Anda di halaman 1dari 11

HASIL DISKUSI SMALL GROUP DISCUSSION (SGD)

KONSEP DASAR KEPERAWATAN KOMUNITAS

KELOMPOK 3 SEMESTER V

Anggota :
- Nikken Indri Astuty
- Millenia Siska Ayu F.
- Kania Riski Salsabila
- Lidia Eka Hartanti
- Siti Diana Rizki
- Ainun Fadzielah
- Khairunnisa Ridha Miranti
- Rizki Widya Kurniawan
- Titis Subekti
- Anggita Dyah Puspita D.
- M. Ilham Saputra
- Lisa Indah Sari
- Fina Millatul Husna

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2020
A. Pengertian Konsep Dasar Keperawatan Komunitas
Komunitas (community) adalah sekelompok masyarakat yang memiliki
persamaan nilai (values), perhatian (interest) yang merupakan kelompok khusus
dengan batasan-batasan geografi yang jelas , dengan norma dan nilai yang melembaga
(Sumijatun, 2006) misalnya kelompok lansia,ibu hamil dan kelompok balita.

Keperawatan komunitas sebagai suatu bidang keperawatan yang merupakan


perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat (public health) dengan
dukungan serta masyarakat secara aktif mengutamakan pelayanan promotif dan
preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan perawatan kuratif dan
rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu dan terpadu yang ditujukan kepada
individu,kelompok,keluarga dan masyarakat sebagai kesatuan utuh melalui proses
keperawatan(nursing process) untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara
optimal, sehingga mampu mandiri dalam upaya kesehatan (2006, Mubarok)

Proses keperawatan komunitas merupakan metode suhan keperawatan yang


bersifat alamiah,sistematis, dinamis,kontinyu,dan berkesinambungan dalam rangka
memecahkan masalah kesehatan klien, keluarga,kelompok,serta masyarakat melalui
langkah-langkah pengkajian,perencanaan,implementasi dan evaluasi keperawatan
(Wahyudi, 2016).

B. Model Keperawatan Komunitas


Model keperawatan ini pada hakikatnya mengatur hubungan antara perawat
komunitas dengan klien, yaitu keluarga, kelompok, dan komunitas. Klien telah
memberikan kepercayaan dan kewenangannya untuk membantunya meningkatkan
kesehatan melalui asuhan keperawatan komunitas yang berkualitas. Seperti yang
Anda ketahui tentang berbagai model yang pernah dibahas pada topik lain,
sebenarnya banyak model yang dapat digunakan oleh perawat komunitas. Namun,
pada topik ini hanya dibatasi tiga model yang sering digunakan di komunitas, berikut
uraiannya.
1. Model self care menurut Dorothy Orem Anda mungkin sudah tidak asing lagi
dengan kata self care (mandiri). Ya, kemandirian komunitas adalah tujuan akhir
dari pelayanan keperawatan komunitas. Model ini lebih menekankan kepada self
care (mandiri) untuk mempertahankan kehidupan, kesehatan dan kesejahteraan
komunitas dalam keadaan, baik sehat maupun sakit (Orem, 1971, dalam Marriner,
2001).
1) Model Orem menjelaskan ada tiga jenis kebutuhan self care (mandiri)
a. Universal self care dibutuhkan oleh semua manusia, seperti udara, air,
makanan, eliminasi, aktivitas dan istirahat, serta interaksi sosial. Bila
kebutuhan tersebut terpenuhi, maka komunitas akan dapat mencapai
kesehatan yang diharapkannya. Contoh, Anda mungkin pernah melihat
kekeringan di suatu desa, akan sangat memengaruhi kehidupan
komunitasnya. Masyarakat menjadi sulit untuk mencari air bersih, dan
bahkan untuk bercocok tanam pun menjadi sulit. Penyakit akan banyak
muncul dan kegagalan panen juga akan terjadi. Hal ini tentu saja akan
berpengaruh pada kehidupan komunitas di dalamnya.
b. Developmental self care, adalah kebutuhan yang mencakup proses
kehidupan untuk menjadi lebih dewasa. Contoh, akhir-akhir ini media
massa sering menayangkan kejadian tawuran antarwarga atau
antarkelompok masyarakat. Penyebabnya sangat bervariasi dari hal
yang sepele sampai yang paling prinsip. Coba Anda pikirkan, kira-kira
apa penyebabnya? Sebenarnya yang terjadi adalah ketidakmampuan
komunitas untuk berkembang, ketika ada perubahan sedikit,
masyarakat langsung bergejolak. Memang ketika kebutuhan universal
self care (mandiri), seperti di atas dapat terpenuhi khususnya
kemampuan membina interaksi sosial yang baik, maka komunitas akan
lebih dewasa dalam menghadapi permasalahan.
c. Health deviation self care, adalah kebutuhan komunitas untuk bertahan
karena adanya penyakit atau trauma yang dapat mengganggu fungsi
struktur, fisiologis dan psikologis manusia. Perubahan ini akan
mengakibatkan komunitas membutuhkan bantuan untuk tetap bertahan
hidup. Contoh, Anda masih ingat awal Juli 2013 terjadi gempa di Aceh
Tengah yang menyebabkan sedikitnya 50 orang meninggal dunia,
ratusan orang lukaluka, banyak rumah yang hancur, sehingga tidak
memiliki tempat tinggal. Gempa ini mengingatkan mereka pada tragedi
gempa dan tsunami tahun 2004, baru saja mereka berkembang untuk
menata kembali kehidupannya bencana sudah datang lagi. Tentu saja
kejadian ini menjadi trauma buat mereka. Dari kasus ini, keperawatan
komunitas dapat berperan memenuhi kebutuhan komunitas agar
trauma tersebut tidak terlalu lama memengaruhi fungsi manusia yang
lain. Logikanya asuhan keperawatan komunitas dibutuhkan karena
adanya ketidakmampuan komunitas dalam melakukan self care
(mandiri).
2. Model Health Care System menurut Betty Neuman Model kedua yang akan
dibahas adalah model health care system (Neuman, 1972, dalam Anderson &
McFarlane, 2000). Model ini dikembangkan berdasarkan philosophy primary
health care (pelayanan kesehatan utama) yang memandang komunitas sebagai
klien. Kliennya bisa meliputi individu, kelompok, keluarga, komunitas atau
kumpulan agregat lainnya yang dipandang sebagai suatu sistem terbuka yang
memiliki siklus input, proses, output dan feedback sebagai suatu pola yang
dinamis. Pandangan model ini terhadap empat konsep sentral paradigma
keperawatan adalah sebagai berikut.
a. Manusia
Model ini memandang manusia sebagai sistem terbuka yang berinteraksi
secara konstan dan dinamis seiring dengan adanya respon terhadap stresor baik
dari lingkungan internal maupun eksternal. Model ini juga memandang manusia
atau klien secara keseluruhan (holistik) yang terdiri atas faktor fisiologis,
psikologis, sosial budaya, perkembangan, dan spiritual yang berhubungan secara
dinamis dan tidak dapat dipisahpisahkan. Sistem klien diartikan dalam struktur
dasar dalam lingkaran konsentrik yang saling berkaitan. Struktur dasar meliputi
faktor dasar kelangsungan hidup yang merupakan gambaran yang unik dari sistem
klien, seperti range temperatur normal, struktur genetik, pola respon, kekuatan dan
kelemahan organ, struktur ego, dan pengetahuan atau kebiasaan. Stresor yang ada
akan sangat memengaruhi kondisi klien, contoh ketika di suatu daerah terdapat
banyak agregat remaja awal (usia 12-13 tahun) sudah banyak yang merokok,
karena mencontoh orang dewasa. Mengingat bahaya merokok usia dini sangat
besar, maka perawat komunitas akan melakukan upaya pencegahan primer dengan
memberikan pendidikan kesehatan pada remaja tersebut dengan melibatkan orang
dewasa di sekitarnya. Ini menunjukkan komunitas membutuhkan informasi dan
dukungan untuk melakukan perilaku sehat untuk mengatasi stresor.
b. Kesehatan
Kemampuan komunitas mempertahankan keseimbangan terhadap stresor yang
ada dan mempertahankan keharmonisan antara bagian dan subbagian keseluruhan
komunitas. Model ini pun menjelaskan bahwa sehat merupakan respons sistem
terhadap stresor dilihat dalam satu lingkaran konsentris core (inti) dengan tiga
garis pertahanan, yaitu fleksibel, normal, dan resisten, dengan lima variabel yang
saling memengaruhi, yaitu fisiologi, psikologi, sosiobudaya, spiritual dan
perkembangan.
c. Lingkungan
Lingkungan adalah seluruh faktor internal dan eksternal yang berada di sekitar
klien, dan memiliki hubungan yang harmonis dan seimbang. Anda harus
mengenal stresor yang berasal dari lingkungan intrapersonal, interpersonal dan
extrapersonal, berikut uraiannya.
1) Lingkungan intrapersonal, yaitu lingkungan yang ada dalam sistem
klien. Contoh, melihat sekelompok pelajar SMP tawuran, perawat
tentu harus mengkaji mengapa remaja berperilaku demikian, apakah
remaja memiliki kepribadian yang mudah marah, gangguan konsep
dirinya, atau tidak terpenuhinya kebutuhan remaja, sehingga marah
menjadi kompensasi dari gangguan kebutuhan tersebut.
2) Lingkungan interpersonal yang terjadi pada satu individu atau
keluarga atau lebih yang memiliki pengaruh pada sistem. Contoh,
apakah perilaku tawuran tersebut dicontoh remaja dari lingkungan
keluarganya atau lingkungan komunitasnya? Lalu siapakah yang
berperan dalam mengatasi masalah tawuran remaja ini?
3) Lingkungan extrapersonal, yaitu di luar lingkup sistem, individu atau
keluarga, tetapi ikut memengaruhi sistem komunitas. Contoh, sosial
politik, mungkin remaja tawuran, karena ada sisipan unsur politik
untuk mengalihkan permasalahan yang sedang terjadi di wilayah
tersebut. d. Keperawatan Model ini menjelaskan bahwa keperawatan
memperhatikan manusia secara utuh untuk mempertahankan semua
variabel yang memengaruhi respons klien terhadap stresor. Melalui
penggunaan model keperawatan ini, diharapkan dapat membantu
individu, keluarga dan kelompok untuk mencapai dan
mempertahankan level maksimum dari total wellness. Perawat
membantu komunitas menjaga kestabilan dengan lingkungannya
dengan melakukan prevensi primer untuk garis pertahanan fleksibel,
prevensi sekunder untuk garis pertahanan normal, dan prevensi tersier
untuk garis pertahanan resisten.
3. Model Keperawatan Komunitas sebagai Mitra (community as partner) menurut
Anderson & Mc Farlane
Model selanjutnya yang akan kita bahas adalah model keperawatan komunitas
sebagai mitra. Model komunitas sebagai mitra (community as partner) yang
dikembangkan berdasarkan model Neuman dengan pendekatan totalitas manusia
untuk menggambarkan masalah kesehatan yang ada. Model ini sekaligus menekankan
bahwa primary health care (PHC) sebagai filosofi yang mendasari komunitas untuk
turut aktif meningkatkan kesehatan, mencegah, dan mengatasi masalah melalui upaya
pemberdayaan komunitas dan kemitraan.
Perlu Anda ketahui bahwa ada tiga pendekatan utama primary health care
(PHC), yaitu memberikan pelayanan kesehatan dasar dengan teknologi tepat guna,
menjalin kerja sama lintas sektoral, dan meningkatkan peran serta masyarakat. Oleh
karenanya, model ini sangat menitikberatkan pada kemitraan, melalui kemitraan
komunitas akan merasa masalah kesehatannya juga menjadi tanggung jawabnya. Pada
pembahasan sebelumnya tentang model health care system menurut Neuman sudah
dijelaskan, bahwa klien adalah sebagai sistem terbuka. Klien dan lingkungannya
berada dalam interaksi yang dinamis dan memiliki tiga garis pertahanan, yaitu
fleksible line of defense, normal line of defense, dan resistance defense.
Intinya ada dua komponen penting dalam model ini, yaitu roda pengkajian
komunitas dan proses keperawatan. Roda pengkajian komunitas terdiri atas dua
bagian utama, yaitu inti (core) sebagai intrasistem yang terdiri atas, demografi,
riwayat, nilai dan keyakinan komunitas. Ekstrasistemnya terdiri atas delapan
subsistem yang mengelilingi inti, yaitu lingkungan fisik, pendidikan, keamanan dan
transportasi, politik dan pemerintahan, pelayanan kesehatan dan sosial, komunikasi,
ekonomi, dan rekreasi. Proses keperawatan yang dimaksud mulai dari pengkajian,
diagnosa, perencanaan, implementasi, dan evaluasi (Hitchcock, Schubert, Thomas,
1999; Anderson & McFarlane, 2000; Ervin, 2002).
C. Tujuan Konsep Dasar Keperawatan Komunitas
1. Tujuan Umum
Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat sehingga tercapai
derajat kesehatan yang optimal agar dapat menjalankan fungsi kehidupan sesuai
dengan kapasitas yang mereka miliki.

2. Tujuan Khusus
Untuk meningkatkan berbagai kemampuan individu, keluarga, kelompok khusus
dan masyarakatdalam hal;
a. Mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi.
b. Menetapkan masalah kesehatan/keperawatan dan prioritas masalah.
c. Merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah kesehatan/keperawatan.
d. Menanggulangi masalah kesehatan/keperawatan yang mereka hadapi.
e. Penilaian hasil kegiatan dalam memecahkan masalah kesehatan/keperawatan.
f. Mendorong dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pelayanan
kesehatan/keperawatan.
g. Meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan secara mandiri(self care).
h. Menanamkan perilaku sehat melalui upaya pendidikan kesehatan.
i. Menunjang fungsi puskesmas dalam merunkan angka kematian bayi, ibu, dan balita
serta diterimanya norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
j. Tertanganinya kelompok-kelompok resiko tinggi yang rawan terhadap masalah
kesehatan.

D. Fungsi Keperawatan Komunitas

1. Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi kesehatan
masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan masalah klien melalui asuhan
keperawatan.
2. Agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal sesuai dengan kebutuhannya
di bidang kesehatan.
3. Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan masalah,
komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan peran serta masyarakat.
4. Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat berkaitan dengan permasalahan atau
kebutuhannya sehingga mendapatkan penanganan dan pelayanan yang cepat dan pada
akhirnya dapat mempercepat proses penyembuhan (Mubarak, 2006).

E. Ciri-Ciri Keperawatan Komunitas


Keperawatan komunitas memiliki beberapa karatristik /ciri yaitu :
1. Pelayanan keperawatan yang diberikan berorientasi kepada pelayanan kelompok.
2. Fokus pelayanan utama adalah peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.
3. Asuhan keperawatan diberikan secara komperhensif dan berkelanjutan dengan melibatkan
partisipasi klien atau masyarakat .
4. Fokus perhatian dalam pelayanan keperawatan lebih ke arah pelayanan pada kondisi sehat.
5. Pelayanan memerlukan kolaborasi interdisiplin.
6. Perawatan secara langsung dapat mengkaji dan mengintervensi klien dan lingkungannya.
7. Pelayanan didasarkan pada kewaspadaan epidemiologi.

F. Sasaran Pelayanan
Sasaran keperawatan komunitas adalah individu, keluarga dan kelompok /
masyarakat berisiko tinggi (keluarga atau penduduk di daerah kumuh, daerah
terisolasi, daerah yang tidak terjangkau termasuk kelompok bayi, balita dan ibu
hamil).
1. Individu
Sasaran prioritas individu adalah balita gizi buruk, ibu hamil resiko
tinggi, lansia, penderita penyakit menular (tuberkulosis paru, kusta, malaria,
demam berdarah, diare dan ISPA atau pneumonia) serta penderita penyakit
degeneratif seperti diabetes mellitus dan stroke.
2. Keluarga
Keluarga yang menjadi sasaran prioritas adalah keluarga yang
termasuk rentan terhadap masalah kesehatan (vulnerable group) atau resiko tinggi
(high risk group) dengan prioritas sebagai berikut:
a. Keluarga miskin yang belum pernah kontak dengan sarana pelayanan
kesehatan (Puskesmas dan jaringannya) dan belum mempunyai kartu sehat.
b. Keluarga miskin yang sudah memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan serta
mempunyai masalah kesehatan yang ada hubungannya dengan tumbuh
kembang balita, kesehatan reproduksi, dan penyakit menular.
c. Keluarga yang tidak termasuk miskin, tidak mempunyai masalah kesehatan
prioritas serta belum memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan
3. Kelompok / Masyarakat
Sasaran kelompok adalah kelompok masyarakat khusus yang rentan
terhadap timbulnya masalah kesehatan, baik yang terikat dalam suatu institusi
maupun tidak. Contoh kelompok masyarakat khusus yang terikat dalam suatu
institusi misalnya warga sekolah, pesantren, panti asuhan, panti wreda, rutan dan
lapas. Sedangkan kelompok masyarakat khusus yang tidak terikat dalam institusi
khusus misalnya posyandu, kelompok balita, ibu hamil, lansia, penderita penyakit
tertentu dan pekerja informal.
Sasaran masyarakat adalah masyarakat yang rentan terhadap timbulnya
masalah kesehatan, seperti:
a. Masyarakat di suatu wilayah yang (1) jumlah bayi meninggal lebih tinggi dari
wilayah lain, (2) jumlah penderita penyakit tertentu lebih tinggi dari wilayah
lain, (3) cakupan pelayanan kesehatan lebih rendah dari wilayah lain.
b. Masyarakat di daerah endemis penyakit menular
c. Masyarakat di lokasi atau barak pengungsian akibat bencana alam atau akibat
lainnya
d. Masyarakat di tempat yang kondisi geografisnya sulit (daerah terpencil)
e. Masyarakat di daerah pemukiman baru yang sulit dijangkau transportasi,
misalnya di daerah transmigrasi.

G. Intervensi Keperawatan Komunitas


Dalam Efendi & Makhfudli (2009) dijelaskan strategi intervensi keperawatan
komunitas antara lain :
1. Proses kelompok ( group process)
Seseorang dapat mengenal dan mencegah penyakit, tentunya setelah belajar dari
pengelaman sebelumnya, selain dari faktor pendidikan/ pengetahuan individu,
media massa, televisi, penyuluhan yang dilakukan oleh pettugas kesehatan, dan
sebagainya. Begitu juga dengan masalah kesehatan lingkungan sekitar
masyarakat, tentunya gambaran penyakit yang paling sering mereka temukan
sebelumnya sangat memengaruhi upaya penanganan atau pencegahan penyakit
yang mereka lakukan. Jika masyarakat sadar bahwa penanganan yang bersifat
individual tidak akan mampu mencegah, apalagi memberantas penyakit tertentu,
maka mereka telah melakukan pendekatan pemecahan masalah kesehatan
menggunakan proses kelompok.
2. Pendidikan kesehatan (health promotion)
Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang dinamis, dimana
perubahan tersebut bukan sekedar proses transfer materi/ teori dari seseorang ke
orang lain dan bukan pula seperangkat prosedur. Akan tetapi, perubahan tersebut
terjadi adnya kesadaran dari dalam diri individu, kelompok atau masyarakat
sendiri. Tujuan utama pendidikan kesehatan adalah agar seorang mampu:
a. Menetapkan masalah dan kebutuhan mereka sendiri;
b. Memahami apa yang dapat mereka lakukan terhadap maslaahnya, dengan
sumberdaya yang ada pada mereka dan di tambah dengan dukungan dari luar
c. Memutuskan kegiatan yang paling tepat guna, untuk meningkatkan taraf hidup
sehat dan kesejahteraan masyarakat. Sedangkan tujuan dari pendidikan
kesehatan menurut Undang-Undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 maupun
WHO yaitu “meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan ; baik fisik, mental, dan sosialnya ; sehingga
produktif secara ekonomi maupun secara social.

3. Kerja Sama (Partner Ship)


Berbagai persoalan kesehatan yang terjadi dalam lingkungan masyarakat jika
tidak di tangani dengan baik akan menjadi ancaman bagi lingkungan masyarakat
luas. Oleh karena itu, kerja sama sangat dibutuhkan dalam upaya mencapai tujuan
asuhan keperawatan komunitas, melalui upaya ini berbagai persoalan di dalam
lingkungan masyarakat akan dapat diatasi dengan lebih cepat.
DAFTAR PUSTAKA

Iqbal Mubarak,W. 2009. Ilmu Keperawatan Komunitas. Jakarta : Salemba Medika.


http://eprints.umm.ac.id/52155/40/BAB%20II.pdf

Makhfudli & Efendi, F. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan Praktik dalam
Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
Efendi, F & Makhfudli. (2009). Keperawatan kesehatan komunitas: teori dan praktik dalam
keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. https://books.google.co.id/books?
id=elW8DwAAQBAJ&pg=PA89&hl=id&source=gbs_toc_r&cad=3#v=onepage&q
&f=false (Diakses pada tanggal 24 September 2020).
http://www.erwinedwar.com/2018/06/keperawatan-kesehatan-komunitas.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai