Anda di halaman 1dari 2

Apa, sih, RSI?

Dr. Oryza Satria, SpOT(K), FICS


Dokter Spesialis Ortopedi, Konsultan Bedah Tangan

Gerakan berulang yang dilakukan dalam jangka waktu lama dapat menimbulkan
rasa tidak nyaman. Penanganannya memerlukan jangka waktu yang tidak
sebentar.

Pernah mendengar seseorang yang mengalami ketidaknyamanan di bagian


bahu, siku, pergelangan tangan, atau jari-jari? Jangan-jangan Anda juga
mengalaminya.

Rasa tidak nyaman ini terjadi akibat gerakan berulang yang dilakukan secara
terus-menerus (dalam jangka waktu lama) atau overuse. Rasa tidak nyaman
atau nyeri tersebut dirasakan pada otot, tendon, atau saraf. Dalam dunia
kedokteran, kondisi ini disebut Repetitive Strain Injury (RSI). Karena banyak
dialami oleh para pekerja akibat dari kebiasaan di tempat kerja, kondisi ini juga
sering disebut work-related upper limb disorder.

RSI dapat terjadi karena beberapa faktor, seperti aktivitas berulang (repetitif),
melakukan pekerjaan dengan intensitas tinggi tanpa jeda istirahat, serta postur
yang kurang ergonomis saat bekerja.

Dalam jangka panjang, kondisi tersebut dapat mengakibatkan nyeri atau rasa
tidak nyaman, kekakuan, kesemutan atau kebas, kelemahan, dan kram. Semua
itu merupakan gejala terjadinya RSI.

Menurut data, RSI paling sering mengenai bagian siku dan lengan bawah,
pergelangan tangan dan tangan, serta leher dan bahu.

Nah, kalau sudah begitu, apa yang bisa dilakukan?

Ketika berbicara tentang penanganan RSI, hal yang utama adalah mengenali
dan memodifikasi aktivitas yang menjadi penyebab.

Coba, deh, perhatikan kebiasaan ketika bekerja. Mulai dari posisi duduk, letak
laptop/komputer, jari atau gerakan tangan yang biasa dilakukan, dan
sebagainya.

RSI terjadi akibat dari kebiasaan. Jadi, mencari tahu penyebab yang
mengakibatkan RSI menjadi langkah awal untuk menangani kondisi ini. Setelah
kebiasaan yang jadi penyebab diketahui, baru kemudian diubah. Mungkin posisi
duduk, mungkin menggunakan kursi yang ergonomis, atau yang lainnya.
Melakukan peregangan sebelum melakukan aktivitas kantor juga dianjurkan,
lho. Kebiasaan ini dapat meminimalisir risiko terjadinya RSI.

Meski sudah mengubah kebiasaan, tidak ada salahnya untuk berkonsultasi ke


dokter atau mengikuti terapi fisik. Hal ini dapat mempercepat proses
penyembuhan serta meminimalisir kemungkinan timbulnya kembali rasa tidak
nyaman.

Selain itu, penting juga diketahui, nih. RSI terjadi akibat kebiasaan yang terjadi
dalam jangka waktu panjang. Penanganannya pun memerlukan jangka waktu
yang panjang.

Jangan berpikir karena sudah berkonsultasi ke dokter dan diberi obat, rasa tidak
nyaman langsung hilang. Atau, satu-dua kali datang ke fisioterapi terus rasa
nyeri sudah tidak dirasa lagi.

Tidak perlu juga gonta-ganti dokter. Karena minum obat dari dokter A tidak
membuat rasa nyeri langsung hilang, terus berpikir pindah ke dokter B. Cari
tahu penyebab dan akar permasalahan, ubah kebiasaan, dan rutin melakukan
minum obat atau mengikuti terapi hingga tuntas.

Tetap sehat dan produktif, ya.

Anda mungkin juga menyukai