Sintesis aspirin
17 Oktober 2022
Disusun Oleh :
1|Page
DAFTAR ISI
Bab I Pendahuluan 3
Kesimpulan 16
Daftar Pustaka 17
Lampiran 18
2|Page
Bab I
Pendahuluan
Kimia organik adalah percabangan studi ilmiah dari ilmu kimia mengenai
struktur, sifat, komposisi, reaksi, dan sintesis senyawa organik. Senyawa organik
dibangun terutama oleh karbon dan hidrogen, dan dapat mengandung unsur-unsur lain
seperti nitrogen, oksigen, fosfor, halogen dan belerang.
Definisi asli dari kimia organik ini berasal dari kesalahpahaman bahwa semua
senyawa organik pasti berasal dari organisme hidup, namun telah dibuktikan bahwa ada
beberapa perkecualian. Bahkan sebenarnya, kehidupan juga sangat bergantung pada
kimia anorganik; sebagai contoh, banyak enzim yang mendasarkan kerjanya pada logam
transisi seperti besi dan tembaga, juga gigi dan tulang yang komposisinya merupakan
campuran dari senyawa organik maupun anorganik.Pada awal abad ke 19 orang orang
beranggapan bahwa zat yang ada pada mahkluk hidup suatu kekuatan yang disebut vis
vitalis (kekuatan hidup). Pada tahun 1928 seorang ahli kimia dari Jerman, Friedrich
Wohler secara kebetulan dapat membuat ureum (senyawa rganik) sebagai pupuk sumber
nitrogen dengan memanaskan senyawa anorganik, yaitu amonium sianat.
Jadi kimia organik adalah disiplin ilmu kimia yang spesifik membahas studi
mengenai struktur, sifat, komposisi, reaksi dan persiapan (sintesis atau arti lainnya)
tentang persenyawaan kimiawi yang bergugus karbon dan hidrogen, yang dapat juga
terdiri atas beberapa elemen lain, termasuk nitrogen, oksigen, unsur halogen, seperti
fosfor, silikon dan belerang. Kimia Organik sangat berperan pada aspek kimiawi dari
senyawa obat, meliputi cara analisis, aktivitas biologis, metabolisme, cara sintesis,
maupun pengembangan senyawa obat baru.
3|Page
Bab II
Tinjauan Pustaka
Aspirin (asam asetil salisilat) dibuat oleh Felix Hoffman pada tahun 1987 oleh
laboratorium penelitian perusahaan Bayer dan digunakan secara luas sebagai obat
analgetik. Pada tahun 1971, John Vane menemukan fungsi asam salisilat sebagai anti
trombosis, dan hingga saat ini obat ini merupakan obat antiplatelet yang paling
ekonomis dan efektif yang digunakan dalam terapi penyakit kardiovaskular dan
cerebrovaskular. Aspirin atau Asetil Salisilat Acid atau ASA merupakan turunan dari
salisilat dan salah satu dari obat yang paling banyak digunakan di dunia dengan bukti
klinis yang menunjukkan sifat analgesik, antipiretik dan antiinflamasi. Aspirin juga
menunjukkan aktivitas antitrombosit dengan menghambat produksi irreversibel
eicosanoid thromboxane A2, sebagai promotor agregasi trombosit yang kuat.
Aspirin dibuat dengan mereaksikan asam salisilat dengan asetat anhidrat
menggunakan katalis asam pekat (H2SO4 atau H3PO4) sebagi zat penghidrasi. Reaksi
yang terjadi pada pembuatan aspirin adalah reaksi asetilasi yaitu suatu reaksi subtitusi
antara gugus asetil dengan gugus substrat yang sesuai. Asam salisilat terdiri dari dua
fungsi komposisi yaitu fenol (hydroxybenzene) dan asam karbosilat. Ketika direaksikan
dengan asetat anhidrat maka terbentuklah asam asetil salisilat.
Asam salisilat berasal dari bahasa Latin Salix “pohon willow”, dari kulit dimana
substansi yang digunakan adalah asam monohydroxy benzoic, jenis asam fenolik. Asam
organik ini berbentuk kristal, asam secara luas digunakan dalam sintesis organik dan
berfungsi sebagai hormon tanaman. Hal ini disebabkan karena adanya metabolisme dari
salisin. Selain menjadi suatu senyawa yang secara kimia mirip, tapi tidak identik dengan
komponen aktif dari aspirin (asam asetilsalisilat). Garam dan ester dari asam salisilat
yang dikenal disebut sebagai salisilat. Asam salisilat memiliki rumus C6H4(OH)COOH,
dimana gugus OH adalah orto dengan gugus karboksil. Hal ini juga dikenal sebagai
asam 2-hidroksi benzen karboksilat. Hal ini kurang larut dalam air (0,2 g/100 ml H2O
pada 20°C). Asam salisilat dapat ditemukan pada banyak tanaman dalam bentuk metal
salisilat dan dapat disintesa dari phenol. Asam salisilat memiliki sifat-sifat: berasa
manis, membentuk kristal berwarna putih, sedikit larut dalam air, meleleh pada 159°C
(318°F). Asam salisilat biasanya digunakan untuk memproduksi ester dan garam yang
4|Page
cukup penting. Asam salisilat merupakan turunan dari senyawa aldehid. Senyawa ini
juga biasa disebut o-hidroksibensaldehid, o-formilfenol atau 2-formilfenol. Senyawa ini
stabil, mudah terbakar dan tidak cocok dengan basa kuat, pereduksi kuat, asam kuat,
dan pengoksidasi kuat. Turunan yang terpenting dari asam salisilat ini adalah asam
asetil salisilat yag dikenal sebagai aspirin.
Asetat anhidrat adalah salah satu anhidrida asam paling sederhana. Rumus
kimianya adalah (CH3CO)2O. Senyawa ini merupakan reagen penting yang ada dalam
sintesis organik. Senyawa ini tidak berwarna, dan berbau cuka karena reaksinya dengan
kelembapan di udara membentuk asam asetat. Asetat anhidrat merupakan golongan
anhidrida yakni mempunyai rumus R-CO-O-CO-R’, pada asetat anhidrat R dan R’
adalah CH3 (metil). Asetat anhidrat merupakan anhidrat dari asam asetat yang struktur
antar molekulnya simetris. Asetat anhidrat memiliki berbagai macam kegunaan antara
lain sebagai fungisida dan bakterisida, pelarut senyawa organik, berperan dalam proses
asetilasi, pembuatan aspirin, dan dapat digunakan untuk membuat acetylmorphine.
Asam asetat anhidrat paling banyak digunakan dalam industri selulosa asetat untuk
menghasilkan serat asetat, plastik serat kain dan lapisan.
Asetat anhidrat ((CH3CO)2O) merupakan larutan aktif, tidak berwarna, serta
memiliki bau yang tajam. Kapasitas produksi Amerika untuk produk asetat anhidrat ini
cukup besar, yaitu lebih dari 900.000 ton per tahun. Asetat anhidrat merupakan suatu
senyawa yang memiliki kegunaan yang sangat bervariasi. Asetat anhidrat digunakan
dalam pembuatan cellulose asetate, serat asetat, obat-obatan, aspirin, dan berperan
sebagai pelarut dalam penyiapan senyawa organik.
Asam sulfat (H2SO4) merupakan asam mineral (anorganik) yang kuat. Zat ini
larut dalam air pada semua perbandingan. Asam sulfat mempunyai banyak kegunaan
dan merupakan salah satu produk utama industri kimia. Asam sulfat murni yang tidak
diencerkan tidak dapat ditemukan secara alami di bumi oleh karena sifatnya yang
higroskopis, walaupun demikian asam sulfat merupakan komponen utama hujan asam
yang terjadi karena oksidasi sulfur dioksidasi di atmosfer dengan keberadaan air
(oksidasi asam sulfit). Sulfit dioksidasi adalah produk sampingan utama dari
pembakaran bahan bakar seperti batu bara dan minyak yang mengandung sulfur
(belerang).
5|Page
Bab III
Metode Percobaan
Masukan asam salisilat kering kedalam erlenmeyer kemudian tambahkan asam asetat
anhidrida, tambahan asam sulfat pekat tetes demi tetes kocok perlahan ad larut homogen
pekat
Kemudian dipanaskan diatas penangas air (suhu didalamerlenmeyer ± 50-60 oC) sambil
diaduk dengan termometer selama 20 menit. Lalu keluarkan Erlenmeyer dari penangas air
Tambahkan 50 ml air suling dingin (dapat menggunakan campuran air dan es), untuk
mencegah terbentuknya kembali asam asetat anhidrat
Letakkan Erlenmeyer dalam tangas es, hingga terbentuk kristal aspirin dengan sesekali di
aduk dengan batang pengaduk untuk mencegah terbentuknya kembali asam asetat anhidrat.
Apabila terbentuk lapisan minyak diatas bagian padat, panaskan kembali Erlenmeyer di
tangas air sampai lapisan minyak hilang kemudian didinginkan kembali di tangas es
Saring kristal dengan penyaring hisap, kertas saring dibasahi terlebih dahulu dengan air
suling
Saring kristal dengan penyarin hisap, kertas saring dibasahi dahulu dengan air suling dan
tambahkan 60 ml air suling. Tutup beker dengan gelas arloji dinginkan perlahan pada suhu
ruang kemudian letakan beaker dalam tangas es hingga kristal terbentuk sempurna
Saring kristal dengan penyaring hisap, cuci kristal dengan air es Angkat kertas
saring, letakkan diatas gelas arloji biarkan hingga kering di suhu ruang.
6|Page
III.2. Alat dan Bahan Percobaan
1. Alat:
Erlemneyer
Tangas air
Termometer
Penyaring hisap
Corong,
Penangas air
Gelas ukur
2. Bahan:
Asam salisilat kering 10 g
Asam asetat anhidrida 15 ml (30 ml)
asam sulfat pekat 20 tetes
alkohol ± 40 ml
7|Page
III.3. Gambar Alat
8|Page
BAB IV
Hasil percobaan dan pembahasan
9|Page
IDENTIFIKASI
10 | P a g e
Langkah kerja selanjutnya yaitu pemanasan ada suhu 50 – 60 oC selama 15
menit. Pemanasan bertujuan untuk menghilangkan zat – zat pengotor yang terdapat
pada larutan sehingga menghasilkan aspirin dengan tingkat kemurnian yang tinggi.
Pemanasan ini juga bertujuan ubtuk mempercepat kelarutan asam salisilat. Setelah
dilakukan pemanasan larutan menjadi putih keruh dan muncul sedikit endapan, laritan
didinginkan dan di tambahkan aquades. Kemudian disaring menggunakan kertas saring
untuk mempercepat penyaringan. Hasil residu penyaringan dimurnikan untuk
melarutkan pelarut aquadest panas yang bertujuan untuk melarutkan asam salisilat
sebagai bahan baku pembenukan aspirin. Kemudian larutan direkristaslisasi dengan
cara disaring dan hasil penyaringan tetes demi tetes masuk kedalam gelas beaker yang
di sekelilingnya telah di beri es batu. Pemberian es batu bertujuan untuk mempercepat
pembentukan Kristal. Proses pendinginan dapat membentuk Kristal karena pada suhu
rendah (dingin) molekul-molekul aspirin dalam larutan akan bergerak melambat dan
pada akhirnya terkumpul membentuk endapan melalui proses nukleasi.
11 | P a g e
KESIMPULAN
12 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.co.id/books/edition/Patogenesis_Aterosklerosis/
P_dRDwAAQBAJ?
hl=id&gbpv=1&dq=aspirin+dibuat+dengan&pg=PA148&printsec=front
cover
https://www.google.co.id/books/edition/
Diagnosis_dan_Tata_Laksana_Perdarahan_Ro/XR78DwAAQBAJ?
hl=id&gbpv=1&dq=sintesis+aspirin&pg=PA109&printsec=frontcover
https://www.studocu.com/id/document/universitas-riau/praktikum-kimia-
organik/pembuatan-aspirin/25409752
13 | P a g e
LAMPIRAN
14 | P a g e