Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sistem pengadministrasian pada dasarnya telah disyariatkan oleh Islam, hal

ini bertujuan untuk lebih memudahkan bagi manusia khususnya bagi umat Islam

dalam melakukan suatu kegiatan, baik itu yang sifatnya pribadi ataupun menyangkut

masalah kepentingan umum.

Di Negara Indonesia yang menganut sistem demokrasi, dari rakyat oleh rakyat dan

untuk rakyat sistem pengadministrasian juga diperkuat dan dipermudah dengan

dikeluarkannya berbagai macam aturan baik itu Perundang-undangan, Keputusan

Presiden, Peraturan Pemerintah, Keputusan Menteri dan bahkan sampai kepada

Peraturan yan sipatnya lokal yang hanya berlaku di suatu wilayah atau daerah yang

lebih kita kenal dengan PERDA atau Peraturan Daerah.

Kantor Urusan Agama (KUA) yang merupakan salah satu kantor

pemerintahan yang membawahi segala macam yang berkaitan dengan masalah agama

yang berada diwilayah lingkungan Kecamatan atau bahkan bisa dikatakan Kantor

Pemerintahan dilingkungan wilayah Kementerian Agama terendah yang berada dan

diakui oleh Negara Republik Indonesia. Kantor Urusan Agama (KUA) tidak bisa

lepas dari sistem pengadministrasian sebagai salah satu bukti pentingnya diadakan

pembukuan. Pada dasarnya Kantor Urusan Agama (KUA) membukukan atau

1
mengadministrasiakan semua hal yang barkaitan dengan Agama, Baik itu Islam,

Kristen, Hindu, Budha, Konghucu. Namun pada kenyataannya Kantor Urusan Agama

(KUA) lebih terfokus terhadap sistem pengadministrsian yang berkaitan dengan

masalah yang terjadi di dalam Agama Islam, seperti halnya pengadministrasian

Pernikahan, Rujuk, BP4 atau Badan Penyuluhan Pelestarian dan penasehatan

Perkawinan, zakat, wakaf dan Ibadah sosial lainya, pengadministrasian Kemasjidan,

pengadministrasian Haji dan Umroh. (Bimbingan Keagamaan di Pedesaan : 2000)

Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Lengkong yang merupakan salah

satu Kantor Urusan Agama (KUA) yang berada di lingkungan wilayah Kementerian

Agama Kabupaten Sukabumi juga tidak bisa lepas dengan sistem pengadministrasian

sebagai bukti melaksanakan syariat Islam dan juga taat dan patuh terhadap segala

macam aturan tang berlaku dan berkembang di Negara Indonesia.

B. Tugas Pokok dan Fungsi Satuan Kerja

Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Lengkong yang berada di

lingkungan wilayah Kementerian Agama Kabupaten Sukabumi pada dasarnya

memiliki tugas dan fungsi yang sama dengan Kantor Urusan Agama (KUA) lainya.

Hal ini sebagaimana diatur di dalam Keputusan Menteri Agama Nomor 373 Tahun

2002 tentang Organisasi dan Tata Terja Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi

dan Kantor Kementerian Agama Kabupaten / Kota. Disamping itu juga diperkuat

dengan Keputusan Menteri Agama Nomor 10 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas,

Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Kementerian Agama.

2
Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Lengkong merupakan salah satu

Kantor Urusan Agama (KUA) yang cukup lama keberadaannya dibawah Kementerian

Agama Kabupaten Sukabumi. Adapun masyarakat Kecamatan Lengkong mayoritas

memeluk Agama Islam dengan mata pencaharian sebagai petani dan pekebun.

Sedangkan untuk keberadaan geografis Kecamatan Sagaranten merupakan daerah

pertanian dan perkebunan dengan keadaan lokasinya sangat terjal dan bergelombang.

Adapun batas-batas Kecamatan Lengkong adalah :

Sebelah Barat Berbatasan dengan Kecamatan Simpenan

Sebelah Timur Berbatasan dengan Kecamatan Pabuaran

Sebelah Selatan Berbatasan dengan Kecamatan Waluran

Sebelah Utara Berbatasan dengan Kecamatan Jampangtengah

Kecamatan Lengkong terdiri dari 5 Desa terdiri dari desa Cilangkap, Lengkong,

Tegallega, Neglasari dan Langkapjaya.

C. Identifikasi Masalah

Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Lengkong pada dasarnya tidak akan

jauh berbeda dengan Kantor Urusan Agama (KUA) lainya mengenai permasalahan-

permasalah yang terjadi baik itu dari segi finansial, materi, kasus, kemasyarakatan,

organisasi, hubungan baik (relationship), komunikasi dengan kantor pemerintahan

lainnya atau segala macam permasalah-permasalah keagamaan yang terjadi dan

berkembang dimasyarakat yang beraneka ragam dengan berbagai macam perbedaan

dan kehidupan sosial yang beraneka ragam.

3
D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, tugas pokok dan fungsi satuan kerja,

identifikasi masalah di atas, maka penulis merumuskan masalah yang terjadi di dalam

sistem pengadministrasian pada Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Lengkong.

Adapun rumusan masalah yang akan dibahas di dalam karya ilmiah ini adalah :

1. Apa yang menjadi masalah atau hambatan dalam sistem pengadministrasian pada

Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Lengkong?

2. Bagaimana cara pemecahan atau jalan keluar dari permasalahan sistem

administrasi yang terjadi di lingkungan Kantor Urusan Agama (KUA)

Kecamatan Lengkong?

3. Bagaimana rencana kerja yang akan dilakukan oleh Kantor Urusan Agama

(KUA) Kecamatan Lengkong untuk lebih meningkatkan kualitas pelayanan

terhadap masyarakat yang berkaitan dengan tugas dan fungsi Kantor Urusan

Agama (KUA) Kecamatan Lengkong?

E. Pokok Masalah

Yang menjadi pokok masalah yang akan dibahas dalam karya ilmiah ini tidak

terlepas dari keberadaan Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Lengkong untuk

lebih menciptakan sistem kerja yang lebih nyaman dan teratur sehingga hasilnya akan

lebih meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat khususnya masyarakat

4
Kecamatan Lengkong dan umumnya bagi semua pihak yang mempunyai hubungan

dan kepentingan terhadap Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Lengkong.

Adapun pokok masalah yang akan dibahas di dalam karya ilmiah ini adalah :

1. Masalah atau hambatan dalam sistem pengadministrasian pada Kantor Urusan

Agama (KUA) Kecamatan Lengkong.

2. Pemecahan atau jalan keluar dari permasalahan sistem administrasi yang terjadi

di lingkungan Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Lengkong.

3. Rencana kerja yang akan dilakukan oleh Kantor Urusan Agama (KUA)

Kecamatan Lengkong untuk lebih meningkatkan kualitas pelayanan terhadap

masyarakat yang berkaitan dengan tugas dan fungsi Kantor Urusan Agama

(KUA) Kecamatan Lengkong.

F. Kerangka Pemikiran

Sistem pengadministrasiaan pada Kantor urusan Agama merupakan suatu

keharusan untuk lebih mentertibkan mengenai hukum perdata yang ada dan berlaku

di Indonesia. Disamping itu juga untuk lebih memperyakin dan menenangkan

kehidupan yang sipatnya menyangkut hukum suatu keluarga atau family law, dalam

tatanan dunia pendidikan kita kenal dengan hukum syariah yang mana didalamnya

membahas mengenai berbagai macam disiplin ilmu yang kaitannya dengan hukum

perdata. Seperti halnya membahas mengenai muamalah, perkawinan, waris, zakat,

wakaf, jinayah, syasah beserta hukum yang terkait didalamnnya.

5
Maka dengan itu perlu kiranya apabila dibentuk suatu badan yang

menampung dan mewilayahi mengenai hukum tersebut yang mana hukum perdata

sangat erat kaitannya dengan kehidupan manusia dan juga peribadahan manusia, baik

itu ibadah mahdhoh maupun ibadah goer mahdhoh. Maka dengan itu atas usulan K.

H. Abu dardin, K. H. Soleh Su’ady dan M. Sukoso Wijosaputro pada tanggal 03

Januari 1946 Kementerian Agama berdiri. Dengan berdirinya Kementerian Agama

maka dibentuk pula lembaga-lembaga pembatu lainnya seperti halnya Kantor Urusan

Agama sebagai tangan terdepan dan terdekat dengan masyarakat pada umumnya.

Keputusan Menteri Agama Nomor 373 tahun 2002 tentang organisasi dan Tata

kerja Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi dan Kantor Kementerian Agama

Kabupaten / Kota menjadi titik tolak untuk lebih mengaktifkan peran Kantor Urusan

Agama di Kecamatan Kota maupun Kabupaten.

Kantor Urusan Agama sebagai ujung tombak harus senantiasa menjalankan

tugasnya dengan baik dan benar sebagai pelayan masyarakat dalam hal

pengadministrasiaan bukti-bukti hukum yang terjadi di masyarakat, baik itu bukti

hukum dalam hal pernikahan, zakat, wakaf, rujuk, dan lain sebagainya yang berkaitan

dengan hukum perdata sesuai dengan kekuasaan relatip dan kekuasaan absolut yang

menjadi tugas dan tanggung jawabnya.

G. Sistematika Penulisan

1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian dan penulisan karya ilmiah

ini adalah studi kasus. Metode ini digunakan untuk mendeskrifsikan suatu

6
satuan analisis terhadap suatu masalah secara utuh. Dalam metode ini

diutamakan keunikan dan ketidak sesuiaan dari peristiwa yang terjadi pada

permasalahan tersebut, bukan generalisasi dari sejumlah satuan analisis.

Metode ini berbeda dengan metode survei yang membutuhkan data

yang cukup banyak, karena digunakan untuk melakukan penarikan

kesimpulan secara umum (generalisasi) dari sampel yang ditentukan (Cik

Hasan Bisri, 1997: 52). Sehingga hasil yang diperoleh merupakan data

kualitatif bukan kuantitatif.

2. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini disesuaikan dengan objek penelitian.

Adapun yang dijadikan sumber data dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut.

1. Sumber data primer, yaitu dari sumber yang berkaitan langsung dengan

penelitian karya ilmiah ini yaitu Masyarakat, Dinas Instansi lain yang

berada di lingkungan kecamatan Lengkong dan Kementerian Agama

Kabupaten Sukabumi.

2. Sumber data sekunder, yaitu data yang bersifat penunjang dalam

penelitian sebagai pelengkap data. Sumber tersebut berupa buku-buku

(litelatur), Majalah atau jurnal yang berkaitan dengan penelitian yang

dikaji.

7
3. Pengumpulan Data

Berawal dari metode penelitian yang digunakan, yaitu metode studi

kasus yang usaha untuk mendeskripsikan suatu satuan analisis terhadap

beberapa masalah secara utuh, maka jenis data yang diperlukan dalam

penelitian dan pembahasan karya tulis ini adalah:

1. Wawancara (interview). Dalam mengadakan teknik wawancara ini,

diadakan tanya jawab secara terbuka dengan masyarakat dan Instansi

Pemerintahan lainya yang bersangkutan dengan penelitian.

2. Observasi, yaitu penulis mengamati dan meneliti kejadian yang pernah

ada dan benar-benar diketahui.

3. Studi kepustakaan (litelatur), yaitu berupa pengumpulan data yang

diperoleh berdasarkan pada pengkajian dan pencarian dokumen yang

berkaitan dengan penelitian, yakni dengan mendayagunakan informasi

yang terdapat dalam buku-buku, diklat dan yang lainnya.

4. Analisis Data

Pada tahap analisis data, data yang telah terkumpul secara utuh

dimanfaatkan sedemikian rupa untuk menyimpulkan kebenaran-kebenaran

yang dapat dipakai untuk menjawab persoalan-persoalan yang diajukan

dalam penelitian. Selanjutnya analisis data dilakukan pengkajian atau

analisis data secara logis dengan mengungkapkan dalil-dalil baik itu al-

Qur’an maupun al-Hadits, dan juga ditunjang dengan aturan-aturan yang

ada dan berlaku di Indonesia yaitu dengan cara:

8
a. Mengklasifikasikan data sesuai dengan tujuan penelitian.

b. Menafsirkan data yang telah diklasifikasikan berdasarkan kerangka

berpikir. Pada tahap kedua ini, rangkaian pernyataan yang dikemukakan

dalam kerangka berpikir menjadi pedoman dalam cara kerja analisis

data.

c. Menarik kesimpulan dari yang umum kepada yang lebih khusus setelah

terlebih dahulu diterangkan bagian-bagian secara umum.

Anda mungkin juga menyukai