Anda di halaman 1dari 17

AGB-2

LAPORAN SEMENTARA PRAKTIKUM


DASAR-DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN

“Pengenalan bagian Morfologi dan Ordo-ordo pada Serangga”

Oleh:

RUDIANTO
E32121114

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2022
AGB 2

BAB I METODE PRAKTIKUM

1.1 Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilakukan pada hari senin, 10 Novermber 2022 pada pukul
13.00 – 16.00 wita yang dilaksanakan didalam Laboratorium Hama Fakultas
Pertanian Universitas Tadulako.
1.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu alat tulis, kertas, toples dan
botol. Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah belalang kayu (valanga
nigricornis), walang sangit (leptocorisa acuta), kepik hijau (nezara viridulla) kumbang
helm (coccinella arcuta), ulat grayak (spodoptera litura), lalat buah (bactocera sp),
undur-undur (dendroleum obseetelum), cocopet (forficulla), rayap (isoptera), capung
(anisoptera), dan wereng cokelat (nilaparvata).
1.3 Prosedur Kerja
Prosedur kerja yang dilakukan pada prktikun ini yaitu mencari beberapa
spesimen serangga arthopoda pada tempat atau lahan yang menjadi tempat bersarang
dan tempat berkembang biak dari serangga, kemudian menangkap serangga
menggunakan alat yang disiapkan lalu disimpan didalam tempat yang sudah
disediakan. Kemudian spesimen di bawa ke laboratorium untuk di amati bagian
morfologinya serta perbedaan dari setiap ordonya
AGB 2

BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1 Morfologi pada serangga

2.1.1 Hasil

Berdasarkan praktikum mengenai morfologi pada serangga didapatkan hasil

sebagai berikut :

Gambar 1. Morfologi caput (kepala) Belalang (Valanga nigricornis)

Antena
Mata majemuk
Mulut
Labrum
Labuim

Gambar 2. Morfologi thoraks ( Dada) Belalang (Valangan Nigricornis)

Prothoraks
Mesothoraks
Metathoraks
Kaki
Sayap
Gambar 3. Morfologi Abdomen (perut) Belalang (Valangan nigricornis).

Tergum
Sternum
Cercus
Ovipositor
Epiproct
AGB 2

2.1.2 Pembahasan
Pada gambar Morfologi caput serangga diketahui bahwa pada bagian caput
serangga mempunyai berbagai macam-macam bagian yang mempunya fungsi serta
kegunaan yang berbeda-beda seperti mulut serangga yang berfungsi untuk memakan
dan megunyah makan kemudian mata majemuk yang berfungsi untuk melihat
pergerakan dari predator lalu antena yang berfungsi untuk memberikan informasi dan
berkomunikasi sesama serangga.
Serangga memiliki karakteristik atau morfologi seperti tipe-tipe Kepala dan
mulut, yang dapat disesuaikan dengan habitatnya sehingga serangga dapat hidup
diberbagai tipe habitat, salah satu habitat ialah perkebunan kelapa. Tanaman kelapa
merupakan tanaman yang cukup disukai oleh serangga untuk dijadikan sebagai
habitatnya, baik serangga yang bersifat menguntungkan ataupun serangga yang
bersifat merugikan. Salah satu serangga yang bersifat merugikan diantaranya adalah
tungau, kumbang, serta jenis-jenis serangga lainnya, serangga yang menguntungkan
adalah belalang sembah sebagai predator atau pemangsa serangga yang merusak
tanaman kelapa, seperti ngengat, kupu-kupu, kutu daun, lalat dan belalang (Supit
dkk., 2019).
Thoraks (dada) terdiri dari tiga segmen ialah, adanya segmen (protoraks)
toraks depan, segmen (mesatoraks) toraks tengah, dan segmen (metatoraks) torak
belakang, Torak bermanfaat sebagai alat gerak karena disebabkan adanya tiga
sepasang kemuculan kaki pada sayap dan segmen toraks, Belalang terdiri oleh kaki
atau tungkai diantaranya, dari (ruas pertama) koksa yang melekat di torak, (ruas
kedua) trokhanter, (ruas ketiga) femur yang mempunyai ukuran lebih besar dan
panjang, (ruas keempat) tibia, (ruas terakhir) tarsus yang terdiri oleh sepasang kuku
yang terletak pada ujung dan memiliki 1 hingga 5 ruas Pada sepasang mesatoraks dan
sepasang pada metatoraks munculah sayap belalang. Bermanfaat sebagai melindungi
tubuh, terbang dan penghasil suara hanya disebagian jenis (Pratiwi, N. Q. 2022).
AGB 2

Abdomen (perut) Ada 11 ruas yang dimiliki kebanyakan belalang dan terletak
pada bagian abdomennya yaitu meliputi membran pleuron, tergum dan sternum. Ruas
abdomen terdiri oleh tiga yaitu ruas post genital, ruas genital dan ruas pregenital.
Pada ruas yang ke- 11 khusus Ordo Orthoptera pada belalang terjadi modifikasi
sehingga berbentuk segitiga Pada segmen abdomen ke-8 dan 9 terletaknya alat
kelamin belalang. Fungsi dari segmen-segmen ialah sebagai peletakkan telur dan alat
untuk kopulasi (Pratiwi, N. Q. 2022).

2.2 Ordo pada serangga

2.2.1 Hasil

Berdasarkan praktikum mengenai ordo pada serangga didapatkan hasi sebagai


beriku :
Garmbar 1. ordo Orthoptera Belalang kayu ( Valangan nigricornis)

Ciri ciri : sayap depan lurus dan tebal

Peran : Sebagai hama tumbuhan

Kerusakan : Daun tanaman berlubang

Gambar 2. ordo Hemiptera Kepik hijau (Nezara veridula)

Ciri-ciri : mempunyai sayap depan modifikasi

Peran : Sebagai hama tumbuhan

Kerusakan : daun menguning, tanaman kerdil

Gambar 3. ordo Cleoptera Kumbang Helm (Coccinela arcuta)


AGB 2

Ciri-ciri : Sayap depan keras mengikuti tubuh

Peran : Sebagai hama dan predaor alami

Kerusakan : memakan daun dan memangsa


serangga hama

Gambar 4. ordo Lepidoptera imago ulat grayak (Spodoptera litura)

Ciri-ciri : dua sayap bermembran (sisik-sisik

halus), bermulut mengunyah dan menghisap

Peran : sebagai hama tanaman

Serangan : Tunas daun rusak dan bolong

Gambar 5. ordo Homoptera Wereng coklat ( Nilaparvata lugens )

Ciri-ciri : sayap lurus dan bagian depan keras

Peran : Sebagai hama tanaman

Serangan : menghisap padi hingga kering


AGB 2

Gambar 6. ordo Odonata Capung (Orthetrum sabina )

Ciri-ciri : dua pasang sayap sama terkadang

sayap depan lebih pendek

Peran : Sebagai predator alami

Serangan : memakan hama padi seperti wereng

Gambar 7. Ordo Diptera Lalat buah ( Bactocera SP )

Ciri-ciri : Jumlah sayap hanya sepasang

Peran : Sebagai hama

Serangan : menusukkan telur pada buah yang

akan menjadi imago dalam buah

Gamabar 8. Ordo Dermaptera Cocopet (Fofoculla SP)

Ciri-ciri :cerci tak bersegmen yang berbentuk

seperti penjepit

Peran : Sebagai hama tanaman

Serangan : Memakan tanaman busuk dan

hidup
AGB 2

Gambar 9. Ordo Isoptera Rayap ( Coptotermes curvignatus )

Ciri-ciri : Bersayap sama dan tebal menyerupai

kulit sehingga samar

Peran : Sebagai hama

Serangan : keropos pada kayu atau tanaman

kering

Gambar 10. Ordo Neuroptera Undur-undur ( Dendroleum obsotelum )

Ciri-ciri : Bersayap urat berjumlah empat

Peran : Sebagai predator alami

Serangan : memangsa serangga lain dan

serangga hama

2.2.2 Pembahasan
Belalang kayu termasuk kedalam ordo Orthoptera karna belalang kayu
memiliki ciri-ciri dari ordo tersebut yaitu mempunyai sayap yang lurus kemudian
pada sayap bagian luar dari belalang tersebut agak keras sehingga dapat melindungi
sayap bagian dalam belalang, belalang termasuk kedalam golongan serangga hama
karna belalang merusak tanaman yaitu pada bagian daun, belalang memakan bagian
daun pada tumbuhan hingga daun tersebut habis sehingga tanaman tersebut rusak,
belalang pada umumnya berburu secara individu namun pada musim tertentu
belalang akan menyerang secara bersamaan yang dampaknya bisa sangat merugikan
bagi para petani. Belalang ini memiliki bagian-bagian yaitu :
AGB 2

A. antenna
B. tungkai belakang
C. sepasang sayap
D. kepala
E. tungkai depan
F. tungkai tengah
G. mulut

Belalang memiliki dua antena di bagian kepala yang jauh lebih pendek dari
bentuk tubuh. Belalang ini juga memiliki femor belakang yang panjang dan kuat
sehingga dapat melompat dengan baik. Belalang ini bewarna kecoklatan seperti kulit
kayu. Belalang menyebabkan daun berlubang-lubang, bentuknya agak bulat. Kadang
tepi daun terdapat bekas gigitan. (Abi, H. Oramahi dan Reine Suci Wulandari., 2017)
Orthoptera berarti bersayap lurus, serangga yang tergolong dalam ordo ini
melipatkan sayapnya pada saat istirahat secara lurus di atas tubuhnya. Ukuran tubuh
sedang sampai besar. Banyak diantaranya yang menjadi hama tanaman pertanian, ada
pula yang bersifat predator (Syahrin 2019)

Jumlah kepik hijau yang ditemukan pada masing-masing sampel sawah


berbeda bahkan ada salah satu sawah yang tidak terdapat kepik hal initerjadi karena
pemakaian pestisida pada masing-masing sawah yang berbeda-beda. Selain itu
predator kepik yang berbeda pada masing-masing wilayah persawahan juga
menyebabkan jumlah kepik berbeda-beda. Perbedaan jumlah kepik meperlihatkan
bahwa hama kepik termasuk hamapotensial. Hama ini sebagian besar jenis serangga
herbivora yang berbeda pada ekosistem yang saling berkompetisi dalam memperoleh
makanan dantempat hidup. Organisme tersebut tidak pernah mendatangkan kerugian
berarti dalam pengelolaan agroekosistem normal, namun karena kedudukan tertentu
dalam rantai makanan, mereka mempunyai potensi menjadi hama yang
AGB 2

membahayakan karena pengelolaan ekosistem tertentu oleh manusia. (Suramaha. M.


2020)
Serangan hama pada tanaman padi sawah, baik langsung maupun secara tidak
langsung dapat menyebabkan penurunan produksi yang cukup berarti. Munculnya
serangan organisme pengganggu pada tanaman padi mempengaruhi para petani untuk
melakukan pengendalian organisme pengganggu tanaman terutama serangga hama
dengan menggunakan Insektisida, serangga yang ditemukan berupa kepik hijau yang
termasuk kedalam ordo Hemiptera (Sarumaha,M 2020).

Kumbang merupakan jenis serangga dari Ordo Coleoptera yang memiliki


keanekaragaman dan kelimpahan tertinggi dari kelompok serangga, yaitu sebanyak
40% dari total populasi serangga di alam, hal ini karena kemampuannya yang dapat
beradaptasi di hampir semua jenis habitat. Kumbang Curculionidae atau kumbang
moncong adalah famili dari Ordo Coleoptera yang memiliki keanekaragaman
tertinggi. (siddikah,F.2020)

Ulat grayak merupakan hama yang sangat merugikan untuk tanaman jagung,
ulat ini termasuk kedalam Ordo Lepidoptera karna ketika dewasa ulat grayak akan
menjadi kupu-kupu yang mempunyai sayap yang bersisik atau berbulu-bulu halus
yang merupakan ciri-ciri dari ordo Lepidoptera, ulat grayak akan memakan bagian
tunas muda pada jagung hingga habis yang membuat tunas jagung tersebut seperti
terpotong yang menyebabkan tanaman jagung tersebut pertumbuhannya terhambat
dan bahkan bisa meyebabkan kematian pada jagung muda.
Lepidoptera merupakan salah satu ordo dari filum Arthropoda kelas Insekta.
Lepidoptera berasal dari Bahasa Yunani yaitu lepis yang berarti sisik dan ptera yang
berarti sayap. Sayap dari ordo ini terdiri dari dua pasang sayap yang ditutupi oleh
sisik-sisik yang berwarna-warni. Metamorfose Lepidoptera bertipe holometabola
yang mengalami metamorfosa sempurna karena siklus hidupnya dimulai dari telur,
larva, kepongpong, dan dewasa. Lepidoptera adalah salah satu keanekaragaman
AGB 2

hayati yang berada di Indonesia dan harus dijagakelestariannya dari kepunahannya


(Krismawanti, R,. 2022)

Wereng coklat merupakan hama yang menyerang khususnya tanaman padi,


wereng coklat termasuk kedalam ordo Homoptera , Ordo Homoptera hampir sama
dengan ordo Hemiptera yaitu pada sayap bagian depan mempunyai selaput atau
membran yang agak tebal, tetapi pada ordo ini mempunyai dua jenis yaitu yang
bersayap dan yang tidak bersayap, wereng coklat ini menyerang tanaman padi dengan
mengisap bagian batang dan daun padi hingga kering yang terkihat seperti terbakar,
hal ini menyebabkan tanaman padi mati seperti terbakar, wereng coklat dapat
berkemban biak dengan cepat dan gampang beradaptasi dengan lingkungan baru
sehingga sangat berbahaya bagi para petani.
Wereng coklat (Nilaparvata lugens) merupakan salah satu hama tanaman padi.
Hama ini menjadi faktor virus sehingga padi gagal panen dan produksinya menurun.
Penanggulangan werengcoklat dapat dilakukan menggunakan bahan alami yang
ramah lingkungan seperti ekstrak daun bandotan. (Yuli, R. 2022).
Ordo Homoptera seringkali dimiripkan dengan ordo Hemiptera karena
memiliki persamaan tipe mulut penghisap pada tanaman. Perbedaan dari kedua ordo
tersebut adalah pada ordo Homoptera memiliki paruh yang pendek dan naik keatas
dibelakang kepala, terkadang muncul diantara depan coxa. Homoptera ada yang
memiliki sayap dan tidak bersayap, sayap terdiri dari 4 bagian, pada sayap depan
memiliki sifat seperti membran atau tebal, dan sayap belakang bermembran sedikit
lebih pendek dari sayap depan (Anshari,F.N 2021).

Capung termasuk kedalam ordo Odonata yang mana capung memiliki bagian
sayap belakang yang lebih besar dan panjang dari padasayap bagian depan namun
terkadang kedua sayapnya terlihat sama, capung merupakan serangga yang menjadi
predator alami pada sebagian hama perusak misalnya hama perusak padi yaitu
werang coklat, capung akan menangkap wereng untuk dijadikan sebagai makanannya
AGB 2

dan bukan hanya wereng coklat saja namun ada serangga lain yang menjadi mangsa
dari caung tersebut, capung mengalami metamorfosis yang kurang sempurna dan
capung biasa dapat ditemukan didaerah yang terdapat banyak air seperti rawa-rawa
atau pekarangan sawah.
Dalam ekosistem, capung berperan sebagai predator. Capung merupakan
predator hama, salah satunya yaitu capung jarum (Subordo: Zygoptera) yang dikenal
merupakan musuh alami bagihama tanaman pangan. Selain itu, capung juga
merupakan pemangsa nyamuk dan jenis serangga berukuran relatif kecil lainnya.
Posisi capung sebagai predatorini menunjukkan peran capung sangat penting bagi
keseimbangan ekologis. Capung juga memiliki andil dalam kelestarian ekosistem
yaitu melalui perannya sebagai salah satu indikator pencemaran lingkungan, terutama
lingkungan perarairan. Lingkungan perairan yang tercemar akan mengganggu daur
hidup capung sehingga berakibat pada menurunnya populasi capung

Lalat buah merupakan serangga hama yang termasuk kedalam ordo Diptera
karna sayap lalat buah yang terdiri dari satu pasang sayap saja atau hanya terdapat
dua helai sayap, lalat buah sangat merusak tanaman perkebunan atau buah-buahan
dengan meyuntikkan telurnya kedalan buah yang mana telur tersebut menjadi larva
yang memakan dan mengunyah bagian dalam dari buah sehingga buah tersebut
menjadi busuk, lalat buah sekali bertelur bisa 2 sampai 3 buah yang mana jika
terlambat penanganannya dapat menyebabkan petani gagal panen.
Lalat merupakan salah satu insekta Ordo diptera yang merupakan anggota
kelas Hexapoda atau insekta mempunyai jumlah genus dan spesies yang terbesar
yaitu mencakup 60-70% dari seluruh spesies Anthropoda. Lalat dapat mengganggu
kenyamanan hidup manusia, menyerang dan melukai hospesnya (manusia atau
hewan) serta menularkan penyakit diantaranya demam typhus, paratyphus, disentri,
kholera dan sebagainya. (Sebayang, L. E. 2021)
Cocopet merupakan serangg yang termasuk kedalam ordo Dermaptera karna
memiliki ciri-ciri pada bagian abdomen berbuku buku dan paca bagian cerci yang
AGB 2

berbentuk seperti capit dalam ukuran yang lumayan besar, cocopet banyak hidup di
daun-daun kering atau tempat yang lembab tetapi cocopet banyak ditemukan pada
bagian tumbuhan yang busuk, cocopet memakan tumbuhan-tumbuhan busuk yang
sudah mati atau buah-buahan yang sudah membusuk, tetapi terkadang cocopet
golongan tertentu memakan tumbuhan yang masih hidup.
Ciri khas dari serangga ordo yang ditemukan antara lain mudah dikenali
dengan adanya cerci yang berbentuk seperti catut, sayap depan berkurang menjadi
tegmina, bermembran dan sayap belakang lebar. Famili yang ditemukan dalam
penelitian ini adalah family Forficullidae, serangga yang termasuk ordo Dermaptera
aktif pada malam hari untuk memakan telur dan larva dari serangga yang berukuran
kecil (Arifin,L 2016).

Rayap adalah serangga yang termasuk kedalam ordo Isoptera yaitu ordo yang
mempunya ciri-ciri bersayap sama dan sedikit tebal, rayap merupakan serangga hama
yang menyerang tumbuhan dan kayu kering, rayap bisa sangat berbahaya karna rayap
memakan bagian dalam dari kayu yang menyebabkan kayu tersebut menjadi lapuk,
rayap kadang memakan bagian-bagian rumah yang terbentuk dari kayu sehingga
banyak bagian rumah yang menjadi lapuk dan kadang jika dibiarkan bisa menimpa
manusia yang berada dibawah kayu lapuk yang digigit oelah rayap tersebut.
ordo isoptera yang ditemukan adalah famili termitidae yang memiliki ciri-ciri
mendible menyusut, kepala menjulur ke depan menjadi tonjolan seperti hidung yang
panjang titik kelompok ini mencakup rayap tanpa serdadu dan rayap bentuk hidung
panjang. Sayap rayap tampak serdadu membuat lubang di bawah kayu atau
lempengan-lempengan fase sapi dan berperan sebagai dekomposer yang kadang
melarutkan atau meleburkan tumbuhan busuk (Arifin,L 2016).

Undur-undur merupakan serangga yang tergolong dalam ordo karna ketika


undur-undur sudah dewasa akan memiliki empat sayap yang struktur dan ukurannya
sama, undur-undur merupakan serangga predator alami memangsa serangga-serangga
AGB 2

lain yang masuk kedalam perangkapnya dengan menghisap bagian serangga tersebut,
undur-undur juga bisa menjadi penanda yang menandakan bahwa tempat yang
menjadi tempat bersarangnya itu merupakan tanah yang subur yang mana ketika
undur-undur sudah dewasa akan menjadi capung.
Undur-undur (Myrmeleon sp) termasuk dalam ordo Neuroptera (serangga
bersayap jala). Undur-undur (Myrmeleon sp). Myrmeleon merupakan penggabungan
dua suku kata dari bahasa latin, mymex yang berarti semut dan leon yang berarti
singa. Sehingga dalam bahasa inggris undur undur dikenal dengan nama antlion.
Termasuk kelompok binatang holometabola, yaitu seranggga yang mengalami
metamorphosis sempurna (Anggria,N 2019).
AGB 2

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Serangga yaitu yang membentuk kelas Insekta adalah invertebrata dalam

filum Artropoda dan subfilum Heksapoda yang memiliki eksoskeleton berkitin.

Bagian tubuhnya terbagi menjadi tiga bagian, yaitu kepala, toraks, dan abdomen.

Pada tubuh serangga terdiri dari beberapa bagian yaitu caput (kepala), thoraks (dada),

dan abdomen (perut). Bagian-bagian serangga tersebut mempunyai peran dan

fungsinya masing-masing. Kemudian serangga (insecta) terbagi menjadi beberapa

ordo yaitu ordo Orthoptera, Hemiptera, Cleoptera, Lepidoptera, Homiptera, Odonata,

Diptera, Dermaptera, Isoptera dan Neurptera yang dimana ordo-ordo tersebut

mempunyai ciri-cirinya masing-masing.

3.2 Saran

Pada praktikum yang dilakukan menurut saya sudah cukup baik, tetapi akan

lebih baik lagi jika pada praktikum kami di beri pertanyaan-pertanyaan yang bisa

kami jawab sehingga setiap praktikum kami dapat nilai tambahan karna belum tentu

laporan kami mendapat nilai yang sempurna


AGB 2

DAFTAR PUSTAKA

Abi, H. Oramahi, dan Reine Suci Wulandari. (2017). IDENTIFIKASI MORFOLOGI


SERANGGA BERPOTENSI SEBAGAI HAMA DAN TINGKAT
KERUSAKAN PADA BIBIT MERANTI MERAH (Shorea leprosula) DI
PERSEMAIAN PT. SARI BUMI KUSUMA. jurnal hutan lestari, Vol. 5 (3) :
644 - 652.
Angria, N. (2019). Undur-Undur (Myrmeleon sp.) Sebagai Antidiabetik. Uwais
Inspirasi Indonesia.
Arifin, L., Irfan, M., Permanasari, I., Annisava, A. R., & ARMINUDIN, A. T. (2016).
Keanekaragaman serangga pada tumpangsari tanaman pangan sebagai
tanaman sela di pertanaman kelapa sawit belum menghasilkan. Jurnal
Agroteknologi, 7(1), 33-40.
Ashari, F. N. (2021). Keanekaragaman Serangga Hama (Ordo: Coeloptera,
Lepidoptera, Hemiptera, Homoptera dan Orthoptera) di Lahan Pertanian
Jagung Organik dengan Penanaman Refugia Tanaman Zinnia spp (Doctoral
dissertation, UIN Sunan Ampel Surabaya).
Krismawanti, R., Rostikawati, T., & Prasaja, D. (2022). KEANEKARAGAMAN
INSEKTA (ORDO LEPIDOPTERA) DI PUSAT SUAKA SATWA ELANG
JAWA BOGOR. EKOLOGIA, 21(2), 54-63.
Pratiwi, N. Q. (2022). Diversitas Belalang (Orthopetra: Caelifera) pada area
persawahan di Desa Seketi Kecamatan Mojoagung Kabupaten Jombang
(Doctoral dissertation, UIN Sunan Ampel Surabaya).
Rahmawati, W. A., & Budjiastuti, W. (2022). Pengaruh Faktor Lingkungan Terhadap
Indeks Keanekaragaman Dan Morfologi Capung (Ordo: Odonata) Di
Kawasan Hutan Kota Surabaya. Lenterabio: Berkala Ilmiah Biologi, 11(1),
192-201.
Rahayu, E., Rizal, S., & Marmaini, M. (2021). Karakteristik Morfologi Serangga
Yang Berpotensi Sebagai Hama Pada Perkebunan Kelapa (Cocos nucifera
AGB 2

L.) di Desa Tirta Kencana Kecamatan Makarti Jaya Kabupaten Banyuasin.


Indobiosains, 3(2), 39-46.
Siddikah, F., Nazarreta, R., & Buchori, D. (2020). Pengaruh musim terhadap
kelimpahan kumbang moncong (Coleoptera: Curculionidae) pada tipe
penggunaan lahan berbeda di lanskap Hutan Harapan dan Taman Nasional
Bukit Duabelas, Jambi. Jurnal Entomologi Indonesia, 17(3), 113-113.
Sarumaha, M. (2020). Identifikasi Serangga Hama Pada Tanaman Padi Di Desa
Bawolowalani. Jurnal Education And Development, 8(3), 86-86
Sebayang, L. E. (2021). Identifikasi Morfologi Kepadatan Species Lalat dan Upaya
Pengendalian di Pusat Pasar Berastagi Kabupaten Karo Tahun 2019. Jurnal
Ilmiah PANNMED (Pharmacist, Analyst, Nurse, Nutrition, Midwivery,
Environment, Dentist), 16(1), 125-129.
Imran, A. (2019). Hubungan Kekerabatan Kupu-Kupu (Ordo Lepidoptera)
Berdasarkan Ciri Morfologi Di Taman Wisata Alam Kerandangan. JISIP
(Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan), 3(3).
Sarumaha, M. (2020). Identifikasi Serangga Hama Pada Tanaman Padi Di Desa
Bawolowalani. Jurnal Education And Development, 8(3), 86-86.
SYAHRIN, F. A. (2019). Keanekaragaman Ordo Orthoptera (Belalang) Di Kawasan
Situs Gunung Padang Cianjur Jawa Barat Sebagai Bahan Ajar SMA
(Doctoral dissertation, FKIP UNPAS).
YULI, R. (2022). Pengaruh Ekstrak Etanol Daun Bandotan (Ageratum conyzoides L.)
Terhadap Mortalitas Hama Wereng Coklat (Nilaparvata lugens) Pada
Tanaman Padi (Doctoral dissertation, UIN RADEN INTAN LAMPUNG).

Anda mungkin juga menyukai