Anda di halaman 1dari 21

lOMoARcPSD|20490588

Makalah Keluarga Islam

MPK Agama (Universitas Indonesia)

Studocu is not sponsored or endorsed by any college or university


Downloaded by Akun Palsu (palsu8476@gmail.com)
lOMoARcPSD|20490588

MAKALAH
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
“KELUARGA DALAM ISLAM”

DISUSUN OLEH :
1. ANESTYA PARAMITHA (1706014443)
2. DARIN MAULANA ALTHOF (1706012564)
3. MAYANG DHEA PRATIWI (1706017975)

PROGRAM STUDI ADMNISTRASPI PERPAJAKAN


PROGRAM VOKASI UNIVERSITAS INDONESIA

Downloaded by Akun Palsu (palsu8476@gmail.com)


lOMoARcPSD|20490588

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada Kami, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah “Keluarga dalam
Islam”

Makalah ini telah disusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu Kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka Kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata Kami berharap semoga makalah mengenai “Keluarga dalam Islam” ini dapat
memberikan manfaat maupun inspirasi bagi para pembaca.

Depok, 10 Desember 2017

Penulis

Downloaded by Akun Palsu (palsu8476@gmail.com)


lOMoARcPSD|20490588

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................2
DAFTAR ISI....................................................................................................................................3
BAB 1..............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG............................................................................................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH.......................................................................................................5
1.3 TUJUAN................................................................................................................................5
BAB 2..............................................................................................................................................6
PEMBAHASAN..............................................................................................................................6
2.1 PENGERTIAN KELUARGA DALAM ISLAM...................................................................6
2.2 DASAR DAN TUJUAN MEMBENTUK KELUARGA......................................................7
2.3 PROSES PEMBENTUKAN KELUARGA ISLAM..............................................................8
2.4 PEMBINAAN KELUARGA ISLAM..................................................................................10
2.5 PENYELESAIAN PERSELISIHAN KELUARGA ISLAM..............................................13
BAB 3............................................................................................................................................17
PENUTUP.....................................................................................................................................17
3.1 KESIMPULAN....................................................................................................................17
3.2 SESI TANYA-JAWAB.........................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................20

Downloaded by Akun Palsu (palsu8476@gmail.com)


lOMoARcPSD|20490588

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Peningkatan mutu kehidupan dapat dicapai dengan berbagai cara, antara lain dengan
pendidikan yang baik dan berkualitas dan penanaman nilai moral ke dalam sikap dan prilaku
individu. Dimana semua itu dapat dicapai dari sebuah keluarga. Keluarga merupakan awal dari
sebuah kehidupan. Dalam agamapun islam mengajarkan untuk membentuk keluarga. Islam
mengajak manusia untuk hidup dalam naungan keluarga, karena keluarga seperti gambaran kecil
dalam kehidupan stabil yang menjadi pemenuhan keinginan manusia tanpa menghilangkan
kebutuhannya. Dalam mewujudkan keluarga pun di capai dengan melakukan apa yang di sebut
dengan pernikahan atau perkawinan.
Untuk mencapai suatu keluarga yang sakinah, mawaddah dan warahmah seperti
diharapkan Nabi dan rasul mungkin tidaklah mudah tetapi jika ada kemauan untuk
memperbaikinya bisa di mulai dari sekarang. Karena bagi Allah swt tidak ada kata terlambat
untuk berubah ke arah yang benar. Suatu keluarga yang baik di mulai dari perkawinan atau
pernikahan yang baik pula. Pada dasarnya pernikahan merupakan salah satu cara seseorang
untuk mengindari perbuatan zina. Dimana kita juga dapati bahwa semua agama langit
mengharamkan dan memerangi yang namanya perzinaan.

Terakhir adalah agama Islam, yang dengan sangat keras melarang dan mengancam
pelakunya. Hal ini di karenakan zina menyebabkan simpang siurnya suatu keturunan, terjadinya
kejahatan terhadap keturunan, dan juga yang akan menyebabkan berantakannya sebuah
keluarga, hingga tercerabutnya akar kekeluargaan dengan menyebarnya penyakit menular,
merajalelanya nafsu, dan maraknya kebobrokan moral. Maha besar Allah swt.

Dalam Q.S. Al-Isra ayat 32 disebutkan: “Dan janganlah kalian dekati zina. Sesungguhnya
perzinaan itu perbuatan keji dan jalan hidup yang buruk.” (Q.S. Al-Isra: 32)

Downloaded by Akun Palsu (palsu8476@gmail.com)


lOMoARcPSD|20490588

Berkenaan dengan itu sebagai dasar pengetahuan dalam membentuk keluarga yang baik
menurut Islam perlu disusun sebuah Makalah yang mampu menjadi wahana bagi sebagian
muslim untuk memperoleh wawasan, pengetahuan, dan konsep keilmuan berkenaan dengan
hukum perkawinan dalam islam demi mencapai sebuah keluarga yang sakinah, mawaddah, dan
warrahmah sesuai dengan sunnah Nabi dan Rasul baik secara teoritis maupun secara praktis.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa pengertian dari keluarga dalam Islam?

2. Apa saja dasar dan tujuan membentuk keluarga dalam Islam?

3. Bagaiman proses pembentukan keluarga dalam Islam ?

4. Bagaimana cara pembinaan keluarga dalam Islam?

5. Bagaimana cara penyelesaian perselisihan keluarga dalam Islam?

1.3 TUJUAN

1. Untuk mengetahui pengertian keluarga menurut Islam.

2. Untuk mengetahui dasar dan tujuan keluarga dalam Islam.

3. Untuk mengetahui proses pembentukan keluarga dalam Islam.

4. Untuk mengetahui cara membina keluarga menurut Islam.

5. Untuk mengethaui cara penyelesaian perselisihan keluarga dalam Islam.

Downloaded by Akun Palsu (palsu8476@gmail.com)


lOMoARcPSD|20490588

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN KELUARGA DALAM ISLAM

Keluarga adalah satuan kerabat yang mendasar terdiri dari suami, isteri dan anak –
anak.Keluarga dalam pandangan Islam memiliki nilai yang tidak kecil. Bahkan Islam menaruh
perhatian besar terhadap kehidupan keluarga degan meletakkan kaidah-kaidah yang arif guna
memelihara kehidupan keluarga dari ketidak harmonisan dan kehancuran. Kenapa demikian
besar perhatian Islam? Karena tidak dapat dipungkiri bahwa keluarga adalah batu bata pertama
untuk membangun istana masyarakat muslim dan merupakan madrasah iman yang diharapkan
dapat mencetak generasi-generasi muslim yang mampu meninggikan kalimat Allah di muka
bumi.

Bila pondasi ini kuat lurus agama dan akhlak anggota maka akan kuat pula masyarakat
dan akan terwujud keamanan yang didambakan. Sebalik bila tercerai berai ikatan keluarga dan
kerusakan meracuni anggota-anggota maka dampak terlihat pada masyarakat bagaimana
kegoncangan melanda dan rapuh kekuatan sehingga tidak diperoleh rasa aman.

Kemudian setiap adanya keluarga ataupun sekumpulan atau sekelompok manusia yang
terdiri atas dua individu atau lebih, tidak bisa tidak, pasti dibutuhkan keberadaan seorang
pemimpin atau seseorang yang mempunyai wewenang mengatur dan sekaligus membawahi
individu lainnya (tetapi bukan berarti seperti keberadaan atasan dan bawahan).

KELUARGA SAKINAH

 Dalam bahasa Arab, kata sakinah di dalamnya terkadung arti tenang, terhormat, aman,
merasa dilindungi, penuh kasih sayang, mantap dan memperoleh pembelaan.

 Menurut kaidah Bahasa Indonesia, sakinah mempunya arti kedamaian, ketentraman,


ketenangan, dan kebahagiaan.

Downloaded by Akun Palsu (palsu8476@gmail.com)


lOMoARcPSD|20490588

 Jadi keluarga sakinah mengandung makna keluarga yang diliputi rasa damai, tentram,
keberkahan, terhormat, dan dirahmati oleh Allah SWT yang terbentuk berlandaskan Al-
Quran dan Sunnah untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

KELUARGA MAWADDAH

 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata mawaddah bermakna kasih sayang.

 Kata mawaddah juga berasal dari bahasa Arab. Mawaddah adalah jenis cinta membara,
perasaan cinta dan kasih sayang yang menggebu kepada pasangan jenisnya.

 Mawaddah adalah perasaan cinta yang muncul dengan dorongan nafsu kepada pasangan
jenisnya, atau muncul karena adanya sebab-sebab yang bercorak fisik. Seperti cinta
yang muncul karena kecantikan, ketampanan, kemolekan dan kemulusan fisik atau
muncul karena harta benda, kedudukan, pangkat, dan lain sebagainya.

KELUARGA WARRAHMAH

 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata rahmah atau rahmat bermakna belas kasih;
kerahiman; karunia (Allah); dan berkah (Allah).

 Rahmah berasal dari bahasa Arab. yang berarti ampunan, anugerah, karunia, rahmat,
belas kasih, juga rejeki. Rahmah merupakan jenis cinta dan kasih sayang yang lembut,
terpancar dari kedalaman hati yang tulus, siap berkorban, siap melindungi yang dicintai,
tanpa pamrih “sebab”.

 Rahmah adalah perasaan cinta dan kasih sayang yang sudah berada di luar batas-batas
sebab yang bercorak fisik.

2.2 DASAR DAN TUJUAN MEMBENTUK KELUARGA

 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan pasal 1 bahwa “Tujuan


perkawinan adalah untuk membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal
berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”. Membentuk keluarga bahagia itu, dalam

Downloaded by Akun Palsu (palsu8476@gmail.com)


lOMoARcPSD|20490588

penjelasannya berkaitan erat dengan keturunan, pemeliharaan dan pendidikan (keturunan)


yang menjadi hak dan kewaiban (kedua) orang tua.

 Al-Qur’ān juga menyebutkan tujuan dari menikah yaitu antara lain adalah supaya
memperoleh ketenangan dan membina keluarga yang penuh cinta dan kasih sayang,
disamping untuk memenuhi kebutuhan seksual dan memperoleh keturunan.

Menurut ajaran Islam membentuk keluarga Islami merupakan kebahagiaan dunia akherat
juga merupakan salah satu tujuan dari pembinaan keluarga dalam islam. Kepuasan dan
ketenangan jiwa akan tercermin dalam kondisi keluarga yang damai, tenteram, tidak penuh
gejolak. Bentuk keluarga seperti enilah yang dinamakan keluarga sakinah. Keluarga demikian ini
akan dapat tercipta apabila dalam kehidupan sehari-harinya seluruh kegiatan dan perilaku yang
terjadi di dalamnya diwarnai dan didasarkan dengan ajaran agama.

2.3 PROSES PEMBENTUKAN KELUARGA ISLAM

Rasulullah S.A.W bersabda yang bermaksud: "Wanita itu dikawini karena empat perkara, kerana
hartanya, kecantikkannya, keturunanannya dan agamanya. Maka pilihlah yang beragama kerana
nanti engkau akan beruntung." (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis di atas menjelaskan kepada kita bahawa biasanya orang mengahwini wanita kerana empat
perkara:

 Harta

 Kecantikkan

 Keturunan

 Agama

Downloaded by Akun Palsu (palsu8476@gmail.com)


lOMoARcPSD|20490588

Dari keempat-empat perkara di atas, nabi S.A.W menegaskan agar memilih kerana agamanya.

 Jika seseorang itu berkawin semata-mata karena hartanya, ia akan ditinggalkan setelah
mati.

 Jika karena cantiknya, ia akan pudar setelah tua.

 Jika karena keturunannya, ia tidak menjamin kemuliaan di sisi Allah.

 Tetapi jika karena agamanya, ia akan memperoleh keuntungan melebihi keuntungan


harta, mendapat istri yang punya kecantikan hakiki (batin) dan membuka peluang
istimewa untuk berada di sisi Allah sebagai insan yang mulia.

MEMILIH LELAKI

 Lelaki yang paling diutamakan ialah lelaki yang soleh yang mempunyai pendidikan
agama yang sempurna serta berpegang teguh dengan ajaran Islam.

 Seorang yang tajam fikirannya, bijak menyelesaikan masalah, mempunyai sifat-sifat yang
mulia, seorang yang penyayang, suka memberi dan menerima, bertolak ansur dan
mengambil berat terhadap keluarganya.

MEMILIH PEREMPUAN

 Zuriat yang banyak (benih atau keturunan).

 Anak gadis.

 Sedikit mas kawin.

 Bukan hubungan keluarga.

 Baligh

 Akal yang sempurna.

 Sesuai: 1. Amalan agama

2.Tahap pelajaran

Downloaded by Akun Palsu (palsu8476@gmail.com)


lOMoARcPSD|20490588

3.Pendapatan (pangkat)

4.Pemikiran (fikrah)

2.4 PEMBINAAN KELUARGA ISLAM

1. Memilih pasangan dengan kriteria yang tepat

Tanpa pemilihan pasangan yang cermat, akan sulit mencapai kondisi rumah
tangga yang sakinah, mawaddah dan warohmah. Oleh karena itu tentukan dulu pasangan
seperti apa yang dibutuhkan untuk membina keluarga yang sakinah, dan carilah kriteria
tersebut pada calon pasangan yang ada.

2. Memenuhi syarat utama dalam berumah tangga

Syarat utama lainnya dalam berumah tangga adalah Mawaddah yaitu artinya
‘Cinta yang menggebu’ dan Rahmah yang artinya siap berkorban kepada yang dikasihi
dan memiliki kasih sayang yang lembut. Ketika kedua syarat ini terpenuhi maka untuk
menuju rumah tangga yang sakinah tidak akan menjadi begitu sulit, karena keduanya
sudah menjadi landasan terbentuknya satu rumah tangga.

3. Memelihara saling pengertian

Sebuah perkawinan tidak akan berjalan dengan baik jika tidak ada saling
pengertian antar suami istri. Tumbuhkanlah rasa itu baik – baik. Kedua pihak harus
dapat mencari cara menghilangkan sifat egois dan cara menghilangkan sifat
sombong agar dapat saling memahami dan mengerti satu sama lain. Saling mengerti
dapat menghindarkan suami istri dari pertengkaran hebat yang akan merusak rumah
tangga.

4. Landasi rumah tangga dengan ajaran agama

Tentu saja cara membina rumah tangga sakinah dan cara membina rumah tangga
yang baik adalah dengan melandasinya dengan ajaran agama Islam. Suami harus

10

Downloaded by Akun Palsu (palsu8476@gmail.com)


lOMoARcPSD|20490588

bertindak sebagai pembimbing istri serta anak – anaknya, dan membawa keluarganya
dalam ajaran agama yang benar. Ikutilah ajaran Al Qur’an dan Sunnah Rasul sebagai
panduan dalam menjalani rumah tangga.

5. Mengisi rumah tangga dengan kasih sayang

Sebuah rumah tangga tanpa cinta dan kasih sayang akan membuat sengsara orang
– orang yang ada di dalamnya. Anak – anak butuh dipeluk orang tuanya dan pasangan
hidup butuh untuk didampingi dan menjadi batu sandaran dalam keadaan sulit.

Karena itulah usahakan untuk selalu memenuhi rumah tangga dengan suasana
yang penuh kasih sayang dan cinta. Selalu utamakan untuk mengatasi setiap persoalan
dengan kasih sayang dan pikiran yang rasional, jangan menggunakan kekerasan atau
emosi. Cintailah setiap anggota keluarga dengan sepenuh hati, maka rumah tangga akan
selalu penuh dengan kasih sayang.

6. Tidak lupa bersyukur

Untuk mendapatkan keluarga sakinah mawaddah warahmah itu akan terjadi jika
suami dan istri tidak lupa bersyukur untuk beberapa hal kecil lainnya setiap mereka
berdoa kepada Allah. Yakinlah bahwa semua ujian dalam rumah tangga akan membuat
kita lebih kuat dan beriman. Selaluu bersyukur terhadap berbagai hal akan menjadi cara
menjaga kesehatan hatidan cara menghindari perilaku tercela yang bisa muncul dalam
diri suami dan istri.

7. Menjalankan kewajiban masing – masing dengan baik

Cara menjaga rumah tangga dengan baik adalah menggunakan tips menjaga
keharmonisan rumah tangga yaitu suami atau istri seharusnya sudah
mengetahui bagaimana kewajiban masing – masing. Dengan adanya kesadaran untuk
menjalankan perannya dalam keluarga dan kegiatan lainnya maka kondisi rumah tangga
perlahan akan menguat ikatannya. Rumah tangga akan berjalan dengan baik dan
berfungsi penuh ketika suami dan istri saling menyadari kewajiban dan perannya masing
– masing. Juga tidak lupa untuk saling mendukung masing – masing agar mendapatkan
haknya selain kewajiban saja.

11

Downloaded by Akun Palsu (palsu8476@gmail.com)


lOMoARcPSD|20490588

8. Saling menghargai

Adanya rasa untuk mengetahui cara menghargai orang lain benar – benar akan
menjadi landasan yang kokoh pada cara membina rumah tangga. Dengan adanya rasa
saling menghargai maka suami dan istri akan tahu bagaimana perasaan masing – masing
terhadap sesuatu hal tanpa perlu dipaksa untuk mengungkapkannya. Mereka juga akan
lebih mudah mengembangkan rasa empati dan toleransi terhadap satu sama lain.

9. Menerima kekurangan dan kelebihan masing – masing

Kelebihan seseorang biasanya menjadi pelengkap kekurangannya. Ketika


memutuskan untuk menikah seharusnya kita sudah siap untuk menerima kekurangan
pasangan masing – masing. Perlunya kebiasaan saling mengintrospeksi diri dan terus
mencari cara merubah sifat serta cara menjadi pribadi yang baik sangat penting agar
kekurangan suami dan istri dapat diterima oleh satu sama lain dan tidak menjadi masalah
besar dalam sebuah pernikahan.

10. Memelihara kepercayaan terhadap pasangan

Cara menghilangkan rasa curiga terhadap pasangan sangat diperlukan dalam


membina rumah tangga yang sakinah. Suami dan istri tidak bisa rukun bila salah satu
selalu curiga terhadap yang lainnya. Untuk itu diperlukan sikap yang menunjukkan
bahwa masing – masing dapaat dipercaya oleh pasangannya. Misalnya selalu memberi
kabar ketika sedang berkegiatan, mengirim sms, memberi tahu kegiatan masing – masing
untuk sehari – hari, dan banyak lagi.

11. Setia

Sangat penting untuk menjadi pasangan yang setia tentunya. Rumah tangga yang
sakinah tidak akan terwujud jika salah satu pihak atau keduanya tidak dapat bersikap
setia kepada yang lain. Bersikap setia bisa dimulai dengan cara menjaga pandangan
mata terhadap lawan jenis yang ditemui sehari = hari, misalnya di tempat kerja. Dengan
begitu godaan untuk melirik lawan jenis selain pasangan dapat diminimalkan.

12

Downloaded by Akun Palsu (palsu8476@gmail.com)


lOMoARcPSD|20490588

Pada intinya, cara membina keluarga sakinah akan terletak pada bagaimana suami
dan istri menerapkan nilai – nilai agama dalam rumah tangganya. Jika keduanya sepakat
untuk menerapkan nilai Islami sebagai pedoman dan tuntunan dalam berumah tangga,
maka tujuan untuk mendapatkan rumah tangga yang sakinah akan tercapai. Jika sebuah
rumah tangga berhasil berjalan dengan sakinah, mawaddah dan warohmah, hal itu akan
memberikan kebaikan bagi semua orang yang terlibat di dalamnya.

2.5 PENYELESAIAN PERSELISIHAN KELUARGA ISLAM

Dalam berumah tangga, semua orang berharap agar tetap bisa bahagia dan tidak memiliki
masalah. Keluarga harmonis adalah salah satu tujuan pernikahan dalam islam. Namun terkadang
sebagai seorang manusia, kita tidak luput dari kesalahan. Kesalahan yang dilakukan dalam
keluarga bisa memicu terjadinya konflik dalam keluarga dan ini bisa berakibat fatal terutama jika
dibiarkan berlarut-larut bahkan bisa mengakibatkan hancurnya rumah tangga dan keluarga.
Beberapa masalah bisa mempengaruhi kehidupan rumah tangga dan sebaiknya baik suami
maupun istri harus bisa menyikapi dengan kepala dingin.

Penyebab Konflik Keluarga

Berikut ini adalah beberapa hal yang bisa memicu konflik dalam rumah tangga :

1. Cemburu
Cemburu memang tanda cinta namun cemburu berlebihan bisa menimbulkan konflik
dalam keluarga. Istri maupun suami bisa saling mencemburui dan terkadang hal ini sulit
untuk dihindari. Sebaiknya pahami dulu situasi dan siapa yang anda cemburui karena bisa
jadi kecemburuan tersebut tidak beralasan. Rasa percaya pada pasangan adalah dasar dari
rumah tangga yang harmonis. Selain itu, cemburu juga bisa dihindari dengan saling menjaga
perasaan baik suami maupun istri. Tidak hanya berlaku pada pasangan suami istri, anak pun
bisa merasa cemburu satu sama lain terutama jika sang anak merasa ia diperlakukan secara
tidak adil oleh orangtuanya.

2. Perbedaan pendapat
Setiap kepala mesti memiliki perbedaan pendapat, terlebih pasangan suami istri.
Perbedaan pendapat bisa muncul kapan saja dan bahkan menyangkut hal-hal kecil. Perbedaan
pendapat ini sebaiknya disikapi dengan kepala dingin dan bicarakan baik-baik untuk
mendapatkan solusi yang tepat.

13

Downloaded by Akun Palsu (palsu8476@gmail.com)


lOMoARcPSD|20490588

3. Masalah ekonomi
Dewasa ini dimana materialisme sedang merajalela, masalah ekonomi sering menjadi
momok bagi kehidupan rumah tangga seseorang. Tidak heran jika kita sering menyaksikan
pemberitaan di televisi atau di koran dimana seorang suami tega membunuh istrinya karena
sang istri terlalu banyak menuntut dan begitu juga sebaliknya, Naudzubillah hal ini sebaiknya
dihindari karena bagaimanapun rezeki yang kita dapatkan datangnya dari Allah SWT dan
cobalah untuk mengerti keadaan masing-masing dengan tetap berusaha mencari jalan
keluarmya. Perlu diketahui bahwa sudahh merupakan kewajiban suami terhadap istri untuk
memenuhi segala kebutuhannya dan suami harus berusaha sekuat tenaga untuk
melakukannya, namun apabila sang suami sudah berusaha dan tidak mendapatkan hasil yang
maksimal, istri harus menerima dan bersabar.

4. Privasi
Masalah privasi juga bisa memicu konflik dalam keluarga. Seorang anak biasanya ingin
agar privasinya dihargai dan tidak ingin terlalu dikekang oleh orangtua. Orangtua yang
terlalu mengekang anak akan membuat sang anak tidak merasa nyaman dan biasanya ia akan
memberontak dikemudian hari. Memang sebagai orangtua sebaiknya mengawasi dan
menjaga anaknya namun berikan juga ruang privasi untuknya dimana ia bisa melakukan
segala sesuatu namun dalam konteks yang positif.

5. Perbedaan agama
Tidak jarang dalam satu keluarga kita menemui anggota keluarga yang berbeda
keyakinan atau agama. Konflik bisa saja terjadi namun bisa dihindari jika setiap anggota
keluarga menghormati perbedaan keyakinan tersebut.

6. Kurangnya kasih sayang


Siapapun baik suami, istri maupun anak dalam sebuah keluarga akan merasa tidak
dihargai jika kurang mendapatkan rasa kasih sayang. Anak yang kurang mendapat perhatian
orangtuanya karena sibuk bekerja bisa merasa kesepian dan akhirnya ia akan menuntut hal
lain. Hal ini bisa menjadi konflik dalam keluarga. Tengok saja kasus yang banyak menimpa
anak-anak saat ini dimungkinkan karena kurangnya pengawasan dan perhatian dari
orangtuanya.

7. Kurangnya komunikasi
Keluarga yang terlalu sibuk dengan urusannya dan pekerjaan masing-masing dan tidak
memiliki waktu untuk berkomunikasi dengan baik dapat menimbulkan kesalahpahaman dan
memicu terjadinya konflik. Sebagaimana kita ketahui bahwa komunikiasi yang baik adalah
kunci terjaganya keharmonisan dalam keluarga maka dari itu setiap anggota keluraga harus
bisa menjaga komunikasi dengan anggota keluarga yang lain.

8. Perselingkuhan
Perselingkuhan dalam rumah tangga adalah hal yang haram dilakukan oleh pasangan
suami istri manapun dan bisa mengarah pada perbuatan zina. Perselingkuhan bisa
menimbulkan konflik yang besar dalam keluarga bahkan memicu timbulnya perceraian atau
jatuhnya talak (baca juga hukum talak dan perbedaan talak satu, dua dan tiga).
Perselingkuhan bisa terjadi manakala suami memiliki wanita idaman lain ataupun sang istri
yang berhubungan dengan pria lain. Perilaku istri yang menjalin hubungan dengan pria lain

14

Downloaded by Akun Palsu (palsu8476@gmail.com)


lOMoARcPSD|20490588

dapat dikategorikan sebagai perilaku nusyuz atau membangkang pada suami (baca ciri-ciri
istri durhaka terhadap suami) dan perbuatan ini sangat dibenci oleh Allah SWT Tidak hanya
istri, suamipun bisa berselingkuh dan itu adalah salah satu ciri-ciri suami durhaka terhadap
istri.

Cara Mengatasi Konflik Keluarga

Penyebab-penyebab konflik tersebut sebisa mungkin dihindari dan apabila terjdi konflik dalam
keluarga anda maka simak penjelasan berikut ini bagaimana cara mengatasi konflik keluarga
terutama dalam pandangan islam :

1. Bicarakan masalah yang muncul diwaktu yang tepat dan usahakan agar saat
membicarakan masalah tersebut tidak dalam keadaan marah. Setiap masalah pasti ada
solusinya dan hanya perlu dibicarakan dengan baik. Sebaiknya hindari membicarakan
masalah yang berat saat larut malam atau saat pasangan maupun anak sedang melakukan
aktifitas yang lain, hal ini bisa memicu timbulnya konflik baru dalam keluarga.

2. Usahakan agar anda membicarakan masalah dengan lemah lembut dan tanpa kata-kata
yang bisa menyakiti hati anggota keluarga yang akan anda ajak bicara dan
berterusteranglah. Jangan berbohong (baca bahaya berbohong) memaki, menyebut nama
dengan nada yang keras maupun melakukan kekerasan fisik. Hal tersebut tidak akan
menyelesaikan masalah justru akan memperparah konflik yang sedang terjadi. Ingatlah
juga bahwa seorang istri harus selalu menuruti perintah suaminya.

3. Pikirkan jalan keluar yang terbaik yang bisa diambil oleh semua pihak dengan saling
menghormati pendapat masing-masing. Bila perlu mintalah nasihat mediator atau orang
lain yang kiranya cukup berpengalaman dan dianggap memiliki kemampuan untuk
meredakan masalah yang terjadi dengan mengambil jalan tengah.

4. Lakukan hal yang telah disepakati bersama dan berusahalah untuk menepatinya karena
jalan keluar yang telah disepakati bersama adalah keputusan terbaik yang bisa diambil
untuk menyelesaikan konflik dalam rumah tangga dan berusahalah untuk
selalu membangun rumah tangga dalam islam dan dilandasi dengan dasar agama yang
kuat.

15

Downloaded by Akun Palsu (palsu8476@gmail.com)


lOMoARcPSD|20490588

5. Istri yang nusyuz hendaknya diberi nasihat oleh suami dan jika perlu suami dapat
memberikannya hukuman agar ia bisa kembali kejalan yang benar dan memiliki ciri-ciri
istri shalehah sebagaimana firman Allah dalam surat An Nisa ayat 34 yang berbunyi:
ٰ ‫ٱلصل ِٰح ُت ٰقَنِ ٰتَ ٌت ٰحف‬
‫ِظلّ ۡلغَيۡ ِب بِ َما‬
‫ضت‬ َ‫ت‬ َ َ ّٰ َ‫َوبِ َما أَنفَقُوْا م ِۡن أَمۡ َٰولِ ِه ۡۚم ف‬ َ ۡ‫ض َل ٱلُّ بَع‬
ۡ‫ض ُه ۡم َعلَ ٰى بَع‬
‫ض‬ ّ َ‫ون َعلَى ٱلنّ َسا ِء بِ َما ف‬َ ‫ال قَ ّٰو ُم‬ُ ‫ّر َج‬
ۗ‫يل‬ َ ۖ ۡ ُ ّٰ ۚ َ
‫ُن فَ ِإ ۡن أ َطعۡ نَ ُك ۡم فَ َل تَبۡ ُغوْا َعلَيۡ ِه ّن َسبِ ل‬ ۡ ‫اج ِع َو‬
ّ ‫ٱض ِربُوه‬ ِ ‫ض‬ َ ‫ُن فِي ٱل َم‬ ّ ‫ُن فَعِظوه‬
ّ ‫ُن َو ۡٱه ُج ُروه‬ ّ ‫وزه‬َ ‫ون نُ ُش‬َ ُ‫ِظ ٱلُّ َوٱلتِي تَ َخاف‬ ‫َحف‬
َ
‫ان َعلِي ّٗا كبِي ٗرا‬ َ َّ
َ ‫إِ ّن ٱل ك‬

“Kaum pria adalah pemimpin bagi kaum wanita, karena Allah telah melebihkan
sebagian mereka (pria) atas sebagian yang lain (wanita), dan karena mereka (pria) telah
menafkahkan sebagian dari harta mereka. Maka dari itu, wanita yang salihah ialah yang
taat kepada Allah subhanahu wa ta’alaagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada,
karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kalian khawatirkan
nusyuznya, maka nasihatilah mereka, dan jauhilah mereka di tempat tidur, dan pukullah
mereka. Jika mereka menaati kalian, janganlah kalian mencari-cari jalan untuk
menyusahkan mereka. Sesungguhnya Allah Mahatinggi lagi Mahabesar.”

Meskipun demikian suami tetap tidak boleh melakukan kekerasan fisik seperti memukul
dengan keras, menampar wajahnya dan hal lain yang bisa menyakiti istrinya sebagaimana
hadist berikut: “Kamu harus memberi makan kepadanya sesuai yang kamu makan, kamu
harus memberi pakaian kepadanya sesuai kemampuanmu memberi pakaian, jangan
memukul wajah, jangan kamu menjelekannya, dan jangan kamu melakukan boikot
kecuali di rumah.” (HR. Ahmad)

16

Downloaded by Akun Palsu (palsu8476@gmail.com)


lOMoARcPSD|20490588

BAB 3

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Tidak dapat dipungkiri bahwa keluarga adalah batu bata pertama untuk
membangun istana masyarakat muslim dan merupakan madrasah iman yang diharapkan dapat
mencetak generasi-generasi muslim yang mampu meninggikan kalimat Allah di muka bumi. Bila
pondasi ini kuat lurus agama dan akhlak anggota maka akan kuat pula masyarakat dan akan
terwujud keamanan yang didambakan. Sebalik bila tercerai berai ikatan kePluarga dan kerusakan
meracuni anggota-anggota maka dampak terlihat pada masyarakat bagaimana kegoncangan
melanda dan rapuh kekuatan sehingga tidak diperoleh rasa aman..

Menurut ajaran Islam membentuk keluarga Islami merupakan kebahagiaan dunia akherat
juga merupakan salah satu tujuan dari pembinaan keluarga dalam islam. Kepuasan dan
ketenangan jiwa akan tercermin dalam kondisi keluarga yang damai, tenteram, tidak penuh
gejolak. Bentuk keluarga seperti enilah yang dinamakan keluarga sakinah. Keluarga demikian ini
akan dapat tercipta apabila dalam kehidupan sehari-harinya seluruh kegiatan dan perilaku yang
terjadi di dalamnya diwarnai dan didasarkan dengan ajaran agama

Mewujudkan keluarga sakinah adalah dambaan setiap manusia ,Dalam bahasa Arab, kata
Sakinah di dalamnya terkandung arti tenang, terhormat, aman, merasa dilindungi, penuh kasih
sayang, mantap dan memperoleh pembelaan. Mawaddah adalah jenis cinta membara, yang
menggebu-gebu kasih sayang pada lawan jenisnya (bisa dikatakan mawaddah ini adalah cinta
yang didorong oleh kekuatan nafsu seseorang pada lawan jenisnya).Rahmah adalah jenis cinta
kasih sayang yang lembut, siap berkorban untuk menafkahi dan melayani dan siap melindungi
kepada yang dicintai. Rahmah lebih condong pada sifat qolbiyah atau suasana batin yang
terimplementasikan pada wujud kasih sayang, seperti cinta tulus, kasih sayang, rasa memiliki,
membantu, menghargai, rasa rela berkorban, yang terpancar dari cahaya iman. Demikianlah
bentuk keluarga yang sempurna di dalam Islam, yang semua hal didasarkan pada bimbingan al-
Qur’ān dan as-Sunnah.

17

Downloaded by Akun Palsu (palsu8476@gmail.com)


lOMoARcPSD|20490588

3.2 SESI TANYA-JAWAB

Pertanyaan :

1. Hingie : Maksud dari zuriat yang banyak dalam memilih wanita?

2. Chindy : Bila dijodohkan bagaimana bisa untuk mewujudkan keluarga yang sakinah
mawadah warrahmah?

3. Aulia : Apa pendapat kalian mengenai laki-laki yang baik akan mendapatkan perempuan yang
baik begitupun sebaliknya?

4. Febryan : Apakah sebagai istri tidak boleh memberi Pwin nya sedikit

6. Irwan : Misalnya ada suami punya istri 2 dan suami harus berlaku adil. Bagaimana bisa
mewujudkan keluarga samawa?

7. April : Jika ada suami mualaf, bagaimana cara membimbing istrinya?

Jawaban :

1. Maksudnya dalam memilih perempuan kita sebagai laki-laki harus memilih perempuan
yang akan kita nikahi dalam artian subur, artinya perempuan tersebut masih bisa
menghasilkan keturunan yang banyak.
2. Dalam perjodohan tidak akan mungkin langsung dinikahi oleh orang tua kita,dan pastinya
kita akan dikenalkan terlebih dahulu dengan orang yang akan dijodohkan dengan kita
tersebut. Yang paling pertama kita lakukan yaitu menerima terlebih dahulu pasangan
tersebut dengan sepenuh hati sebelum dinikahi. Jika hal tersebut telah dilakukan maka
nikahi lah pasangan tersebut dan melandasi ikatan keluarga dengan Islam dan saling
mengajarkan.
3. Pendapat tersebut terdapat pada QS. An-nur ayat 26 :

‫ات‬ ّ ‫ُو َن ل‬
ِ َ‫ِلطيّب‬ ّ ‫ْن َو‬
ْ ‫الطيّب‬ ّ ‫ات ل‬
َ ‫ِلطيّبِي‬ ّ ‫ــو َن لِلْ َخبِيْثاَ ِت َو‬
ُ َ‫الطيّب‬ ْ ُ‫لخبِيْث‬ َ ‫اَلْخـَبِيـْثــاَ ُت لِلْ َخبِيْثـِي‬.
َ ‫ْن َو ْا‬

18

Downloaded by Akun Palsu (palsu8476@gmail.com)


lOMoARcPSD|20490588

“Wanita-wanita yang tidak baik untuk laki-laki yang tidak baik, dan laki-laki yang tidak baik
adalah untuk wanita yang tidak baik pula. Wanita yang .baik untuk lelaki yang baik dan lelaki
yang baik untuk wanita yang baik.” (QS. An Nur:26)

4. Jika suami berperilaku salah maka istri boleh saja berpendapat kepada suami tersebut,
tetapi dengan artian tidak melebihi batas artinya dengan berkata lemah lembut kepada
suaminya. Dalam hal untuk kebaikan bersama juga istri boleh juga berpendapat kepada
suami, misalnya dalam menentukan nama yang akan diberikan kepada anak namun
keputusan diberikan kepada suami.
5. Artinya kita sebagai laki-laki harus memilih wanita yang meminta mas kawinnya sedikit
kepada kita, dengan artian wanita tersebut meminta menikah dengan kita bukan semata-
mata karena harta kita dan karena wanita tersebut ingin menikahi kita karena mencintai
kita dengan tulus.
6. Jika ada seorang lelaki yang memiliki 2 istri yang tentunya harus menyikapi kedua istri
tersebut dengan baik dan bijaksana dengan tidak berat kesebelah pihak. Yang paling
utama dilakukan yaitu jujur, karena dengan sekali melakukan kebohongan akan
menimbulkan keburukan-keburukan yang lainnya. Hal seperti itu sama dengan yang
harus dilakukan oleh seorang lelaki yang beristri 2.
7. Jika ada sepasang suami-istri yang ternyata suaminya tersebut seorang mualaf, maka
seorang istri juga harus bisa membimbing suaminya dalam hal ibadah dan kebaikan-
kebaikan lainnya yang terdapat dalam Islam. Namun, disini juga seorang suami tetap saja
harus menjadi seorang pemimpin dalam rumah tangga dalam hal lainnya selain ibadah,
jadi sepasang suami-istri tersebut dapat saling melengkapi.

19

Downloaded by Akun Palsu (palsu8476@gmail.com)


lOMoARcPSD|20490588

DAFTAR PUSTAKA

https://dalamislam.com/info-islami/keluarga-dalam-islam

https://dalamislam.com/hukum-islam/pernikahan/keluarga-sakinah-mawaddah-wa-rahmah

http://www.mishba7.com/2015/10/pengertian-sakinah-mawaddah-warahmah-pernikahan.html

https://www.elmina.id/tujuan-membentuk-keluarga-islami/

http://referensi-dunia.blogspot.co.id/2015/05/dasar-pembentukan-keluarga-dalam-islam.html

http://konsultasi-hukum-online.com/2013/06/pembentukan-keluarga-menurut-alquran/

http://makalahbu.blogspot.co.id/2016/03/konsep-keluarga-menurut-islam.html

http://cahaya-salim.blogspot.co.id/2011/10/pembinaan-keluarga-menurut-perspektif.html

https://hijapedia.com/cara-menyelesaikan-konflik-dalam-keluarga-menurut-islam/

https://dalamislam.com/hukum-islam/pernikahan/konflik-dalam-keluarga

20

Downloaded by Akun Palsu (palsu8476@gmail.com)

Anda mungkin juga menyukai