Formularium Rumah Sakit memuat daftar obat yang digunakan dalam pelayanan
Kesehatan di RSUP Dr. Rivai Abdullah. Formularium RSUP Dr. Rivai Abdullah disusun
mengacu kepada Formularium Nasional.
Formularium Rumah Sakit disusun oleh Tim Farmasi Terapi. Adapun tugas Tim
Farmasi dan Terapi mencakup:
1. Mengembangkan kebijakan tentang penggunaan obat di rumah sakit
2. Melakukan seleksi dan evaluasi obat yang akan masuk dalam Formularium Rumah
Sakit
3. Mengembangkan standar terapi
4. Mengidentifikasi permasalahan dalam penggunaan obat
5. Melakukan intervensi dalam meningkatkan penggunaan obat yang rasional
6. Mengkoordinir penatalaksanaan reaksi obat yang tidak dikehendaki
7. Mengkoordinir penatalaksanaan kesalahan penggunaan obat (medication error)
8. Menyebarluarkan informasi terkait kebijakan penggunaan obat di rumah sakit
1. PEMILIHAN
Merupakan suatu proses kerjasama/kolaborasi yang mempertimbangkan baik
kebutuhan dan keselamatan pasien maupun anggaran pengadaan. Di RSUP Dr. Rivai
Abdullah Palembang seleksi obat dilakukan oleh Tim Farmasi dan Terapi (TFT). Proses
pemilihan dimulai dari usulan masing masing SMF (Staff Medis Fungsional). Pemilihan
Obat mengacu kepada Formularium Nasional.
Setiap obat yang diusulkan untuk masuk dalam formularium RSUP Dr. Rivai Abdullah
Palembang harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
a. Mengutamakan penggunaan obat generik.
b. Memiliki rasio manfaat-resiko (benefit-risk ratio) yang paling menguntungkan
penderita.
c. Mutu terjamin termasuk stabilitas dan bioavailabilitas.
d. Praktis dalam penyimpanan dan pengangkutan.
e. Praktis dalam penggunaan dan penyerahan.
f. Menguntungkan dalam hal kepatuhan dan penerimaan oleh pasien.
g. Memiliki rasio manfaat-biaya (benefit-cost ratio) yang tertinggi berdasarkan biaya
langsung dan tidak langsung.
h. Obat lain yang terbukti paling efektif secara ilmiah dan aman (evidence based
medicine) yang paling dibutuhkan untuk pelayanan dengan harga yang terjangkau.
PERMASALAHAN :
- Masih terdapat obat diluar Formularium Nasional yang dibutuhkan.
RESIKO :
- Masih adanya obat-obat Non Formarium Nasional dalam Formularium RS.
TINDAK LANJUT :
- Memastikan Formularium Nasional tersedia bagi setiap SMF, agar usulan
obat sesuai dengan Formularium Nasional
- Memastikan usulan obat non Formularium Nasional dilengkapi dengan EBM
(evidence based medicine)
2. PENYUSUNAN
Penyusunan dan revisi Formularium RSUP Dr. Rivai Abdullah Palembang secara
berkala agar dihasilkan Formularium Rumah Sakit yang salalu mutakhir dan dapat
memenuhi kebutuhan pengobatan yang rasional.
Proses penyusunan dan revisi formularium harus dirancang agar dihasilkan formularium
yang selalu mutakhir dan dapat memenuhi kebutuhan pengobatan yang rasional. Revisi
formularium dilakukan setiap tahun.
DAFTAR PENAMBAHAN OBAT DI FORMULARIUM RUMAH SAKIT TAHUN 2020
PERMASALAHAN :
- Tidak semua SMF terlibat dalam proses pemilihan
- Usulan dari SMF sering tidak mengikuti jadwal
RESIKO :
Penyusunan Formularium Rumah Sakit mundur dari jadwal
TINDAK LANJUT :
Memastikan usulan dari SMF masuk sesuai jadwal agak penyusunan
Formularium RS bisa tepat waktu.
3. PEMANTAUAN
Tim Farmasi dan Terapi bekerja sama dengan unit dan tenaga kesehatan lainnya
melakukan pemantauan terhadap penggunaan obat sesuai Formularium RS.
Pengawasan kepatuhan pemakaian obat sesuai formularium dilakukan secara berkala
dan berdasarkan data penggunaan obat dari Instalasi Farmasi
Buku Formularium yang sedang berlaku wajib tersedia disetiap lokasi pelayanan, di
ruang rawat, poli klinik dan depo farmasi.
Rekapitulasi kepatuhan penulisan resep sesuai Formularium Nasional 2020
JUMLAH R/ SESUAI
BULAN JUMLAH TOTAL R/ PERSENTASE
FORMULARIUM
Januari 5167 5296 97.56%
Februari 5845 5947 98.28%
Maret 5766 5890 97.89%
April 3079 3117 98.78%
Mei 2220 2239 99.15%
Juni 3162 3173 99.65%
Juli 4012 4199 99.54%
Agustus 3945 3948 99.90%
September 4621 4630 99.80%
Oktober 4593 4602 99.90%
November 5048 5050 99.96%
Desember 4328 4334 99.86%
RESIKO
1. Berpotensi Inefisiensi pembelian obat.
2. Berpotensi medication error.
TINDAK LANJUT
1. Melakukan re-sosialisasi tentang telah tersedianya Formularium RS di setiap
ruang rawat, poliklinik dan depo farmasi, yang dipantau dalam kegiatan
supervisi farmasi
2. Melakukan re-sosialisasi tentang penulisan resep mengacu kepada
Formularium Rumah Sakit
3. Memastikan penulisan resep melalui e-prescribing berjalan secara
menyeluruh
4. Melakukan re-sosialisasi tentang SOP pelaporan efek samping obat
1 Sesuai Fornas T Beberapa obat yang Mengusulkan ke TFT agar TFT Ka.
dibutuhkan tidak ada daftar obat tersebut di Instalasi
dalam fornas masukkan dalam Farmasi
Formularium RS
2 Ada proses penambahan Y
dan penghapusan obat
ke dalam Formularium
RS
3 Obat yang direncanakan Y
telah mengacu kepada
Formularium yang telah
ditetapkan
4 Tidak ada kekosongan T Masih ada kekosongan Membuat laporan Kemenkes Instalasi Feb-18
obat Formularium obat Formularium kekosongan obat ke Farmasi
Nasional Nasional Kementerian Kesehatan
PENYIMPANAN
16 Melakukan telaah Y
terhadap semua resep
17 Telaah obat dilakukan Y
oleh apoteker berlisensi
18 Menggunakan software Y
yang di update secara
berkala untuk melakukan
cross chek interaksi obat
dan alergi obat
19 Penyiapan perbekalan T Belum semua ruangan Menyiapkan ruang khusus Semua Ka. Ka. Juli 2018
farmasi di area bersih mempunyai ruang
Instalasi yang Instalasi
khusus penyiapan obat
melakukan Farmasi
penyiapan
obat
20 Pemberian label semua T Label obat belum Pembuatan label yang Ka. Instalasi Ka. SIRS Juli 2018
obat secara tepat sesuai terintegrasi dengan
terintegrasi dengan SIM RS Farmasi RS
standart SIMRS
21 Obat sitostatika disiapkan Y
oleh petugas yang sudah
terlatih
22 Obat yang disediakan Y
dalam bentuk yang siap
digunakan
PEMBERIAN
23 Pemberian perbekalan T Masih ada pemberian Reedukasi perawat. Ka. Instalasi Ka. Juli 2018
farmasi tepat waktu obat terlambat
Pembuatan TPO di ruang Farmasi RS Instalasi
perawatan Rawat
Inap
24 Pemberian obat termasuk T Obat-obatan tidak Melakukan re-edukasi dan Ka.Bid Jan-2018
proses verifikasi yang diberikan dan
meningkatkan monitoring Keperawatan,
benar berdasarkan didokumentasikan
permintaan atau secara konsisten, evaluasi semua Ka.
peresepan obat contohnya :
Irna, Ka.
1. Pengobatan
sebelum transfusi Instalasi
darah tidak
Farmasi
didokumentasikan.
2. Pemberian insulin
tidak
didokumentasikan.
3. Pemberian obat oleh
perawat tidak
lengkap.
25 RS mengidentifikasi Y
petugas yang kompeten
yang diijinkan untuk
memberikan obat
PEMANTAUAN
26 Efek pengobatan pada T Rumah sakit telah Melakukan re-edukasi Ka. Instalasi Jan-18
pasien dipantau menetapkan proses
pengisian form MESO kepada Farmasi,
untuk melaporkan efek
samping obat, namun dokter dan perawat Ka.Bid
hanya apoteker/farmasis
Keperawatan,
yang telah memenuhi
persyaratan pelaporan semua Ka.
Instalasi
27 Rumah sakit menetapkan T Rumah sakit telah Mendokumentasikan dan Ka. Instalasi Des-17
dan menetapkan proses
melaporkan kesalahan pada Farmasi
mengimplementasikan untuk melaporkan dan
proses untuk melaporkan menindaklanjuti resep dan efek pengobatan
dan menindaklanjuti medication error dan
yang dipantau
medication error dan KNC, namun sementara
kejadian nyaris cidera semua KNC dilaporkan,
kesalahan pada resep
dan pemantauan efek
pengobatan tidak
dilaporkan dan dipantau