d. Bumbungan rumah yang memiliki tinggi 10 meter atau
lebih harus dilengkapi dengan penangkal petir,
e. Ruang di dalam rumah harus ditata agar berfungsi
sebagai ruang tamu, ruang keluarga, ruang makan,
ruang tidur, ruang dapur, ruang mandi, ruang bermain
anak.
f. Ruang dapur harus dilengkapi dengan sarana
pembuangan asap.
10. Pencahayaan

6
Pencahayaan alam dan/atau buatan yang langsung maupun
tidak langsung dapat menerangi seluruh ruangan minimal
intensitasnya 60 lux, dan tidak menyilaukan.
11. Kualitas udara
a. Suhu udara nyaman berkisar 18°C sampai dengan
30°C.
b. Kelembaban udara berkisar antara 40% sampai 70%.
c. Konsentrasi gas SO2 tidak melebihi 0,10 ppm/24 jam.
d. Pertukaran udara 5 kaki kubik per menit per penghuni.
e. Konsentrasi gas CO tidak melebihi 100 ppm/8 jam.
f. Konsentrasi gas formaldehid tidak melebihi 120
mg/m3.
12. Ventilasi
Luas penghawaan atai ventilasi alamiah yang permanen
minimal 10% dari luas lantai.
13. Binatang penular penyakit
Tidak ada tikus bersarang di dalam rumah.
14. Air
a. Tersedia sarana air bersih dengan kapasitas minimal 60
liter/hari/orang.
b. Kualitas air harus memenuhi persyaratan kesehatan air
bersih dan/atau air minum sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
15. Tersedianya sarana penyimpanan makanan yang aman
16. Limbah
a. Limbah cair yang berasal dari rumah tidak mencemari
sumber air, tidak menimbulkan bau, dan tidak
mencemari permukaan tanah.
b. Limbah padat harus dikelola agar tidak menimbulkan
bau, pencemaran terhadap permukaan tanah serta air
tanah.
17. Kepadatan hunian rumah tidur

7
Luas ruang tidur minimal 8 meter, dan tidak dianjurkan
digunakan lebih dari 2 orang tidur dalam satu ruang tidur,
kecuali anak di bawah umur 5 tahun.

8
BAB III
METODOLOGI

A. Alat
1. Buku;
2. Pulpen; dan
3. Handphone (alat dokumentasi);

B. Bahan
1. Formulir penilaian rumah sehat.

C. Cara Kerja
1. Melakukan pengamatan lokasi kegiatan;
2. Melakukan wawancara kepada salah satu pemilik rumah yang
berwenang terkait variabel yang ada di formulir pemeriksaan;
3. Mengisi nilai pada formulir penilaian sesuai petunjuk yang berlaku;
dan
4. Melakukan dokumentasi pada tempat-tempat yang dirasa perlu.

9
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Praktikum
KUISIONER PENILAIAAN RUMAH SEHAT

NAMA KK ALAMAT KK KELURAHAN Siantan hilir


1. Agus Arianto Jl. Tlk. Selamat Gg. Selamat 6 KECAMATAN Pontianak utara
2. Iwan Setiawan Jl. Tlk. Selamat Gg. Selamat 6 RT/RW RT 01 / RW 12
3. Mudani Jl. Tlk. Selamat Gg. Selamat 6 TANGGAL 31- 10 - 2022
4. M. Iqbal Wijaya Jl. Tlk. Selamat Gg. Selamat 6 NAMA/ TTD PETUGAS Kelompok 1
5. Samson Jl. Tlk. Selamat Gg. Selamat 6
6. Herwindo Jl. Tlk. Selamat Gg. Selamat 6
7. Heri Irawan Jl. Tlk. Selamat Gg. Selamat 6
8. Benhar Jl. Tlk. Selamat Gg. Selamat 6
9. Mulyadi Jl. Tlk. Selamat Gg. Selamat 6
10. Ilhm Hasiah Jl. Tlk. Selamat Gg. Selamat 6

KOMPONEN
NO KRITERIA NILAI BOBOT HASIL PENILAIAN KK
YANG DINILAI
I. PERSYARATAN KESEHATAN LINGKUNGAN PERUMAHAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Terletak di daerah rawan
a bencana seperti aliran sungai, 0 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
1 LOKASI aliran lahar, tanah longsor,
Memenuhi sayarat (Tidak
b 1
Terletak di daerah rawan
Tidak memenuhi syarat apabila
a salah satu komponen dibawah ini 0
2 Kualitas udara tidak terpenuhi: ~Debu dengan
b Memenuhi syarat 1

Tidak memenuhi syarat apabila


salah satu komponen dibawah ini
a tidak terpenuhi: 0
kebisingan & -Kebisingan 55 dB.A -getaran≤
3 10 mm/detik)
getaran
Memenuhi syarat apabila:
b 1
Kebisingan 55 dB.A
c -getaran 10 mm/detik) 1

a Tidak memiliki sarana sama sekali 0

miliki taman bermain untuk anak,


sarana rekreasi keluarga dengan 15
b 1
konstruksi yang aman dari
kecelakaan
c Ada Lampu Penerangan Jalan 2 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Memiliki sarana drainase yang
d tidak menjadi tempat perindukan 2
vektor penyakit
Prasarana dan Memiliki: - sarana jalan
4 Sarana lingkungan dengan ketentuan
lingkungan konstruksi jalan tidak
mengganggu kesehatan, -
e 3
Konstruksi trotoar tidak
membahayakan pejalan kaki dan
penyandang cacat,- Jembatan
harus memiliki pagar pengaman
Tempat pengelolaan makanan
(TPM) harus menjamin tidak
f terjadi kontaminasi makanan 2
vang dapat menimbulkan
keracunan.
a Tidak terdapat pohon 0
5 Penghijauan
b Terdapat pohon 1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

10
II. PERSYARATAN KESEHATAN RUMAH TINGGAL
Terbuat dari bahan yang dapat
Bahan Bangunan a menjadi tumbuh kembangnya 0
mikroorganisme patogen)
1 Tidak Terbuat dari bahan yang
dapat menjadi tumbuh
b 1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
kembangnya mikroorganisme
patogen)
Komponen penataan ruangan
a Tanah 0
Papan/Anyaman bambu dengan
a.Lantai b dekat tanah/plesteran yang retak 1
dan berdebu
Di plester/Ubin/Keramik/ papan
c 2 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
(rumah panggung)
a Bukan tembok 0
b. Dinding b semi permanen 1
c Permanen 2 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
a Tidak ada 0
2
c. Langit langit b Ada, Kotor 1
c Ada, bersih 2 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Ruang tidak tertata dan tidak
a 0
sesuai peruntukannya
d. Ruang
Ruang di tata dan sesuai dengan
b 1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
peruntukannya 20
Tidak memiliki sarana
a 0
pembuangan asap
Memiliki sarana pembuangan
e. Dapur b 1
asap
Memiliki sarana pembuangan
c 2 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
asap dan jendela
a Tidak ada 0
3 Pencahayaan b Ada < 60 lux 1
c Ada > 60 lux 2
Suhu udara tidak memenuhi
a 0
syarat
susu udara memenuhi syarat
4 Kualitas udara b 2
18oC - 30oC
Kelembapan Memenuhi syarat
c 2
kelembapan udara 40%-70%
a Tidak ada 0
Ada, luas ventilasi permanen <
b 1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Penghawaan 10% dari luas lantai
5
(ventilasi) Ada, luas ventilasi permanen >
c 2
10% dari luas lantai
d Ventilasi buatan (AC) 3
a Hasil Ukur < 8m2/orang 0
Kepadatan hasil ukur minimal 8m2/orang +
6 b 1 √ √ √
Hunian anak usia dibawah 5 tahun
c Hasil ukur > 8m2/orang 2 √ √ √ √ √ √ √

11
III. SARANA SANITASI
Sarana Air a Air tanah 0
Minum air isi
1 b Air hujan/PDAM 1 √ √ √ √ √
ulang / PAH
(PDAM) c Air Isi ulang 2 √ √ √ √ √
a Air Parit tanpa diolah 0 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Penyediaan air b Air tanah tanpa diolah 1


2
bersih Air tanah diolah/ PDAM dengan
c 2
Kapasitas 60 liter/orang/hari
Tidak tersedia sarana
a 0
penyimpanan makanan
Tersedia sarana penyimpanan
Sarana
makanan yang aman (lemari
3 Penyimapanan
tempat penyimpanan makanan,
makanan b 1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Meja makan dilengkapi tudung
saji, wadah-wadah makanan
yang dilengkapi tutup)
Tidak ada, sehingga tergenang
a 0
tidak teratur dihalaman rumah
Ada diresapkan tetapi mencemari
b 1
sumber air (< 10 m)
Sarana
c Ada, dialirkan ke selokan terbuka 2 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
4 Pembuangan Air
Limbah Ada, Diresapkan, tidak
d 3 30
mencemari sumber air (10m)

Ada, dialirkan ke selokan


e 4
tertutup untuk diolah lebih lanjut

a Tidak ada 0

Ada, bukan leher angsa/leher


b angsa, tidak ada tutup, 0
disalurkan ke sungai/kolam/parit
5 Jamban / WC Ada, bukan leher angsa ada
c 1
tutup, disalurkan ke sumur gali
Ada, leher angsa, disalurkan ke
d 2
sumur gali.
Ada, leher angsa, ada tangki
e 3 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
septik
a Tidak ada 0
Sarana Ada, tidak kedap air, tidak
b 1
6 Pembuanagn tertutup
sampah c Ada, kedap air, tidak tertutup 2 √ √ √ √ √ √
d Ada , Kedap air, tertutup 3 √ √ √ √
a Hasil Ukur < 8m2/orang 0
Kepadatan hasil ukur minimal 8m2/orang +
7. b 1 √ √ √
Penduduk anak usia dibawah 5 tahun
c Hasil ukur > 8m2/orang 2 √ √ √ √ √ √ √

12
IV. Bianatang Penular Penyakit
Jentik Nyamuk a Terdapat jenitk pada kontainer 0 √ √ √ √ √
1 Tidak Terdapat jenitk pada
b 1 √ √ √ √ √
kontainer
20
Lalat a Terdapat lalat >2 0 √ √ √ √ √ √ √ √
2
b Terdapat lalat <2 1 √ √
Tikus a Terdapat tikus 0 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
3
b tidak terdapat tikus 1
V. Perilaku penghuni
a Tidak pernah di buka 0
Membuka jendela
1 b jarang di buka 1 √
kamar tidur
c Setiap hari di buka 2 √ √ √ √ √ √ √ √ √
a Tidak pernah di buka 0
Membuka jendela
2 b Kadang Kadang di buka 1 √
ruang Keluarga
c Setiap hari di buka 2 √ √ √ √ √ √ √ √ √

Membersihkan a Tidak membersihkan Rumah 0


3 rumah dan ruang b Kadang-Kadang 1
keluarga c Setiap hari 2 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
a Dibuang ke pekarangan rumah 0 15
Membuang tinja
4 b Dibuang ke TPS 1
bayi dan balita
c Dibuang di jamban 2 √ √ √
a Dibuang ke pekarangan rumah 0
Penanganan
5 b Dibuang ke TPS Setiap hari 1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
sampah
c Dipilah dan di olah lebih lanjut 2
a > 1 Bulan sekali 0
Menguras bak
6 b 2 minggu sekali 1 √ √ √ √ √ √ √
kamar mandi
c Seminggu sekali 2 √ √ √
a Kadang kadang 0 √ √ √
7 Menutup PAH
b Selalu menutup PAH 1 √ √ √ √ √ √ √

Total SKOR 3682


SKOR Hasil 826 825 790 775 790 740 725 790 795 780
SKOR Hasil / Skor Total * 100 Presentase = 22.43% 22.41% 21.46% 21.05% 21.46% 20.10% 19.69% 21.46% 21.59% 21.18%

B. Pembahasan
Rumah adalah struktur fisik atau bangunan untuk tempat berlindung
dimana lingkungan yang sehat berguna untuk Kesehatan jasmani dan rohani
serta keadaan sosialnya baik demi Kesehatan keluarga dan individu. Untuk
rumah sehat adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau
hunian dan sarana pembinaan keluarga.
Pada praktek lapangan yang kami lakukan tanggal 30 oktober 2022
untuk Rt 1/ Rw 12, Gg. Selamat 6 mengenai kondisi gangnya terdapat 10
buah rumah yang dimana letak rumah berhadap-hadapan (terdapat 2 buah
toko, 1 tempat sarana pengisian air minum isi ulang), untuk lokasinya mudah
terkena banjir karena dekat dengan aliran air sungai. Pada saat kami turun
dilapangan air mulai naik dan mengenangi jalanan, air mulai masuk dirumah
warga yang menyebabkan banjir disetiap rumah. Pada tiap rumahnya tidak
memenuhi persyaratan kriteria standar rumah sehat dengan komponen yang

13
terdiri dari komponen rumah, sarana sanitasi dan prilaku penghuni. Tidak
memenuhi syaratnya kriteria standar rumah sehat dikarenakan adanya
beberapa faktor, terdiri dari masalah ekonomi dan kurangnya pemahaman
tentang rumah sehat. komponen untuk penilaian rumah sehat dapat dijelaskan
sebagai berikut :
1. Untuk menjelasakan persyaratan kesehatan lingkungan perumahan:
a. Rumah 1; untuk lokasi terletak pada daerah rawan bencana
seperti aliran air sungai, untuk pengukuran kualitas udara
tidak dilakukan karena tidak ada alat pengukur kualitas
udara, untuk pengukuran kebisingan dan getaran tidak
dilakukan karena tidak ada alat, untuk prasarana dan sarana
lingkungan kami mendapatkan adanya lampu penerangan
jalan, untuk penghijauan terdapat pepohonan pada tiap
rumah warga.
b. Rumah 2 ; untuk lokasi terletak pada daerah rawan bencana
seperti aliran air sungai, untuk pengukuran kualitas udara
tidak dilakukan karena tidak ada alat pengukur kualitas
udara, untuk pengukuran kebisingan dan getaran tidak
dilakukan karena tidak ada alat, untuk prasarana dan sarana
lingkungan kami mendapatkan adanya lampu penerangan
jalan, untuk penghijauan terdapat pepohonan pada tiap
rumah warga.
c. Rumah 3 ; untuk lokasi terletak pada daerah rawan bencana
seperti aliran air sungai, untuk pengukuran kualitas udara
tidak dilakukan karena tidak ada alat pengukur kualitas
udara, untuk pengukuran kebisingan dan getaran tidak
dilakukan karena tidak ada alat, untuk prasarana dan sarana
lingkungan kami mendapatkan adanya lampu penerangan
jalan, untuk penghijauan terdapat pepohonan pada tiap
rumah warga.
d. Rumah 4 ; untuk lokasi terletak pada daerah rawan bencana
seperti aliran air sungai, untuk pengukuran kualitas udara

14
tidak dilakukan karena tidak ada alat pengukur kualitas
udara, untuk pengukuran kebisingan dan getaran tidak
dilakukan karena tidak ada alat, untuk prasarana dan sarana
lingkungan kami mendapatkan adanya lampu penerangan
jalan, untuk penghijauan terdapat pepohonan pada tiap
rumah warga.
e. Rumah 5 ; untuk lokasi terletak pada daerah rawan bencana
seperti aliran air sungai, untuk pengukuran kualitas udara
tidak dilakukan karena tidak ada alat pengukur kualitas
udara, untuk pengukuran kebisingan dan getaran tidak
dilakukan karena tidak ada alat, untuk prasarana dan sarana
lingkungan kami mendapatkan adanya lampu penerangan
jalan, untuk penghijauan terdapat pepohonan pada tiap
rumah warga.
f. Rumah 6 ; untuk lokasi terletak pada daerah rawan bencana
seperti aliran air sungai, untuk pengukuran kualitas udara
tidak dilakukan karena tidak ada alat pengukur kualitas
udara, untuk pengukuran kebisingan dan getaran tidak
dilakukan karena tidak ada alat, untuk prasarana dan sarana
lingkungan kami mendapatkan adanya lampu penerangan
jalan, untuk penghijauan terdapat pepohonan pada tiap
rumah warga.
g. Rumah 7 ; untuk lokasi terletak pada daerah rawan bencana
seperti aliran air sungai, untuk pengukuran kualitas udara
tidak dilakukan karena tidak ada alat pengukur kualitas
udara, untuk pengukuran kebisingan dan getaran tidak
dilakukan karena tidak ada alat, untuk prasarana dan sarana
lingkungan kami mendapatkan adanya lampu penerangan
jalan, untuk penghijauan terdapat pepohonan pada tiap
rumah warga.
h. Rumah 8 ; untuk lokasi terletak pada daerah rawan bencana
seperti aliran air sungai, untuk pengukuran kualitas udara

15
tidak dilakukan karena tidak ada alat pengukur kualitas
udara, untuk pengukuran kebisingan dan getaran tidak
dilakukan karena tidak ada alat, untuk prasarana dan sarana
lingkungan kami mendapatkan adanya lampu penerangan
jalan, untuk penghijauan terdapat pepohonan pada tiap
rumah warga.
i. Rumah 9 ; untuk lokasi terletak pada daerah rawan bencana
seperti aliran air sungai, untuk pengukuran kualitas udara
tidak dilakukan karena tidak ada alat pengukur kualitas
udara, untuk pengukuran kebisingan dan getaran tidak
dilakukan karena tidak ada alat, untuk prasarana dan sarana
lingkungan kami mendapatkan adanya lampu penerangan
jalan, untuk penghijauan terdapat pepohonan pada tiap
rumah warga.
j. Rumah 10 ; untuk lokasi terletak pada daerah rawan
bencana seperti aliran air sungai, untuk pengukuran kualitas
udara tidak dilakukan karena tidak ada alat pengukur
kualitas udara, untuk pengukuran kebisingan dan getaran
tidak dilakukan karena tidak ada alat, untuk prasarana dan
sarana lingkungan kami mendapatkan adanya lampu
penerangan jalan, untuk penghijauan terdapat pepohonan
pada tiap rumah warga.
2. Untuk menjelaskan persyaratan Kesehatan rumah tinggal :
a. Rumah 1 ; untuk bahan bangunan tidak terbuat dari bahan
yang dapat menjadi tumbuh kembangnya mikroorganisme
pathogen, untuk penataan seperti ( rungan pada lantai
menggunakan keramik, memiliki dinding permanen, ada
memiliki langit-langit yang bersih, ruangan ditata dan
sesuai dengan peruntukannya, dapur memiliki sarana
pembuangan asap dan jendela ), pada pencahayaan dan
kualitas udara tidak diketahui, untuk penghawaan ( ventilasi
) terdapat luas ventilasi permanen <10% dari luas lantai,

16
untuk kepadatan hunian pada hasil ukur minimal 8
m2/orang + anak usia dibawah 5 tahun.
b. Rumah 2 ; untuk bahan bangunan tidak terbuat dari bahan
yang dapat menjadi tumbuh kembangnya mikroorganisme
pathogen, untuk penataan seperti ( rungan pada lantai
menggunakan keramik, memiliki dinding permanen, ada
memiliki langit-langit yang bersih, ruangan ditata dan
sesuai dengan peruntukannya, dapur memiliki sarana
pembuangan asap dan jendela ), pada pencahayaan dan
kualitas udara tidak diketahui, untuk penghawaan ( ventilasi
) terdapat luas ventilasi permanen <10% dari luas lantai,
untuk kepadatan hunian pada hasil ukur > 8 m2/ orang.
c. Rumah 3 ; untuk bahan bangunan tidak terbuat dari bahan
yang dapat menjadi tumbuh kembangnya mikroorganisme
pathogen, untuk penataan seperti ( rungan pada lantai
menggunakan keramik, memiliki dinding permanen, ada
memiliki langit-langit yang bersih, ruangan ditata dan
sesuai dengan peruntukannya, dapur memiliki sarana
pembuangan asap dan jendela ), pada pencahayaan dan
kualitas udara tidak diketahui, untuk penghawaan ( ventilasi
) terdapat luas ventilasi permanen <10% dari luas lantai,
untuk kepadatan hunian pada hasil ukur > 8 m2/ orang.
d. Rumah 4 ; untuk bahan bangunan tidak terbuat dari bahan
yang dapat menjadi tumbuh kembangnya mikroorganisme
pathogen, untuk penataan seperti ( rungan pada lantai
menggunakan keramik, memiliki dinding permanen, ada
memiliki langit-langit yang bersih, ruangan ditata dan
sesuai dengan peruntukannya, dapur memiliki sarana
pembuangan asap dan jendela ), pada pencahayaan dan
kualitas udara tidak diketahui, untuk penghawaan ( ventilasi
) terdapat luas ventilasi permanen <10% dari luas lantai,
untuk kepadatan hunian pada hasil ukur > 8 m2/ orang.

17
e. Rumah 5 ; untuk bahan bangunan tidak terbuat dari bahan
yang dapat menjadi tumbuh kembangnya mikroorganisme
pathogen, untuk penataan seperti ( rungan pada lantai
menggunakan keramik, memiliki dinding permanen, ada
memiliki langit-langit yang bersih, ruangan ditata dan
sesuai dengan peruntukannya, dapur memiliki sarana
pembuangan asap dan jendela ), pada pencahayaan dan
kualitas udara tidak diketahui, untuk penghawaan ( ventilasi
) terdapat luas ventilasi permanen <10% dari luas lantai,
untuk kepadatan hunian pada hasil ukur > 8 m2/ orang.
f. Rumah 6 ; untuk bahan bangunan tidak terbuat dari bahan
yang dapat menjadi tumbuh kembangnya mikroorganisme
pathogen, untuk penataan seperti ( rungan pada lantai
menggunakan keramik, memiliki dinding permanen, ada
memiliki langit-langit yang bersih, ruangan ditata dan
sesuai dengan peruntukannya, dapur memiliki sarana
pembuangan asap dan jendela ), pada pencahayaan dan
kualitas udara tidak diketahui, untuk penghawaan ( ventilasi
) terdapat luas ventilasi permanen <10% dari luas lantai,
untuk kepadatan hunian pada hasil ukur minimal 8
m2/orang + anak usia dibawah 5 tahun.
g. Rumah 7 ; untuk bahan bangunan tidak terbuat dari bahan
yang dapat menjadi tumbuh kembangnya mikroorganisme
pathogen, untuk penataan seperti ( rungan pada lantai
menggunakan keramik, memiliki dinding permanen, ada
memiliki langit-langit yang bersih, ruangan ditata dan
sesuai dengan peruntukannya, dapur memiliki sarana
pembuangan asap dan jendela ), pada pencahayaan dan
kualitas udara tidak diketahui, untuk penghawaan ( ventilasi
) terdapat luas ventilasi permanen <10% dari luas lantai,
untuk kepadatan hunian pada hasil ukur > 8 m2/ orang.

18
h. Rumah 8 ; untuk bahan bangunan tidak terbuat dari bahan
yang dapat menjadi tumbuh kembangnya mikroorganisme
pathogen, untuk penataan seperti ( rungan pada lantai
menggunakan keramik, memiliki dinding permanen, ada
memiliki langit-langit yang bersih, ruangan ditata dan
sesuai dengan peruntukannya, dapur memiliki sarana
pembuangan asap dan jendela ), pada pencahayaan dan
kualitas udara tidak diketahui, untuk penghawaan ( ventilasi
) terdapat luas ventilasi permanen <10% dari luas lantai,
untuk kepadatan hunian pada hasil ukur > 8 m2/ orang.
i. Rumah 9 ; untuk bahan bangunan tidak terbuat dari bahan
yang dapat menjadi tumbuh kembangnya mikroorganisme
pathogen, untuk penataan seperti ( rungan pada lantai
menggunakan keramik, memiliki dinding permanen, ada
memiliki langit-langit yang bersih, ruangan ditata dan
sesuai dengan peruntukannya, dapur memiliki sarana
pembuangan asap dan jendela ), pada pencahayaan dan
kualitas udara tidak diketahui, untuk penghawaan ( ventilasi
) terdapat luas ventilasi permanen <10% dari luas lantai,
untuk kepadatan hunian pada hasil ukur > 8 m2/ orang.
j. Rumah 10 ; untuk bahan bangunan tidak terbuat dari bahan
yang dapat menjadi tumbuh kembangnya mikroorganisme
pathogen, untuk penataan seperti ( rungan pada lantai
menggunakan keramik, memiliki dinding permanen, ada
memiliki langit-langit yang bersih, ruangan ditata dan
sesuai dengan peruntukannya, dapur memiliki sarana
pembuangan asap dan jendela ), pada pencahayaan dan
kualitas udara tidak diketahui, untuk penghawaan ( ventilasi
) terdapat luas ventilasi permanen <10% dari luas lantai,
untuk kepadatan hunian pada hasil ukur minimal 8
m2/orang + anak usia dibawah 5 tahun.
3. Untuk sarana sanitasi :

19
a. Rumah 1,10; untuk sarana air minum air isi ulang/ PAH/
(PDAM) menggunakan air hujan/ PDAM, penyediaan air
bersih terdapat parit tanpa diolah, sarana penyimpanan
makanan tersedia sarana penyimpanan makanan yang aman
(lemari tempat penyimpanan makanan, meja makan
dilengkapi tudung saji, wadah-wadah makanan yang
dilengkapi tutup), sarana pembuangan SPAL ada dialirkan
ke selokan terbuka, jamban/WC ada menggunakan leher
angsa ada tangka septik, sarana pembuangan sampah
(tempat sampah) ada tetapi tidak kedap air tidah tertutup,
kepadatan penghuni hasil ukur minimal 8 m2/orang + anak
usia dibawah 5 tahun.
b. Rumah 2, 8, 9 ; untuk sarana air minum menggunakan air
isi ulang, penyediaan air bersih terdapat parit tanpa diolah,
sarana penyimpanan makanan tersedia sarana penyimpanan
makanan yang aman (lemari tempat penyimpanan
makanan, meja makan dilengkapi tudung saji, wadah-
wadah makanan yang dilengkapi tutup), sarana
pembuangan SPAL ada dialirkan ke selokan terbuka,
jamban/WC ada menggunakan leher angsa ada tangka
septik, sarana pembuangan sampah (tempat sampah) ada
kedap air tidak tertutup, kepadatan hunian pada hasil ukur >
8 m2/ orang.
c. Rumah 3,4,5; untuk sarana air minum menggunakan air isi
ulang, penyediaan air bersih terdapat parit tanpa diolah,
sarana penyimpanan makanan tersedia sarana penyimpanan
makanan yang aman (lemari tempat penyimpanan
makanan, meja makan dilengkapi tudung saji, wadah-
wadah makanan yang dilengkapi tutup), sarana
pembuangan SPAL ada dialirkan ke selokan terbuka,
jamban/WC ada menggunakan leher angsa ada tangka
septik, sarana pembuangan sampah (tempat sampah) ada

20
tetapi tidak kedap air tidah tertutup, kepadatan penghuni
hasil hasil ukur > 8 m2/ orang.
d. Rumah 6,7 ; untuk sarana air minum menggunakan air isi
ulang, penyediaan air bersih terdapat parit tanpa diolah,
sarana penyimpanan makanan tersedia sarana penyimpanan
makanan yang aman (lemari tempat penyimpanan
makanan, meja makan dilengkapi tudung saji, wadah-
wadah makanan yang dilengkapi tutup), sarana
pembuangan SPAL ada dialirkan ke selokan terbuka,
jamban/WC ada menggunakan leher angsa ada tangka
septik, sarana pembuangan sampah (tempat sampah) ada
tidak kedap air tidak tertutup, kepadatan hunian hasil ukur
minimal 8 m2/orang + anak usia dibawah 5 tahun.
4. Untuk binatang penular penyakit :
a. Rumah 1,7,10 ; terdapat jenik pada kontainer, terdapat lalat
<2, terdapat tikus.
b. Rumah 2 ; jentik nyamuk tidak ada pada container, terdapat
lalat <2, terdapat tikus.
c. Rumah 3,4,5,6 ; jentik nyamuk tidak ada pada container,
terdapat lalat >2, terdapat tikus.
d. Rumah 8,9 ; terdapat jenik pada kontainer, terdapat lalat >2,
tidak terdapat tikus.
5. Untuk perilaku penghuni :
a. Rumah 1,7,10; membuka jendela kamar tidur setiap hari,
ruang keluarga kadang-kadang, membersihkan rumah dan
halaman setiap hari, membuang tinja bayi dan balita ke
jamban, penangganan sampah dibuang ke TPS setiap hari,
menguras bak kamar mandi seminggu sekali, menutup
tempah PAH kadang-kadang.
b. Rumah 2,4 ; membuka jendela kamar tidur setiap hari,
ruang keluarga setiap hari, membersihkan rumah dan
halaman setiap hari, penangganan sampah dibuang ke TPS

21
setiap hari, menguras bak kamar mandi 2 minggu sekali,
menutup tempah PAH kadang-kadang.
c. Rumah 3,5,6,8,9 ; membuka jendela kamar tidur setiap hari,
ruang keluarga setiap hari, membersihkan rumah dan
halaman setiap hari, penangganan sampah dibuang ke TPS
setiap hari, menguras bak kamar mandi 2 minggu
sekali,menutup tempah PAH selalu menutup PAH.
Dari 10 kk yang kami lakukan survei rata-rata kepala keluarga bekerja
sebagai wirausaha, buruh, penjual kerupuk ikan, dagang, dan tidak bekerja.
Dengan penghasilan kerrang lebih 1.000.000-5.000.000 perbulan. Adapun
penyakit yang pernah diderita oleh warga tersebut seperti koreng pada anak bayi.
Sebagaian ada yang sudah memiliki BPJS dan ada yang tidak memiliki BPJS.

22
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Rumah adalah struktur fisik atau bangunan untuk tempat
berlindung dimana lingkungan yang sehat berguna untuk Kesehatan
jasmani dan rohani serta keadaan sosialnya baik demi Kesehatan keluarga
dan individu.
Berdasarkan hasil praktikum penilaian rumah sehat yang dilakukan
di wilayah kerja puskesmas Siantan hilir tepatnya di Gg. Selamat 6, Rt
01/Rw 11, Pontianak Utara, maka dapat disimpulkan bahwa sebanyak 10
kepala keluarga atau dari keseluruhan rumah yang telah dilakukan
pemeriksaan dan perhitungan skor penilaian rumah sehat dinyatakan
belum memenuhi kriteria rumah sehat dikarenakan terdapat beberapa
faktor seperti contohnya masalah ekonomi, kurangnya pemahaman tentang
rumah sehat, dan perilaku penghuni.

B. Saran
Adapun saran untuk warga Gg. Selamet 6, Kecamatan Pontianak
Utara, agar meningkatkan komponen-komponen penting seperti prasarana
dan sarana lingkungan, binatang penular penyakit seperti memasang
jebakan tikus, lalat, serta perilaku penghuni yang harus sadar akan
lingkungan sekitar.

23
DAFTAR PUSTAKA

Habib, M. (2022). Konsep Rumah Sehat yang Penting diketahui Oleh Masyarakat
Agar Penghuni Rumah Nyaman dan Sehat. http://kkn.undip.ac.id/?
p=366232#:~:text=Menurut Kementerian Kesehatan (2012) Rumah,sehat
apabila memenuhi beberapa persyaratan.
Kemenkes RI. (1999). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
829/Menkes/SK/VII/1999 tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan (pp. 1–
6).

24
LAMPIRAN

25

Anda mungkin juga menyukai