Disusun oleh :
RIZKI SEPTIAN PUTRA 141222012
MOCH. DAWAM SYARI’ATI K. 141222013
MOCHAMAD AFTON OCTAVIAN 141222014
GALANG PANDU PRADANA 141222015
DAFTAR ISI...............................................................................................................................1
BAB 1 PENDAHULUAN..........................................................................................................2
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................2
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................3
1.4 Tujuan Penelitian...............................................................................................................3
1.5 Manfaat Penelitian............................................................................................................3
BAB 2 LANDASAN TEORI......................................................................................................x
BAB 3 HASIL PEMBAHASAN................................................................................................x
BAB 4 PENUTUP......................................................................................................................x
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................x
BAB I
1.1. Latar Belakang
Mie Sedaap adalah merek mi instan yang diproduksi oleh Wings Food. Produk mi
instan ini diluncurkan pada tahun 2003 dan saat ini berada di posisi mi instan
terpopuler kedua di Indonesia.[1] Produk ini diklaim sebagai satu-satunya mi instan
di pasaran yang memiliki sertifikat ISO 22000.[2]
Pada tanggal 5 Juli 2022, Mie Sedaap ditolak dari peredaran di Taiwan karena
mengandung residu pestisida etilena oksida dalam kadar yang berlebihan. Ada lima
jenis produk yang ditolak, antara lain Mie Sedaap Korean Spicy Soup, Kuah Rasa Baso
Spesial, Rasa Ayam Bawang Telur, Korean Spicy Chicken, dan Rasa Soto.[28]
Pada tanggal 27 September 2022, Mie Sedaap varian Korean Spicy Chicken ditarik
dari peredaran di Hong Kong karena diduga mengandung zat pestisida yang sama.
Penggunaan etilena oksida dilarang dalam produksi makanan karena zat tersebut
dapat memiliki efek mutagenik dan karsinogenik. Penarikan tersebut berlaku untuk
produk dengan masa kedaluwarsa 19 Mei 2023.[29]
Pada tanggal 6 Oktober 2022, Mie Sedaap varian Korean Spicy Soup dan Korean
Spicy Chicken ditarik dari peredaran di Singapura karena mengandung zat pestisida
yang sama. Penarikan Mie Sedaap Korean Spicy Soup berlaku untuk produk dengan
masa kedaluwarsa 17 Maret 2023. Sementara, penarikan Mie Sedaap Korean Spicy
Chicken berlaku untuk produk dengan masa kedaluwarsa 21 Mei 2023.[30]
Meski tidak ditemukan Mie Sedaap dengan tanggal kadaluarsa tersebut, dr Noor
Hisham menyebutkan kandngan etilen dioksida berbahaya bagi tubuh.
BAB II
LANDASAN TEORI
Lalu apa itu etilen oksida yang bikin 4 varian Mie Sedaap ditarik dari peredaran di
Singapura dan Hong Kong?
Menurut keterangan tertulis Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pada 29
September 2022 pada laman resminya, etilen oksida atau EtO merupakan pestisida
yang digunakan untuk fumigasi.
Pada keterangan tertulis yang merespons penarikan Mie Sedaap oleh otoritas Hong
Kong, residu pestisida tersebut ditemukan pada mi kering, bubuk cabe, dan bumbu
dari produk mi instan.
BPOM menjelaskan, temuan residu etilen oksida dan senyawa turunannya (2-Chloro
Ethanol/2-CE) dalam pangan merupakan emerging issue (isu baru) yang dimulai
dengan notifikasi oleh European Union Rapid Alert System for Food and Feed
(EURASFF) pada tahun 2020.
Saat ini, BPOM sedang berproses melakukan kajian kebijakan mengenai EtO dan
senyawa turunannya pada mi instan. BPOM juga terus memantau perkembangan
terbaru terkait peraturan dan standar keamanan pangan internasional, serta
melakukan sampling dan pengujian untuk mengetahui tingkat kandungan senyawa
tersebut pada produk dan tingkat paparannya.
"BPOM secara terus-menerus melakukan monitoring dan pengawasan pre- dan post-
market terhadap sarana dan produk yang beredar untuk perlindungan terhadap
kesehatan masyarakat dan menjamin produk yang terdaftar di BPOM dan beredar di
Indonesia aman dikonsumsi," tulis BPOM.
BAB III
HASIL PEMBAHASAN
Dua jenis tes bisa dilakukan untuk mengetahui apakah seseorang terpapar etilen
oksida. Tes pertama mengukur etilen oksida yang ada di dalam darah. Tes kedua mengukur
kandungan etilen oksida yang ada dalam napas.
Tes tersebut hanya mampu memantau tingkat paparan etilen oksida di dalam tubuh. Kedua
tes tidak bisa digunakan untuk memprediksi pengaruh zat beracun itu terhadap kesehatan.
Meski demikian, perlu diketahui bahwa bahan kimia akan meninggalkan tubuh dengan cukup
cepat, sekitar 50 persen per 40 menit atau lebih. Namun, hal itu tetap bisa menyebabkan
tubuh cedera.
Setelah mengetahui apa itu etilen oksida, ada baiknya kita lebih bijak menyikapinya.
Menghindari sesuatu yang berbahaya bagi kesehatan menjadi tindakan yang tepat
dibandingkan harus menyembuhkan penyakit yang diakibatkan.
BAB IV
PENUTUP
Dikutip dari halodoc, Occupational Safety and Health Administration (OSHA) di Amerika
Serikat menjelaskan bahwa etilen oksida merupakan gas buatan manusia. Ini merupakan gas
yang sangat beracun, mudah terbakar, tidak berwarna, dan bisa menghasilkan bau manis pada
suhu kamar.
Etilen glikol diproduksi menggunakan gas etilen oksida. Etilen glikol digunakan dalam
berbagai produk, seperti obat-obatan, perekat, busa poliuretan, tekstil, deterjen, pelarut, dan
antibeku.
Di industri medis, etilen glikol yang diproduksi fasilitas sterilisasi digunakan untuk
mensterilkan peralatan medis, peralatan bedah, dan produk medis yang lain. Namun, proses
sterilisasi, pemindahan, penyimpanan, dan penanganan etilen oksida bisa mengakibatkan
tempat kerja beracun, terutama jika pekerja terluka melalui kontak kulit atau terpapar etilen
oksida yang ada di udara.