Anda di halaman 1dari 16

Makalah Sterilisasi Cara Dingin

(Sterilisasi Gas Etilen Oksida)

Disusun Oleh :
Kelompok 4 - Teknologi Sediaan Steril B
Alya Putri 1706034073
Fauziah Dwi R 1706034205
Farah Salma 1506722046
Gracia Marisi 1706034060
Hana Kristina T 1706034363
Lisa Amelia 1706078541
Nadya Nisrina 1706024482
Rifa Zakiyah A 1706026065
Savira Rahmadanty 1706034432
Shafira Nurrahmi 1706974580
Vivi Novita 1706024936
Winning Bekti S 1706974624

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Sterilisasi Cara
Dingin (Sterilisasi Gas Etilen Oksida)” tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknologi Sediaan Steril.
Dalam makalah ini, penulis membahas mengenai teori mengenai karakteristik gas etilen oksida,
alat sterilisasi yang digunakan, kelebihan dan keterbatasannya, mekanisme sterilisasi, faktor
yang mempengaruhi, dan siklus sterilisasi gas.
Makalah ini dapat diselesaikan tak luput oleh dorongan serta bantuan yang diberikan
kepada penulis. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
membantu dalam proses pembuatan makalah ini, terutama Bapak Dr. Sutriyo, M. Si., Apt.
selaku dosen pembimbing mata kuliah Teknologi Sediaan Steril.
Selaku penyusun, kami sadar akan adanya kekurangan dan kekeliruan dalam makalah
ini. Kritik dan saran dari pembaca dapat sangat membantu kami dalam perbaikan makalah ini
dan penyempurnaan makalah selanjutnya. Kami harap makalah ini dapat membantu dan
menambah wawasan pembaca sekalian. Penulis berharap makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi pembaca. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Depok, 18 Februari 2020

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
2.1 Jenis dan Karakteristik Gas 3
2.2 Alat Sterilisasi 3
2.3 Kelebihan dan Keterbatasan 6
2.4 Mekanisme Sterilisasi 7
2.5 Faktor yang mempengaruhi Sterilisasi 8
2.6 Siklus Sterilisasi 9
BAB III PENUTUP 11
3.1 Kesimpulan 11
3.2 Saran 11
DAFTAR PUSTAKA 12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam memproduksi suatu produk sediaan, akan terjadi kemungkinan suatu sediaan
tercemar oleh mikroorganisme yang merugikan bagi produk tersebut. Padahal sebagai jaminan
iii
bahwa produk sediaan aman digunakan bagi konsumen, produk harus dalam keadaan steril.
Steril merupakan keadaan dimana suatu objek berada dalam kondisi bebas dari mikroba hidup,
seperti patogen atau apatogen dari bakteri atau material yang akan merugikan bagi objek itu
sendiri. Untuk menghasilkan keadaan yang steril, dilakukan sterilisasi. Sterilisasi merupakan
proses pemusnahan atau eliminasi semua mikroorganisme, termasuk spora bakteri yang sangat
resisten (Levinson, 2008). Sterilisasi bertujuan untuk menjaga kebersihan alat kesehatan siap
pakai, mencegah adanya infeksi berbahaya, dan sebagai jaminan suatu produk sudah steril dan
aman digunakan bagi konsumen. Proses sterilisasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu
sterilisasi cara panas dan sterilisasi cara dingin. Sterilisasi cara panas mencakup panas kering
dan cara basah, sedangkan sterilisasi dingin mencakup sterilisasi filtrasi, sterilisasi gas, dan
sterilisasi radiasi. Sterilisasi gas yang termasuk ke dalam sterilisasi cara dingin digunakan
untuk sterilisasi bahan-bahan yang termolabil, seperti bahan biologi, makanan, plastik, dan
antibiotik. Sterilisasi gas dilakukan dengan cara pemaparan gas atau uap untuk membunuh
mikroorganisme. Bahan kimia berbentuk gas yang digunakan dalam sterilisasi ini diantaranya
etilen oksida, formaldehid, propilen oksida, dan lain-lain.
Etilen oksida memiliki bentuk gas, cair dan uap. Gas etilen oksida tidak berwarna, sangat
halus, dan; bentuk cairnya lebih pekat dari air; bentuk uapnya lebih tebal daripada udara. Etilen
oksida digunakan terutama pada pembuatan etilen glikol, sebagai agen sterilisasi pada
peralatan medis dan makanan, sebagai pestisida yang mudah menguap, dan sebagai insektisida.
Peralatan medis yang umum untuk disterilisasi dengan EtO diantaranya perlengkapan bedah,
jarum hipodermal, mesin hemodialisis, komponen yang labil terhadap panas dan lembab,
termometer, perlengkapan pertolongan pertama, dan lain-lain. Paparan dengan etilen oksida
bisa menyebabkan iritasi pada mata, kulit dan saluran pernapasan, memicu mual dan muntah,
serta menyebabkan depresi pada sistem saraf pusat. Etilen oksida bersifat mutagen pada

1
manusia dan paparan yang berulang menyebabkan peningkatan risiko leukimia, kanker
lambung, kanker pankreas dan limfoma non-Hodgkin.

Gambar 1. Struktur Etilen Oksida (BM 44.05gr/mol)

Sterilisasi merupakan suatu proses yang penting, karena bertujuan untuk menghilangkan
atau menginaktivasi mikroorganisme hidup (bakteri, jamur, virus dan organisme bersel satu
lainnya) yang terdapat pada suatu produk atau alat, sehingga diperoleh suatu wujud yang steril
atau bebas dari mikroorganisme hidup.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja jenis gas untuk sterilisasi dingin dan karakteristiknya?


2. Apa saja alat sterilisasi yang digunakan pada sterilisasi gas dan bagaimana cara
penggunaannya?
3. Apa kelebihan dan kekurangan dari sterilisasi gas?
4. Bagaimana mekanisme penghilangan mikroorganisme dengan metode sterilisasi gas?
5. Apa faktor yang mempengaruhi proses sterilisasi gas?
6. Bagaimana siklus sterilisasi gas berlangsung?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui jenis dan karakteristik gas untuk sterilisasi


2. Mengetahui alat sterilisasi gas
3. Mengetahui kelebihan dan keterbatasan dari sterilisasi gas
4. Memahami mekanisme penghilangan mikroorganisme menggunakan sterilisasi gas
5. Mengetahui faktor yang memengaruhi proses sterilisasi gas
6. Mengetahui siklus sterilisasi gas

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Jenis dan Karakteristik Gas

Sterilisasi telah dilakukan selama beberapa dekade di rangkaian layanan kesehatan dan
sangat penting untuk memastikan instrumen bedah dan pasokan medis tidak menularkan
patogen infeksius kepada pasien. Meskipun sterilisasi uap sangat efektif dan ramah lingkungan,
pengenalan peralatan medis yang sensitif terhadap panas dan / atau kelembaban mendorong
pengembangan metode sterilisasi kimia suhu rendah. Jenis-jenis gas yang biasa digunakan
dalam sterilisasi gas antara lain etilen oksida, hidrogen peroksida, formaldehid, plasma, beta-
propiolakton, asam perasetat, klorin, ozon, dan supercritical CO2.
Menurut Farmakope Indonesia V, gas yang digunakan untuk sterilisasi harus memiliki
karakteristik sebagai berikut.
a. Inert (tidak mudah terbakar)
b. Tidak toksik bagi para pekerja dan pasien
c. Mampu menumbuh mikroba
d. Kemampuan penetrasi tinggi
e. Mudah dihilangkan dengan adanya depressurization
Gas yang paling sering digunakan adalah etilen oksida dalam bentuk murni atau
campuran dengan gas inert lainnya. Merupakan agen alkilasi yang menyebabkan destruksi
mikroorganisme termasuk sel spora dan vegetatif. Sterilisasi Etilen Oksida efektif di berbagai
kondisi konsentrasi gas (300-1000 mg/L), kelembaban relatif (35-38%), dan suhu (20-658⁰C).
Etilen Oksida adalah bahan yang sangat kuat, telah diidentifikasi sebagai mutagenik,
karsinogenik, neurotoksik, dan sangat eksplosif. Sisa residu dari sterilisasi Etilen Oksida juga
dikaitkan dengan efek samping, sehingga aerasi yang efektif sangat penting untuk penggunaan
yang aman (Nema, 2010)

2.2 Alat Sterilisasi

Untuk sterilisasi menggunakan gas etilen oksida dapat digunakan Ethylene oxide
sterilizers. Alat ini terdiri dari sterilizing chamber dengan saluran udara yang mengandung
penyaring bakteri, saluran uap, gas conditioner; pompa vakum; silinder EtO, dan sistem vakum
untuk mengeluarkan gas dari chamber menuju exhaust drain dan/atau langsung ke luar.

3
Prosedur penggunaan alat ini adalah pertama produk yang akan disterilisasi dibersihkan
dari kontaminan dan dicuci dengan air suling atau air demineral untuk menghilangkan residu.
Selanjutnya, produk dimasukkan ke dalam bungkusan dan ditaruh dalam keranjang, lalu
dimasukkan ke dalam sterilizer chamber untuk proses sterilisasi.

Gambar 1. Alat Sterilisasi Freestanding

Selain itu, sterilisasi gas menggunakan etilen oksida dapat menggunakan portable
ethylene oxide chamber. Prosedur penggunaan alat ini:
1. Hubungkan portable chamber dengan listrik 110 V.
2. Masukkan termometer yang telah dikalibrasi ke dalam chamber. Tutup chamber dan
tekan kontrol termostatik hingga menyala. Secara berkala, buka chamber dan cek
termometer. Lanjutkan penyesuaian kontrol termostatik dan cek termometer hingga
mencapai temperatur yang diinginkan. Setelah itu, tandai posisi kontrol. Jika sterilizer
akan digunakan setiap hari, heating unit harus dibiarkan tetap menyala.
3. Masukkan produk yang akan disterilisasi ke dalam chamber, lalu tutup chamber.
4. Hubungkan sumber vakum ke evacuation port, kemudian tutup evacuation valve.
5. Buka charging valve dan secara perlahan biarkan gas masuk ke dalam chamber selama
kurang lebih 15 menit (Tutup charging valve jika tekanan chamber telah mencapai 7
psi). Jika tekanan chamber telah mencapai 7 psi, konsentrasi akhir gas etilen oksida
dalam chamber akan mencapai sekitar 500 mg/L space.
6. Setelah beberapa waktu, lepaskan vakum dan flush dengan udara ruang. (filter udara
0.3-jm harus disisipkan untuk mencegah rekontaminasi isi chamber).

4
Gambar 2. Alat Sterilisasi Portabel

Pada industri, sistem sterilisasi gas terdiri dari preconditioning cell, degassing cell,
Ethylene Oxide Treatment System, dan Ethylene Oxide Monitoring System.
1. Preconditioning cell

Gambar 3. Preconditioning cell


Pada preconditioning cell, produk disiapkan dan disesuaikan
temperaturnya terlebih dahulu untuk menciptakan temperatur homogen dan
kondisi ideal sebelum proses sterilisasi.
2. Degassing cell

Gambar 4. Degassing cell

5
Pada degassing cell, produk yang telah disterilisasi mengalami proses
outgassing untuk mengeliminasi residu etilen oksida.
3. Ethylene Oxide Treatment System

Gambar 5. Alat untuk mengelola etilen oksida


Sistem ini untuk mengelola etilen oksida konsentrasi tinggi hasil
sterilisasi dan low concentrated exhaust gases dari proses degassing dan ruang
transfer
4. Ethylene Oxide Monitoring System

Gambar 6. Alat monitoring etilen oksida


Ethylene Oxide Monitoring System untuk mengatur sistem sterilisasi,
dilengkapi dengan detektor keamanan dan pengukur.

2.3 Kelebihan dan Keterbatasan

Kelebihan dari sterilisasi gas, meliputi:

★ Dapat mensterilisasi perlengkapan medis yang sensitif terhadap panas dan lembab
tanpa memiliki efek buruk.
★ Single dose cartridge dan tekanan chamber yang negatif dapat meminimalisasi potensi
kebocoran gas dan paparan gas (Etilen oksida / EtO).
★ Cukup sederhana dioperasikan dan dimonitor.

6
★ Kompatibel pada banyak perlengkapan medis.

Di samping kelebihan, sterilisasi gas juga memiliki beberapa keterbatasan, yaitu:

● Lebih luas cakupannya daripada cara sterilisasi lainnya. Hal tersebut karena selain
suhu, tekanan positif atau hampa udara juga diperlukan pengendalian tetap terhadap
kadar gas (Etilen oksida).
● Terbatasnya kemampuan gas untuk berdifusi sampai ke daerah yang paling dalam dan
produk yang disterilkan sehingga rancangan kemasan dan cara pengisian bejana
sterilisasi harus ditetapkan sedemikian rupa sampai terdapat resistensi minimal
terhadap difusi gas.
● Siklus waktu yang lama karena memerlukan aeration time untuk menghilangkan
residu Etilen oksida.
● Harga yang mahal.
● Potensi bahaya terhadap orang yang terpapar karena Etilen oksida bersifat toksik,
karsinogen, dan mudah terbakar.
● Cartridges Etilen oksida harus disimpan dalam lemari penyimpanan cairan yang
mudah terbakar.

2.4 Mekanisme Sterilisasi

Mekanisme untuk Sterilisasi secara umum sebagai berikut.

1. Prahumidifikasi, untuk meningkatkan kelembaban internal


2. Pemindahan ke sterilisasi (dengan penundaan yang minimal)
3. Rekondisi dalam chamber, untuk menggantikan kelembaban yang hilang saat transit
4. Air removal, untuk meningkatkan penetrasi gas/kelembaban
5. Paparan ETO dengan penyesuaian kelembaban
6. Aerasi awal dalam chamber sterilisasi
7. Transfer ke lokasi pasca paparan aerasi
8. Post-conditioning (aerasi akhir untuk menghilangkan residu ETO)

7
Gambar 7. Mekanisme Sterilisasi

Sterilisasi dengan menggunakan campuran gas (etilen oksida 15%, karbon dioksida
85%) dalam mesin Sterivit 500 liter yang bergerak secara otomatis (Atesmo Ltd). Suhu
mesin pertama kali dinaikkan menjadi 55℃ dan kemudian menjadi ruang hampa. Setelah
12 menit, ketika mencapai 28 inHg absolut (6-76 kPa), uap air dipaparkan selama 12 menit,
memberikan kelembaban relatif 80%. Gas kemudian dimasukkan dan diuapkan di atas
pemanas sampai tekanan dalam ruang mencapai 82 psi (tekanan gauge 565 kPa) pada
konsentrasi akhir 1.200 mg per liter ruang. Sterilisasi dilanjutkan selama 1 jam. Setelah itu
vakum lebih lanjut 28 inHg absolut (6-76 kPa) dibuat untuk menghilangkan gas dan setelah
10 menit udara steril ditarik selama 20 menit untuk mempercepat desorpsi etilena oksida
yang diserap. Jika salah satu dari kondisi penting di atas tidak terjadi, mesin 'gagal' dengan
tidak melanjutkan ke tahap berikutnya. Sampel disimpan selama empat hingga tujuh hari
untuk uji sterilitas atau digunakan sesuai kebutuhan untuk analisis gas residu.

2.5 Faktor yang mempengaruhi Sterilisasi

Faktor yang mempengaruhi sterilisasi gas, yaitu:


1. Suhu
Suhu akan mempengaruhi kestabilan bahan yang bersifat termolabil
2. Tekanan
Kondisi vacuum penting untuk membuat bejana bebas dari materi.
3. Kadar Gas

8
Konsentrasi gas harus cukup untuk dapat membunuh bakteri
4. Kelembaban
Kelembaban akan mempengaruhi stabilitas bahan yang sensitif terhadap kelembaban
5. Lama paparan
Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk dapat membunuh bakteri dan luasnya
jangkauan gas ke daerah yang lebih dalam dari bejana

2.6 Siklus Sterilisasi

Gambar 8. Siklus Sterilisasi

1. Siklus sterilisasi menggunakan 2 jenis gas, yaitu EO (etilen oksida) dan N 2 (nitrogen).
Gas etilen oksida digunakan untuk membunuh mikroorganisme, sedangkan gas
nitrogen digunakan untuk menurunkan tekanan chamber, alasan pemilihan gas nitrogen
karena bersifat inert sehingga tidak mempengaruhi proses sterilisasi yang berlangsung.
2. Uap (steam) disuntikkan untuk mencapai tingkat kelembaban yang diinginkan di dalam
chamber untuk meningkatkan efektivitas sterilisasi.
3. Zat yang akan disterilkan terpapar gas etilen oksida, chamber dipertahankan pada suhu
37-55OC dan kelembaban relatif 30-80% untuk periode yang telah ditentukan antara 2-
4 jam yang disebut fase "diam". Tekanan pada fase diam tergantung pada konsentrasi
etilen oksida dalam tabung gas dan konsentrasi etilen oksida yang disesuaikan dalam
chamber sterilisasi.

9
4. Pada akhir fase paparan (exposure), campuran gas pada chamber dikeluarkan ke
scrubber asam yang untuk menghilangkan gas etilen oksida. Sekitar 60% gas etilen
oksida dikeluarkan dari chamber selama fase siklus ini.
5. Chamber kemudian mengalami serangkaian gas washes menggunakan gas nitrogen
untuk menghilangkan gas etilen oksida yang tersisa.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sterilisasi adalah suatu proses penghancuran secara lengkap semua mikroba hidup dan
spora-sporanya. Sterilisasi dingin ditujukan untuk bahan yang tidak tahan panas dengan metode
misalnya, filtrasi, radiasi dan penggunaan gas. Salah satu metode sterilisasi dingin yang dapat
digunakan adalah menggunakan sterilisasi gas. Sterilisasi gas cukup kompatibel dalam
mensterilisasi perlengkapan medis.
Karakteristik gas yang akan disterilisasi adalah inert, non toksik bagi pekerja dan
pasien, mampu membunuh mikroba, memiliki kemampuan penetrasi yang tinggi dan mudah
dihilangkan dengan adanya depressurization. Sterilisasi gas juga dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor seperti suhu, tekanan, kelembaban, kadar gas, dan lama pemaparan. Langkah-
langkah standar pengoperasian sistem sterilisasi juga diperlukan agar alat-alat yang diproses
dapat steril secara maksimal tanpa meninggalkan zat-zat toksik.

3.2 Saran

Sterilisasi gas apabila dilakukan secara baik dan sempurna maka akan menjamin
keselamatan kerja dan berkurangnya resiko terpapar mikroorganisme. Dan dapat juga
dilakukan untuk mencegah ataupun mengendalikan infeksi. Sterilisasi yang dilakukan harus
atas dasar uji kompendial dan memerlukan validasi serta monitoring untuk membuktikan
efektivitasnya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Akers, M. J., 2010, Sterile Drug Products: Formulation, Packaging, Manufacturing 11


and
Quality. Informa Healthcare: London. p258

Boiano, J. M., & Steege, A. L. (2015). Ethylene Oxide and Hydrogen Peroxide Gas Plasma
Sterilization: Precautionary Practices in U.S. Hospitals. Zentralsterilisation (Wiesbaden),
23(4), 262–268. Retrieved from http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/26594097

Darwis, Darmawan. (2006). Sterilisasi Produk Kesehatan dengan Radiasi Berkas


Elektron. Perpustakaan Badan Tenaga Nuklir Nasional. Diakses pada
http://digilib.batan.go.id/e-
prosiding/File%20Prosiding/Lingkungan/Ptapb_2006/data/Darmawan%20D%2078-
86.pdf tanggal 17 Februari 2020
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2014). Farmakope Indonesia V. Depkes: Jakarta
Gillespie, E. J.M.Jackson, dan G.R.Owen. Ethylene oxide sterilisation-is it safe?. Diakses pada
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1145922/pdf/jclinpath00459-
0110.pdf tanggal 12 Februari 2020.

Louisiana Office of Public Health - Infectious Disease Epidemiology Section. (2011).


Equipment sterilization disinfection. Louisiana Office of Public Health - Infectious
Disease Epidemiology Section, 2748. Retrieved from http://ldh.la.gov/assets/oph/Center-
PHCH/Center-CH/infectious-epi/EpiManual/DisinfectionSterilization.pdf

Levinson W. 2008. Review of Medical Microbiology & Imunology, Tenth Edition. New York:
The McGraw-Hill Companies, Inc.

Nema, S. (2010). Pharmaceutical Dosage Forms Parenteral Medication 3rd Edition Volume 2.
Informa Healthcare

Songer, J. R., & Mathis, R. G. (1969). Portable ethylene oxide sterilization chamber. Applied
microbiology, 17(5), 671–675.

U.S. National Library of Medicine. 2020. Ethylene oxide. Diakses pada


https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Ethylene-oxide#section=2D-Structure
tanggal 17 Februari 2020

12
World Health Organization. (2012). Sterilizing units, ethylene oxide. Diakses dari
https://www.who.int/medical_devices/innovation/hospt_equip_31.pdf

13

Anda mungkin juga menyukai