Anda di halaman 1dari 6

Penelitian sosial

Analisis rendahnya minat belajar mata pelajaran matematika


studi khusus siswa SMA Muhammadiyah 5 Palembang

Kelompok 3:
1.Siti Intan Suci Ramadhani
2.Dirli Ferdiansyah
3.Nizar Ali
4.Putri Ika Nabila Sari
5.Maulidya Nur Isnaini Hasanah

Nama Guru:
M.Yamin S.Sos.

Tahun Ajaran 2022/2023


Bab 1
Pendahuluan
1.1.Latar Balakang
Mungkin kalian tidak asing lagi dengan mata pelajaran matematika. Mata pelajaran
yang memiliki banyak rumus dan juga banyak di pakai di pelajaran Fisika maupun
Kimia ini kurang diminati oleh sebagian besar siswa. Padahal jika di pelajari lagi,
matematika adalah pelajaran yang paling mudah yang bisa dipelajari oleh semua
siswa, dan ini juga tergantung cara guru mengajarkan kepada muridnya. Matematika
adalah salah satu mata pelajaran yang berguna untuk kehidupan sehari hari. Makanya
di setiap sekolah, matematika pasti selalu ada, karena nya mata pelajaran ini bisa
mempermudah manusia dalam berbagai masalah. Akan tetapi manusia terkadang
lebih memilih mengira-ngira daripada menghitung. Kenapa hal ini bisa terjadi?
Karena salah satu prinsip manusia adalah jika ada jalan yang mudah, kenapa harus
memilih jalan yang susah? Maksudnya jika manusia dihadapkan kepada dua pilihan
yaitu memotong kue dengan mengira-ngira atau memotong kue dengan menghitung,
tentulah mereka lebih memilih memotong kue dengan mengira-ngira, ntah kue nya
akan sama rata atau tidak mereka seakan tidak peduli, yang penting kue yang
dipotong tadi sudah terlihat sama, padahal belum tentu.
Permasalahan matematika ini dapat di analisis berdasarkan level matematika dari
yang mudah hingga yang susah. Kita belajar matematika melalui level termudah
terlebih dahulu yaitu mengetahui angka, mulai dari 1 sampai 10, lalu 11 sampai 20,
lalu seterusnya. Level yang mudah berikutnya adalah pertambahan. Butuh sekitar
kurang lebih 1 minggu untuk IQ rata rata anak kecil agar bisa menguasai
pertambahan. Bahkan untuk belajar pertambahan, ada yang sampai waktu berbulan
bulan bahkan bertahun tahun saking rendah IQ mereka. Nah permasalahannya disini,
ketika anak kecil belum bisa pertambahan, mereka sudah diajarkan perkurangan.
Inilah letak kesalahan guru dalam mengajar. Ketika anak anak SD atau TK tidak bisa
pertambahan, mereka sudah diajarkan perkurangan, hal ini membuat anak kecil
tersebut tidak bisa menangkap materi yang diajarkan sekarang maupun materi yang
diajarkan selanjutnya, karena mereka tidak akan mampu menerima dua materi
sekaligus, mereka akan bingung sendiri, dan akhirnya berkurang minatnya untuk
mempelajari matematika. Jika kita melihat sudut pandang dari mata pelajaran yang
disukai anak anak yaitu olahraga, mata pelajaran ini tidak akan membuat mereka
pusing, karena olahraga hanya akan membuat mereka lelah di otot, sedangkan
matematika membuat mereka lelah di otak. Dan guru yang mengajari olahraga kepada
anak muridnya tidak memaksakan mereka bisa atau tidak. Mereka bisa nendang bola
tapi meleset tidak apa apa, mereka mau lari tapi tidak sampai di garis finish juga tidak
apa apa. Nah hal ini tidak akan memberikan tekanan kepada anak murid. Sedangkan
pelajaran matematika, guru akan memaksa anak murid untuk bisa, "Jika tidak bisa
menyelesaikan ini maka nilai rapot kamu nol" ucap guru matematika. Nah hal ini
memberikan tekanan batin dan mental terhadap anak yang baru memasuki fase
belajar. Karena mereka dipaksa harus bisa, mereka takut jika nilai mereka nol, mereka
takut akan dimarahi orang tua mereka. Itulah sebabnya jika ingin memberikan minat
belajar matematika kepada anak didik, maka harus lah dimulai dari mereka kecil, dari
SD. Anak yang sudah di biasakan sejak SD,
maka saat mereka sudah memasuki masa SMA/sederajat, mereka akan meminati
matematika sebagaimana mereka meminati pelajaran olahraga.
Ini baru satu permasalahannya, sebenarnya ada permasalahan lain yang membuat
siswa kurang meminati pelajaran matematika, yaitu mereka sudah disugesti sejak
kecil oleh siswa dulu yang sama tidak meminati pelajaran matematika. Biasanya
mereka menyugesti seperti ini "Dek, matematika susah loh, mending main aja, gausah
kerjain PR nya". Nah hal ini jangan kalian tiru, karena minat atau tidak nya seseorang
dalam pelajaran matematika, jangan sampai kalian memberikan sugesti untuk
seseorang agar tidak meminati pelajaran matematika juga. Karena bisa saja orang
yang disugesti seperti itu bisa sukses karena matematika seperti ilmuwan ilmuwan di
luar sana. Mereka dapat uang karena matematika, mereka terkenal karena matematika,
mereka bisa menciptakan ini itu karena matematika. Itulah sebabnya orang yang
memberikan sugesti seperti ini rata rata orang bodoh. Mereka mengajak orang lain ke
jalan kebodohan. Oleh sebab itu, jangan pernah kalian mendengarkan sembarangan
sugesti dari orang lain, termasuk orang tua dan teman kita sendiri, karena bukan
mereka yang menentukan kesuksesan kita, melainkan kita sendiri. Ikutilah nasihat
nasihat yang membuat kita semakin semangat meraih mimpi dan cita cita, jika kita
memiliki mimpi dari sekarang, maka tidak ada yang bisa menghalangi mimpi kita
selain rasa malas dari diri kita sendiri.
Berdasarkan beberapa masalah di atas, ada satu masalah yang mungkin menjadi
kepastian mengapa siswa kurang meminati pelajaran ini, karena rata rata siswa
menganggap matematika tidak penting. Mengapa hal itu bisa ada dipikiran siswa?
Karena mereka menganggap yang penting dan mempermudah permasalahan manusia
hanyalah pertambahan, perkurangan, perkalian, dan pembagian. Awalnya kami juga
berpikiran seperti itu, tetapi kami akhirnya menemukan jika sebenarnya matematika
itu berguna tidak hanya di level matematika yang dasar seperti pertambahan hingga
pembagian tadi, akan tetapi banyak rumus matematika yang cukup membantu
permasalahan manusia. Misalnya rumus menghitung luas rumah. Jika kita mau
menjual suatu rumah, maka hal pertama yang akan dilakukan adalah menghitung luas
rumah dan luas tanah, serta menentukan harga. Jika kita saja tidak tahu rumus dari
suatu rumah, maka kita akan susah menentukan harganya, yang ada malah menjual
dengan harga yang terlalu mahal, atau malah rugi. Selain contoh di atas, kita yang
sedang memasuki masa modern ini, kita sudah dipermudah dengan Kalkulator, alat
yang bisa menghitung dengan cepat melampaui manusia pada umumnya. Kita terlalu
meremehkan kemampuan kita dan memilih untuk menggunakan kalkulator, padahal
jika teknologi di dunia ini hilang, kita bisa saja hidup dalam penuh kesengsaraan.
Dikutip dari web Wikipedia.org, Albert Einstein pernah berkata "Aku tidak tahu
senjata apa yang akan digunakan dalam Perang
Dunia III, tetapi Perang Dunia IV akan menggunakan tongkat dan batu." Hal ini tidak
menutup kemungkinan bahwa di masa depan, sesuai perkataan Albert Einstein, di
masa depan nanti atau tepatnya setelah perang dunia ke IV, teknologi bisa saja hilang.
Kami sendiri tidak mengetahui mengapa Albert Einstein bisa berkata seperti ini
namun, apa salahnya jika kita tidak berjaga jaga, kita tidak selalu bisa mengandalkan
teknologi yang ada sekarang ini, ada baiknya kita dari sekarang mempersiapkan diri
untuk menghadapi dunia tanpa teknologi seperti yang dikatakan Albert Einstein.
Cara membuat siswa memiliki minat untuk belajar matematika adalah dengan
mencari guru yang terbaik dari yang terbaik. Tentu hal ini sangat tidak mudah
mengingat gani guru yang terbaik tidak lah murah, jikalau ada yang murah, bisa jadi
guru itu sudah memiliki penghasilan utama sehingga menjadikan profesi guru sebagai
kerja sampingan. Selain mencari guru yang terbaik dari yang terbaik, cara agar siswa
meminati pelajaran ini adalah memberikan kesadaran dan beberapa sugesti yang
memungkinkan mereka bisa meminati pelajaran ini lagi. Kami tidak bisa menemukan
sugesti seperti apa yang bisa diberikan, akan tetapi kami yakin suatu saat ada yang
bisa mengubah negara ini menjadi negara modern dengan hanya memberikan sugesti
dan mengajari siswa berdasarkan logika yang bisa diterima oleh siswa.
Permasalahan di atas hanya berdasarkan analogi dan logika kami saja. Kami pun
merasa permasalahan ini diteliti tidak hanya dengan berpikir kritis dan pendapat serta
logika kami saja. Maka dari itu kami pun melakukan riset kepada beberapa siswa di
SMA Muhammadiyah 5 Palembang. Setelah melakukan riset, kami menemukan
bahwa ternyata siswa kurang meminati pelajaran matematika bukan karena mereka
membencinya, akan tetapi mereka kesusahan menghafal rumusnya. Hal ini wajar
karena rumus matematika adalah salah satu bahasa yang cukup susah untuk di hafal,
mengingat rumus matematika terdiri dari huruf, angka, pangkat, simbol, dan lain lain.
Selain susah menghafal rumus, siswa juga seringkali menganggap ilmu matematika
adalah ilmu yang membosankan, padahal induk dari semua mata pelajaran ada di
matematika. Contohnya kimia yang menggunakan hitung hitungan, fisika yang
rumusnya banyak, ekonomi, dan lain lain.
Dari hasil observasi yang kami jalankan selama ini, ada satu pertanyaan menarik
yang datang dari siswa yaitu “Kenapa Matematika diwajibkan di sekolah sedangkan
rata rata rumus dari matematika itu tidak berguna dalam kehidupan sehari-hari, selain
itu kami tidak suka matematika tapi mengapa kami dipaksa untuk bisa?”. Nah ini
namanya pertanyaan yang bisa menurunkan minat belajar matematika. Karena
pertanyaan ini bisa mengubah mindset siswa yang minat matematika jadi tidak minat,
dan siswa yang awalnya tidak minat malah tambah tidak minat setelah mendengar
pertanyaan tersebut. Kami pun bertanya kepadanya, “Apakah kamu senang
menggunakan Handphone” dia jawab tentu saja. Lalu kami pun menjawab jika
seandainya orang yang membuat Handphone tidak meminati dan mempelajari
matematika, apakah kamu bisa menikmati Handphone mu sekarang? Apakah kamu
bisa sepintar sekarang jika tidak ada Handphone di genggamanmu? Tentu saja tidak
kan? Nah andai kata kamu lahir di saat orang yang buat HP ini lahir, kemungkinan HP
di dunia ini tidak akan pernah ada dan mungkin di masa depan, sebagian manusia di
dunia ini tidak akan sepintar sekarang.
Maka dari itu, kami memilih judul ini dikarenakan kami ingin mengajak siswa
untuk kembali meminati pelajaran ini, karena dimasa depan, pelajaran matematika
bisa menjadi sangat penting. Pengaruhnya bisa mengubah dunia dari zaman kuno
hingga zaman modern.

1.2 Identifikasi Masalah


1.2.1.Berfokus pada analisis penyebab siswa di SMA Muhammadiyah 5 Palembang
susah menghafal rumus.
Setelah melakukan riset ternyata siswa kurang minat matematika karena susahnya
mereka dalam menghafal rumus, karena rumus matematika berisi huruf, angka,
simbol, dan lain lain.
1.2.2.Berfokus pada analisis penyebab siswa di SMA Muhammadiyah 5 Palembang
kurang mengerti rumus matematika.
Siswa kurang mengerti rumus matematika karena mereka malu untuk bertanya
kepada guru. Mereka bilang mengerti tetapi nyatanya tidak. Alasan utama mengapa
siswa malu untuk bertanya adalah jika pertanyaan mereka tidak nyambung atau tidak
bisa dimengerti oleh gurunya, maka mereka akan malu sendiri sehingga hal ini
memunculkan trauma untuk bertanya.
1.2.3.Berfokus pada analisis penyebab siswa SMA Muhammadiyah 5 Palembang
tidak bisa belajar mandiri.
Belajar sendiri bisa membuat kita mengantuk. Hal ini menjadi penyebab utama
mengapa siswa enggan untuk belajar secara mandiri atau biasa disebut otodidak.
Selain membuat mengantuk, belajar sendiri juga memunculkan rasa ketidaktahuan
sebab tidak ada yang menjelaskan kenapa bisa seperti ini, mengapa bisa seperti itu,
dan seterusnya sampai siswa ini merasa pusing dan berhenti.
1.3 Pembatasan Masalah
1.3.1. Penelitian dibatasi dalam kurun waktu bulan Oktober 2022 sampai dengan
bulan April 2023.
1.3.2. Berdasarkan identifikasi masalah diatas, pembatasan masalah penelitian ini
melalui dimensi tempat yaitu di SMA Muhammadiyah 5 Palembang.
1.4 Rumusan Masalah
1.4.1. Apakah dengan tidak bisa matematika, kita tidak akan sukses didunia?
1.4.2. Apakah matematika adalah pelajaran yang sudah sehingga siswa di SMA
Muhammadiyah 5 kurang memintanya?
1.4.3. Apakah guru sangat berperan penting dalam mempelajari mata pelajaran
matematika?
1.4.4. Apa yang akan terjadi jika semua orang didunia tidak meminati matematika?
1.5 Tujuan Penelitian
1.5.1. Seseorang masih bisa sukses walau tidak mempelajari Matematika. Namun
orang sukses yang tidak bisa matematika hanya sebagian kecil dari rata rata manusia
umumnya.
1.5.2. Matematika adalah pelajaran yang cukup mudah jika sudah dibiasakan sejak
kecil dan di perdalam lagi saat remaja maupun dewasa.
1.5.3. Pentingnya guru dalam membimbing siswa agar bisa selalu mengajari siswa
dan mengoreksi jawabannya.
1.5.4. Manusia tidak akan bisa memasuki era modern tanpa matematika.
1.6 Manfaat Penelitian
1.6.1. Manfaat Teoritis
1.6.2. Manfaat Praktis

Anda mungkin juga menyukai