Anda di halaman 1dari 10

KAJIAN FORMULARIUM RUMAH SAKIT

RSUP DR. RIVAI ABDULLAH PALEMBANG


TAHUN 2020

Formularium Rumah Sakit memuat daftar obat yang digunakan dalam pelayanan
Kesehatan di RSUP Dr. Rivai Abdullah. Formularium RSUP Dr. Rivai Abdullah disusun
mengacu kepada Formularium Nasional.
Formularium Rumah Sakit disusun oleh Tim Farmasi Terapi. Adapun tugas Tim
Farmasi dan Terapi mencakup:
1. Mengembangkan kebijakan tentang penggunaan obat di rumah sakit
2. Melakukan seleksi dan evaluasi obat yang akan masuk dalam Formularium Rumah
Sakit
3. Mengembangkan standar terapi
4. Mengidentifikasi permasalahan dalam penggunaan obat
5. Melakukan intervensi dalam meningkatkan penggunaan obat yang rasional
6. Mengkoordinir penatalaksanaan reaksi obat yang tidak dikehendaki
7. Mengkoordinir penatalaksanaan kesalahan penggunaan obat (medication error)
8. Menyebarluarkan informasi terkait kebijakan penggunaan obat di rumah sakit

Untuk memastikan Penggunaan Formularium Rumah sakit di RSUP Dr. Rivai


Abdullah Palembang efektif maka perlu dilakukan suatu kajian yang dilakukan setiap
tahunnya. Kajian yang dilakukan meliputi :
1. Pemilihan
2. Penyusunan
3. Pemantauan (monitor).

1. PEMILIHAN
Merupakan suatu proses kerjasama/kolaborasi yang mempertimbangkan baik
kebutuhan dan keselamatan pasien maupun anggaran pengadaan. Di RSUP Dr. Rivai
Abdullah Palembang seleksi obat dilakukan oleh Tim Farmasi dan Terapi (TFT). Proses
pemilihan dimulai dari usulan masing masing SMF (Staff Medis Fungsional). Pemilihan
Obat mengacu kepada Formularium Nasional.
Setiap obat yang diusulkan untuk masuk dalam formularium RSUP Dr. Rivai Abdullah
Palembang harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
a. Mengutamakan penggunaan obat generik.
b. Memiliki rasio manfaat-resiko (benefit-risk ratio) yang paling menguntungkan
penderita.
c. Mutu terjamin termasuk stabilitas dan bioavailabilitas.
d. Praktis dalam penyimpanan dan pengangkutan.
e. Praktis dalam penggunaan dan penyerahan.
f. Menguntungkan dalam hal kepatuhan dan penerimaan oleh pasien.
g. Memiliki rasio manfaat-biaya (benefit-cost ratio) yang tertinggi berdasarkan biaya
langsung dan tidak langsung.
h. Obat lain yang terbukti paling efektif secara ilmiah dan aman (evidence based
medicine) yang paling dibutuhkan untuk pelayanan dengan harga yang terjangkau.

Kriteria penghapusan obat dari formularium:


a. Obat tidak beredar lagi di pasaran.
b. Obat tidak ada yang menggunakan lagi.
c. Sudah ada obat baru yang lebih cost effective.
d. Obat yang setelah dievaluasi memiliki risiko lebih tinggi dibandingkan manfaatnya.
e. Berdasarkan hasil pembahasan oleh Tim Farmasi dan Terapi.
f. Terdapat obat lain yang memiliki efikasi yang lebih baik dan/atau efek samping yang
lebih ringan.

 PERMASALAHAN :
- Masih terdapat obat diluar Formularium Nasional yang dibutuhkan.
 RESIKO :
- Masih adanya obat-obat Non Formarium Nasional dalam Formularium RS.
 TINDAK LANJUT :
- Memastikan Formularium Nasional tersedia bagi setiap SMF, agar usulan
obat sesuai dengan Formularium Nasional
- Memastikan usulan obat non Formularium Nasional dilengkapi dengan EBM
(evidence based medicine)

2. PENYUSUNAN
Penyusunan dan revisi Formularium RSUP Dr. Rivai Abdullah Palembang secara
berkala agar dihasilkan Formularium Rumah Sakit yang salalu mutakhir dan dapat
memenuhi kebutuhan pengobatan yang rasional.
Proses penyusunan dan revisi formularium harus dirancang agar dihasilkan formularium
yang selalu mutakhir dan dapat memenuhi kebutuhan pengobatan yang rasional. Revisi
formularium dilakukan setiap tahun.
 DAFTAR PENAMBAHAN OBAT DI FORMULARIUM RUMAH SAKIT TAHUN 2020

NO NAMA OBAT SEDIAAN KET


1 Selekosib Tablet usulan dari SMF
2 Hyaluronic Acid Salep, Krim usulan dari SMF
3 Klorokuin Tablet usulan dari SMF
4 Benzidamin HCl Obat Kumur usulan dari SMF
5 Povidone Iodin 1% Obat Kumur usulan dari SMF
6 Pasta Adhesive Pasta usulan dari SMF
7 Isoksuprin HCl Tablet usulan dari SMF
8 Metoksalen Salep, Krim usulan dari SMF
9 Solanum Lycopersicum Salep, Krim usulan dari SMF
10 Oksimetazolin HCl Tetes Hidung perubahan dari fornas
11 Asam Askorbat Tablet 500 mg usulan dari SMF
12 Asam Askorbat Injeksi 200mg usulan dari SMF
13 Lycopen Tablet 5mg usulan dari SMF
14 Risedronat Tablet 35mg perubahan dari fornas

 DAFTAR PENGHAPUSAN OBAT DI FORMULARIUM RUMAH SAKIT TAHUN 2020

NO NAMA OBAT SEDIAAN KET


1 NIHIL

 PERMASALAHAN :
- Tidak semua SMF terlibat dalam proses pemilihan
- Usulan dari SMF sering tidak mengikuti jadwal

 RESIKO :
Penyusunan Formularium Rumah Sakit mundur dari jadwal

 TINDAK LANJUT :
Memastikan usulan dari SMF masuk sesuai jadwal agak penyusunan
Formularium RS bisa tepat waktu.

3. PEMANTAUAN
Tim Farmasi dan Terapi bekerja sama dengan unit dan tenaga kesehatan lainnya
melakukan pemantauan terhadap penggunaan obat sesuai Formularium RS.
Pengawasan kepatuhan pemakaian obat sesuai formularium dilakukan secara berkala
dan berdasarkan data penggunaan obat dari Instalasi Farmasi
Buku Formularium yang sedang berlaku wajib tersedia disetiap lokasi pelayanan, di
ruang rawat, poli klinik dan depo farmasi.
 Rekapitulasi kepatuhan penulisan resep sesuai Formularium Nasional 2020

JUMLAH R/ SESUAI
BULAN JUMLAH TOTAL R/ PERSENTASE
FORMULARIUM
Januari 5167 5296 97.56%
Februari 5845 5947 98.28%
Maret 5766 5890 97.89%
April 3079 3117 98.78%
Mei 2220 2239 99.15%
Juni 3162 3173 99.65%
Juli 4012 4199 99.54%
Agustus 3945 3948 99.90%
September 4621 4630 99.80%
Oktober 4593 4602 99.90%
November 5048 5050 99.96%
Desember 4328 4334 99.86%

 Rekapitulasi Kejadian Medication Error Tahun 2020

NO BULAN % Medication Error


1 Januari 0,7%
2 Februari 0,31%
3 Maret 0,46%
4 April 0,10%
5 Mei 0,32%
6 Juni 0,29%
7 Juli 0,08%
8 Agustus 0,34%
9 September 0,15%
10 Oktober 0,28%
11 November 0,67%
12 Desember 0,28%

 Rekapitulasi Kejadian MESO Tahun 2020


BULAN JUMLAH KEJADIAN
MESO 
Januari 1 Kejadian

Februari 1 Kejadian
Maret 1 Kejadian 
April Nihil
Mei Nihil
 PERMASA
Juni 2 Kejadian
Juli Nihil LAHAN
Agustus 1 Kejadian
September 1 Kejadian
Oktober 2 Kejadian
November Nihil
Desember Nihil
1. Buku Formularium Rumah Sakit belum optimal digunakan
2. Rumah sakit telah menetapkan Kebijakan Peresepan Obat sesuai
Formularium Nasional tetapi beberapa kasus masih membutuhkan obat diluar
Formularium Nasional.
3. Masih terjadi kejadian medication error terkait penulisan resep
4. Belum meratanya inisiatif pelaporan efek samping obat di seluruh tenaga
kesehatan.

 RESIKO
1. Berpotensi Inefisiensi pembelian obat.
2. Berpotensi medication error.

 TINDAK LANJUT
1. Melakukan re-sosialisasi tentang telah tersedianya Formularium RS di setiap
ruang rawat, poliklinik dan depo farmasi, yang dipantau dalam kegiatan
supervisi farmasi
2. Melakukan re-sosialisasi tentang penulisan resep mengacu kepada
Formularium Rumah Sakit
3. Memastikan penulisan resep melalui e-prescribing berjalan secara
menyeluruh
4. Melakukan re-sosialisasi tentang SOP pelaporan efek samping obat

Palembang, Januari 2021


Ketua Tim Farmasi dan Terapi
RSUP Dr. Rivai Abdullah Palembang

dr. Sri Handayani, SpS


NIP. 197710242008122001
No STANDAR Y/T KETERANGAN TINDAKAN UNTUK PIC PIC UNIT TARGET
PERBAIKAN TERKAIT

SELEKSI DAN PENGADAAN

1 Sesuai Fornas T Beberapa obat yang Mengusulkan ke TFT agar TFT Ka.
dibutuhkan tidak ada daftar obat tersebut di Instalasi
dalam fornas masukkan dalam Farmasi
Formularium RS
2 Ada proses penambahan Y
dan penghapusan obat
ke dalam Formularium
RS
3 Obat yang direncanakan Y
telah mengacu kepada
Formularium yang telah
ditetapkan
4 Tidak ada kekosongan T Masih ada kekosongan Membuat laporan Kemenkes Instalasi Feb-18
obat Formularium obat Formularium kekosongan obat ke Farmasi
Nasional Nasional Kementerian Kesehatan

PENYIMPANAN

5 Obat disimpan dengan Y


baik dan aman
6 Obat High Alert disimpan T Masih ada stiker yang Meningkatkan kualitas stiker Ka. Instalasi Ka. Sub Feb-18
terpisah dan tempel stiker terlepas Farmasi Bag
Rumah
Tangga
7 Obat LASA disimpan Y
sesuai standar
8 Obat-obatan emergensi T Belum semua ruang Merekomendasikan kepada Ka. Instalasi Ka. April-18
tersedia pada unit-unit perawatan mempunyai Ka. Instalasi untuk Farmasi Instalasi
yang memerlukan yang troli emergensi menganalisa dan mengajukan Rawat
bersifat emergensi permintaan troli ke bagian Inap
ULP
9 RS memiliki kebijakan Y
yang tepat bagi produk
nutrisi
10 Ada kebijakan yang Y
menetapkan bagaimana
obat emergensi disimpan,
dijaga, dan dilindungi dari
kehilangan dan pencurian

12 RS memiliki kebijakan Y Maret


dan prosedur yang 2018
mengatur pemusnahan
obat kadaluarsa / Expire
dan rusak
13 Ada sistem penarikan Y
obat di rumah sakit
14 Resep ditulis lengkap T Masih ada penulisan Semua permintaan obat Ka. Instalasi Ka. SMF Mar-18
sesuai standar resep yang belum menggunakan e-prescribing Farmasi, Ka. dan Ka.
lengkap. Contohnya : Instalasi Instalasi
terdapat perintah obat SIRS, semua Farmasi
yang tidak lengkap/ Ka. Instalasi,
tidak jelas termasuk semua SMF
hilangnya informasi/
tidak adanya informasi
seperti dosis, unit,
frekuensi pemberian,
rute pemberian,
konsentrasi untuk
elektrolit pekat,
singkatan yang tidak
disetujui dan indikasi
permintaan pro renata
15 Ada prosedur pemesanan Y
obat secara verbal atau
melalui telepon dan
proses verifikasinya

PERSIAPAN DAN PENYALURAN

16 Melakukan telaah Y
terhadap semua resep
17 Telaah obat dilakukan Y
oleh apoteker berlisensi
18 Menggunakan software Y
yang di update secara
berkala untuk melakukan
cross chek interaksi obat
dan alergi obat
19 Penyiapan perbekalan T Belum semua ruangan Menyiapkan ruang khusus Semua Ka. Ka. Juli 2018
farmasi di area bersih mempunyai ruang
Instalasi yang Instalasi
khusus penyiapan obat
melakukan Farmasi
penyiapan
obat
20 Pemberian label semua T Label obat belum Pembuatan label yang Ka. Instalasi Ka. SIRS Juli 2018
obat secara tepat sesuai terintegrasi dengan
terintegrasi dengan SIM RS Farmasi RS
standart SIMRS
21 Obat sitostatika disiapkan Y
oleh petugas yang sudah
terlatih
22 Obat yang disediakan Y
dalam bentuk yang siap
digunakan

PEMBERIAN

23 Pemberian perbekalan T Masih ada pemberian Reedukasi perawat. Ka. Instalasi Ka. Juli 2018
farmasi tepat waktu obat terlambat
Pembuatan TPO di ruang Farmasi RS Instalasi
perawatan Rawat
Inap
24 Pemberian obat termasuk T Obat-obatan tidak Melakukan re-edukasi dan Ka.Bid Jan-2018
proses verifikasi yang diberikan dan
meningkatkan monitoring Keperawatan,
benar berdasarkan didokumentasikan
permintaan atau secara konsisten, evaluasi semua Ka.
peresepan obat contohnya :
Irna, Ka.
1. Pengobatan
sebelum transfusi Instalasi
darah tidak
Farmasi
didokumentasikan.
2. Pemberian insulin
tidak
didokumentasikan.
3. Pemberian obat oleh
perawat tidak
lengkap.

25 RS mengidentifikasi Y
petugas yang kompeten
yang diijinkan untuk
memberikan obat
PEMANTAUAN

26 Efek pengobatan pada T Rumah sakit telah Melakukan re-edukasi Ka. Instalasi Jan-18
pasien dipantau menetapkan proses
pengisian form MESO kepada Farmasi,
untuk melaporkan efek
samping obat, namun dokter dan perawat Ka.Bid
hanya apoteker/farmasis
Keperawatan,
yang telah memenuhi
persyaratan pelaporan semua Ka.
Instalasi
27 Rumah sakit menetapkan T Rumah sakit telah Mendokumentasikan dan Ka. Instalasi Des-17
dan menetapkan proses
melaporkan kesalahan pada Farmasi
mengimplementasikan untuk melaporkan dan
proses untuk melaporkan menindaklanjuti resep dan efek pengobatan
dan menindaklanjuti medication error dan
yang dipantau
medication error dan KNC, namun sementara
kejadian nyaris cidera semua KNC dilaporkan,
kesalahan pada resep
dan pemantauan efek
pengobatan tidak
dilaporkan dan dipantau

Palembang, 29 Januari 2018


Kepala Instalasi Farmasi
RSUP Dr. Rivai Abdullah Palembang

Ezi Fatma Sari, S.Si, Apt


NIP. 197703242003122003

Anda mungkin juga menyukai