Skor Nilai:
LAPORAN PROJECT
Kelompok III
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan
karunia-Nya lah penyusun dapat menyelesaikan Laporan projeck (PJ) untuk mata kuliah Manajemen
Pengelolah Laboratorium dengan baik. Dan juga penyusun berterima kasih kepada Bapak Purwanto,S.Si,
M.Pd, M.Si selaku Dosen mata Manajemen Pengelolah Laboratorium yang telah memberikan tugas ini
kepada penyusun.
Laporan Projeck (PJ) ini disusun oleh penyusun dari berbagai bahan referensi jurnal yang
berhubungan dengan judul penelitian yang dipaparkan oleh penyusun sesuai dengan materi yang telah
diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah Manajemen Pengelolah Laboratorium. Penyusun berusaha
se-objektif mungkin dalam menyusun laporan Projeck (PJ) sesederhana ini.
Penyusun menyadari bahwa laporan Projeck (PJ) ini masih jauh dari kata sempurna. Segala kritik
konstruktif dan saran yang membangun selalu penyusun harapkan demi kesempurnaan riset ini
dikemudian hari. Semoga laporan Projeck (PJ) ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Kelompok 3
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................iii
BAB I..........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................................................1
B. Tujuan..............................................................................................................................................1
C. Manfaat............................................................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................................3
DASAR TEORI.........................................................................................................................................3
BAB III.....................................................................................................................................................11
DESKRIPSI PEMBUATAN PROJECT (ALAT BAHAN)..................................................................11
A. Alat dan Bahan..............................................................................................................................11
BAB IV.....................................................................................................................................................12
PROSEDUR MEKANISME PEMBUATAN PROJECT.....................................................................12
A. Prosedur Kerja...............................................................................................................................12
BAB V.......................................................................................................................................................13
TABEL PENGAMATAN PERCOBAAN..............................................................................................13
BAB VI.....................................................................................................................................................14
PENUTUP................................................................................................................................................14
A. Kesimpulan....................................................................................................................................14
B. Saran..............................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak terlepas dari yang namanya ilmu fisika,
dimulai dari yang ada dalam diri kita sendiri seperti gerak yang kita lakukan setiap saat, energi
yang kita pergunakan setiap hari sampai pada sesuatu yang berada di luar diri kita. Salah satu
contohnya adalah pegas yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari untuk kebutuhan
tertentu. Dalam kehidupan sehari-hari pegas memiliki peranan penting. Sebagai contoh,
pegas dapat kita jumpai pada sepeda motor. Di mana pegas pada sepeda motor sering
disebut dengan nama shock breaker. Dengan adanya shock breaker ini maka kita merasa nyaman
ketika mengendarai sepeda motor. Hal ini terjadi karena shock breaker tersebut memiliki sifat
elastisitas (kembali ke bentuk semula) seperti sifat pegas pada umumnya.
Pegas tidak hanya dimanfaatkan pada sepeda motor, tetapi pada semua kendaraan yang
kita gunakan hingga pada kasur yang digunakan. Pegas merupakan salah satu contoh benda
elstisitas. Contoh benda elastis lainnya adalah karet mainan. Ketika kita menarik karet
mainan sampai batas tertentu karet tersebut bertambah panjang. Jika tarikan tersebut
dilepaskan, maka karet akan kembali ke panjang semula. Demikian juga ketika kita
merentangkan pegas, pegas tersebut akan bertambah panjang, tetapi ketika dilepaskan
panjang pegas akan kembali seperti semula. Oleh karena itu, banyaknya kejadian dalam
kehidupan sehari-hari yang melibatkan prinsip pegas maka percobaan ini penting untuk
dipahami, sehingga dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
B. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari projek ini yaitu sebagai berikut :
1
C. Manfaat
Adapun manfaat dari projek ini yaitu sebagai berikut :
a) Sebagai penuntun praktikum siswa SMA pada mata pelajaran Elastisitas dan Hukum
Hooke.
b) Sebagai pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran fisika.
BAB II
DASAR TEORI
2
Elastisitas
Elastisitas adalah suatu sifat bahan yang dapat berubah baik dalam ukuran maupun
bentuk setelah mendapat gaya luar, tetapi benda itu akan kembali ke ukuran dan bentuk semula
setelah gaya luar itu ditiadakan.
Elastisitas kekenyalan suatu bahan dapat dipahami melalui struktur mikronya, yaitu
berkaitan dengan molekul-molekul penyusun bahan itu. Kebanyakan bahan tersusun atas atom-
atom atau molekul-molekul yang rapi menurut pola-pola yang tetap yang disebut struktur kekisi
dari bahan itu. Atom-atom atau molekul-molekul tersebut menempel kukuh diposisinya masing-
masing pada pola-pola tertentu karena dijaga oleh gaya antarmolekul.
a. Tegangan (Stress)
Tegangan menyatakan perbandingan antara gaya dengan luasan yang mendapat gaya, bila
dinyatakan dalam persamaan ditulis sebagai berikut :
F
σ=
A
Dengan :
σ = tegangan (N/m2)
F = Gaya (N)
A = Luas bidang yang dikenai gaya (m2)
1. Gaya besar
2. Luasan kecil
3. Gaya besar dan luasan kecil.
b. Regangan (Strain)
3
Sebuah tabung yang panjang semula Lo ditarik oleh gaya F sehingga panjangnya
bertambah menjadi Lo + ΔL. Pada perubahan tersebut tabung mengalami regangan, yaitu
besaran yang menyatakan perbandingan antara perubahan panjang terhadap panjang
semula, untuk menghitung regangan dapat dihitung dengan rumus :
ΔL
e=
Lo
Δ L : pertambahan panjang (m)
Lo : panjang semula (m)
e : regangan (tanpa satuan)
persamaan strain tidak bersatuan, karena merupakan perbandingan antara dua besaran
pokok yang sama, strain merupakan ukuran pertambahan panjang benda ketika diberi
gaya, misalkan karet memiliki nilai strain lebih besar dari pada pegas pada mobil, karena
karet ketika diberi gaya kecil saja akan mengalami pertambahan panjang yang besar.
c. Modulus Elastisitas atau Modulus Young
Perbandingan antara besaran tegangan dan besaran regangan dinyatakan sebagai modulus
elastisitas, yaitu angka yang menunjukkan ketahanan bahan untuk mengalami deformasi
(perubahan), makin besar nilai modulus elastisitas benda, makin sulit benda tersebut
mengalami perubahan. Secara perhitungan, untuk menentukan modulus elastisitas atau
kadangan disebut juga modulus Young, digunakan persamaan berikut :
σ
γ=
e
Dengan :
σ : tegangan (N/m2)
e : regangan
γ : modulus elastisitas (N/m2 = Pascal)
4
F x Lo
γ=
Ax Δ L
F ; gaya ( Newton)
Pada tabel modulus elastisitas bahan ini merupakan nilai terkecil dari modulus elastisitas
(modulus Young) adalah karet, yang artinya karet adalah bahan paling mudah mengalami
perubahan bentuk diantara bahan-bahan yang dituliskan
d. Pegas
5
Sebuah percobaan pada satu buah pegas mula-mula panjangnya 30 cm, pada percobaan
pertama diujung pegas diberi satu buah beban kuningan dengan berat 30 N pegas bertambah
panjangnya sebesar 5 cm.
1. Hukum Hooke
Hukum Hooke menyatakan bahwa pada daerah elastis suatu benda, besarnya
pertambahan panjang sebanding dengan gaya yang bekerja pada benda itu. Selanjutnya dapat
ditulis F ~ Δx atau ditulis F = k Δx.
Untuk membuktikan hukum hooke, amati data hasil percobaan antara besarnya gaya F
dan perubahan panjang Δx kemudian gambarlah grafik dan buat kesimpulan dari grafik itu.
Hubungan antara gaya yang meregangkan pegas dan pertambaahan panjangnya pada
daerah elastis pertama kali diselidiki oleh Robert Hooke (1635-1703). Hasil penyelidikannya
dinyatakan dalam sebuah hukum yang dikenal dengan hukum Hooke, yang menyatakan bahwa
pada daerah elastis suatu benda, besarnya pertambahan panjang sebanding dengan gaya yang
bekerja pada benda itu. Selanjutnya dapat ditulis.
F Δl
atau
6
F=k . Δl
Dengan :
F = gaya
Δ l = pertambahan panjang
k = konstanta pegas
2. Susunan pegas
Pegas satu memiliki konstanta k1, pegas kedua memiliki konstanta k2, dan pegas ketiga
memiliki konstanta k3, jika ketiganya disusun seri, maka secara keseluruhan memiliki konstanta
7
gabungan yang sebut saja konstanta seri dengan simbol ks. Ketika pegas yang diseri salah satu
ujungnya ditarik seperti gambar, maka masing-masing pegas akan bertambah Panjang besar
pertambahan panjang akhir dari susunan pegas tersebut adalah jumlah pertambahan panjang
ketiga pegas tersebut.
Dimana :
Pegas satu memiliki konstanta k1, pegas kedua memiliki konstanta k2, dan pegas ketiga
memiliki konstanta k3, jika ketiganya disusun paralel, maka ketika ditarik dengan gaya F ketiga
pegas akan mengalami pertambahan panjang sama besar. Gaya F terdistribusi pada ketiga pegas
dengan besar masing masing F1, F2, dan F3.
Dimana :
8
Persamaan tersebut menunjukkan hubungan nilai konstanta susunan pegas parelal (kp)
dengan konstanta masing-masing pegas (k1, k2, dan k3). Dengan penjumlahan seperti itu, nilai
kp akan lebih besar dari pada masing-masing nilai k penyusunnya. Yang artinya bahwa pegas
yang disusun paralel akan menjadi sistem pegas yang lebih sukar diubah bentuk dan ukurannya.
Sebuah pegas yang ditarik akan cenderung kembali ke keadaan semula apabila tarikannya
dilepas. Kecenderungan ini menjadikan pegas memiliki energi ketika ditarik. Energi yang
dimiliki pegas ketika pegas ditarik atau ditekan dikenal dengan besaran energi potensial pegas.
Energi tidak dapat dihitung secara langsung, energi dapat dihitung berdasarkan usaha
yang dapat dilakukan, sebagaimana halnya energi potensial pegas tidak dapat dihitung langsung.
Menurut pengertian usaha, bahwa usaha sebanding dengan perubahan energi yang terjadi untuk
melakukan usaha itu sendiri (w = ΔE).
Usaha yang dilakukan sebuah gaya dapat diilustrasikan dengan luasan daerah
9
dibawah grafik F - Δx seperti ditunjukkan gambar berikut :
10
BAB III
11
BAB IV
A. Prosedur Kerja
1. Siapkan gantungan atau paku sebagai tempat digantungnya botol air mineral nanti.
2. Ambil dua buah karet gelang, lalu buatlah simpul berbentuk angka delapan.
3. Lingkar/ikatkan salah satu bagian simpul tadi pada bagian mulut botol air
mineral sampai benar-benar erat.
4. Isilah botol air mineral dengan 100 ml air, kemudian tutuplah botol air mineral rapat-
rapat sampai karet tertahan.
5. Gantungkan botol air mineral pada gantungan/paku.
6. Amati dan dokumentasikan perubahan yang terjadi sebelum dan sesudah botol
air mineral diisikan air.
7. Ukurlah pertambahan panjang karet menggunakan penggaris, kemudian catat
hasilnya pada tabel data.
8. Lakukan kembali langkah ke-4 sampai dengan langkah ke-7 hingga memperoleh lima
data.
12
BAB V
13
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan Project yang kami buat dapat disimpulkan :
Materi mengenai hukum Hooke semakin mudah dipahami setelah melakukan percobaan
menggunakan pegas. Dapat diamati apa saja yang terjadi saat ujung pegas diberi beban dengan
massa yang tidak sama. Hasil menunjukkan bahwa semakin besar beban yang
digantungkan pada pegas maka pertambahan panjang semakin besar.
Angka-angka tersebut diperoleh dari selisih panjang akhir dan panjang awal. Panjang
akhir menunjukkan panjang pegas setelah ada beban yang diberikan di ujung pegas.
Sedangkan panjang awal yaitu panjang mula-mula pegas tanpa diberi beban apa pun.
Mengacu pada hasil yang diperoleh, pengukuran terhadap konstanta jika memakai pegas
yang sama maka nilainya hampir sama juga. Adanya sedikit perbedaan dari besarnya konstanta
di percobaan ini terjadi karena setiap benda memiliki tingkat kerenggangan pegas yang tidak
sama. Kerenggangan tersebut dipengaruhi oleh massa dari benda yang digantung.
Keseimbangan pegas, ketelitian saat melakukan pengukuran, maupun saat menganalisis data
juga dapat berpengaruh besar terhadap nilai konstanta.
B. Saran
Semoga materi yang ada dalam laporan projek ini dapat berguna bagi pembaca dan
diharapkan diadakan pengembangan lebih lanjut dalam pembelajaran Elastisits dan Hukum
Hooke.
14
DAFTAR PUSTAKA
Kusrini, S. P. (2020). Modul Pembelajaran SMA Fisika Kelas XI. Direktorat Jendral PAUD,
DIKDAS, Dan DIKMEN, 25–29.
15